• Tidak ada hasil yang ditemukan

T1__Full text Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pengembangan Sistem Evaluasi Kinerja Berbasis Web dengan Metode Analytic Hirearchy Process: Studi Kasus LPMAI dan UnitUnit UKSW T1 Full text

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "T1__Full text Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pengembangan Sistem Evaluasi Kinerja Berbasis Web dengan Metode Analytic Hirearchy Process: Studi Kasus LPMAI dan UnitUnit UKSW T1 Full text"

Copied!
21
0
0

Teks penuh

(1)

Pengembangan Sistem Evaluasi Kinerja Berbasis

Web

Dengan Metode

Analytic Hirearchy Process

(Studi Kasus: LPMAI dan Unit-unit UKSW)

Artikel Ilmiah

Diajukan kepada

Fakultas Teknologi Informasi

untuk memperoleh gelar Sarjana Komputer

Peneliti:

Hendra Dwi Sulistianto Putra (672013029)

Dr. Sri Yulianto Joko Prasetyo, S.Si., M.Kom.

Program Studi Teknik Informatika

Fakultas Teknologi Informasi

Universitas Kristen Satya Wacana

(2)
(3)
(4)
(5)
(6)

v

(7)

1 1. Pendahuluan

Dewasa ini, perkembangan teknologi merupakan sebuah fenomena yang terus berkembang dan semakin maju. Hal ini mempengaruhi aktvitas kehidupan manusia, sehingga tidak dapat dipungkuri bahwa teknologi informasi dimanfaatkan dalam aspek kehidupan manusia. Selain mudahnya untuk mencari sumber informasi, teknologi informasi juga dapat mempermudah kinerja di suatu perusahaan maupun lembaga, karena sumber informasi dapat dilakukan secara otomatis dan terstruktur. Hal tersebut yang dinamakan sumber informasi sangatlah mudah diakses.

Lembaga Penjaminan Mutu dan Audit Internal (LPMAI) merupakan salah satu lembaga di Universitas Kristen Satya Wacana yang dulunya bernama PPMA atau Pusat Penjaminan Mutu Akademik. LPMAI bertugas untuk menerapkan teknologi informasi dalam proses kinerjanya agar informasi dari setiap divisi dalam LPMAI dapat diolah dengan mudah dan tersimpan secara terstruktur [14].

UKSW sebagai salah satu lembaga pendidikan menganut ISO 9000 sebagai pedoman dalam menjalankan sistem operasional. ISO 9000 memiliki tujuan dalam pemenuhan serta jaminan kualitas pendidikan yang diberikan oleh lembaga pendidikan kepada konsumen. Dengan menggunakan dasar ISO 9000, maka UKSW memiliki pencapaian sasaran mutu dengan slogannya yakni “ Exellence for All”. Slogan tersebut, ternyata memiliki pengaruh bagi unit-unit yang berada di UKSW salah satunya adalah LPMAI. Untuk mencapai sasaran mutu tersebut LPMAI memiliki tujuan pengukuran kinerja, karena pengukuran kinerja dapat memberikan inovasi yang lebih dalam jangka pendek maupun jangka panjang [14].

Oleh karena itu LPMAI membutuhkan aplikasi survei kepuasan pelanggan yang bertujuan untuk mengukur suatu kinerja lembaga. Dalam hal ini adalah UKSW sebagai lembaga yang bergerak didalam pendidikan. Hal ini sudah direalisasikan dalam bentuk web di ppma.uksw.edu/survey yang hanya dapat diakses oleh dosen, mahasiswa dan pegawai UKSW. Dengan adanya aplikasi survei kepuasan pelanggan, LPMAI dapat memiliki masukkan – masukkan yang dapat membangun inovasi dalam menampung aspirasi, kritik, dan saran dari pelanggan setiap divisi maupun unit – unit di UKSW.

Dengan adanya aplikasi tersebut, akan memudahkan LPMAI dalam proses kerja yang maksimal. Aplikasi ini dapat melihat kepuasan pelanggan dari tahun ke tahun dan per semester dalam bentuk diagram. Aplikasi ini menerapkan metode AHP, SERVQUAL dan likert, sehingga dari segi pertanyaan hingga ke skala nominal detail. Hal ini membuat aplikasi tersebut menjadi lebih akurat.

LPMAI memiliki tanggung jawab untuk menyusun sistem manajemen mutu, menjamin pelaksanaan sistem manajemen mutu, mengevaluasi, dan akan terus menerus mengembangkan kwalitas sistem manajemen, dari universitas hingga program studi dan sumber daya dosen. LPMAI memiliki target adanya inovasi - inovasi baru dalam menghasilkan produksinya tanpa terkecuali dalam divisi di bidang SDI, sehingga merasa tertantang untuk memberikan motivasi dan inovasi terhadap LPMAI.

(8)

2

UKSW berbasis web dengan metode analytic hierarchy process (AHP). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perancangan dan pengembangan sistem informasi evaluasi kinerja unit-unit (BIKEM, BAA, BMK, BPHL, BAK, BTSI dan LPMAI) di UKSW berbasis web dengan metode analytic hierarchy process (AHP) sehingga memberikan motivasi dan inovasi terhadap LPMAI. Selain itu, penelitian ini juga diharapkan mampu membuka pandangan khususnya para civitas UKSW dalam memberikan evaluasi terhadap suatu divisi agar dapat mengembangkan sistem yang ada.

2. Tinjauan Pustaka

Beberapa penelitian mengenai evaluasi kinerja telah dilakukan sebelumnya. Pada penelitian Fatmawati dibahas mengenai evaluasi kualitas layanan perpustakaan FEB UNDIP dengan metode LibQUAL [1]. Evaluasi layanan perpustakaan berdasarkan perspektif pengguna layanan perpustakaan merupakan hal yang penting untuk dilakukan mengingat bahwa yang dapat menilai suatu layanan adalah yang menerima layanan tersebut. Salah satu metode terbaru untuk mengevaluasi kualitas layanan perpustakaan dan masih belum banyak diaplikasikan oleh perpustakaan di Indonesia adalah metode LibQUAL. Penelitian Fatmawati menggunakan rumusan yaitu bagaimana kualitas layanan di Perpustakaan FEB UNDIP berdasarkan harapan dan persepsi pengguna layanan perpustakaan dengan menggunakan metode LibQUAL. Penelitian Fatmawati menggunakan 81 respoden. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perpustakaan FEB UNDIP memenuhi harapan minimum dari pengguna layanan. Hal ini berarti bahwa pengguna layanan

perpustakaan merasa “cukup puas” dengan layanan perpustakaan.

Pada penelitian Ridwan, Suyono dan Sarosa, diterapkan teknik data mining untuk evaluasi kinerja akademik mahasiswa [2]. Algoritma yang digunakan adalah Naïve Bayes Classifier. Penelitian tersebut difokuskan untuk mengevaluasi kinerja akademik mahasiswa pada tahun ke-2 dan diklasifikasikan dalam kategori mahasiswa yang dapat lulus tepat waktu atau tidak. Kemudian dari klasifikasi tersebut, sistem akan memberikan rekomendasi solusi untuk memandu mahasiswa lulus dalam waktu yang paling tepat dengan nilai optimal. Hasil pengujian menunjukkan bahwa faktor yang paling berpengaruh dalam penentuan klasifikasi kinerja akademik mahasiswa yaitu Indeks Prestasi Komulatif (IPK), Indeks Prestasi (IP) semester 1, IP semester 4, dan jenis kelamin.

(9)

3

keputusan untuk banyak kriteria, perencanaan, alokasi sumberdaya dan penentuan prioritas dari strategi-strategi yang dimiliki pemain dalam situasi konflik. Jadi, AHP merupakan analisis yang digunakan dalam pengambilan keputusan dengan pendekatan sistem, dimana pengambil keputusan berusaha memahami suatu kondisi sistem dan membantu melakukan prediksi dalam mengambil keputusan. Model AHP memakai persepsi manusia yang dianggap “ekspert” sebagai input utamanya. Kriteria ekspert disini bukan berarti bahwa orang tersebut haruslah jenius, pintar, bergelar doktor dan sebagainya tetapi lebih mengacu pada orang yang mengerti benar permasalahan yang dilakukan, merasakan akibat suatu masalah atau punya kepentingan terhadap masalah tersebut. Pengukuran hal-hal kualitatif merupakan hal yang sangat penting mengingat makin kompleksnya permasalahan di dunia dan tingkat ketidakpastian yang makin tinggi.

Survei dan kuesioner memainkan peran penting dalam berbagai penelitian subyeknya manusia. Termasuk dalam kuesioner ini adalah skala Likert, yang telah menjadi salah satu alat yang paling popular untuk mengukur sifat psikologis. Sebuah skala Likert terdiri dari beberapa Likert item, delapan atau lebih. Setiap item berisi bagan (yaitu frase atau pernyataan) dan skala (yaitu pilihan jawaban). Individu menanggapi setiap bagan pada pilihan nomor respon (yaitu dua titik atau lebih) yang diberi label, misalnya dari sangat tidak setuju sampai sangat setuju. Analisis dilakukan dengan menjumlahkan atau rata – rata nilai numerik ditugaskan untuk setiap respon [4]. Likert merupakan jenis skala yang sering digunakan untuk pengumpulan data, namun para peneliti lebih memilih pengumpulan data yang berbeda ketika mereka melakukan penelitian menggunakan satu jenis skala. Meskipun skala yang sama digunakan dalam studi yang berbeda, penggunaan pengumpul data yang berbeda mungkin membuat perbedaan penting dalam hasil penelitian. Meskipun informasi yang cukup tentang karakteristik kolektor data yang dilaporkan dalam makalah, perbedaan antara pengumpulan data dalam hal pelatihan apakah mereka telah menerima atau mungkin telah mengubah keandalan dan validitas skor yang dikumpulkan oleh aplikasi skala Likert [5].

(10)

4

Banyak penelitian kualitas layanan eksklusif yang telah produktif digunakan servqual untuk mengukur persepsi pengguna tentang layanan dan sejumlah studi yang diterbitkan telah menilai reliabilitas dan validitas skala ini. Meskipun bekerja cukup dilakukan di daerah, tidak ada consensus untuk dari skala pengukuran kuat cukup dapat mengukur dan membandingkan kualitas layanan [8].

Sistem adalah suatu jaringan kerja dari produser-produser yang saling berhubungan berkumpul bersama-sama untuk melakukan suatu kegiatan atau untuk menyelesaikan suatu sasaran tertentu atau kumpulan dari elemen yang berinteraksi untuk mencapai suatu tujuan [9]. Sistem terbentuk dari bagian atau elemen yang saling berhubung dan mempengaruhi. Secara umum elemen membentuk sistem, yaitu : (1). Masukan (input): Segala sesuatu yang masuk kedalam sistem yang selanjutnya menjadi bahan untuk diproses; (2). Proses kumpulan bagian atau elemen yang terdapat dalam sistem yang berfungsi mengubah masukan menjadi keluaran; (3). Keluaran (output) Merupakan hasil dari pemprosesan [10]. Pada sistem informasi, keluaran biasanya suatu informasi, saran, cetakan, dan laporan. Informasi adalah data yang diolah menjadi bentuk yang lebih berguna dan lebih berarti bagi penerimanya. Informasi yang merupakan sumber daya strategis bagi organisasi atau suatu entitas yang mendukung kelangsungan hidup bagi organisasi. Oleh karena itu informasi merupakan faktor yang sangat berpengaruh terhadap kelangsungan organisasi [11].

Sistem informasi adalah suatu sistem di dalam suatu organisasi yang mempertemukan kebutuhan pengolahan transaksi harian, mendukung operasi, bersifat manajerial dan kegiatan strategi dari suatu organisasi dan menyediakan pihak luar tertentu dengan laporan-laporan yang diperlukan [9]. Usaha untuk memperoleh suatu informasi harus melalui suatu proses transformasi dengan membuat data menjadi bermakna. Untuk memperoleh suatu informasi diperlukan sumber daya input, yang diproses menjadi sumber daya output. Proses pengolahan informasi memerlukan alat pengolah informasi, yaitu hardware, software, dan brainware [10].

3. Metodologi Penelitian

(11)

5

Gambar 1 Tahapan Penelitian [12]

Langkah pertama penelitian adalah analisis masalah dan kebutuhan. Analisis masalah dilakukan untuk mengetahui masalah yang ada pada kondisi saat ini. Masalah ditemukan dengan cara melakukan survey langsung ke lapangan, wawancara dengan lembaga penjaminan mutu dan audit internal (LPMAI) UKSW. Berdasarkan masalah, maka dapat ditentukan kebutuhan yang perlu dipenuhi. Masalah yang ditemukan adalah kesulitan dalam menampung pendapat mahasiswa tentang kualitas layanan unit-unit kerja UKSW. Kesulitan yang dimaksud adalah bagaimana menjangkau semua mahasiswa sehingga dapat memberikan pendapatnya. Bagaimana mengolah pendapat yang telah diberikan. Bagaimana melaporkan hasil pengolahan pendapat ini. Kebutuhan yang dimunculkan dari masalah tersebut adalah perlunya sarana yang dapat digunakan semua mahasiswa UKSW untuk memberikan pendapatnya tentang kualitas layanan unit-unit kerja UKSW, perlunya sarana untuk mengolah dengan cepat, dan juga sarana untuk melaporkan hasil pengolahan.

Langkah kedua adalah studi literatur. Pada langkah ini dicari dan dipelajari, penelitian terdahulu ataupun metode yang pernah dikembangkan sebelumnya, yang bertujuan untuk menyelesaikan masalah yang sama/mirip. Untuk menjangkau mahasiswa UKSW, maka diperlukan sarana yang mudah diakses, yaitu dengan menggunakan sistem informasi berbasis web. Sistem informasi ini sekaligus berfungsi untuk mengolah dan melaporkan hasil pengolahan pendapat.

Langkah ketiga adalah perancangan sistem. Berdasarkan hasil analisis, dirancangan sistem informasi evaluasi yang memenuhi kebutuhan LPMAI. Beberapa hal yang menjadi pertimbangan adalah teknologi pengembangan yang digunakan, teknik pengembangan yang dipilih, dan kesesuaian dengan kondisi sistem yang sudah ada. Teknologi pengembangan yang digunakan adalah teknologi web. Servqual digunakan sebagai parameter penilaian kinerja. Hasil dari servqual merupakan angka, yang digunakan sebagai input untuk proses perangkingan dengan algoritma AHP.

(12)

6

BIKEM, BMK, BPHL, BTSI, LPMAI. Pendapat yang dimasukkan, berada dalam format Sangat Setuju, Setuju, Normal/Netral, Tidak Setuju dan Sangat Tidak Setuju.

Langkah kelima yaitu Evaluasi hasil pengujian. Evaluasi yang dimaksud adalah melihat kesesuaian antara input, proses dan output sistem dengan kebutuhan LPMAI. Evaluasi sistem bertujuan untuk mengetahui apakah sistem dapat menyimpan input dari tiap responden. Kemudian mengolah tiap jawaban/pendapat, dan menyajikan hasil akhirnya.

Metode perancangan sistem yang digunakan adalah metode Hybrid Spiral. Metode Hybrid Spiral adalah metode yang sangat cocok untuk pengembangan system dan perangkat lunak skala besar, di mana pengembang dan pemakai dapat lebih mudah memahami kondisi pada setiap tahapan dan bereaksi terhadap kemungkinan kesalahan. Karena di metode perancangan spiral menggabungkan metode prototype dan waterfall yang cocok dengan program skala besar.

Gambar 1 Hybrid Spiral Model to Improve Software Quality [13]

Di dalam metode spiral terdapat empat tahapan yaitu Requirement, Design Coding, dan Testing:

1. Tahap 1: Pada tahap ini menunjukkan penggunaan pengetahuan implisit sebagai input dan output yang baik. Pengguna pedoman dan pengetahuan sistem analis digunakan sebagai input dan setelah persyaratan pengumpulan rancangan persyaratan dibuat yang merupakan output. Tahap 1 ini berguna sebagai dasar pembentukan aplikasi survei kepuasan pada LPMAI.

2. Tahap 2: Tahapan yang kedua merupakan persyaratan rancangan yang digunakan sebagai masukan untuk tahap kedua (Design) bahwa setelah pengetahuan implisit ke konversi membangun rancangan aplikasi survei kepuasan LPMAI. Rancangan ini digunakan sebagai dokumen masukan dan desain yang merupakan output. Tahap kedua ini menggunakan pengetahuan eksplisit yang disebut eksternalisasi.

3. Tahap 3: Dokumen desain ini telah menggunakan input untuk fase ketiga (Coding) dan menggunakan pengetahuan eksplisit untuk konversi pengetahuan eksplisit kode yang mana digunakan untuk mengembangkan perangkat lunak. Kode yang digunakan sebagai input dan menggunakan pengetahuan kode konversi dijalankan dan periksa oleh pengembang kode dan modul yang merupakan output. Pada fase ketiga eksplisit untuk konversi pengetahuan eksplisit digunakan yang disebut kombinasi.

(13)

7

4. Tahap 4: Modul (code) yang digunakan sebagai masukan untuk tahap keempat (Testing) dan menggunakan modul pengetahuan konversi yang diuji oleh tim pengujian perangkat lunak dan mencari tahu kesalahan atau bug dan kemudian memperbaikinya. Setelah koreksi rancangan produk dibuat yang digunakan sebagai input dan dikirim kepada pengguna untuk setiap saran dan masukan apabila terdapat pada produk. Pengguna dan analis rapat atau pertemuan yang digunakan sebagai output. Pada fase keempat eksplisit untuk konversi pengetahuan implisit digunakan yang disebut internalisasi.

Tahapan-tahapan yang sudah dijelaskan tersebut berguna sebagai pertimbangan resiko kemungkinan munculnya kesalahan, sehingga dapat diandalkan sebagai pengembangan perangkat lunak. Pendekatan model di atas dilakukan dengan tahapan - tahapan dari penggabungan model waterfall dan prototype beserta beberapa pengulangan sehingga memberikan hasil yang layak sebagai metode acuan yang baik.

Perancangan dimulai dengan menggunakan UML. UML menjelaskan pengguna-pengguna yang terlibat pada sistem, proses-proses yang terjadi, dan struktur data yang digunakan dalam sistem.

Mahasiswa

(14)

8

Pada Gambar 3, activity diagram tersebut merupakan desain interaksi yang dilakukan antara Administrator dengan Mahasiswa. Interaksi ini dimulai dari Administrator mengatur data Unit Kerja, data Mahasiswa dan data pertanyaan Servqual. Kemudian Mahasiswa melakukan pengisian kusioner, baru kemudian Administrator dapat melihat hasil akhir atau laporan pengisian kuesioner.

(15)

9

Class diagram sistem, pada Gambar 4, menunjukkan struktur data yang digunakan pada sistem. Terdapat 5 class, yaitu Mahasiswa, Kategori, UnitKerja, Pertanyaan dan IsiKuesioner. Sesuai dengan namanya, class-class tersebut digunakan untuk menyimpan data mahasiswa, kategori pertanyaan, unit kerja, dan daftar pertanyaan berdasarkan servqual. Pengisian kuesioner disimpan pada class IsiKuesioner.

Responden memberikan jawaban pada tiap pertanyaan dalam bentuk nilai antara 1 sampai dengan 5. Tiap unit kerja, diberikan pertanyaan-pertanyaan yang sama. Untuk menilai peringkat kualitas layanan unit-unit kerja, digunakan metode AHP. Proses penilaian ini ditunjukkan pada Gambar 5.

BAA BAK BIKEM BMK BPHL BTSI LPMAI

Assurance Empathy Reliability Responsiveness Tangibles UNIT KERJA

TERBAIK

Gambar 5 Menggunakan AHP untuk Menentukan Unit Kerja Terbaik berdasarkan 5 kriteria penilaian

AHP merupakan metode untuk memberi peringkat obyek berdasarkan banyak kriteria (multi kriteria). Tiap unit akan menjadi “alternatif” pada AHP. Alternatif adalah objek-objek yang akan diberi peringkat. Alternatif ditunjukkan pada level paling bawah pada Gambar 5. Pemberian nilai peringkat, dilakukan

berdasarkan “kriteria” penilaian yaitu “assurance”, “empathy”, “reliability”,

(16)

10

Baca Hasil Kuesioner Per Unit Kerja

Proses ke Unit Kerja Selanjutnya

Gunakan AHP untuk menentukan peringkat tiap-tiap Unit Hitung Nilai rata-rata per Kategori

(berdasarkan jawaban 1 s/d 5)

Baca Kategori Selanjutnya

TRUE

FALSE

(Semua kategori sudah dihitung) TRUE

FALSE

(Semua unit kerja sudah diproses)

Gambar 6 Tahapan Algoritma Pengolahan Data

Pengolahan data input Servqual sehingga menjadi output yaitu peringkat kualitas layanan unit kerja di UKSW, dilakukan dengan tahapan algoritma seperti ditunjukkan pada Gambar 6.

Data input diperoleh dari pengisian kuesioner oleh mahasiswa. Kuesioner menggunakan pertanyaan-pertanyaan berdasarkan kerangka Servqual, dengan nilai jawaban tiap pertanyaan berada dalam rentang nilai 1 sampai dengan 5 (skala likert). Pertanyaan-pertanyaan dikelompokkan ke dalam 5 kategori: assurance, empathy, reliability, responsiveness, dan tangibles. Untuk tiap unit, dihitung nilai rata-rata untuk tiap kategori tersebut. Sehingga nilai per kategori berada dalam 1 s/d 5.

4. Hasil dan Pembahasan

(17)

11

Gambar 7 Pengisian Kuesioner Kualitas Layanan Tahap Assurance

Pada Gambar 7 ditunjukkan tahap pengisian kuesioner pada kategori Assurance. Kategori ini memiliki 4 buah pertanyaan. Jawaban disediakan dalam bentuk skala 1 sampai dengan 5 sesuai dengan prinsip skala Likert.

Gambar 8 Pengisian Keusioner Kualitas Layanan Tahap Empathy

(18)

12

Pseudocode 1: Mengolah Data Servqual INPUT:

U unit-unit kerja UKSW

K hasil kuesioner masing-masing unit OUTPUT:

R nilai peringkat tiap-tiap unit kerja. BEGIN

Pseudocode 1 merupakan proses pengolahan input data dari responden kemudian dihitung nilai rata-rata per unit. Proses ini juga telah dijelaskan pada flowchart pada Gambar 6.

Sistem yang dikembangkan kemudian dilakukan dua pengujian. Pengujian pertama adalah pengujian black box, untuk melihat fungsi pada sistem sudah berjalan dengan baik. Hasil pengujian ditunjukkan pada Tabel 1.

Tabel 1 Hasil Pengujian Blackbox

Pengujian Output yang diharapkan

Output yang terjadi Kesimpulan

Login. Mahasiswa

Unit kerja dipilih Muncul kuesioner khusus untuk unit tanpa ada pertanyaan yang diisi

(19)

13

Gambar 9 Hasil Penilaian Rata-rata kualitas layanan

Pada Gambar 9, hasil penilaian rata-rata disajikan dalam bentuk grafik batang. Visualiasi informasi ini bertujuan untuk memberikan pengertian secara cepat dan ringkas bagi pembaca.

Tabel 2 Contoh Hasil Penilaian dengan Servqual dan Skala Likert

Assurance Empathy Reliability Responsiveness Tangibles

BAA 2.54 4.95 2.29 2.9 3.06

BAK 4.41 2.47 2.51 3.81 4.31

BIKEM 3.23 3.92 3.21 4.37 4.36

BMK 4.18 4.8 2.42 2.75 2.22

BPHL 4.46 4.08 3.37 2.36 3.12

BTSI 4.34 4.15 4.96 2.29 4.8

LPMAI 2.92 3.27 3.21 4.08 4.7

Tabel 2 merupakan data angka yang digunakan untuk membuat grafik batang pada Gambar 9. Tabel 2 belum merupakan hasil akhir yang menunjukkan peringkat kualitas layanan. Untuk dapat menentukan unit kerja terbaik, berdasarkan beberapa kriteria, digunakan metode AHP.

Tabel 3 Hasil Akhir Proses AHP

BAA BAK BIKEM BMK BPHL BTSI LPMAI

Assurance 0.04 0.21 0.08 0.21 0.21 0.21 0.04

Empathy 0.21 0.04 0.12 0.21 0.17 0.17 0.08

Reliability 0.07 0.07 0.14 0.07 0.14 0.36 0.14

(20)

14

Tangibles 0.08 0.2 0.2 0.04 0.08 0.2 0.2

Total Nilai 0.5 0.72 0.79 0.63 0.65 0.99 0.71

Tabel 3 diperoleh dari langkah-langkah proses AHP. Nilai akhir ditunjukkan pada baris paling bawah, yaitu Total Nilai. Berdasarkan tabel 3, ditunjukkan bahwa nilai tertinggi dicapai oleh unit kerja BTSI dengan nilai 0.99. Angka 0.99 berfungsi untuk menunjukkan peringkat unit kerja BTSI diantara unit-unit kerja yang lain. Untuk mengetahui nilai kualitas layanan, maka perlu dilihat pada nilai akhir servqual di Tabel 2.

5. Simpulan

Berdasarkan hasil perancangan, pengembangan dan uji coba sistem, maka penelitian ini memberikan kesimpulan yaitu: 1) Sistem evaluasi kinerja dapat dikembangkan dengan teknologi web, sehingga memudahkan mahasiswa untuk mengakses sistem. 2) Servqual digunakan sebagai kerangka acuan penilaian kinerja. 3) Skala likert dapat digunakan untuk mengambil data penilaian dalam bentuk angka, sehingga hasilnya dapat diolah secara matematika. 4) Metode AHP dapat digunakan untuk menentukan ranking dari tiap-tiap unit kerja dalam hal kualitas layanan kepada mahasiswa, dengan memanfaatkan nilai yang diperoleh dari skala likert.

Nilai total akhir AHP apabila dijabarkan dimulai dari urutan yang pertama adalah unit kerja BTSI; BIKEM; BAK; LPMAI; BPHL; BMK; BAA dengan nilai total masing-masing 0.99; 0.79; 0.72; 0.71; 0.65; 0.63; 0.5, kemudian data hasil akhir proses AHP menunjukan bahwa nilai tertinggi dicapai oleh unit kerja BTSI dengan nilai total 0.99, dimana nilai tersebut menunjukkan unit kerja BTSI menduduki peringkat atas dibandingkan unit kerja yang lain. Sementara, nilai terendah hasil akhir proses AHP dicapai oleh unit kerja BAA sdengan nilai total 0.5. Hasil akhir nilai total ini juga dapat menjadi perhitungan bagi unit kerja BAA untuk memperbaiki dan meningkatkan sistem kinerja sehingga memiliki kualitas yang lebih tinggi.

6. Daftar Pustaka

[1]. Fatmawati, E. 2015. Evaluasi Kualitas Layanan Perpustakaan FEB Undip Berdasarkan Harapan dan Persepsi Pemustaka dengan Metode LibQUAL. Berkala Ilmu Perpustakaan dan Informasi 8, 1–18.

[2]. Ridwan, M., Suyono, H. & Sarosa, M. 2013. Penerapan Data Mining Untuk Evaluasi Kinerja Akademik Mahasiswa Menggunakan Algoritma Naive Bayes Classifier. Jurnal EECCIS 7, pp–59.

[3]. Saaty, T. L. 1980. The Analytic Hierarchy Process.

[4]. Maeda, H. 2015. Response option configuration of online administered Likert scales. International Journal of Social Research Methodology 18, 15– 26. (doi:10.1080/13645579.2014.885159)

(21)

15 (doi:10.12738/estp.2014.6.2028)

[6]. Kristensen, K. & Eskildsen, J. 2012. The relationship between SERVQUAL, national customer satisfaction indices, and consumer sentiment. The Quality Management Journal 19, 47.

[7]. Dyke, T. Van, Kappelman, L. & Prybutok, V. 1997. Measuring information systems service quality: concerns on the use of the SERVQUAL questionnaire. MIS quarterly 21, 195–. (doi:10.2307/249419)

[8]. Khanna, R. & Sang, A. 2015. Zomato using SERVQUAL Applications to Provide Services to the User to Discover Restaurants. Global Journal of Enterprise Information System 7, 48–53.

[9]. Murdani, E. 2007. Pengembangan Sistem Informasi Rekam Medis Rawat Jalan Untuk Mendukung Evaluasi Pelayanan di RSU Bina Kasih Ambarawa. Magister Ilmu Kesehatan Masyarakat, Universitas Diponegoro

[10]. Kumorotomo, W. & Margono, S. A. 2001. Sistem Informasi Manajemen dalam Organisasi-organisasi Publik. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press

[11]. Azwar, A. 1996. Pengantar Administrasi Kesehatan. Jakarta: Binarupa Aksara , 123–142.

[12]. Tayal, S. P. 2013. Engineering design process. International Journal of Computer Science and Communication Engineering , 1–5.

[13]. Singh, B. & Gautam, S. 2016. Hybrid Spiral Model to Improve Software Quality Using Knowledge Management. International Journal of Performability Engineering 12, 341–352.

[14]. KEPUTUSAN REKTOR. No. 067/Kep./Rek./2/2016. Struktur Organisasi dan Deskripsi Tugas Kantor Lembaga Penjaminan Mutu dan Audit lnternal (LPMA) Universitas Kristen Satya Wacana.

Gambar

Gambar 1 Tahapan Penelitian [12]
Gambar 2 Use Case Diagram
Gambar 4 Class Diagram
Gambar 5 Menggunakan AHP untuk Menentukan Unit Kerja Terbaik berdasarkan 5
+5

Referensi

Dokumen terkait

Apabila putusan mengandung ultra petita , maka putusan tersebut harus dinyatakan cacat meskipun hal itu dilakukan hakim dengan itikad baik ( good faith )

Kemudian Asmani (2011:31) menjelaskan pendidikan karakter adalah segala sesuatu yang dilakukan oleh guru untuk mempengaruhi karakter peserta didik. Guru membantu dalam membentuk

adalah “Bagaimana profil keterampilan metakognitif dan hasil belajar siswa melalui penerapan model pembelajaran berbasis proyek ?”. Rumusan masalah tersebut dapat dirinci

Sesuai dengan rumusan masalah yang telah diuraikan di atas, tujuan utama dari penelitian ini adalah “ untuk mendapatkan gambaran peningkatan literasi saintifik siswa

Proyek REDD+ yang berada di lokasi dengan karbon rendah dan keanekagaraman hayati tinggi tidak dapat memberikan hasil yang serentak antara reduksi emisi atau. peningkatan karbon,

[r]

Buah labu yang dimakan secara mentah lebih baik kerana seluruh kandungan vitaminnya dapat diserap oleh tubuh badan berbanding dengan buah labu yang telah dimasak yang boleh

Hasil dari penelitian ini adalah mengetahui besarnya harga jual yang pantas untuk tiap tipe rumah pada proyek perumahan Soka Park berdasarkan analisa biaya dan analisa