1. Pendahuluan
Kemampuan Indonesia menghasilkan komoditi memiliki peranan yang sangat strategis dalam mendukung perekonomian nasional. Di sisi lain permintaan akan komoditi terus meningkat sejalan dengan peningkatan pendapatan masyarakat. Proses globalisasi ekonomi dan dorongan perdagangan bebas menyebabkan adanya persaingan yang sangat ketat. Ketidakmampuan produsen dan kepiawaian pelaku pemasaran lain dalam menguasai aset dan akses ekonomi dalam proses produksi, serta pemasaran komoditi merupakan beberapa faktor ekonomi yang terpenting dalam proses pembentukan harga komoditi.
Informasi harga poduk pertanian merupakan hal yang sulit untuk didapat. Informasi pertanian yang minim menyebabkan sulitnya memprediksi harga yang akan datang, serta menyulitkan petani untuk mencari pembeli yang cocok [1]. Informasi pertanian cenderung disembunyikan oleh oknum-oknum yang mengambil keuntungan dari hal tersebut yang pada akhirnya akan merugikan para petani. Posisi tawar petani cenderung lemah, sementara sarana dan prasarana produksi pertanian harganya cenderung meningkat. Hal ini yang menyebabkan
perlunya pembentukan harga (price discovery) yang transparan, agar masyarakat
mengetahui harga produk komoditi yang sebenarnya, sehingga meminimalkan adanya monopoli pasar dalam masyarakat.
Lokasi penyelenggara pasar lelang komoditi saat ini umumnya berada di pusat-pusat kota seperti di Semarang dan Suropadan, sehingga menyulitkan akses petani yang umumnya tinggal di daerah pedesaan. Kendala transportasi masih menyulitkan peserta lelang untuk mencapai lokasi penyelenggaran pasar lelang komoditi dan sering kali menyebabkan peserta lelang harus bermalam di lokasi penyelenggaran lelang.
Pemasaran komoditi memerlukan suatu sistem pemasaran yang lebih baik dan lebih efisien, oleh karena itu solusi yang ditawarkan untuk mengatasi hal tersebut adalah dengan mengembangkan suatu institusi pasar dalam bentuk pasar
lelang komoditi online. Pasar lelang komoditi online dapat menciptakan
mekanisme pembentukan harga (price discovery mechanism) yang transparan dan
memperpendek jalur pemasaran. Untuk memperlancar dan meningkatkan akses para produsen terhadap informasi pasar, teknologi, daya saing dan posisi tawar menawar, baik di pasar domestik maupun internasional, maka diperlukan sebuah Sistem Informasi Pasar Lelang Komoditi, yang juga merupakan institusi pelayanan pemasaran. Sistem informasi pasar lelang komoditi sebagai tempat transaksi dan pusat distribusi hasil-hasil pertanian, pusat informasi pasar, pengolahan dan peningkatan mutu dan tempat para petani dalam merencanakan produksi, pola tanam dan manajemen lahan untuk menghasilkan produk sesuai kebutuhan pasar, dan pada tahap berikutnya, sistem ini dapat berfungsi juga sebagai media untuk mendapatkan modal produksi.
Berdasarkan hal tersebut maka dalam penelitian ini dilakukan perancangan
dan pengimplementasian modul price discovery pada aplikasi bursa komoditi
yang dibangun dalam suatu sistem berbasis web, untuk memudahkan dalam
2. Kajian Pustaka
Sebuah penelitian yang berjudul “Pembuatan Aplikasi Web Jual Beli dan
Lelang Online” dinyatakan bahwa dengan adanya aplikasi ini biaya operasional
dan transportasi dapat berkurang bahkan dihilangkan selain itu juga dapat memenuhi kebutuhan konsumen karena konsumen dapat memperoleh semua barang-barang yang diinginkannya, bahkan barang-barang yang tidak dapat diperoleh disekitarnya [2].
Pada penelitian yang berjudul Pengembangan Virtual Market Untuk Memperluas Hasil Pertanian Di Indonesia (Studi Kasus: Gabungan Kelompok
Tani Padi di Kabupaten Demak) didapatkan suatu model atau prototype yang
diharapkan menghasilkan model atau prototype virtual market untuk hasil
pertanian di Indonesia. Hasil penelitian ini akan dijadikan model dan acuan untuk
pengembangan virtual market hasil pertanian di seluruh wilayah Indonesia [3].
Sedangkan pada penelitian ini akan dilakukan perancangan dan
implementasi price discovery pada aplikasi Bursa Komoditi berbasis teknologi
web, dimana aplikasi ini merupakan implementasi dari prototype virtual market
untuk hasil pertanian dari penelitian sebelumnya. Dalam aplikasi ini dapat
dilakukan transaksi penawaran (bidding) secara transparan yang dibatasi oleh
waktu terhadap komoditi lelang yang dilakukan secara online.
Lelang
Menurut Pasal 1 Peraturan Menteri Keuangan Nomor 150/PMK.06/2007 tentang Pereditan Atas Peraturan Menteri Keuangan Nomor 40/PMK.07/2006
tentang Petunjuk Pelaksanaan Lelang, disebutkan bahwa “lelang adalah penjualan
barang yang terbuka untuk umum dengan penawaran harga secara tertulis dan/atau lisan yang semakin meningkat atau menurun untuk mencapai harga tertinggi yang didahului dengan pengumuman lelang [4].
Kegiatan penyelenggaran pasar lelang di Indonesia merupakan salah satu bagian dari kegiatan perekonomian di Indonesia yang terletak dalam lingkup kewenangan departemen perdagangan dan perindustrian. Secara khusus, penyelenggaraan pasar lelang di Indonesia dikelompokkan dalam kegiatan pelaksanaan pasar komoditi yang saat ini pelaksanaanya berada dibawah pengawasan Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (BAPPEBTI) Departemen Perdagangan. Penyelenggaraan pasar lelang sendiri, saat ini telah dilakukan oleh beberapa provinsi di Indonesia. Komoditi yang dilelang sangat
beragam, akan tetapi khususnya komoditi sektor pertanian. Dalam
penyelenggaraan pasar lelang, dikenal adanya tenggang waktu penyerahan komoditi sesuai dengan perjanjian sebelumnya. Penyerahan komoditi itu sendiri dapat dilaksanakan pada bulan penyerahan dimana kegiatan penyerahan yang dimaksud adalah penyerahan komoditi secara fisik ke dalam kekuasaan salah satu pihak yang bertransaksi sebagai akibat penyelesaian kontrak. Jika lelang tersebut
menerapkan prinsip „lelang forward‟ maka dalam transaksi sebelumnya
menggunakan contoh atau sampel dari partai komoditi yang ditawarkan, baik yang dijual maupun yang dibeli sesuai dengan standar yang telah disepakati atau
Lelang online merupakan transaksi jual-beli berbasis web yang
memungkinkan user membeli dan menjual produk dan layanan tertentu melalui
proses tawar menawar secara online. Beberapa peraturan yang mengatur tentang
lelang, yaitu : 1). Keputusan Menteri Perindustrian dan Perdagangan Republik Indonesia Nomor: 650/MPP/Kep/10/2004 Tentang Ketentuan Penyelenggaraan
Pasar Lelang Dengan Penyerahan Kemudian (Forward) Komoditi Agro, 2).
Peraturan Menteri Keuangan Nomor 40/PMK.07/2006 tentang Petunjuk Pelaksanaan Lelang sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 150/PMK.06/2007, 3). Undang-Undang Nomor 32 Tahun 1997 tentang Perdagangan Berjangka Komoditi, 4). Penjelasan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 35 Tahun 1982 Tentang Bursa Komoditi.
Beberapa metode pembentukan harga yang biasa digunakan, seperti [6] : 1). Ascending-Bid Auction (English Auction), merupakan jenis lelang dimana harga akan terus naik sampai hanya ada satu penawar terakhir dan penawar
tersebut yang akan memenangkan lelang, 2). Descending-Bid Auction (Deutch
Auction) merupakan jenis lelang yang bekerja dengan cara yang berlawanan
dengan english auction, lelang akan dimulai dari harga yang sangat tinggi,
kemudian akan turun secara bertahap. Penawar pertama yang melakukan
penawaran akan memenangkan lelang, 3). First-Price Sealed-Bid Auction, dalam
jenis lelang ini setiap penawar bebas mengajukan tawaran tanpa melihat tawaran penawar lain, dan barang lelang akan terjual kepada penawar dengan jumlah
tawaran tertinggi, 4). Second-Price Sealed-Bid Auction, dalam jenis lelang ini
setiap penawar bebas mengajukan tawaran tanpa melihat tawaran penawar lain, dan barang lelang akan terjual kepada penawar dengan jumlah tawaran tertinggi. Akan tetapi, harga yang harus dibayar yaitu harga tawaran tertinggi kedua.
Metode penyerahan barang yang biasa digunakan dalam pelaksanaan
lelang [7] yaitu : 1). Cash Transaction, merupakan mekanisme lelang yang
didasarkan atas ketersediaan barang di tempat lelang. Pembayaran dan penyerahan barang langsung dilakukan pada hari yang sama ketika terjadi kesepakatan antara
penjual dan pembeli, 2). Forward Contract, merupakan mekanisme lelang dimana
transaksi dilakukan terlebih dahulu, kemudian penyerahan barang akan dilakukan sesuai dengan jangka waktu yang telah disepakati sebelumnya. Harga barang
sudah terbentuk sebelum penyerahan dilakukan. Pelaku forward contract baik
penjual maupun pembeli sama-sama terikat dengan peraturan dan ketentuan yang telah dibuat sebelumnya baik mengenai harga, kuantitas, kualitas, syarat
pembayaran dan syarat penyerahan. Pelanggaran terhadap peraturan
mengakibatkan adanya hukuman atau sanksi yang keras dan tegas bagi pelanggaran sesuai dengan ketentuan dan undang-undang yang telah disepakati bersama. Peraturan yang mengikat seluruh anggota selalu menekankan pemeriksaan terhadap jumlah dan kualitas terhadap barang yang diperdagangkan. Hal ini dilakukan untuk memperoleh keuntungan atau mengurangi resiko yang disebabkan oleh ketidakpastian harga ataupun kuantitas produk perdagangan di
masa datang, 3). Future Contract, merupakan mekanisme lelang dimana harga
telah ditetapkan saat transaksi dan penyerahan barang akan dilakukan dikemudian
hari sesuai dengan waktu yang telah disepakati sebelumnya. Perbedaan future
contract penjualan barang berdasarkan negosiasi dengan kuantitas berskala kecil seperti kg dan ton, sehingga pembeli dapat membeli barang sesuai dengan kebutuhan. Misalnya suatu barang dijual dengan kuantitas 10 ton, maka pembeli dapat membeli barang tersebut sesuai dengan kuantitas yang dibutuhkan.
Sedangkan dalam future contract penjualan barang berdasarkan standarisasi yang
ada dengan kuantitas berskala besar yaitu dengan satuan LOT, dimana pembeli harus membeli semua jumlah barang yang dijual. Misalnya suatu barang dijual dengan kuantitas 5 LOT, maka pembeli harus membeli barang tersebut dengan kuantitas 5 LOT.
Bursa Komoditi
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia komoditi berarti “barang
dagangan utama, benda niaga: hasil bumi dan kerajinan setempat dapat
dimanfaatkan sebagai ekspor, bahan mentah yang dapat digolongkan menurut
mutunya sesuai dengan standar perdagangan internasional, misalnya gandum,
karet, kopi” [8]. Bursa komoditi adalah suatu pasar yang kegiatannya
mempertemukan antara penjual dan pembeli untuk melaksanakan transaksi jual atau beli barang/ komoditi tertentu. Dalam pasar komoditi, barang yang diperjual-belikan adalah barang/ komoditi yang laku dijual di pasar dunia/ internasional,
misalnya kopi, kedelai, kakao, gula, jagung, tembakau, karet, CPO (crude palm
oil), emas, perak, tembaga, dan lainnya [9].
Price Discovery
Price discovery merupakan proses ketika pembeli dan penjual mencapai kesepakatan harga untuk kualitas, dan kuantitas dari produk dalam waktu dan
tempat yang telah ditentukan sebelumnya. Price discovery melibatkan beberapa
konsep yang saling berhubungan, diantaranya struktur pasar (angka, ukuran, lokasi, dan persaingan pembeli dan penjual), sifat pasar (permintaan pembeli, dan metode pembentukan harga), informasi pasar dan pelaporan harga (jumlah, waktu, dan keaslian informasi), pasar di masa mendatang dan alternatif untuk manajemen
resiko [10]. Biasanya price discovery sangat membantu dalam penemuan harga
yang tepat untuk suatu barang. Price discovery yang digunakan mempengaruhi
penjual, produsen, eksportir, petani, pemerintah dan pembeli. Pembentukan harga
sudah dimulai ketika penjual menetapkan reserve price untuk barang yang
dimiliki. Kemudian harga-harga akan terbentuk ketika penawar (bidder) sudah
mulai menetapkan harga tawaran masing-masing. Price Discovery akan terbentuk
ketika pembeli menawar barang dengan harga tawaran yang sama atau lebih dari
harga jual dan harga tawaran yang sama atau lebih dari harga dasar (reserve
price). Harga jual merupakan harga awal penjualan barang, sedangkan harga dasar (reserve price) merupakan harga minimal pembelian suatu barang yang diinginkan penjual. Jika harga tawaran melebihi harga jual dan sama atau lebih
dari harga dasar maka price discovery akan terbentuk, akan tetapi jika harga
tawaran melebihi harga jual tapi belum sama atau belum lebih dari harga dasar
maka price discovery tidak akan terbentuk.
3. Metodologi Perancangan
Metode perancangan yang digunakan pada pembuatan aplikasi ini yaitu
model prototyping. Model prototyping merupakan proses untuk membangun
sebuah model dari sebuah sistem berdasarkan kebutuhan user. Pengembangan
sistem berdasarkan model ini digunakan jika informasi tentang masukan, proses dan detail keluaran tidak dijelaskan dengan detail. Alur model protoyping akan digambarkan seperti pada Gambar 1.
Gambar 1Prototyping Model
Tahapan metode prototyping dalam penelitian ini, dijelaskan sebagai
berikut. Tahap Listen to Customer diawali dengan proses komunikasi untuk
menentukan dan mengkaji kapabilitas yang akan diperlukan dan dimiliki oleh sistem berdasarkan latar belakang masalah yang ada. Pada penelitian ini dilakukan wawancara dengan Hari Sunarto selaku pakar informasi lelang, untuk
mendapatkan kebutuhan user berdasarkan proses bisnis yang ada. Kebutuhan user
tersebut antara lain, penjual dapat melakukan pengaturan terhadap komoditi yang
dimiliki sepert edit dan hapus data. Penjual tidak mempunyai hak untuk
menambah data komoditi karena setiap penjual yang ingin menjual komoditi yang dimiliki harus memperlihatkan contoh komoditi tersebut ke kantor penyelenggara lelang agar dapat dipastikan jenis dan kualitasnya. Penjual hanya dapat melakukan beberapa perubahan informasi komoditi. Selain itu penjual juga dapat melihat transaksi penjualan komoditi. Kemudian pembeli dapat mengikuti setiap sesi lelang dan menawar komoditi. Pembeli dapat menawar lebih dari satu komoditi yang akan disesuaikan dengan deposit yang dimiliki. Jika jumlah deposit kurang dari harga tawaran, maka pembeli tidak dapat melakukan penawaran. Pembeli dapat membatalkan harga tawaran komoditi, jika waktu sesi lelang belum berakhir. Pembeli juga dapat melihat transaksi penawaran dan pembelian
komoditi. Sedangkan Administrator dapat melakukan pengaturan terhadap
komoditi (add, edit, delete), jadwal sesi lelang dan hari libur.
Tahapan kedua yaitu Build/Revise Mock-Up. Dalam tahapan ini akan
sederhana yang dilakukan akan menjadi acuan sementara untuk pengembangan sistem dalam proses pengkodean.
Tahapan berikutnya yaitu Customer Test-Drives Mock-Up. Pada tahap ini
hasil pengkodean dari tahap 2 (dua) akan dikomunikasikan kembali kepada
customer untuk mencari kekurangan-kekurangan yang ada. Hasilnya akan
dievaluasi kembali, jika masih ada yang belum sesuai dengan keinginan customer
maka akan kembali ke tahap sebelumnya yaitu tahap build/revise mock-up.
Analisis Sistem
Aplikasi bursa komoditi online merupakan sistem lelang/penawaran
komoditi yang dilakukan secara online. Pada sistem ini akan melibatkan beberapa
entitas, yang meliputi Penjual (perorangan/ instansi), Pembeli (perorangan, perusahaan, badan usaha atau instansi), Perbankan, dan Pengelola Lelang (badan hukum yang sudah dibentuk). Penjual dan pembeli diwajibkan untuk melakukan
registrasi (pendaftaran) terlebih dahulu untuk menjadi anggota (member). Setiap
anggota akan diberikan password yang akan digunakan untuk masuk (login) ke
dalam aplikasi.
Setelah login, pertama kali member harus melakukan verifikasi akun untuk
melengkapi berkas-berkas yang diperlukan agar status keanggotaannya dapat diaktifkan. Setelah semua berkas yang dibutuhkan terpenuhi maka masing-masing
member dapat melakukan aktifitas sesuai dengan hak akses masing-masing. Perbankan dalam hal ini bertanggung jawab dalam pemasukan deposit yang dimiliki oleh Pembeli pada setiap sesi lelang. Pengelola lelang adalah yang bertanggung jawab terhadap keseluruhan rangkaian proses di dalam pelelangan.
Metode penyerahan barang yang digunakan dalam sistem ini
menggunakan metode forward dengan menggunakan model sesi lelang. Sesi
lelang dapat diatur sesuai ketentuan yang ditetapkan (sesuai aturan Pengelola Lelang). Pemenang lelang adalah pembeli dengan harga penawaran tertinggi untuk total penawaran setiap komoditi pada setiap sesi lelang. Dimana setiap
pemenang lelang akan mendapat pesan (inbox) yang menyatakan pembeli tersebut
sebagai pemenang lelang. Sistem ini merupakan sistem yang terpisah antara satu dengan yang lainnya, sehingga dibagi ke dalam beberapa modul, yaitu modul
Price Discovery, Kliring, Resi Gudang dan Administrator. Sedangkan dalam
sistem ini hanya akan dijabarkan mengenai modul Price Discovery pada saat
proses penawaran komoditi berlangsung.
Gambar 2 merupakan proses pembentukan price discovery pada aplikasi
Gambar 2 Proses Pembentukan Price Discovery
Proses pembentukan price discovery pada aplikasi bursa komoditi
dijelaskan sebagai berikut. Penjual terlebih dahulu mendaftarkan komoditi yang dimiliki, yang nantinya akan dilelang di bursa komoditi, dengan terlebih dahulu menentukan harga jual dan harga dasar yang diinginkan. Setelah komoditi tersebut di jual di bursa komoditi, maka pembeli dapat melakukan penawaran. Pelelangan komoditi dibagi ke dalam dua (2) sesi, sesi pertama dimulai dari jam 09:00-12:00 dan sesi kedua dimulai dari jam 13:00-16:00. Lelang akan dimulai dari harga terendah dan akan terus naik sampai hanya ada satu penawar terakhir
yang akan jadi pemenang lelang (english auction). Pada saat sesi lelang aktif,
maka pembeli dapat melakukan penawaran. Akan tetapi ada beberapa aturan yang harus dipahami agar dapat melakukan penawaran, yaitu : Harga Tawaran harus lebih besar dari Harga Jual, jika hal ini terpenuhi maka harga tawaran akan disimpan dan ditampilkan, Harga Tawaran harus lebih besar harga tawaran penawar sebelumnya, jika hal ini terpenuhi maka tawaran akan disimpan dan ditampilkan, Tawaran tertinggi dihitung berdasarkan pada total penawaran secara
keseluruhan (harga per kuantitas x kuantitas). Price discovery terbentuk ketika
harga tawaran lebih besar atau sama dengan harga dasar (reserve price). Pada saat
Perancangan sistem menggunakan Unified Modelling Language (UML)
yang terdiri dari use case diagram, activity diagram, sequence diagram, class
diagram dan deployment diagram.
Di dalam use case diagram, seorang user harus melakukan login terlebih
dahulu untuk masuk ke dalam sistem. Sehingga dapat ditentukan hak akses tiap
tingkatan user. Terdapat tiga hak akses yaitu penjual, pembeli, dan administrator
seperti terlihat pada Gambar 2.
Gambar 2Use Case Diagram Sistem
Gambar 3 menjelaskan mengenai bagian-bagian yang tersedia untuk hak
akses Penjual, Pembeli dan Administrator. Untuk hak akses Penjual, dapat melihat
detail dan edit informasi komoditi yang dimiliki dan melihat transaksi penjualan
komoditi. Kemudian hak akses Pembeli dapat melakukan penawaran terhadap komoditi yang diinginkan dan dapat melihat transaksi penawaran dan pembelian
komoditi. Sedangkan hak akses Administrator selain dapat melakukan pengaturan
terhadap komoditi juga dapat melakukan pengaturan jadwal sesi lelang dan hari libur.
Activity diagram menggambarkan berbagai alir aktivitas dalam sistem
yang sedang dirancang, bagaimana masing-masing alir berawal, decision yang
mungkin terjadi dan bagaimana mereka berakhir. Activity diagram juga dapat
menggambarkan proses paralel yang mungkin terjadi pada beberapa eksekusi.
Penjual View Detail Komoditi
Input Komoditi Edit Komoditi
Delete Komoditi
View Detail Komoditi
Edit Komoditi
Delete Komoditi
<<extend>>
<<extend>> <<extend>> <<extend>>
Input Session Edit Session
<<extend>> <<extend>>
Input Holiday Date
Edit Holiday Date Delete Holiday Date
<<extend>> <<extend>> <<extend>>
Detail Transaksi <<extend>> Detail Transaksi <<extend>> <<extend>> <<extend>> <<extend>> Manage Komoditi Lihat Transaksi Penjualan Lihat Transaksi Pembelian Bidding Komoditi Pembeli Manage Komoditi
Gambar 3Activity Diagram Penawaran Komoditi (Pembeli)
Gambar 3 menggambarkan aktifitas penawaran komoditi yang terjadi dalam hak akses Pembeli. Pembeli mencari komoditi yang diinginkan kemudian menawar komoditi tersebut dengan memasukkan kuantitas dan harga tawaran yang disesuaikan dengan jumlah deposit yang dimiliki. Dengan ketentuan harga tawaran harus kurang dari deposit yang dimiliki, harga tawaran harus lebih dari harga jual komoditi dan harus lebih dari harga tawaran sebelumnya.
Sequence diagram menggambarkan interaksi antar obyek di dalam dan di
sekitar sistem (termasuk user, display, dan sebagainya) berupa message yang
digambarkan terhadap waktu. Sequence diagram terdiri atas dimensi vertikal
(waktu) dan dimensi horizontal (objek-objek yang terkait). Sequence diagram
biasa digunakan untuk menggambarkan skenario atau rangkaian langkah yang
dilakukan sebagai tanggapan dari sebuah event untuk menghasilkan output
tertentu.
Memilih Komoditi yang akan Ditawar
Input Jumlah dan Kuantitas Tawaran
start
Mencari Komoditi
Tampil Daftar Komoditi Lelang
Menampilkan Form Tawar
Menyimpan Tawaran
end Menampilkan
Komoditi
Harga Awal < Harga Tawaran < Deposit & Harga Tawaran > Harga Tawaran Sebelumnya
yes no
Gambar 4Sequence Diagram Proses Penawaran Komoditi (Pembeli)
Gambar 4 merupakan sequence diagram untuk proses penawaran komoditi
yang dilakukan oleh seorang pembeli. Penjelasan prosesnya sebagai berikut,
dalam Form_Utama disajikan beberapa menu, dalam diagram sequence ini,
pembeli memilih menu lelang yang akan langsung menampilkan daftar komoditi lelang. Selanjutnya pembeli memilih menu untuk melakukan penawaran komoditi sehingga akan muncul TawarKomoditiUI, dan pembeli tersebut dapat melakukan proses penawaran. Jika harga tawaran awal kurang dari harga jual dan kurang dari harga penawaran sebelumnya, maka harga tawaran tersebut tidak akan disimpan, sebaliknya harga tawaran akan tersimpan jika harga tawaran melebihi harga awal dan harga tawaran sebelumnya. Harga tawaran akan disimpan dalam tabel Penawaran.
Class diagrammenggambarkan struktur dan deskripsi class, package, dan
objek beserta hubungan satu sama lain seperti containment, pewarisan, asosiasi
dan lain-lain. Aplikasi yang dibuat memiliki class diagram seperti yang terlihat
pada Gambar 5.
: Pembeli TawarKomoditiUI TawarKomoditiControll er
: Auctions
1: inputHargaDanKuantitasTawar()
2: saveTawaran()
3: openDb()
4: AddHargaDanKuantitasTawar()
5: closeDb()
6: return done
Gambar 5ClassDiagram Sistem
Class diagram sistem pada Gambar 5 dapat dijelaskan sebagai berikut.
Class commodity_detail memiliki tiga relasi yaitu dengan class transaction_biddingheader, class admin_session dan class admin_holiday. Relasi
class commodity_detail dengan class transaction_biddingheader adalah one to
many, dimana satu komoditi dapat ditawar berulang kali. Relasi class
commodity_detail dengan class admin_session yaitu many to one, dimana semua
komoditi dilelang dalam satu kali sesi. Sedangkan relasi class commodity_detail
dengan class admin_holiday yaitu many to one, dimana semua komoditi tidak
dapat dilelang jika ada satu hari libur. Relasi class transaction_biddingheader
dengan class transaction_biddingdetail adalah one to many, dimana satu kali
penawaran akan mempunyai banyak detail karena akan banyak komoditi yang ditawar dalam satu sesi.
Gambar 6 merupakan deployment diagram sistem yang menggambarkan
Gambar 6Deployment Diagram Sistem
Perancangan Arsitektur MVC (Model, View, Controller)
Rancangan Model, merupakan bagian yang merepresentasikan struktur data yang
akan dibangun. Bagian Model yang dibangun berhubungan langsung dengan basis
data dan menangani validasi dari bagian Controller, namun tidak berhubungan
langsung dengan View. Model dalam aplikasi ini yaitu : 1). admin_model : berisi
method yang menangani kerja admin untuk menangani validasi dari bagian
Controller, 2). auction_model : berisi method mengenai proses lelang untuk
menangani validasi dari bagian Controller, 3) commodity_model : berisi method
mengenai komoditi untuk menangani validasi dari bagian Controller.
Rancangan View, merupakan informasi yang disajikan untuk user yang berupa
tampilan atau user interface. View umumnya adalah tampilan sebuah halaman
web itu sendiri. Bagian ini tidak memiliki akses langsung ke Model. Desain yang
dilakukan pada bagian View dibagi dalam beberapa package yaitu : 1). Package
Auctions : berisi tampilan halaman yang berhubungan dengan lelang komoditi, 2).
Package Commodities : berisi tampilan halaman yang berhubungan dengan
komoditi, 3). Package Sysadmin : berisi tampilan halaman yang berhubungan
dengan pengaturan komoditi dan sesi lelang yang dilakukan oleh Administrator,
3). Package Template : berisi tampilan halama untuk header dan footer.
Rancangan Controller,bertindak sebagai penghubung antara model dan view. Di
dalam controller inilah terdapat class-class dan fungsi-fungsi yang memproses
permintaan dari view ke dalam struktur data di dalam model. Controller mencakup
semua proses yang terkait dengan pemanggilan database. Controller yang dibuat
dalam aplikasi ini yaitu : 1). Admins : berisi controller untuk pengaturan komoditi
yang dilakukan oleh administrator, 2). Auction : berisi controller untuk mengatur
mengenai proses lelang, 3). Commodities : berisi controller untuk mengatur
komoditi.
Jaringan Internet
n 1
Client
4. Implementasi dan Analisa Hasil
Arsitektur MVC yang telah dibuat dapat dilihat pada Gambar 7.
Gambar 7 Arsitektur MVC
Gambar 7 merupakan arsitektur MVC yang terdiri dari 3 (tiga) folder
utama yaitu controllers, models, dan views yang terletak di dalam folder
application.
Implementasi Aplikasi
Dalam aplikasi Bursa Komoditi, digunakan sistem login dengan pemilihan
tiga user akses yaitu Penjual, Pembeli dan Administrator. Untuk melakukan login
diperlukan username dan password. Untuk username yang digunakan adalah
email user dan untuk password akan dikirimkan ke email user, setelah melakukan
pendaftaran. Proses login dilakukan pada halaman masuk seperti terlihat pada
Gambar 8 Halaman Masuk (Login)
MenuKomoditi (Penjual)
Dalam menu komoditi penjual dapat melihat semua komoditi yang dimiliki. Halaman komoditi terlihat pada Gambar 9.
Gambar 9 Halaman Komoditi Penjual
Dalam Gambar 9 terlihat daftar komoditi yang dimiliki oleh seorang
Detail. Dalam halaman ini penjual dapat melakukan edit dan hapus data komoditi. Hanya beberapa data komoditi yang dapat diubah oleh penjual, seperti lokasi gudang penyerahan komoditi, kuantitas, harga dasar, harga jual, dan tanggal komoditi tersedia.
Menu Penawaran Komoditi (Pembeli)
Gambar 10 merupakan halaman pada hak akses Pembeli yang menunjukkan menu Tawar.
Gambar 10 Halaman Penawaran Komoditi Pembeli
Dalam Gambar 10 terlihat form penawaran komoditi, dimana setiap
pembeli dapat menawar komoditi yang disesuaikan dengan jumlah deposit yang dimiliki. Setiap melakukan penawaran maka deposit secara otomatis akan berkurang sementara, dan deposit akan kembali ketika ada penawar lain yang menawar dengan harga yang lebih tinggi. Perintah untuk melakukan penawaran
pada controller ditunjukkan pada Kode Program 1.
Kode Program 1 Kode Program Menu Tawar Komoditi (Controller)
Kode Program 1 merupakan perintah untuk melakukan penawaran
komoditi yang ada pada bagian Controller. Perintah pada baris 1 merupakan nama
fungsi penawaran yang menggunakan parameter CommodityDetailId,
PricePerQuantity, SessionId, dan Quantity. Perintah pada baris 3-4 merupakan fungsi untuk menambah harga dan kuantitas tawar terhadap komoditi berdasarkan
[1] function buyer_bidding($CommodityDetailId, $PricePerQuantity, $SessionId, $Quantity) [2] {
[3] $return_result = $this->auction_model->
[4] InsertBuyerBid($CommodityDetailId, $Quantity, $PricePerQuantity, $SessionId, [5] $this-> userinfo['UserId'], $this->userinfo['UserLogin']);
sesi lelang pada saat melakukan penawaran. Perintah pada baris 5 merupakan
fungsi untuk menyimpan data user yang sedang login.
Kode Program 2 Kode Program Menu Tawar Komoditi (Model)
Kode Program 3 merupakan perintah untuk menambah harga dan kuantitas tawar. Perintah pada baris 3-8 merupakan fungsi untuk menambah harga dan
kuantitas tawar yang akan memanggil fungsi stored procedure untuk mengisi
tawaran dalam database. Perintah dalam stored procedure ditunjukkan pada Kode
Program 3.
Kode Program 3 Kode Program Menu Tawar Komoditi (Stored Procedure)
Kode Program 3 merupakan penggalan kode program dalam stored
procedure uspInsBidding yang berfungsi untuk menyimpan harga tawar, kuantitas tawar, penawar, dan waktu melakukan penawaran komoditi.
Untuk melihat transaksi penawaran dan pembelian komoditi dapat dilihat pada Gambar 11.
[1] function InsertBuyerBid($CommodityDetailId, $Quantity, $PricePerQuantity,
[2] $SessionId, $UserId, $UserLogin) [3] {
[4] $bid = $this->db->query("CALL uspInsBidding [5]
(".$CommodityDetailId.",".$Quantity.",".$PricePerQuantity.",".$SessionId [6] .",".$userId.",".$UserLogin.")")->result_array();
[7] return $bid; [8] }
[1] INSERT INTO transaction_biddingdetail( [2] BiddingHeaderId,
[3] BidderId, [4] BiddingTime, [5] BiddingStatus, [6] BiddingQuantity, [7] BiddingPrice, [8] CreatedDate, [9] CreatedBy) [10] SELECT
[11] _BiddingHeaderId, [12] UserId,
[13] NOW(), [14] 'W', [15] Quantity,
[16] PricePerQuantity, [17] NOW(),
Gambar 11 Halaman Riwayat Transaksi Pembeli
Dalam Gambar 11 terlihat daftar transaksi penawaran komoditi yang pernah dan sementara ditawar. Jika waktu dalam satu sesi lelang belum berakhir maka penawaran terhadap suatu komoditi dapat dibatalkan. Selain itu juga terlihat daftar transaksi pembelian komoditi yang pernah dilakukan.
Pengujian Aplikasi
Berikut ini akan dilakukan pengujian pada aplikasi yang dibuat. Pengujian
dilakukan dengan metode black box untuk mengetahui apakah ada kesalahan yang
terjadi pada fungsionalitas aplikasi. Pengujian black box memungkinkan
perekayasa perangkat lunak mendapat serangkaian kondisi input yang sepenuhnya menggunakan semua persyaratan fungsional untuk suatu program. Pengujian
black box bukan merupakan alternatif dari teknik white box, tetapi merupakan pendekatan komplementer yang kemungkinan besar mampu mengungkap kelas
kesalahan daripada metode white box [10]. Pengujian aplikasi pada fungsi
Tabel 1 Pengujian Fungsi Penawaran pada Sistem
Poin Pengujian
Validasi
Input
Data Input Hasil Status
Tambah Penawaran kuantitas tawar dikosongkan bukan angka lebih dari yang
tersedia gagal disimpan gagal disimpan gagal disimpan berhasil berhasil berhasil harga tawar dikosongkan bukan angka lebih dari deposit kurang dari harga
awal kurang dari harga tawaran sebelumnya gagal disimpan gagal disimpan gagal disimpan gagal disimpan gagal disimpan berhasil berhasil berhasil berhasil berhasil
Berdasarkan data pengujian pada Tabel 1 menunjukkan fungsi penawaran pada sistem berhasil melewati uji validitas. Hal tersebut berarti masukan dan keluaran sistem telah sesuai dengan yang diharapkan.
5. Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dilakukan tentang perancangan dan implementasi aplikasi bursa komoditi, maka dapat disimpulkan bahwa aplikasi bursa komoditi sangat membantu penjual, pembeli maupun penyelenggara lelang dalam melakukan aktifitas pelelangan komoditi. Dalam
aplikasi ini didapatkan pembentukan harga (price discovery) tiap komoditi yang
terbentuk melalui hasil transaksi pembeli dan penjual dalam proses lelang. Sehingga pembeli maupun penjual mengetahui informasi harga komoditi yang sebenarnya sehingga dapat dijadikan referensi harga dalam proses penjualan dan pembelian komoditi. Selain itu juga memperpendek mata rantai perdagangan, menghemat biaya transportasi dan operasional, serta memenuhi dapat kebutuhan konsumen. Saran dalam pengembangan sistem ini yaitu pada pengembangan selanjutnya penawaran komoditi didasarkan pada penawaran komoditi secara partial bukan secara keseluruhan.
6. Daftar Pustaka
[1] Kementrian Pertanian, 2009. Program 2005-2009. Retrieved May 21,
2012, from Kementrian Republik Indonesia:
www.deptan/renbangtan/konsep_pembangunan_pertanian.pdf. Diakses
tanggal 5 Mei 2012.
[2] Hendrayana Ferry., Witono Timotius. .Pembuatan Aplikasi Web Jual Beli
dan Lelang Online.Universitas Kristen Maranatha:Bandung.
[3] Tambotoh, Johan J. C., & Sulistyo, Wiwin.2011.Pengembangan Virtual
[4] Pasal 1 Peraturan Menteri Keuangan Nomor 150/PMK.06/2007 tentang Pereditan atas Peraturan Menteri Keuangan Nomor 40/PMK.07/2006 tentang Petunjuk Pelaksanaan Lelang.
[5] Kurniawan, Teguh, 2004. Analisa Penerapan Pelelangan Penyerahan
Kemudian. http://teguh-kurniawan.web.ugm.ac.id/penelitian/ Laporan
Akhir Pasar Lelang 2004.pdf. Diakses tanggal 15 Februari 2012.
[6] Klemperer, Paul, 1999, Auction Theory: A Guide to the Literature.
http://economics.ouls.ox.ac.uk/11924/1/Survey.pdf. Diakses tanggal 10 April 2012.
[7] Dubofsky, David.A. 1992. Options And Financial Futures Valuation And
Uses. McGraw-Hill:Singapore.
[8] Kamus Besar Bahasa Indonesia.
http://kamusbahasaindonesia.org/komoditi.
[9] Supriyanto., Muhson Ali. 2009. Ekonomi Untuk SMA/MA Kelas X. Pusat
Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional:Jakarta.
[10] Ward, Clement E., 2002. Price Determination versus Price Discovery.
Oklahoma StateUniversity.
http://ag.arizona.edu/arec/wemc/cattlemarket/PriceDeterminationvsDiscov .pdf. Diakses tanggal 10 Mei 2012.
[11] Pressman, Roger S. 2005. Software Engineering : A Practioner’s