SISTEM HUKUM & LEMBAGA
PERADILAN
Nama Kelompok :
•
Anissa Fitriani
•
Fafrindo Farhan Pramudya
•Muhammad Wisnu
•
Salma Nuratifah
•Sulis Dwi Novanti
•Turipah
A. PENGERTIAN SISTEM HUKUM
1.
Pengertian Hukum
2.
Ciri – Ciri dan Unsur Hukum
Hukum memiliki ciri” sebagai berikut.
a. Adanya perintah / larangan
b. Perintah/ larangan itu bersifat
memaksa/mengikat semua orang
Hukum mengandung beberapa unsur berikut.
c. Peraturan mengenai tingkah laku manusia
dalam pergaulan masyarakat .
b.Peraturan itu dibentuk oleh badan-badan resmi
yang
c.berwajib/berwenang
d. Peraturan itu bersifat memaksa
e. Sanksi terhadap pelanggaran peraturan tersebut
adalah
3. Penggolongan Hukum di
INDONESIA
BERDASARKAN WUJUD :
1. Hukum Tertulis adalah hukum yang dituliskan atau dicantumkan dalam perundang-undangan. Contoh Hukum Tertulis
Hukum pidana dituliskan pada KUHPidana, hukum perdata dicantumkan pada KUHPerdata.
2. Hukum Tidak Tertulis adalah hukum yang tidak dituliskan atau tidak dicantumkan dalam
perundang-undangan.
Contoh Hukum Tidak Tertulis
Hukum adat tidak dituliskan atau tidak
BERDASARKAN RUANG
1. Hukum Lokal adalah hukum yang hanya berlaku di daerah tertentu.
Contoh Hukum Lokal
hukum adat Batak, Minangkabau, Jawa dan sebagainya.
2. Hukum Nasional adalah hukum yang berlaku dalam suatu negara.
Contoh Hukum Nasional
hukum Indonesia, hukum Malaysia, hukum Mesir, dsb.
PENGGOLONGAN HUKUM BERDASARKAN WAKTU
1. Ius Constitutum (Hukum Positif) adalah hukum yang berlaku sekarang bagi suatu masyarakat
tertentu dalam suatu daerah tertentu.
2. Ius Constituendum adalah hukum yang
diharapkan berlaku pada waktu yang akan datang.
HUKUM BERDASARKAN PRIBADI :
Pengertian Hukum Pribadi adalah seperangkat peraturan hukum yang mengatur tentang subjek hukum/ orang
pribadi.
1. Hukum satu golongan adalah hukum yang mengatur dan berlaku hanya bagi satu golongan tertentu.
Contoh hukum satu golongan: Pada masa penjajahan hukum yang mengatur khusus golongan timur asing.
2. Hukum semua golongan adalah hukum yang mengatur dan berlaku bagi semua golongan warga negara.
Contoh Hukum semua golongan adalah hukum positif Indonesia yang berlaku sekarang.
4. SUMBER SUMBER HUKUM
Sumber sumber hukum adalah segala sesuatu yang dapat menimbulkan terbentuknya peraturan-peraturan. Peraturan tersebut biasanya bersifat memaksa. Sumber sumber hukum ada 2 jenis yaitu :
1. Sumber-sumber hukum materiil, yakni sumber-sumber hukum yang ditinjau dari berbagai
perspektif.
2. Sumber-sumber hukum formiil, yakni UU,
kebiasaan, jurisprudentie, traktat dan doktrin. Undang-Undang
Kebiasaan
ialah perbuatan yang sama yang dilakukan terus-menerus sehingga menjadi hal yang yang
selayaknya dilakukan. Contohnya adat-adat di
daerah yang dilakukan turun temurun telah menjadi
hukum di daerah tersebut.
Keputusan Hakim (jurisprudensi)
ialah Keputusan hakim pada masa lampau pada suatu perkara yang sama sehingga dijadikan
keputusan para hakim pada masa-masa selanjutnya. Hakim sendiri dapat membuat keputusan sendiri,
Traktat
ialah perjanjian yang dilakukan oleh dua negara ataupun lebih. Perjanjian ini mengikat antara
negara yang terlibat dalam traktat ini. Otomatis traktat ini juga mengikat
warganegara-warganegara dari negara yang bersangkutan.
Pendapat Para Ahli Hukum (doktrin)
Pendapat atau pandangan para ahli hukum yang mempunyai pengaruh juga dapat menimbulkan
hukum. Dalam jurisprudensi, sering hakim
B. LEMBAGA-LEMBAGA PERADILAN
Badan peradilan yang berada di bawah Mahkamah Agung meliputi badan peradilan dalam lingkungan Peradilan Umum, Peradilan Agama, Peradilan Militer, dan Peradilan Tata Usaha Negara.
Mahkamah Agung
Mahkamah Konstitusi
Mahkamah Konstitusi merupakan salah satu lembaga negara yang melakukan kekuasaan kehakiman yang merdeka untuk menyelenggarakan peradilan guna menegakan hukum dan keadilan.Susunan MK terdiri dari seorang Ketua merangkap anggota, seorang Wakil Ketua merangkap anggota, serta 7 orang anggota hakim konstitusi yang ditetapkan dengan Keputusan Presiden. Hakim konstitusi harus memiliki syarat: memiliki intergritas dan kepribadian yand tidak tercela; adil; dan negarawan yang menguasai konstitusi ketatanegaraan.
Komisi Yudisial
Pengadilan di Lingkungan Peradilan Umum
Peradilan umum adalah salah satu pelaku kekuasaan kehakiman bagi rakyat pencari keadilan pada umumnya. Kekuasaan kehakiman di lingkungan Peradilan Umum dilaksanakan oleh Pengadilan Negeri dan Pengadilan Tinggi.
Pengadilan di Lingkungan Peradilan Agama Pengadilan di Lingkungan Peradilan Militer
Pengadilan di Lingkungan Peradilan Tata Usaha
Negara (PTUN)
Pengadilan Tata Usaha Negara merupakan pengadilan tingkat pertama. Susunan pengadilan terdiri atas Pimpinan, Hakim Anggota, Panitera, dan Sekretaris; dan pemimpin pengadilan terdiri atas seorang Ketua dan seorang Wakil Ketua.
Pengadilan Tinggi Tata Usaha Negara bertugas dan berwenang:
memeriksa dan memutuskan sengketa Tata Usaha
Negara di tingkat banding;
memeriksa dan memutuskan mengadili antara
pengadilan Tata Usaha Negara di dalamdaerah hukumnya;
memeriksa, memutus, dan menyelesaikan di tingkat
C. SIKAP TAAT TERHADAP HUKUM
Sikap taat berarti tunduk atau patuh atas
suatu ketentuan atau orang lain. Sikap taat
diwujudkan dalam kemauan untuk
menjalankan perintah dan menjauhi
larangan. Dengan demikian, sikap taat
terhadap hukum adalah tunduk dan patuh
terhadap segala ketentuan yang digariskan
oleh hukum yang berlaku dengan
memenuhi kewajiban yang dibebankan
Kepatuhan hukum mengandung arti bahwa seseorang memiliki kesadaran untuk :
1. Memahami peraturan perundang-undangan yang berlaku 2. Mempertahankan tertib hukum yang ada
3. Menegakan kepastian hukum
Ciri-ciri orang yang berprilaku sesuai hukum
a. Disenangi masyarakat
b. Tidak menimbulkan kerugian bagi orang lain c. Mencerminkan sikap sadar hukum
d. Tidak menyinggung perasaan orang lain e. Menghormati hak-hak morang lain
PRILAKU YANG BERTENTANGAN DENGAN HUKUM
Prilaku yang bertentangan dengan hukum ntimbul karena kurangnya kesadaran hukum, ketidak patuhan terhadap hukum dapat timbul karena dua hal :
1. Pelanggaran hukum dianggap biasa
Berikut ini contoh prilaku yang bertentangan
dengan hukum
a. Lingkungan nkeluarga
1. mengabaikan perintah orang tua 2. nonton TV sampai larut malam 3. bangun kesiangan
b. Dalam liungkungan sekolah
1. nyontek ketrika ulangan
2. tidak mengikuti upacara bendera 3. bolos sekolah
C. Dalam masyarakat
1. menggangu ketertiban masyarakat
D. KORUPSI DAN DASAR HUKUM
PEMBERANTASANNYA
Tindak pidana korupsi merupakan salah satu jenis dari berbagai jenis tindak pidana. Korupsi memang sudah dianggap sebagai penyakit moral, bahkan ada kecenderungan semakin berkembang dengan penyebab multifaktor. Dibawah ini merupaka
beberapa pendapat dari para ahli tentang pengertian dari korupsi.
disimpulkan bahwa korupsi merupakan tindakan pidana yang memiliki unsur unsur sebagai
berikut.
a. Perbuatan Melawan Hukum,
b. Penyalahgunaan wewenang, kesempatan, atau sarana,
c. Memperkaya diri sendiri, orang lain atau korporasi,
menurut S. H. Alatas korupsi terjadi disebabkan oleh faktor-faktor berikut.
a) Ketiadaan atau kelemahan kepemimpinan dalam posisi-posisi kunci yang mampu
memberikan ilham dan mempengaruhi tingkah laku yang menjinakkan korupsi,
b) Kelemahan pengajaran-pengajaran agama dan etika,
c) Kolonialisme,
d) Kurangnya pendidikan, e) Kemiskinan,
f) Tiadanya hukuman yang keras,
g) Kelangkaan lingkungan yang subur untuk perilaku anti korupsi,
Dasar hukum pemberantasan korupsi
Dasar hukum pemberantaran tidak pidana korupsi adalah sebagai berikut.
UU No. 20 tahun 2001 tentang Pemberantasan Tindak Pidana
Korupsi.
UU No. 28 tahun 1999 tentang Penyelengaraan Negara yang
Bersih dan Bebas KKN.
UU No. 3 tahun 1971 tentang Pemberantasan Tindak Pidana
Korupsi.
UU No. 31 tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana
Korupsi.
Ketetapan MPR No. X/MPR/1998 tentang Penyelengaraan
Negara yang Bersih dan Bebas KKN.
UU No. 15 tahun 2002 tentang Tindak Pidana Pencucian Uang. UU No. 30 tahun 2002 tentang Komisi Pemberantasan Tindak
Pidana Korupsi (KPK).
Instruksi Presiden Republik Indonesia Nomor 5 tahun 2004
tentang Percepatan Pemberantasan Korupsi.
Peraturan Pemerintah No. 71 tahun 2000 tentang Tata Cara
Pelaksanaan Peran Serta Masyarakat dan Pemberian
Penghargaan dalam Pencegahan dan Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi.
Peraturan Pemerintah No. 63 tahun 2005 tentang Sistem
Korupsi berasal dari kata latin
Corrumpere, Corruptio, atau
Corruptus. Arti harfiah dari kata
tersebut adalah penyimpangan dari
kesucian (Profanity), tindakan tak
bermoral, kebejatan, kebusukan,
kerusakan, ketidakjujuran atau
kecurangan. Dengan demikian
Korupsi adalah penyalahgunaan jabatan dan administrasi, ekonomi atau politik, baik yang di sebabkan oleh diri sendiri maupun orang lain yang ditujukan untuk memperoleh
keuntungan pribadi, sehingga merugikan bagi masyarakat umum, perusahaan, atau pribaadi lainnya.
Karena korupsi pada zaman sekarang sudah banyak akhirnya terbentuklah sebuah organisasi anti korupsi, ini semua adalah salah satu perwujudan peran aktif masyarakat dalam rangka mewujudkan pemerintahan yang baik.
Berikut ini contoh macam-macam organisasi anti korupsi: 1. GEMPITA (Gerakan Masyarakat Peduli Harta Negara). 2. OAK (Organisasi Anti Korupsi)
3. ICW (Indonesian Corruption Watch)
4. SoRAK (Solidaritas Gerakan Anti Korupsi)
5. SAMAK (Solidaritas Masyarakat Anti Korupsi) 6. MTI (Masyarakat Transparansi Indonesia)
SIKAP ANTI KORUPSI
Ungkapan anti korupsi terbentuk dari kata 'anti' dan 'korupsi'. Kata 'korupsi' sudah kamu pelajari, sedangkan anti berarti menentang, melawan, menolak, atau tidak setuju. Dengan begitu, sikap anti korupsi adalah sikap yang menentang, melawan, menolak, tidak menghendaki, atau tidak setuju terhadap perbuatan korupsi.
Sikap anti korupsi muncul karena adanya fakta bahwa korupsi
adalah perbuatan tercela yang melanggar norma, merugikan rakyat dan negara, menghambat pembangunan, menimbulkan
ketidakadilan, serta menyebabkan ketimpangan kesejahteraan.
Untuk menanggulangi upaya tindak pidana korupsi, dalam pelak-sana annya perlu ditangani secara serius dan benar-benar
ditegakkan tanpa pandang bulu. Oleh karena itu, pemerintah membentuk peraturan yang menjadi landasan hukum dalam
memberantas korupsi. Salah satunya adalah dengan lahirnya UU No. 20 Tahun 2001 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi. Adapun untuk membantu pemerintah dalam memberantas korupsi, maka pemerintah membuat UU. No. 30 Tahun 2002 sehingga