• Tidak ada hasil yang ditemukan

SEMINAR PROPOSAL SKRIPSI NOVITA AYU HIKM

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "SEMINAR PROPOSAL SKRIPSI NOVITA AYU HIKM"

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

EFISIENSI PEGADAIAN SYARIAH TERHADAP PERMODALAN

USAHA KECIL MENENGAH DALAM MENINGKATKAN

PRODUKTIVITAS KERJA MASYARAKAT DI KABUPATEN

KEDIRI

PROPOSAL

Disusun oleh :

Novita Ayu Hikmah Ningtyas NIM. 17402153311

EKONOMI SYARIAH (VI/H)

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI TULUNGAGUNG

(2)

A. Judul Penelitian

Penelitian ini berjudul, “EFISIENSI PEGADAIAN SYARIAH TERHADAP PERMODALAN USAHA KECIL MENENGAH DALAM MENINGKATKAN PRODUKTIVITAS KERJA MASYARAKAT DI KABUPATEN KEDIRI”.

B. Latar Belakang Masalah

Di era ekonomi saat ini, masyarakat berpenghasilan rendah dan para pengusaha kecil membutuhkan lembaga pembiayaan yang mempunyai kantor yang tersebar di berbagai tempat dan dapat memberikan pembiayaan dengan cara sederhana, mudah, cepat, dan sesuai dengan tingkat kemampuan ekonomi mereka. Dalam dunia perekonomian terutama bagi pedagang kecil, adanya masalah keterbatasan modal selalu dirasakan sebagai salah satu kendala utama dalam mengembangkan usaha mereka. Dengan keterbatasan modal yang dirasakan oleh pedagang kecil, sangat diharapkan adanya akses serta terjangkaunya kredit finansial dengan jumlah yang relatif terjangkau, syarat yang terjangkau, dan prosedur yang mudah dan tepat waktu.

Pegadaian syariah merupakan salah satu alternatif untuk memperoleh kebutuhan dana dan pembiayaan. Pegadaian syariah sebagai lembaga keuangan formal yang berbentuk unit dari Perum Pegadaian Indonesia, yang bertugas menyalurkan pembiayaan dengan gadai syariah dalam bentuk pemberian uang pinjaman kepada masyarakat yang membutuhkan bantuan dana. Sumber dana yang dimiliki sesuai syariah dan operasionalnya dibawah pengawasan DPS. Dalam perkembangannya, pegadaian syariah mempunyai peranan yang besar dalam kehidupan masyarakat, khususnya untuk golongan menengah ke bawah. Prosedur yang ada cukup sederhana, mudah dan cepat, sehingga dapat memudahkan para nasabah yang membutuhkan dana untuk segera dimanfaatkan.

(3)

dalam penyaluran pinjaman.pegadaian syariah dibawah lindungan Perum Pegadaian mengusung moto, “Mengatasi Masalah Sesuai Syariah”.1

Pegadaian merupakan salah satu alternatif pendanaan yang efektif karena tidak memerlukan proses dan persyaratan yang rumit. Dalam implementasinya, pegadaian syariah merupakan kombinasi komersil-produktif, yang mana tertuju untuk kepentingan sosial. Banyak manfaat dari pegadaian syariah, seperti prosesnya cepat. Dalam pegadaian syariah, nasabah dapat memperoleh pinjaman yang diperlukan dalam waktu yang relatif cepat, baik proses administrasi, maupun penaksiran barang gadai. Caranya cukup mudah yaitu dengan membawa barang gadai (marhun) beserta bukti kepemilikan. Jaminan keamanan atas barang diserahkan dengan standar keamanan yang telah diuji.

Oleh karena itu, pegadaian memiliki tujuan yaitu turut melaksanakan dan menunjang pelaksanakan kebijaksanaan dan program pemerintah di bidang ekonomi dan pembangunan nasional pada umunya melalui penyaluran uang pinjaman/pembiayaan atas dasar hukum gadai. Agar menyediakan dana dengan cara yang sederhana pada masyarakat luas, terutama bagi kalangan menengah bawah, untuk konsumsi dan produksi.2 Fungsi pokok Pegadaian yaitu mengelola

penyaluran dana pinjaman dengan dasar hukum gadai syariah menerapkan cara mudah, cepat, aman dan hemat, menciptakan dan mengembangkan usaha-usaha lain yang menguntungkan bagi lembaga pegadaian maupun masyarakat.

Pedoman Operasional Gadai Syariah (POGS) Perum Pegadaian, pada dasarnya dapat melayani produk dan jasa, antara lain yaitu pemberian pinjaman atau pembiayaan atas dasar hukum gadai syariah (rahn), penaksiran nilai barang, penitipan barang (ijarah), dan gold counter (gerai emas).3 Mensyaratkan pemberian

pinjaman dengan penyerahan harta benda sebagai jaminan. Harta benda gadai harus berbentuk barang bergerak. Pemberian pinjaman sangat ditentukan oleh nilai dan kualitas serta jumlah barang yang akan digadaikan. Aset yang dapat digadaikan di pegadaian antara lain yaitu emas, barang elektronik, alat rumah tangga dan semacamnya, serta kendaraan bermotor.

1Zainuddin Ali, Hukum Gadai Syariah, (Jakarta: Sinar Grafika, 2008), hlm.54

2 Sasli Rais, Pegadaian Syariah: Konsep dan Sistem Operasional, (Jakarta: UI-Press, 2006), hlm. 128.

(4)

Perkembangan produk-produk berbasis Islam pada lembga keuangan semakin banyak di Indonesia, tidak terkecuali Pegadaian. Pegadaian juga menyediakan produk baru yaitu Arrum. Arrum merupakan produk kedua dari Pegadaian Syariah setelah produk Ar-Rahn. Arrum merupakan pembiayaan untuk suatu usaha dalam sektor Usaha Kecil Menengah yang pembayarannya dilakukan dengan cara angsuran. Ar‐Rum (ar‐Rahn untuk Usaha Mikro) merupakan pembiayaan usaha mikro dengan jaminan berupa syrat BPKB kendaraan bermotor. Untuk memperoleh pembiyaan ini, masyarakat mengajukan pembiayaan lewat produk Arrum. Selanjutnya, pihak pegadaian syariah akan melakukan studi kelayakan usaha kepada peminjam dana, untuk mengurangi risiko pembiaaan kepada masyarakat.

Keunggulan produk Arrum yaitu prosedur dan prosesnya yang cepat dan jangka waktu pinjaman yang fleksibel serta bebas menentukan masa pembayaran angsuran. Barang jaminan ditaksir secra cermt dan akurat oleh tenaga ahli sehingga akan tetap memiliki nilai taksiran yang optimal. Pegadaian syariah sebagai lembaga keuangan dengan penyediaan dana yang relatif cepat dengan syarat yang mudah sehingga dapat menjadi alternatif pemberiaan modal pada Usaha Kecil Menengah. Keterbatasan modal yang dihadapi oleh Usaha Kecil Menengah dapat teratasi dengan dengan menggadaikan aset yang likuid dan memiliki nilai jual pada pegadaian syariah.

Sebagai fungsinya, pegadaian syariah dapat mengambil bagian dan berperan aktif dalam meningkatkan kesejahteraan di masyarakat, meskipun hanya dengan berupaya untuk memberikan dan menyediakan produk-produk yang memang dibutuhkan oleh masyarakat secara luas. Dengan adanya model akad yang ada, terutama manfaat akad yang tujuannya bersifat produktif, maka gadai syariah dapat digunakan untuk menggerakkan usaha ekonomi kecil dan menengah itu untuk lebih dapat tumbuh berkembang, dan masyarakat bisa menjadi lebih produktif dalam bekerja mengelola usaha mereka. Dan perlu diperhatikan pula fokus untuk membantu mengembangkan usaha kecil di Indonesia, misalnya dengan mendapatkan modal dari pegadaian agar lebih mudah mengembangkan usahanya.

(5)

pemerintah untuk membangun dan mengembangkan usaha berbasis sektor usaha kecil mikro, Perum Pegadaian memberikan pelayanan umum kepada masyarakat yang membutuhkan dana, dan penyaluran kredit yang sederhana dengan prosedur cepat sehingga dapat membantu penembangan usaha mikro kecil di Indonesia.

Berdasarkan fenomena yang ada yaitu banyaknya masyarakat yang berminat menggunakan jasa keuangan dari pegadaian syariah dan juga sebagai penyalur modal untuk Usaha Kecil Menengah, maka dianggap penting untuk dilakukan sebuah penelitian. Oleh karena itu, peneliti akan menganalisis seberapa besar efisiensi pegadaian syariah terhadap permodalan Usaha Kecil Menengah dalam meningkatkan produktivitas kerja masyarakat di Kabupaten Kediri.

C. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang dikemukakan diatas, maka dapat dirumuskan permasalahan yaitu, Bagaimana efisiensi pegadaian syariah terhadap permodalan Usaha Kecil Menengah dalam meningkatkan produktivitas kerja masyarakat di Kabupaten Kediri?

D. Tujuan Penelitian

Untuk mengetahui dan memahami mengenai efisiensi pegadaian syariah terhadap permodalan Usaha Kecil Menengah dalam meningkatkan produktivitas kerja masyarakat di Kabupaten Kediri.

E. Identifikasi Penelitian dan Batasan Masalah Identifikasi dalam penelitian ini adalah:

1. Efisiensi pegadaian syariah dalam penyaluran modal pada Usaha Kecil Menengah yang ada di Kediri.

(6)

Adapun pembatasan masalah dalam penelitian ini antara lain: 1. Objek penelitian

Yang menjadi objek penelitian adalah efisiensi pegadaian syariah terhadap permodalan Usaha Kecil Menengah dalam meningkatkan produktivitas kerja masyarakat di Kabupaten Kediri.

2. Subjek Penelitian

Yang menjadi subjek penelitian ini adalah pihak Pegadaian Unit Pelayanan Syariah di Kabupaten Kediri, dan pengusaha Usaha Kecil Menengah yang ada di Kabupaten Kediri.

F. Manfaat Penelitian 1. Secara teoritis

Pembahasan terhadap permasalahan-permasalahan sebagaimana yang telah diuraikan diatas, diharapkan akan memberikan pemahaman bagi pembaca mengenai efisiensi pegadaian syariah terhadap permodalan Usaha Kecil Menengah dalam meningkatkan produktivitas kerja masyarakat di Kabupaten Kediri.

2. Secara praktis

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi kalangan mahasiswa dan masyarakat luas terutama setiap orang yang ingin mengetahui ilmu ekonomi yaitu tentang efisiensi pemberian permodalan dalam meningkatkan produktivitas kerja masyarakat.

G. Penegasan Istilah

Dalam karya ilmiah ini, peneliti perlu memberikan penegasan istilah dari judul yang peneliti angkat dengan tujuan agar tidak terjadi kerancuan atau perbedaan pemahaman dalam membaca proposal skripsi ini, yaitu:

1. Definisi Konseptual a. Efisisensi

(7)

biaya), kedayagunaan, ketepatgunaan, dan kemampuan dalam menjalankan tugas dengan baik dan tepat.

b. Pegadaian Syariah

Gadai (rahn) adalah menahan barang jaminan yang bersifat materi milik rahin sebagai jaminan atas pinjaman yang dterimanya, dan barang yang diterima tersebut bernilai ekonomis, sehingga murtahin memperoleh jaminan untuk mengambil kembali seluruh atau sebagian hutangnya dari barang yang di maksud bila pihak yang menggadaikannya tidak dapat membayar hutangnya pada saat jatuh tempo.

c.

Usaha Kecil Menengah

Dalam definisi Usaha Kecil Menengah mencakup dua aspek yaitu aspek penyerapan tenaga kerja dan aspek pengelompokan perusahaan ditinjau dari jumlah tenaga kerja yang diserap tersebut.

d.

Produktivitas Kerja

Produktivitas kerja adalah perbandingan kegiatan antara efektivitas keluaran dengan efisiensi masukan.

2. Definisi Operasional

Definisi operasional dimaksudkan untuk memberikan kejelasan mengenai judul penelitian agar tidak muncul berbagai penafsiran terhadap judul penelitian. Yang dimaksud efisiensi pegadaian syariah terhadap permodalan Usaha Kecil Menengah dalam meningkatkan produktivitas kerja masyarakat adalah efisien atau tidaknya pegadaian syariah dalam memberikan permodalan Usaha Kecil Menengah dalam meningkatkan produktivitas kerja masyarakat.

H. Landasan Teori 1. Pegadaian Syariah

(8)

dana atas dasar hukum gadai, dan jasa dibidang lainnya berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.4

Konsep operasi pegadaian syariah mengacu pada sistem administrasi modern, yaitu asas rasionalitas, efisiensi, dan efektifitas yang diselaraskan dengan nilai Islam. Fungsi operasi pegadaian syariah dijalankan oleh kantor-kantor cabang pegadaian syariah/ Unit Layanan Gadai Syariah (ULGS) sebagai satu unit organisasi di bawah binaan Divisi Usaha Lain Perum Pegadaian. ULGS ini merupakan bisnis mandiri yang secara struktural terpisah pengelolaannya dari usaha gadai konvensional.5

Pedoman Operasional Gadai Syariah (POGS) Perum Pegadaian, pada dasarnya dapat melayani produk dan jasa sebagai berikut:

1. Pemberian pinjaman atau pembiayaan atas dasar hukum gadai syariah (rahn), 2. Penaksiran nilai barang, yaitu pegadaian syariah memberikan jasa penaksiran

atas nilai suatu barang yang dilakukan oleh calon nasabah (rahin).

3. Penitipan barang (ijarah), yaitu penyelenggaraan penitipan barang (ijarah) orang-orang yang mau menitipkan barang ke kantor pegadaian syariah berdasarkan alasan faktor keamanan dan alasan lainnya.

4. Gold Counter (Gerai Emas), yaitu tempat penjualan emas yang menawarkan keunggulan kualitas dan keaslian.6

Persyaratan yang harus dipenuhi oleh masyarakat yang hendak melakukan gadai syariah di kantor pegadaian syariah yaitu:

1. Membawa KTP atau kartu identitas lainnya yang masih berlaku 2. Mengisi formulir permintaan rahn.

3. Menyerahkan barang jaminan (marhun) yang memenuhi syarat, seperti perhiasan emas, berlian, kendaraan bermotor (mobil dan sepeda motor), barang elektronika dan alat rumah tangga.

4. Kepemilikan barang merupakan milik pribadi.

5. Menandatangani akad rahn dan akad ijarah dalam Surat Bukti Rahn (SBR).7

4Abdul Ghofur Anshori, Gadai Syariah Di Indonesia, Konsep, Implementasi dan Institusionalisasi,

(Yogyakarta: Gadjah Mada University Press, 2006), hlm. 7

5Mardani, Aspek Hukum Lembaga Keuangan Syariah Di Indonesia, (Jakarta: Prenada Media, 2015), hlm. 189

(9)

Sistem dan prosedur dibuat tidak menyulitkan calon nasabah yang akan meminjam uang. Dalam pegadaian syariah, nasabah memperoleh pinjaman dengan cara yang mudah dan waktu yang relatif cepat, baik proses administrasi, maupun penaksiran barang gadai. Dengan adanya model akad yang ada bersifat produktif, maka gadai digunakan untuk menggerakkan ekonomi kecil dan menengah untuk lebih dapat berkembang.

Akad Pada Pegadaian Syariah, yaitu:

1. Akad Rahn, dengan akad ini dimungkinkan bagi pegadaian untuk menahan barang yang dijadikan jaminan atas utang nasabah.

2. Akad Ijarah, melalui akad ini dimungkinkan bagi pegadaian untuk menarik sewa atas penyimpanan barang jaminan milik nasabah yang telah melakukan akad. 8

Arrum merupkan singkatan dari Ar-Rahn untuk Usaha Mikro Kecil yang merupakan pembiayaan bagi para pengusaha mikro kecil, untuk pengembangan usaha dengan berprinsip syariah.9 Jangka waktu pembiayaan yang ditetapkan

oleh pegadaian syariah minimal 12 bulan dan maksimal 36 bulan dengan pengembalian pembiyaan dengan cara agsuran tiap bulannya. Akad yang digunakan untuk produk Arrum adalah akad Ijarah. Jaminan yang digunakan pada produk Arrum yaitu surat BPKB kendaraan. Melalui studi kelayakan usaha yang dilakukan oleh staf pegadaian syariah, maka dapat dilihat apakah usaha layak untuk diberi pinjaman atau tidak, hal ini dilakukan untuk mengurangi risiko pembiayaan.

2. Usaha Kecil Menengah

Dalam definisi Usaha Kecil Menengah mencakup dua aspek yaitu aspek penyerapan tenaga kerja dan aspek pengelompokan perusahaan ditinjau dari jumlah tenaga kerja yang diserap tersebut. Mengacu Undang-Undang Nomor 9 Tahun 1995, kriteria Usaha kecil dilihat dari segi keuangan dan modal yang dimilikinya adalah:

1. Memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp. 200 Juta (tidak termasuk tanah dan bangunan).

8Abdul Ghofur Anshori, Gadai Syariah Di Indonesia, Konsep, Implementasi dan Institusionalisasi,

(Yogyakarta: Gadjah Mada University Press, 2006), hlm. 13

(10)

2. Memiliki hasil penjualan paling banyak Rp. 1 Miliar/tahun. Untuk kriteria usaha menengah, yaitu:

1. Untuk sektor industri, memiliki total aset paling banyak Rp. 5 Miliar.

2. Untuk sektor non industri, memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp. 600 Juta, memiliki hasil penjualan tahunan paling banyak Rp. 3 Miliar.

Pembinaan dan pengembangan Usaha Kecil Menengah dirasakan perlu dan strategis untuk mengangkat perekonomian rakyat. Dengan berkembangnya perekonomian rakyat diharapkan dapat meningkatkan pendapatan masyarakat, membuka kesempatan kerja yang potensial, masyarakat menjadi lebih produktif, memakmurkan masyarakat secara keseluruhan dan menunjang keberhasilan pertumbuhan ekonomi.

Permodalan Usaha Kecil Menengah

Arah kebijakan pengembangan yang khusus memfokuskan pada penyediaan modal:

1. Memadukan dan memperkuat aspek bantuan keuangan, bantuan teknis dan program penjaminan.

2. Mengoptimalkan penunjukkan lembaga keuangan mikro untuk Usaha Kecil Menengah.

3. Meningkatkan lembaga penjamin kredit yang ada.

4. Memperkuat lembaga keuangan mikro untuk melayani masyarakat miskin. 5. Mengotimalkan realisasi business plan lembaga keuangan dalam pemberian

kredit usaha kecil.10

3. Produktivitas Kerja

Produktivitas kerja adalah perbandingan kegiatan antara efektivitas keluaran dengan efisiensi masukan, artinya setiap sikap mental yang diperlukan untuk melakukan perbaikan dan peningkatan dalam setiap pekerjaannya.

Cara mengukur produktivitas kerja dapat dilakukan dengan cara:

1. Menghitung volume penjualan periode yang lalu dengan penjualan periode sekarang, termasuk keuntungan dari hasil penjualan setiap periode.

2. Perputaran persediaan dan perkembangan pasar.

(11)

3. Tingkat daya beli dan jumlah pelanggan apakah semakin meningkat atau menurun.

4. Efisiensi biaya dan efektivitas kerja.

5. Membandingkan usaha dengan bisnis lain yang sejenis.11

Produktivitas dapat dikatakan meningkat apabila:

1. Jumlah produksi/ keluaran meningkat dengan jumlah masukan/ sumber daya yang sama.

2. Jumlah produksi/ keluaran sama atau meningkat dengan jumlah masukan/ sumber daya lebih kecil.

3. Produksi/keluaran meningkat diperoleh dengan penambahan sumber daya yang relatif kecil.

Konsep produktivitas adalah perbandingan antara keluaran (output) dan masukan (input) persatuan waktu. Konsep produktivitas kerja dapat dilihat dari dua dimensi, yaitu: dimensi individu dan dimensi organisasian. Dimensi individu melihat produktivitas dalam kaitannya dengan karakteristik-karakteristik kepribadian individu yang muncul dalam bentuk sikap mental dan mengandung makna keinginan dan upaya individu yang selalu berusaha untuk meningkatkan kualitas hidupnya. Sedangkan dimensi keorganisasian melihat prvduktivitas dalam kerangka hubungan teknis antara masukan (input) dan keluaran (output). Masukan (input) dapat berupa bahan baku, tenaga kerja, mesin dan fasilitas produksi, energi, waktu, dll. Sedangkan keluaran (output) berupa produk atau jasa.12

I. Penelitian Terdahulu

Untuk mendukung penelitian ini, penulis memaparkan penelitian terdahulu yag relevan dengan permasalahan yag akan diteliti tentang, “Efisiensi Pegadaian Syariah Terhadap Permodalan Usaha Kecil Menengah Dalam Meningkatkan Produktivitas Kerja Masyarakat Di Kabupaten Kediri”.

1. Penelitian yang dilakukan oleh Roikhan, pada tanggal 1 Januari 2017, dengan judul, Efisiensi Pegadaian Syariah Dan Prospek Pertumbuhan Aset Di Indonesia,

11Muchtar A.F, Strategi Memenangkan Persaingan Usaha dengan Menyusun Business Plan, (Jakarta: Elex Media Komputindo, 2010), hlm. 102

(12)

Journal of Islamic Economics Volume 1 Nomor 1. Hasil penelitiannya yaitu pegadaian syariah memiliki tingkat efisiensi paling tinggi yaitu 100% untuk jangka waktu 7 tahun dari tahun 2008-2014. Sedangkan kompetitor memiliki tingkat rata-rata sebesar 97,24% dalam rentang waktu yang sama. Persamaan dalam penelitian ini yaitu metode pengumpulan data menggunakan metode dokumentasi, yaitu metode yang menghimpun informasi dan data melalu metode studi pustaka, eksplorasi literature-literature. Perbedaan dalam penelitian ini yaitu lingkup penelitian untuk wilayah se-Indonesia.

2. Penelitian yang dilakukan oleh Ninda Ardiani, pada Agustus 2015, dengan judul, Gadai Emas Alternatif Tambahan Modal Usaha Mikro Kecil Dan Menengah Pada Lembaga Keuangan Syariah, Jurnal Ekonomi Syariah Teori dan Terapan UNAIR, Vol. 2 No. 8. Hasil penelitiannya yaitu produk gadai emas pada lembaga keuangan syariah dapat menjadi solusi permasalahan permodalan UMKM karena persyaratan yang mudah dan proses yang cepat. Persamaan dengan peneitian ini adalah metode penelitian kualitatif. Metode pengumpulan data melalui wawancara dengan pihak Lembaga Keuangan Syariah dan pengusaha UMKM. Perbedaan dalam peelitian ini yaiu unit yang dianalisis adalah pihak bank dan pengusaha UMKM yang menggadaikan emasnya di BRI Syariah Gubeng, BNI Syariah KCM Rungkut dan BMT UGT Sidogori Capem Gubeng.

(13)

kantor cabang Pegadaian Syariah beralamat di Simpang Patal Palembang dan lima unit pembantu di pasar Perumnas, Kolonel Atmo, Ahmad Yani, Sukabangun dan KM 11.

4. Penelitian yang dilakukan oleh H.B. Syafuri, pada Desember 2014, dengan judul Aktivitas Gadai Syariah Dan Implikasinya Terhadap Produktivitas Masyarakat Di Provinsi Banten, Jurnal AL-‘ADALAH Vol. XII, No. 2. Hasil penelitiannya adalah Aktivitas gadai syariah berimplikasi pada produktivitas masyarakat. Hal ini terbukti dengan Provinsi Banten saat ini, produktivitas dari sisi input telah memiliki Badan Pembiayaan Rakyat Syariah sebanyak 8 unit dengan Unit Usaha Syariah sebanyak 28 unit. Memiliki Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah. Dari segi output berkurangnya penduduk miskin dan semakin meningkatnya angka partisipasi sekolah. Persamaan dengan penelitian ini adalah Metode penelitian kualitatif, metode pengumpulan data yaitu dengan melakuan survei atau penelitian secara langsung ke objek penelitian. Perbedaan dengan penelitian ini adalah sampel yang digunakan, pengguna gadai syariah Provinsi Banten yaitu Kabupaten yaitu Tangerang, Serang, Pandeglang dan Lebak dengan unit gadai syariah .

J. Metode Penelitian Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kualitatif yaitu penelitian yang mendeskripsikan kejadian yang didengar, dirasakan dan dibuat dalam pernyataan naratif atau deskriptif. Tujuannya untuk memahami, mencari makna dibalik data, menemukan kebenaran, baik kebenaran empiris, logis, dan teoritis.13

Lokasi Penelitian

Objek penelitian yaitu Pegadaian Unit Pelayanan Syariah Kediri, yang beralamat di Jl. Hayam Wuruk No. 78 Kediri, Jawa Timur. Dan pelaku sektor Usaha Kecil Menengah yang menggunakan layanan pembiayaan usaha dari Pegadaian Syariah Kediri.

Data dan Sumber data

(14)

Penelitian ini dilakukan dengan menganalisis data primer dan data sekunder. Data primer adalah data yang dikumpulkan peneliti langsung dari sumber utama yaitu pihak atau staf Pegadaian Syariah Kediri dan pelaku Usaha Kecil Menengah di Kabupaten Kediri yang menggunakan layanan pembiayaan usaha dari Pegadaian Syariah Kediri. Data sekunder yaitu data yang tidak diperoleh dari sumbernya secara langsung, yaitu studi dokumentasi yang memuat tentang Pegadaian Syariah, Usaha Kecil Menengah dan produktivitas kerja yang berkaitan dengan penelitian ini.

Teknik Pengambilan Sampel

Purposive sampling adalah teknik pengambilan sampel sumber data dengan pertimbangan tertentu. Dalam purposive sample, banyak atau sedikitya sampel berdasarkan pertimbangan informasi yang didapatkan atau tingkat kejenuhannya.14

Peneliti menggunakan teknik purposive sampling untuk menentukan informan dari penelitian. Dalam penelitian ini unit analisis adalah pihak Pegadaian Syariah Kediri dan pelaku Usaha Kecil Menengah yang menggunakan layanan pembiayaan usaha dari Pegadaian Syariah Kediri.

Metode Pengumpulan Data 1. Observasi

Observasi yang dimaksud dalam pnelitian ini adalah observasi terliat yag dilakukan dalamtiga tahapan yaitu pengaata deskriptif, pengaata terfokus, dan pengamata selektif.

2. Wawancara yaitu penggalian data secara langsung dan secara mendalam. Wawancara dilakukan dengan pihak atau staf Pegadaian Syariah Kediri yang dapat memberikan informasi mengenai pemberian pembiayaan pada Usaha Kecil Menengah yaitu menggunakan produk Arrum, dan pelaku Usaha Kecil Menengah di Kabupaten Kediri yang menggunakan layanan pembiayaan usaha dari Pegadaian Syariah Kediri.

(15)

pembiayaan usaha pada Pegadaian Syariah Kediri dan dari berbagai sumber buku, jurnal ilmiah dan literatur yang berkaitan dengan penelitian ini.

Teknik Analisis Data

Dalam penelitian ini analisis data bersifat induktif yaitu metode ini dipakai untuk memperoleh grounded theory, maksudnya teori yang berasal dari data dan bukan dari hipotesis.

Analisis selama di lapangan menggunakan analisis reduksi data, yaitu merangkum data. Merangkum adalah memilih hal-hal yang pokok, memfokuskan pada hal yang penting. Dengan demikian data yang telah direduksi akan memberikan gambaran yang jelas dan mempermudah peneliti untuk pengumpulan data selanjutnya.

Langkah selanjutnya yaitu penyajian data. Yang digunakan dalam penelitian kualitatif yaitu dengan teks yang bersifat naratif, sehingga memudahkan untuk memahami apa yang terjadi. Selain cerita narasi juga berupa grafik, matrik, dan chart. Langkah terakhir yaitu menarik kesimpulan dan verifikasi.15

(16)

DAFTAR PUSTAKA

Ali, Zainuddin. 2008. Hukum Gadai Syariah. Jakarta: Sinar Grafika.

Ardiani, Ninda. 2015. Gadai Emas Alternatif Tambahan Modal Usaha Mikro Kecil Dan Menengah Pada Lembaga Keuangan Syariah. Jurnal Ekonomi Syariah Teori dan

Terapan UNAIR, Vol 2, No 8. Dalam,

https://e-journal.unair.ac.id/JESTT/article/viewFile/653/437 , diakses pada tanggal 11 Desember 2017, pukul 17:38 WIB.

Dwi Astuti, Rahmaniyah dan Irwan Iftadi. 2016. Analisis dan Perancangan Sistem Kerja. Jakarta: Deepublish.

F, Muchtar A. 2010. Strategi Memenangkan Persaingan Usaha dengan Menyusun Business Plan. Jakarta: Elex Media Komputindo.

Ghofur Anshori, Abdul. 2006. Gadai Syariah Di Indonesia, Konsep, Implementasi dan Institusionalisasi. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.

Mardani. 2015. Aspek Hukum Lembaga Keuangan Syariah Di Indonesia. Jakarta: Prenada Media.

Muftifiandi. 2015. Peran Pembiayaan Produk Ar‐Rum Bagi UMKM Pada PT. Pegadaian (Persero) Cabang Syariah Simpang Patal Palembang. Palembang: I‐

Finance Vol. 1. No. 1. Dalam,

http://jurnal.radenfatah.ac.id/index.php/I-Finance/article/download/319/274/ , diakses pada tanggal 11 Desember 2017, pukul 17:30 WIB.

Rais, Sasli. 2006. Pegadaian Syariah: Konsep dan Sistem Operasional. Jakarta: UI-Press.

(17)

Sartika Partomo, Tiktik dan Rachman Sedjono. 2004. Ekonomi Skala Kecil/ Menengah & Koperasi. Jakarta: Ghalia Indonesia.

Soemitri, Andri. 2010. Bank dan Lembaga Keuangan Syariah. Jakarta: Kencana.

Subagiyo, Rokhmat. 2017. Metode Penelitian Ekonomi Islam: Konsep Dan Penerapan.

Jakarta: Alim’s Publishing.

Syafuri, H.B. 2014. Aktivitas Gadai Syariah Dan Implikasinya Terhadap Produktivitas Masyarakat Di Provinsi Banten. Jurnal AL-‘ADALAH Vol. XII, No. 2. Dalam,

Referensi

Dokumen terkait

dengan menggunakan metode analisis kualitatif, yaitu terhadap bahan hukum primer dilakukan diskripsi hukum positif, yaitu memaparkan atau menguraikan isi dan struktur

DEFINISI 33 : garis tinggi pada suatu segitiga adalah suatu segmen yang ditarik dari sembarang verteks ( titik sudut ), tegak lurus terhadap sisi dihadapannya (dapat

6 Kesigapan dalam menjawab pertanyaan mahasiswa sesuai harapan 3.71 Baik 7 Kemampuan menumbuhkan semangat mahasiswa dalam pelayanan akademik 3.64 Baik 8 Kemampuan menumbuhkan

(2016) dengan judul “Analisis Pengakuan Pendapatan dan Beban Kontrak Jangka Panjang Terhadap Laporan Laba Rugi Perusahaan Konstruksi (Studi Kasus Pada PT. Langgeng Prima

Naïve Bayes digunakan untuk memprediksi jumlah mahasiswa baru dengan menggunakan data pendaftar ulang di tahun sebelumnya yang memiliki atribut yaitu asal kota,

Bentuk campur kode penyisipan unsur kata yakni: (1) penyisipan unsur kata bahasa Indonesia 98 tuturan, (2) penyisipan unsur kata bahasa Inggris 76 tuturan,

Defenisi diagram kontek menurut Jogiyanto (2005:59) “Diagram kontek adalah diagram arus data yang berfungsi untuk menggambarkan yang dirancang suatu objek, diagram

Hal ini sesuai dengan hasil studi yang dilakukan oleh (Lingga et al., 2020), bahwa tampilan animasi dapat menembus ruang waktu, artinya antara penyaji dan