• Tidak ada hasil yang ditemukan

Visi Misi dan Strategi Perusahaan Studi

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Visi Misi dan Strategi Perusahaan Studi"

Copied!
20
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I

LANDASAN TEORI

1.1 Pengertian dan manfaat Visi Perusahaan

Sebuah bisnis tidak hanya didefinisikan berdasarkan namanya, deklarasi atau ayat-ayat pendirian perusahaan. Identitas sebuah bisnis dapat dengan jelas dilihat dari visi dan misi bisnis tersebut. Visi dan misi yang jelas dari sebuah perusahaan akan menuntun perusahaan tersebut ke arah tujuan yang jelas dan juga objektif. Visi perusahaan dapat mengarahkan, memusatkan, memotivasi, menyatukan bahkan menginspirasi seluruh komponen dalam perusahaan untuk mencapai kinerja yang superior. Beberapa hal inilah yang membuat pembahasan tentang visi dan misi bisnis penting untuk dilakukan, terutama ketika melihat bahwa setiap perusahaan harus mempunyai tujuan dalam menjalankan usahanya.

Ada banyak sekali definisi tentang visi dan misi yang dikemukakan oleh para ahli. Namun, definisi-definisi tersebut merujuk pada satu pengertian yang dapat diterima bersama. Secara sederhana, visi suatu perusahaan harus dapat menjawab satu pertanyaan mendasar. Apa yang ingin dicapai oleh perusahaan? Itulah pertanyaan yang menjadi dasar dalam mendefinisikan apa itu visi. Beberapa definisi visi antara lain :

a. J.B. Whittaker

Menurut J.B. Whittaker dalam bukunya “Strategic Planning and Management”, visi perusahaan didefinisikan sebagai gambaran masa depan yang akan dipilih dan yang akan diwujudkan pada suatu saat yang ditentukan. b. Philip Kotler

Menurut Kotler, visi adalah pernyataan tentang tujuan organisasi yang diekspresikan dalam produk dan pelayanan yang ditawarkan, kelompok masyarakat yang dilayani, nilai-nilai yang diperoleh serta aspirasi dan cita-cita masa depan.

▸ Baca selengkapnya: indofood visi misi

(2)

Menurut Dr. A. B. Susanto dalam bukunya “Visi dan Misi”, visi adalah sebuah gambaran mengenai tujuan dan cita-cita di masa depan yang harus dimiliki organisasi sebelum disusun rencana bagaimana mencapainya.

Berdasarkan beberapa definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa visi adalah pandangan jauh ke depan tentang ke arah mana sebuah perusahaan akan dibawa atau gambaran cita-cita apa yang ingin dicapai oleh perusahaan. Visi perusahaan akan menunjukan suatu kondisi ideal tentang masa depan yang realistis, meyakinkan, serta mengandung daya tarik. Adapun tujuan penetapan visi perusahaan, yaitu:

a. Mencerminkan sesuatu yang akan dicapai perusahaan b. Memiliki orientasi pada masa depan perusahaan

c. Menimbulkan komitmen tinggi dari seluruh jajaran dan lingkungan perusahaan d. Menentukan arah dan fokus strategi perusahaan yang jelas

e. Menjamin kesinambungan kepemimpinan organisasi perusahaan

Visi juga mempunyai beberapa manfaat, diantaranya : a. Menumbuhkan komitmen dan semangat kerja karyawan.

Karyawan tidak akan bekerja dengan penuh antusias jika dia tidak tahu untuk apa dia bekerja. Namun, jika dia tahu apa kontribusi perusahaan pada masyarakat dia akan termotivasi bahwa dia bekerja bukan hanya untuk perusahaan, tetapi juga untuk masyarakat.

b. Menumbuhkan rasa kebermaknaan.

Salah satu tempat karyawan mencari makna kehidupan adalah lingkungan pekerjaannya.

c. Menumbuhkan standar kerja yang prima.

Jika seorang karyawan memahami dia bekerja untuk suatu tujuan yang sangat mulia, dia akan bekerja penuh semangat dan meletakkan standar prima untuk setiap pekerjaannya.

(3)

1.2 Pengertian dan Manfaat Misi Perusahaan

Jika kita sudah mengerti tentang visi atau gambaran tentang cita-cita suatu perusahaan dimasa yang akan datang, maka kita harus memikirkan pula bagaimana visi tersebut dapat dicapai. Serangkaian langkah yang ditempuh perusahaan dalam mencapai visinya dijabarkan dalam misi perusahaan.

Misi suatu perusahaan merujuk pada satu pertanyaan mendasar yang pernah diajukan oleh Peter Drucker. Apa bisnis kita? Jawaban dari pertanyaan ini merupakan gambaran besar tentang apa saja yang akan dilakukan oleh perusahaan dalam upaya mencapai tujuannya. Keberadaan misi perusahaan sangat penting untuk perumusan tujuan perusahaan dan formulasi strategi yang efektif. Ada banyak definisi misi, diantaranya :

a. Peter Drucker

Pada dasarnya, misi merupakan alasan mendasari eksistensi suatu organisasi. Pernyataan misi organisasi, terutama di tingkat unit bisnis menentukan batas dan maksud aktivitas bisnis perusahaan. Jadi perumusan misi merupakan realisasi yang akan menjadikan suatu organisasi mampu menghasilkan produk dan jasa berkualitas yang memenuhi kebutuhan, keinginan dan harapan pelanggannya.

b. Wibisono

Misi merupakan rangkaian kalimat yang menyatakan tujuan atau alasan eksistensi organisasi yang memuat apa yang disediakan oleh perusahaan kepada masyarakat, baik berupa produk ataupun jasa.

Berdasarkan beberapa definisi tersebut, dapat disimpulkan bahwa misi adalah pernyataan tentang apa yang harus dikerjakan oleh perusahaan dalam usahanya mewujudkan visi. Misi merupakan sesuatu yang nyata untuk dituju serta dapat pula memberikan petunjuk garis besar cara pencapaian visi. Adapun manfaat misi antara lain :

a. Memastikan tujuan dasar organisasi

b. Memberikan basis atau standar untuk mengalokasikan SD di organisasi c. Menciptakan kondisi atau iklim organisasi yang umum

(4)

e. Memfasilitasi penerjemahan tujuan menjadi struktur kerja yang melibatkan penungasan hingga elemen tanggung jawab dalam organisasi

f. Memberikan tujuan dasar organisasi dan kemungkinan utk menerterjemahkan tujuan dasar ini menjadi tujuan dalam bentuk sedemikian rupa hingga parameter waktu, biaya, dan kinerja dapat dievaluasi dan dikontrol.

Ada beberapa karakteristik misi perusahaan, diantaranya : a. Deklarasi sikap.

Misi yang baik memungkinkan untuk perumusan dan pemikiran alternatif tujuan dan strategi yang layak tanpa mengurangi kreativitas manajemen. Misi juga harus cukup luas untuk menyatukan perbedaansecara efektif dan memiliki daya tarik bagi stakeholder organisasi, individu atau kelompok yang mempunyai kepentingan dalam organisasi. Misi perusahaan harus memcerminkan bagaimana komitmen perusahaan untuk memenuhi tuntutan stakeholder. Kumpulan misi perusahaan menunjukkan strategi perusahaan dalam usahanya bertumbuh melalui analisis internal dan eksternal.

b. Berorientasi pada pelanggan.

Alasan mendasar mengembangakan misi perusahaan adalah untuk menarik sebanyak mungkin pelangan. Misi sebuah perusahaan tidak hanya mengembangkan suatu produk dan mencari pasarnya, tetapi lebih jauh dari itu, misi perusahaan harus berusaha untuk mengidentifikasi kebutuhan dan keinginan pelanggan dan kemudian menyediakan alat pemuas kebutuhan dan keinginannya. Misi yang baik selalu berusaha untuk mengidentifikasi kegunaan produk perusahaan untuk pelanggannya.

c. Deklarasi kebijakan sosial.

(5)

1.3 Menyusun, Mengembangkan dan Mengevaluasi Visi dan Misi

Dalam penetapan visi, perusahaan harus memenuhi persyaratan dan kriteria. Adapun persyaratan dan kriteria visi perusahaan secara umum antara lain a. Dapat dibayangkan oleh seluruh jajaran organisasi perusahaan

b. Dapat dikomunikasikan oleh seluruh jajaran organisasi perusahaan

c. Berwawasan jangka panjang dan tidak mengabaikan perkembangan zaman d. Memiliki nilai yang diinginkan oleh anggota organisasi perusahaan

e. Terfokus pada permasalahan instansi perusahaan agar dapat beroperasi

Hal pertama yang dapat dilakukan dalam rangka menyusun visi perusahaan adalah dengan mengidentifikasikan aktivitas perusahaan berdasarkan impian yang ingin dicapai. Setelah itu, dapat ditetapkan pandangan masa depan perusahaan, ingin mencapai titik kesuksesan setinggi apakah perusahaan tersebut. Menyediakan gambaran besar yang menggambarkan siapa saja yang ada di dalam perusahaan tersebut, apa yang akan dilakukan setiap personil perusahaan dan kemanakah arah pergerakan perusahaan. Ada sembilan komponen yang mutlak ada dalam sebuah misi apabila misi tersebut hendak menjadi misi yang efektif. Komponen-komponen misi tersebut antara lain :

a. Konsumen atau Pelanggan, “Siapa pelanggan perusahaan?” b. Produk atau Jasa, “Apa produk atau jasa utama perusahaan?” c. Pasar, “Secara geografis, dimana perusahaan akan berkompetisi?” d. Teknologi, “Apakah perusahaan menerapkan teknologi terbaru?”

e. Perhatian akan keberlangsungan, pertumbuhan, dan profitabilitas, “Apakah perusahaan berkomitmen untuk pertumbuhan dan kondisi keuangan yang baik?”

f. Filosofi, “Apa dasar kepercayaan,nilai, dan prioritas etika perusahaan?” g. Konsep diri, “Apa kemampuan khusus atau keunggulan kompetitif

perusahaan?”

h. Perhatian akan citra publik, “Apakah perusahaan responsif terhadap pemikiran sosial, masyarakat dan lingkungan?”

(6)

1.3 Tujuan Perusahaan

Tujuan perusahaan pada umumnya ialah untuk memuaskan kebutuhan dari konsumen dengan nilai-nilai tertentu. Tujuan perusahaan dapat digolongkan sebagai berikut :

• Tujuan Pelayanan Primer

Tujuan primer adalah pembuatan barang/jasa yang dijual untuk memenuhi kebutuhan konsumen. Tujuan Organisatoris adalah nilai- nilai yang harus disumbangkan oleh masing-masing atau kelompok individu yang berada pada bagian yang bersangkutan. Tujuan Operasional adalah nilai-nilai yang disumbangkan oleh masing-masing tahap dalam suatu unit prosedur kerja secara keseluruhan.

• Tujuan Pelayanan Kolateral

Tujuan Kolateral Pribadi adalah nilai-nilai yang ingin dicapai oleh individuatau kelompok individu dalam perusahaan. Tujuan Kolateral Sosial ialah nilai-nilai ekonomi yang lebih luas/umum yang diperlukan bagi kesejahteraan masyarakat dan yang dapat secara langsung dihasilkan dari kegiatan perusahaan. Tujuan Kolateral Sosial bersifat lebih luas untuk kepentingan masyarakat, misalkan : membayar pajak.

• Tujuan Pelayanan Sekunder

Merupakan nilai-nilai yang diperlukan oleh perusahaan untuk mencapai tujuan primer.

Namun secara umum, tujuan perusahaan dapat berupa : 1. Mencapai keuntungan maksimal

2. Mempertahankan kelangsungan hidup 3. Mengejar pertumbuhan

(7)

BAB II

Journal of Economics, Business and Management, Vol. 2, No. 1, February 2014

Author Z. Papulova

Penelitian di perusahaan-perusahaan Slowakia menunjukkan sikap yang cukup positif terhadap pengembangan visi. Lebih dari 90% perusahaan saat ini memiliki visi dan hanya 4,5% perusahaan tidak mempertimbangkan untuk membuatnya. Hampir 70% perusahaan menyadari pentingnya strategi dan pentingnya visi tersebut. Tren positif ini tidak hanya di kalangan perusahaan besar, walaupun kita masih bisa melihat usaha kecil dan mikro berjuang dengan orientasi manajemen strategis.

Sebagian besar visi (52%) diciptakan dalam tim. Pendekatan tim merupakan tren terkini dalam pengembangan visi karena potensinya yang kreatif. Tapi tetap saja kita bisa menemukan banyak visi yang diciptakan (37%) oleh pendiri perusahaan. Perusahaan dapat memilih untuk mengungkapkan visi mereka dalam pernyataan visi. Lebih dari separuh perusahaan (58%) merasa puas dan teridentifikasi dengan formasi visinya.

Misi tersebut harus menekankan fokus utama perusahaan dan aktivitasnya. Ini biasanya mengatakan apa bidang atau aktivitas utama kita dan di pasar mana kita beroperasi? Ini harus menjelaskan "siapa kita" dan "apa yang kita lakukan". Selain itu, perusahaan dapat menggunakan misinya secara luas.

Menurut penelitian lebih banyak perusahaan tidak memiliki misi (22%) dibandingkan dengan visi (10%). Secara umum, dapat kita katakan, visi itu jauh lebih sulit untuk dipersiapkan karena orientasi jangka panjang dan pesannya tentang arah masa depan dan strategi kita. Visi juga dipandang sebagai elemen yang lebih stabil.

(8)

Title Vision and Mission in Organization: Myth or Heuristic Device?

Publishe d

The International Journal Of Business & Management (ISSN 2321–8916)

Author Taiwo, Akeem A. et al

Kajian ini bertujuan untuk menganalisis bagaimana pernyataan visi dan misi berkaitan dengan pencapaian tujuan organisasi. Menciptakan mereka telah terbukti menjadi alat yang benar dalam mencapai tujuan organisasi. Aspirasi dan tujuan di mana perusahaan ingin berada dalam jangka panjang diungkapkan dalam pernyataan visi. Kajian tersebut menemukan bahwa mereka (pernyataan visi dan misi) adalah peta dan batasan yang jika diinformasikan secara mendalam dalam masyarakat akan mencapai hasil.

Studi ini membantu dalam pemahaman bahwa pernyataan visi dan misi menekankan pada karakteristik unik dari perusahaan yang menciptakan perbedaan dari perusahaan lain dan mengasumsikan semua aktivitas masa depan yang direncanakan di dalam dan di luar organisasi menjadi pertimbangan. Bagian utama yang dimainkan oleh pernyataan misi adalah untuk mengungkapkan secara efektif cara strategis perusahaan kepada pemangku kepentingan sehingga dapat memandu perencanaan strategis. Pernyataan misi dinilai sebagai alat kedua yang paling banyak digunakan secara khusus karena mereka menganggapnya sebagai substansi yang berguna dalam integrasi organisasi yang membuat setiap orang fokus pada sasaran dan bekerja sama untuk menarik arah yang sama.

Untuk mengembangkan pernyataan visi dan misi dan membawa strategi untuk menerapkannya seharusnya tidak menjadi tanggung jawab manajemen senior karena agar organisasi berhasil, itu tergantung pada kesadaran setiap pemangku kepentingan tentang ke mana mereka pergi. Pernyataan misi dan visi merupakan peralatan manajemen penting yang dapat mempengaruhi perilaku karyawan.

Pernyataan visi dan misi memainkan peran strategis dalam kehidupan organisasi dan signifikansinya tidak dapat terlalu ditekankan dalam membantu organisasi mencapai tujuan mereka. Agar rencana strategis berhasil, biasanya tergantung pada rumusan misi dan pernyataan visi yang benar dan partisipasi yang luas dalam formulasi mereka. Banyak organisasi tidak memiliki pernyataan visi dan misi; Banyak yang tidak bisa membedakan antara dua pernyataan tersebut. Juga, selalu ada perdebatan tentang pernyataan mana yang harus diajukan lebih dulu, misi atau visi? Apakah kedua pernyataan dibutuhkan oleh organisasi. Apalagi ada masalah jika harus dilihat dan dipersiapkan sebagai dokumen yang sama.

Pemeriksaan visi dan misi pada rencana strategis beberapa organisasi menunjukkan bahwa organisasi dengan ukuran dan sejarah yang berbeda menggunakan visi dan misi yang serupa. Organisasi harus mengidentifikasi karakteristik tunggal mereka dan memastikan hal ini dalam pernyataan visi dan misi mereka.

(9)

Title Of Mission and Vision Statements and Their Potential Impact on Employee Behaviour and Attitudes: The Case of A Public But Profit-Oriented Tertiary Institution

Publishe d

International Journal of Business and Social Science Vol. 3 No. 14 [Special Issue - 2012].

Author William Phanuel Kofi Darbi

Makalah ini telah mengeksplorasi pengetahuan dan persepsi karyawan tentang pernyataan misi dan visi dan telah menunjukkan bahwa pernyataan misi dan visi masih merupakan alat manajemen strategis yang relevan yang dapat mempengaruhi perilaku dan sikap karyawan yang konsisten dengan studi empiris lainnya. Upaya ini ditujukan untuk menyelidik dan menyoroti isu-isu yang berkaitan dengan kesadaran akan pernyataan misi dan visi, yang mengarah pada kepemilikan dan kemudian berdampak. Menggambar temuan penelitian, implikasi utama berikut diidentifikasi:

• Karyawan menghargai pentingnya pernyataan misi dan visi dan cukup banyak memiliki pengetahuan tentang keberadaan mereka. Namun, manajemen perlu menerapkan langkah-langkah agar mereka lebih mengenalnya secara lebih sering. • Dalam menanggapi rekomendasi di atas, manajemen harus memberikan perhatian khusus ke tempat laporan ini ditampilkan sehingga mereka memiliki dampak yang diperlukan. Tempat yang paling populer menurut literatur adalah hiasan dinding / display di tempat bekerja.

• Tingkat pengetahuan yang tampaknya tinggi tentang pernyataan misi dan visi dan tujuan mereka tidak bertahan lama, sebagian besar karyawan tidak memiliki pengetahuan yang baik tentang komponen / isi pernyataan misi yang meminta intervensi. Diusulkan komponen ini dipecah menjadi "terukur" atau proxy hasil yang diinginkan sehingga karyawan dapat dididik di dalamnya. Upaya ini juga akan turut serta dalam membentuk kembali persepsi dinatara karyawan

• Persepsi bahwa pernyataan misi dan visi semata-mata dimaksudkan untuk manajemen atau kepemimpinan sangat marak di antara karyawan meskipun mereka menghargai pentingnya institusi ini. Oleh karena itu, penting sekali untuk mengidentifikasi cara untuk merubah cara berpikir mereka dan menanamkan rasa kepemilikan yang lebih baik di dalamnya. Saran yang dibuat sebelumnya berdasarkan implikasi kebijakan kedua bisa menjadi titik awal yang baik.

• Karena kepemilikan merupakan prasyarat agar hasilnya memberikan dampak, area fokus utama manajemen adalah mengajak karyawan melihat dan menghargai pernyataan misi dan visi karena penelitian mereka menunjukkan bahwa membuat mereka sadar akan adanya pernyataan hanyalah satu langkah menuju mendapatkan dampak yang dibutuhkan pada sikap dan perilaku mereka.

(10)

Title An Analysis of the Mission and Vision Statements on the Strategic mengenai rencana strategis perguruan tinggi. Temuan penelitian menunjukkan bahwa tema " Providing Services for the Education of a Qualified Work Force" adalah yang paling sering digunakan dalam pernyataan misi, dan tema "Services Concerning the Research Function" adalah yang paling sering digunakan dalam penglihatan. pernyataan.

Lebih dari setengah dari semua universitas yang diteliti mencakup tema "Providing Services for the Education of a Qualified Work Force " dalam status misi mereka. Pernyataan misi mengungkapkan alasan untuk menjadi organisasi, dan tugasnya terkait dengan tujuan dan objek yang diidentifikasi. Temuan ini menunjukkan bahwa perguruan tinggi memprioritaskan fungsi mereka dalam mendidik tenaga kerja berkualitas yang dibutuhkan untuk pengembangan negara. Pernyataan visi mengungkapkan tujuan dan sasaran yang ingin dicapai organisasi dalam jangka panjang, dan mencerminkan citra mental masa depan organisasi. Sub tema yang paling banyak digunakan dalam pernyataan visi universitas adalah "Services Concerning the Research Function". Temuan ini menunjukkan bahwa universitas dapat memiliki penekanan yang lebih kuat pada fungsi penelitian di masa depan. Studi Füruzan (2009) berjudul "Praktik Perencanaan Strategis dan Balanced Scorecard di Institusi Pendidikan Tinggi: Sebuah Model untuk Turki" menyajikan contoh dari rencana strategis universitas di berbagai negara, yang menunjukkan bahwa sebagian besar pernyataan visi mengungkapkan keinginan untuk menjadi universitas penelitian di masa depan. Keberhasilan rencana strategis bergantung pada rumusan misi dan visi yang benar, dan partisipasi yang luas dalam perumusannya. Pernyataan misi dan visi juga berkontribusi pada terciptanya identitas institusional suatu organisasi. Pernyataan misi memperkenalkan organisasi kepada publik dan membedakannya dari organisasi lain dengan menekankan karakteristik uniknya.

(11)

BAB III

STUDI KASUS

3.1 Latar Belakang

Pemanfaatan gas untuk sektor domestik terutama di Pulau Jawa yang merupakan pusat konsumen terbesar di Indonesia akan terus meningkat, hal ini disebabkan oleh pasar LNG dunia yang sangat kompetitif, peningkatan kebutuhan gas untuk listrik, kenaikan harga bahan bakar minyak, isu lingkungan, dan fakta kebutuhan gas yang semakin besar. Walaupun demikian, lokasi cadangan gas bumi yang tersedia sebagai pusat suplai lokasinya jauh dan tersebar yaitu berada di Sumatera, Kalimantan, Sulawaesi, Laut Natuna, Papua, dan sekitar Jawa sendiri. Permasalahan dalam memenuhi kebutuhan gas bumi di Pulau Jawa adalah belum adanya sistem transmisi gas bumi yang terintegrasi yang menghubungkan pusat suplai yang lokasinya tersebar ke Pulau Jawa.

Di Indonesia, pengusahaan gas bumi di sisi hilir masih didominasi oleh perusahaan minyak dan gas milik negara (Pertamina) yang melakukan usahanya secara terintegrasi vertikal dari ujung sisi hulu hingga hilir, terutama minyak bumi. Dominasi Pertamina, khususnya dalam pengusahaan gas bumi agak berkurang dengan perkembangan PT. Perusahaan Gas Negara (PGN) yang belakangan ini telah menjadi perusahaan transmisi dan distribusi gas bumi terkemuka.

(12)

persaingan di lingkungan industri hilir gas terhadap perusahaan-perusahaan lainnya terlihat dengan sejumlah tindakan bersaing dan tanggapan bersaing yang kompetitif. Dalam era globalisasi ini, persaingan kompetitif (competitive rivalry) terjadi saat dua atau lebih perusahaan bersaing satu dengan lainnya dalam mengejar posisi pasar yang menguntungkan. Sangat disadari bahwa bisnis gas bumi membutuhkan sumber daya yang sangat besar baik dari sisi tenaga ahli maupun kemampuan modal perusahaan. Menggandeng kompetitor merupakan salah satu upaya untuk mencapai tujuan perusahaan tersebut, salah satunya melalui kerja sama dengan Pertamina untuk pembangunan Terminal LNG di Jawa Barat melalui perusahaan patungan PT. Nusantara Regas.

Saat ini PGN tengah memprioritaskan pengembangan bisnis LNG dan coal bed methane (CBM) serta penyertaan minoritas ke bisnis hulu gas bumi. Pengembangan bisnis ini ditujukan untuk memperkuat ketahanan pasokan gas PGN dari luar sumber gas konvensional. Di tahun 2010, PGN secara teknis telah siap dengan landasan ekspansi pembangunan terminal regasifikasi LNG di Jawa Barat – bekerjasama dengan Pertamina – dan terminal regasifikasi di Medan Sumatera Utara yang sepenuhnya dijalankan PGN. Namun, sebagai pelaku bisnis terminal regasifikasi LNG yang pertama di Indonesia, PGN harus menyelesaikan proses birokrasi dan persyaratan perijinan yang cukup kompleks.

(13)

3.2 Visi dan Misi Perusahaan Gas Negara

(14)

3.3 Analisis SWOT Perusahaan Gas Negara Strengths (Kekuatan)

Kekuatan PGN di tengah persaingan bisnis industri gas bumi di Indonesia adalah memiliki infastruktur yang telah dibangun dan tersebar (transmisi, distribusi dan penyimpanan) dengan baik, kualitas gas bumi yang baik dan ramah lingkungan, Harga gas bumi yang kompetitif, Kompetensi SDM yang unggul serta Kondisi keuangan perusahaan yang baik.

Weakness (Kelemahan)

Kelemahan PGN di tengah persaingan bisnis gas bumi di Indonesia adalah ketergantungan kepada produsen gas bumi, kondisi infrastruktur dan peralatan yang sudah tua serta adanya inefisiensi perusahaan.

Opportunities (Peluang)

Peluang PGN di tengah persaingan bisnis gas bumi di Indonesia adalah pangsa pasar dan permintaan kebutuhan gas bumi yang terus meningkat, Barrier to Entry yang cukup kuat, potensi cadangan gas bumi yang masih besar serta pengembangan infrastruktur dibidang transportasi gas bumi akibat kondisi geografis, adanya regulasi pemerintah terkait diversifikasi penggunaan sumber energi serta kewajiban penyaluran hasil eksplorasi gas untuk konsumsi dalam negeri.

Threat (Ancaman)

(15)

3.4 Startegi Bisnis Perusahaan Gas Negara

Dalam laporannya bertajuk Outlook Energi Indonesia 2014 yang menggambarkan kondisi penyediaan dan penggunaan energi di Indonesia menggunakan baseline 2013 dengan periode proyeksi hingga 2050, Dewan Energi Nasional atau DEN melihat gas bumi merupakan jenis energi primer utama ketiga di Indonesia setelah minyak bumi dan batu bara. Dengan pangsa pasar sekitar 22 persen (tanpa bio massa).

Menurut laporan tersebut, selain karena masih terbatasnya infrastruktur dan sebagian besar di antaranya terletak di Pulau Jawa, masih terbatasnya juga jaminan pasar menyebabkan domestik belum maksimal memperoleh pasokan gas. Tak pelak, sebagian besar produksi gas bumi saat ini menjadi komoditas ekspor dalam bentuk liquefied natural gas (LNG) dan gas pipa bumi yang pada umumnya, berupa kontrak jangka panjang.

Menanggapi kondisi demikian, PT Perusahaan Gas Negara atau PGN (Persero) Tbk membuat dua strategi dalam percepatan pemanfaatan gas bumi domestik. Pertama, pendekatan terintegasi untuk penyediaan gas handal dan mandiri; kedua, terobosan dalam metode melalui pendekatan pipeline dan virtual pipeline.

Dalam pendekatan terintegrasi, manajemen PGN menggagas infrastruktur Gas Eksisting PGN di Jawa – Sumatera yang memungkinkan PGN untuk merealisasikan Sumatera – Java Gas Grid. Jaringan Terintegrasi Sumatera – Jawa ini menciptakan kemampuan penyediaan gas untuk seluruh kota sepanjang jalur dan menyediakan gas untuk seluruh segmen. Di sisi lain pada terobosan metode, PGN menjadikan mobile recertification units atau MRU untuk stimulasi konversi dan adanya clustering compressed natural gas (CNG).

(16)

pemanfaatan gas bumi untuk kedaualatan energi Indonesia. Karenanya, manajemen PGN hakul yakin dengan penyediaan gas bumi yang dilakukan terintegrasi untuk seluruh pengguna gas dapat membangun keunggulan daya saing nasional.

Karenanya, Hendi Prio Santoso, Direktur Utama PGN, mengatakan PGN terus berupaya menggembangkan jangkauan akses gas bumi dengan menggalakkan pembangunan infrastruktur gas. Jadi tak hanya untuk memberikan ketersediaan tapi juga PGN memberikan jaminan pasokan baik bagi rumah tangga, industri, maupun sektor transportasi.

Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral atau ESDM, mencatat pada 2014, produksi gas bumi Indonesia 7005 BBTUD (british thermal unit per day). Dari jumlah tersebut, 3799 BBTUD diekspor dan sisanya 3206 BBTUD untuk konsumsi domestik.

Pemerintah melalui Kementerian ESDM menargetkan, pada 2019 produksi gas bumi mencapai 8444 BBTUD. Dibandingkan kondisi per tahun lalu, kondisinya kelak diharapkan berubah yakni lebih banyak untuk konsumsi domestik yakni menjadi 5404,16 BBTUD dan untuk ekspor hanya 3039,84 BBTUD.

Penyaluran

Mendukung penambahan konsumsi gas di domestik, PGN terus menambah infrastruktur gas di mana pada tahun lalu telah mencapai 6.161 km. Jumlah tersebut bertambah panjang dibanding 2010 (5.800 km) maupun 2005 (4.150 km), 2000 (2.500 km), ataupun 1995 (1.300 km).

(17)

Saat ini di Jawa Tengah, PGN sedang menuntaskan proyek pipa gas Kalimantan-Jawa (Kalija) tahap I sepanjang 207 km yang akan mengalirkan gas dari Lapangan Kepodang di laut utara Jawa ke PLTGU Tambak Lorok, Semarang.

Penyediaan gas bumi yang dilakukan PGN, per tahun lalu menjangkau 1.439 pengguna di sektor industri dan listrik dengan gas yang disalurkan 841 MMScfd atau million standard cubic feet per day. Sementara itu konsumen komersil ada 1.752 pengguna dengan 22 MMScfd. Sedangkan konsumen rumah tangga yang telah terjangkau oleh PGN 92.858 rumah tangga dengan gas yang disalurkan lebih dari 18 juta m3 per bulan.

Inovasi

Heri Yusup, Sekretaris Perusahaan PGN, mengatakan percepatan peningkatan pemanfaatan gas bumi domestik untuk seluruh segmen pengguna gas baik industri, komersial sampai dengan rumah tangga membutuhkan terobosan dalam hal teknik maupun kebijakan. Karena itulah manajemen tengah melanjutkan upaya mewujudkan apa yang telah ditargetkan.

Melalui Pogram Sayang Ibu, yang dirilis PGN tahun lalu diyakini akan menambah jumlah pelanggan rumah tangga sebanyak satu juta secara bertahap. Terkait target tersebut, pembangunan jaringan terintegrasi juga dilakukan bagi pengguna rumah tangga dengan menggunakan pipa distribusi CNG dengan sistem cluster akan terus ditambah.

(18)

Hemat

“Melalui inovasi yang dilakukan PGN, rumah tangga yang khususnya di Semarang saat ini masyarakat bisa merasakan beragam manfaat dengan menggunakan gas bumi. Selain lebih ramah lingkungan dan aman, juga lebih hemat,” kata Heri.

Senada dengan manajemen PGN, Dewan Energi Nasional yang diketahui oleh menteri ESDM dalam outlook energy Indonesia, menyebutkan penggunaan gas bumi selain lebih ramah lingkungan juga dapat menekan biaya untuk penggunaan bahan bakar. Termasuk di dalamnya, pemanfaatan gas bumi oleh sektor industri dan kelistrikan dibandingkan dengan mereka menggunakan bahan bakar minyak atau BBM.

Pendapat senada juga disampaikan sejumlah supir bajaj di Jakarta yang ditemui BUMN Insight secara terpisah. Mereka, pengguna gas bumi yang mengaku mengisi tangki bajaj dengan gas dari MRU dan stasiun pengisian bahan bakar gas (SPBG), mengaku bisa mendapatkan penghasilan lebih besar dengan menggunakan gas untuk bajajnya.

Melalui anak usaha yakni PT Gagas Energi Indonesia, PGN menyalurkan gas bumi untuk penggunaan kendaraan. Pada 2015 sendiri, PGN telah merealisasikan sejumlah 5 SPBG dan 5 MRU dan menyuplai gas bumi untuk 14 SPBG mitra PGN. Sebelumnya pada 2014, SPBG yang dibangun dan dikelola PGN ada lima yakni di Bogor, Jakarta, Surabaya, dan Banten. Sedangkan MRU antara lain terdapat di Monas, kawasan Bandara Soetta, BSD, Surabaya, dan Pluit. Siap

(19)
(20)

DAFTAR PUSTAKA

Akeem, A., & Edwin, M. (2016). Vision and Mission in Organization : Myth or Heuristic Device ? The International Journal of Business and Management, 4(3), 127–134.

Darbi, W. P. K. (2012). Of Mission and Vision Statements and Their Potential Impact on Employee Behaviour and Attitudes: The Case of A Public But Profit-Oriented Tertiary Institution. International Journal of Business and Social Science, 3(14), 95–110.

Özdem, G. (2011). An analysis of the mission and vision statements on the strategic plans of higher education institutions. Kuram ve Uygulamada Egitim Bilimleri, 11(4), 1887–1894.

Papulova, Z. (2014). The Significance of Vision and Mission Development for Enterprises in Slovak Republic. Journal of Economics, Business and Management, 2(1), 12–16. https://doi.org/10.7763/JOEBM.2014.V2.90

http://pgn.co.id/tentang-kami

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan hasil pengujian beta yang telah dilakukan oleh pengguna sistem pemilihan ide visi dan misi maka dapat disimpulkan bahwa pembangunan sistem pemilihan ide visi

Dalam mewujudkan Visi melalui pelaksanaan Misi yang telah ditetapkan sebagaimana disebut dalam uraian sebelumnya, maka perlu adanya kerangka yang jelas pada setiap Misi

Untuk mewujudkan Visi, Misi, dan Tujuan IST AKPRIND Yogyakarta, yaitu mengembangkan sains dan teknologi yang berwawasan lingkungan serta mencetak sarjana, dan

Saran yang penulis berikan adalah agar masing-masing perusahaan dalam merumuskan pernyataan visi, misi, danstrategic objective-nya memperhatikan kaidah umum atau

Dalam mewujudkan visi melalui pelaksanaan misi yang telah ditetapkan tersebut di atas, diperlukan adanya kerangka yang jelas pada setiap misi, menyangkut tujuan

VISI: Meningkatkan pengelolaan manajemen kepegawaian berbasis kompetensi untuk mewujudkan pegawai negeri sipil yang profesional dan sejahtera. MISI: Mewujudkan peningkatan

Misi pertama untuk mewujudkan visi pembangunan Kota Madiun tahun 2019-2024 adalah: Mewujudkan pemerintahan yang baik (good governance).Dalam pencapaian misi pertama,

Dalam mewujudkan visi dan misi ekonomi kreatif di Indonesia, Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) telah mengambil langkah