• Tidak ada hasil yang ditemukan

PANCASILA SEBAGAI ETIKA POLITIK (4)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "PANCASILA SEBAGAI ETIKA POLITIK (4)"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

PANCASILA SEBAGAI ETIKA POLITIK

MAKALAH

disusun guna memenuhi tugas Mata Kuliah: Pendidikan Pancasila

Dosen Pengampu: Bapak M.Rikza Chamami

Oleh :

1. MOH. RIZQON QORI IHZA (1703036020)

2. ANIS FITRIA (1703036037)

3. AFIFAH INDRAWATI (1703036040)

MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM FAKULTAS ILMU TARBIYAH dan KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI WALISONGO SEMARANG

(2)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pancasila sebagai dasar Negara, pedoman dan tolok ukur kehidupan berbangsa dan bernegara di Republik Indonesia. Etika politik Indonesia tertanam dalam jiwa Pancasila.Kesadaran etika yang merupakan kesadaran relational akan tumbuh subur bagi warga masyarakat Indonesia ketika nilai-nilai pancasila itu diyakini kebenarannya, kesadaran etika juga akan lebih berkembang ketika nilai dan moral pancasila itu dapat di implementasikan kedalam norma-norma yang di berlakukan di Indonesia .

Pancasila juga sebagai suatu sistem filsafat pada hakikatnya merupakan suatu nilai sehingga merupakan sumber dari segala penjabaran dari norma baik norma hukum, norma moral maupun norma kenegaraan lainya.Oleh karena itu suatu pemikiran filsafat tidak secara langsung menyajikan norma-norma yang merupakan pedoman dalam suatu tindakan suatu nilai yan bersifat mendasar.

Nilai-nilai pancasila dijabarkan dalam suatu norma yang jelas sehingga

merupakan suatu pedoman. Norma tersebut meliputi norma moral yaitu yang berkaitan dengan tingkah laku manusia yang dapat diukur dari sudut baik maupun buruk.

Kemudian yang ke dua adalah norma hukum yaitu suatu sistem perundang-undangan yang berlaku di Indonesia.

Pancasila merupakan suatu sistem nilai-nilai etika yang merupakan sumber hukum baik meliputi norma moral maupun norma hukum, yang pada giliranya harus dijabarkan lebih lanjut dalam norma-norma etika, moral maupun norma hukum dalam kehidupan kenegaraan maupun kebangsaan.

B. Rumusan Masalah

1. Apa Hakikat dari Pancasila ? 2. Apa itu etika politik?

(3)

BAB II

PEMBAHASAN

1. Hakikat Pancasila

Sebagai aspek kehidupan bangsa Indonesia selalu mencerminkan,menjunjung tinggi dan tidak boleh bertentangan dengan nilai-nilai pancasila.Pengamalan pancasila itu tidak memiliki sifat imperative (memaksa). Hakikat pengertian pancasila yang bersifat melengkapi dapat diuraikan sebagai berikut :

a. Pancasila sebagai sumber dari segala sumber hokum ,mengandung pengertian dijadikan pancasila sebagai dasar aturan bagi seluruh peraturan hukum di

Indonesia bahwa segala peraturan hokum berlaku harus selalu bersumber berdasar kepada pancasila berjunjung dengan nilai-nilai pancasila itu sendiri tidak boleh bertentangan.

b. Pancasila sebagai alat pemersatu bangsa di artikan sebagai dasar atau landasan yang mengatur kehidupan berbangsan beraneka ragam (majemuk/prural) baik suku bangsayang berbeda maupun latar belakang adat istiadat dan daerah bahkan juga perbedaan agama,ole karena itu kedudukan konsepsi kenegaraan yang dapat majemuk mengelola keaneka ragama itu yang menjamin utuhnya kesatuan dan persatuan bangsa.

Maka hakikat pengertian pokok pancasila itu meliputi : a. Pancasila sebagai dasar Negara dan

b. Pancasila sebagai filsafah hidup bangsa

Akan halnya pengertian pancasila yang bersifat melengkapi adalah hakikat pengertian pancasila yang bersumber kepda hakikat pengertian pokok pancasila, termasuk kedalam hakikat pengertian pancasila yang bersifat melengkapi ini antara lain :

a. Pancasila sebagia sumber dari sumber hokum b. Pancasila sebagia alat pemersatu bangsa

c. Pancasila sebagia kepribadian bangsa Indonesia .1

(4)

Pancasila pada hakikatnya adalah satu kesatuan nilai yang didalamnya mengandung nilai dasar yakni ketuhanan, kemanusiaan, persatuan, demokrasi kerakyatan, dan keadilan.2 2. Etika Politik

Secara etimologis, etika berasal dari bahasa Yunani, Ethos yang artinya watak kesusilaan atau adat. Etika merupakan kajian ilmiah yang terkait dengan etiket atau moralitas. Etika secara sederhana dapat diartikan sebagai aturan kesusilaan atau sopan santun. Jadi, dapat dipahami bahwa etika adalah suatu ilmu tentang perilaku atau moral manusia yang berhubungan dengan perilaku baik atau perilaku buruk, yang sering orang menyebut etika dengan istilah moral. Menurut Frans Magni Suseno (1987), etika adalah sebuah ilmu, bukan sebuah ajaran. Ia mengatakan bahwa etika dan ajaran moral itu tidak berada ditingkat yang sama.3

Sebagai salah satu cabang etika, maka etika politik termasuk dalam lingkungan filsafat. Etika mempertanyakan tanggung jawab dan kewajiban manusia. Dalam hal ini etika politik berkenaan dengan dimensi politis di kehidupan manusia. Etika berkaitan dengan norma moral, yaitu norma untuk mengukur benar salahnya tindakan manusia. Dengan demikian, etika politik mempertanyakan tanggung jawab dan kewajiban manusia sebagai manusia dan bukan hanya sebagai warga negara terhadap negara, hukum yang berlaku dan lain sebagainya. Fungsi etika politik dalam masyarakat terbatas pada penyediaan alat-alat teoritis, untuk mempertanyakan serta menjelaskan legitimasi politik secara bertanggung jawab. 4

Dengan adanya etika politik akan memberikan sifat-sifat kritis terhadap manipulasi atau penyalahgunaan nilai-nilai dan simbol-simbol politik. Dalam kehidupan, etika berkaitan dengan masalah struktur sosial, politik, ekonomi, budaya dan agama, serta mengkondisikan pada tataran yang baik.

Etika politik Indonesia mengacu berdasarkan ketetapan MPR No.VI/MPR/Tahun 2001 tentang etika kehidupan berbangsa. Pokok-pokok etika kehidupan berbangsa yang mengacu kepada cita-cita persatuan dan kesatuan ,ketahanan, kemandirian, keunggulan dan kejayaan, serta kelestarian lingkungan yang dijiwai oleh niai-nilai agama dan nilai-nilai luhur budaya bangsa.

2 Drs.Ali Imran, S.H.,M.H.,Pendidikan Pancasila di Perguruan Tinggi,(Jakarta:PT RajaGrafindo

Persada,2016)hlmn.185

3

(5)

Pola berpikir untuk membangun kehidupan politik secara jernih mutlak diperlukan. Pembangunan moral politik yang berbudaya adalah untuk melahirkan kultur politik yang berdasarkan iman dan taqwa terhadap Tuhan Yang Maha Kuasa, menggalang suasana kasih sayang sesama manusia Indonesia, yang berbudi kemanusiaan yang luhur, yang mengindahkan kaidah-kaidah musyawarah secara kekeluargaan yang bersih dan jujur, dan menjalis asas pemerataan keadilan di dalam menikmati dan menggunakan kekayaan negara. Membangun etika politik berdasarkan pancasila akan diterima baik bagi segenap golongan dalam masyaakat. Pembinaan etika politik dalam kehidupan berbangsa dan bernegara sangatlah urgent. Langkah permulaan dimulai dengan membangun konstruksi berpikir dalam rangka menata kembali kultur politik bangsa Indonesia.5

3. Pancasila Sebagai Etika Politik

Pancasila sebagai sistem etika artinya pancasila sebagai sarana orientasi bagai usaha manusia Indonesia untuk menjawab suatu pertanyaan yang sangat fundamental: Bagaimana saya harus hidup dan bertindak dalam berinteraksi dengan sesama manusia dalam kehidupan berbangsa dan bernegara(Margono,dkk,2002). Pancasila sebagai sistem etika berarti pancasila merupakan kesatuan sila-sila pancasila itu saling berhubungan, saling bekerja sama untuk satu tujuan tertentu dan secara keseluruhan merupakan suatu kesatuan yang utuh. Pancasila sebagai sistem etika, bertujuan untuk mewujudkan nilai-nilai pancasila dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara(Taniredja,2012).

Perlunya pancasila sebagai sitem etika dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara bertujuan untuk memberikan landasan etika moral bagi seluruh komponen bangsa dalam menjalankan kehidupan kebangsaan dalam berbagai aspek , menentukan pokok-pokok eika kehidupan berbangsa, bernegara, dan bermasyarakat dan menjadi kerangka acuan dalam mengevaluasi pelaksanaan nilai-nilai etika dan moral dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara(Winarno,2012).

Dalam pelaksanaan dan penyelenggaraan negara etika politik dituntut agar kekuasaan dalam negara dijalankan sesuai dengan:

5 Dr.H. Syahrial Syarbaini,M.A.,Pendididkan Pancasila di Perguruan Tinggi/Implementasi Nilai-nilai Karakter

(6)

1. asas legislatif(dijalankan sesuai dengan hukum yang berlaku) 2. disahkan dan dijalankan secara demokratis

3. dilaksanakan berdasarkan prinsip-prinsip moral atau tidak bertentangan dengannya(suseno,1987 dalam kaelan,2008).

Pancasila sebagai suatu sistem filsafat memiliki tiga dasar tersebut. Dalam pelaksanaan dan penyelenggaraan negara, baik itu yang berhubungan dengan kekuasaan, kebijakan umum , pembagian serta keweanangan harus berdasarkan prinsip-prinsip yang etrkandung dalam pancasila. Dengan demikian, pancasila merupakan sumber moralitas dalam proses penyelenggaraan negara, terutama dengan hubungannya dengan legitimasi kekuasaan dan hukum. Pelaksanaan kekuasaan dan penegakan hukum dinilai bermoral jika selalu berdasarkan Pancasila, bukan berdasarkan kepentingan penguasa belaka. Jadi pancasila merupakan tolak ukur moralitas suatu penggunaan kekuasaan dan penegakan hukum.

Pancasila merupakan dasar etika politik bagi bangsa Indonesia. Hal ini mengandung pengertian nilai-nilai yang terkandung dalam setiap sila. Pancasila menjadi sumber etika politik yang harus selalu mewarnai dan diamalkan dalam kehidupan politik bangsa Indonesia baik oleh rakyat maupun penguasa. Oleh karena itu dapat dikatakan kehidupan politik yang meliputi berbagai aktivitas politik dinilai etis, jika selalu berpijak kepada Tuhan Yang Maha Esa, Kemanusiaan yang Adil dan Beradab, Persatuan Indonesia, Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan/Perwakilan, dan Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia.

Secara ringkas dapat dijelaskan bahwa Pancasila sebagai Etika Politik berarti bahwa pancasila dijadikan landasan dalam setiap tingkah laku politik. Bisa diartikan bahwa pancasila merupakan roh ketika seseorang dalam berpolitik. Penjabaran pancasila sebagai etika politik indonesia dapat dijabarkan sebagai berikut.

1. Sila pertama Ketuhanan Yang Maha Esa

Sila pertama ini memiliki nilai yang menjelaskan bahwa adanya hubungan antara Tuhan dengan manusia . Tuhan sebagai pencipta dan manusia sebagai hambaNya. Setiap tindakan yang dilakukan oleh manusia dalam mencapai suatu tujuan harus sejalan dengan perintah-perintah Yang Maha Pencipta.

(7)

Sila ini mengandung makna bahwa adanya hubungan antara manusia satu dengan manusia lain. Dalam menjalin sebuah hubungan untuk mencapai suatu tujuan misalnya dalam memperoleh suatu kekuasaan ataupun mengampu sebuah kewenangan ditanamkan sikap adil dan sejalan dengan etika dan norma yang ada. Tidak saling sikut, saling caci ataupun berbuat curang dalam mencapai suatu tujuan sehingga merugikan orang lain. Etika yang terkandung dalam sila ini dijiwai oleh sila yang pertama. Yang mana setiap hubungan dengan manusia harus sesuai dengan syari’at dan tuntutan agama.

3. Sila ketiga Persatuan Indonesia

Persatuan bisa diperoleh dengan jika hubungan manusia satu dengan manusia lain didasari oleh nilai-nilai religius. Persatuan yang terbentuk mengesampingkan semua perbedaan yang ada. Baik itu perbedaan wilayah, suku, agama, budaya maupun bahasa sehingga tidak terjadinya konflik.

4. Sila keempat Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan/Perwakilan

Pada sila ini terdapat nilai-nilai demokrasi. Negara terbentuk pertama karena adanya pencipta, manusia sebagai mahakarya. Hidup berdampingan dengan manusia lain, sehingga terbentuklah persatuan dengan istilah rakyat, dimana rakyat membutuhkan seorang pemimpin dan pemilihan pemimpin dengan cara yang demokratis dan rakyat dipimpin dengan kebijaksanaan sehingga bisa menjalankan kewajiban dan memperoleh hak secara adil. Pemerintahan dijalankan berdasarkan sila pertama Ketuhanan Yang Maha Esa dengan memperhatikan sila kedua Kemanusiaan yang Adil dan Beradab untuk memperoleh sila ketiga Persatuan Indonesia.

5. Sila kelima keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.

Sila ini merupakan tujuan dari pelaksanaan sila pertama Ketuhanan Yang Maha Esa, kedua kemanusiaan yang adil dan beradab, ketiga persatuan Indonesia dan keempat kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan. Keadilan yang diberikan tanpa melihat wilayah, suku, bahasa, agama dan bangsa. Dalam artian tanpa pandang bulu.

(8)

menjelaskan bahwa dalam negara dan masyarakat indonesia, cara mendapatkan dan menggunakan kekuasaan tentu diikuti dengan prinsip-prinsip dasar yang dipolakan dalam nilai-nilai dasar moral yang dianut oleh pancasila terutama sila keempat. Hakikat ilmu politik itu adalah kratologi yaitu ilmu tentang kekuasaan. Jadi etika politik Indonesi menjurus pada secara demokratis dan sekaligus menggunakannya secara demokratis pula. Proses mendapatkan dan penggunaan kekuasaan tersebut adalah 2 hal yang memperlihatkan perbedaan.6

6Drs.Ali Imran, S.H.,M.H.,Pendidikan Pancasila di Perguruan Tinggi,(Jakarta:PT RajaGrafindo

(9)

BAB III

PENUTUP

A. Simpulan

Pancasila sebagai Etika Politik berarti bahwa pancasila dijadikan landasan dalam setiap tingkah laku politik. Pancasila menjadi sumber etika politik yang harus selalu mewarnai dan diamalkan dalam kehidupan politik bangsa Indonesia baik oleh rakyat maupun penguasa. Oleh karena itu dapat dikatakan kehidupan politik yang meliputi berbagai aktivitas politik dinilai etis, jika selalu berpijak kepada Tuhan Yang Maha Esa, Kemanusiaan yang Adil dan Beradab, Persatuan Indonesia, Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan/Perwakilan, dan Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia.

B. Kritik dan Saran

(10)

DAFTAR PUSTAKA

Imran, Ali .2016.Pendidikan Pancasila di Perguruan Tinggi.Jakarta:PT RajaGrafindo Persada.

Syarbaini, Syahrial.2015.Pendididkan Pancasila di Perguruan Tinggi/Implementasi Nilai-nilai Karakter Bangsa.Bogor:Ghalia Indonesia.

https://www.academia.edu/5029421/HAKIKAT_PANCASILA 16 maret 2018 11.48

Referensi

Dokumen terkait

Hasil penelitian menunjukan kadar flavonoid yang diperoleh dari daun ubi kayu ( Manihot esculenta Crantz) adalah 4,987% dimana kadar tersebut dihitung sebagai kadar flavonoid rutin

Keywords: J¨urgen Habermas; Understanding; Theory of communicative action; Consensus Oriented public

Proporsi kursi DPRD yang diduduki perempuan Angka kematian balita per 1000 kelahiran hidup Angka kematian bayi per 1000 kelahiran hidup.. 2 Bantul 24 14

Tujuan penelitian ini yaitu (1) mendiskripsikan penerapan model pembelajaran inkuiri pada pelajaran IPA materi perubahan lingkungan fisik kelas IV SDN Dadrejo 02 dan

Dalam strategi ini bertujuan untuk melatih siswa dalam membuat kalimat dari yang paling. sederhana dan semua siswa terlibat dalam membuat

Sasaran utama yang menjadi uji pemasaran kami yaitu dari mahasiswa kemudian meluas sampai dikalangan umum, karena penjualan berbagai hiasan dinding berbahan jerami padi

Permasalahan yang akan diselesaikan adalah bagaimana merancang dan membangun suatu aplikasi jaringan syaraf tiruan untuk melakukan pengelompokkan daerah produksi

Pemetikan a/alah ekeraan memungut se!agian /ari tunastunas teh !eserta /aunnya yang masih mu/a yang kemu/ian /i*lah mena/i r*/uk teh kering% Pemetikan harus