BAB I PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang
Dewasa ini dunia usaha ditengah-tengah masyarakat semakin
berkembang. Hal ini tidak terlepas dari efek semakin luasnya pengaruh globalisasi
yang terjadi dan interaksi sosial yang dapat dilakukan oleh seseorang atau
perusahaan. Maka dengan hal tersebut, niscaya dunia usaha akan semakin
menembus pasar yang sangat luas mulai dari suatu daerah, negara bahkan sampai
kedunia internasional. Karena itu, tidak heran seandainya suatu perusahaan dapat
sangat mendunia yang berimbas kepada tingginya omset yang bisa didapatkan
oleh suatu perusahaan. Hal-hal tersebut memang akan memberikan kepuasan
tersendiri bagi si pemilik perusahaan, namun terkadang keuntungan yang didapat
sebuah perusahaan justru tidak dirasakan oleh masyarakat sekitar atau bahkan
tidak sedikit yang membuat bencana didaerah sekitar perusahaan melakukan
produksinya.
Hal ini tidak terlepas dari pandangan manajemen klasik yaitu perusahaan
sebagai entitas ekonomi merupakan organisasi bisnis yang tujuan utamanya
adalah mengejar keuntungan (profit). Dan konsep tersebut menjadi perhatian tersendiri oleh berbagai pihak baik akademisi, praktisi, regulator serta Lembaga
Swadaya Masyarakat (LSM) yang bertujuan untuk merubah paradigma kalangan
pemodal khususnya dalam memandang dunia bisnis yang tidak hanya untuk
dan lingkungan disekitarnya (triple bottom line). Dan hal tersebut melandasi pemikiran akan lahirnya tanggung jawab sosial perusahaan atau lebih dikenal
dengan Corporate Social Responsibilty (CSR).
Di Indonesia sendiri, hal tersebut mulai mendapatkan perhatian dengan
diterapkannya UU No. 25 Tahun 2007 tentang Penanaman Modal. Dalam Pasal
15 huruf b UU 25/2007 diatur bahwa setiap penanam modal wajib melaksanakan
Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL). Yang dimakasud dengan TJSL
menurut Penjelasan Pasal 15 huruf b UU 25/2007 adalah tanggung jawab yang
melekat pada setiap perusahaan penanaman modal untuk tetap menciptakan
hubungan yang serasi, seimbang dan sesuai dengan lingkungan, nilai, norma dan
budaya masyarakat setempat.
Selain melalui UU tersebut, pemerintah juga mempertegas kewajiban
perusahaan dalam melakukan CSR dengan dikeluarkannya UU No. 40 Tahun
2007 tentang Perseroan Terbatas dan Peraturan Pemerintah Tanggung Jawab
Sosial dan Lingkungan Perseroan Terbatas. Juga UU No. 32 Tahun 2009 tentang
Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup, Peraturan Menteri Negara
Badan Usaha Milik Negara (BUMN) No. PER-05/MBU/2007 Tahun 2007 tentang
Program Kemitraan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dengan Usaha Kecil dan
Program Bina Lingkungan sebagaimana terakhir diubah dengan Peraturan Menteri
Badan Usaha Milik Negara (BUMN) No. 08/MBU/2013 tahun 2013 tentang
Perubahan Keempat Atas Peraturan Menteri Negara Badan Usaha Milik Negara
(BUMN) No. PER-05/MBU/2007 Tahun 2007. Hal ini adalah bagian manifestasi
dari program pemerintah yang ingin mensejahterakan masyarakat ditengah
dalam wilayah Indonesia. Karena bagaimanapun, setiap perusahaan yang ada
disuatu daerah harus ikut berperan serta dalam meningkatkan kesejateraan
disekitar daerah perusahaan tersebut beroperasi.
Meskipun secara landasan hukum baru diatur semenjak tahun 2007,
namun pelaksanaan CSR telah dilakukan lama oleh sebagian perusahaan di
Indonesia. Dalam jurnal Suharto (2006) disampaikan bahwa telah berlangsung
sebanyak 279 kegiatan CSR dengan jumlah dana Rp 115,3 M selama tahun 2004.
Informasi tersebut dapat dilihat melalui tabel 1.1 dibawah ini :
Tabel 1.1 Kegiatan CSR berdasarkan jumlah kegiatan dan dana
No. Model Jumlah
Jumlah Total 279 115.3 Milyar
Sumber: Saidi dan Abidin dalam Suharto (2006)
Sedangkan pelaksanaan CSR berdasarkan dari jenis kegiatan yang
dilakukan menunjukkan perusahaan sudah mempunyai sasaran yang jelas dari
pelaksanaan CSR itu sendiri. Hal ini dapat dilihat dari tabel 1.2 dibawah ini yang
juga bersumber dari Saidi dan Abidin dalam Suharto (2006) :
Tabel 1.2 Jenis kegiatan CSR berdasarkan jumlah kegiatan dan dana
No. Jenis/Sektor Kegiatan Jumlah
Kegiatan Jumlah Dana (Rp)
2. Pendidikan dan Penelitian 71 (25.4%) 66.8 Milyar
3. Kesehatan 46 (16.4%) 4.4 Milyar
4. Kedaruratan (emergency) 30 (10.8%) 2.9 Milyar
5. Lingkungan 15 (5.4%) 395 Juta
6. Ekonomi Produktif 10 (3,6%) 640 Juta
7. Seni, Olah Raga, Pariwisata 7 (2,5%) 1 Milyar
8. Pembangunan Prasarana dan
Perumahan 5 (1,8%) 1.3 Milyar
Jumlah Total 279 115.3 Milyar
Sumber: Saidi dan Abidin dalam Suharto (2006)
Dari kedua tabel diatas maka tidak mengherankan setelah ditetapkannya
dasar hukum mengenai keharusan perusahaan-perusahaan dalam melaksanakan
CSR, maka terjadi peningkatan kegiatan CSR di Indonesia. Hal ini dapat dilihat
dan terbukti dengan pernyataan dari Ketua Umum Forum CSR Kesejahteraan
Sosial, La Tofi yang menyebutkan hingga akhir tahun 2012 dana yang digulirkan
perusahaan di Indonesia untuk CSR sekitar Rp 10 triliun (Rp 4 triliun dari BUMN
dan Rp 6 triliun berasal dari perusahaan swasta).
Dan salah satu dari sekian banyak perusahaan yang ada di Indonesia, PT.
Lafarge Cement Indonesia (LCI) juga melakukan berbagai kegiatan CSR. PT. LCI
yang bergerak dibidang konstruksi (produksi semen) tentunya banyak melakukan
proses produksi yang mengeksplorasi sumber daya alam. Hal ini tentunya akan
memberikan dampak negatif bagi lingkungan disekitar perusahaan yang salah
Oleh sebab itu, sebagai salah satu perusahaan yang beroperasi di
Provinsi Aceh, PT. LCI juga diharuskan melakukan kegiatan CSR yang juga
bersentuhan langsung dengan kesejahteraan masyarakat seperti Beasiswa,
Penguatan dan Pengembangan Masyarakat, Pembangunan Rumah Ibadah,
Pembiayaan Mikro, Pemberian Keterampilan untuk Kelompok Perempuan dan
lain-lain.
Meskipun pelaksanaan CSR dimaksudkan sebagai bagian dari tanggung
jawab sosial perusahaan, namun seringkali aktivitas CSR tersebut justru
melenceng dari tujuan utamanya. Hal ini dapat kita bandingkan seperti hasil
penelitian dari Yustisia Ditya Dari tentang Implementasi Corporate Social
Responsibility (CSR) terhadap Sikap Komunitas pada Program Perusahaan. Dari
penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa implementasi CSR berpengaruh
secara signifikan terhadap sikap komunitas. Hasil ini menjelaskan bahwa
implementasi CSR meruapakan suatu aktivitas yang lebih menekankan pada
prinsip sustainability, accountability dan transparency. Begitu juga dengan penelitian tentang Pengaruh Penerapan Corporate Social Responbility Terhadap Citra Perusahaan PT. Tirta Investama Keboncandi pada Masyarakat Desa Jeladri
Winongan Pasuruan yang dilakukan oleh M. Faroid dan Kholid Murtadlo. Hasil
penelian menunjukkan adanya pengaruh dari variabel Community Support dan variabel product pada program Corporate Social Responsibility secara signifikan dan berpengaruh positif terhadap citra perusahaan dan variabel Environment pada program Corporate Social Responsibility secara signifikan dan berpengaruh negatif terhadap citra perusahaan PT. TIRTA INVESTAMA Keboncandi Jeladri
Dari kedua penelitian diatas menunjukkan bahwa adanya pengaruh yang
rata-rata membuat perusahaan mendapatkan benefit lebih dari pelaksanaan CSR. Hal inilah yang membuat terkadang membuat perusahaan melakukan CSR dengan
adanya motif tertentu yang pada akhirnya menguntungkan perusahaan itu sendiri.
Dan hal ini bisa saja juga dilaksanakan oleh PT. LCI dimana aktifitas
CSR diharapkan mampu memberi peran yang positif kepada perusahaan seperti
menaikkan citra perusahaan yang berdampak naiknya permintaan terhadap produk
dari PT. LSI itu sendiri, sehingga perusahaan kurang memperhatikan keberadaan
lingkungan dan masyarakat. Walaupun dengan kondisi pembangunan yang sedang
berkembang di Aceh, keberadaan produk dari PT. LCI tentunya sangat dibutuhkan
oleh masyarakat sebagai bahan baku.
Berdasarkan dari uraian diatas, maka penulis mengambil judul penelitian
skripsi “PERANAN CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY (CSR) bagi PT.
Lafarge Cement Indonesia (LCI) Lhoknga, Aceh Besar.
I.2 Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah yang diangkat dalam penelitian ini adalah :
1. Bagaimana Corporate Social Responsibility (CSR) diterapkan oleh PT. Lafarge Cement Indonesia (LCI) Lhoknga, Aceh Besar ?
2. Apakah penerapan Corporate Social Responsibility (CSR) berperan
I.3 Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah yang ada, maka tujuan penelitian yang
ingin dicapai, yaitu :
1. Untuk mengetahui bagaimana penerapan Corporate Social Responsibility (CSR) oleh PT. Lafarge Cement Indonesia (LCI) Lhoknga, Aceh Besar.
2. Untuk mengetahui bagaimana pengaruh penerapan Corporate Social Responsibility (CSR) oleh PT. Lafarge Cement Indonesia (LCI) Lhoknga, Aceh Besar.
3. Sebagai tugas akhir penulis dalam menyelesaikan Program Pendidikan
Strata.1 di Program Studi Ilmu Administrasi Niaga/Bisnis Fakultas Ilmu
Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Sumatera Utara.
I.4 Manfaat Penelitian
Melalui penelitian yang dilakukan mengenai Peranan Corporate Social Responsibility (CSR) PT. Lafarge Cement Indonesia (LCI) Lhoknga, Aceh Besar., diharapkan dapat memperoleh beberapa manfaat, yaitu :
I.4.1 Bagi Penulis
Memberikan tambahan pengetahuan, pemahaman dan wawasan bagi
penulis dalam menggeluti pembelajaran sebagai mahasiswa Ilmu Administrasi
Niaga/Bisnis dan kedepannya dapat menjadi referensi penulis seandainya terjun
I.4.2 Bagi Akademis
Dapat menjadi menjadi sumber referensi pengujian dan penerapan
teoritis serta berkontribusi bagi pengembangan studi dimasa yang akan datang
dalam ruang lingkup pengaruh penerapan Corporate Social Responsibility (CSR) terhadap perusahaan.
I.4.3 Bagi Perusahaan
Mampu menjadikan referensi dan pertimbangan bagi perusahaan dalam
rangka pengambilan kebijakan untuk pengembangan usaha PT. Lafarge Cement