• Tidak ada hasil yang ditemukan

SYSTEM MANAJEMEN RESIKO PROYEK KONSTRUKS

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "SYSTEM MANAJEMEN RESIKO PROYEK KONSTRUKS"

Copied!
45
0
0

Teks penuh

(1)

KATA PENGANTAR

Memperhatikan laporan UNDP (Human Development Report, 2004) yang mencantumkan

Indeks Pengembangan SDM (Human Development Index HDI), Indonesia pada urutan

111, satu tingkat diatas Vietnam urutan 112, jauh dibawah negara-negara ASEAN

terutama Malaysia urutan 59, Singapura urutan 25 dan Australia urutan 3.

Bagi para pemerhati dan khususnya bagi yang terlibat langsung pengembangan Sumber

Daya Manusia (SDM), kondisi tersebut merupakan tantangan sekaligus sebagai modal

untuk berpacu mengejar ketinggalan dan obsesi dalam meningkatkan kemampuan SDM

paling tidak setara dengan negara tetangga ASEAN, terutama menghadapi era

globalisasi.

Untuk mengejar ketinggalan telah banyak daya upaya yang dilakukan termasuk perangkat

pengaturan melalui penetapan undang-undang antara lain :

- UU. No 18 Tahun 1999, tentang : Jasa Konstruksi beserta peraturan pelaksanaannya,

mengamanatkan bahwa per orang tenaga : perencana, pelaksana dan pengawas

harus memiliki sertifikat, dengan pengertian sertifikat kompetensi keahlian atau

ketrampilan, dan perlunya “Bakuan Kompetensi” untuk semua tingkatan kualifikasi

dalam setiap klasifikasi dibidang Jasa Konstruksi

- UU. No 13 Tahun 2003, tentang : Ketenagakerjaan, mengamantakan (pasal 10 ayat

2). Pelatihan kerja diselenggarakan berdasarkan program pelatihan yang mengacu

pada standar kompetensi kerja

- UU. No 20 Tahun 2003, tentang : Sistem Pendidikan Nasional, dan peraturan

pelaksanaannya, mengamanatkan Standar Nasional Pendidikan sebagai acuan

pengembangan KBK (Kurikulum Berbasis Kompetensi).

- PP. No 31 Tahun 2006, tentang : Sistem Pendidikan Nasional, dan peraturan

pelaksanaannya, mengamanatkan Standar Nasional Pendidikan sebagai acuan

pengembangan KBK (Kurikulum Berbasis Kompetensi).

Mengacu pada amanat undang-undang tersebut diatas, diimplementasikan kedalam

konsep Pengembangan Sistem Pelatihan Jasa Konstruksi yang oleh PUSBIN KPK (Pusat

Pembinaan Kompetensi dan Pelatihan Konstruksi) pelaksanaan programnya didahului

dengan mengembangkan SKKNI (Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia), SLK

(Standar Latih Kompetensi), dimana keduanya disusun melalui analisis struktur

kompetensi sektor/sub-sektor konstruksi sampai mendetail, kemudian dituangkan dalam

(2)

Jakarta, November 2007

Kepala Pusat

Pembinaan Kompetensi Pelatihan Konstruksi

Ir. Djoko Subarkah, Dipl. HE NIP. 110 016 435

Modul pelatihan adalah salah satu unsur paket pelatihan sangat pnting karena menyentuh

langsung dan menentukan keberhasilan peningkatan kualitas SDM untuk mencapai

tingkat kompetensi yang ditetapkan, disusun dari hasil inventarsisasi jabatan kerja yang

kemudian dikembangkan berdasarkan SKKNI dan SLK yang sudah disepakati dalam

suatu Konvensi Nasional, dimana modul-modulnya maupun materi uji kompetensinya

disusun oleh Tim Penyusun/Tenaga Profesional dalam bidangnya masing-masing,

merupakan suatu produk yang akan dipergunakan untuk melatih dan meningkatkan

pengetahuan dan kecakapan agar dapat mencapai tingkat kompetensi yang

dipersyaratkan dalam SKKNI, sehingga dapat menyentuh langsung sasaran pembinaan

dan peningkatan kualiatas tenaga kerja konstruksi agar menjadi lebih berkompeten dalam

melaksanakan tugas pada jabatan kerjanya.

Dengan penuh harapan modul pelatihan ini dapat dimanfaatkan dengan baik, sehingga

(3)

PRAKATA

Usaha dibidang Jasa Konstruksi merupakan salah satu bidang usaha yang telah

berkembang pesat di Indonesia, baik dalam bentuk usaha perorangan maupun sebagai

badan usaha skala kecil, menengah dan besar. Untuk itu perlu diimbangi dengan kualitas

pelayanannya. Pada kenyataannya saat ini mutu produk, ketepatan waktu penyelesaian,

dan efisiensi pemanfaatan sumber daya relatif masih jauh dari yang diharapkan. Hal ini

disebabkan oleh beberapa faktor antara lain adalah kesediaan tenaga ahli / terampil dan

penguasaan manajemen yang efisien, kecukupan permodalan serta penguasaan

teknologi.

Masyarakat sebagai pemakai produk jasa konstruksi semakin sadar akan kebutuhan

terhadap produk dengan kualitas yang memenuhi standar mutu yang dipersyaratkan.

Untuk memenuhi kebutuhan produk sesuai kualitas standar tersebut SDM, standar mutu,

metode kerja dan lain-lain.

Salah satu upaya untuk memperoleh produk konstruksi dengan kualitas yang diinginkan

adalah dengan cara meningkatkan kualitas sumberdaya manusia yang menggeluti

pekerjaan konstruksi baik itu pekerjaan jalan dan jembatan, hidro mekanik pekerjaan

sumber daya air maupun untuk pekerjaan di bidang bangunan gedung. Kegiatan

inventarisasi dan analisa jabatan kerja di bidang Cipta Karya telah menghasilkan sekitar 9

(sembilan) Jabatan Kerja, dimana Jabatan Kerja Ahli Muda Manajemen Konstruksi

Bangunan Gedung (Construction Management Of Buildings) merupakan salah satu

jabatan kerja yang diprioritaskan untuk disusun materi pelatihannya mengingat kebutuhan

yang sangat mendesak dalam pembinaan tenaga kerja yang berkiprah dalam Ahli Muda

Manajemen Konstruksi Bangunan Gedung bidang cipta karya.

Materi pelatihan pada jabatan kerja Ahli Muda Manajemen Konstruksi Bangunan

Gedung (Construction Management Of Buildings) ini terdiri dari 3 (tiga) modul

kompetensi umum 7 (tujuh) modul kompetensi inti dan 2 (modul) kompetensi khusus,

yang merupakan satu kesatuan yang utuh yang diperlukan dalam melatih tenaga kerja

yang menggelutiAhli Muda Manajemen Konstruksi Bangunan Gedung (Construction

Management Of Buildings).

Untuk itu dengan segala kerendahan hati, kami mengharapkan kritik, saran dan masukan

guna perbaikan dan penyempurnaan modul ini.

Jakarta, November 2007

Tim Penyusun

(4)

Halaman

KATA PENGANTAR... i

PRAKATA... iii

DAFTAR ISI... iv

SPESIFIKASI PELATIHAN... vi

PANDUAN PEMBELAJARAN... vii

BAB I : PENDAHULUAN ... I-1

1.1.Umum ... I-1

1.2.Ringkasan Modul...

I-3

1.3.Batasan Dan Rentang Variabel ... I-5

1.4.Panduan Penilaian ... I-5

1.4.1. Kualifikasi penilaian ... I-5

1.4.2. Pengetahuan, keterampilan dan sikap perilaku untuk

mendemonstrasikan kompetensi ... I-6

1.4.3. Konteks penilaian ... I-7

1.4.4. Aspek penting penilaian ... I-7

1.5. Sumber Daya Pembelajaran ... I-7

BAB II : IDENTIFIKASI RISIKO PROYEK... II-1

2.1. Umum ... II-1

2.2. Menetapkan Kebijakan Risiko Proyek ... II-1

2.2.1 Input/masukan untuk perencanaan manajemen risiko... II-2

2.2.2 Penggunaan teknik dan cara merencanakan manajemen

Risiko ... II-2

2.2.3 Output/keluaran dari perencanaan manajemen risiko ... II-3

2.3. Penetapan Daftar Risiko Dari Hasil Identifikasi. ... II-3

2.3.1 Input/masukan untuk identifikasi risiko proyek... II-3

2.3.2 Penggunaan teknik dan cara mengidentifikasi risiko ... II-4

2.3.3 Output/keluaran dari identifikasi risiko proyek ... II-5

RANGKUMAN ... II-6

(5)

BAB III: ANALISIS RISIKO PROYEK ... III-1

3.1. Umum ... III-1

3.2. Mengembangkan Analisis Kualitatif ... III-1

3.2.1 Input/masukan untuk analisis kualitatif ... III-1

3.2.2 Penggunaan teknik dan cara untuk analisis kualitatif ... III-2

3.2.3 Output/keluaran dari analisis risiko kualitatif ... ... III-3

3.3. Mengembangkan Analisis Kuantitatif... III-7

3.2.1 Input/masukan untuk analisis kuantitatif ... III-7

3.2.2 Penggunaan teknik dan cara untuk analisis kuantitatif ... III-8

3.2.3 Output/keluaran dari analisis risiko kuantitatif ... ... III-8

RANGKUMAN ... III-9

PELATIHAN / PENILAIAN MANDIRI ... III-10

BAB IV: PENCAMPAIAN HASIL-HASIL PENGELOLAAN RISIKO ... IV-1

4.1. Umum ... IV-1

4.2. Strategi Penanganan Risiko ... IV-1

4.2.1 Input/masukan untuk strategi untuk penanganan risiko.... IV-1

4.2.2 Penggunaan teknik dan cara strategi penanganan

Risiko ... ... IV-2

4.2.3 Output/keluaran dari strategi penanganan risiko ... IV-2

4.3. Monitoring Dan Audit Risiko ... IV-3

4.3.1 Input/masukan untuk monitoring dan audit risiko... IV-4

4.3.2 Penggunaan teknik dan cara monitoring dan audit

Risiko ... ... IV-4

4.3.3 Output/keluaran dari monitoring dan audit risiko. ... IV-5

RANGKUMAN ... IV-7

PELATIHAN / PENILAIAN MANDIRI ... IV-8

(6)

SPESIFIKASI PELATIHAN

A.

TUJUAN UMUM

Tujuan Umum

Pelatihan

Pada akhir pelatihan ini peserta diharapkan mampu mengelola pelaksanaan

proyek konstruksi bangunan gedung.

Tujuan Khusus Pelatihan

Pada akhir pelatihan ini peserta diharapkan mampu:

1. Menerapkan Sistem Manajemen Keselamatan Kesehatan Kerja Proyek /

SMK3(Project Safety & Health Management).

2. Menerapkan Sistem Manajemen Lingkungan Proyek (Project Environmental Management)

3. Menerapkan Sistem Manajemen Keuangan Proyek (Project Financing Management)

4. Menerapkan Sistem Manajemen Ruang Lingkup Proyek (Project Scope Management)

5. Menerapkan Sistem Manajemen Waktu Proyek (Project Time Management)

6. Menerapkan Sistem Manajemen Biaya Proyek(Project Cost Management) 7. Menerapkan Sistem Manajemen Mutu Proyek (Project Quality

Management)

8. Menerapkan Sistem Manajemen Sumber Daya Manusia Proyek (Project Human Resources Management)

9. Menerapkan Sistem Manajemen Komunikasi Proyek (Project Communication Management)

10. Menerapkan Sistem Manajemen Pengadaan Proyek (Project Procurement Management)

11. Menerapkan Sistem Manajemen Risiko Proyek (Project Risk Management) 12.Menerapkan Sistem Manajemen Klaim Proyek (Project Claim

Management)

B.

TUJUAN PEMBELAJARAN

Kode / Judul Modul : Sistem Manajemen Risiko Proyek (Project Risk

Management) mempresentasikan unit kompetensi : “Menerapkan Sistem

(7)

Setelah mempelajari modul, peserta mampu Menerapkan Sistem Manajemen

Risiko (Risk Management)”.

Kriteria Penilaian

Pada akhir pelatihan peserta mampu :

1. Ikut aktif mengidentifikasi risiko proyek 2. Melakukan kegiatan pengawasan risiko.

3. Menyiapkan pencapaian hasil-hasil pengelolaan risiko

PANDUAN PEMBELAJARAN

A. KUALIFIKASI PENGAJAR / INSTRUKTUR

 Instruktur harus mampu mengajar, dibuktikan dengan serfitikat TOT (Training of Trainer) atau sejenisnya.

 Menguasai substansi teknis yang diajarkan secara mendalam.

 Konsisten mengacu SKKNI dan SLK

 Pembelajaran modul-modulnya disertai dengan inovasi dan improvisasi yang relevan dengan metodologi yang tepat.

B. PENJELASAN SINGKAT MODUL

B.1 Modul-modul yang diajarkan di program pelatihan ini :

Nomor

Modul

Kode

Judul Modul

1

CMB – 01

Sistem Manajemen Keselamatan Kesehatan

Kerja Proyek / SMK3

(Project Safety &

Health Management)

2 CMB – 02 Sistem Manajemen Lingkungan Proyek(Project

Environmental Management).

3 CMB – 03 Sistem Manajemen Keuangan Proyek(Project Financing Management)

4 CMB – 04 Sistem Manajemen Ruang Lingkup Proyek (Project

Scope Management).

5 CMB – 05 Sistem Manajemen Waktu Proyek(Project Time

Management).

6 CMB – 06 Sistem Manajemen Biaya Proyek(Project Cost

Management).

7 CMB – 07 Sistem Manajemen Mutu Proyek(Project Quality Management)

8 CMB – 08 Sistem Manajemen Sumber Daya Manusia Proyek (Project HR Management)

(8)

10 CMB – 10 Sistem Manajemen Pengadaan Proyek(Project Procurement Management)

11 CMB – 11 Sistem Manajemen Risiko Proyek(Project Risk

Management)

12 CMB – 12 Sistem Manajemen Klim Proyek(Project Claim Management)

B.2 Uraian Modul

Seri / Judul : CMB-11 / Sistem Manajemen Risiko Proyek (Project Risk Management)

Deskripsi Modul

Sistem Manajemen Risiko Proyek (Project Risk

Management) merupakan salah satu modul untuk membekali seorang Ahli

Muda Manajemen Konstruksi Bangunan Gedung (Construction Management

Of Buildings) dengan harapan dapat : Ikut aktif mengidentifikasi risiko proyek,

Melakukan kegiatan pengawasan risiko, Menyiapkan pencapaian hasil-hasil

pengelolaan risiko.

C. PROSES PEMBELAJARAN

KEGIATAN INSTRUKTUR KEGIATAN PESERTA PENDUKUNG

1. Ceramah : Pembukaan/ Bab I, Pendahuluan

 Menjelaskan tujuan

instruksional umum(TIU) dan Tujuan instruksional khusus (TIK)

 Menjelaskan maksud dan tujuan menerapkan sistem risiko.

 Menjelaskan pengertian menerapkan sistem risiko.

Waktu : 5 menit

 Mengikuti penjelasan TIU dan TIK dengan tekun dan aktif

 Mengikuti penjelasan maksud dan tujuan

menerapkan sistem risiko.

 Mengikuti penjelasan pengertian menerapkan sistem risiko.

 Mengajukan pertanyaan apabila ada yang kurang jelas.

OHT LCD

(9)

KEGIATAN INSTRUKTUR KEGIATAN PESERTA PENDUKUNG

Kebijakan risiko

Penetapan Daftar risiko dari hasil identifikasi

Waktu : 50 menit

instruktur dengan tekun dan aktif.

 Mengajukan pertanyaan apabila ada yang kurang jelas.

3. Ceramah / Demonstrasi : Bab III, Pengawasan risiko

Memberikan penjelasan, uraian atau-pun bahasan mengenai :

Analisis Kualitatif

Analisis Kuantitatif

Waktu : .60 menit

 Mengikuti penjelasan, uraian atau bahasan instruktur dengan tekun dan aktif.

 Mengajukan pertanyaan apabila ada yang kurang jelas.

OHT LCD

4. Ceramah / Demonstrasi : Bab IV Pencampaian hasil-hasil pengelolaan risiko

Memberikan penjelasan, uraian atau-pun bahasan mengenai :

Strategi penanganan risiko

Monitoring dan Audit Risiko

Waktu : 80 menit

 Mengikuti penjelasan, uraian atau bahasan instruktur dengan tekun dan aktif.

 Mengajukan pertanyaan apabila ada yang kurang jelas.

(10)

Mempresentasikan Kode / Judul Unit Kompetensi

Kode : INA.56303.13.09.12.07– Judul :

Sistem Manajemen Resiko

Proyek (

Project Risk Management

)

PELATIHAN

AHLI MANAJEMEN KONSTRUKSI (AHLI MUDA)

(CONSTRUCTION MANAGEMENT)

(11)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Umum

Modul CMB-11: Sistem Manajemen Risiko Proyek (Proyek Risk Management)

mempresentasikan salah satu unit kompetensi dari program pelatihan Ahli Muda

Manajemen Konstruksi Bangunan Gedung (Construction Management)

Sebagai salah satu unsur, maka pembahasannya selalu memperhatikan

unsur-unsur lainnya, sehingga terjamin keterpaduan dan saling mengisi tetapi tidak terjadi

tumpang tindih (overlapping) terhadap unit-unit kompetensi lainnya yang

dipresentasikan sebagai modul-modul relevan, Kebijakan risiko ditetapkan,

perencanaan risiko sesuai dengan kebijakan risiko ditetapkan, Daftar risiko dari

hasil identifikasi ditetapkan, untuk kepentingan masukan terhadap manajemen

ruang lingkup, jadwal, biaya, mutu, komunikasi, Sumberdaya, pengadaan, K3,

lingkungan, cash flow, pekerjaan tambah kurang dan kinerja proyek, Daftar risiko

hasil identifikasi di kembangkan dengan analisis kualitatif dan diketahuinya peristiwa

risiko, akibat risiko, kemungkinan risiko, faktor positif, rating akibat, rating

kemungkinan, level risiko dan prioritas risiko, Daftar risiko hasil analisis kualitatif di

kembangkan dengan analisis kuantitatif dan diketahuinya peristiwa risiko, akibat

risiko, kemungkinan risiko, faktor positif, rating akibat, rating kemungkinan, level

risiko dan prioritas risiko, Strategi penanganan risiko ditetapkan (risiko negatif atau

ancaman dipilih dihindari, ditransfer, dikurangi), (risiko positif atau peluang dipilih

exploit, share, ditingkatkan), (strategi penanganan sebagai cadangan), Monitoring

dan audit dilakukan secara pro aktif sepanjang umur proyek dengan hasil sesuai

rencana penanganan risiko untuk risiko non kritis didokumentasikan termasuk risiko

sisa dan risiko yang baru timbul

Adapun unit-unit kompetensi untuk mendukung kinerja efektif yang diperlukan

kualifikasi Ahli Muda Manajemen Konstruksi Bangunan Gedung (Construction

(12)

KELOMPOK KOMPETENSI UMUM :

NO. KODE UNIT JUDUL UNIT KOMPETENSI

1. INA.56303.13.09.01.07

Menerapkan Sistem Manajemen

Keselamatan Kesehatan Kerja Proyek

/SMK3 (Project Safety & Health

Management)

2. INA.56303.13.09.02.07

Menerapkan Sistem Manajemen

Lingkungan Proyek (Project

Environmental Management)

3. INA.56303.13.09.03.07

Menerapkan Sistem Manajemen

Keuangan Proyek (Project Financing Management)

KELOMPOK KOMPETENSI INTI :

NO. Kode Unit Judul Unit Kompetensi

4. INA.56303.13.09.04.07

Menerapkan Sistem Manajemen Ruang

Lingkup Proyek (Project Scope

Management)

5. INA.56303.13.09.05.07

Menerapkan Sistem Manajemen Waktu

Proyek(Project Time Management)

6. INA.56303.13.09.06.07 Menerapkan Sistem Manajemen Biaya Proyek(Project Cost Management)

7. INA.56303.13.09.07.07 Menerapkan Sistem Manajemen Mutu

Proyek(Project Quality Management)

8. INA.56303.13.09.08.07

Menerapkan Sistem Manajemen

Sumber Daya Manusia Proyek (Project

Human Resources Management)

9. INA.56303.13.09.09.07

Menerapkan Sistem Manajemen

Komunikasi Proyek (Project

Communication Management)

10. INA.56303.13.09.10.07

Menerapkan Sistem Manajemen

Pengadaan Proyek (Project

(13)

KELOMPOK KOMPETENSI KHUSUS :

NO. Kode Unit Judul Unit Kompetensi

11. INA.56303.13.09.11.07

Menerapkan Sistem Manajemen

Risiko Proyek (Project Risk

Management)

12. INA.56303.13.09.12.07 Menerapkan Sistem Manajemen Klim

Proyek (project Claim Management)

1.2. Ringkasan Modul

Ringkasan modul ini disusun konsisten dengan tuntunan atau isi unit kompetensi

ada judul unit, elemen kompetensi dan KUK (Kriteria Unjuk Kerja) dengan uraian

sebagai berikut:

a. Judul unit :

Sebuah unit mengacu kepada kebutuhan kompetensi yang apabila digunakan

dalam suatu situasi kerja secara logika dapat berdiri sendiri, judul / title unit

dapat diungkapkan dalam istilah hasil yang harus dicapai (biasanya

menggunakan kata kerja operasional)

b. Deskripsi unit :

Merupakan informasi tambahan terhadap judul unit yang menjelaskan atau

mendeskripsikan pengetahuan, ketrampilan, dan sikap perilaku kerja yang

dibutuhkan dalam rangka mencapai standar kompetensi seperti yang

diungkapkan dalam judul unit.

c. Elemen kompetensi :

Mengidentifikasikan tugas-tugas yang harus dikerjakan untuk mencapai

kompetensi berupa pernyataan yang menunjukkan komponen-komponen

pendukung unit kompetensi.

d. Kriteria unjuk kerja :

Menggambarkan kegiatan yang harus dikerjakan untuk memperagakan

kompetensi secara jelas dan terukur disetiap elemen, apa yang harus dikerjakan

pada waktu dinilai dan apakah syarat-syarat dari elemen dipenuhi (berbentuk

kalimat pasif dan berfungsi alat penilaian)

Adapun unit kompetensi yang dipresentasikan dalam modul ini sebagai

(14)

1. KODE UNIT : INA.56303.13.09.11.07

2. JUDUL UNIT : Menerapkan Sistem Manajemen Risiko

Proyek(Project Risk Management)

3. DESKRIPSI UNIT : Unit kompetensi ini mencakup pengetahuan,

keterampilan dan sikap perilaku yang

diperlukan untuk mampu menerapkan

Keahlian dalam Manajemen Risiko Proyek

(Project Risk Management)

ELEMEN KOMPETENSI KRITERIA UNJUK KERJA

1. Ikut aktif mengidentifikasi

risiko proyek

1.1 Kebijakan risiko ditetapkan,

perencanaan risiko sesuai dengan

kebijakan risiko ditetapkan

1.2 Daftar risiko dari hasil identifikasi

ditetapkan, untuk kepentingan masukan

terhadap manajemen ruang lingkup,

jadwal, biaya, mutu, komunikasi,

Sumberdaya, pengadaan, K3,

lingkungan, cash flow, pekerjaan

tambah kurang dan kinerja proyek.

2. Melakukan kegiatan

pengawasan risiko

2.1 Daftar risiko hasil identifikasi di

kembangkan dengan analisis kualitatif

dan diketahuinya peristiwa risiko, akibat

risiko, kemungkinan risiko, faktor positif,

rating akibat, rating kemungkinan, level

risiko dan prioritas risiko.

2.2 Daftar risiko hasil analisis kualitatif di

kembangkan dengan analisis kuantitatif

dan diketahuinya peristiwa risiko, akibat

risiko, kemungkinan risiko, faktor positif,

rating akibat, rating kemungkinan, level

(15)

ELEMEN KOMPETENSI KRITERIA UNJUK KERJA

3. Menyiapkan pencapaian

hasil-hasil pengelolaan

risiko

3.1 Strategi penanganan risiko ditetapkan

(risiko negatif atau ancaman dipilih

dihindari, ditransfer, dikurangi), (risiko

positif atau peluang dipilih exploit,

share, ditingkatkan), (strategi

penanganan sebagai cadangan)

3.2 Monitoring dan audit dilakukan secara

pro aktif sepanjang umur proyek

dengan hasil sesuai rencana

penanganan risiko untuk risiko non kritis

didokumentasikan termasuk risiko sisa

dan risiko yang baru timbul.

Sewaktu menulis dan menguraikan isi modul secara detail betul-betul konsisten

mengacu tuntutan elemen kompetensi dan masing-masing KUK (Kriteria Unjuk

kerja) yang sudah dianalisis indikator kinerja / keberhasilan (IUK)

Berangkat dari IUK (Indikator Unjuk kerja/keberhasilan) yang pada dasarnya

sebagai tolok ukur alat penilaian, diharapkan uraian detail setiap modul pelatihan

berbasis kompetensi betul-betul menguraikan pengetahuan keterampilan dan

sikap kerja yang mendukung terwujudnya IUK sehingga, dapat dipergunakan

untuk melatih tenaga kerja yang hasilnya jelas, lugas dan terukur.

1.3. Batasan / Rentang Variabel

Adapun batasan atau rentang variable untuk unit kompetensi ini adalah :

1. Kompetensi ini diterapkan dalam tim proyek kerja pelaksana pekerjaan

konstruksi

2. Dokumen kontrak secara lengkap harus tersedia

3. Ketentuan dan peraturan daerah setempat yang berkaitan dengan

pelaksanaan pekerjaan dapat dikumpulkan

4. Perlengkapan dan pengolahan data proyek dengan komputer diaplikasikan

1.4. Panduan Penilaian

Untuk membantu menginterpresentasikan dan menilai unit kompetensi dengan

mengkhususkan petunjuk nyata yang perlu dikumpulkan untuk memperagakan

kompetensi sesuai tingkat kecakapan yang digambarkan dalam sikap kriteria unjuk

(16)

- Pengetahuan, keterampilan dan sikap kerja yang dibutuhkan untuk seseorang

dinyatakan kompeten pada tingkatan tertentu.

- Ruang lingkup pengujian menyatakan dimana, bagaimana dan dengan metode

apa pengujian seharusnya dilakukan.

- Aspek penting dari pengujian menjelaskan hal-hal pokok dari pengujian dan

kunci pokok yang perlu dilihat pada waktu pengujian.

1.4.1. Kualifikasi Penilaian

a. Penilaian harus kompeten paling tidak tentang unit-unit kompetensi

sebagai assesor (penilai) antara lain :

 Merencanakan penilaian, termasuk mengembangkan MUK (Materi Uji Kompetensi)

 Melaksankan penilaian dan

 Mereview Penilaian.

b. Penilaian juga harus kompeten tentang teknis substansi dari unit-unit

yang akan didemonstrasi dan bila ada syarat-syarat industri

perusahaannya lainnya muncul bias disyaratkan untuk :

 Mengetahui praktek-praktek / kebiasaan industri / perusahaan yang ada sekarang dalam pekerjaan atau peranan yang kinerjanya sedang

dinilai.

 Memperaktekkan kecakapan inter-personal seperlunya yang diperukan dalam proses penilaian.

c. Rincian Opsi-opsi untuk menggunakan penilai yang memenuhi syarat

dalam berbagai konteks tempat kerja dan institusi. Opsi-opsi tersebut

termasuk :

 Penilai di tempat kerja yang kompeten substansi yang relevan dan dituntut memiliki pengetahuan tentang praktek-praktek/ kebiasaan

industri / perusahaan yang ada sekarang

 Suatu panel penilai yang didalmnya termasuk paling sedikit satu orang yang kompeten dalam kompetensi subtansial yang relevan

 Pengawas tempat kerja dengan kompetensi dan pengalaman subtansial yang relevan yang disarankan oleh penilai eksternal yang

(17)

Sumber daya penilaian harus divalidasi untuk menjamin bahwa penilaian

dapat mengumpulkan informasi yang cukup valid dan terpercaya untuk

membuat keputusan penilaian berdasar standar kompetensi.

Adapun acuan untuk melakukan penilaian yang tertuang dalam SKKNI

adalah sebagai berikut :

1.4.2. Pengetahuan, keterampilan dan sikap perilaku untuk

mendemonstrasikan kompetensi

terdiri dari :

1. Perencanaan risiko dan kebijakan risiko.

2. Identifikasi risiko dan analisis risiko

3. Penanganan risiko dan monitoring

1.4.3. Konteks Penilaian

1. Penilaian harus mencakup melakukan peragaan memperagakan dan

mempraktekkan dalam pekerjaan sebenarnya

2. Unit ini dapat dinilai di dalam maupun di luar tempat kerja yang

menyangkut pengetahuan teori

3. Unit ini harus didukung oleh serangkaian metode untuk menilai

pengetahuan dan ketrampilan yang ditetapkan dalam Materi Uji

Kompetensi (MUK)

1.4.4. Aspek Penting Penilaian

1. Ketelitian dan kecermatan alam tugas pekerjaan dilokasi dan lingkungan

pekerjaan dijalankan.

2. Kemampuan melakukan pemecahan persoalan mengacu dan ditetapkan

sesuai ketentuan dokumen kontrak.

1.5. Sumber Daya Pembelajaran

Sumber daya pembelajaran di kelompokkan menjadi 3 (tiga) yaitu :

a. Sumber daya pembelajaran teori :

- OHT dan OHP(Over Head Projector)atau LCD dan Lap top.

- Ruang kelas lengkap dengan fasilitasnya.

- Materi pembelajaran.

- Fasilitator

b. Sumber daya pembelajaran praktek :

- PC/ Lap top bagi yang familiar dengan komputer atau kalkulator bagi yang

(18)

- Alat tulis, kertas dan lain-lain yang diperlukan untuk membantu peserta

pelatihan dalam menghitung dan merencanakan manajemen konstruksi

bangunan gedung.

c. Sumber daya manusia/kualifikasi Pengajar/Instruktur : seperti yang dijelaskan

pada Panduan Pembelajaran halaman vii

- Kualifikasi Instruktur harus mampu mengajar, dibuktikan dengan serfitikat

TOT(Training of Trainer)atau sertifikat keahlian atau sejenisnya.

(19)

BAB II

IDENTIFIKASI RISIKO PROYEK

2.1.

UMUM

Risiko adalah ketidak pastian (uncertainty) yang mungkin melahirkan peristiwa

kerugian (loss) menurut A. Abas Salim, Risiko adalah probabilitas suatu hasil/

outcome yang berbeda dengan yang diharapkan menurut Herman Darmawi,

Resiko adalah efek kumulatif dari pada kemungkinan adanya uncertainty yang

akan berdampak positif atau negatif terhadap sasaran proyek, menurut standar

Australia/New Zealand 4360:2004. Dalam kontek manajemen proyek, risiko

adalah efek kumulatif dari terjadinya kejadian yang tidak pasti yang bersifat

adversal/merugikan dan mempengaruhi tujuan proyek menurut Wideman R Max,

Risiko merupakan suatu kejadian dari suatu proses busines atau proyek, dimana

manusia yang mengelolanya tidak dapat memperhitungkan dengan pasti dampak

maupun besaran yang ditimbulkannya menurut Project Management Institute ®

sedangkan Manajemen risiko didefinisikan suatu proses yang sistematis didalam

mengidentifikasi, menganalisis dan menyelesaikan masalah risiko yang akan

terjadi pada proyek, termasuk memaksimalkan probabilitas dan konsekuensi dari

kejadian yang positif dan meminimalkan probabilitas dan konsekuensi dari kejadian

yang kurang baik terhadap tujuan proyek menurut Project Management Institute®

PMBOK® a guide to the Project management body of knowledge third edition

2004.

Untuk mensukseskan tujuan dari manajemen risiko yang pertama tama adalah

menetapkan Perencanaan manajemen risiko yang baik.

2.2.

MENETAPKAN KEBIJAKAN RISIKO PROYEK

Perencanaan manajemen risiko sangat penting untuk menjamin bahwa tingkatan,

jenis dan kelayakan dari manajemen risiko setara dengan risiko dan kepentingan

proyek pada suatu organisasi, menyediakan sumberdaya dan waktu yang cukup

terhadap kegiatan manajemen risiko dan untuk menetapkan dasar diterimanya

evaluasi risiko. Menetapkan kebijakan risiko didalam perencanaan manajemen

(20)

2.2.1 INPUT/MASUKAN UNTUK PERENCANAAN MANAJEMEN RISIKO

2.2.1.1 Faktor Lingkungan Perusahaan

Sikap dan toleransi risiko dari organisasi dan orang orang yang terlibat dalam

proyek akan mempengaruhi rencana manajemen proyek.

2.2.1.2 Proses yang dimiliki Perusahaan/instansi

Organisasi terlebih dahulu melakukan pendekatan terhadap manajemen risiko

seperti : mengkategorikan risiko, mendefinisikan konsep dan terminologi,

standar template, aturan dan tanggung jawab dan tingkat kewenangan untuk

mengambil keputusan.

2.2.1.3 Pernyataan Cakupan Proyek

Memuat secara detail dari deliverable proyek dan persyaratan pekerjaan untuk

menciptakan deliverable tersebut.

2.2.1.4 Rencana Manajemen Proyek

Menggambarkan bagaimana proyek dilaksanakan, dimonitor, dikontrol dan

ditutup.

Ringkasan dari tingkatan atau detail dan terdiri dari satu atau lebih cabang

suatu rencana dan komponen lain.

2.2.2 PENGGUNAAN TEKNIK DAN CARA MERENCANAKAN MANAJEMEN RISIKO

2.2.2.1 Analisis Hasil Rapat Perencanaan

 Anggota team proyek inti termasuk Project Manager, stakeholder, dan siapa saja didalam organisasi yang diberikan tanggung jawab untuk

mengelola perencanaan risiko, dan pelaksanaan kegiatan mengadakan

rapat untuk mengembangkan rencana manajemen risiko

 Mengembangkan Elemen risiko biaya dan jadwal sebagai masukan Project budget dan Schedule.

 Menugaskan penanggung jawab risiko.

(21)

 Keluaran dari kegiatan ini akan diringkaskan pada Rencana manajemen risiko.

2.2.3 OUTPUT/KELUARAN DARI PERENCANAAN MANAJEMEN RISIKO

2.2.3.1 Perencanaan Manajemen Risiko Proyek

Bagaimana manajemen risiko distrukturkan dan dilaksanakan pada proyek.

Perencanaan Manajemen Risiko Proyek meliputi berikut ini :

 Metodologi

 Peran dan tanggung jawab

 Anggaran

 Waktu

 Kategori risiko

 Definisi dari probabilitas risiko dan dampak

 Probabilitas dan dampak secara matrik

 Toleransi daristakeholders

 Format laporan

 Penelusuran

2.3.

PENETAPAN DAFTAR RISIKO DARI HASIL IDENTIFIKASI

Menentukan risiko yang mungkin berdampak pada proyek dan dokumen dari

karakteristiknya.

Partisipan didalam kegiatan risk identifikasi : Manajer Proyek, anggota tim proyek,

tim manajemen risiko (jika sudah ada), pakar dari luar tim proyek, pelanggan,

pengguna, Manajer Proyek lain, stakeholders, Ahli manajemen risiko.

Identifikasi risiko dilakukan dengan proses berulang ulang, sebab risiko baru

mungkin dapat timbul sepanjang kemajuan proyek melalui life cycle

2.3.1 INPUT/ MASUKAN UNTUK IDENTIFIKASI RISIKO PROYEK

2.3.1.1 Faktor Lingkungan Perusahaan

Informasi penerbitan, termasuk database komersial, studi akademis,

banchmarking, studi dari industri lain juga berguna didalam mengidentifikasi

(22)

2.3.1.2 Proses yang dimiliki Perusahaan/instansi

Informasi pada proyek sebelumnya mungkin ada pada filenya, termasuk data

aktual danlessons learned.

2.3.1.3 Pernyataan Cakupan Proyek

Asumsi proyek ada di project scope statement.

Ketidak pastian didalam asumsi proyek harus dievaluasi sebagai penyebab yang

potensial terhadap risiko proyek.

2.3.1.4 Rencana Manajemen Risiko

Sebagai masukan untuk proses identifikasi dengan menempatkan aturan dan

tanggung jawab, ketepatan kegiatan manajemen risiko kedalam budget dan

schedule, dan kategori risiko yang mana kadang kadang dinyatakan dalam RBS

(Risk Beakdown Structure)

2.3.1.5 Rencana Manajemen Proyek

Didalam proses Risk identification juga membutuhkan suatu pengertian tentang

schedule, cost, dan quality management plans didapat didalam project

management plan.

Untuk mengidentifikasi kemungkinan adanya risiko berada diseluruh proyek,

diperlukan mereview proses keluaran dari Knowledge area lain.

2.3.2 PENGGUNAAN TEKNIK DAN CARA UNTUK MENGIDENTIFIKASI RISIKO

2.3.2.1 Peninjauan Ulang Dokumen

Bentuk dari review dilaksanakan terhadap dokumen proyek, termasuk

perencanaan, asumsi, file proyek yang lalu, dan informasi lain.

Kualitas perencanaan, konsisten antara perencanaanya dengan persyaratan dan

asumsi dapat digunakan sebagai indator risiko proyek.

2.3.2.2 Teknik Pengumpulan Informasi

 Brainstorming = Kategori risiko RBS(Risk Breakdown Structure)

(23)

 Root cause identification = mempertajam definisi risiko.

 SWOT analysis = menguji proyek dari setiap SWOT prespective 2.3.2.3 Analisis Daftar Simak

Dapat dikembangkan berdasarkan Historical information dan knowledge yang

digunakan pada proyek yang mirip terdahulu dan sumber informasi lain. Level

terbawah dari RBS dapat digunakan. Harus direview terus menerus.

2.3.2.4 Analisis Asusmsi

Pemahaman, yang dikembangkan berdasarkan hipotesa, skenario atau asumsi.

Analisis asumsi sebagai alat untuk menggali keabsahan dari asumsi

Mengidentifikasi risiko proyek yang belum akurat , tidak konsisten, atau belum

lengkap dengan asumsi, Asumsi sementara dianggap benar.

2.3.2.5 Teknik menggunakan Diagram

Cause-and-effect diagrams/Diagram sebab akibat

System or process flow charts/ sistem atau bagan alir proses

Influence diagrams/ diagram pengaruh

2.3.3 OUTPUT / KELUARAN DARI IDENTIFIKASI RISIKO PROYEK

2.3.3.1 Daftar Risiko

 Daftar Risiko yang telah teridentifikasi

 Daftar Potensi Penanggulangan risiko

 Asal dan Sebab risiko

(24)

RANGKUMAN

Sebelum melakukan kegiatan identifikasi risiko, terlebih dahulu melakukan perencanaan

dengan menetapkan kebijakan risiko dan mengeluarkan Perencanaan Manajemen Risiko.

Perencanaan manajemen risiko sangat penting untuk menjamin bahwa tingkatan, jenis

dan kelayakan dari manajemen risiko setara dengan risiko dan kepentingan proyek pada

suatu organisasi, diproses dengan masukan / input : (a) Faktor Lingkungan Perusahaan

(b) Proses yang dimiliki Perusahaan/instansi , (c) Pernyataan Cakupan Proyek, (d)

Rencana Manajemen Proyek diproses dengan teknik dan cara : (a) Analisis Hasil Rapat

Perencanaan, sehingga mengeluarkan hasil dari perencanaan manajemen risiko proyek

yaitu bagaimana manajemen risiko distrukturkan dan dilaksanakan pada proyek.

Langkah berikutnya adalah mengidentifikasi risiko yang dilakukan dengan proses

berulang ulang yang input/masukannya adalah (a) Faktor Lingkungan Perusahaan, (b)

Proses yang dimiliki Perusahaan/instansi, (c) Pernyataan Cakupan Proyek , (d) Rencana

Manajemen Risiko

, (e)

Rencana Manajemen Proyek. Kemudian diproses dengan menggunakan teknik dan cara (a) Peninjauan Ulang Dokumen , (b) Teknik Pengumpulan

Informasi, (c) Analisis Daftar Simak , (d) Analisis Asusmsi , (e) Teknik menggunakan

Diagram . sehingga mengeluarkan output suatu Daftar Risiko yang berisi (a) Daftar Risiko

yang telah teridentifikasi , (b) Daftar Potensi Penanggulangan risiko, (c) Asal dan Sebab

(25)

PELATIHAN/PENILAIAN MANDIRI

Latihan atau penilaian mandiri menjadi sangat penting untuk mengukur diri atas

tercapainya tujuan pembelajaran yang disampaikan oleh para pengajar/instruktur, maka

pertanyaan dibawah ini perlu dijawab secara cermat, tepat dan terukur.

Kode/Judul Unit Kompetensi :

INA.56303.13.09.11.07:Menerapkan sistim Manajemen Risiko Proyek (Project Risk

Management)

Soal :

No. Elemen Kompetensi/KUK

(Kriteria Unjuk Kerja)

Daftar Pertanyaan Untuk Latihan/

Penilaian Mandiri

1. Berperan dalam

meng-identifikasi risiko proyek

1.1 Kebijakan risiko ditetapkan,

perencanaan risiko sesuai

dengan kebijakan risiko

ditetapkan

1.1.1 Siapa yang menetapkan Kebijakan

risiko?

1.1.2 Terdiri apa saja Perencanaan

Manajemen Risiko?

1.1.3 Setelah Perencanaan risiko

kemudian apa langkah

selanjutnya?

1.2 Daftar risiko dari hasil

identifikasi ditetapkan, untuk

kepentingan masukan

terhadap manajemen ruang

lingkup, jadwal, biaya, mutu,

komunikasi, Sumberdaya,

pengadaan, K3, lingkungan,

cash flow, pekerjaan tambah

kurang dan kinerja proyek.

1.2.1 Daftar risiko awal hasil dari

Identifikasi memuat ketentuan apa

saja ?

1.2.2 Apa manfaat daftar risiko hasil

Identifikasi?

1.2.3 Setelah memiliki daftar risiko

kemudian apa langkah

(26)

BAB III

ANALISIS RESIKO PROYEK

3.1.

UMUM

Perusahaan/ organisasi bisa meningkatkan kinerja proyek secara efektif dengan

fokus pada resiko prioritas tinggi/ekstrim. Dengan analisis resiko kualitatif menilai

prioritas resiko yang teridentifikasi dengan menggunakan probabilitas

kemungkinan kejadian yang berdampak pada sasaran proyek jika betul-betul

terjadi resiko dan faktor yang akan berdampak adalah kerangka waktu, toleransi

resiko terhadap batasan biaya, schedule, lingkup, dan mutu. Tingkat probabilitas

dan dampak, dapat dilakukan melalui interview seorang ahli yang nantinya bisa

membantu membetulkan data yang saat ini sering digunakan untuk proses.

Evaluasi dari mutu ketersediaan pada resiko proyek juga membantu menilai resiko

proyek .

Analisis resiko kualitatif biasanya berhubungan dengan biaya yang efektif yang

digunakan untuk perencanaan penanganan resiko, dan dilakukan peninjauan

ulang sepanjang siklus proyek yang memerlukan masukan rencana manajemen

resiko dan daftar resiko.

3.2.

MENGEMBANGKAN ANALISIS KUALITATIF

Methode untuk membuat prioritas identifikasi resiko untuk langkah berikutnya

seperti Quantitative risk analysis atau Risk response planning. Organisasi dapat

meningkatkan kinerja proyek secara efektif dengan fokus pada resiko

prioritas-tinggi dengan menggunakan probabilitas kejadiannya, dan dampak terhadap

tujuan proyek jika resiko benar terjadi.

3.2.1 INPUT/MASUKAN UNTUK ANALISIS KUALITATIF

3.2.1.1 Proses yang dimiliki Perusahaan/instansi

Data tentang resiko pada proyek yang lalu dan pembelajaran dari pengetahuan

dasar dapat digunakan dalam proses Qualitative risk analysis.

(27)

cenderung mempunyai ketidak pastian lebih. Hal ini dapat dievaluasi dengan

menguji Project scope statement.

3.2.1.3 Rencana Manajemen Proyek

Elemen kunci dari risk management plan untuk Qualitative risk analysis meliputi

aturan dan pertanggungjawaban untuk melaksanakan manajemen resiko,

penganggaran, jadwal kegiatan manajemen resiko, risk categories, definisi dari

probability dan impact, probability & impact matrix, revised stakeholders’ risk

tolerances juga enterprise environmental factors.

3.2.1.4 Daftar Resiko

 Daftar Resiko yang telah teridentifikasi

 Daftar Potensi Penanggulangan resiko

 Asal dan Sebab resiko

 Kategori resiko yang terkinikan.

3.2.2 PENGGUNAAN TEKNIK DAN CARA UNTUK ANALISIS KUALITATIF

3.2.2.1 Probabilitas resiko dan penilaian dampak

Probabilitas penilaian resiko menyelidiki likelihood (kemungkinan) setiap resiko

yang akan terjadi.

Risk impact assessment menyelidiki dampak yang berpotensial pada sasaran

proyek seperti waktu, biaya, scope, atau quality termasuk dampak negative

terhadap kelemahan dan positive untuk kesempatan.

Resiko yang mempunyai rating probabilitas rendah dan dampak tidak dirating,

akan tetapi termasuk dalam watchlist untuk monitoring.

(28)

Tabel 3.1

Nilai Score untuk resiko khusus Ancaman

Tabel 3.2

Nilai Score untuk resiko khusus Peluang

Risk Score for a Specific Risk

Probability 0.9 0.7 0.5 0.3 0.1 Threats

0.05 0.09 0.18 0.36 0.72

0.04 0.07 0.14 0.28 0.56

0.03 0.05 0.10 0.20 0.40

0.02 0.03 0.06 0.12 0.24

0.01 0.01 0.02 0.04 0.08

0.05 0.10 0.20 0.40 0.80

Impact(Ratio Scale)on an Objective (e.g. Cost, Time, Scope or Quality)

Red = High risk

Yellow = Moderate risk

Green = Low risk

Probability scale : 0.0 (no Probability), 1.0 (certainty)

Risk Score for a Specific Risk

Opportunities 0.05 0.09 0.18 0.36 0.72 0.04 0.07 0.14 0.28 0.56 0.03 0.05 0.10 0.20 0.40 0.02 0.03 0.06 0.12 0.24 0.01 0.01 0.02 0.04 0.08 0.05 0.10 0.20 0.40 0.80

Impact(Ratio Scale)

(29)

Tabel 3.3

Matrik Analisis Resiko (4X4)

Tabel 3.4

Matrik Analisis Resiko (4X3)

Tabel 3.5

Matrik Analisis Resiko (3X3)

T M M R C. Moderat M R R R D. Kecil E T M M B. Besar E E T T

A. Sangat Besar Kemungkinan (Likelihood) T M M R C. Moderat M R R R D. Kecil E T M M B. Besar E E T T

A. Sangat Besar Kemungkinan (Likelihood)

Akibat(Consequences)

Minor 1 Moderat 2 Major 3 Malapetaka 4

E = Risiko Ekstreme

T = Risiko Tinggi

M = Risiko Moderat

R = Risiko Rendah

E T M R B. Moderat E M R R C. Kecil E E T M A. Besar Kemungkinan (Likelihood) E T M R B. Moderat E M R R C. Kecil E E T M A. Besar Kemungkinan (Likelihood) Akibat(Consequences)

Minor 1 Moderat 2 Major 3 Malapetaka 4

E = Risiko Ekstreme

T = Risiko Tinggi

M = Risiko Moderat

R = Risiko Rendah

T M R B. Moderat M R R C. Kecil T T M A. Besar Kemungkinan (Likelihood) T M R B. Moderat M R R C. Kecil T T M A. Besar Kemungkinan (Likelihood) Akibat(Consequences)

Minor 1 Moderat 2 Major 3

(30)

Tabel 3.6

Level Resiko 3 Tingkat

Tabel 3.7 Ukuran Kualitative untuk

Kemungkinan(Likelihhod)– 5 Rating

3.2.2.3 Kualitas Penilaian Data Resiko

Suatu qualitative risk analysis memerlukan keakuratan data dan tidak bias jika

kredibel.

Menganalisis kualitas data resiko adalah teknik untuk mengevaluasi derajat

data resiko yang akan bermanfaat untuk manajemen resiko.

Menguji terhadap pemahaman, keakuratan, kualitas, keandalan dan integritas

data tentang resiko.

3.2.2.3 Kategori Resiko

Resiko proyek dapat dikategorikan dengan mengetahuinya sumber resiko (dapat

Cukup dengan prosedur rutin. Risiko RENDAH

R

Dibutuhkan perhatian

manajemen (yang ditetapkan secara spesifik) Risiko MODERAT M Dibutuhkan perhatian manajemen senior Risiko TINGGI T

Cukup dengan prosedur rutin. Risiko RENDAH

R

Dibutuhkan perhatian

manajemen (yang ditetapkan secara spesifik) Risiko MODERAT M Dibutuhkan perhatian manajemen senior Risiko TINGGI T

Level Risiko Perlakuan

Kemungkinan besar dapat terjadi Besar

II

Sama kemungkinannya antara terjadi atau tidak terjadi

Sedang III

Kemungkinan kecil dapat terjadi Kecil

IV

Dipastikan akan sangat tidak mungkin terjadi

Sangat kecil V

Dipastikan akan sangat mungkin terjadi Sangat besar

I

Kemungkinan besar dapat terjadi Besar

II

Sama kemungkinannya antara terjadi atau tidak terjadi

Sedang III

Kemungkinan kecil dapat terjadi Kecil

IV

Dipastikan akan sangat tidak mungkin terjadi

Sangat kecil V

Dipastikan akan sangat mungkin terjadi Sangat besar

I

(31)

Tabel 3.8

Contoh : Risk Breakdown Structure

3.2.2.4 Penilaian Pentingnya Resiko

Indikasi dari prioritas meliputi pengaruh waktu penanganan resiko, gejala, tanda

bahaya dan risk rating.

3.2.3 OUTPUT/ KELUARAN UNTUK ANALISIS RESIKO KUALITATIF

3.2.3.1 Daftar Resiko (diperbaharui)

Risk Register aktif sepanjang proses Identifikasi resiko.

Di-update dengan informasi dari Qualitative Risk Analysis meliputi :

 Daftar rangking dan prioritas resiko proyek .

 Resiko dikelompokan sesuai kategori resiko.

 Daftar resiko yang diperlukan untuk penanganan pada tahap berikutnya.

 Daftar resiko untuk analisis tambahan dan daftar penanganan.

 Daftar prioritas resiko rendah.

 Trend hasil analisis resiko kualitatif.

Technical External

The Risk Breakdown Structure (RBS) lists the categories and sub -categories within which risks may arise for a typical project. Different RBSs will be appropriate for different types of projects and different types of organizations. One benefit of this appr oach is to remind participants in a risk identification exercise of the many sources from which proj ect risk may arise.

Requirements

Technology

Complexity & Interface

Performance & Reliability

Quality

Subcontractor & Suppliers

Regulatory

Market

Customer

Weather

Project Dependencies

Resources

Founding

Prioritization

Estimating

Planning

Controlling

Communication

Organizational Project

(32)

3.3. MENGEMBANGKAN ANALISIS KUANTITATIF

Menganalisis secara angka dampak pada keseluruhan sasaran hasil proyek dari

resiko yang di identifikasi.

Suatu proses dengan analisis numeric terhadap pengaruh sasaran proyek yang

resikonya teridentifikasi.

Dilaksanakan pada resiko yang telah dibuat prioritas dari proses Qualitative Risk

Analysis. Proses menggunakan teknik Monte Carlo simulation dan Decision tree

analysis.

3.3.1 INPUT/MASUKAN UNTUK MENGEMBANGKAN ANALISIS KUANTITATIF

3.3.1.1 Proses yang dimiliki Organisasi/Instansi

Informasi dari proyek serupa yang telah selesai. Resiko proyek dipelajari dengan

bantuan Risk specialists dan data base yang tersedia dari industri atau sumber

yang sesuai.

3.3.1.2 Pernyataan Cakupan Proyek

Memuat secara detail dari deliverable proyek dan persyaratan pekerjaan untuk

menciptakan deliverable tersebut.

3.3.1.3 Rencana Manajemen Resiko

Elemen kunci dari risk management plan untuk quantitative risk analysis meliputi

aturan dan tanggungjawab dalam pelaksanaan manajemen resiko, anggaran,

schedule kegiatan manajemen resiko, kategori resiko (RBS) dan stakeholder s’

risk tolerance yang telah direvisi.

3.3.1.4 Daftar Resiko

Item kunci dari risk register untuk Quantitative Risk Analysis meliputi daftar

identifikasi resiko, ranking, prioritas dan risk categories.

3.3.1.5 Rencana Manajemen Proyek

Meliputi :

 Rencana manajemen waktu Proyek

(33)

Tabel 3.9

Contoh : Ukuran Kuantitatif untuk akibat,

Consequences – 5 rating

3.3.2 PENGGUNAAN TEKNIK DAN CARA ANALISIS KUANTITATIVE

3.3.2.1 Pengumpulan Data dan Teknik sampling

 Interview

 Distribusi probabilitas

 Kebijakan pakar

3.3.2.2 Analisis Resiko Kuantitatif dan Teknik Modeling

 Sensitivity analysis

 Expected monetary value analysis

 Decision tree analysis

 Modeling and simulation

3.3.3 OUTPUT/ KELUARAN DARI ANALISIS RESIKO KUANTITATIF

3.3.3.1 Daftar Resiko (diperbaharui)

Risk Register aktif sepanjang proses Identifikasi resiko.

Diupdate dengan informasi dari Qualitative Risk Analysis kemudian diupdate lagi

dalam Quantitative Risk Analysis meliputi :

 Analisis Probabilitas Proyek

 Probabilitas tercapainya sasaran biaya, dan waktu.

 Daftar prioritas resiko yang telah dihitung.

 Trend hasil analisis resiko kuantitatif.

> 0.2% s/d 0.4% deviasi target > 1% s/d 2%

deviasi target > 3% s/d 6%

deviasi target > 5% s/d 10%

deviasi target 2. Minor

> 0.4% s/d 0.6% deviasi target > 2% s/d 3%

deviasi target > 6% s/d 9%

deviasi target > 10% s/d 15%

deviasi target 3. Medium

> 0.6% s/d 0.8% deviasi target > 3% s/d 4%

deviasi target > 9% s/d 12%

deviasi target > 15% s/d 20%

deviasi target 4. Major

> 0.8% deviasi target > 4% deviasi

target > 12% s/d 15%

deviasi target diatas 20% deviasi

target 5. Malapetaka

(Catastrophic)

s/d 0.2 % deviasi target

s/d 1% deviasi target s/d 3% deviasi

target s/d 5% deviasi

target 1. Tidak Signifikan Sasaran IV Sasaran III Sasaran II Sasaran I

> 0.2% s/d 0.4% deviasi target > 1% s/d 2%

deviasi target > 3% s/d 6%

deviasi target > 5% s/d 10%

deviasi target 2. Minor

> 0.4% s/d 0.6% deviasi target > 2% s/d 3%

deviasi target > 6% s/d 9%

deviasi target > 10% s/d 15%

deviasi target 3. Medium

> 0.6% s/d 0.8% deviasi target > 3% s/d 4%

deviasi target > 9% s/d 12%

deviasi target > 15% s/d 20%

deviasi target 4. Major

> 0.8% deviasi target > 4% deviasi

target > 12% s/d 15%

deviasi target diatas 20% deviasi

target 5. Malapetaka

(Catastrophic)

s/d 0.2 % deviasi target

s/d 1% deviasi target s/d 3% deviasi

target s/d 5% deviasi

target 1. Tidak Signifikan Sasaran IV Sasaran III Sasaran II Sasaran I

(34)

RANGKUMAN

Setelah di Identifikasi dan mengeluarkan Daftar Resiko yang menetapkan prioritas resiko,

maka perlu di analisis dengan Kualitatif yang akan mengeluarkan Daftar Resiko baru yang

memperbaharui Daftar Resiko hasil Identifikasi.

Selanjutnya dimungkinkan untuk di analisis dengan cara Kuantitatif yang juga

mengeluarkan Daftar Resiko yang telah diperbaharui dari hasil Daftar Resiko Kualitatif.

Organisasi dapat meningkatkan kinerja proyek secara efektif dengan fokus pada resiko

prioritas-tinggi dengan menggunakan probabilitas kejadiannya, dan dampak terhadap

tujuan proyek jika resiko benar terjadi.

Setelah terdapat daftar resiko yang didapat dari hasil identifikasi maka langkah

selanjutnya adalah menganalisis dengan kualitatif dengan proses masukan (a) Proses

yang dimiliki Perusahaan/instansi, (b) Pernyataan Cakupan Proyek, (c) Rencana

Manajemen Proyek , (d) Daftar Resiko yang diproses dengan teknik dan cara sebagai

berikut : (a) Probabilitas resiko dan penilaian dampak, (b) Matrik Probabilitas dan

dampak , (c) Kualitas Penilaian Data Resiko, (d) Kategori Resiko, (e) Penilaian

Pentingnya Resiko yang kemudian akan menghasilkan keluaran : (a) Daftar Resiko

(diperbaharui) Berikutnya adalah menganalisis dengan kuantitatif dengan masukan : (a)

Proses yang dimiliki Organisasi/ Instansi ,(b) Pernyataan Cakupan Proyek , (c) Rencana

(35)

LATIHAN/PENILAIAN MANDIRI

Latihan atau penilaian mandiri menjadi sangat penting untuk mengukur diri atas

tercapainya tujuan pembelajaran yang disampaikan oleh para pengajar/ instruktur, maka

pertanyaan dibawah ini perlu dijawab secara cermat, tepat dan terukur.

Kode/Judul Unit Kompetensi :

INA.56303.13.09.11.07 : Menerapkan sistim Manajemen Resiko Proyek (Project

Resiko Management)

Soal :

No. Elemen Kompetensi/KUK

(Kriteria Unjuk Kerja)

Daftar Pertanyaan Untuk Latihan/ Penilaian Mandiri

2. Melakukan kegiatan

pengawasan resiko

2.1 Daftar resiko hasil identifikasi

di kembangkan dengan

analisis kualitatif dan diketahuinya peristiwa resiko, akibat resiko, kemungkinan resiko, faktor positif, rating akibat, rating kemungkinan, level resiko dan prioritas resiko.

2.1.1 Apa manfaat daftar resiko?

2.1.2 Dari mana Daftar Resiko didapat?

2.1.3 Apakah daftar resiko sudah bisa dijadikan sebagai beban biaya?

2.2 Daftar resiko hasil analisis kualitatif di kembangkan dengan analisis kuantitatif dan diketahuinya peristiwa resiko, akibat resiko, kemungkinan resiko, faktor positif, rating akibat, rating kemungkinan, level resiko dan prioritas resiko.

2.2.1. Apa maksud dari analisis kualitatif?

2.2.2. Apa maksud dari analisis kuantitatif?

(36)

BAB IV

PENCAPAIAN HASIL-HASIL PENGELOLAAN RESIKO

4.1.

UMUM

Hasil analisis baik kualitatif maupun kuantitatif menjadi acuan didalam

merencanakan strategi penanganan resiko.

Akibat (consequences), kemungkinan (likelihood), rating akibat, rating

kemungkinan, tingkat resiko dan prioritas resiko menjadi perhatian didalam

mengambil keputusan dalam penanganan resiko, namun akan mencapai sasaran

apabila opsi tanggapan dan perlakuan yang memungkinkan dapat ditemukan,

sehingga rating setelah dikelola (treatment) menjadi menurun karena ditangani

oleh penanggung jawab yang diberikan batasan waktu dan cara memonitor.

4.2.

STRATEGI PENANGANAN RESIKO

Suatu proses mengembangkan suatu pilihan dan menentukan suatu tindakan

dalam meningkatkan peluang dan mengurangi ancaman terhadap sasaran

proyek.

Hal ini meliputi identifikasi dan memberikan tugas kepada individu atau kelompok

untuk mengambil tanggung jawab terhadap masing-masing tanggapan resiko yang

telah disetujui. Proses ini memastikan bahwa resiko yang diidentifikasi adalah

dengan baik dan tepat. Efektivitas dari perencanaan tanggapan akan secara

langsung menentukan apakah ada peningkatan atau pengurangan resiko proyek.

4.2.1 INPUT/ MASUKAN UNTUK

STRATEGI PENANGANAN RESIKO

4.2.1.1 Rencana Manajemen Resiko

Elemen kunci dari risk management plan meliputi: aturan dan tanggungjawab ,

mendefinisikan analisis resiko, batasan resiko, low, moderate, high dan

anggaran, schedule untuk melaksanakan manajemen resiko.

4.2.1.2 Daftar Resiko

(37)

4.2.2 PENGGUNAAN TEKNIK DAN CARA UNTUK STRATEGI PENANGANAN

RESIKO

4.2.2.1 Stategi untuk resiko negative atau ancaman.

Ada 3 (tiga) strategi pada umumnya berhubungan dengan ancaman atau resiko

yang berdampak negatif pada sasaran proyek jika resiko tersebut terjadi.antara

lain :

 Dihindari

 Ditransfer

 Dikurangi

4.2.2.2 Strategi untuk resiko positif atau peluang.

Ada 3 (tiga) tanggapan yaitu saran yang berhubungan dengan dampak positif

dari sasaran proyek antara lain:

 Dikembangkan

 Dibagi

 Ditingkatkan

4.2.2.3 Strategi untuk gabungan ancaman dan peluang.

 Diterima

4.2.2.4 Strategi cadangan penanganan

Beberapa kejadian sebagai pemicu ditetapkannya tanggapan cadangan seperti

satu milestonebelum dapat diketahui atau prioritas tinggi dari perolehan dengan

supplier perlu dikontrol terus menerus.

4.2.3 OUTPUT/ KELUARAN UNTUK

STRATEGI PENANGANAN RESIKO

4.2.3.1 Daftar Resiko (diperbaharui)

 Identifikasi bagaimana berdampak terhadap sasaran proyek

 Resiko owner dan tanggungjawab yang ditugaskan

 Outputs dari Kualitatif dan Kuantitatif proses

 Strategi penanganan disepakati

 Tindakan khusus terhadap strategi yang dipilih

 Symptoms

 Budget dan schedule dilaksanakan untuk penanganan yang terpilih

 Cadangan untuk toleransi stakeholder

(38)

 Fallback plans..

 Resiko sisa

 Resiko kedua

 Contingency reserves.

4.2.3.2 Rencana Manajemen Proyek

Diupdate sebagai kegiatan melakukan tanggapan setelah meriview

memposisikan pada proses Pengendalian Perubahan Terpadu

Pengendalian Perubahan Terpadu diaplikasikan pada proses Direct and

Manage project Execution untuk menjamin bahwa tindakan yang telah disetujui

terlaksana dan termonitor seperti bagian dari proyek yang sedang berjalan.

4.2.3.3 Resiko Terkait dengan perjanjian kontrak

Perjanjian untuk penjaminan,layanan, kerja sama, semuanya dapat

dipersiapkan dengan menguraikan tanggung jawab dari masing masing pihak

terhadap resiko.

Tabel 4.1

4.3.

MONITORING DAN AUDIT RESIKO

Menelusur resiko yang teridentifikasi, monitoring resiko yang bersifat sisa,

mengidentifikasi resiko yang baru, melaksanakan rencana tanggapan resiko, dan

mengevaluasi efektivitasnya sepanjang kehidupan proyek. Memonitor dan

Scope of work Information Uncertainty

Degree of risk

Suggested risk Allocation

Contract types

Very Little Partial Complete

High Moderate Low

High Medium Low

CPPF CPIF CPFF FPPI FFP

CPPF : Cost Plus Precentage Fee CPIF : Cost Plus Incentive Fee CPFF : Cost Plust Fixed Fee FPPI : Fixed Price Plus Incentive FFP : Firm Fixed price

Owner / Client Contractor 0

100% 0

100% Suggested Risk Sharing Principles

(39)

terjadinya resiko untuk merencanakan cadangan, memonitor resiko sisa, meriview

pelaksanaan penanganan resiko dengan mengevaluasi kefektifannya.

Memonitor dan mengendalikan resiko adalah suatu proses yang berkelanjutan

selama umur proyek.

4.3.1 INPUT/MASUKAN UNTUK

MONITORING DAN AUDIT RESIKO

4.3.1.1 Rencana Manajemen Resiko

Meliputi penugasan orang, termasuk risk owners, time, dan sumberdaya lain

pada project risk management.

4.3.1.2 Daftar Resiko

Mengidentifikasi resiko dan risk owners sepakat dengan penanganan resiko,

pengetrapan dari tindakan khusus, gejala dan tanda bahaya adanya resiko, sisa

resiko dan resiko yang timbul kemudian, watchlist dari resiko prioritas rendah dan

time and cost contingency reserves.

4.3.1.3 Persetujuan permintaan Perubahan

Meliputi: modifikasi metoda kerja, terminologi kontrak, lingkup dan schedule.

Persetujuan perubahan bisa menimbulkan resiko atau perubahan didalam

identifikasi resiko, sehingga perubahannya perlu dianalysis.

4.3.1.4 Informasi Kinerja Pekerjaan

termasuk status project diliverable, tindakan koreksi, laporan kinerja adalah

sebagai input Risk Monitoring Control.

4.3.1.5 Laporan Kinerja

Menyediakan informasi progress proyek dan analysis yang mungkin dapat

mempengaruhi proses manajemen resiko.

4.3.2 PENGGUNAAN TEKNIK DAN CARA UNTUK MEONITORING DAN AUDIT

RESIKO

4.3.2.1 Penilaian Resiko

Sering diperlukan dalam identifikasi resiko baru dan penilaian resiko.

Dijadwalkan secara periodik

Jika resiko yang timbul tidak diantisipasi pada risk register atau watchlist atau

(40)

penanganan resiko mungkin tidak mencukupi. Hal ini diperlukan membuat

tambahan perencanaan penanganan resiko untuk mengendalikannya.

4.3.2.2 Audit Resiko

Menguji dan membuat dokumen penanganan resiko yang efektif.

4.3.2.3 Variance dan analisis trend

Menggunakan Earned Value Analysis

4.3.2.4 Teknik Pengukuran Kinerja

Teknik pencapaian adalah dengan membandingkan teknik pengukuran kinerja

dengan penyelesaian proyek sepanjang pelaksanaannya. Deviasinya dapat

membantu untuk memperkirakan tingkat kesuksesan dalam tercapainya lingkup

proyek.

4.3.2.5 Analisis Cadangan

Membandingkan jumlah sisa jadwal pencadangan terhadap jumlah sisa resiko

setiap saat didalam proyek agar supaya dapat menentukan kecukupan sisa

cadangan.

4.3.2.6 Status Rapat rapat

Manajemen resiko proyek dapat digunakan sebagai suatu agenda meeting

secara periodik.Tidak memakan waktu lama, hal ini tergantung identifikasi,

prioritasnya dan kesulitan dalam menanganinya. Manajemen resiko menjadi

lebih mudah karena sering dilakukan dalam praktek, sering dibicarakan,

didiskusikan khususnya ancaman.

4.3.3 OUTPUT/KELUARAN UNTUK

MONITORING DAN AUDIT RESIKO

4.3.3.1 Daftar Resiko (diperbaharui)

 Outcome of risk re assessments, risk audits, review periodic.

 Actual outcomes of project risks, risk response. 4.3.3.2 Permintaan Perubahan

Persyaratan untuk merubah project management plan yang berhubungan

dengan resiko sering dihasilkan dari pengeterapan contingecy plan atau adanya

(41)

4.3.3.3 Rekomendasi tindakan koreksi

Rekomendasi tindakan koreksi meliputi contingency plan dan workaround

plans. Sebagai input dari proses Integrated Change Control (4.6)

4.3.3.4 Rekomendasi tindakan pencegahan

Rekomendasi tindakan pencegahan digunakan untuk membawa proyek

dilaksanakan sesuai dengan project management plan.

4.3.3.5 Proses yang ada di Organisasi/Instansi (diperbaharui)

Informasi yang dihasilkan oleh 6 (enam) proses manajemen resiko proyek dapat

digunakan untuk proyek berikutnya dan organizational process assets

4.3.3.6 Rencana Manajemen Proyek (diperbaharui)

Jika persetujuan permintaan perubahan berpengaruh pada proses manajemen

resiko kemudian dokumen yang berhubungan dengan Project management plan

dilakukan revisi dan dikeluarkan yang baru untuk mencerminkan adanya

(42)

RANGKUMAN

Rencana tanggapan resiko di laksanakan dan dimonitor dan diaudit sepanjang umur

proyek. Penanggung jawab dan cara memonitor ditetapkan pada rencana tanggapan

resiko.

Suatu proses mengembangkan suatu pilihan dan menentukan suatu tindakan dalam

meningkatkan peluang dan mengurangi ancaman terhadap sasaran proyek. Namun baik

resiko yang negatif maupun yang positif dapat diatasi dengan beberapa strategi untuk itu

diperlukan masukan didalam penanganan resiko yaitu : (a) Rencana Manajemen Resiko,

(b) Daftar Resiko kemudian diproses dengan menggunakan teknik dan cara: (a) Stategi

untuk resiko negative atau encaman,(b) Strategi untuk resiko positif atau peluang,(c)

Strategi untuk gabungan ancaman dan peluang, (d) Strategi cadangan penanganan

sehingga output/ keluarannya sebagai berikut: (a) Daftar Resiko (diperbaharui),(b)

Rencana Manajemen Proyek,(c) Resiko Terkait dengan perjanjian kontrak selanjutnya

dilakukan monitoring dan audit agar dapat mengetahui apakah sesuai rencana atau

memiliki ketaatan didalam melaksanakannya sedangkan masukan untuk monitoring dan

audit, Sebagai berikut : (a) Rencana Manajemen Resiko,(b) Daftar Resiko, (c)

Persetujuan permintaan Perubahan ,(d) Informasi Kinerja Pekerjaan,(e) Laporan Kinerja

dan diproses dengan menggunakan teknik dan cara untuk monitoring dan audit yaitu: (a)

Penilaian Resiko, (b) Audit Resiko ,(c) Variance dan analisis trend,(d) Teknik Pengukuran

Kinerja (e) Analisis Cadangan, (f) Status Rapat rapat , yang menghasilkan output/keluaran

sebagai berikut : (a) Daftar Resiko (diperbaharui) ,(b) Permintaan Perubahan ,(c)

Rekomendasi tindakan koreksi ,(d) Rekomendasi tindakan pencegahan ,(e) Proses yang

(43)

LATIHAN/PENILAIAN MANDIRI

Latihan atau penilaian mandiri menjadi sangat penting untuk mengukur diri atas

tercapainya tujuan pembelajaran yang disampaikan oleh para pengajar/instruktur, maka

pertanyaan dibawah ini perlu dijawab secara cermat, tepat dan terukur.

Kode/Judul Unit Kompetensi :

INA.56303.13.09.11.07 : Menerapkan sistim Manajemen Resiko Proyek (Project

Resiko Management

Soal :

No. Elemen Kompetensi/KUK

(Kriteria Unjuk Kerja)

Daftar Pertanyaan Untuk Latihan/ Penilaian Mandiri

3. Berperan dalam pencapaian

hasil hasil pengelolaan resiko

3.1 Strategi penanganan resiko ditetapkan (resiko negatif atau ancaman dipilih dihindari, ditransfer, dikurangi), (resiko positif atau peluang dipilih exploit, share, ditingkatkan), (strategi penanganan sebagai cadangan)

3.1.1 Apa strategi penanganan resiko negatif?

3.1.2 Apa strategi penanganan resiko negatif?

3.1.3 Apa tujuan utama manajemen resiko?

3.2 Dilakukan monitoring dan audit secara proactif sepanjang umur proyek dengan hasil sesuai rencana penanganan resiko untuk resiko non kritis didokumentasikan termasuk resiko sisa dan resiko yang baru timbul.

3.2.1 Kapan Resiko dimonitor?

3.2.2 Bagaimana tindakan anda

terhadap resiko non kritis?

(44)

KUNCI JAWABAN BAB IV

3.1.1 (a) Dihindari, (b) Ditransfer, (c) Dikurangi

3.1.2 (a) Dikembangkan, (b) Dibagi, (c) Ditingkatkan

3.1.3 Mengurangi resiko/ mitigation

3.2.1 Secara berkala sepanjang umur proyek

3.2.2 Didokumenkan kemudian dimonitor dan dikendalikan secara berkala sepanjang umur proyek

(45)

DAFTAR PUSTAKA

A Guide to the Project Management Body of Knowledge Third Edition 2004 (PMI®

US Standard)

Project & Program Risk Management a Guide to Managing Project Risks and

Opportunities(Wideman, R.Max)PMI

Guidelinesfor managingRisk in the Australian and New Zealand Public SectorHB

436 : 2004

Risk Management AS/NZS 4360 : 2004 Standard Australia & New Zealand, Risk

Gambar

Tabel 3.1Nilai Score untuk resiko khusus Ancaman
Tabel 3.3Matrik Analisis Resiko (4X4)
Tabel 3.7Ukuran Kualitative untuk
Tabel 3.8Contoh : Risk Breakdown Structure
+3

Referensi

Dokumen terkait

Kompleksitas Resiko Karakteristik Pendekatan Internal Audit Peranan Internal Audit Memiliki sedikit pengalaman terhadap resiko (Risk Naïve) Tidak ada pendekatan

jajaran Direktorat Jenderal Bina Marga baik yang ada dipusat maupun daerah termasuk SKPD yang berisi rencana pelaksanaan kegiatan proyek, dan bagaimana cara pelaksanaan

Klasifikasi resiko berdasarkan ranking, yaitu: high risk terdiri dari aspek teknis pengurusan proyek; significant risk terdiri atas aspek kecelakaan tak terduga, aspek

Mungkin Anda tnemulai dengan tujuan dan sasaran proyek, tetapi setelah keduanya dilengkapi, keduanya akan mendorong Anda untuk memikirkan item-item yang termasuk dalam bagian

Mungkin Anda tnemulai dengan tujuan dan sasaran proyek, tetapi setelah keduanya dilengkapi, keduanya akan mendorong Anda untuk memikirkan item-item yang termasuk dalam bagian

Menjelaskan proses-proses dalam manajemen resiko proyek yang meliputi perencanaan manajemen resiko, identifikasi resiko, analisis resiko kualitatif, analisis resiko kuantitatif,

Resiko yang ditimbulkan dari ketidak efisiennya penggunaan material akan terjadi pemborosan material karena waste (sisa yang terbuang) terlalu banyak, sehingga bisa jadi proyek

Klasifikasi resiko berdasarkan ranking, yaitu: high risk terdiri dari aspek teknis pengurusan proyek; significant risk terdiri atas aspek kecelakaan tak terduga, aspek