• Tidak ada hasil yang ditemukan

Model model dan pengorgnisasian kurikulum

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Model model dan pengorgnisasian kurikulum"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Dalam membicarakan tentang kurikulum, sebenarnya sudah lama sekali telah dibahas dan dipraktekkan di semua tingkatan sekolah, baik dari tingkat dasar sampai perguruan tinggi. Dari kurikulum yang mudah dipahami sampai yang paling sulit, ini semua dikembangkan untuk mengharap agar peserta didik dapat memahami bahan ajar yang diajarkan oleh guru ataupun pendidik serta memiliki pengalaman belajar yang bermanfaat baginya. Akibat dari perkembangan zaman terutama perkembangan masyarakat dan juga teknologi, maka konsep kurikulum pun juga menerobos dimensi waktu dan tempat. Artinya kurikulum mengambil bahan ajar dan pengalaman belajar tidak hanya terbatas pada waktu sekarang saja, tapi juga memperhatikan bahan ajar dan juga pengalaman belajar yang ada pada waktu masa lalu dan yang akan datang.1

Sehingga dapat dikatakan bahwa kurikulum merupakan program pendidikan dan bukan sebagai program pengajaran, artinya program yang direncanakan, diprogramkan, dan dirancangkan yang berisi berbagai bahan ajar dan pengalaman belajar baik yang berasal dari waktu yang lalu, sekarang, maupun masa depan, yang kesemuanya dirancang secara sistemik atas dasar norma-norma yang berlaku dan dijadikan pedoman dalam proses pembelajaran bagi tenaga pendidik/ kependidikan dan peserta didik untuk mencapai tujuan pendidikan. Dalam Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional tahun 1989 Bab I pasal I disebutkan bahwa, “Kurikulum adalah seperangkat rencana dan peraturan mengenai isi dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggara kegiatan belajar mengajar.”2

Berdasarkan dari penjelasan makna kurikulum tersebut, maka perlu juga diketahui berbagai dasar yang menyebabkan kurikulum selalu berubah dan berkembang dalam kurun waktu yang sangat singkat, hal tersebut didasari atas beberapa asas, salah satunya adalah asas filosofis yaitu filsafat pancasila.3

1 Dakir, Perencanan dan Pengembangan Kurikulum, (Jakarta: PT Rineka Cipta,

2004), hal. 2.

(2)

Keterkaitan antara asas filosofis tersebut dengan kurikulum sangatlah erat yang berfungsi sebagai dasar dan arah. Oleh karena itu, selain adanya model pengembangan kurikulum, suatu kurikulum juga membutuhkan pengaturan yang dinamakan dengan organisasi kurikulum. Organisasi kurikulum merupakan4 pola susunan sajian isi kurikulum yang bertujuan untuk mempermudah siswa dalam mempelajari bahan pelajaran serta mempermudah siswa dalam melakukan kegiatan belajar, sehingga tujuan pelajaran dapat dicapai secara efektif.

Sehubungan dengan pengorganisasian kurikulum ini, penulis diberi kesempatan untuk menjelaskan beberapa point penting mengenai model organisasi kurikulum dalam sebuah makalah yang berjudul Model-model Pengorganisasian Kurikulum: Kajian Filosofis dan Aplikasinya.

B. Rumusan Masalah

Yang menjadi batasan dalam rumusan masalah mengenai model pengorganisasian kurikulum adalah:

1. Bagaimanakah yang dimaksud dengan asas filosofis dalam kajian kurikulum? 2. Apa pengertian dari model organisasi kurikulum?

3. Apa sajakah yang termasuk dalam model pengorganisasian kurikulum serta aplikasinya?

C. Tujuan Penulisan

Adapun tujuan dari penulisan makalah berdasarkan rumusan masalah yang tersebut diatas adalah:

1. Mengetahui kaitan asas filosofis dalam kajian kurikulum. 2. Mengetahui arti dari model organisasi kurikulum.

3. Menyebutkan dan mengetahui jenis-jenis model pengorganisasian kurikulum.

BAB II

4 Azham, Model-model pengembangan kurikulum. [Online] Tersedia: http://pustakaazham.blogspot.

(3)

PEMBAHASAN

A. Asas Filosofis dalam Kajian Kurikulum

Berkaitan dengan kajian filosofis dalam pembahasan ini, setidaknya harus kita ketahui lebih dahulu makna dari istilah tersebut. Asas filosofis dalam penyusunan kurikulum berarti bahwa penyusunan kurikulum hendaknya berdasar dan terarah pada falsafat bangsa yang dianut. Falsafat atau filsafat berasal dari bahasa Yunani yaitu philosophis: philo artinya cinta, mencintai, sedang Sophia artinya kebijaksanaan. Sehingga dapat dikatakan filsafat sebagai ilmu atau pandangan hidup. Setiap orang pasti punya pandangan hidup yang mengandung sistem nilai dan berbagai pedoman hidup yang menjelma pada diri seseorang menjadi watak atau karakter.5

Pandangan hidup (the way of life) bangsa Indonesia adalah Pancasila. Sehingga dengan sendirinya segala kegiatan yang dilakukan baik oleh berbagai lembaga maupun oleh perseorangan, maka harapannya tidak boleh bertentangan denga asas Pancasila, termasuk didalamnya kegiatan penyusunan kurikulum. Dalam penyusunan kurikulum di Indonesia yang harus diacu adalah filsafat pendidikan Pancasila. Filsafat pendidikan ini dijadikan dasar dan arah, sedang pelaksanaannya melalui pendidikan.6

B. Pengertian dari Model Organisasi Kurikulum

Suatu kurikulum harus memuat pernyataan tujuan, menunjukkan pemilihan dan pengorganisasian bahan pelajaran serta rancangan penilaian hasil belajar.7 Salah satu aspek yang perlu dipahami dalam pengembangan kurikulum adalah aspek yang berkaitan dengan model organisasi kurikulum. Model adalah contoh, acuan, atau ragam dari sesuatu yang akan dibuat atau dihasilkan.8 Ada yang mengartikan model sebagai seperangkat prosedur yang berurutan untuk mewujudkan suatu proses, seperti penilaian kebutuhan, pemilihan media, dan evaluasi.9

5 Dakir, Perencanaan ….., hal. 72 6 Dakir, Perencanaan ….., hal. 75

7 Hilda Taba, dalam Bahan Ajar Materi-4 Model dan Organisasi Kurikulum oleh

Deni Kurniawan, M.Pd., hal. 5. (Online) Diunggah hari Kamis tanggal 23 Oktober 2014.

8 Afiny Nur Apriyani, Model Pengembangan dan Organisasi Kurikulum,

http://afinynurapryani.blogspot. com/Selasa, 05 Maret 2013. (Online) Diunggah hari Kamis tanggal 23 Oktober 2014.

9 Schubert, Curriculum-Perspective, Paradigm,Possibility, (New York: McMillan

(4)

Model organisasi kurikulum merupakan suatu bentuk pola susunan sajian isi kurikulum yang bertujuan untuk mempermudah siswa dalam mempelajari bahan pelajaran serta mempermudah siswa dalam melakukan kegiatan belajar, sehingga tujuan pelajaran dapat dicapai secara efektif. Organisasi kurikulum sangat terkait dengan pengaturan bahan pelajaran yang ada di kurikulum, sedangkan yang menjadi sumber bahan pelajaran dalam kurikulum adalah nilai budaya, nilai social, aspek siswa dan masyarakat, serta ilmu pengetahuan dan teknologi. Ada beberpa factor yang harus dipertimbangkan dalam organisasi kurikulum, diantaranya yang berkaitan dengan:10

 Ruang lingkup (scope)

 Urutan bahan (sequence)

 Kontinuitas

 Keseimbangan

 Keterpaduan (integrated)

Ruang lingkup dan urutan bahan pelajaran merupakan salah satu faktor yang harus dipertimbangkan dalam suatu kurikulum dan setiap pola kurikulum berbeda ruang lingkup materi pelajarannya. Tidak hanya ruang lingkup materi pelajaran saja yang hars diperhatikan dalam organisasi kurikulum, tapi juga bagaimana urutan bahan tersebut harus disajikan dalam kurikulum. Kontinuitas dan keterpaduan kurikulum dalam organisasi kurikulum perlu diperhatikan, terutama yang berkaitan dengan substansi bahan yang dipelajari siswa jangan sampai mengalami kesukaran atau pengulangan yang tidak jelas. Keseimbangan bahan pelajaran perlu dipertimbangkan dalam organisasi kurikulum, karena semakin dinamis perkembangan dan perubahan dalam ilmu pengetahuan, social budaya dan ekonomi maka akan berpengaruh pada dimensi kurikulum.

C. Model-model Pengorganisasian Kurikulum

Pengorganisasian kurikulum berbeda dengan organisasi kurikulum. Pengorganisasian kurikulum merupakan upaya untuk mengelola dan mensingkronkan semua program kurikulum pendidikan agar dapat diimplementasikan dalam kegiatan belajar mengajar dengan optimal. Sedangkan organisasi kurikulum adalah struktur

Kurikulum oleh Deni Kurniawan, M.Pd. (Online) Diunggah hari Kamis tanggal 23 Oktober 2014.

10 Deni Kurniawan, Bahan Ajar Materi-4 Model dan Organisasi Kurikulum, (Online)

(5)

program yang berupa kerangka umum program-program pengajaran yang akan disampaikan kepada siswa. Pengorganisasian kurikulum dapat dilihat dari dua pendekatan, yakni pendekatan manajemen dan pendekatan akademik. Dalam sebuah organisasi sangat diperlukan melaksanakan proses manajemen, yakni : 11

1) Organisasi perencanaan kurikulum

2) Organisasi dalam rangka implementasi kurikulum 3) Organisasi dalam tahap evaluasi kurikulum

Dalam setiap bentuk/ model organisasi kurikulum memiliki cirinya tersendiri, dan mengalami proses pengembangan secara berurutan, hal ini sejalan dengan berbagai penemuan baru dalam ilmu kurikulum. Organisasi kurikulum adalah pola atau bentuk penyusunan bahan pelajaran yang akan disampaikan kepada murid-murid. Organisasi ini sangat erat hubungannya dengan tujuan pendidikan yang hendak dicapai karena pola-pola yang berbeda akan mengakibatkan isi dan cara penyampaian pelajaran berbeda pula.12

Secara akademik, model-model pengorganisasian kurikulum ada banyak macamnya, menurut Hamalik,13 bentuk organisasi kurikulum ada beberapa macam, yaitu: kurikulum mata pelajaran (separated subject curriculum), kurikulum dengan mata pelajaran berkorelasi (correlated curriculum), kurikulum bidang studi (broadfield curriculum), kurikulum terintegrasi (integrated curriculum), dan kurikulum inti (core curriculum). Sedangkan Arifin14 selain kelima macam model diatas juga menambahkan dengan kurikulum pengalaman belajar (activity/ experience curriculum) sebagai model organisasi kurikulumnya.

Diantara keenam model organisasi kurikulum diatas, ada tiga pengorganisasian yang paling pokok untuk diketahui, yaitu:15

11 Ruly Budianto, dalam situs

Https://Www.Academia.Edu/7642753/Manajemen_Kurikulum pendidikan Islam. Online. diunggah hari Sabtu tanggal 13 Desember 2014.

12 B. Suryosubroto, Tatalaksana Kurikulum, (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2005), hal.

1.

13 Oemar Hamalik, Dasar-dasar Pengembangan Kurikulum, (Bandung: PT Remaja

Rosdakarya, 2008), hal. 155.

14 Zainal Arifin, Konsep dan Model Pengembangan Kurikulum, (Bandung: PT

Remaja Rosdakarya, 2012), hal. 103.

15 Dakir, Perencanaan dan Pengembangan Kurikulum, (Jakarta: Rineka Cipta,

(6)

1) Kurikulum mata pelajaran (separated subject curriculum), yaitu bidang studi secara terpisah diajarkan dengan pembatasan bahan serta waktu yang telah ditentuka. Misalnya mata pelajaran sejarah, geografi, ekonomi, yang masing-masing mata pelajaran diajarkan oleh guru dengan jadwal yang telah ditetapkan.

2) Kurikulum dengan mata pelajaran berkorelasi (correlated curriculum), yaitu bidang studi yang sejenis dikelompokkan untuk membahas sesuatu topic yang relevan. Misalnya kelompok mata pelajaran biologi, fisika, kimia dijadikan satu kelompok dalam bidang studi ilmu pengetahuan alam (IPA).

3) Kurikulum terintegrasi (integrated curriculum), kalau suatu topic atau permasalahn dibahas dengan berbagai pokok bahasan baik dari bidang studi yang sejenis maupun dari bidang studi lain yang relevan dan disajikan dalam bentuk unit atau keseluruhan. Misalnya mata pelajaran bidang keterampilan atau kejuruan dan muatan lokal.

1. Kurikulum Mata Pelajaran (separated subject curriculum)

Merupakan bentuk organisasi kurikulum yang terdiri atas berbagai mata pelajaran yang terpisah satu sama lain, sehingga tampak mudah diatur dalam pelaksanaannya. Meskipun guru mengajar untuk satu kelas (seperti guru di SD), tetapi dalam mengajarkan mata pelajaran tetap secara terpisah-pisah dan tidak ada korelasi satu dengan yang lainnya. Dengan cara ini memudahkan bagi guru untuk membelajarkan peserta didik, termasuk melakukan penilaian proses dan hasil belajar peserta didik. Kurikulum ini memiliki beberapa kelebihan dan kekurangan.16 Kelebihannya antara lain:

- Memberikan pengetahuan berupa hasil pengalaman generasi lampau yang dapat digunakan untuk menafsirkan pngalaman seseorang.

- Mempunyai struktur organisasi yang mudah diubah, diperluas atau dipersempit, dan mudah disesuaikan dengan perkembangan ilmu pengetahuan.

- Mudah dievaluasi sehingga memudahkan penilaian ujian atau tes secara missal. - Didukung oleh perguruan tinggi dalam penerimaan mahasiswa baru

- Telah diterima baik dan mudah dipahami oleh peserta didik, guru dan orang tua - Memberikan metode yag logis dan efektif untuk menguasai bahan pelajaran. Kelemahannya antara lain:17

(7)

- Mata pelajaran terlepas satu sama lain dan hal ini tidak sesuai dengan kenyataan kehidupan yang sebenarnya.

- Tidak atau kurang memperhatikan masalah yang dihadapi dalam kehidupan sehari-hari.

- Dari sudut psikologi, kurikulum ini mengandung kelemahan karena makna tujuan pelajaran kurang dihayati oleh anak didik.

- Kurikulum ini cenderung statis dan ketinggalan zaman.

2. Kurikulum dengan Mata Pelajaran Berkorelasi (correlated curriculum)

Correlated berasal dari kata correlation yang berarti korelasi yaitu adanya hubungan antara satu dengan yang lainnya. Sifat hubungan ini ada berbagai macam. Ada yang bersifat timbal balik, sebab akibat, ada yang dihubungkan dengan sengaja, tapi ada juga hubungan yang secara kebetulan. Kurikulum berkorelasi merupakan suatu cara digabungkan atau dikorelasikannya dua atau lebih mata pelajaran yang pokok bahasan atau sub pokok bahasannya mempunyai tujuan pembahasan yang sama atau permasalahan yang sama. Pokok bahasan atau sub pokok bahasan dapat tuntas dan menyeluruh.18

Ciri-ciri kurikulum korelasi ini (positif dan negative) antara lain:

- Adanya upaya untuk menyesuaikan (merelevansi) mata pelajaran dengan masalah kehidupan sehari-hari, termasuk kebutuhan dan minat peserta didik.

- Adanya korelasi antar mata pelajaran.

- Tujuan kurikulum adalah untuk menguasai pengetahuan. - Pelayanan perbedaan individual masih sangat terbatas - Dalam PBM, guru masih banyak yang berperan aktif - Peserta didik mulai diaktifkan

- Tampak ada penggabungan kea rah kesatuan bahan pelajaran, meski antara satu mata pelajaran yang satu dengan lainnya masih terpisah.

Karena suatu topic dibahas dari berbagai mata pelajaran maka pelaksanaannya dilakukan secara team teaching. Pengelompokan mata pelajaran di sekolah dasar sampai perguruan tinggi ternyata berbeda-beda, sesuai dengan pendapat para ahlinya pada saat

17 B. Suryosubroto, Tatalaksana Kurikulum, (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2005), hal.

3

(8)

dan kondisi waktu itu. Pada dasarnya correlated curriculum dalam kenyataannya masih dilaksanakan seperti separated curriculum.

3. Kurikulum Terintegrasi (integrated curriculum)

Merupakan kurikulum yang pelaksanaannya disusun secara menyeluruh untuk membahsa suatu pokok masalah tertentu. Pembahasan tersebut bisa dengan cara menggunakan mata pelajaran yang relevan dalam satu bidang studi atau antar bidang studi. Topic pembahasan ditentukan secara demokratis antara peserta didik dengan guru, metode yang digunakan dengan pendekatan student centered, problem solving dan CBSA. Dengan digalakkannya kurikulum muatan local sebenarnya guru telah melakukan integrated curriculum.19 Menurut Suryosubroto,20 melalui kurikulum integrasi ini dengan kebulatan bahan pelajaran diharapkan mampu membentuk kepribadian murid yang integral, selaras dengan kehidupan sekitarnya, apa yang diajarkan di sekolah disesuaikan dengan kehidupan anak diluar sekolah.

Kurikulum terpadu dapat disusun berdasarkan minat, kebutuhan, dan masalah-masalah yang dihadapi peserta didik, seperti kesehatan, keuangan, pekerjaan, kegiatan social, pernikahan, agama, moral, keluarga, dan pendidikan. Kelebihan kurikulum integrasi antara lain:21

- Dapat memusatkan pelajaran pada masalah tertentu yang pemecahannya memerlukan berbagai disiplin atau mata pelajaran.

- PBM dilakukan melalui pemecahan masalah yang dihubungkan dengan bidang kehidupan

- Bahan-bahan pelajaran menjadi instrumental dan fungsional untuk memecahkan suatu masalah

- Memberi peluang besar kepada peserta didik untuk melakukan kerja kelompok, mendorong belajar aktif dan berpikir ilmiah

- Memanfaatkan masyarakat dan lingkungan sebagai sumber belajar - Memperhatikan perbedaan individual

- Melibatkan peserta didik dalam perencanaan pembelajaran karena kurikulum ini mengutamakan proses belajarnya.

(9)

Kekurangan kurikulum integrasi antara lain:22

- Sulit menentukan ruang lingkup dan urutan bidang kehiupan yang esensial

- Sulit menggunakan buku sumber karena umumnya buku sumber disusun sesua dengan mata pelajaran

- Sulit mencari guru yang cocok

- Sulit melaksanakan ujian akhir yang bersifat uniform

- Sulit bagi peserta didik untuk melanjutkan ke perguruan tinggi yang menuntut pengetahuan logis-sistematis

- Mengabaikan warisan budaya

- Peserta didik hanya berpikir praktis dan pragmatis

Setiap model organisasi kurikulum pastinya memiliki kekurangan dan kelebihan masing-masing. Secara teoritis boleh saja penganut organisasi kurikulum saling mengecam karena dasar analisis yang digunakan juga berbeda, dan ruang lingkup serta urutan bahan pelajaran juga berbeda. Namun praktiknya, semua organisasi kurikulum ini harus saling berdampingan dan saling melengkapi.

BAB III KESIMPULAN

Dalam penyusunan kurikulum di Indonesia yang harus dijadikan acuan adalah filsafat pendidikan Pancasila. Filsafat pendidikan ini dijadikan dasar dan arah, sedang pelaksanaannya melalui pendidikan.

Organisasi kurikulum adalah pola atau bentuk penyusunan bahan pelajaran yang akan disampaikan kepada murid-murid. Organisasi ini sangat erat hubungannya dengan tujuan pendidikan yang hendak dicapai karena pola-pola yang berbeda akan mengakibatkan isi dan cara penyampaian pelajaran berbeda pula.

Model/bentuk organisasi kurikulum ada beberapa macam, yaitu: kurikulum mata pelajaran (separated subject curriculum), kurikulum dengan mata pelajaran berkorelasi (correlated curriculum), kurikulum bidang studi (broadfield curriculum), kurikulum terintegrasi (integrated curriculum), dan kurikulum inti (core curriculum), dan kurikulum pengalaman belajar (activity/ experience curriculum).

(10)

Model organisasi kurikulum yang paling utama ada tiga macam yaitu: kurikulum mata pelajaran (separated subject curriculum), kurikulum dengan mata pelajaran berkorelasi (correlated curriculum), kurikulum terintegrasi (integrated curriculum).

Masing-masing model organisasi kurikulum pastinya memiliki kekurangan dan kelebihan masing-masing. Namun dalam praktiknya, semua organisasi kurikulum ini harus saling berdampingan dan saling melengkapi. Tidak ada yang paling baik, yang baik hanya jika kurikulum tersebut memiliki kontinuitas, integritas, sistematis dan fungsional.

DAFTAR PUSTAKA

Apriyani, Afiny Nur., Model Pengembangan dan Organisasi Kurikulum,

http://afinynurapryani.blogspot. com/Selasa, 05 Maret 2013. (Online) Diunggah hari Kamis tanggal 23 Oktober 2014.

Arifin, Zainal., 2012, Konsep dan Model Pengembangan Kurikulum, Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Azham, Model-model pengembangan kurikulum. [Online] Tersedia: http://pustakaazham.blogspot. com/2012/04/model-model-pengembangan- kurikulum.html [6 Maret 2013]

Budianto, Ruly,. dalam situs Https://Www.Academia.Edu/7642753/ Manajemen_Kurikulum_pendidikan_Islam. Online. diunggah hari Sabtu tanggal 13 Desember 2014.

Dakir, 2004. Perencanan dan Pengembangan Kurikulum, Jakarta: PT Rineka Cipta.

Hamalik, Oemar., 2008, Dasar-dasar Pengembangan Kurikulum, Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Hilda Taba, dalam Bahan Ajar Materi-4 Model dan Organisasi Kurikulum oleh Deni Kurniawan, M.Pd., (Online) Diunggah hari Kamis tanggal 23 Oktober 2014.

Kurniawan, Deni., Bahan Ajar Materi-4 Model dan Organisasi Kurikulum, (Online) Diunggah hari Kamis tanggal 23 Oktober 2014.

Schubert, Curriculum-Perspective, Paradigm,Possibility, (New York: McMillan Company Publishing, 1982),

Referensi

Dokumen terkait

Kegiatan observasi dan evaluasi tindakan pada siklus I dilakukan pada saat kegiatan belajar berlangsung dan sesuai dengan lembar observasi yang sudah disiapkan. Kegiatan

There are three steps of revision process by authors: 1) revision manuscript to accomodate peer reviewer sug- gestions within 2-4 weeks; 2) revision to accomodate Section

[r]

pengaruh Coaching dan Training terhadap kinerja karyawan BSM Rantau Prapat. Bentuk penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah bentuk penelitian asosiatif

18 Saya meyakini seseorang yang telah dididik dalam profesi auditor memiliki suatu tanggungjawab untuk tidak beralih pada profesi lain selama periode atau kurun waktu

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Analisis Perbandingan Kinerja Perusahaan Sebelum

Area penyimpanan, persiapan, dan aplikasi harus mempunyai ventilasi yang baik , hal ini untuk mencegah pembentukan uap dengan konsentrasi tinggi yang melebihi batas limit

menghasilkan nilai signifikansi sebesar 0,035 apabila dibandingkan dengan derajat kepercayaan ( α ) yang telah ditentukan yaitu sebesar 0,05. Tingkat signifikansi CR ( X2)