BAB IV
ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
Dalam bab ini akan diuraikan hal-hal yang berkaitan dengan data-data
yang berhasil dikumpulkan, hasil pengolahan datadan pembahasan dari hasil
pengolahan tersebut. Berikut sistematis urutan penyusunannya: Deskripsi
data, hasil penelitian deskripsi statistik, pengujian asumsi klasik, uji
hipotesis yaitu pengujian variabel bebas secara parsial dan simultan dengan
model regresi dan pembahasan tentang pengaruh variabel bebas terhadap
variabel terikat.
A. Analisis Statistik Deskriptif
Analisis dilakukan untuk mengetahui gambaran mengenai variabel
penelitian, berikut disajikan analisis deskriptif masing-masing variabel
penelitian .
1. Deskripsi variabel Return on Equity (ROE)
Rasio antara laba setelah pajak dengan modal sendiri, yang digunakan
untuk mengukur kemampuan perusahaan memperoleh laba yang tersedia
bagi pemegang saham perusahaan. Rasio ini juga dipengaruhi oleh besar
kecilnya utang perusahaan, apabila proporsi utang makin besar maka rasio
ini juga akan makin besar.2
Return on equity (ROE)
=
X 100%
Contoh perhitungan ROE PT. Alumindo lighmetal industry Tbk tahun
2013.:
Return On equity (ROE) = = 0,0397 X 100% = 3,97%
Tabel 4.1
Hasil Perhitungan ROE Pada Perusahaan Industri Dasar dan Kimia Yang Terdaftar di DES Tahun 20112014
Perusahaan ROE (%)
2011 2012 2013 2014
PT. Alumindo lighmetal industry Tbk 9,32 2,37 3,97 0,30 PT. Asihimas flat glass Tbk 15,71 14,11 12,26 14,40 PT. Eterindo wahanatama Tbk 19,41 8,82 1,77 -47,07 PT. Titan kimia nusantara Tbk 10,50 15,62 6,19 6,94 PT. Lion metal works Tbk 17,39 22,96 15,57 11,04
PT. Lionmesh prima Tbk 19,05 42,33 13,02 6,38
PT. Semen indonesia Tbk 27,06 27,12 24,56 22,29
PT. Indo acidatama Tbk 9,51 6,30 5,09 4,40
PT. Tirta mahakam resources Tbk 3,02 30,60 78,42 28,17
PT. Trias sentosa Tbk 11,20 4,55 1,93 1,71
PT. Unggul indah cahaya Tbk 4,10 1,17 7,09 1,79 PT. Yana prima hasta persada Tbk 11,22 10,01 3,64 -5,52
ROE terendah 3,02 1,17 1,77 -47,07
ROE tertinggi 27,06 42,33 78,42 28,17
Sumber : Data Sekunder yang diolah 2016.
Dari 4.1 diketahui Return on Equity (ROE) terendah sebesar yaitu -47,07% atau -0,4707 pada PT. Eterindo wahanatama Tbk. (ETWA) tahun
2014. Sedangkan Return on Equity (ROE) tertinggi sebesar 78,42% atau
0,7842 PT.Tirta mahakam resources Tbk (TIRT) tahun 2013
2. Deskriptif variabel Current Ratio ( CR)
Current ratio adalah angka perbandingan antara aktiva lancar dengan utang lancar, maka setiap transaksi yang mengakibatkan jumlah aktiva
lancar atau utang lancar, baik masing-masing atau keduanya, akan dapat
mengakibatkan perubahan current ratio, yang ini berarti akan
mengakibatkan perubahan tingkat likuiditasnya.
Current ratio(CR) == X 100%
Contoh perhitungan CR PT. Alumindo lighmetal industry Tbk tahun 2013.:
Current ratio (CR) = = 1,059095308 X 100 %= 105,91%
Tabel 4.2
Hasil Perhitungan CR Pada Perusahaan Industri Dasar dan Kimia Yang Terdaftar di DES Tahun 20112014
Perusahaan CR (%)
2011 2012 2013 2014
PT. Alumindo lighmetal industry Tbk 120,15 129,20 105,91 102,46 PT. Asihimas flat glass Tbk 442,29 388,70 417,78 568,43 PT. Eterindo wahanatama Tbk 100,67 77,16 105,12 47,43 PT. Titan kimia nusantara Tbk 88,02 91,26 94,04 77,95 PT. Lion metal works Tbk 703,30 934,44 672,88 369,47 PT. Lionmesh prima Tbk 233,15 406,75 419,65 556,80
PT. Semen indonesia Tbk 264,65 170,59 188,24 220,90 PT. Indo acidatama Tbk 317,48 275,21 328,13 287,10 PT. Tirta mahakam resources Tbk 144,50 119,44 98,03 110,44 PT. Trias sentosa Tbk 139,38 130,33 114,29 123,78 PT. Unggul indah cahaya Tbk 159,64 166,97 175,34 220,10 PT. Yana prima hasta persada Tbk 148,22 134,34 117,63 138,26
CR terendah 88,02 77,16 94,04 47,43
CR tertinggi 703,30 934,44 672,88 556,80
Sumber : Data Sekunder yang diolah 2016.
Dari 4.2 diketahui Current ratio (CR) terendah sebesar yaitu 47,43%
atau 0,4743 pada PT. Eterindo wahanatama Tbk (ETWA) tahun 2014.
Sedangkan Current ratio (CR) tertinggi sebesar 934,44% atau 9,3444 PT.
Lion metal works Tbk (LION) tahun 2012.
3. Deskriptif variabel Pertumbuhan Penjualan (Sales Growth)
Pertumbuhan penjualan (growth of sales) adalah kenaikan jumlah
penjualan dari tahun ke tahun atau dari waktu ke waktu. Perusahaan yang
memiliki tingkat pertumbuhan penjualan yang tinggi akan membutuhkan
lebih banyak investasi pada berbagai elemen aset, baik aset tetap maupun
aset lancar.
Pertumbuhan yang dicapai oleh perusahaan. Growth dapat dilihat dari
besarnya sales growth yaitu tingkat pertumbuhan penjualan yang dapat
dicapai oleh perusahaan.3
Sales Growth = 100% 1 1 St St St 3
Wahjudi Prakarsa. Metodologi Penelitian Keuangan (Bandung Graha Ilmu, 2006),hlm 25.
Contoh perhitungan pertumbuhan Penjualan PT. Alumindo lighmetal industri Tbk tahun 2013 :
Sales Growth = X 100% = -10,87%
Tabel 4.3
Hasil Perhitungan Sales Growth Pada Perusahaan Industri Dasar dan Kimia Yang Terdaftar di DES Tahun 20112014
Perusahaan Sales Growth (%)
2011 2012 2013 2014
PT. Alumindo lighmetal industry Tbk 19,42 -10,65 -10,87 16,19 PT. Asihimas flat glass Tbk 7,01 10,05 12,57 14,17 PT. Eterindo wahanatama Tbk 11,51 10,84 20,34 -17,08 PT. Titan kimia nusantara Tbk 32,87 6,11 2,86 6,03 PT. Lion metal works Tbk 29,15 24,40 -0,07 13,17
PT. Lionmesh prima Tbk 28,89 7,50 14,85 -2,79
PT. Semen indonesia Tbk 14,18 19,66 25,02 10,14
PT. Indo acidatama Tbk -99,89 -0,83 2,13 20,52
PT. Tirta mahakam resources Tbk -6,72 13,24 13,66 9,95
PT. Trias sentosa Tbk 16,06 -3,79 4,31 23,35
PT. Unggul indah cahaya Tbk 28,45 -0,29 -4,61 -8,86 PT. Yana prima hasta persada Tbk 7,09 10,93 6,29 -4,13 Sales Growth terendah -99,89 -10,65 -10,87 -17,08 Sales Growth tertinggi 32,87 24,40 25,02 23,35
Sumber : Data Sekunder yang diolah 2016
Dari 4.3 diketahui Sales growth terendah sebesar yaitu 99,89% atau
-0,9989 pada PT. Indo acidatama Tbk (SRSN) tahun 2011. Sedangkan Sales
growth tertinggi sebesar 32,87% atau 0,3287 PT. Lion metal works Tbk (LION) tahun 2011.
4. Deskriptif variabel Return Saham
Return saham adalah hasil atau tingkat keuntungan yang diperoleh investor atau pemodal atas investasi yang dilakukannya. Perhitungan return
saham menggunakan harga saham penutupan selama satu tahun dan yang
digunakan dalam penelitian ini adalah return ratarata selama satu tahun. Return dapat dihitung dengan rumus berikut:
Return = 100% 1 1 t t t P P P
Contoh perhitungan Return Saham PT.Alumindo lighmetal industri 2013 :
Return = X 100% = -30,77%
Tabel 4.4
Hasil Perhitungan Return Saham Pada Perusahaan Industri Dasar dan Kimia Yang Terdaftar di DES Tahun 20112014
Perusahaan Return Saham (%)
2011 2012 2013 2014
PT. Alumindo lighmetal industry Tbk 8,33 -30,77 -4,76 -55,33 PT. Asihimas flat glass Tbk 11,21 28,69 -15,66 15 PT. Eterindo wahanatama Tbk 86,96 -29,07 19,67 -28,77 PT. Titan kimia nusantara Tbk 10,56 -29,30 0 -18,02 PT. Lion metal works Tbk 38,16 98,09 15,38 -22,5
PT. Lionmesh prima Tbk 4,17 110 -23,81 -19,37
PT. Semen indonesia Tbk 21,16 37,12 -9,87 14,49
PT. Indo acidatama Tbk -10 -7,41 0 0
PT. Tirta mahakam resources Tbk -17,95 7,81 -24,64 65,38
PT. Trias sentosa Tbk 51,85 -20,73 -23,08 52
PT. Yana prima hasta persada Tbk 0 -2,94 0 -24,24 Return Saham terendah -17,95 -30,77 -23,81 -55,33 Return Saham tertinggi 86,96 98,09 19,67 65,38
Sumber : Data Sekunder yang diolah 2016.
Dari 4.4 diketahui Return Saham terendah sebesar yaitu -55,33% atau
-0,5533 (ALMI) pada PT. Alumindo lighmetal industry Tbk. tahun 2014.
Sedangkan Return Saham tertinggi sebesar 110% atau 1,1 PT. Lionmesh
prima Tbk. tahun 2012.
Tabel 4.5
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
ROE 48 -47.07 78.42 11.7042 16.06861
CR 48 47.43 934.44 240.5432 191.33284
ST 48 -99.89 32.87 7.1313 19.56549
RS 48 -55.33 110.00 5.5494 34.11886
Valid N (listwise) 48
Sumber : Data diolah (Output SPSS 17)
Tabel 4.5 menunjukkan bahwa jumlah data yang digunakan dalam
penelitian ini sebanyak 48 yang diperoleh dari 12 X 4 jumlah sampel
dikalikan jumlah tahun yang digunakan. Dari 48 sampel data ROE, nilai
minimum sebesar -47.07 dan nilai maksimum sebesar 78.42. sedangkan
nilai rata-rata ROE sebesar 11.7042 dengan standar deviasi 16.06861 yang
lebih besar dari mean menunjukkan sebaran variabel data yang lebih besar
atau adanya kesenjangan yang cukup besar dari data ROE terendah dan
Tabel 4.5 menunjukkan bahwa nilai minimum CR sebesar 47.43 dan
nilai maksimum sebesar 934.44. Sedangkan nilai rata-rata CR dari 48
sampel sebesar 240.5432 dengan sebesar deviasi sebesar 191.33284 yang
lebih kecil dari mean menunjukkan sebaran variabel data yang kecil atau
tidak adanya kesenjangan yang cukup besar dari data CR terendah dan
tertinggi.
Tabel 4.5 menunjukkan bahwa nilai minimum ST (sales growth)
sebesar -99.89 dan nilai maksimum sebesar 32.87. Sedangkan nilai rata-rata
ST dari 48 sampel sebesar 7.1313 dengan sebesar deviasi sebesar 19.56549
yang lebih besar dari mean menunjukkan sebaran variabel data yang cukup
besar atau adanya kesenjangan yang cukup besar dari data ST terendah dan
tertinggi.
Tabel 4.5 menunjukkan bahwa nilai minimum RS (Return saham)
sebesar -55.33 dan nilai maksimum sebesar 110.00 . Sedangkan nilai
rata-rata RS dari 48 sampel sebesar 5.5494 dengan sebesar deviasi sebesar
34.11886 yang lebih besar dari mean menunjukkan sebaran variabel data
yang cukup besar atau adanya kesenjangan yang cukup besar dari data RS
B. Analisis Data.
1. Uji Asumsi Klasik
Analisis data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah analisis
regresi berganda dengan menggunakan bantuan program komputer yaitu
SPSS. Guna mendapat hasil yang terbaik, terlebih dahulu data sekunder
tersebut harus dilakukan pengujian asumsi regresi klasik yaitu uji
normalitas, uji multikolonieritas, uji autokorelasi dan uji heteroskedastisitas.
1.1 Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model
regresi variabel terikat dan variabel bebas keduanya terdistribusi normal
atau tidak yaitu dengan analisis grafik.
Uji normalitas data dengan menggunakan SPSS 17 menghasilkan
gambar Histogram dan normal probability plots.
Gambar 4.1
Histogram
Normal P-P Plot of Regression Standardized Residual
Dari gambar 4.1 Histogram tambpak bahwa residual terdistribusi
secara normal dan berbentuk simetris tidak menceng ke kanan atau ke kiri.
Pada gambar 4.2 normal probility plots titik-titik menyebar berhimpit
disekitar diagonal dan hal ini menunjukkan bahwa residual terdistribusi
secara normal.
Uji normalitas juga bisa dilakukan dengan uji kolmogorov
smirnov, sebuah data dapat dikatakan memiliki normalitas apabila hasil
dari uji kkolmogorov smirnov lebih dari 0,05. Berikut disajikan uji
Tabel 4.6
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized Residual
N 19
Normal Parametersa,,b Mean .0000000
Std. Deviation .91730303
Most Extreme Differences Absolute .141
Positive .118
Negative -.141
Kolmogorov-Smirnov Z .615
Asymp. Sig. (2-tailed) .845
a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.
Sumber: Data diolah (output SPSS 17)
Berdasarkan Pada Tabel 4.6 One Simple Kolmogorov-Smirnov Test
terlihat bahwa nilai K-S sebesar 0,615 dengan nilai signifikansi diatas 0,05
(0,845> 0,05) yang berarti nilai residual terdistribusi secara normal atau
memenuhi asumsi klasik.
1.2. Uji Multikolonieritas
Uji multikolonieritas bertujuan untuk menguji apakah model
regresi ditemukan adanya korelasi anatar variabel independen (bebas).
Terjadinya gejala multikolonieritas pada suatu data dalam penelitian
dapat diketahui dengan memperhatikan nilai Variance Inflation Factor
yang dihasilkan dari pengestimasian persamaan regresi berganda.
VIF<10 dan nilai tolerance >0,10.
Tolerance mengukur variabilitas variabel independen yang
terpilih yang tidak dijelaskan oleh variabel independen lainnya. Nilai
tolerance yang rendah sama dengan nilai VIF tinggi (VIF = 1/Tolerance)
dan menunjukkan adanya kolonieritas yang tinggi. Nilai cutoff yang
umum dipakai adalah nilai tolerance 0,10 atau sama dengan nilai VIF
diatas 10.4 Berdasarkan hasil perhitungan dengan bantuan program SPSS
17.0 dengan melihat nilai tolerance dan lawannya VIF maka hasil
multikolonieritas dapat dilihat pada tabel berikut ini:
Tabel 4.7
Hasil Uji Multikolonieritas
Coefficientsa Model Collinearity Statistics Tolerance VIF 1 (Constant) ROE .905 1.105 CR .965 1.037 SALESGROWTH .934 1.071
a. Dependent Variable: RETURN
Sumber: Data diolah (output SPSS 17)
Berdasarkan tabel 4.7 diatas diketahui bahwa hasil perhitungan
nilai tolerance menunjukkan tidak ada variabel independen yang
4
Imam Ghozali. Aplikasi Multivariate dengan Program SPSS. Semarang: BP.UNDIP, 2005.hlm. 96.
memiliki tolenrance kurang dari 0,10 dan besarnya VIF tidak lebih dari
10 sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi multikolonieritas
antar variabel bebas (independen).
1.3. Uji Autokorelasi
Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam suatu
model regresi linier berganda terdapat korelasi antara kesalahan
pengganggu pada periode t dengan kesalahan periode sebelumnya (t-1).
Untuk menguji ada atau tidaknya problem autokorelasi dapat dilakukan
uji Durbin Watson (DW test).
Tabel 4.8
Hasil Uji Autokorelasi
Model Summaryb
Model R R Square Adjusted R Square
Std. Error of the
Estimate Durbin-Watson
1 .495a .245 .194 30.63104 1.555
a. Predictors: (Constant), SALESGROWTH, CR, ROE b. Dependent Variable: RETURN
Sumber: Data diolah (output SPSS 17)
Berdasarkan tabel 4.8 nilai Durbin Watson (DW) sebesar 1,555. Jika
dibandingkan dengan tabel Durbin Watson dengan jumlah observasi (n)= 48
dan jumlah variabel independen 3 (k=3), diperoleh nilai tabel dl (lower) =
1,4064 dan du (upper) = 1,6708. Oleh karena DW = 1,555 lebih kecil dari
sebesar 2,3292. Dari data tersebut nilai DW lebih kecil dari du, dan DW
lebih kecil dari 4-du sehingga disimpulkan bahwa masih ada autokorelasi.
Karena data menunjukkann terdapat autokorelasi maka dilakukan
pengobatan dengan cara mentransformasi data ke bentuk Logaritma
Natural, yang menghasilkan output sebagai berikut.
Tabel 4.9
Hasil Uji Autokorelasi setelah ditransformasikan ke bentuk
Logaritma Natural Model Summaryb Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate Durbin-Watson 1 .307a .094 -.087 1.00486 1.922
a. Predictors: (Constant), LNSALESGROWT, LNCR, LNROE b. Dependent Variable: LNRETURN
Sumber: Data diolah (output SPSS 17)
Berdasarkan tabel 4.9 setelah ditransformasikan ke Logaritma
Natural nilai Durbin Watson sebesar 1,922 dibandingan dengan tabel
sebelumnya. Diperoleh nilai tabel dl (lower) = 1,4064 dan du (upper) =
1,6708. Dari tabel diatas diketahui bahwa nilai DW 1,922 lebih besar dari
nilai du 1,6708, dan nilai DW lebih kecil dari nilai 4-du (4-1,6708) sebesar
2,3292. Dari data tersebut diketahui nilai DW lebih besar dari du, dan nilai
DW lebih kecil dari 4-du sehingga disimpulkan tidak terjadi autokorelasi
1.4. Uji Heterokedastisitas
Uji heterokedastisitas dideteksi dengan grafik scatterplot, yang
menghasilkan gambar 4.3 di bawah ini. Gambar scatterplot tersebut
menunjukkan titik-titik menyebar acakserta tersebar baik diatas maupun
dibawah angka 0 pada sumbu Y, maka didapatkan hasil olahan data seperti
yang terlihat pada Grafik 4.3 di bawah ini.
Gambar 4.3
Hasil Uji Heteroskesdastisitas dengan ScatterPlot
Sumber: Data diolah (output SPSS 17)
Berdasarkan Gambar 4.3, terlihat titik-titik menyebar secara acak (
random) baik diatas maupun di bawah angka 0 pada sumbu Y hal ini dapat
2. Analisis Regresi Berganda
Dalam pengolahan data dengan menggunakan regresi liniar
berganda, dilakukan beberapa tahapan untuk mencari hubungan antara
variabel independen dan variabel dependen, melalui pengaruh ROE,CR
dan Sales growth terhadap Return saham. Hasil regresi dapat dilihat pada
tabel berikut ini.
Tabel 4.9
Hasil Analisis Regresi
Coefficientsa Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients T Sig. B Std. Error Beta 1 (Constant) -15.612 7.529 -2.074 .044 ROE .542 .292 .255 1.852 .071 CR .052 .024 .290 2.176 .035 ST .334 .236 .191 1.412 .165
a.Dependent Variable: RETURN
Sumber: Data diolah (output SPSS17)
Berdasarkan Tabel 4.9, model analisis berganda yang digunakan
dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut:
Y= (-15,612) + 0,542 X1+ 0,052 X2+ 0,334 X3 + e
a. Jika diasumsikan nilai dari variabel X1 (ROE), X2 (CR), dan X3 (Sales
growth) adalah konstan atau sama dengan nol, maka nilai variabel Y (return
saham) adalah -15,612.
b. Variabel ROE (X1) mempunyai koefisien regresi sebesar 0,542 yang artinya
jika terjadi peningkatan variabel ROE (X1) sebesar 1% maka return saham
(Y) akan bertambah sebesar 0,542. Dengan catatan bahwa variabel lain tetap
atau konstan.
c. Variabel CR (X2) mempunyai koefisien regresi sebesar 0,052 yang artinya
jika terjadi peningkatan variabel CR (X2) sebesar 1% , maka return saham
(Y) akan bertambah sebesar 0,052 dengan catatan bahwa variabel lain tetap
atau konstan.
d. Variabel Sales growth (X3) mempunyai koefisien regresi sebesar 0,334
yang artinya jika terjadi peningkatan variabel Sales growth (X3) sebesar
1%, maka return saham (Y) akan bertambah sebesar 0,334 dengan catatan
bahwa variabel lain tetap atau konstan.
C. Pengujian Hipotesis
1. Pengujian t test ( Uji Parsial )
Uji parsial bertujuan untuk menguji pengaruh masing-masing
variabel independen yaitu ROE,CR, dan Sales growth secara parsial
terhadap variabel dependen yaitu Return saham. Penelitian ini menggunakan pengujian hipotesis dengan α = 0,05 atau 5%.
Tabel 4.10
Hasil Uji Hipotesis Parsial t
Coefficientsa Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients T Sig. B Std. Error Beta 1 (Constant) -15.612 7.529 -2.074 .044 ROE .542 .292 .255 1.852 .071 CR .052 .024 .290 2.176 .035 ST .334 .236 .191 1.412 .165
a. Dependent Variable: RETURN
Sumber: Data diolah ( output SPSS17 )
a. Pengaruh ROE ( X1 ) terhadap Return Saham
Berdasarkan tabel 4.10 dapat diketahui bahwa ROE ( X1 )
menghasilkan nilai signifikansi sebesar 0,071 apabila dibandingkan dengan derajat kepercayaan ( α ) yang telah ditentukan yaitu sebesar 0,05. Tingkat signifikansi ROE ( X1) lebih besar dari 0,05 atau 5%, yang artinya
ROE (X1) tidak berpengaruh signifikansi terhadap Return Saham.
b. Pengaruh CR ( X2 ) terhadap Return Saham
Berdasarkan tabel 4.9 dapat diketahui bahwa CR ( X2 )
menghasilkan nilai signifikansi sebesar 0,035 apabila dibandingkan dengan derajat kepercayaan ( α ) yang telah ditentukan yaitu sebesar 0,05. Tingkat signifikansi CR ( X2) lebih besar dari 0,05 atau 5%, yang artinya
CR (X2) berpengaruh signifikansi terhadap Return Saham.
Berdasarkan tabel 4.9 dapat diketahui bahwa Sales growth ( X3 )
menghasilkan nilai signifikansi sebesar 0,165 apabila dibandingkan
dengan derajat kepercayaan ( α ) yang telah ditentukan yaitu sebesar 0,05.
Tingkat signifikansi Sales growth ( X3) lebih besar dari 0,05 atau 5%,
yang artinya Sales growth (X3) tidak berpengaruh signifikansi terhadap
Return Saham.
2. Uji F ( uji secara simultan )
Uji ini menggunakan uji signifikansi simultan yaitu uji F, uji F
digunakan untuk mengetahui apakah variabel bebas ( independen ) secara
serentak atau bersama-sama mempunyai pengaruh terhadap variabel
terikat ( dependen ).
Tabel 4.11
Hasil Uji F (secara simultan)
ANOVAb
Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig.
1 Regression 13429.051 3 4476.350 4.771 .006a
Residual 41283.479 44 938.261
Total 54712.530 47
a. Predictors: (Constant), SALESGROWTH, CR, ROE b. Dependent Variable: RETURN
Sumber: Data diolah (output SPSS17)
Dengan memperhatikan tabel 4.11 dapat dilihat nilai signifikansi pada
uji F sebesar 0,006, karena nilainya lebih kecil dari 0,05 dengan demikian
dapat disimpulkan bahwa secara bersama-sama variabel X ( ROE, CR, Sales
3. Analisis Koefisien Deternimasi ( R²)
Koefisien determinasi berfungsi untuk melihat sejauh mana
keseluruhan variabel independen dapat menjelaskan variabel dependen.
Kekuatan pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat pada penelitian
ini dapat diketahui dari besarnya nilai koefisien determinan R square, yang
berada antara nol dan satu. Apabila nilai R square semakin mendekati satu,
berarti variabel-variabel bebas memberikan hampir semua informasi yang
dibutuhkan untuk memprediksi variabel terikat. Adapun hasil perhitungan
nilai koefisien determinasi dapat dilihat pada tabel 4.11 berikut ini.
Tabel 4.12
Hasil Koefisien Determinasi (R²)
Model Summaryb
Model R R Square Adjusted R Square
Std. Error of the
Estimate Durbin-Watson
1 .495a .245 .194 30.63104 1.555
a. Predictors: (Constant), SALESGROWTH, CR, ROE b. Dependent Variable: RETURN
Sumber: Data diolah (output SPSS17)
Dari tabel model summary di atas dapat diketahui nilai Adjusted R
Square sebesar 0,194. Hal ini berarti perubahan return saham dijelaskan atau
diprediksi oleh ROE(X1), CR(X2), dan Sales growth (X3) sebesar 19,4%.
Sedangkan sisanya 80,6% dipengaruhi oleh variabel - variabel lain di luar
D. Pembahasan Hasil Penelitian
1. Pengaruh ROE terhadap Return Saham
Berdasarkan hasil pengujian hipotesis diketahui bahwa ROE tidak
berpengaruh secara signifikansi terhadap Return Saham. Hasil menunjukkan
bahwa ROE memiliki t hitung bertanda positif sebesar 1,852 dengan
probabilitas sebesar 0,071. Hal tersebut menunjukkan bahwa p value
(0,071) > tingkat signifikansi (0,05), sehingga H1 tidak dapat diterima,
berarti ROE tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap return
saham. Hasil ini mengindikasikan bahwa besarnya ROE perusahaan
tidak berpengaruh signifikan terhadap return saham. Hasil ini
bertentangan sesuai dengan teori bahwa Return on Equity merupakan
tolak ukur profitabilitas,dimana para pemegang saham pada umumnya
ingin mengetahui tingkat probabilitas modal saham dan keuntungan
yang telah mereka tanam kembali dalam bentuk laba yang ditanam.
Apabila saham perusahaan diperdagangkan di bursa saham, tinggi
rendahnya Return on Equity akan mempengaruhi tingkat permintaan
saham tersebut di bursa dan harga jualnya.
Hasil ini sesuai dengan penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Yeye
Susilowati dan Tri Turyanto yang tidak menemukan pengaruh ROE
terhadap return saham. Apabila dikaitkan dengan penelitian yang dilakukan
oleh Saniman Widodo, hasil penelitian ini berbeda dengan penelitian
tersebut. Karena dalam penelitian Saniman Widodo ditemukan pengaruh
2. Pengaruh CR terhadap Return Saham
Berdasarkan hasil pengujian hipotesis secara parsial diketahui bahwa
CR berpengaruh terhadap Return Saham. Hasil menunjukkan bahwa CR
memiliki t hitung bertanda positif sebesar 2,176 dengan probabilitas
sebesar 0,035. Hal tersebut menunjukkan bahwa p value (0,035) < tingkat
signifikansi (0,05), sehingga H2 dapat diterima, berarti CR mempunyai
pengaruh yang signifikan terhadap return saham. Hal ini mengindikasikan
bahwa pemodal akan memperoleh return yang lebih tinggi jika kemampuan
perusahaan memenuhi kewajiban jangka pendeknya semakin tinggi. Dugaan
mengenai ini adalah karena setelah krisis ekonomi investor mulai
memperhatikan manajemen kas, piutang, dan persediaan perusahaan
sebelum mengambil keputusan berinvestasi di pasar modal.
Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan Ulupui
dimana dalam penelitian tersebut ditemukan adanya pengaruh CR terhadap
return saham.
3. Pengaruh Sales Growth terhadap Return Saham
Berdasarkan hasil pengujian hipotesis secara parsial diketahui bahwa
Sales growth tidak berpengaruh terhadap Return Saham. Hasil menunjukkan
bahwa sales growth memiliki t hitung bertanda positif sebesar 1,412
dengan probabilitas sebesar 0,165. Hal tersebut menunjukkan bahwa p
value (0,165) > tingkat signifikansi (0,05), sehingga H3 tidak dapat
diterima, berarti sales growth tidak mempunyai pengaruh yang signifikan
hal ini menunjukkan bahwa investor tidak melihat pertumbuhan
penjualan untuk berinvestasi saham dalam perusahaan karena pertumbuhan
penjualan belum final merupakan pendapatan bersih perusahaan karena
pertumbuhan masih dikurangi biaya operasi sehingga investor tidak tertarik
dengan melihat pertumbuhan penjualan. Penjualan msing-masing
perusahaan mengalami fluktuasi dari tahun ke tahun, kemungkinan kinerja
perusahaan dan teknik penjualan yang kurang baik. Ada perusahaan yang
mampu mencapai penjualan yang tinggi dalam keadaan krisis, Peningkatan
penjualan akan menghasilkan laba yang maksimal, tapi dari peningkatan
tersebut digunakan perusahaan untuk pengembangan usaha dan tidak untuk
pembagian dividen sehingga investor tidak begitu mempertimbangkannya.
Hasil ini sesuai dengan penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Didit
Setiawan dan Winarso dan yang tidak menemukan pengaruh ROE terhadap
return saham. Apabila dikaitkan dengan penelitian yang dilakukan Saqif
Muzaki, hasil penelitian ini berbeda dengan penelitian tersebut. Karena
dalam penelitian Saqif Muzaki ditemukan pengaruh Sales Growth terhadap
return saham.
4. Pengaruh ROE, CR, dan Sales Growth terhadap Return Saham secara
Simultan.
Dari hasil pembahasan uji F di atas, maka diperoleh kesimpulan
bahwa secara simultan ROE, CR, dan Sales Growth berpengaruh signifikan
terhadap return saham. Hal ini dapat dibuktikan melalui nilai F hitung yang
0,050 ( 0,006 < 0,050 ). Maka investor dapat menggunakan
variabel-variabel ini secara simultan dalam memprediksi return saham.
Dari hasil penelitian diatas dapat dilihat bahwa faktor-faktor
fundamental terutama ROE, CR, Sales Growth dapat digunakan untuk
mengestimasi harga saham. Dari faktor tersebut kita dapat mengetahui
kinerja perusahaan yang merupakan gambaran dari pencapaian keberhasilan
perusahaan yang dapat diartikan sebagai hasil yang telah dicapai perusahaan