BAB V
PEMBUATAN SABUN TRANSPARAN
5.1. Tujuan Percobaan
Memahami reaksi penyabunan
5.2. Tinjauan Pustaka
Secara umum, lemak berasal dari sumber hewani dan minyak berasal dari sumber nabati. Lemak dan minyak ialah triester dari gliserol dan disebut trigliserida (Suminar, 2003). Lemak dan minyak adalah salah satu kelompok yang termasuk pada golongan lipid, yaitu senyawa organik yang terdapat di alam serta tidak larut dalam air, tetapi larut dalam pelarut organik nonpolar, misalnya dietil eter (C2H5OC2H5), kloroform (CHCl3), benzena dan hidrokarbon lainnya (Netti, 2002).
Secara kimia, yang diartikan dengan lemak adalah trigliserida dari gliserol dan asamlema k (Budimarwanti). Minyak mengandung persentase asam lemak tak jenuh yang lebih tinggi dibandingkan lemak, sehingga membuat beberapa trigliserida berwujud padat (lemak) dan lainnya berwujud cair (minyak) (Suminar, 2003). Lemak dan minyak yang umum digunakan dalam pembuatan sabun adalah trigliserida dengan tiga buah asam lemak yang tidak beraturan di esterifikasi dengan gliserol. Masing-masing lemak mengandung sejumlah molekul asam lemak dengan rantai karbon panjang antara C12 (asam laurat) hingga C18 (asam stearat) pada lemak jenuh dan begitu juga dengan lemak tak jenuh (Bunta, 2013).
H2C
Gambar 5.1. Reaksi hidrolisis trigliserida (Budimarwanti).
(Priani dan Lukmayani, 2010). Sama halnya dengan sabun mandi biasa, sabun transparan juga merupakan hasil reaksi penyabunan antara asam lemak dengan basa kuat, hanya saja penampakannya transparan (Bunta, 2013). Sabun ini mudah sekali larut karena mempunyai sifat sukar mengering.
Faktor yang mempengaruhi transparansi sabun adalah: - Kandungan alkohol
Etanol digunakan sebagai pelarut pada proses pembuatan sabun transparan karena sifatnya yang mudah larut dalam air dan lemak.
- Gula
Gula bersifat humektan, dikenal membantu pembusaan sabun. Semakin putih warna gula akan semakin jernih sabun transparan yang dihasilkan. Terlalu banyak gula, produk sabun menjadi lengket, pada permukaan sabun keluar gelembung kecil-kecil. Gula yang paling baik untuk sabun transparan adalah gula yang apabila dicairkan berwarna jernih seperti gliserin, karena warna gula sangat mempengaruhi warna sabun transparan akhir. Gula lokal yang berwarna agak kecoklatan, hasil sabun akhir juga tidak bening, jernih tanpa warna tetapi juga agak kecoklatan.
- Gliserin
Gliserin adalah produk samping dari reaksi hidrolisis antara minyak nabati dengan air untuk menghasilkan asam lemak. Gliserin merupakan humektan sehingga dapat ber fungsi sebagai pelembap pada kulit. Pada kondisi at mosfer sedang ataupun pada kondisi kelembaban tinggi, gliserin dapat melembapkan kulit dan mudah di bilas.
Ketika sabun akan dibuat jernih dan bening maka hal yang paling essensial adalah kualitas gula, alkohol dan gliserin. Oleh karena itu pemilihan material dipertimbangkan dengan warna dan kemurniannya (Arita dkk, 2009).
H2C
tristearin natrium hidroksida gliserol sodium stearat (sabun)
kalor + 3 CH
3(CH2)16CO2-Na+
- Minyak Pendukung
Berbagai jenis minyak yang sering digunakan untuk membuat sabun diantaranya minyak zaitun, kelapa, castor, dan minyak kelapa sawit.
- Sodium Hidroksida (NaOH)
NaOH atau kaustik soda merupakan senyawa alkali yang bersifat basa berbentuk butiran atau keping yang sangat higroskopis. NaOH akan bereaksi dengan minyak membentuk sabun lewat reaksi saponifikasi.
- Asam stearat
Asam stearat membantu untuk mengeraskan sabun. Penggunaan terlalu banyak menyebabkan sabun kurang berbusa, jika terlalu sedikit sabun tidak mengeras.
- Gliserin
Gliserin adalah produk samping dari reaksi hidrolisis antara minyak nabati dengan air. Gliserin merupakan humektan sehingga berfungsi sebagai pelembab kulit.
- Alkohol
Alkohol adalah bahan yang digunakan untuk melarutkan sabun sehingga sabun menjadi bening atau transparan. Untuk terjadi transparansi sabun harus benar-benar larut.
- Gula
Bersifat humektan dan membantu pembusaan sabun. Semakin putih warna gula akan semakin transparan sabun yang dihasilkan.
- Pewarna
Penggunaan pewarna untuk memperindah penampilan masih menjadi perdebatan. Penggunaan pewarna ditakutkan akan membahayakan karena kulit merupakan organ tubuh yang menyerap apapun yang diletakkan dipermukaannya.
- Pewangi
Pewangi atau pengaroma adalah suatu zat tambahan yang ditujukan untuk memberikan aroma wangi pada suatu sediaan agar konsumen lebih tertarik (Priani dan Lukmayani, 2010).
Berdasarkan jenisnya, sabun dibedakan menjadi tiga macam, yaitu:
- Sabun transparan merupakan sabun yang paling banyak meneruskan cahaya jika batang sabun dilewatkan cahaya
- Sabun translucent merupakan sabun yang sifatnya berada di antara sabun transparan dan sabun opaque (Bunta, 2013).
Macam-macam sabun sebagai berikut: - Sabun Transparan
Sabun transparan ini merupakan sabun tembus pandang yang tampilannya jernih dan cenderung memiliki kadar rendah. Sabun ini mudah sekali larut karena mempunyai sifat sukar mengering.
- Castile Soap
Sabun yang terbuat dari olive oil ini untuk formulanya aman dikonsumsi karena tidak mengandung lemak hewani sama sekali.
- Deodorant Soap
Sabun ini bersifat sangat aktif untuk menghilangkan aroma tak sedap pada bagian tubuh. Tidak dianjurkan untuk kulit wajah karena memiliki kandungan yang cukup keras yang dapat menyebabkan kulit teriritasi.
- Acne Soap
Sabun ini dikhususkan untuk membunuh bakteri-bakteri pada jerawat. Seringkali sabun jerawat ini mengakibatkan kulit kering bila pemakaiannya di barengi dengan penggunaan produk anti acne lain.
- Cosmetic Soap atau Bar Cleanser
Sabun ini memiliki formula khusus seperti pemutih. Cosmetic soap biasanya memfokuskan formulanya untuk memberi hasil tertentu.
- Superfatted Soap
Sabun ini memiliki kandungan minyak dan lemak lebih banyak sehingga terasa lembut dan kenyal. Sabun ini sangat cocok digunakan untuk kulit kering karena di dalamnya terdapat kandungan gliserin, petrolium dan beeswax yang dapat melindungi kulit dan mencegah iritasi serta jerawat.
- Oatmeal Soap
- Natural Soap
Sabun alami ini memiliki formula yang sangat lengkap seperti vitamin, ekstrak buah, minyak nabati, ekstrak bunga, aloe vera dan essential oil (ITS).
Keuntungan dari pembuatan sabun transparan adalah: - Penampilan transparan yang menawan
- Mempunyai fungsi pelembab
- Daya bersih yang efektif tanpa meninggalkan busa sabun - Lebih terasa lunak (Priyani dan Lukmayani, 2010).
5.3. Tinjauan Bahan
A. Aquadest
- Rumus molekul : H2O
- Berat molekul : 18,02 g/mol - Bentuk fisik : Cair
- Warna : Tidak berwarna
- pH : 7 (netral)
- Titik didih : 100 oC (212 F) - Titik leleh :
-B. Asam stearat
- Rumus molekul : C18H36O2 - Berat molekul : 284,48 g/mol - Bentuk fisik : Padat (kristal padat) - Warna : Putih ke kuningan
- pH :
-- Titik didih : 350 oC (662 F) - Titik leleh : 69,4 oC (156,9 F) C. Etanol
- Rumus molekul : CH3CH2OH - Berat molekul : 46,07 g/mol - Bentuk fisik : Cair
- Warna : Tidak berwarna
-- Titik didih : 78,5 oC (173,3 F) - Titik leleh : -114,1 oC (-173,4 F) D. Gliserin
- Rumus molekul : C3H5(OH)3 - Berat molekul : 92,09 /mol - Bentuk fisik : Cair
- Warna : Tidak berwarna
- pH :
-- Titik didih : 290 oC (554 F) - Titik leleh : 19 oC (66,2 F) E. Natrium Hidroksida
- Rumus molekul : NaOH - Berat molekul : 40 g/mol - Bentuk fisik : Padat
- Warna : Putih
- pH : 13,5 (basa)
- Titik didih : 1388 oC (2530,4 F) - Titik leleh : 323 oC (613,4 F)
5.4. Alat dan Bahan
A. Alat-alat yang digunakan - Batang Pengaduk
B. Bahan-bahan yang digunakan - Aquadest (H2O)
- Asam Stearat (CH3(CH2)16COOH) - Etanol (C2H5OH)
- Gliserin (C3H5(OH)3) - Gula Pasir (C6H12O6) - Minyak
5.5. Prosedur Percobaan
A. Preparasi Larutan
- Membuat larutan NaOH 1 N sebanyak 50 ml B. Pembuatan Sabun Transparan
- Memanaskan 50 ml minyak sampai suhu 60 oC - Memasukkan larutan NaOH sebanyak 25 ml - Memanaskan dengan suhu 70 oC sambil diaduk
- Mengaduk sampai proses saponifikasi sempurna (terbentuk larutan yang kental)
- Menambahkan 25 gram asam stearat yang sudah dilelehkan pada suhu 60 oC - Menambahkan 40 ml etanol, 40 ml gliserin, dan 4 gram gula pasir sambil terus
diaduk
- Memanaskan dan mengaduk terus dilakukan sampai seluruh campuran menjadi homogen
- Menambahkan pewarna dan pewangi dilakukan pada suhu 40 oC
- Menuangkan campuran ke dalam cetakan dan diamkan selama 24 jam hingga sabun mengeras
- Mengeluarkan sabun yang sudah mengeras dari cetakan.
5.6. Data Pengamatan
Tabel 5.1. Data pengamatan praktikum No
. Perlakuan Pengamatan Kesimpulan
A.
B.
Preparasi larutan
NaOH + H2O Lar. 1
Asam stearat Lar. 2
Pembuatan Sabun Transparan Minyak Lar. 1
Warna : Larutan tidak berwarna
Warna : Larutan bening Bentuk : Padatan mencair
menjadi cair
Suhu : 60 oC
Lar. 1 + NaOH Lar. 2
Lar. 2 + Asam stearat(liq) Lar. 3
Lar. 3 + etanol Lar. 4
Lar. 4 + gliserin Lar. 5
Lar. 5 + gula pasir Lar. 6
Lar. 6 + pewangi Lar. 7
Bentuk : Menjadi semakin encer
Suhu : 70 oC
Warna : Keruh (kuning susu)
Bentuk : Larutan menjadi lebih kental
Suhu : 70 oC
Warna : Kuning muda Bentuk : Larutn menjadi
kental
Suhu : 70 oC
Warna : Kuning muda Bentuk : Larutan menjadi
lebih encer
Suhu : 70 oC
Warna : Kuning terang Bentuk : Larutan lebih
kental
Suhu : 70 oC
Warna : Kuning terang Bentuk : Larutan kental
Suhu : 45 oC
Lar. 7 dicetak sabun Warna : Kuning terang Bentuk : Larutan kental
Terbentuk sabun transparan
5.7. Dokumentasi
Gambar 5.3. Preparasi larutan NaOH Gambar 5.4. Larutan NaOH 50 ml 1 N
Gambar 5.5. Memanaskan asam stearat Gambar 5.6. Pemanasan Minyak
\
Gambar 5.7. Melarutkan NaOH 50 ml ke Gambar 5.8. Pengadukan larutan sampai
Gambar 5.9. Menambahkan asam Gambar 5.10. Mencampur larutan stearat ke dalam larutan dengan alkohol
Gambar 5.11. Mencampur larutan Gambar 5.12. Mencampur larutan
dengan gliserin dengan gula
Gambar 5.13. Mencampur larutan Gambar 5.14. Mencetak sabun
5.8. Persamaan Reaksi
tristearin natrium hidroksida gliserol sodium stearat
kalor + 3 CH
3(CH2)16CO2-Na+
5.9. Pembahasan
A. Fungsi bahan yang digunakan
- Minyak digunakan sebagai bahan baku utama pembuatan sabun transparan - NaOH digunakan sebagai katalis dalam pembuatan sabun transparan
- Asam stearat digunakan untuk membantu mengeraskan sabun dan mengatur busa sabun
- Penambahan etanol berfungsi untuk melarutkan sabun sehingga menjadi transparan
- Penambahan gliserin berfungsi untuk melembabkan kulit - Gula pasir berfungsi untuk membantu transparansi sabun
- Penambahan pewangi bertujuan agar sabun yang dihasilkan beraroma wangi dan lebih menarik.
B. Faktor-faktor kesalahan yang terjadi
- Kesalahan terjadi karena proses pencampuran antara minyak dan NaOH yang tidak merata. Hal ini menyebabkan sabun transparan tidak terbentuk
- Penambahan asam stearat yang terlalu sedikit sehingga sabun yang dihasilkan tidak keras
- Penggunaan gula pasir yang berwarna coklat (tidak berwarna putih) juga menyebabkan sabun tidak transparan
5.10. Kesimpulan
DAFTAR PUSTAKA
Suminar, Hart..2003. Kimia Organik Edisi Kesebelas.Jakarta: Erlangga
Fessenden dan Fessenden.1982.Kimia Organik Edisi Ketiga Jilid Dua.Jakarta:Erlangga (___,https://kim.ung.ac.id%2FKIMFMIPA.pdf) (diakses pada tanggal 22 Oktober 2014) (___,http://library.usu.ac.id/download/ft/tkimia-Netti.pdf) (diakses pada tanggal 22
Oktober 2014)
(___,https://prosiding.lppm.unisba.ac.id/Sains/article/download/125.pdf) (diakses pada tanggal 22 Oktober 2014)
(___,http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/tmp/analisis%20lipid.pdf) (diakses pada tanggal 22 Oktober 2014)
(___,http://jtk.unsri.ac.id/index.php/jtk/article/viewFile/94/93.pdf) (diakses pada tanggal 27 Oktober 2014)