Kompensasi Dalam Manajemen Sumber Daya Manusia
Published on 31 July 2014 by
Candra Wiguna
Kompensasi adalah segala sesuatu yang diterima para karyawan sebagai
balas jasa untuk kerja mereka. Kompensasi juga merupakan salah satu
cara yang paling efektif bagi departemen personalia guna meningkatkan
prestasi kerja, motivasi serta kepuasan kerja karyawan. Sistem
kompensasi yang baik akan mampu memberikan kepuasan bagi
karyawan dan memungkinkan perusahaan memperoleh, mempekerjakan,
dan mempertahankan karyawan.
Sebagian besar masyarakat khususnya karyawan menganggap
kompensasi sangat penting, sebab besarnya kompensasi bagi mereka
mencerminkan ukuran nilai karya mereka diantara para karyawan itu
sendiri, keluarga dan masyarakat. Tingkat kompensasi absolut karyawan
menentukan skala kehidupannya, sedangkan kompensasi relatif
menunjukkan status, martabat, dan harga diri mereka. Jadi bila para
karyawan memandang kompensasi mereka tidak memadai, prestasi
kerja, motivasi dan kepuasan kerja mereka bias turun secara dramatis.
Program-program kompensasi juga penting bagi perusahaan, karena
mencerminkan upaya organisasi untuk mempertahankan sumberdaya
manusianya. Selain itu kompensasi sering merupakan
komponen-komponen biaya yang paling besar dan penting. Bila pengupahan dan
penggajian tidak diadministrasikan secara tepat, perusahaan bisa
kehilangan para karyawannya yang baik dan harus mengeluarkan biaya
untuk menarik, menyeleksi, melatih dan mengembangkan penggantinya.
Bahkan apabila karyawan tidak keluar, mereka mungkin menjadi tidak
puas terhadap perusahaan dan menurunkan produktivitas mereka.
Tujuan dan Fungsi Kompensasi
Secara umum kompensasi memiliki beberapa tujuan, diantaranya:
1. Memperoleh Personalia Yang Qualified
Dalam penarikan karyawan, biasanya calon pekerja yang memiliki
kompensasi yang lebih tinggi maka disinilah peran pengusaha untuk
Kompensasi perlu ditetapkan cukup tinggi untuk menarik para pelamar
tersebut. Seain itu untuk karyawan yang sudah bekerja maka kompensasi
tinggi akan mendorong karyawan untuk bekerja lebi baik.
2. Mempertahankan Para Karyawan Yang Ada Sekarang
Apabila kita menginginkan kayawan baik kita tidak keluar atau berpindah
ke perusahaan lain maka tingkat kompensasi harus dijaga agar tetap
kompetitif
3. Menjamin Keadilan
Administrasi pengupahan dan penggajian berusaha untuk memenuhi
prinsip keadilan. Keadilan atau konsistensi internal dan eksternal sangat
penting diperhatikan dalam penentuan tingkat kompensasi.
4. Menghargai Perilaku Yang Diinginkan
Kompensasi seharusnya mendorong perilaku-perilaku yang diinginkan
untuk kemajuan perusahaan. Prestasi kerja yang baik, pengalaman,
kesetiaan, tanggung jawab baru dan perilaku-perilaku lain dapat dihargai
melalui rencana kompensasi yang efektif.
5. Mengendalikan Biaya-biaya
Suatu program kompensasi yang rasional membantu organisasi untuk
mendapatkan dan mempertahankan sumber daya manusianya pada
tingkat yang layak untuk bekerja, Tanpa struktur pengupahan dan
penggajian sistematik organisasi dapat membayar kurang (underpay)
6. Memenuhi Peraturan-peraturan Legal
Administrasi kompensasi diharapkan memenuhi batasan-batasan legal
Negara seperti peraturan UU tentang ketenagakerjaan yaitu UU no. 13
tahun 2003.
Sejalan dengan hal tersebut, Martoyo (1994) berpendapat bahwa tujuan
kompensasi adalah:
1. Pemenuhan kebutuhan ekonomi karyawan atau sebagai
jaminan economic securitybagi karyawan.
2. Mendorong agar karyawan lebih baik dan lebih giat.
3. Menunjukkan bahwa perusahaan mengalami kemajuan.
4. Menunjukkan penghargaan dan perlakuan adil organisasi terhadap
karyawannya (adanya keseimbangan antara input yang diberikan
karyawan terhadap perusahaan dan output atau besarnya imbalan yang
diberikan perusahaan kepada karyawan).
Dari tujuan-tujuan di atas dapat disimpulkan bahwa antara tujuan umum
dan tujuan menurut Martoyo, memiliki beberapa kesamaan seperti
mencitakan karyawan yang lebih baik dan menunjukkan perlakuan yang
adil.
Martoyo (1994) juga berpendapat bahwa kompensasi memiliki fungsi
yang cukup penting di dalam memperlancar jalannya roda
organisasi/perusahaan yaitu:
1. Penggunaan SDM secara lebih efisien dan lebih efektif
Kompensasi yang tinggi pada seorang karyawan mempunyai implikasi
bahwa organisasi memperoleh keuntungan dan manfaat maksimal dari
ditentukan oleh tinggi/rendahnya produktivitas kerja karyawan yang
bersangkutan. Semakin banyak pegawai yang diberi kompensasi yang
tinggi berarti semakin banyak karyawannya yang berprestasi tinggi.
Banyaknya karyawan yang berprestasi tinggi akan mengurangi
pengeluaran biaya untuk kerja-kerja yang tidak perlu (yang diakibatkan
oleh kurang efisien dan efektifitasnya kerja). Dengan demikian pemberian
kompensasi dapat menjadikan penggunaan SDM secara lebih efisien dan
lebih efektif
2. Mendorong stabilitas dan pertumbuhan ekonomi
Sistem pemberian kompensasi yang baik secara langsung dapat
membantu stabilitas organisasi dan secara tidak langsung ikut andil
dalam mendorong stabilitas dan pertumbuhan ekonomi. Sebaliknya
pemberian kompensasi yang kurang baik dapat menyebabkan gejolak di
kalangan karyawan akibat ketidakpuasan. Pada gilirannya gejolak
ketidakpuasan ini akan menimbulkan kerawanan ekonomi.
Penentuan Kompensasi
Penentuan besarnya kompensasi yang diberikan ditentukan oleh
factor-faktor di bawah ini yaitu:
1. Harga/ Nilai Pekerjaan
Penilaian harga suatu jenis pekerjaan merupakan tindakan pertama yang
dilakukan dalam menentukan besarnya kompensasi yang akan diberikan
kepada karyawan. Penilaain harga pekerja dapat dilakukan dengan dua
cara, sebagai berikut:
1. Melakukan analisis jabatan/pekerjaan ini akan berkaitan dengan jenis
pekerjaan, perilaku/kepribadian yang dituntut oleh pekerjaan tersebut.
Dari informasi tersebut kemudian ditentukan harga pekerjaan.
2. Melakukan survei “harga” pekerjaan sejenis pada organisasi lain.
Harga pekerjaan pada beberapa organisasi dapat dijadikan sebagai
patokan dalam menetukan harga pekerjaan sekaligus sebagai ukuran
kelayakan kompensasi. Jika harga pekerjaan yang diberikan lebih rendah
dari organisasi lain, maka kecil kemungkinan organisasi tersebut mampu
menarik atau mempertahankan karyawan yang qualified. Sebaliknya bila
harga pekerjaan terebut lebih tinggi dari organisasi lainnya, maka
organisasi tersebut akan lebih mudah menarik dan mempertahankan
karyawan yang qualified.
2. Sistem kompensasi
Beberapa sistem kompensasi yang biasa digunakan adalah :
a. Sistem Prestasi
Pengupahan dengan cara ini mengaitkan secara langsung antara
besarnya upah dengan prestasi kerja yang ditujukan oleh karyawan yang
bersangkutan. Sedikit banyaknya upah tersebut tergantung pada sedikit
banyaknya hasil yang dicapai karyawan dalam waktu tertentu. Cara ini
dapat diterapkan bila hasil kerja dapat diukur secara kuantitatif. Cara ini
dapat mendorong karyawan yang kurang produktif menjadi lebih
produktif. Cara ini akan sangat menguntungkan bagi karyawan yang
dapat bekerja cepat dan berkemampaun tinggi. Contoh kompensasi
sistem hasil/prestasi : per potong, per meter, per kilo, per liter dan
b. Sistem Waktu
Besarnya kompensasi dihitung berdasarkan standar waktu seperti Jam,
Hari, Minggu, Bulan. Besarnya Upah ditentukan oleh lamanya karyawan
melaksanakan atau menyelesaikan suatu pekerjaan. Umumnya cara ini
digunakan bila ada kesulitan dalam menerapkan cara pengupahan
berdasarkan prestasi.
Kelemahan dari sistem waktu adalah:
o Tidak membedakan usia, pengalaman, dan kemampuan karyawan.
o Membutuhkan pengawasan yang ketat agar karyawan
sungguh-sungguh bekerja.
o Kurang mengakui adanya prestasi kerja karyawan.
Sedangkan kelebihan sistem waktu adalah:
o Dapat mencegah hal- hal yang kurang diinginkan seperti pilih
kasih, diskriminasi maupun kompetisi yang kurang sehat.
o Menjamin kepastian penerimaan upah secara periodik.
o Tidak memandang rendah karyawan yang cukup lanjut usia.
c. Sistem Kontrak/Borongan
Penetapan besarnya upah dengan sistem kontrak/borongan didasarkan
atas kuantitas, kualitas dan lamanya penyelesaian pekerjaan yang sesuai
dengan kontrak perjanjian. Untuk mendapatkan hasil yang sesuai dengan
yang diharapkan, maka dalam kontrak juga dicantumkan ketentuan
mengenai “konsekuensi” bila pekerjaan yang dihasilkan tidak sesuai
penyelesaian pekerjaan. Sistem ini biasanya digunakan untuk jenis
pekerjaan yang dianggap merugikan bila dikerjakan oleh karyawan tetap
dan/atau jenis pekerjaan yang tidak mampu dikerjakan oleh karyawan
tetap.
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kompensasi
1. Faktor Intern Organisasi
Faktor intern organisasi yang mempengaruhi besarnya kompensasi
adalah:
Dana Organisasi
Terhimpunnya dana tentunya sebagai akibat prestasi-prestasi kerja yang
telah ditujukan oleh karyawan. Maka Makin besarnya prestasi kerja maka
makin besar pula keuntungan organisasi/perusahaan. Besarnya
keuntungan perusahaan akan memperbesar himpunan dana untuk
kompensasi, maka pelaksanaan kompensasi akan makin baik. Begitu pula
sebaliknya.
Serikat pekerja
Para pekerja yang tergabung dalam seikat pekerja juga dapat
mempengaruhi pelaksanaan atau penetapan kompensasi dalam suatu
perusahaan. Serikat pekerja dapat menjadi simbol kekuatan pekerja di
dalam menuntut perbaikan nasib. Keberadaan serikat pekerja perlu
mendapatkan perhatian atau perlu diperhitungkan oleh pihak
manajemen.
2. Faktor Pribadi Karyawan
a. Produktivitas kerja
merupakan faktor yang diperhitungkan dalam penetapan kompensasi.
Pengaruh ini memungkinkan karyawan pada posisi dan jabatan yang
sama mendapatkan kompensasi yang berbeda. Pemberian kompensasi ini
dimaksud untuk meningkatkan produktivitas kerja karyawan.
b. Posisi dan Jabatan
Posisi dan jabatan berbeda berimplikasi pada perbedaan besarnya
kompensasi. Posisi dan jabatan seseorang dalam organisasi menunjukkan
keberadaan dan tanggung jawabnya dalam hierarki organisasi. Semakin
tinggi posisi dan jabatan seseorang dalam organisasi, semakin besar
tanggung jawabnya, maka semakin tinggi pula kompensasi yang
diterimanya.
c. Pendidikan dan Pengalaman
Selain posisi dan jabatan, pendidikan dan pengalaman kerja juga
merupakan faktor yang mempengaruhi besarnya kompensasi. Pegawai
yang lebih berpengalaman dan berpendidikan lebih tinggi akan mendapat
kompensasi yang lebih besar dari pegawai yang kurang pengalaman dan
atau lebih rendah tingkat pendidikannya. Pertimbangan faktor ini
merupakan wujud penghargaan organisasi pada keprofesionalan
seseorang. Pertimbangan ini juga dapat memacu karyawan untuk
meningkatkan pengetahuannya.
d. Jenis dan Sifat Pekerjaan
Besarnya kompensasi pegawai yang bekerja di lapangan berbeda dengan
pekerjaan yang bekerja dalam ruangan, demikian juga kompensasi untuk
pekerjaan klerikal akan berbeda dengan pekerjaan adminsitratif. Begitu
pula halnya dengan pekerjaan manajemen berbeda dengan pekerjaan
pertimbangan profesionalisme pegawai juga karena besarnya resiko dan
tanggung jawab yang dipikul oleh pegawai yang bersangkutan. Sebagai
contoh, kebanyakan organisasi/perusahaan pegawai yang bertugas di
lapangan biasanya mendapatkan kompensasi antara 2-3 kali lipat dari
pekerjaan di dalam ruangan/kantor. Besarnya kompensasi sejalan dengan
besarnya resiko dan tanggung jawab yang dipikulnya.
3. Faktor Ekstern
a. Penawaran dan Permintaan kerja
Mengacu pada hukum ekonomi pasar bebas, kondisi dimana penawaran
(supply) tenaga kerja ebih dari permintaan (demand) akan menyebabkan
rendahnya kompensasi yang diberikan. Sebaiknya bila kondisi pasar kerja
menunjukkan besarnya jumlah permintaan tenaga kerja sementara
penawaran hanya sedikit, maka kompensasi yang diberikan akan besar.
Besarnya nilai kompensasi yang ditawarkan suatu organisasi merupakan
daya tarik calon pegawai untuk memasuki organisasi tersebut. Namun
dalam keadaan dimana jumlah tenaga kerja lebih besar dari lapangan
kerja yang tersedia, besarnya kompensasi sedikit banyak menjadi
terabaikan.
b. Biaya hidup
Besarnya kompensasi terutama upah/gaji harus disesuaikan dengan
besarnya biaya hidup (cost of living). Yang dimaksud biaya hidup disini
adalah biaya hidup minimal. Paling tidak kompensasi yang diberikan
harus sama dengan atau diatas biaya hidup minimal. Jika kompensasi
yang diberikan lebih rendah dari biaya hidup minimal, maka yang terjadi
c. Kebijaksanaan Pemerintah
Sebagai pemegang kebijakan, pemerintah berupaya melindungi
rakyatnya dari kesewenang-wenangan dan keadilan. Dalam kaitannya
dengan kompensasi, pemerintah menentukan upah minimum, jam
kerja/hari, untuk pria dan wanita, pada batas umur tertentu. Dengan
peraturan tersebut pemerintah menjamin berlangsungnya proses
pemakmuran bangsa hingga dapat mencegah praktek-praktek organisasi
yang dapat memiskinkan bangsa.
d. Kondisi Perekonomian Nasional
Kompensasi yang diterim oleh pegawai di negara-negara maju jauh lebih
besar dari yang diterima negara-negara berkembang dan atau negara
miskin. Besarnya rata-rata kompensasi yang diberikan oleh
organsasi-organisasi dalam suatu negara mencerminkan kondisi perekonomian
negara tersebut dan penghargaan negara terhadap sumber daya
manusianya.
Tantangan Yang Mempengaruhi Kebijakan Kompensasi
1. Suplai dan Permintaan Tenaga Kerja
Beberapa jenis pekerjaan mungkin harus dibayar lebih tinggi daripada
yang ditunjukkan oleh nilai relatifnya karena desakan kondisi pasar.
Sebagai contoh, pada tahun 1970-an, kelangkaan tenaga akuntan
menyebabkan perusahaan (organisasi) harus memberikan tunjangan
kelangkaan disamping kompensasi dasar untuk memperoleh tenaga kerja
akuntan.
2. Produktivitas
dan tumbuh. Tanpa hal ini, perusahaan tidak akan bias bersaing lagi.
Oleh karena itu, perusahaan tidak dapat membayar para karyawannya
melebihi kontribusi mereka kepada perusahan melalui produktivitas
mereka. Bila ini terjadi (bisa karena kelangkaan atau kekuatan serikat
karyawan), perusahaan biasanya merancang kembali
pekerjaan-pekerjaan, melatih para karyawan baru untuk menaikkan suplai atau
melakukan automaisasi.
3. Kesediaan untuk membayar
Bukan merupakan suatu pernyataan yang berlebihan bahwa perusahaan
sebenarnya ingin membayar kompensasi secara adil dan layak. Oleh
karena itu, perusahaan juga merasa bahwa para karyawan seharusnya
melakukan pekerjaan sesuai dengan upah yang mereka terima.
Manajemen perlu mendorong para karyawan untuk meningkatkan
produktivitas mereka agar kompensasi yang lebih tinggi dapat
dibayarkan.
4. Berbagai kebijaksanaan pengupahan dan penggajian
Hampir semua organisasi mempunyai kebijaksanaan yang mempengaruhi
pengupahan dan penggajian. Salah satu kebijaksanaan yang umum
adalah memberikan kenaikan upah yang sama besarnya pada karyawan
angota serikat buruh maupun karyawan yang bukan angota serikat.
Banyak perusahaan mempunyai kebijaksanaan pembayaran bonus
(premium) diatas upah dasar untuk meminimumkan perputaran karyawan
atau untuk menarik para karyawan terbaik. Perusahaan-perusahaan lain
mungkin juga menetapkan kenaikan kompensasi secara otomatis bila
5. Kendala-kendala pemerintah
Tekanan-tekanan eksternal dari pemerintah dengan segala peraturannya
mempengaruhi penetapan kompensai perusahaan. Peraturan upah
minimum, upah kerja lembur, dan pembatasan umur untuk tenaga kerja
anak-anak merupakan beberapa contoh kendala kebijaksanaan
kompensasi yang berasal dari pemerintah
Keadilan dan kelayakan Dalam Pemberian Kompensasi