PERMAINAN EDUKATIF) TERHADAP PERKEMBANGAN MOTORIK KASAR PADA BALITA USIA 3 TAHUN
Ni Nyoman Ayuk Widiani Kadek Dwi Cahyani Akademi Kebidanan Kartini Bali Email : ayukwidiani@yahoo.co.id
Abstract: Knowledge Relationships Mother Toddler On APE (Games Educational Tool) on the development of Motor Rough In Toddlers Age 3 Years.
This study aims to determine the relationship between mother's knowledge on the development of gross motor toddler in West Denpasar Health Center. This study uses analytic and cross sectional approach in which the sample is 42 respondents and using purposive sampling techniques in data processing using the Spearman-Rank aided by a computerized system. The research showed that nearly half of 20 respondents (47.6%) mothers had good knowledge and almost half the children under five were 19 infants (45.25%) had gross motor development develops as expected and there was a significant relationship between knowledge of mothers on APE against gross motor development in young children three years of age are included in the interval correlation coefficient was that Spearman-rank correlation with the value probabilitynya 0.005 0.429 (p<0.05).
Abstrak: Hubungan Pengetahuan Ibu Balita Tentang APE (Alat Permainan Edukatif) Terhadap Perkembangan Motorik Kasar Pada Balita Usia 3 Tahun. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara pengetahuan ibu terhadap perkembangan motorik kasar balita di Puskesmas Denpasar Barat. Penelitian ini menggunakan metode analytic dan menggunakan pendekatan cross sectional dimana sampelnya 42 responden dan menggunakan teknik purposive sampling dalam pengolahan data menggunakan Spearman-Rank yang dibantu oleh sistem komputerisasi .Berdasarkan hasil penelitian diperoleh hampir setengahnya yaitu 20 responden (47,6%) ibu balita memiliki pengetahuan baik dan hampir setengah balita yaitu 19 balita (45,25%) memiliki perkembangan motorik kasar berkembang sesuai harapan dan ada hubungan yang signifikan antara pengetahuan ibu balita tentang APE terhadap perkembangan motorik kasar pada balita usia tiga tahun yang termasuk dalam interval koefisien kolerasi sedang yaitu kolerasi Spearman-rank 0,429 dengan nilai probabilitynya 0,005 (p <0,05).
PENDAHULUAN
Anak merupakan karunia Tuhan
Yang Maha Esa yang harus disyukuri
dan sesuatu yang indah bagi
seseorang yang sudah berkeluarga.
Anak yang sehat jasmani dan rohani
merupakan aset bangsa karena
ditangan mereka kelak nasib bangsa
ini ditentukan (Depkes RI, 2010).
Suatu bangsa jika memiliki
anak-anak yang sehat dan jasmani dan
rohani maka akan terciptanya sumber
daya manusia yang berkualitas
(Retno, 2011). Hal yang harus
diperhatikan untuk menghasilkan
sumber daya manusia yang
berkualitas adalah dengan
memperhatikan aspek tumbuh
kembang anak (Nursallam, 2008).
Orang tua bisa memantau dan
mendeteksi secara dini mengenai
gangguan atau keterlambatan dalam
perkembangan yang dialami oleh
anaknya. Beberapa orang tua seakan
memasrahkan sepenuhnya tumbuh
kembang anak kepada petugas
kesehatan (Nabiel Ridha, 2014).
Periode terpenting dalam tumbuh
kembang adalah masa balita karena
pada masa ini terjadi pertumbuhan
dasar yang akan mempengaruhi dan
menentukan perkembangan anak
selanjutnya. Tercapainya tumbuh
kembang yang optimal tergantung
pada potensi biologiknya. Tingkat
tercapainya potensi biologik
seseorang merupakan hasil interaksi
berbagai faktor yang saling
berkaitan, yaitu faktor genetik,
lingkungan bio-psiko-sosial dan
perilaku. Pemantauan tumbuh
kembang anak merupakan upaya
untuk menjaga dan mengoptimalkan
tumbuh kembang anak baik fisik,
mental, dan sosial. Menegakkan
tumbuh kembang dan kemungkinan
penanganan, serta mencari penyebab
dan mencegah keadaan tersebut
(Halimah, 2009).
Deteksi dini tumbuh kembang
anak merupakan kegiatan atau
pemeriksaan untuk menemukan
secara dini adanya keterlambatan
tumbuh kembang anak. Anak tidak
bisa memisahkan antara bermain dan
bekerja. Saat anak bermain, dia akan
menemukan kekuatan dan
kelemahannya sendiri, minatnya,
cara menyelesaikan tugas-tugas
dalam bermain bila dibandingkan
dengan mereka yang masa kecilnya
kurang mendapat kesempatan
bermain (Soetjiningsih, 2010).
Menurut UNICEF (United Nations International Children’s
Emergency Fund) tahun 2005 didapat data masih tingginya angka
kejadian gangguan tumbuh kembang
pada usia balita khususnya gangguan
perkembangan motorik didapatkan
27,5%. Cakupan pelayanan
kesehatan balita dalam deteksi
tumbuh kembang balita yang
mengalami gangguan tumbuh
kembang anak di Indonesia 45,7%
(Dinas Kesehatan RI, 2010).
Berdasarkan studi pendahuluan
yang dilakukan di Puskesmas II
Denpasar Barat pada tanggal 22
Desember 2015 dilakukan
wawancara dari sepuluh orang ibu
balita yang berkunjung ke
Puskesmas II Denpasar Barat tentang
fungsi APE (Alat Permainan
Edukatif) terdapat enam orang (60%)
ibu balita yang belum mengetahui
tentang fungsi APE dan terdapat
empat orang (40%) ibu balita sudah
METODE
Metode penelitian yang
digunakan adalah metode analitik.
Cara pendekatan terhadap subjek
penelitian ini dengan cara cross sectional. Penelitian ini dilaksanakan
di Puskesmas II Denpasar Barat yang
dilaksanakan pada bulan Februari
tahun 2016. Populasi dalam
penelitian ini adalah seluruh ibu
balita yang datang ke Puskesmas II
Denpasar Barat dan memiliki balita
umur 3 tahun rata-rata untuk tiga
bulan terakhir yaitu 73 orang dengan
jumlah sampel dalam penelitian ini
yaitu 42 orang. Data yang diambil
dalam penelitian ini adalah data
primer yang didapat dari sampel
melalui kuisioner dan observasi.
Teknik analisa data menggunakan
rumus Rank Spearman. Hasil dari
penelitian bila hasil p <0,05 maka Ha
diterima dan bila hasil ≥ 0,05 maka
Ho diterima.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Data dideskripsikan sebagai
berikut :
Tabel 1 Distribusi Frekuensi Pengetahuan Responden
tentang APE di
Puskesmas II Denpasar Barat
No Kategori Pengetahuan
Frekuensi (F)
Persentase (%)
1 Baik 20 47,6
2 Cukup 17 40,5
3 Kurang 5 11,9
Jumlah 42 100
Sumber : Data Hasil Penelitian Tahun 2016
Tabel 1 menunjukkan bahwa dari
42 responden, hampir setengahnya
yaitu 20 responden (47,6%) memiliki
pengetahuan baik, hampir
setengahnya yaitu 17 responden
(40,5%) memiliki pengetahuan
cukup, dan sebagian kecil yaitu lima
responden (11,9%) memiliki
pengetahuan kurang. Pengetahuan
diantaranya umur, pendidikan, dan
pekerjaan (Mubarak, 2007).
Tabel 2 Distribusi Frekuensi Perkembangan Motorik Kasar Balita Usia 3 Tahun di Puskesmas II Denpasar Barat
Sumber : Data Hasil Penelitian Tahun 2016
Tabel 2 menunjukkan bahwa dari
42 balita, hampir setengah balita
yaitu sebanyak 19 balita (45,2%)
memiliki perkembangan motorik
kasar dalam kategori BSH
(berkembang sesuai harapan),
hampir setengahnya yaitu 16 balita
(38,1%) dalam kategori BMB (baru
mulai berkembang), sebagian kecil
yaitu tujuh balita (16,7%) memiliki
perkembangan motorik kasar dalam
kategori BSB (berkembang sangat
baik), dan tidak ada perkembangan
motorik kasar balita yang belum
berkembang.
Pertumbuhan dan perkembangan
seorang anak dapat disebabkan oleh
beberapa faktor yaitu faktor internal
dan eksternal. Hal lain yang dapat
menyebabkan anak berkembang
sesuai harapan adalah dengan
pemberian stimulasi-stimulasi sejak
dini oleh orang tua untuk memacu
pertumbuhan dan perkembangan
motorik (Nabiel Ridha, 2014).
Tabel 3 Hubungan Pengetahuan tentang APE terhadap Perkembangan Motorik
Kasar Balita di
Puskesmas II Denpasar Barat.
Sumber : Data Hasil Penelitian Tahun 2016
Tabel 3 menunjukkan bahwa dari
16 balita yang memiliki
perkembangan motorik kasar
berkembang sangat baik, sebagian
besar yaitu sembilan ibu balita
(56,3%) memiliki pengetahuan baik,
hampir setengah yaitu tujuh ibu
balita (43,7%) memiliki pengetahuan
cukup, dan tidak ada ibu balita yang
memiliki pengetahuan kurang, dari
19 balita yang memiliki
perkembangan motorik kasar
berkembang sesuai harapan,
sebagian besar yaitu 11 ibu balita
(57,9%) memiliki pengetahuan baik,
hampir setengahnya yaitu delapan
ibu balita (42,1%) memiliki
pengetahuan cukup, dan tidak ada
ibu balita yang memiliki
pengetahuan kurang, dan terdapat
tujuh balita yang memiliki
perkembangan motorik kasar baru
mulai berkembang, sebagian besar
yaitu lima ibu balita (71,4%) yang
memiliki pengetahuan kurang,
hampir setengahnya yaitu dua ibu
balita (28,6%) memiliki pengetahuan
cukup, dan tidak ada ibu balita yang
memiliki pengetahuan baik.
Berdasarkan hasil uji statistik
dengan menggunakan Spearman’s
rank diperoleh hasil koefisien
kolerasi hasil kolerasi π = 0,429
dengan tingkat signifikan 0,005
(p<0,05) membuktikan bahwa ada
hubungan positif dan signifikan
antara pengetahuan ibu balita tentang
APE terhadap perkembangan
motorik kasar balita usia tiga tahun.
Hasil tersebut ada kecendrungan
semakin baik pengetahuan ibu balita
tentang APE maka perkembangan
motorik kasar balita dapat
berkembang dengan sangat baik
ataupun berkembang sesuai harapan,
sedangkan semakin kurang
pengetahuan ibu tentang APE maka
perkembangan motorik kasar balita
Hasil penelitian ini sejalan dengan
penelitian Halimah (2009) yang
menyatakan adanya hubungan yang
signifikan antara stimulasi orang tua
terhadap perkembangan motorik
kasar anak usia 2-3 tahun (p=0,023).
Kebiasaan orang tua dalam
memperkenalkan objek seperti balok,
puzzle, pensil, buku akan memacu
perkembangan motorik anak (Nabiel
Ridha, 2014)
SIMPULAN
Simpulan dari penelitian ini
adalah hampir setengah ibu balita
memiliki pengetahuan yang baik.
Hampir setengah balita memiliki
perkembangan motorik kasar yang
berkembang sesuai harapan. Ada
hubungan positif dan signifikan
antara pengetahuan ibu balita tentang
APE (Alat Permainan Edukatif)
terhadap perkembangan motorik
kasar balita usia tiga tahun di
Puskesmas II Denpasar Barat tahun
2016 yang termasuk dalam interval
koefisien korelasi sedang.
DAFTAR RUJUKAN
Depkes RI. (2010) Pedoman Pelaksanaan Stimulasi, Deteksi Dini dan Tumbuh Kembang Anak
Dinas Kesehatan Provinsi Bali.(2014) Profil Kesehatan Kota Denpasar. Denpasar
Halimah (2009) Pengaruh Stimulasi
Orang Tua terhadap
Perkembangan Motorik Kasar.
(online)available:http//www.kary a-ilmiah.ub.ac.id
Nabiel Ridha (2014) Buku Ajar Keperawatan Anak. Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Nursalam. (2008) Konsep dan Penerapan Metodelogi Riset Keperawatan.Jakarta: Info Medika
Soetjiningsih. (2010) Tumbuh Kembang Anak.Jakarta :EGC