Perancangan Sistem Informasi Indeks Kepuasan
Masyarakat Berbasis
Web
(Studi Kasus:
Kantor Pertanahan Kota Salatiga)
Artikel Ilmiah
Thomilyazar Naisanu (682010083) Frederik Samuel Papilaya, S.Kom., M.Cs.
Rudy Latuperissa, S.E., M.Cs.
Program Studi Sistem Informasi
Fakultas Teknologi Informasi
Universitas Kristen Satya Wacana
Perancangan Sistem Informasi Indeks Kepuasan
Masyarakat Berbasis
Web
(Studi Kasus:
Kantor Pertanahan Kota Salatiga)
Artikel Ilmiah
Diajukan kepada
Fakultas Teknologi Informasi untuk Memperoleh Gelar Sarjana Sistem Informasi
Peneliti:
Thomilyazar Naisanu (682010083) Frederik Samuel Papilaya, S.Kom., M.Cs.
Rudy Latuperissa, S.E., M.Cs.
Program Studi Sistem Informasi
Fakultas Teknologi Informasi
Universitas Kristen Satya Wacana
Salatiga
Oktober 2014
Lembar Persetujuan
Lembar Tidak Plagiat
Lembar Pernyataan
Perancangan Sistem Informasi Indeks Kepuasan
Masyarakat Berbasis
Web(Studi Kasus:
Kantor Pertanahan Kota Salatiga)
1)Thomilyazar Naisanu, 2 )Rudy Latuperissa, 3)Frederik Samuel Papilaya
Fakultas Teknologi Informasi Universitas Kristen Satya Wacana
Jl. Diponegoro 52 – 60, Salatiga 50711, Indonesia
Email : 1) 682010083@student.uksw.edu, 2) rudy_latu@yahoo.co.id, 3)
samuel.papilaya@gmail.com
Abstract
Public service essentially is a kind of civilian service that held by governmental agencies. Land Office of Salatiga region is an organization who gives service that concern on land. Their service performance cannot avoid any fraud, even sometimes not based on standard operational procedures, therefore they haven’t fulfill civilian satisfaction. This research process need some data gathering and need analysis, system design, application design, implementation and system evaluation, result of the research. The system design use Prototype design and UML (Unified Modeling Language). The result achieved in this design system is providing tools for Land office to measure civilian satisfactions index toward the service given.
Keywords: Public service, civilian satisfaction index
Abstrak
Pelayanan publik pada dasarnya merupakan bentuk pelayanan kepada masyarakat yang di laksanakan oleh instansi pemerintah. Kantor Pertanahan Kota Salatiga adalah suatu lembaga yang memberikan pelayanan menyangkut tanah. Pelayanan yang ada pada Kantor Pertanahan Kota Salatiga saat ini masih terdapat kelemahan yang terkadang tidak sesuai dengan standar operasional prosedur sehingga belum dapat memenuhi kualitas yang diharapkan masyarakat. Proses penelitian ini membutuhkan pengumpulan data dan analisis kebutuhan, perancangan sistem, perancangan aplikasi, implementasi dan pengujian sistem, hasil penelitian. Perancangan sistem dengan menggunakan metode Prototype dan UML (Unified Modelling Language). Hasil yang diperoleh dalam perancangan sistem ini ialah memberikan sarana kepada Kantor Pertanahan untuk mengukur Indeks Kepuasan Masyarakat terhadap pelayanan yang diberikan kepada masyarakat.
Kata kunci: Pelayanan Publik, Indeks Kepuasan Masyarakat
1) Mahasiswa Fakultas Teknologi Informasi Jurusan Sistem Informasi, Universitas Kristen
Satya Wacana Salatiga
2)Staff Pengajar Fakultas Teknologi Informasi Program Studi Sistem Informasi,
Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga
3) Staff Pengajar Fakultas Teknologi Informasi Program Studi Teknik Informatika,
1
1. Latar Belakang
Perkembangan aplikasi web saat ini yang semakin pesat dengan munculnya teknologi internet, dan penggunaan web pun sudah menjadi suatu pusat perhatian oleh banyak kalangan, mulai dari pengusaha, praktisi media masa, akademisi, hingga instansi pemerintahan. Web merupakan fasilitas hypertext yang mampu menampilkan data berupa teks, gambar, suara, animasi dan multimedia lainnya, dimana diantara data-data tersebut saling terkait dan berhubungan satu dengan yang lainnya [1]. Pemanfaatan teknologi khususnya web diharapkan dapat memberikan kemudahan dalam penyediaan, pengumpulan data, dan informasi serta dapat dipergunakan untuk menganalisa data dan menunjang kebutuhan pimpinan dalam pengambilan keputusan.
Saat ini pelayanan yang ada pada Kantor Pertanahan Kota Salatiga masih terdapat kelemahan sehingga belum dapat memenuhi kualitas yang diharapkan masyarakat. Hal ini ditandai dengan masih adanya kelemahan pada bagian pelayanan seperti lamanya waktu tunggu untuk pembalikan nama sertifikat, lamanya waktu penyelesaian permohonan ukur, lamanya waktu pendaftaran sertifikat pertama kali yang terkadang belum sesuai dengan Standar Operasional Prosedur, dan kurang detailnya informasi terhadap keluhan masyarakat. Sejauh ini Kantor Pertanahan Kota Salatiga belum manfaatkan sistem informasi untuk mengukur Indeks Kepuasan Masyarakat. Sedangkan dalam Road Map Birokrasi Peraturan Menteri PAN dan RB NO.20 Tahun 2010-2014, indeks kepuasan masyarakat merupakan salah satu tolak ukur untuk keberhasilan dari Reformasi Birokrasi. Pada pasal 38 Undang-Undang NO.25 Tahun 2009 tentang pelayanan publik bahawa setiap penyelenggara pelayanan publik berkewajiban untuk melakukan penilaian kinerja penyelenggaraan publik secara berkala. Undang-undang Republik Indonesia NO.25 Tahun 2000 tentang program pembangunan nasional, Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang rencana pembangunan jangka panjang nasional Tahun 2005-2025, Undang-Undang NO.28 Tahun 1999 tentang penyelenggaraan negara yang bersih dan bebas dari korupsi, kolusi dan nepotisme. Dengan demikian, maka perlu disusun indeks kepuasan masyarakat sebagai tolok ukur untuk menilai tingkat kualitas pelayanan yang dilaksanakan oleh Kantor Pertanahan Kota Salatiga. Untuk memudahkan dan mengatasi masalah tersebut, maka akan dibangun sebuah sistem informasi berbasis web
untuk mengukur dan mengevaluasi indeks kepuasan masyarakat terhadap pelayanan pada Kantor Pertanahan Kota Salatiga.
Berdasarkan latar belakang yang ada, maka rumusan masalah adalah bagaimana merancang sistem informasi indeks kepuasan masyarakat berbasis web
2
2. Tinjauan Pustaka
Penelitian terdahulu yang berjudul “Rancang Bangun Sistem Informasi Pengukuran Tingkat Kepuasan Pelanggan Berdasarkan Kualitas Pelayanan E-Government Menggunakan Metode Regresi” [2]. Dalam penelitian ini menyatakan bahwa dalam rangka untuk mengukur tingkat kepuasan pelanggan untuk memberikan layanan pada e-government, pemerintah surabaya perlu merancang sistem informasi dengan menggunakan pemodelan kualitas pelayanan (servqual) berbasis web. Sistem informasi kepuasan pelanggan ini menggunakan uji regresi berganda, uji statistik untuk mengetahui pengaruh dari kepuasan pelanggan dengan kualitas layanan dari Pemerintah Surabaya. Sehingga memberikan informasi penting untuk kepala Divisi Bina Program dan untuk semua masyarakat Surabaya penerima layanan. Pengumpulan data dilakukan dengan kuesioner dalam bentuk pengumpulan data kualitatif. Kemudian diubah menjadi data kuantitatif menggunakan teknik skala likert.
Penelitian lain yang berjudul “Sistem Penilaian Tingkat Kepuasan Pelanggan Dengan Metode Service Quality (Servqual) Pada Mal Cijantung-Jakarta Timur” [3]. Menjelaskan bahwa untuk meningkatkan pelayanan maka perlu adanya suatu sarana untuk mengevaluasi tingkat kepuasaan pelanggan. Kepuasan pelanggan dipengaruhi oleh persepsi kualitas jasa, kualitas produk, harga dan faktor-faktor yang bersifat pribadi serta yang bersifat situasi sesaat. Metode yang digunakan adalah metode Service Quality (Servqual) digunakan untuk mendapatkan gap antara persepsi dan ekspektasi terhadap pelayanan Manajemen Gedung Mal Cijantung. Pengembangan sistem ini dimulai dengan identifikasi kebutuhan sistem. Kebutuhan sistem digunakan untuk desain sistem yang dirancang dengan menggunakan metode Unified Modeling Language (UML) yang berorientasi objek. Untuk itu hasil analisa dari Service Quality (Servqual) dapat digunakan untuk membantu analisa penilaian tingkat kepuasan pelanggan dengan akurat.
Pada penelitian ini akan merancang sebuah aplikasi sistem informasi berbasis web dan perancangan kuesioner indeks kepuasan masyarakat dibuat berdasarkan 14 unsur yang terdapat dalam pedoman umum penyusunan indeks kepuasan masyarakat unit pelayanan instansi pemerintah. Dengan sistem informasi ini diharapkan menjadi evaluasi untuk meningkatkan kualitas pelayanan terhadap masyarakat pada Kantor Pertanahan Kota Salatiga.
3
pelayanan publik pada lingkup instansi. IKM merupakan data dan informasi tentang tingkat kepuasan masyarakat yang diperoleh dari hasil pengukuran secara kuantitatif dan kualitatif atas pendapat masyarakat dalam memperoleh pelayanan dari aparatur penyelenggara pelayanan publik dengan membandingkan antara harapan dan kebutuhannya [4].
Manfaat yang diperoleh dengan tersedianya data IKM secara periode yaitu: (a) Diketahui kelemahan atau kekurangan dari masing-masing unsur dalam penyelenggaraan pelayanan publik, (b) Diketahui kinerja penyelenggaraan pelayanan yang telah dilaksanakan oleh unit pelayanan publik secara periodik, (c) Sebagai bahan penetapan kebijakan yang perlu diambil dan upaya yang perlu dilakukan, (d) Diketahui indeks kepuasan masyarakat secara menyeluruh terhadap hasil pelaksanaan pelayanan publik pada lingkup Pemerintah Pusat dan Daerah, (e) Memacu persaingan positif, antar unit penyelenggara pelayanan pada lingkup Pemerintah Pusat dan Daerah dalam upaya peningkatan kinerja pelayanan, (f) Bagi masyarakat dapat diketahui gambaran tentang kinerja unit pelayanan [4].
Unsur IKM berdasarkan prinsip pelayanan yang telah ditetapkan dalam
Keputusan Menteri PAN Nomor: 63/KEP/M.PAN/7/2003, kemudian
dikembangkan menjadi 14 unsur yang relevan, valid, dan reliabel dalam KEPMENPAN NO. KEP/25/M.PAN/2/2004, sebagai unsur minimal yang harus ada untuk dasar pengukuran IKM adalah: Prosedur pelayanan, Persyaratan pelayanan, Kejelasan petugas pelayanan, Kedisiplinan petugas pelayanan, Tanggung jawab petugas pelayanan, Kemampuan petugas pelayanan, Kecepatan pelayanan, Keadilan mendapatkan pelayanan, Kesopanan dan keramahan petugas, Kewajaran biaya pelayanan, Kepastian biaya pelayanan, Kepastian jadwal pelayanan, Kenyamanan lingkungan, dan Keamanan pelayanan [4].
Pada penelitan ini IKM dihitung berdasarkan pedoman penyususnan IKM instansi pemerintah melalui keputusan menteri pendayaguna aparatur negara. Perhitungan dilakukan menggunakan nilai rata-rata tertimbang pada tiap-tiap unsur pelayanan yang dikaji dari 14 unsur tersebut. Tiap unsur mempunyai penimbang yang sama dengan persamaan [4]:
Bobot nilai rata-rata tertimbang = Jumlah bobot = 1 = 0,071 Jumlah unsur 14
Untuk mendapat nilai IKM unit pelayanan digunakan pendekatan nilai rata-rata tertimbang dengan persamaan:
IKM = Total dari nilai persepsi per unsur × Nilai Penimbang Total unsur yang terisi
Selanjutnya untuk memudahkan interpertasi terhadap penilaian IKM yaitu antara 25-100 maka hasil penilaian tersebut di atas dikonversikan dengan nilai dasar 25, dengan persamaan:
IKM Unit pelayanan × 25
Tabel 1. Nilai persepsi, Nilai interval IKM, Nilai konversi interval IKM, Mutu pelayanan, dan
Kinerja unit pelayanan [4].
4
2 1,76 - 2,50 43,76 – 62,50 C Kurang Baik
3 2,51 – 3,25 62,51 – 81,25 B Baik
4 3,26 – 4,00 81,26 – 100,00 A Sangat Baik
Dari tabel di atas menunjukan nilai persepsi 1 dengan nilai interval IKM 1,00-1,75 kemudian nilai dikonversikan ke interval IKM yaitu 25-43,75 dengan mutu pelayanannya D, maka kinerja dari unit pelayanan tidak baik. Kedua nilai persepsi 2 dengan nilai interval IKM 1,76-2,50 kemudian nilai dikonversikan ke interval IKM yaitu 43,76-62,50 dengan mutu pelayanannya C, maka kinerja dari unit pelayanan kurang baik. Ketiga nilai persepsi 3 dengan nilai interval IKM 2,51-3,25 kemudian nilai dikonversikan ke interval IKM yaitu 62,51-81,25 dengan mutu pelayanannya B, maka kinerja dari unit pelayanan baik. Yang terakir yaitu nilai persepsi 4 dengan nilai interval IKM 3,26-4,00 kemudian nilai dikonversikan ke interval IKM yaitu 81,26-100,00 dengan mutu pelayanannya A, maka kinerja dari unit pelayanan sangat baik.
Penentuan hasil perhitungan IKM yaitu: jumlah nilai dari setiap unit pelayanan didapat dari jumlah nilai rata-rata setiap unsur pelayanan. Sedangkan nilai indeks gabungan untuk setiap unit pelayanan, merupakan jumlah nilai rata-rata dari setiap unsur pelayanan kemudian dikalikan dengan nilai penimbang yang sama, yaitu 0,071. Berikut ini merupakan contoh penetuan IKM: Diketahuinya nilai rata-rata unsur dari tiap unit pelayanan [4]. Dapat dilihat pada tabel 2.
Tabel 2. Rata-rata Tiap Unsur [4].
No Unsur Pelayanan Nilai
Unsur Pelayanan
1 Prosedur Pelayanan 3,45
2 Persyaratan Pelayanan 2,65
3 Kejelasan Petugas Pelayanan 3,53
4 Kedisiplinan Petugas Pelayanan 2,31
5 Tanggung Jawab Petugas Pelayanan 1,55
6 Kemampuan Petugas Pelayanan 3,12
7 Kecepatan Pelayanan 2,13
8 Keadilan Mendapatkan Pelayanan 2,43
9 Kesopanan dan Keramahan Petugas pelayanan 3,21
10 Kewajaran Biaya Pelayanan 1,45
11 Kepastian Biaya Pelayanan 1,93
12 Kepastian Jadwal Pelayanan 2,31
13 Kenyamanan Lingkungan 3,03
14 Keamanan Pelayayan 1,56
maka untuk mengetahui nilai indeks unit pelayanan dihitung dengan cara sebagai berikut:
5
(3,03 x 0,071) + (1,56 x 0,071) = Nilai indeks adalah 2,462
Dengan demikian nilai indeks unit pelayanan hasilnya dapat disimpulkan sebagai berikut:
a. Nilai IKM setelah dikonversi = Nilai Indeks x Nilai Dasar = 2,462 x 25 = 61,55
b. Mutu pelayanan C.
c. Kinerja unit pelayanan Kurang Baik.
3. Metodologi Penelitian
Pada penelitian ini metode yang digunakan adalah metode Sugiyono yaitu metode gabungan atau penggabungan metode kualitatif dan metode kuantitatif atau yang biasa disebut metode kombinasi. Metode Kombinasi merupakan metode penelitian yang menggabungkan metode kualitatif dan metode kuantitatif [5]. Metode kuantitatif digunakan untuk mendapatkan data angka atau skoring melalui kuisioner dan metode kualitatif ialah prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang diamati [6].
Selanjutnya menggunakan metode Hasibuan, meliputi tahapan penelitian yang terbagi dalam lima tahapan, yaitu: (1) Analisis kebutuhan dan pengumpulan data, (2) Perancangan sistem, (3) Perancangan aplikasi atau program, (4) Implementasi dan pengujian sistem serta analisis hasil pengujian, dan (5) Penulisan laporan hasil penelitian [7].
Gambar 1. Tahapan Penelitian[7].
6
Selanjutnya data sekunder. Data sekunder merupakan data yang sudah dikumpulkan oleh pihak lain, dalam hal ini data sekunder di dapat dari Jurnal Kepmenpan No.Kep/25/M.pan/2/2004 tentang pedoman umum penyusunan indeks kepuasan masyarakat, jurnal Peraturan Menteri PAN dan RB NO.20 Tahun 2010-2014, dan dari buku-buku atau sumber lain untuk menunjang penelitian ini.
Tahap kedua yaitu perancangan sistem. Dalam perancangan aplilasi IKM menggunakan model waterfall, karena dengan model ini sangat membantu dalam pembuatan aplikasi sistem yang tidak terlalu besar dan rumit, yang meliputi proses perancangan arsitektur, perancangan database, dan perancangan antar muka dengan menggunakan diagram Unified Modeling Language (UML) seperti:
Use case diagram, Activity diagram dan class diagram.
Gambar 2. Waterfall model [8]
Use case diagram menggambarkan fungsionalitas yang diharapkan dari sebuah sistem, yang menjelaskan keseluruhan kerja sistem secara garis besar dengan mempresentasikan interaksi antara aktor dengan sistem yang dibuat, serta memberikan gambaran fungsi-fungsi yang diberikan kepada user.
7
Gambar 3. Use Case Diagram
Terlebih dahulu admin harus melakukan login, admin masuk ke sistem untuk menambah, merubah dan menghapus kuisoner, kemudian admin dapat melihat hasil kuisoner. Selanjutnya mengelola akun admin, admin dapat menambah, merubah data, dan menghapus akun admin.
Gambar 4. Activity Diagram Masyarakat
8
Gambar 5. Activity Diagram Admin Kelola Kuisoner
Gambar 5 merupakan activity diagram admin kelola kuisoner, admin melakukan login, jika admin gagal login maka harus melakukan login lagi, setelah admin berhasil login maka admin dapat mengelola kuisoner. Setelah selesai mengelola kuisoner admin melakukan logout dan proses selesai.
Gambar 6. Activity Diagram Kelola Akun Admin
Gambar 6 activity diagram kelola akun admin di atas menjelaskan pertama-tama admin harus melakukan login, jika admin gagal login maka harus melakukan login lagi, setelah admin berhasil login, maka admin dapat mengelola akunnya. Setelah selesai admin dapat melakukan logout dan proses selesai.
9
Gambar 7. Class Diagram
Class Diagram menampilkan kelas-kelas yang berada dalam sistem. Pada Gambar 7, classdiagram menampilkan 4 boundary. Boundary merupakan bagian dari sistem yang langsung berinteraksi dengan user. Melalui boundary seorang
user dapat berinteraksi dengan sistem, yang terdiri dari boundary kuisoner,
boundary lihat hasil kuisoner, boundary admin kelola kuisoner, dan boundary
admin kelola akun admin. Selanjutnya control merupakan segala aktivitas yang dapat dilakukan seorang user terhadap entity pada sistem. Terdapat 4 control, yaitu control isi kuisoner, control lihat hasil kuisoner, control kelola kuisoner, dan
control kelola akun admin. Kemudian terdapat 4 entity yaitu tabel respon, tabel responden, tabel kuisoner dan tabel akun admin.
4. Hasil dan Pembahasan
Pada hasil dan pembahasan ini akan dijelaskan Implementasi sistem, pengujian, serta analisis hasil pengujian. Hasil dari perancangan aplikasi sistem informasi indeks kepuasan masyarakat berbasis web pada kantor Pertanahan Kota Salatiga sebagai berikut:
10
Gambar 8. Tampilan Kuisoner
Dari 14 unsur, tiap unsur mempunyai satu pertanyaan dengan jawaban dan bobot yaitu: Sangat Baik dengan bobot 4, Baik dengan bobot 3, Kurang Baik dengan bobot 2, dan yang terakir Buruk dengan bobot 1.
Gambar 9. Tampilan Hasil Kuisoner
Gambar 9 menampilkan hasil kuisoner yang nantinya akan dilihat oleh masyarakat dan admin. Terdapat Total responden, No dan Unsur pelayanan, Nilai unsur pelayanan, Nilai IKM tertimbang, Total rata-rata IKM, Nilai dasar yang merupakan nilai hasil konversi dari total rata-rata IKM dikali Nilai dasar, dan kinerja dari unit pelayanan yaitu Mutu pelayanan.
11
Gambar 10. Admin Kelola Kuisoner.
Pada 14 pertanyaan yang mewakili 14 unsur dibuat parmanen sehingga tidak dapat di hapus, karena sesuai dengan Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara tentang penyusunan IKM. Sedangkan yang bisa dihapus adalah unsur dan pertanyaan kuisoner yang di tambah oleh admin yang lebih dari 14.
Pada tahap ini aplikasi yang telah dirancang akan di implementasikan kedalam aplikasi berbasis web, kemudian dilakukan pengujian apakah sudah berjalan sesuai atau belum. Tahap implementasi meliputi perhitungan hasil dari kuisoner IKM secara manual.
Untuk melihat konsistensi, maka hasil IKM yang ada pada aplikasi akan dilakukan dengan perhitungan manual dengan persamaan Total dari nilai persepsi per unsur / 10 (jumlah responden) × 0,071. Nilai 0,071 merupakan nilai penimbang yang didapat dari 1 (jumlah pertanyaan per unsur) /14 (jumlah unsur).
Pada penghitungan manual ini 14 unsur yang dihitung. Untuk mendapatkan jumlah nilai per unsur maka bobot dari tiap unsur yang telah diisi oleh responden di jumlahkan ke bawah, dengan hasil penjumlahan yaitu Nilai Per Unsur = U1=32, U2=31, U3= 29, U4=27, U5=29, U6=26, U7= 22, U8=22, U9=24, U10=27, U11=27, U12=27, U13=28, U14=26. Selanjutnya untuk mendapatkan nilai
rata-rata tertimbang per unsur maka dilakukan perhitungan, dapat dilihat di tabel 3
Tabel 3. Hasil Perhitungan Nilai Rata-rata Tertimbang
No Unsur Hasil Perhitungan Nilai Rata-rata Tertimbang
12
Pada tabel 2 menunjukan hasil perhitungan Nilai rata-rata tertimbang dengan total Nilai rata-rata dari ke 14 unsur tersebut adalah 2,6767. Selanjutnya untuk memudahkan interpretasi pada penilaian IKM yaitu antara 25 - 100 maka hasil dari nilai IKM yaitu 2,6767 dikonversikan dengan nilai dasar 25 diperhitungkan dengan persamaan, 2,6767
×
25 = 66,9175.Maka hasil akhir dari nilai IKM unit pelayanan adalah 66,9175 dengan Nilai Interval Konversi IKM antara 62,51-81,25 dengan mutu pelayanan B, yaitu kinerja dari unit pelayanan pelayanannya Baik.
Gambar 11.Hasil Kuisoner
Gambar 11 menunjukan hasil dari aplikasi, hasil perhitungan dari aplikasi ini dibandingkan dengan perhitungan manual. Dengan demikian hasil perhitungan manual dan perhitungan yang dilakukan oleh aplikasi ditemukan kecocokan dari hasil yang didapat, yaitu Mutu Pelayanan B dan Kinerja dari Unit Pelayanan Baik. Dari hasil perhitungan manual dan perhitungan oleh sistem, merupakan hasil simulasi yang bertujuan untuk melihat konsistensi dari sistem.
Pengujian Black Box
13
Black Box testing cenderung untuk menemukan fungsi yang tidak benar, kesalahan antarmuka, kesalahan performasi dan kesalahan inisialisasi dan terminasi. Selanjutnya untuk pengujian spesifikasi fungsional dari aplikasi dilakukan oleh admin yaitu Ibu Maruti yang menjabat sebagai kasubag Tatausaha Kantor Pertanahan Kota Salatiga.
Tabel 4. Pengujian Fungsi Aplikasi
No Fungsi Form Sukses
Berdasarkan hasil pengujian yang dilakukan oleh admin pada Tabel 4 dapat dilihat bahwa fungsi Lihat Hasil Kuisoner, Kelola Kuisoner, dan kelola akun admin dari aplikasi dapat berjalan dengan baik.
Pengujian manfaat aplikasi ini dilaksanankan dengan memberikan pertanyaan kepada masyarakat yang mendapatkan pelayanan pada Kantor Pertanahan Salatiga. Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui sejauh mana aplikasi ini membantu masyarakat dalam memberikan penilaian atas layanan yang diberikan Kantor Pertanahan Kota Salatiga. Dengan menentukan beberapa pilihan yang ada pada aplikasi yaitu kegunaan dari aplikasi, tampilan, kemudahan, dan hasil dari aplikasi, pertanyaan diberikan kepada 8 responden. Hasil jawaban responden dapat dilihat pada Tabel 5.
Tabel 5. Hasil Jawaban Responden
Pertanyaan Total Rata-rata
1. Apakah, dengan aplikasi ini sudah membantu anda dalam menilai kepuasan pelayanan yang diberikan Kantor Pertanahan Kota Salatiga?
29 3,62
2. Apakah, tampilan dari aplikasi menarik? 22 2,75
3. Menurut anda, apakah anda mengerti dalam
melihat hasil kuisoner pada aplikasi IKM? 28 3,5
4. Menurut anda, apakah aplikasi indeks kepuasan
14
Berdasarkan pertanyaan yang telah diberikan kepada 8 responden, dapat disimpulkan bahwa dengan nilai rata-rata 3,62 masuk dalam interval 3,26 – 4,00 maka aplikasi ini sudah sangat membantu, nilai rata-rata 2,75 masuk dalam interval 2,51 – 3,25 maka tampilan dari aplikasi cukup menarik, nilai rata-rata 3,25 masuk dalam interval 2,51 – 3,25 maka aplikasi IKM mudah dimengerti, dan nilai rata-rata 3,5 masuk dalam interval 2,51 – 3,25 maka hasil dari kuisoner cukup dimengerti. Interval jawaban responden dapat dilihat pada Tabel 6.
Tabel 6. Interval Jawaban Responden
Pada Tabel 5 interval jawaban responden, skor 1 dengan interval 1,00 –
Berdasarkan hasil penelitian dan pengujian aplikasi yang telah dilakukan, maka dapat disimpulkan bahwa perancangan Sistem Informasi Indeks Kepuasan Masyarakat Terhadap Pelayanan Pubilk Berbasis Web pada Kantor Pertanahan Kota Salatiga dapat diterapkan untuk membantu Kantor Pertanahan dalam mengukur Indeks Kepuasan Masyarakat.
6. Pustaka
[1] Alfanur Dimas, 2011, Berpacu menjadi yang terbaik, http://dimas-al-feb10.web.unair.ac.id/. Diakses Tanggal 18 Januari 2014.
[2] Yansen Arnolus, 2012, Rancang Bangun Sistem Informasi Pengukuran Tingkat Kepuasan Pelanggan Berdasarkan Kualitas Pelayanan E-goverment Menggunakan Metode Regresi, Jurnal Sistem Informasi, 1:1,
http://jurnal.stikom.edu/index.php/jsika/article/download/79/74.pdf.
Diakses Tanggal 23 Januari 2014.
[3] Sumartini Cucu Lilis, 2011, Sitem Penilaian Tingkat Kepuasan Pelanggan Dengan Menggunakan Metode Service Quality (Servqual) Pada Mal Cijatung Jakarta Timur, Jurnal Ilmiah Teknologi dan Informasi, 2:2,
http://www.scribd.com/doc/195204959/servqual-IT-pdf. Diakses Tanggal
15
[4] Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor:
KEP/25/M.PAN/2/2004, 2004, Pedoman Penyusunan Indeks Kepuasan
Masyarakat Unit Pelayanan Instansi Pemerintah,
http://www.dispenda.jabarprov.go.id/system/application/views/elearning/d ownload/KEPMENPAN_No.pdf. Diakses Tanggal 8 Januari 2014.
[5] Sugiyono, 2011, Metode Penelitian Kombinasi (Mix Methods), Alfabeta. Bandung.
[6] Bogdan, Robert, Taylor, Introducing to Qualitative Methods, Wiley Interscience Publication. New York. 1975.
[7] Hasibuan, Zainal A. 2007. Metode Penelitian Pada Bidang Ilmu Komputer dan Teknologi Informasi: Konsep, Teknik dan Aplikasi. Jakarta: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia.