• Tidak ada hasil yang ditemukan

Model model Pembelajaran beserta Sintakn

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Model model Pembelajaran beserta Sintakn"

Copied!
51
0
0

Teks penuh

(1)

MODEL-MODEL PEMBELAJARAN

MAKALAH

Disusun untuk memenuhi salah satu tugas matakuliah Belajar dan Pembelajaran Matemaika

Oleh,

Dini Nur Hanifah (142151233) 2014 F

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SILIWANGI

TASIKMALAYA

(2)

KATA PENGATAR

Segala puji bagi Allah SWT., yang telah memberikan kemampuan dan kesehatan kepada penyusun, sehingga penyusun bisa menyelesaikan makalah ini. Meskipun banyak kesulitan-kesulitan yang penyusun hadapi, tetapi atas dorongan serta bantuan dari berbagai pihak hal tersebut bukan halanagan. Shalawat serta salam tidak lupa penyusun sanjungkan kepada Nabi Muhammad SAW., beserta sahabat-sahabatnya sebagai penyampaian risalahnya. Alhamdulillah pada kesempatan ini penyusun dapat menyampaikan makalah yang berjudul “Model-Model Pembelajaran”.

Dalam kesempatan ini penyusun mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu hingga terselesaikannya makalah ini, yaitu kepada :

1. Kepada Allah SWT., atas rahmat dan kehendaknya alhamdulillah makalah ini bisa selesai pada waktunya.

2. Kepada TIM Dosen pengampuh mata kuliah Belajar dan Pembelajaran Matematika.

Penyusun menyadari bahwa makalah ini masih jauh untuk dikatakan sempurna. Oleh karena itu, penyusun mengharapkan kritikan dan saran yang sifatnya membangun untuk perbaikan dimasa yang akan datang.

Tasikmalaya, Januari 2016

(3)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR i

DAFTAR ISI ii

1. Pendahuluan 1 2. Kajian Pustaka

2.1 Model Pembelajaran Problem Based Learning 2 2.2 Model Pembelajaran Inquiry 3

2.3 Model Pembelajaran Kontekstual (Contextual Teaching and Learning/ CTL) 4

2.4 Model Pembelajaran Langsung (Directive Learning) 5 2.5 Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Group Investigation (GI)

atau Kelompok Investigasi (KI) 5

2.6 Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Heads Together (NHT) 7

2.7 Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw (TIM AHLI/Expert Group) 8

2.8 Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Picture and Picture (PP) 9

2.9 Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Cooperative Script (CS) 11

2.10 Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Snowball Throwing 12

(4)

2.12 Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Two Stay Two Stray (TS-TS) 14

2.13 Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Bamboo Dancing 15 2.14 Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Student

Teams-Achievement Divisions (STAD) 16

2.15 Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Mind Mapping 17 2.16 Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Make A Match 18 2.17 Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think Pair Share (TPS)

19

2.18 Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Bertukar Pasangan 20 2.19 Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Course Review Horey

(CRH) 21

2.20 Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Talking Stick 22 2.21 Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Explicit Instruction

23

2.22 Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC) 24

2.23 Model Pembelajaran Aktif Learning Starts With A Question (LSQ) 25

2.24 Model Pembelajaran Aktif Team Quiz 26

(5)

2.31 Model Pembelajaran Aktif Learning Contracts 34

2.32 Model Pembelajaran Aktif Examples Non Examples 35 2.33 Model Pembelajaran Aktif Artikulasi 36

2.34 Model Pembelajaran Aktif Student Facilitator And Explaining (SFAE) 38

2.35 Model Pembelajaran Aktif Demonstration38 2.36 Model Pembelajaran Aktif Demonstration39

2.37 Model Pembelajaran Aktif Complette Sentence 41 2.38 Model Pembelajaran Tebak Kata 42

2.39 Model Pembelajaran Round Club Atau Keliling Kelompok 43

2.40 Model Pembelajaran Pair Cecks (Spencer Kagen 1993) 44 3. Penutup 45

(6)

Model-Model Pembelajaran

1. Pendahuluan

Salah satu masalah yang dihadapi dalam dunia pendidikan di Indonesia ini adalah maslah lemahnya proses pembelajaran. Dalam proses pembelajaran ini, kurangnya siswa didorong dalam kemampuan berfikir didalam kelas , siswa di dalam kelas diarahkan pada kemampuan untuk menghafal informasi, sehingga anak dipaksa untuk mengingat dan menimbun berbagai informasi tanpa dituntut untuk memahami informasi yang diingatnya untuk dihubungkan dengan kehidupan sehari-hari.

Akibatnya, ketika peserta didik sudah menyelesaikan jenjang sekolahnya mereka pintar secara teoritis akan tetapi miskin secara pengaplikasian. Oleh sebab itu, seorang pendidik harus memiliki kemampuan mendesain model pembelajaran yang tepat sesuai dengan materi yang diajarkan.

Berbicara mengenai model pembelajaran pasti akan berkaitan mengenai gaya mengajar guru dan gaya belajar peserta didik. Menurut Soekamto dkk. dalam Trianto (2010:22) menjelaskan bahwa model pembelajaran adalah kerangka konseptual yang melukiskan prosedur yang sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan belajar tertentu, dan berfungsi sebagai pedoman bagi para perancang pembelajaran dan para pengajar dalam melaksanakan aktivitas belajar mengajar.

Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran yaitu suatu pedoman atau acuan yang digunakan oleh guru dalam proses perencanaan pembelajaran yang akan dilakukannya agar mencapai tujuan pembelajaran yang diharapkan.

(7)

nanti menjadi guru, kita bisa tauhu model pembelajaran apa yang cocok untuk siswa ketika pembelajaran berlangsung sehingga bisa membuat proses belajar pembelajaran menjadi bermakna dan menyenangkan. Selain itu juga, model pembelajaran yang dipilih harus sesuai dengan materi pelajaran agar terjadi korelasi satu sama lain.

2. Kajian Pustaka

2.1. Model Pembelajaran Problem Based Learning 2.1.1. Pengertian

Menurut David Bound dan Grahame I. Feletti (1997),

problem based learning is a conception of knowledge, understanding, and education profoundly different from the more usual conception underlying subject-based learning.

Berdasarkan pendapat tersebut, dapat diketahui bahwa PBL merupakan gambaran dari ilmu pengetahuan, pemahaman, dan pembelajaran yang sangat berbeda dengan pembelajaran subject based learning.

Sedangkan menurut Arends dalam Abbas (2000), model PBL adalah model pembelajaran dengan pendekatan pembelajaran siswa masalah autentik, sehingga ia bisa menyusun pengetahuannya sendiri, menumbuhkembangkan keterampilan yang lebih tinggi dan inkuiri, memandirikan siswa, serta meningkatkan kepercayaan diri.

2.1.2. Sintaks (Langkah-langkah/Prosedur)

a. Guru meginformasikan tujuan pembelajaran.

b. Guru menciptakan lingkungan kelas yang memungkinkan terjadi pertukaran ide yang terbuka. c. Guru mengarahkan kepada pertanyaan atau masalah. d. Guru mendorong siswa mengekspresikan ide-ide secara

terbuka.

(8)

f. Guru mendorong keterbukaan, proses demokrasi, dan cara belajar siswa aktif.

g. Guru menguji pemahaman siswa atas konsep yang ditemukan.

h. Guru memandu menyelidiki secara mandiri atau kelompok.

i. Guru mengembangkan dan menyajikan hasil kerja, serta j. Menganalisis dan mengevaluasi hasil pemecahan

masalah.

2.2. Model Pembelajaran Inquiry 2.2.1. Pengertian

Dikutip oleh Suryosubroto dalam Trianto (2009) menyatakan bahwa, Inquiry merupakan perluasan proses discovery, yang digunakan lebih mendalam, inkuiry yang dalam bahasa Inggris Inquiry berarti pertanyaan, atau pemeriksaan, penyelidikan. Inkuiri sebagai suatu proses umum yang dilakukan manusia untuk mencari atau memahami informasi.

2.2.2. Sintaks (Langkah-langkah/Prosedur)

Langkah-langkah model pembelajaran inquiry :

a. Membentuk kelompok-kelompok inkuiri. Masing-masing kelompok dibentuk berdasarkan rentang intelektal dan keterampilan-keterampilan social b. Memperkenalkan topik-topik inkuiri kepada semua

kelompok. Tiap kelompok diharapkan memahami dan berminat mempelajarinya.

(9)

d. Merumuskan semua istilah yang terkandung di dalam proposisi kebijakan.

e. Menyelidiki validitas logis dan konsisten internal pada proposisi dan unsur-unsur penunjangnya.

f. Mengumpulkan evidensi (bukti) untuk menunjang unsur-unsur proposes

g. Menganalisis solusi-solusi yang diusulkan dan mencari posisi kelompok

h. Menilai proses kelompok.

2.3. Model Pembelajaran Kontekstual (Contextual Teaching and Learning/ CTL)

2.3.1. Pengertian

Contextual Teaching and Learning adalah suatu konsep mengajar dan belajar, yang membantu guru untuk menghubungkan kegiatan dan bahan ajar dengan situasi nyata, yang dapat memotivasi siswa untuk dapat menghubungkan pengetahuan dan terapannya dengan kehidupan sehari-hari siswa sebagai anggota keluarga, bahkan sebagai anggota masyarakat di sekitarnya. (US Departement of Education, 2011).

2.3.2. Sintaks (Langkah-langkah/Prosedur)

Secara garis besar, langkah-langkah yang harus ditempuh dalam CTL adalah sebagai berikut :

a. Kembangkan pemikiran bahwa siswa akan belajar lebih bermakna dengan cara bekerja sendiri serta mengkontruksi sendiri pengetahuan dan keterampilan barunya.

b. Laksanakan sejauh mungkin kegiatan inkuiri untuk semua topik.

(10)

e. Hadirkan model/ alat peraga sebagai contoh pembelajaran.

f. Lakukan refleksi di akhir pertemuan.

g. Lakukan penilaian yang sebenarnya (authentic assessment) dengan berbagai cara.

2.4. Model Pembelajaran Langsung (Directive Learning) 2.4.1. Pengertian

Model Pembelajaran Langsung (Directive Learning) Merupakan salah satu model pengajaran yang dirancang khusus untuk mengembangkan belajar siswa tentang pengetahuan prosedural dan pengetahuan deklaratif yang terstruktur dengan baik dan dapat dipelajari selangkah demi selangkah (Sofan Amri & Iif Khoiru Ahmadi, 2010:39).

2.4.2. Sintaks (Langkah-langkah/Prosedur)

Sintaks Model Pembelajaran Langsung adalah :

a. Guru menjelaskan kompetensi dan tujuan pembelajaran, informasi latar belakang pelajaran, pentingnya pelajaran, mempersiapkan siswa untuk belajar.

b. Guru mendemonstrasikan pengetahuan atau keterampilan yang benar atau menyajikan informasi tahap demi tahap. c. Guru merencanakan dan memberikan bimbingan

pelatihan awal.

d. Mengecek apakah siswa telah berhasil melakukan tugas dengan baik, memberikan umpan balik.

e. Guru mempersiapkan kesempatan melakukan pelatihan lanjutan, dengan perhatian khusus pada penerapan kepada situasi lebih kompleks dalam kehidupan sehari-hari.

(11)

2.5.1. Pengertian

Dalam pandangan Tsoi, Goh, dan Chia (Aunurrahman, 2010 : 151), model investigasi kelompok secara filosofis beranjak dari paradigma konstruktivis, dimana terdapat suatu situasi yang di dalamnya siswa-siswa berinteraksi dan berkomunikasi satu sama lain dengan berbagai informasi dan melakukan pekerjaan secara kolaboratif untuk menginvestigasi suatu masalah, merencanakan, mempresentasikan, serta mengevaluasi kegiatan mereka.

Sedangkan menurut Nurasma (2006:62) Model Group Investigation adalah: “Model pembelajaran kooperatif yang dilaksanakan dengan cara mencari dan menemukan informasi (gagasan, opini, data, solusi ) dari berbagai macam sumber (buku-buku, institusi-institusi, orang-orang) didalam dan diluar kelas. Siswa mengevaluasi dan mensistesiskan semua informasi yang disampaikan oleh masing-masing anggota kelompok dan akhirnya dapat menghasilkan produk berupa kelompok”.

2.5.2. Sintaks (Langkah-langkah/Prosedur) Langkah-langkah model pembelajaran ini :

a. Guru memberikan kesempatan bagi siswa untuk memberi kontribusi apa yang akan mereka selidiki. Kelompok dibentuk berdasarkan heterogenitas.

b. Kelompok akan membagi sub topik kepada seluruh anggota. Kemudian membuat perencanaan dari masalah yang akan diteliti, bagaimana proses dan sumber apa yang akan dipakai.Melaporkan hasil kegiatan kelompok berupa produk atau presentasi. c. Siswa mengumpulkan, menganalisis dan

(12)

pengetahuan baru dalam mencapai solusi masalah kelompok.

d. Setiap kelompok mempersiapkan tugas akhir yang akan dipresentasikan di depan kelas.

e. Siswa mempresentasikan hasil kerjanya. Kelompok lain tetap mengikuti.

f. Soal ulangan mencakup seluruh topik yang telah diselidiki dan dipresentasikan.

g. Penghargaan kelompok.

2.6. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Heads Together (NHT) atau disebut Kepala Bernomor oleh Spencer Kagan (1992) 2.6.1. Pengertian

Number Head Together (NHT) adalah suatu Model pembelajaran yang lebih mengedepankan kepada aktivitas siswa dalam mencari, mengolah, dan melaporkan informasi dari berbagai sumber yang akhirnya dipresentasikan di depan kelas (Rahayu, 2006). Menurut Kagan (2007) model pembelajaran NHT ini secara tidak langsung melatih siswa untuk saling berbagi informasi, mendengarkan dengan cermat serta berbicara dengan penuh perhitungan, sehingga siswa lebih produktif dalam pembelajaran

2.6.2. Sintaks (Langkah-langkah/Prosedur)

Langkah-langkah model pembelajaran NHT adalah :

a. Siswa dibagi dalam kelompok, setiap siswa dalam setiap kelompok mendapat nomor.

b. Guru memberikan tugas dan masing-masing kelompok mengerjakannya.

(13)

d. Guru memanggil salah satu nomor siswa dengan nomor yang dipanggil melaporkan hasil kerja sama mereka.

e. Tanggapan dari teman yang lain, kemudian guru menunjuk nomor yang lain.

f. Kesimpulan

2.7. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw (TIM AHLI/Expert Group) (Aronson, Blaney, Stephen, Sikes, and Snapp, 1978)

2.7.1. Pengertian

Jigsaw adalah salah satu dari model-model pembelajaran koperatif yang paling fleksibel (Slavin, 2005 : 246). Sedangkan menurut Sudrajat (2008 : 1) mengartikan Pembelajaran Model Jigsaw sebagai suatu tipe pembelajaran yang dilakukan secara berkelompok, dimana dalam kelompok tersebut terdiri dari beberapa siswa yang bertanggung jawab untuk menguasai bagian dari materi ajar dan selanjutnya harus mengajarkan materi yang telah dikuasai tersebut kepada teman satu kelompoknya.

2.7.2. Sintaks (Langkah-langkah/Prosedur)

Langkah-langkah model pembelajaran ini adalah :

a. Siswa dibentuk menjadi beberapa kelompok dengan anggota maksimal 5 siswa setiap kelompoknya.

b. Masing-masing siswa dalam setiap kelompok diberi bagian materi yang berlainan..

c. Masing-masing siswa dalam kelompok diberi bagian materi yang ditugaskan.

d. Anggota dari tim yang berbeda yang telah mempelajari bagian/subbab yang sama bertemu dalam kelompok baru (kelompok ahli) untuk mendikusikan sub bab tersebut. e. Setelah anggota dari kelompok ahli selesai

(14)

masing-masing anggota dari kelompok ahli kembali kedalam kelompok asli dan secara bergantian mengajar teman dalam satu kelompok mengenai sub bab yang telah dikuasai sedangkan anggota lainnya mendengarkan penjelasan dengan seksama.

f. Masing-masing kelompok ahli melakukan presentasi hasil diskusi yang telah dilakukan.

g. Guru melaksanakan kegiatan evaluasi. h. Penutup.

2.8. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Picture and Picture (PP) 2.8.1. Pengertian

Model pembelajaran picture and picture merupakan sebuah model dimana guru menggunakan alat bantu atau media gambar untuk menerangkan sebuah materi atau memfasilitasi siswa untuk aktif belajar. Dengan menggunakan alat bantu atau media gambar, diharapkan siswa mampu mengikuti pelajaran dengan fokus yang baik dan dalam kondisi yang menyenangkan. Sehingga apapun pesan yang disampaikan bisa diterima dengan baik dan mampu meresap dalam hati, serta dapat diingat kembali oleh siswa.

Picture and Picture adalah suatu metode belajar yang menggunakan gambar dan dipasangkan atau diurutkan menjadi urutan logis (Hamdani, 2010 : 89). Sehingga siswa yang cepat mengurutkan gambar jawaban atau soal yang benar, sebelum waktu yang ditentukan habis maka merekalah yang mendapat poin.

2.8.2. Sintaks (Langkah-langkah/Prosedur)

Langkah-langkah model pembelajaran ini adalah :

(15)

yang menjadi Kompetensi Dasar mata pelajaran yang bersangkutan. Dengan demikian maka siswa dapat mengukur sampai sejauh mana yang harus dikuasainya. b. Guru menyajikan materi sebagai pengantar. Penyajian

materi sebagai pengantar sesuatu yang sangat penting, dari sini guru memberikan momentum permulaan pembelajaran. Kesuksesan dalam proses pembelajaran dapat dimulai dari sini.

c. Guru menunjukkan atau memperlihatkan gambar-gambar kegiatan berkaitan dengan materi. Dalam proses penyajian materi, guru mengajak siswa ikut terlibat aktif dalam proses pembelajaran dengan mengamati setiap gambar yang ditunjukan oleh guru atau oleh temannya. Dengan gambar kita akan menghemat energi kita dan siswa akan lebih mudah memahami materi yang diajarkan.

d. Guru menunjuk atau memanggil siswa secara bergantian memasang atau mengurutkan gambar-gambar menjadi urutan yang logis. Di langkah ini guru harus dapat melakukan inovasi, karena penunjukan secara langsung kadang kurang efektif dan siswa merasa terhukum. Salah satu cara adalah dengan undian, sehingga siswa merasa memang harus menjalankan tugas yang harus diberikan. Gambar-gambar yang sudah ada diminta oleh siswa untuk diurutkan, dibuat, atau di modifikasi.

e. Guru menanyakan alasan atau dasar pemikiran urutan gambar tersebut. Dalam langkah ini peran guru sangatlah penting sebagai fasilitator dan motivator agar siswa berani mengemukakan pendapatnya.

(16)

kompetensi yang ingin dicapai. Dalam proses ini guru harus memberikan penekanan-penekanan pada hal ingin dicapai dengan meminta siswa lain untuk mengulangi, menuliskan atau bentuk lain dengan tujuan siswa mengetahui bahwa hal tersebut penting dalam pencapaian KD dan indikator yang telah ditetapkan. g. Guru menyimpulkan dan merangkum. Kesimpulan dan

rangkuman dilakukan bersama dengan siswa. Guru membantu dalam proses pembuatan kesimpulan dan rangkuman.

2.9. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Cooperative Script (CS) (Danserau, dan kawan-kawan, 1985 dalam Riyanto, 2003)

2.9.1. Pengertian

Pembelajaran Cooperative Script menurut Schank dan Abelson dalam Hadi (2007:18) adalah pembelajaran yang menggambarkan interaksi siswa seperti ilustrasi kehidupan sosial siswa dengan lingkungannya sebagai individu,dalam keluarga, kelompok masyarakat, dan masyarakat yang lebih luas.

Sedangkan, Miftahul A’la (2011 : 97), Cooperative Script diartikan sebagai suatu model pembelajaran dimana para siswa bekerja secara berpasangan dan secara lisan melakukan pengikhtisaran bagian-bagian dan materi ajar yang dipelajarinya pada ruang kelas.

(17)

ide-ide pokok yang kurang lengkap dalam meteri yang ada secara bergantian sesama pasangan masing-masing (Alit, 2002:203). 2.9.2. Sintaks (Langkah-langkah/Prosedur)

Langkah-langkah model pembelajaran ini adalah : a. Guru membagi siswa untuk berpasangan.

b. Guru membagi wacana atau materi tiap siswa untuk dibaca dan membuat ringkasan.

c. Guru dan siswa menetapkan siapa yang pertama berperan sebagai pembicara dan siapa yang berperan sebagai pendengar.

d. Pembicara membacakan ringkasannya selengkap mungkin, dengan memasukkan ide-ide pokok dalam ringkasannya.

Sementara pendengar :

- Menyimak atau mengoreksi atau menunjukkan ide-ide pokok yang kurang lengkap.

- Membantu mengingat atau menghafal ide-ide pokok dengan menghubungkan materi sebelumnya atau dengan materi lainnya.

e. Bertukar peran, semula sebagai pembicara ditukar menjadi pendengar dan sebaliknya. Serta lakukan seperti diatas.

f. Merumuskan simpulan bersama-sama antar guru dan murid.

g. Penutup.

2.10. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Snowball Throwing 2.10.1. Pengertian

(18)

guru kemudian masing-masing siswa membuat pertanyaan yang dibentuk seperti bola (kertas pertanyaan) lalu dilempar ke siswa lain yang masing-masing siswa menjawab pertanyaan dari bola yang diperoleh.

2.10.2. Sintaks (Langkah-langkah/Prosedur)

Langkah-langkah model pembelajaran ini adalah : a. Guru menyampaikan materi yang akan disajikan.

b. Guru membentuk kelompok-kelompok dan memanggil masing-masing ketua kelompok untuk memberikan penjelasan tentang materi.

c. Masing-masing ketua kelompok kembali ke kelompoknya masing-masing, kemudian menjelaskan materi yang disampaikan oleh guru kepada temannya. d. Kemudian masing-masing siswa diberikan satu lembar

kertas kerja, untuk menuliskan satu pertanyaan apa saja yang menyangkut materi yang sudah dijelaskan oleh ketua kelompok.

e. Kemudian kertas yang berisi pertanyaan tersebut dibuat seperti bola dan dilemparkan dari satu siswa ke siswa yang lain selama ± 15 menit.

f. Setelah siswa dapat satu bola atau satu pertanyaan diberikan kesempatan kepada siswa untuk menjawab pertanyaan yang tertulis dalam kertas berbentuk bola tersebut secara bergantian.

g. Evaluasi. h. Penutup.

2.11. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TAI (Team Assisted Individualization)

2.11.1. Pengertian

(19)

Slavin (2005) tipe ini mengkombinasikan keunggulan pembelajaran kooperatif dan pembelajaran individual. Tipe ini dirancang untuk mengatasi kesulitan belajar siswa secara individual. Oleh karena itu kegiatan pembelajarannya lebih banyak digunakan untuk pemecahan masalah, ciri khas pada model pembelajaran TAI ini adalah setiap siswa secara individual belajar materi pembelajaran yang sudah dipersiapkan oleh guru.

2.11.2. Sintaks (Langkah-langkah/Prosedur)

Langkah-langkah Pembelajaran Kooperatif tipe TAI (Team Assisted Individualization) adalah :

a. Guru memberikan tugas kepada siswa untuk mempelajari materi pembelajaran secara individual yang sudah dipersiapkan oleh guru.

b. Guru memberikan kuis (pretest) secara individual kepada siswa untuk mendapatkan skor dasar atau skor awal. c. Guru membentuk beberapa kelompok. Setiap kelompok

terdiri dari 4–5 siswa dengan kemampuan yang berbeda-beda baik tingkat kemampuan (tinggi, sedang dan rendah) Jika mungkin anggota kelompok berasal dari ras, budaya, suku yang berbeda serta kesetaraan jender. d. Hasil belajar siswa secara individual didiskusikan dalam

kelompok. Dalam diskusi kelompok, setiap anggota kelompok saling memeriksa jawaban teman satu kelompok.

e. Guru memfasilitasi siswa dalam membuat rangkuman, mengarahkan, dan memberikan penegasan pada materi pembelajaran yang telah dipelajari.

(20)

g. Guru memberi penghargaan pada kelompok berdasarkan perolehan nilai peningkatan hasil belajar individual dari skor dasar ke skor kuis berikutnya (terkini).

2.12. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Two Stay Two Stray (TS-TS)

2.12.1. Pengertian

Model belajar mengajar Dua Tinggal Dua Tamu (Two Stay Two Stray) dikembangkan oleh Spencer Kagan (1992) dan merupakan salah satu tipe pembelajaran kooperatif yang memberikan kesempatan kepada kelompok membagikan hasil dan informasi kepada kelompok lain .

2.12.2. Sintaks (Langkah-langkah/Prosedur)

Langkah-langkah model pembelajaran ini adalah :

a. Guru membagi siswa dalam beberapa kelompok. Setiap kelompoknya terdiri dari empat orang. Kelompok yang dibentuk merupakan kelompok heterogen.

b. Guru memberikan sub pokok bahasan pasa setiap kelompok untuk dibahas bersama-sama dengan anggota kelompoknya masing-masing.

c. Siswa bekerjasama dalam kelompok yang beranggotakan empat orang. Hal ini, bertujuan untuk memberikan kesempatan kepada siswa untuk dapat terlibat secara aktif dalam proses berfikir.

d. Setelah selesai, dua orang dari setiap kelompok meninggalkan kelompoknya untuk bertamu kepada kelompok lain.

(21)

f. Tamu mohon diri dan kembali ke kelompok mereka sendiri dan melaporkan temuan mereka dari kelompok lain.

g. Kelompok mencocokkan dan membahas hasil-hasil kerja mereka.

h. Masing-masing kelompok mempresentasikan hasil kerja mereka.

2.13. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Bamboo Dancing 2.13.1. Pengertian

Model Pembelajaran Tari Bambu mempunyai tujuan agar siswa saling berbagi informasi pada saat yang bersamaan dengan pasangan yang berbeda dalam waktu singkat secara teratur, strategi ini cocok untuk materi yang membutuhkan pertukaran pengalaman pikiran dan informasi antar siswa.Meskipun namanya Tari Bambu tetapi tidak menggunakan bambu. Siswa yang berjajarlah yang diibaratkan sebagai bambu.

2.13.2. Sintaks (Langkah-langkah/Prosedur)

Langkah-langkah model pembelajaran ini adalah :

a. Separuh kelas atau seperempat jika jumlah siswa terlalu banyak berdiri berjajar . Jika ada cukup ruang mereka bisa berjajar di depan kelas. Kemungkinan lain adalah siswa berjajar di sela-sela deretan bangku. Cara yang kedua ini akan memudahkan pembentukan kelompok karena diperlukan waktu relatif singkat.

b. Separuh kelas lainnya berjajar dan menghadap jajaran yang pertama

c. Dua siswa yang berpasangan dari kedua jajaran berbagi sinformasi.

(22)

Jajaran ini kemudian bergeser. Dengan cara ini masing-masing siswa mendapat pasangan yang baru untuk berbagi. Pergeseran bisa dilakukan terus sesuai dengan kebutuhan.

2.14. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Student Teams-Achievement Divisions (STAD)

2.14.1. Pengertian

Menurut Nur Citra Utomo dan C. Novi Primiani (2009 : 9), “STAD merupakan desain untuk memotivasi siswa-siswa supaya kembali bersemangat dan saling menolong untuk mengembangkan keterampilan yang diajarkan oleh guru”. Menurut Mohamad Nur (2008 : 5), pada model ini siswa dikelompokkan dalam tim dengan anggota 4 siswa pada setiap tim. Tim dibentuk secara heterogen menurut tingkat kinerja, jenis kelamin, dan suku.

2.14.2. Sintaks (Langkah-langkah/Prosedur)

Langkah-langkah model pembelajaran ini adalah :

a. Membentuk kelompok yang anggotanya = 4 orang secara heterogen (campuran menurut prestasi, jenis kelamin, suku, dan lain-lain).

b. Guru menyajikan pelajaran.

c. Guru memberi tugas kepada kelompok untuk dikerjakan oleh anggota-anggota kelompok. Anggotanya yang sudah mengerti dapat menjelaskan pada anggota lainnya sampai semua anggota dalam kelompok itu mengerti. d. Guru memberikan kuis atau pertanyaan kepada seluruh

siswa.

e. Memberi evaluasi. f. Kesimpulan.

(23)

Minf Mapping adalah suatu teknik mencatat yang dapat memetakan pikiran yang kreatif yang efektif serta memadukan dan mengembangkan potensi kera otak baik belahan otak kanan, maupun belahan otak kiri yang tedapat didalam diri seseorang . (Bobby De Porter, Mike Hernacki: 2003:153)

2.15.2. Sintaks (Langkah-langkah/Prosedur)

a. Guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai. b. Guru menyajikan materi sebagaimana biasa.

c. Untuk mengetahui daya serap siswa, bentuklah kelompok berpasangan dua orang.

d. Menugaskan salah satu siswa dari pasangan itu menceritakan materi yang baru diterima dari guru dan pasangannya mendengar sambil membuat catatan-catatan kecil, kemudian berganti peran. Begitu juga kelompok lainnya.

e. Menugaskan siswa secara bergiliran/diacak menyampaikan hasil wawancaranya dengan teman pasangannya. Sampai sebagian siswa sudah menyampaikan hasil wawancaranya.

f. Guru mengulangi/menjelaskan kembali materi yang kiranya belum dipahami siswa.

g. Kesimpulan/penutup.

2.16. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Make A Match 2.16.1. Pengertian

(24)

tingkatan usia anak didik (Lorna Curran dalam Miftahul Huda, 2011: 113).

2.16.2. Sintaks (Langkah-langkah/Prosedur)

a. Guru menyiapkan beberapa kartu yang berisi beberapa konsep atau topik yang cocok untuk sesi review, satu bagian kartu soal dan bagian lainnya kartu jawaban. b. Setiap siswa mendapatkan sebuah kartu yang bertuliskan

soal ataupun jawaban secara acak.

c. Setelah semua mendapatkan kartu, kelompokkan antara pemegang kartu pertanyaan dan kelompok pemegang kartu jawaban, posisikan berdiri siswa saling berhadapan. Posisi ini bertujuan agar siswa mudah untuk mencari pasanganya.

d. Tiap siswa memikirkan jawaban ataupun soal dari kartu yang dipegang.

e. Setiap siswa mencari pasangan kartu yang cocok dengan kartunya. .

f. Setiap siswa yang dapat mencocokkan kartunya sebelum batas waktu diberi poin.

g. Jika siswa tidak dapat mencocokkan kartunya dengan kartu temannya (tidak dapat menemukan kartu soal atau kartu jawaban) akan mendapatkan hukuman, yang telah disepakati bersama.

h. Setelah satu babak, kartu dikocok lagi agar tiap siswa mendapat kartu yang berbeda dari sebelumnya, demikian seterusnya.

i. Siswa juga bisa bergabung dengan 2 atau 3 siswa lainnya yang memegang kartu yang cocok.

j. Guru bersama-sama dengan siswa membuat kesimpulan terhadap materi pelajaran.

(25)

2.17.1. Pengertian

Frang Lyman dan Koleganya di universitas Maryland sesuai yang dikutip Arends (1997),menyatakan bahwa think pair share merupakan suatu cara yang efektif untuk membuat variasi suasana pola diskusi kelas. Dengan asumsi bahwa semua resitasi atau diskusi membutuhkan pengaturan untuk mengendalikan kelas secara keseluruhan, dan prosedur yang digunakan dalam think pair share dapat memberi siswa lebih banyak waktu berpikir, untuk merespon dan saling membantu.

2.17.2. Sintaks (Langkah-langkah/Prosedur)

a. Guru menyampaikan inti materi dan kompetensi yang ingin dicapai.

b. Siswa diminta untuk berfikir tentang materi/permasalahan yang disampaikan guru.

c. Siswa diminta berpasangan dengan teman sebelahnya (kelompok 2 orang) dan mengutarakan hasil pemikiran masing-masing.

d. Guru memimpin pleno kecil diskusi, tiap kelompok mengemukakan hasil diskusinya.

e. Berawal dari kegiatan tersebut, Guru mengarahkan pembicaraan pada pokok permasalahan dan menambah materi yang belum diungkapkan para siswa.

2.18. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Bertukar Pasangan 2.18.1. Pengertian

(26)

2.18.2. Sintaks (Langkah-langkah/Prosedur)

Langkah-langkah model pembelajaran ini adalah :

a. Siswa dibentuk berkelompok secara berpasangan/2 orang (guru bisa menunjuk pasangannya atau siswa memilih sendiri pasangannya).

b. Guru memberikan tugas dan siswa mengerjakan tugas dengan pasangannya.

c. Setelah selesai setiap pasangan bergabung dengan satu pasangan dari kempok yang lain.

d. Kedua pasangan tersebut bertukar pasangan, kemudian pasangan yang baru ini saling menanyakan dan mencari kepastian jawaban mereka.

e. Temuan baru yang didapat dari pertukaran pasangan kemudian dibagikan kepada pasangan semula.

f. Kesimpulan. g. Penutup.

2.19. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Course Review Horey (CRH)

2.19.1. Pengertian

Menurut Dwitantra (2010) model pembelajaran Course Review Horay adalah Suatu metode pembelajaran dengan pengujian pemahaman menggunakan kotak yang diisi dengan nomor untuk menuliskan jawabannya, yang paling dulu mendapatkan tanda benar langsung berteriak horay.

(27)

2.19.2. Sintaks (Langkah-langkah/Prosedur)

Langkah-langkah model pembelajaran ini adalah :

a. Guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai. b. Guru mendemonstrasikan atau menyajikan materi. c. Memberikan kesempatan siswa tanya jawab. d. Guru membagi siswa dalam kelompok-kelompok.

e. Untuk menguji pemahaman, siswa disuruh membuat kotak 9 atau 16 atau 25 sesuai dengan kebutuhan dan tiap kotak diisi angka sesuai dengan selera masing-masing siswa.

f. Guru membacakan soal secara dan siswa menulis jawaban di dalam kotak yang nomornya disebutkan guru dan langsung didiskusikan, kalau benar diisi tanda benar () dan salah diisi tanda silang (×)

g. Siswa yang sudah mendapatkan tanda vertikal atau horizontal, atau diagonal harus berteriak hore ... atau yel-yel lainnya.

h. Nilai siswa dihitung dari jawaban benar jumlah hore yang diperoleh.

i. Guru memberikan rewardv pada yang memperoleh nilai tinggi atau yang banyak memperoleh horay.

j. Penutup.

2.20. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Talking Stick 2.20.1. Pengertian

(28)

2.20.2. Sintaks (Langkah-langkah/Prosedur)

Langkah-langkah model pembelajaran ini adalah :

a. Guru membentuk kelompok yang terdiri atas 5 orang. b. Guru menyiapkan sebuah tongkat yang panjangnya 20

cm.

c. Guru menyampaikan materi pokok yang akan dipelajari, kemudian memberikan kesempatan para kelompok untuk membaca dan mempelajari materi pelajaran.

d. Siswa berdiskusi membahas masalah yang terdapat di dalam wacana.

e. Setelah kelompok selesai membaca materi pelajaran dan mempelajari isinya, guru mempersilahkan anggota kelompok untuk menutup isi bacaan.

f. Guru mengambil tongkat dan memberikan kepada salah satu anggota kelompok, setelah itu guru memberi pertanyaan dan anggota kelompok yang memegang tongkat tersebut harus menjawabnya, demikian seterusnya sampai sebagian besar siswa mendapat bagian untuk menjawab setiap pertanyaan dari guru.

g. Siswa lain boleh membantu menjawab pertanyaan jika anggota kelompoknya tidak bisa menjawab pertanyaan. h. Guru memberikan kesimpulan.

i. Guru melakukan evaluasi/penilaian, baik secara kelompok maupun individu.

j. Guru menutup pembelajaran.

2.21. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Explicit Instruction 2.21.1. Pengertian

(29)

deklaratif dan pengetahuan prosedural yang terstruktur dengan baik yang dapat diajarkan dengan pola selangkah demi selangkah”.

2.21.2. Sintaks (Langkah-langkah/Prosedur)

Langkah-langkah model pembelajaran ini adalah :

a. Guru menjelaskan TPK, informasi latar belakang pelajaran, pentingnya pelajaran, mempersiapkan siswa untuk belajar.

b. Guru mendemonstrasikan keterampilan dengan benar, atau menyajikan informasi tahap demi tahap.

c. Guru merencanakan dan memberi bimbingan pelatihan awal.

d. Mengecek apakah siswa telah berhasil melakukan tugas dengan baik, memberi umpan balik.

e. Guru mempersiapkan kesempatan melakukan pelatihan lanjutan, dengan perhatian khusus pada penerapan kepada situasi lebih kompleks dalam kehidupan sehari-hari.

f. Penyimpulan dan evaluasi. g. Refleksi.

2.22. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC) (Steven dan Slavin, 1995) 2.22.1. Pengertian

Pembelajaran kooperatif tipe CIRC dari segi bahasa dapat diartikan sebagai suatu model pembelajaran kooperatif yang mengintegrasikan suatu bacaan secara menyeluruh kemudian mengkomposisikannya menjadi bagian-bagian yang penting (Suyatno, 2009:68).

2.22.2. Sintaks (Langkah-langkah/Prosedur)

(30)

a. Membentuk kelompok yang anggotanya terdiri dari 4 orang yang secara heterogen.

b. Guru memberikan wacana atau kliping sesuai dengan topik pembelajaran.

c. Siswa bekerja sama saling membacakan dan menemukan ide pokok dan memberi tanggapan terhadap wacana atau kliping dan tulis pada lembar kertas.

d. Mempresentasikan atau membacakan hasil kelompok. e. Guru membuat kesimpulan bersama.

f. Penutup.

2.23. Model Pembelajaran Aktif Learning Starts With A Question (LSQ)

2.23.1. Pengertian

Menurut Howard (2008:63) Learning start with a question (LSQ) adalah suatu model pembelajaran aktif dalam bertanya. Agar siswa aktif bertanya, maka siswa diminta untuk mempelajari materi yang akan dipelajari yaitu dengan membaca terlebih dahulu, dengan membaca maka siswa memiliki gambaran tentang materi yang akan dipelajari, sehingga apabila dalam membaca/membahas materi tersebut terjadi kesalahan konsep akan terlihat dan dapat dibahas serta dibenarkn secara bersama-sama.

2.23.2. Sintaks (Langkah-langkah/Prosedur)

Langkah-langkah model pembelajarannya adalah :

(31)

b. Kemudian pengajar meminta pembelajar membaca bacaan tersebut

c. Pengajar mengelompokkan para pembelajar dalam kelompok-kelompok kecil (beranggotakan 2 orang) d. Bersama dengan temannya dalam kelompok kecil

bekerjasama memaknai wacana/mempelajari bacaan e. Pembelajar diminta memberi tanda pada bagian bacaan

yang tidak dipahami dan diminta menyusun suatu pertanyaan.

f. Pengajar meminta dua kelompok kecil bergabung menjadi satu kelompok (beranggotakan 4 orang) untuk membahas pertanyaan/poin-poin yang tidak diketahui yang telah diberi tanda

g. Pembelajar di dalam kelompoknya diminta untuk menuliskan pertanyaan tentang materi yang dibaca yang belum dapat diselesaikan.

h. Pengajar meminta setiap kelompok menginventarisasi pertanyaan yang telah ditulis

i. Kelompok membacakan pertanyaan yang belum dapat diselesaikan untuk ditanggapi kelompok lain

j. Pengajar menjelaskan jawaban dari sisa pertanyaan yang belum terjawab

k. Pengajar mengarahkan pembelajar untuk menarik kesimpulan

2.24. Model Pembelajaran Aktif Team Quiz 2.24.1. Pengertian

(32)

Sedangkan menurut Nurhayati, “Team quiz merupakan metode pembelajaran aktif yang dikembangkan oleh Mel Silberman, yang mana dalam tipe team quiz ini siswa dibagi menjadi tiga tim. Setiap siswa dalam tim bertanggung jawab untuk menyiapkan kuis jawaban singkat, dan tim yang lain menggunakan waktunya untuk memeriksa catatan”.

2.24.2. Sintaks (Langkah-langkah/Prosedur)

Langkah-langkah model kuis berkelompok adalah :

a. Pilihlah topik yang yang dapat disampaikan dalam tiga bagian.

b. Bagilah siswa menjadi tiga kelompok yaitu A, B dan C. c. Sampaikan kepada siswa format penyampaian pelajaran

kemudian mulai penyampaian materi. Batasi penyampaian materi maksimal 10 menit.

d. Setelah penyampaian, minta kelompok A menyiapkan pertanyaan-pertanyaan berkaitan dengan materi yang baru saja disampaikan. Kelompok B dan C menggunakan waktu ini untuk melihat lagi catatan mereka.

e. Mintalah kepada kelompok A untuk memberi pertanyaan kepada kelompok B. Jika kelompok B tidak dapat menjawab pertanyaan, lempar pertanyaan tersebut kepada kelompok C.

f. Kelompok A memberi pertanyaan kepada kelompok C, jika kelompok C tidak bisa menjawab, lemparkan kepada kelompok B.

g. Jika tanya jawab selesai, lanjutkan pelajaran kedua dan tunjuk kelompok B untuk menjadi kelompok penanya. Lakukan seperti proses untuk kelompok A.

(33)

i. Akhiri pelajaran dengan menyimpulkan tanya jawab dan jelaskan sekiranya ada pemahaman siswa yang keliru. 2.25. Model Pembelajaran Aktif Modeling the Way

2.25.1. Pengertian

Model Modeling The Way sebagai model pembelajaran adalah suatu model pembelajaran yang dilaksanakan dengan cara guru memberikan skenario suatu sub bahasan untuk didemonstrasikan siswa di depan kelas, sehingga menghasilkan ketangkasan dengan keterampilan atau skill dan profesionalisme (Dep Dik Bud, 1993: 219).

2.25.2. Sintaks (Langkah-langkah/Prosedur)

Langkah-langkah model pembelajaran modeling adalah : a. Setelah pembelajaran satu topik tertentu, carilah

topik-topik yang menuntut siswa untuk mencoba atau mempraktikan keterampilan yang baru diterangkan. b. Bagilah siswa ke dalam beberapa kelompok kecil sesuai

dengan jumlah mereka. Kelompok-kelompok ini akan mendemonstrasikan suatu keterampilan tertentu sesuai dengan skenario yang dibuat.

c. Berikan kepada siswa waktu 10-15 menit untuk menciptakan skenario kerja.

d. Beri waktu 5-7 menit untuk berlatih

e. Secara bergiliran tiap kelompok diminta mendemonstrasikan kerja masing-masing. Setelah selesai, beri kesempatan kepada kelompok lain untuk memberikan masukan pada setiap demonstrasi yang dilakukan.

f. Guru memberikan penjelasan secukupnya untuk mengklarifikasi.

(34)

Model pembelajaran silent demonstration adalah suatu metode yang digunakan untuk membelajarkan peserta didik (siswa) terhadap suatu bahan belajar dengan cara memperlihatkan, memperhatikan, dan memperagakan bahan belajar tertentu. Model silent demonstration proses digunakan untuk menunjukkan atau memperagakan suatu proses atau rangkaian kegiatan

2.26.2. Sintaks (Langkah-langkah/Prosedur)

Langkah-langkah model pembelajaran demonstrasi bisu adalah :

a. Tentukan prosedur atau langkah-langkah yang akan diajarkan kepada siswa.

b. Mintalah kepada siswa untuk memerhatikan Anda mengerjakan prosedur tertentu. Lakukan dengan penjelasan atau komentar yang seminim mungkin. Tugas Anda disini adalah memberikan gambaran visual tentang prosedur tersebut. Jangan terlalu berharap siswa akan banyak mengingat apa yang Anda kerjakan. Dalam kesempatan ini Anda hanya dituntut untuk membangun kesiapan belajar mereka.

c. Bentuk siswa menjadi pasangan-pasangan. Demonstrasikan lagi bagian pertama dari prosedur, usahakan tidak terlalu banyak memberi penjelasan. Minta masing-masing pasangan untuk mendiskusikan apa yang mereka saksikan dari demonstrasi sang guru. d. Minta beberapa orang untuk menjelaskan apa yang Anda

lakukan. Jika siswa masih kesulitan, ulangi lagi demonstrasi Anda. Komentari observasi yang benar. e. Akhiri dengan pemberian tantangan kepada siswa untuk

(35)

2.27.1. Pengertian

Model bermain jawaban adalah model pembelajaran yang memungkinkan terjadinya komunikasi langsung yang bersifat two way traffic. Sebab pada saat yang sama terjadi dialog antara guru dan siswa. Model bermain ini dapat melibatkan semua siswa dari awal sampai akhir. Dalam permainan ini mereka ditantang untuk mencari jawaban yang benar dan sekaligus bergantung pada faktor keberuntungan. Permainan ini dapat digunakan untuk pretest maupun posttest, selain untuk mengajarkan materi yang baru. Dalam permainan ini guru mengajar dengan menggunakan jawaban-jawaban yang ditemukan oleh siswa.

2.27.2. Sintaks (Langkah-langkah/Prosedur)

Hal-hal yang harus dipersiapkan dalam mengembangkan model pembelajaran bermain jawaban adalah :

a. Buatlah sejumlah pertanyaan yang memerlukan jawaban ringkas, dan masing-masing ditulis pada selembar kertas. b. Tulislah sejumlah kemungkinan jawaban dari pertanyaan-pertanyaan no 1 diatas. Jumlah jawaban harus lebih banyak dari jumlah pertanyaan.

c. Kelompokkan jawaban-jawaban yang dibuat pada langkah yang dibuat sesuai dengan kategori tertentu. d. Masukkan jawaban-jawaban tadi ke dalam

kantong-kantong kertas. Setiap kantong-kantong ditulisi nama kategori sesuai dengan kategori jawaban.

e. Tempelkan kantong-kantong kertas tadi pada selembar kertas karton atau pada selembar papan.

f. Tempel atau gantungkan kertas karton tadi di depan kelas.

(36)

a. Bagilah siswa menjadi beberapa kelompok. Besar kelompok disesuaikan dengan jumlah siswa. Usahakan jumlah siswa dalam tiap kelompok tidak lebih dari 5 orang.

b. Kepada setiap kelompok diberikan pertanyaan-pertanyaan. Jumlah pertanyaan untuk setiap kelompok adalah sama.

c. Mintalah masing-masing kelompok untuk mendiskusikan jawaban dan mencari kira-kira di kantong yang mana jawaban tersebut berada.

d. Mulai permainan dengan meminta salah satu kelompok untuk membacakan satu pertanyaan, kemudian salah satu anggota kelompok mengambil jawaban dari kantong yang ada di depan kelas. Setelah selesai menjawab satu pertanyaan, kesempatan diberikan kepada kelompok yang lain.

e. Langkah no. 4 diulang untuk kelompok yang lain sampai pertanyaan habis, atau waktu tidak memungkinkan. f. Guru memberi klarifikasi jawaban atau menambahkan

penjelasan yang bersumber pada materi yang ada dalam permainan tadi.

2.28. Model Pembelajaran Aktif Index Card Match 2.28.1. Pengertian

Menurut Silberman (2009: 240) index card match (ICM) adalah cara pembelajaran yang menyenangkan lagi aktif untuk

meninjau ulang materi pelajaran. Guru membolehkan peserta didik untuk berpasangan dan memainkan kuis dengan kawan sekelas.

(37)

menyenangkan yang digunakan untuk mengulang materi yang telah diberikan sebelumnya. Namun demikian, materi baru pun tetap bisa diajarkan dengan strategi ini dengan catatan, peserta diberi tugas mempelajari topik yang akan diajarkan terlebih dahulu, sehingga ketika masuk kelas siswa sudah memiliki bekal pengetahuan.

2.28.2. Sintaks (Langkah-langkah/Prosedur)

Langkah-langkah model pembelajaran mencari pasangan kartu adalah :

a. Guru membuat potongan-potongan kertas sebanyak jumlah siswa yang ada di dalam kelas.

b. Kemudian bagilah potongan kertas-kertas tersebut menjadi dua bagian yang sama.

c. Pada separuh bagian, tulis pertanyaan tentang materi yang akan disampaikan saat pembelajaran. Setiap kertas berisi satu pertanyaan.

d. Pada separuh kertas yang lain, tulis jawaban dari pertanyaan-pertanyaan yang telah dibuat.

e. Kocoklah semua kertas sehingga akan tercampur antara soal dan jawaban.

f. Setiap siswa diberi satu kertas. Jelaskan bahwa ini adalah aktivitas yang dilakukan berpasangan. Separuh siswa akan mendapatkan soal dan separuh yang lain akan mendapatkan jawaban.

g. Guru memerintahkan kepada siswa untuk menemukan pasangan mereka. Jika ada yang sudah menemukan pasangan, mintalah kepada mereka untuk duduk berdekatan. Jelaskan juga agar siswa tidak memberitahu materi yang mereka dapatkan kepada teman yang lain. h. Setelah semua siswa menemukan pasangan dan duduk

(38)

bergantian untuk membacakan soal yang diperoleh dengan kersa kepada teman-temannya yang lain. Selanjutnya, soal tersebut dijawab oleh pasangannya. i. Akhiri proses ini dengan membuat klarifikasi dan

kesimpulan.

2.29. Model Pembelajaran Aktif Guided Teaching 2.29.1. Pengertian

Menurut Zaini , Guided Teaching adalah pembelajaran yang diawali dengan memberikan beberapa pertanyaan untuk mengetahui tingkat pemahaman atau kemampuan siswa yang memperoleh hipoteasa atau kesimpulsn dan membanginya kepada kategori.

2.29.2. Sintaks (Langkah-langkah/Prosedur)

Langkah-langkah model pembelajaran “panduan mengajar” adalah :

a. Sampaikan beberapa pertanyaan kepada siswa untuk mengetahui pikiran dan kemampuan yang mereka miliki. Gunakan pertanyaan-pertanyaan yang mempunyai beberapa kemungkinan jawaban.

b. Berikan waktu beberapa menit untuk memberi kesempatan kepada siswa untuk menjawab pertanyaan. Anjurkan kepada mereka untuk bekerja berdua atau dalam kelompok kecil.

c. Mintalah kepada siswa untuk menyampaikan hasil jawaban mereka dan catat jawaban-jawaban yang mereka sampaikan. Jika memungkinkan tulis di papan tulis dengan mengelompokkan jawaban mereka dalam kategori-kategori yang nantinya akan Anda sampaikan dalam pembelajaran.

(39)

e. Mintalah kepada siswa untuk membandingkan jawaban mereka dengan poin-poin yang telah Anda sampaikan. Catat poin-poin yang dapat memperluas bahasan materi Anda.

2.30. Model Pembelajaran Aktif The Learning Cell 2.30.1. Pengertian

Model “Sell Belajar “ pertama kali dikembangkan oleh Goldschmid dari Swiss Federal Institute of Technology di Lausanne. Learning Cell menunjuk pada suatu bentuk belajar kooperatif dalam bentuk berpasangan, di mana siswa bertanya dan menjawab pertanyaan secara bergantian berdasarkan materi bacaan yang sama.

2.30.2. Sintaks (Langkah-langkah/Prosedur)

Langkah-langkah model pembelajaran sell belajar adalah : a. Sebagai persiapan, siswa diberi tugas membaca suatu

bacaan kemudian menulis pertanyaan yang berhubungan dengan masalah pokok yang muncul dari bacaan atau materi terkait lainnya.

b. Pada awal pertemuan, siswa ditunjuk untuk berpasangan dengan mencari kawan yang disenangi. Siswa A memulai dengan membacakan pertanyaan pertama dan di jawab oleh siswa B.

c. Setelah mendapatkan jawaban dan mungkin telah mendapatkan koreksi atau diberi tambahan informasi, giliran siswa B mengajukan pertanyaan yang harus dijawab oleh siswa A.

d. Jika siswa A selesai mengajukan satu pertanyaan kemudian dijawab oleh siswa B, ganti B yang bertanya, dan begitu seterusnya.

(40)

masukan atau penjelasan dengan bertanya atau menjawab pertanyaan.

2.31. Model Pembelajaran Aktif Learning Contracts 2.31.1. Pengertian

Kontrak belajar adalah salah satu metode yang dikembangkan guru untuk mengidentifikasi berbagai kebutuhan siswa dalam pembelajaran dan aktivitas-aktivitas yang hendak dikerjakan siswa untuk memenuhi kebutuhan tersebut.

2.31.2. Sintaks (Langkah-langkah/Prosedur)

Langkah-langkah model pembelajaran kontrak belajar adalah: a. Mintalah setiap peserta didik untuk memilih tugas yang ia inginkan untuk dipelajari dan dikerjakan secara independen.

b. Doronglah setiap peserta didik untuk memikirkan secara hati-hati melalui rencana studi.

c. Berikan waktu yang cukup untuk konsultasi dalam menyusun rencana.

d. Mintalah kontrak yang ditulis peserta didik yang mencakup topics, learning objectives (tujuan pembelajaran) , learning strategie (strategi pembelajaran), dan closed date

2.32. Model Pembelajaran Aktif Examples Non Examples 2.32.1. Pengertian

Model pembelajaran Example Non Example sesuai dengan pendapat Buehl (1996) yang dikutip dari Apariani dkk, (2010 : 20) dijelaskan sebagai suatu taktik yang tepat diterapkan atau digunakan dalam mengajarkan suatu defini konsep.

(41)

gambar atau diagram maupun tabel yang telah disesuaikan dengan materi bahan ajar dan kompetensi dasar, adapun penyajian gambar dapat ditempel atau ditampilkan menggunakan LCD atau OHP.

2.32.2. Sintaks (Langkah-langkah/Prosedur)

Langkah-langkah model pembelaran ini adalah :

a. Guru mempersiapakan gambar-gambar yang disesuaikan dengan tujuan pembelajaran. Berbagai gambar yang hendak dipakai dalam pembelajaran hendaknya adalah gambar yang relevan dengan materi ajar yang akan dibahas oleh guru.

b. Guru menyajikan atau menampilkan gambar dengan cara menempelkan gambar-gambar di papan ataupun dapat menayangkannya lewat LCD atau in focus dan alat pendukung lainnya..

c. Guru memberikan arahan dan kesempatan kepda siswa untuk mengamati dan menganalisa gambar-gambar yang telah disajikan. Dalam tahap ini para siswa diberikan kesempatan untuk melihat, menelaah, mengamati gambar yang telah ditampilkan guru, disini guru diperkenankan untuk memberikan deskripsi dari gambar-gambar tersebut.

d. Siswa mencatat hasil analisa dari gambar setelah melakukan diskusi kelompok yang terdiri 2-3 siswa. Hasil analisa sebaiknya dicatat dalam sebuah kertas yang disediakan oleh guru.

e. Tiap kelompok diberi kesempatan membacakan hasil diskusinya.

(42)

g. Guru bersama-sama para siswa menyimpulkan materi sesuai dengan tujuan pembelajaran.

2.33. Model Pembelajaran Aktif Artikulasi 2.33.1. Pengertian

Model pembelajaran Artikulasi merupakan model yang prosesnya seperti pesan berantai, artinya apa yang telah diberikan Guru, seorang siswa wajib meneruskan menjelaskannya pada siswa lain (pasangan kelompoknya). Di sinilah keunikan model pembelajaran ini. Siswa dituntut untuk bisa berperan sebagai ‘penerima pesan’ sekaligus berperan sebagai ‘penyampai pesan.’

Model pembelajaran artikulasi merupakan model pembelajaran yang menuntut siswa aktif dalam pembelajaran dimana siswa dibentuk menjadi kelompok kecil yang masing-masing siswa dalam kelompok tersebut mempunyai tugas mewawancarai teman kelompoknya tentang materi yang baru dibahas. Konsep pemahaman sangat diperlukan dalam mode pembelajaran ini.

2.33.2. Sintaks (Langkah-langkah/Prosedur) Langkah-langkah :

a. Guru menyampaikan kopetensi yang ingin dicapai. b. Guru menyampaikan materi sebagaimana seperti biasa. c. Untuk mengetahui daya serap siswa, bentuklah

kelompok berpasangan dua orang.

d. Menugaskan salah satu siswa dari pasangan itu menceritakan materi yang baru diterima dari guru dan pasangannya mendengar sambil membuat catatan-catatan kecil, kemudian berganti peran. Begitu juga kelompok lainnya.

(43)

pasangannya. Sampai sebagian siswa sudah menyampaikan hasil wawancaranya.

f. Guru mengulangi atau menjelaskan kembali materi yang sekiranya belum dipahami siswa.

g. Kesimpulan atau penutup.

2.34. Model Pembelajaran Aktif Student Facilitator And Explaining (SFAE)

2.34.1. Pengertian

Model Student Facilitator And Explaining merupakan suatu model dimana siswa mempresentasikan ide atau pendapat pada siswa lainnya. Sedangkan menurut Agus Supriojo (2009:129) model Student Facilitator And Explaining mempunyai arti model yang menjadikan siswa dapat membuat peta konsep maupun bagan untuk meningkatkan kreatifitas siswa dan prestasi belajar siswa. 2.34.2. Sintaks (Langkah-langkah/Prosedur)

Langkah-langkah model pembelajaran ini adalah :

a. Guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai dalam proses pembelajaran.

b. Guru mendemonstrasikan atau menyajikan atau mempresentasikan materi.

c. Memberikan kesempatan kepada siswa untuk menjelaskan kepada siswa yang lainnya misalnya melalui bagan atau peta konsep.

d. Guru menyimpulkan ide atau pendapat dari siswa. e. Guru menerangkan semua materi yang disajikan saat itu. f. Penutup.

2.35. Model Pembelajaran Aktif Demonstration 2.35.1. Pengertian

(44)

aturan dan urutan melakukan kegiatan, baik secara langsung maupun melalui penggunaan media pengajaran yang relevan dengan pokok bahasan atau materi yang sedang disajikan.

Sedangkan menurut Darajat (1995: 296) demonstrasi adalah model pembelajaran yang menggunakan peragaan untuk memperjelas suatu pengertian atau untuk memperlihatkan bagaimana melakukan sesuatu kepada anak didik.

2.35.2. Sintaks (Langkah-langkah/Prosedur)

Langkah-langkah model pembelajaran ini adalah :

a. Guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai. b. Guru menyajikan gambaran sekilas materi yang akan

disampaikan.

c. Menyiapakan bahan atau alat yang diperlukan.

d. Menunjuk salah seorang siswa untuk mendemonstrasikan sesuai dengan skenario yang telah disiapkan.

e. Seluruh siswa memerhatikan demonstrasi dan menganalisanya.

f. Tiap siswa mengemukakan hasil analisisnya dan juga pengalaman siswa didemonstrasikan.

g. Guru membuat kesimpulan. 2.36. Model Pembelajaran Aktif Demonstration

2.36.1. Pengertian

Menurut Saudagar dan Idrus (2011, hlm. 181) pembelajaran “model Time Token adalah pembelajaran dengan struktur yang dapat digunakan untuk mengajarkan keterampilan sosial, untuk menghindari siswa mendominasi pembicaraan atau siswa diam sama sekali”.

(45)

aktivitas siswa menjadi titik perhatian utama, mereka selalu dilibatkan secara aktif, sedangkan guru berperan mengajak siswa mencari solusi bersama dari masalah atau topik yang dibahas.”

2.36.2. Sintaks (Langkah-langkah/Prosedur)

Langkah-langkah model pembelajaran ini adalah :

a. Seluruh siswa dibagi dalam beberapa kelompok (misal 4 kelompok). Siswa diberi waktu beberapa menit untuk menentukan tugas dari masing-masing anggota. Siswa berdiskusi secara terbimbing dan melakukan eksplorasi. Kegiatan eksplorasi yang siswa lakukan antara lain bisa berupa kajian literatur, mencari informasi dari perpustakaan, wawancara orang sekitar, dan lingkungan sekitar.

b. Setelahnya masing-masing dari siswa diberi satu sampai dengan empat kartu Time Token. Kartu Time Token berisi kata-kata (clue) yang harus siswa jelaskan. Kartu yang dibagikan berfungsi untuk berbicara (berpendapat, menyampaikan informasi, dan mengemukakan pertanyaan) selama kurang lebih 30 detik sampai 60 detik. Ketika salah siswa berbicara, maka kelompok lain ada yang bertugas menghitung waktu bicara dan mencatat hal-hal penting yang dikemukakan.

c. Siswa diberi waktu beberapa menit untuk berdiskusi seputar kartu yang telah diterimanya. Disini terjadi komunikasi antar anggota kelompok.

(46)

terdiri dari beberapa anggota maka kelompok lain bertugas untuk memperhatikan siapa yang mengangkat tangan terlebih dahulu. Begitu juga seterusnya sampai kelompok terakhir.

e. Jika siswa telah selesai mengemukakan pendapatnya, maka kartu yang ia pegang harus dikembalikan kepada guru. Begitu seterusnya sampai tidak ada lagi kartu yang dipegang siswa atau sampai waktu pembelajaran selesai. Siswa yang telah habis kartunya tidak boleh bicara lagi. f. Siswa yang kartunya telah habis harus mencatat hal-hal

penting yang diungkapkan temannya. Semakin banyak yang dapat dicatat siswa maka akan semakin besar siswa tersebut mendapatkan penghargaan secara individu. g. Siswa yang tidak tepat menjawab atau menjawab lebih

dari 30 detik maka kartunya belum bisa dikembalikan. h. Penghargaan kelompok dan individu, bisa berupa reward

bintang maupun poin.

i. Siswa mengerjakan soal pemahaman tentang apa yang telah dipelajarinya.

j. Refleksi pembelajaran k. Penarikan kesimpulan

2.37. Model Pembelajaran Aktif Complette Sentence 2.37.1. Pengertian

(47)

kesempatan kepada siswa untuk berdiskusi dan diakhiri dengan pengambilan kesimpulan

2.37.2. Sintaks (Langkah-langkah/Prosedur)

Langkah-langkah model pembelajaran ini adalah : a. Mempersiapkan lembar kerja siswa dan modul. b. Guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai. c. Guru menyampaikan materi secukupnya atau siswa

disuruh membacakan buku atau modul dengan waktu secukupnya.

d. Guru membentuk kelompok 2 atau 3 orang secara heterogen.

e. Guru membagikan lembar kerja beruapa paragraf yang kalimatnya belum lengkap.

f. Peserta didik berdiskusi untuk melengkapi kalimat dengan kunci jawaban yang tersedia.

g. Peserta didik berdiskusi secara kelompok.

h. Setelah jawaban didiskusikan, jawaban yang salah diperbaiki. Tiap peserta membaca sampai mengerti atau hafal.

i. Kesimpulan.

2.38. Model Pembelajaran Tebak Kata 2.38.1. Pengertian

(48)

2.38.2. Sintaks (Langkah-langkah/Prosedur)

Langkah-langkah model pembelajaran ini adalah :

a. Guru menjelaskan kompetensi yang ingin dicapai atau materi ± 45 menit.

b. Guru menyuruh siswa berdiri berpasangan di depan kelas.

c. Seorang siswa diberi kartu yang berukuran 10 x 10 cm yang nantinya dibacakan pada pasangannya. Seorang siswa yang lainnya diberi kartu yang berukuran 5 x 2 cm yang isinya tidak boleh dibaca (dilipat) kemudian ditempelkan di dahi atau diselipkan di telinga.

d. Sementara siswa membawa kartu 10 x 10 cm membacakan kata-kata yang tertulis di dalamnya sementara pasangannya menebak apa yang dimaksud dalam kartu 10 x 10 cm. Jawaban tepat bila sesuai dengan isi kartu yang ditempelkan di dahi atau telinga. e. Apabila jawabannya tepat (sesuai yang tertulis di kartu),

maka pasangan itu boleh duduk. Bila belum tepat pada waktu yang telah ditetapkan boleh mengarahkan dengan kata-kata lain asal jangan langsung memberi jawabannya.

f. Dan seterusnya. .

2.39. Model Pembelajaran Round Club Atau Keliling Kelompok 2.39.1. Pengertian

(49)

control dan fasilitasi, serta meminta tanggung jawab hasil kelompok berupa laporan atau presentasi.

2.39.2. Sintaks (Langkah-langkah/Prosedur)

a. Guru menjelaskan tujuan pembelajaran atau kompotensi dasar.

b. Guru membagi siswa menjadi kelompok. c. Guru memberikan tugas atau lembar kerja

d. Salah satu siswa dalam masing-masing kelompok menilai dengan memberikan pandangan dan pemikiran mengenai tugas yang sedang mereka kerjakan

e. Siswa berikutnya juga ikut memberikan kontribusinya f. Demikian seterusnya giliran bicara bisa dilaksanakan

arah perputaran jarum jamk atau dari kiri ke kanan 2.40. Model Pembelajaran Pair Cecks (Spencer Kagen 1993)

2.40.1. Pengertian

Pair check (pasangan mengecek) adalah model pembelajaran berkelompok atau berpasangan yang dipopulerkan oleh Spencer Kagen tahun 1993. Model ini menerapkan pembelajaran berkelompok yang menuntut kemandirian dan kemampuan siswa dalam menyelesaikan persoalan yang diberikan.

2.40.2. Sintaks (Langkah-langkah/Prosedur)

Langkah-langkah model pembelajaran ini adalah : a. Guru menjelaskan konsep

b. Siswa dibagi beberapa tim. Setiap tim terdiri dari 4 orang. Dalam satu ti ada 2 pasangan. Setiap pasangan dalam satu tim ada yang menjadi pelatih dan ada yang patner.

(50)

d. atner menjawab soal , dan si pelatih bertugas mengecek jawabannya. Setiap soal yang benar pelatih memberi kupon.

e. Bertukar peran. Si pelatih menjadi patner dan si patner menjadi pelatih

f. Guru membagikan soal kepada si patner

g. Patner menjawab soal , dan si pelatih bertugas mengecek jawabannya. Setiap soal yang benar pelatih memberi kupon.

h. Setiap pasangan kembali ke tim awal dan mencocokkan jawaban satu sama lain.

i. Guru membimbing dan memberikan arahan atas jawaaban dari berbagai soal dan tim mengecek jawabannya.

j. Tim yang paling banyak mendapat kupon diberi hadiah 3. Penutup

(51)

DAFTAR PUSTAKA

Dodo, T. (2012). 41 Macam Model Metode Pembelajaran Efektif. [Online]. Tersedia : https://teguhtdodo.wordpress.com/2014/08/02/41-macam-model-metode-pembelajaran-efektif/. [05 Januari 2016].

Putra, S. R. (2013). Desain Belajar Mengajar Kreatif Berbasis Sains. Jember: DIVA Press.

Riyanto, Y. (2009) .Paradigma Baru Pembelajaran. Surabaya: Kencana Prenada Media Group.

Suprijono, A. (2009). Coopetative Learning Teori dan Aplikasi PAIKEM.

Referensi

Dokumen terkait

By inviting their audiences to get to the bottom of their narrative enigmas, conspiratorial television shows encourage precisely such a behavior – and user

Dari data tersebut maka peneliti berinisiatif untuk merancang software yang berfungsi untuk mendeteksi anak ADHD ( attention deficit and hyperactive disorder ) berbasis

Aplikasi sistem informasi geografis ini dapat menampilkan data- data yang berkaitan dengan informasi tempat wisata di wilayah DKI Jakarta, memberikan kemudahan

PENGGUNAAN MEDIA TABLET LAYAR SENTUH UNTUK MENINGKATKAN PERBENDAHARAAN KATA DALAM MATERI SAINS PADA SISWA TUNARUNGU KELAS 2 DI SLB NEGERI TOBOALI BANGKA SELATAN..

Rosmeli (2010) yang berjudul “Dampak Desentralisasi Fiskal Terhadap Ketimpangan Antar Wilayah di Indonesia. Hasil dari penelitiannya yaitu : 1) Semenjak diimplementasikannya

Hasil dari analisis yang ada di bab 4 adalah gaya hidup (X1) tidak berpengaruh terhadap keputusan pembelian produk Sophie Martin (Y). Kotler dan Keller 61

EDS adalah proses evaluasi diri sekolah yang bersifat internal yang melibatkan pemangku kepentingan untuk melihat kinerja sekolah berdasarkan Standar Pelayanan Minimal

Berdasarkan uraian di atas maka pemecahan masalah dalam penelitian ini adalah dengan implementasi model pembelajaran Problem Posing dengan metode Brainstorming diharapkan dapat