• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Film Semesta Mendukung merupakan film Indonesia ke tujuh yang di

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Film Semesta Mendukung merupakan film Indonesia ke tujuh yang di"

Copied!
56
0
0

Teks penuh

(1)

56 4. 1 Gambaran Umum Obyek Penelitian

Film “Semesta Mendukung” merupakan film Indonesia ke tujuh yang di produksi oleh Mizan Productions setelah Laskar Pelangi (2008), Sang Pemimpi (2009), Garuda Didadaku (2009), Emak Ingin Naik Haji (2009), dan 3 hati 2 dunia 1 cinta (2010). Semua film Mizan Productions disambut baik oleh penonton dan mendapat beberapa penghargaan diajang film festival. Kali ini Mizan Productions bekerjasama dengan Falcon Pictures memproduksi film Semesta Mendukung. Film ini terinspirasi dari kisah-kisah kegemilangan putra-putri Indonesia mengangkat nama bangsa Indonesia di kancah dunia internasional lewat berbagai olimpiade sains yang ditayangkan di bioskop pada tanggal 20 Oktober 2011. Film yang bergenre drama ini di sutradarai oleh John De Rantau yang sebelumnya memproduksi film Denias dan Obama Anak Menteng. Selain kisah yang menginsiprasi, film ini juga menyuguhkan lanskap eksotis pulau Madura, lengkap dengan karapan sapi yang meriah serta kemegahan jembatan Suramadu. Film yang dibintangi oleh Sayev Muhammad Billah yang berperan sebagai tokoh utama yaitu Muhammad Arief juga mendapatkan nominasi untuk pemeran anak-anak terbaik dalam ajang Indonesian Movie Awards 2012.

(2)

4. 1. 1. Pemeran Utama

Tabel 4. 1 Pemeran Utama

No. Nama Foto Peran

1. Muhammad Arief diperankan oleh Sayev Muhammad Billah

Seorang anak dari Sumenep, Madura yang mencintai sains, ia telah ditinggal pergi ibunya bekerja ke luar negeri dan tidak ada kabar selama 7 tahun. Seorang anak yang tekun dan yang merindukan ibunya. 2. Muslat (Ayah Arief) diperankan oleh Lukman Sardi

Seorang ayah dari seorang anak yang ditinggal pergi isterinya bekerja di luar negeri, ia harus berusaha untuk memenuhi kebutuhan hidupnya bersama dengan Arief, walaupun harus beralih profesi menjadi supir truk serabutan karena ladang garam diwilayahnya sedang panceklik.

(3)

3. Ibu Tari Hayat

diperankan oleh Revalina S. Temat

Seorang guru fisika yang mengabdikan hidupnya pada sains kepada anak-anak Indonesia yang tertinggal di daerah. Ia mempunyai jiwa yang besar dan keyakinan yang besar untuk kemajuan setiap bangsa di wilayah manapun. 4. Pak Tio Yohanes diperankan oleh Ferry Salim

Seorang guru fisika yang pulang ketanah air dan merelakan pekerjaan yang nyaman di Amerika untuk mendidik anak-anak Indonesia agar mampu bersaing dengan anak manapun di dunia. 5. Deborah Sinaga diperankan oleh Febby Febiola

Seorang guru fisika yang mendidik anak-anak bangsa menuju panggung fisika dunia.

(4)

6. Cak Alul diperankan oleh Sudjiwo Tedjo

Seorang yang mempunyai hobi mengikut-sertakan sapi dalam karapan di Sumenep, Madura. Ia sering meminta Arief untuk membantunya memprediksi kemenangan di karapan sapi dengan ilmu fisika yang dimilikinya.

4. 1. 2. Sinopsis Film Semesta Mendukung

Film yang berduarasi 97 menit ini menceritakan Muhammad Arief, anak dari sebuah keluarga miskin dari Sumenep, Madura, sangat menggemari sains, khususnya fisika. Meski tinggal jauh dari kota besar dan bersekolah dengan fasilitas yang serba minim, Arief tetap menekuni fisika.

Arief tinggal bersama ayahnya, mantan petani garam yang beralih profesi menjadi sopir truk serabutan karena ladang garam sedang dilanda paceklik akibat anomali cuaca. Hal ini diperparah dengan kegemaran Muslat berjudi. Lantaran kondisi ekonomi keluarga yang serba kekurangan itu, ibu Arief, Salmah (Helmalia Putri), terpaksa bekerja sebagai TKW di Singapura meninggalkan Arief dan suaminya selama bertahun-tahun. Ibu Tari Hayat (Revalina S. Temat), seorang guru fisika, melihat bakat besar yang dimiliki Arief ketika Arief dapat menjawab tantangan menusuk balon tanpa meletus di

(5)

kelas dan ketika ia sedang menolong temannya untuk mengambil bola yang tersangkut di pohon menggunakan konsep roket air. Ibu Tari mengusulkan pada Pak Tio Yohanes agar Arief dapat mengikuti lomba sains Internasional tetapi karna tidak adanya dana, Arief pun tidak diterima dalam seleksi. Ibu tari terus mengusahakan hingga ke kepala sekolah tetapi tetap ditolak karna biaya yang besar. Ibu Tari tidak menyerah, ia merekam semua kejenuisan Arief saat membantu temannya mengambil bola diatas pohon dengan roket air dan mengirim rekaman tersebut pada Pak Tio Yohanes.

Dengan kerja keras dan dukungan banyak orang itulah, akhirnya Arif menjadi salah satu peraih medali emas dan ia kembali bertemu ibunya setelah pulang ke Madura.

4. 2 Hasil Penelitian

Seperti yang sudah disebutkan dalam tujuan penelitian bahwa penelitian ini bertujuan untuk mengetahui representai nilai-nilai humanisme dalam film “Semesta Mendukung”.

Film tersebut akan digunakan sebagai obyek kajian akan dianalisis menggunakan metode analisis semiotika Charles Sanders Pierce. Dalam metode analisis Peirce, akan membicarakan tentang sign, object, dan interpretant. Pertama-tama peneliti akan menganalisis tanda-tanda yang menyangkut dalam nilai-nilai humanisme, kemudian peneliti akan merujuk tanda-tanda tersebut kedalam object, dan memaknainya kedalam interpretant. Pierce juga membagi beberapa tanda, yaitu berdasarkan sign adalah qualisign,

(6)

sinsign, legisign. Berdasarkan object-nya adalah icon, index (indeks), symbol (simbol) dan berdasarkan interpretanti adalah rhema, disen dan argument.

4. 2. 1. Analisis Film Semesta Mendukung

4. 2. 1. 1. Story Board Film Semesta Mendukung yang Berkaitan dengan Nilai-Nilai Humanisme

Adegan 1 Adegan 2

Arief mencium tangan ibu Tari Arief Membantu Ayahnya

04:42 – 04:48 11:46 – 14:14

Adegan 3 Adegan 4

(7)

16:00 – 16:41 Indonesia Menuju Panggung Fisika Dunia”.

24:44 – 25:55

Adegan 5 Adegan 6

Dialog ibu Tari dengan bu Deborah Ayah Arief menggendong Arief

& Pak Tio

25:00 – 26:07 28:16 – 28:40

Adegan 7 Adegan 8

Arief membantu teman-temannya Dialog pak Tio dan ibu Tari

mengambil bola yang tersangkut

(8)

29:57 – 30:52 41:01 – 43:40

Adegan 9 Adegan 10

Ayah Arief memeluk Arief Arief mencium Medali Emas

47:00 – 49.00 01 : 27 : 14 – 01:30:45

4. 2. 1. 2. Story Line Film Semesta Mendukung yang Berkaitan dengan Nilai-nilai Humanisme

Dalam film “Semesta Mendukung” nilai-nilai humanisme yang terkandung ditunjukkan dengan perilaku-perilaku para tokohnya. Pada gambar pertama, perilaku humanisme ditunjukkan dengan Arief yang mencium tangan ibu Tari sebagai seorang guru. Pada gambar kedua, perilaku humanisme ditunjukkan dengan Arief yang membantu ayahnya memperbaiki truk. Pada gambar ketiga, perilaku humanisme ditunjukkan dengan Arief yang merindukan ibunya dengan melihat foto dirinya dengan ibu dan ayahnya. Pada gambar keempat, perilaku humanisme ditunjukkan dengan artikel yang bertuliskan “Siswa Indonesia Menuju Panggung Fisika Dunia”. Pada gambar kelima, perilaku humanisme ditunjukkan pada dialog ibu Tari dengan pak Tio dan ibu Deborah tentang pendidikan anak bangsa di negeri

(9)

ini. Pada gambar keenam, perilaku humanisme ditunjukkan dengan ayah Arief yang menggendong Arief yang tertidur setelah belajar. Pada gambar ketujuh, prilaku humanisme ditunjukkan dengan Arief yang membantu teman-temannya mengambil bola yang tersangkut di pohon. Pada gambar kedelapan, perilaku humanisme ditunjukkan pada dialog pak Tio dan ibu Tari tentang pengorbanan merekadalam dunia sains dan untuk negeri. Pada gambar kesembilan, perilaku humanisme ditunjukkan dengan ayah Arief yang memeluk Arief dengan penuh kasih sayang. Dan pada gambar kesepuluh, perilaku humanisme ditunjukkan dengan Arief yang berhasil memperoleh medali emas sebagai wakil dari negara Indonesia.

4. 2. 1. 3. Representasi Film Semesta Mendukung

Tanda-tanda yang akan dianalisis pada film Semesta Mendukung akan dibatasi pada tanda-tanda yang terkait dengan nilai-nilai humanisme saja. Sehingga elemen-elemen lain yang tidak berkaitan atau tidak mempengaruhi akan diabaikan. Proses analisis akan dilakukan dengan mengamati tanda-tanda dalam film semesta mendukung yang berkaitan dengan nilai humanisme lalu tanda tersebut dirujuk kedalam objek dan dimaknai kedalam interpretan. Hasilnya dapat dilihat sebagai berikut:

Adegan 1

Sign Object Interpretant

04:42 – 04:48 Shot 1

Dalam adegan

tersebut, terlihat ibu

Dalam gambar ini, Arief dan

(10)

teman-Shot 2

Shot 3

Tari Hayat baru saja datang menggunakan sepeda dan memakai baju berwarna merah. Ibu Tari disambut anak muridnya yang langsung

menghampirinya di halaman sekolah dan mencium tangan ibu Tari termasuk juga Arief pada pagi hari.

Dalam gambar

pertama dan kedua diambil dengan Kneeshoot. Gambar ketiga diambil dengan medium shoot

dan pergerakan kamera ketiganya still.

temannya merupakan merupakan seorang siswa sekolah menengah pertama. Sikap Arief dan teman-temannya yang

sopan dan

menghormati guru ditunjukan dalam scene ini. Dapat dilihat Arief dan teman-temannya mencium tangan Ibu Guru Tari yang baru saja datang kesekolah menggunakan sepeda. Nilai humanis yang tercermin dalam gambar ini adalah berbudaya dan halus. Budaya mencium tangan orang yang lebih tua merupakan

(11)

budaya yang ditunjukan untuk menghormati orang tua dan merupakan sikap sopan santun. Tanda (sign)

1st Qualisign:

Arief dan teman-temannya melihat kedatangan ibu Tari Hayat dan segera menghampiri ibu Tari untuk memberikan salam dan mencium tangannya

1st Icon:

Murid mencium

tangan guru

merupakan icon yang terjadi di setiap sekolah yang merupakan sikap menghormati murid terhadap gurunya. 1st Rhema:

Sosok ibu Tari yang terlihat riang dan selalu tersenyum menunjukkan kasih sayangnya terhadap anak-anak muridnya tetapi juga menjadi sosok yang dihormati anak-anak muridnya. 2nd Sinsign:

Tindakan mencium tangan ibu Tari yang dilakukan Arif dan teman-temannya merupakan sinsign dari qualisign.

2nd Indeks:

Ibu Tari merupakan seorang guru yang menjadi indeks Arief dan teman-temannya mencium tangan ibu Tari sebagai sikap

2nd Disen:

Penampilan ibu Tari yang sopan dan selalu tersenyum merupakan perilaku yang menunjukan sikap ramah dan penyayang

(12)

menghormati murid terhadap gurunya.

terhadap murid-muridnya.

3rd Legisign

Mencium tangan orang tua ialah sikap yang mendatangkan kebaikan kepada diri sendiri maupun orang lain. Orang tua akan lebih merasa dihargai dan dihormati.

3rd Simbol:

Mencium tangan orang tua merupakan simbol penghormatan kepada orang tua yang ditanamkan sejak dini

3rd Argument:

Perilaku Arief dan teman-temannya yang menunjukan sopan santun terhadap guru di sekolah, karna guru merupakan orang tua dilingkungan sekolah.

Mencium tangan orang tua ketika bertemu sudah ditanamkan sejak kecil. Sikap ini merupakan budaya yang ditanamkan kepada setiap orang sejak kecil untuk menghormati orang yang lebih tua dari dirinya. Sikap ini merupakan sikap humanis yaitu berbudaya dan halus. Sikap mencium tangan orang tua merupakan sikap yang dibimbing oleh akal budi dan merupakan sikap sopan santun terhadap orang tua.

Adegan 2

Sign Object Interpretant

11:46 – 14:14 Shot 1

Dalam adegan

tersebut, Arief terlihat sedang membantu

Dalam gambar ini, terlihat Arief sedang membantu ayahnya

(13)

Ayah Arief: Tang

Arief: maafkan saya pak tadi dikarapan, saya tidak salah apa-apa pak, saya hanya bantuin paman Tino supaya sapinya menang, pak saya berani sumpah

Shot 2

Arief: pak tadi sepulang dari bengkel, saya bertemu paman Alul, dia beli motor gede pak, rupanya dia sudah dari Malaysia. Malaysia tetanggaan dengan Singapore pak.

Shot 3

ayahnya dipinggir jalan yang sedang dibawah truk untuk memperbaiki truk sepulang sekolah pada siang hari dengan masih menggunakan celana sekolah dan baju kaos garis merah putih. Ia kemudian memperbaiki truk tersebut dengan masuk kebawah truk

itu untuk

menghubungankan selang yang terputus. Dan ayah Arief berada dalam truk untuk menyalakan mesinnya saat Arief sudah menyambungkan selang yang terputus tersebut. Dalam

memperbaiki truk yang rusak sehabis pulang sekolah. Nilai humanisme dalam adegan tersebut ialah sikap manusiawi, sikap Arief yang membantu ayahnya memperbaiki truk di bengkel sehabis pulang sekolah merupakan sikap yang menunjukan saling menolong. Arief membantu ayahnya yang menjadi sopir truk serabutan akibat pertanian garamnya sedang tidak panen.

(14)

Ayah Arief: ya memang betul, Malaysia tetanggaan dengan Singapore masa tetanggaan dr Madura. Ada apa?

Arief: karna tidak jauh, dia pengen bantu kita buat cari ibu, tapi dia minta duit dulu. Coba dulu pak. Rupanya harus diganti pak.

Ayah Arief: yaa tau, buang-buang duit kamu

Arief: tapi Arief udah kangen pak, besok genap 7 tahun ibu pergi, sudah 3 tahun ibu gapernah kasih kabar.

adegan tersebut Arief juga membicarakan tentang niatnya untuk mencari ibunya dengan bantuan cak Alul. Dalam gambar pertama dan kedua diambil dengan long shoot dan gambar ketiga diambil dengan teknik low angle sebagai point of view Arief dan extreme close up, gambar keempat diambil dengan mediumshoot dan pergerakan kamera keempatnya still.

(15)

Ayah Arief: ssttt, bapak mau mandi. Jangan ngomong soal ibu. Sana mandi ganti baju, terus makan. Nanti sore kamu ngaji

Tanda (sign) 1st Qualisign:

Wajah Arief yang hitam kusam, dengan menggunakan kaos bergaris dan celana sekolah berwarna biru menandakan kehidupannya yang sederhana. Serta ayah Arief yang juga menggunakan kaos dengan membawa sebuah truk menandakan perjuangannya untuk terus menghidupi ia dan Arief. 1st Icon: Sosok Arief menggambarkan perjuangan seorang anak sekolah menengah pertama yang membantu ayahnya mencari uang dan berjuang untuk menemui ibunya yang telah lama pergi.

1st Rhema:

Sikap ayah Arief yang bersikeras melarang Arief untuk mberhenti mebicarakan ibunya dan mencari ibunya tetapi ayah Arief sesungguhnya

menyayangi Arief dan

juga masih

menginginkan ibu Arief untuk pulang. 2nd Sinsign:

Rasa rindu Arief yang begitu memuncak membuat ia senantiasa membantu ayahnya dan mencari uang untuk menemui ibunya telah lama

2nd Indeks:

Arief membantu ayahnya karna ayahnya sedang mengalami masa sulit untuk mencari nafkah,

2nd Disen:

Saat Arief membantu ayahnya memperbaiki

truk, Arief

mengatakan bahwa cak Alul mau

(16)

pergi dan tidak memberi kabar. setelah ditinggal ibu Arief ke luar negeri untuk menjadi tenaga kerja wanita, ladang garamnya pun sedang mengalami panceklik dan ayah Arief harus beralih profesi menjadi supir truk serabutan untuk tetap menghidupi Arief dan dirinya.

membantu dia untuk mencari ibunya di Singapura, tetapi cak Alul meminta uang untuk bisa sampai ke alamat ibunya.

3rd Legisign:

Membantu orang lain ialah sikap manusiawi yang mendatangkan kebaikan. Orang lain akan

merasa lebih mudah

menyelesaikan pekerjaannya karna bantuan orang lain.

3rd Simbol:

Membantu orang tua merupakan simbol kebaikan dalam kehidupan. Membantu dapat meringankan pekerjaan orang lain, dan orang yang dibantu akan merasa lebih senang.

3rd Argument:

Arief yang

mengatakan ingin mencari ibunya yang telah lama pergi selama 7 tahun dan sudah 3 tahun ibunya tidak ada kabar sama sekali. Hal itu merupakan pernyataan yang dikatakan Arief

(17)

karna memang ibunya sudah lama pergi dan tidak ada kabar, sebagai seorang anak yang rindu dengan ibunya.

Ayah Arief beralih profesi menjadi sopir truk serabutan karna ladang garam di wilayah kampungnya sedang mengalami panceklik. Arief sebagai anak bertugas untuk membantu ayahnya sehabis pulang sekolah. Nilai humanisme yang terkandung dalam gambar tersebut adalah manusiawi yaitu sikap saling tolong menolong dan memperlakukan orang lain antar sesama yang membutuhkan pertolongan baik terhadap orang tua, sesama atau pun yang lebih muda sesuai dengan nilai kemanusiaan.

Adegan 3

Sign Object Interpretant

16:00 – 16:41 Shot 1

Dalam adegan

tersebut, Arief yang menggunakan peci dan baju kokoh pada malam hari terlihat sedang menghitung

Dalam gambar ini, Arief terlihat sedang mengumpulkan uang hasil kerjanya di dalam sebuah kaleng di kamarnya, uang

(18)

Shot 2

Shot 3

uang Rp. 20.000,- hasil kerjanya dan dikumpulkan di dalam sebuah kaleng di kamarnya. Dalam kaleng tersebut Arief juga menyimpan foto ia bersama ayah dan ibunya. Dalam gambar pertama diambil dengan medium shoot dan gambar kedua dan ketiga diambil dengan teknik high angle sebagai point of view Arief dan extreme

close up dan pergerakan kamera ketiganya still. tersebut dikumpulkannya untuk digunakan mencari ibunya yang bekerja menjadi tenaga kerja Indonesia di Singapura. Nilai Humanisme yang terkandung dalam adegan ini ialah rela berkorban. Arief rela bekerja

mengumpulkan uang untuk mencari dan menemui ibunya yang pergi menjadi TKI dan 7 tahun lamanya pergi. Sikap Arief tersebut juga merupakan bentuk kerinduan dan kasih sayang anak terhadap ibu kandungnya.

(19)

Tanda (sign) 1st Qualisign:

Arief yang memandangi foto ia dengan ibu dan ayahnya menandakan rasa rindu yang mendalam terhadap seorang ibu yang bertahun-tahun tidak bertemu.

1st Icon:

Sebuah foto yang dipegang oleh Arief yang menunjukan perempuan yang ada dalam foto tersebut ialah wajah ibunya.

1st Rhema:

Arief yang memegang uang Rp. 20.000,- dalam beberapa lembar menandakan hasil kerjanya dan hasil tabungannannya untuk menemui ibunya.

2nd Sinsign:

Rasa rindu tersebut direpresentasikan Arief dengan mengumpulkan uang untuk menemui ibunya.

2nd Indeks:

Arief mengumpulkan uang karna ibunya yang pergi bekerja di Singapura tidak memberi kabar selama bertahun-tahun

lamanya.

2nd Disen:

Dalam gambar

tersebut terdapat foto Arief bersama ibu dan ayahnya di dalam sebuah kaleng yang berisi uang, hal tersebut menandakan Arief mengumpulkan uang yang rindu untuk menemui ibunya. 3rd Legisign

Arief yang mengumpulkan uang

3rd Simbol:

Seorang anak yang

3rd Argument:

(20)

untuk menemui ibunya menandakan hal-hal yang dapat dilakukan seoarang anak untuk berkorban demi bertemu sang ibu yang telah bertahun-tahun pergi jauh.

rela berkorban untuk ibunya. Arief yang ingin bertemu ibunya, merupakan simbol perasaan batin seorang anak terhadap ibunya, setiap anak dapat melakukan apapun karna rasa kasih sayangnya.

yang gelap dan tempat tidur yang sederhana serta uang pacahan Rp. 20.000,- berhasil menandakan

perjuangan Arief dalam kehidupannya yang sederhana.

Selain menghabiskan waktunya di sekolah menengah. Arief juga bekerja membantu Cak Alul untuk memenangkan pertandingan dikarapan sapi. Ia juga membantu ayahnya di bengkel. Hasil uang yang diberikan Cak Alul, ia kumpulkan untuk digunakan mencari dan menemui ibunya di Singapura. Nilai humanisme yang terkandung pada sikap Arief ialah rela berkorban yaitu sikap ikhlas Arief yang rela bekerja dan mengumpulkan uang untuk menemui ibunya yang pergi dan tidak ada kabar.

Adegan 4

Sign Object Interpretant

24:44 – 25:55 Shot 1

Dalam adegan tersebut, terlihat

Dalam gambar tersebut, artikel yang

(21)

terdapat artikel dalam sebuah majalah yang bertuliskan “siswa Indonesia menuju panggung fisika dunia” dan terdapat sebuah foto seorang laki-laki bersama beberapa anak-anak dari seluruh Indonesia dengan ras dan suku yang berbeda-beda. Dalam gambar tersebut diambil dengan teknik high angle sebagai point of view Ibu Tari dan extreme close up dan pergerakan kamera gambar tersebut still. menunjukan siswa-siswa Indonesia yang siap bersaing di kompetisi dunia melalui fisika. Nilai humanisme yang terkandung adalah egaliter yaitu merupakan nilai kesetaraan manusia, bangsa Indonesia mempunyai hak yang sama dan nilai kesetaraan yang sama dengan bangsa lain melalui fisika. Bangsa Indonesia dapat bersaing dengan bangsa lain diseluruh dunia.

(22)

Tanda (sign) 1st Qualisign:

Artikel yang bertuliskan “siswa Indonesia menuju panggung fisika dunia” dapat menandakan jiwa nasionalisme dan kesetaraan bangsa Indonesia dengan bangsa lainnya di dunia.

1st Icon:

Terlihat sebuah artikel beserta foto seorang laki-laki dewasa bersama beberapa anak-anak dan judul yang bertuliskan ‘siswa Indonesia menuju panggung fisika dunia’. 1st Rhema: Beberapa gambar yang mewakilkan ras-ras dan suku yang beraneka ragam dari bangsa Indonesia tetapi juga menandakan bahwa setiap orang mempunyai hak yang sama.

2nd Sinsign:

Artikel yang berjudul “siswa Indonesia menuju panggung fisika dunia” yang menjadi penanda sebagai kesetaraan bangsa Indonesia dengan bangsa lainnya di dunia

2nd Indeks:

Gambar seorang pria dewasa dengan beberapa anak-anak yang memiliki warna kulit dan ras yang berbeda-beda, ada ras papua, betawi, aceh, dan lainnya merupakan indeks dari berbagai

2nd Disen: Dalam gambar tersebut mengandung informasi bahwa siwa-siswa Indonesia yang siap bersaing di kompetisi dunia melalui fisika.

(23)

macam suku dan ras yang ada di Indonesia.

3rd Legisign

Kesetaraan hak dan kewajiban untuk semua warga negara dalam mewakilkan negaranya di pentas dunia ditandai dengan wujud fisik dalam gambar yang berbeda sesuai dengan keragaman suku dan ras bangsa di Indonesia.

3rd Simbol:

Perbedaan fisik diantara anak-anak dalam gambar itu merupakan simbol keaneka ragaman suku dan budaya di Indonesia

3rd Argument:

Artikel dan gambar dalam artikel tersebut,

menandakan penerus bangsa yang sangat penting untuk menjadikan bangsa yang lebih baik lagi kedepannya.

Dalam sebuah artikel tersebut terlihat bangsa Indonesia yang dapat bersaing dengan bangsa lain di dunia melalui fisika. Nilai humanisme yang terkandung adalah egaliter yaitu merupakan nilai kesetaraan manusia, bangsa Indonesia mempunyai hak yang sama dan nilai kesetaraan yang sama dengan bangsa lain melalui fisika. Bangsa Indonesia dapat bersaing dengan bangsa lain diseluruh dunia.

Adegan 5

(24)

25:00 – 26:07 Shot 1

Shot 2

Ibu Tari Hayat:

saya sih gak setuju sama kamu deb, karna menurut saya semua anak mempunyai hak yang sama untuk mendapat pendidikan di negeri ini karna pendidikan itu gak menilai dari kaya atau miskin, tapi justru pendidikan harus jadi gerbang nomor satu untuk membuat anak-anak Indonesia berkilau di mata dunia.

Dalam adegan

tersebut, ibu Tari yang sedang berbicara dengan ibu Deborah dan pak Tio di sebuah ruangan. Ibu Tari membicarakan tentang pendidikan anak-anak di daerah terpinggir di negeri ini. Dalam adegan tersebut, Ibu Tari berpendapat bahwa semua anak mempunyai hak yang sama untuk mendapat pendidikan di negeri ini karna pendidikan itu gak menilai dari kaya atau miskin, sedangkan ibu Deborah dan pak Tio berpendapat bahwa kita itu harus realistis,

Dalam adegan

tersebut, ibu Tari mempunyai

pandangan bahwa

semua anak

mempunyai hak yang sama untuk mendapat pendidikan di negeri ini dan dalam pendapatnya ibu Deborah dan pak Tio mempunyai

pandangan bahwa pendapat ibu Tari merupakan hal yang benar tetapi ibu Deborah berpendapat juga bahwa ibu Tari harus realistis, bahwa pendidikan

memerlukan dana. Nilai humanisme dalam adegan tersebut

(25)

Ibu Deborah:

semua kata-kata kamu itu masuk di akal, dan tujuan kamu sangat mulia, tapi kita itu harus realistis, kita tidak bisa memulai apapun tanpa dana. Kita perlu dana.

Bapak Tio:

menurut saya, pendapat kalian berdua itu tidak ada yang salah. Tapi disaat sekarang ini saya kira pendapat Debby itu lebih baik untuk kemajuan kita bersama.

Ibu Tari Hayat:

saya rasa, saya udah gak sejalan sama kalian berdua. Saya akan pergi, untuk mendidik anak-anak yang tertinggal diseluruh negeri ini

kita tidak bisa memulai apapun tanpa dana. Dalam gambar pertama dan kedua teknik kamera yang digunakan adalah medium shoot.

ialah pandangan ibu tari yang merupakan nilai egaliter yaitu kesetaraan hak dan kewajiban bagi setiap orang.

Tanda (sign) 1st Qualisign:

Raut wajah ibu Tari dan ibu

1st Icon:

Ibu Tari Hayat

1st Rhema:

(26)

Deborah yang mengkerutkan

wajahnya menandakan

perbedaan pendapat diantara mereka soal pendidikan anak di Indonesia.

merupakan icon seorang guru yang lebih mementingkan kemajuan pendidikan semua anak-anak bangsa sedangkan ibu Deborah dan pak Tio merupakan icon seorang guru yang lebih realistis.

memandang bahwa pendapat ibu Tari yang mengatakan semua anak di negeri ini berhak menerima pendidikan adalah benar tetapi disisi lain, dengan realitas yang ada, hal itu juga membutuhkan dana dan tidak bisa memulai tanpa dana. 2nd Sinsign:

Ibu Tari yang mengatakan bahwa dia merasa sudah tidak sejalan dengan ibu Deborah dan pak Tio dalam menilai pendidikan anak bangsa di negeri ini merupakan penanda dari perasaannya.

2nd Indeks:

Kebutuhan dana dalam pendidikan dan hak setiap anak bangsa memperoleh pendidikan merupakan indeks dari perbedaan pendapat antara ibu Tari dengan Pak Tio dan ibu Deborah.

2nd Disen: Pernyataan ibu Deborah yang menyatakan dalam memberikan pendidikan

dibutuhkan dana yang tidak sedikit, hal tersebut menandakan

bahwa pada

(27)

ilmu pendidikan membutuhkan dana. 3rd Legisign

Pernyataan ibu Deborah mngingatkan pada tidak meratanya pendidikan di negeri ini, pendidikan yang cenderung lebih memihak pada orang yang mempunyai dana yang cukup saja.

3rd Simbol:

Pernyataan ibu Tari, ibu Deborah dan pak Tio menandakan bahwa pendidikan di negeri ini, belum merata. Pendidikan justru lebih memihak kepada siapa saja yang hanya mempunyai uang. Anak-anak dipelosok negeri pun sulit untuk menerima haknya dalam dunia pendidikan.

3rd Argument:

Pernyataan semua anak mempunyai hak yang sama untuk mendapat pendidikan di negeri ini dan dan untuk memulai hal itu juga membutuhkan dana.

Dalam sebuah percakapan tersebut, nilai humanisme yang terkandung adalah nilai egaliter yaitu kesetaraan hak dan kewajiban baik setiap orang. Hal itu terlihat dari pendapat ibu Tari yang menyatakan bahwa semua anak mempunyai hak yang sama untuk mendapat pendidikan di negeri ini, tidak memandang kaya atau miskin. Artinya setiap anak bangsa di negeri ini

(28)

dimana pun berada mempunyai hak untuk memperoleh pendidikan yang layak.

Adegan 6

Sign Object Interpretant

28:16 – 28:40 Shot 1

Shot 2

Shot 3

Dalam adegan

tersebut, terlihat pada malam hari Muslat (ayah Arief) sedang menggendong Arief

yang masih

menggunakan sarung dan memegang buku yang tertidur di teras saat sedang belajar dan memindahkannya ke tempat tidur. Dalam ketiga gambar tersebut diambil dengan long shoot dan pergerakan kamera gambar pertama dan kedua dengan pan

Dalam adegan

tersebut, terlihat ayah

Arief yang

menunjukan kasih sayangnya terhadap Arief yang tertidur di teras saat sedang

belajar, dan

menggendongnya ke tempat tidur. Nilai humanisme yang terkandung adalah halus yaitu lemah

lembut dalam

berperilaku. Perilaku lemah lembut yang ditunjukan ayah Arief merupakan bentuk

(29)

right dan gambar ketiga still.

kasih sayang ayah terhadap anaknya, yang tidak tega membiarkan anaknya tertidur di teras rumah.

Tanda (sign) 1st Qualisign:

Ayah Arief secara perlahan mengangkat Arief yang tertidur

diteras rumah dan

memindahkannya ketempat tidur menandakan perasaan sayangnya terhadap anaknya.

1st Icon:

Ayah Arief

merupakan ikon dari seorang ayah yang menunjukan kasih sayang terhadap anaknya dengan memindahkan

anaknya yang tertidur di teras rumah ke tempat yang lebih layak yaitu tempat tidur.

1st Rhema:

Ayah Arief yang menggenong Arief untuk dipindakan ketempat tidur, tidak

tega untuk

membangunkan Arief tetapi tidak tega juga untuk membiarkan Arief tertidur diteras rumah.

2nd Sinsign:

Perasaan sayang tersebut digambarkan dengan kepedulian

2nd Indeks:

Wujud kasih sayang seorang ayah terhadap

2nd Disen:

Arief yang tertidur di teras rumah dengan

(30)

ayah Arief terhadap Arief yang tertidur diteras rumah dan memindahkannya ke tempat tidur.

anaknya merupakan indeks dari ayah Arief yang memindahkan Arief ke tempat tidur.

memegang buku menandakan bahwa ia kelelahan saat sedang belajar.

3rd Legisign

Menggendong anak yang tertidur di teras rumah ke tempat tidur merupakan bentuk perilaku lemah lembut yang ditunjukkan, terlebih lagi sikap ayah terhadap anaknya sebagai bentuk kasih sayang.

3rd Simbol:

Orang yang lebih tua harus menyayangi yang lebih muda terlebih lagi sikap orang tua terhadap anak kandungnya yang merupakan wujud kasih sayang orang tua terhadap

anak. Tidak

membiarkan anak tertidur di teras rumah merupakan simbol kasih sayang orang tua terhadap anak.

3rd Argument:

Sosok Muslat sebagai ayah Arief terlihat sebagai seseorang yang keras tetapi disisi lain ia merupakan seorang ayah yang sangat menyayangi anaknya.

Dalam adegan tersebut, kehalusan bertingkah laku, lemah lembut yang ditunjukan ayah Arief merupakan nilai humanisme. Seoarang ayah yang

(31)

menunjukan kasih sayangnya terhadap anaknya, tidak tega membiarkan anaknya tertidur di teras rumah dan lantas menggendongnnya ke tempat tidur.

Adegan 7

Sign Object Interpretant

29:57 – 30:52 Shot 1 Shot 2 Shot 3 Shot 4 Dalam gambar

tersebut, siang hari di sekolah Arief membantu teman-teman sekolahnya untuk mengambil sebuah bola yang menyangkut di pohon dengan ilmu fisika yaitu dengan membuat sebuah roket yang diisi air dan di pompa dengan pompa angin, dan roket tersebut tepat mengenai bola yang menyangkut. Bu

Tari merekam

kejadian itu dan

Dalam adegan

tersebut, sikap Arief menunjukan sikap saling tolong menolong sesama manusia dengan ilmu yang dimilikinya. Sikap saling tolong menolong yang ditunjukan Arief sebagai sesama makhluk Tuhan ialah sikap manusiawi sebagai nilai humanisme. Sikap saling tolong menolong sudah ditanamkan sejak dini,

(32)

temen-teman Arief melihat aksi Arief tersebut. Dalam gambar pertama diambil dengan low angle sebagai point of view Arief dan teman-teman sekolahnya dan long shoot, gambar kedua dan ketiga diambil dengan teknik high angle sebagai point of view Arief, gambar kedua dengan extreme close up gambar ketiga dan keempat dengan long shoot dan gambar keempat dengan high angle dan pergerakan kamera keempatnya still.

sikap saling tolong menolong kepada sesama sebagai makhluk sosial yang saling membutuhkan.

(33)

1st Qualisign:

Matahari yang terik dan suasana sekolah yang ramai. Dengan aksi Arief dan teman-temannya untuk menurunkan bola yang menyangkut di atas pohon, menambah ketegangan dan penasaran hal yang akan dilakukan Arief dan teman-temannya.

1st Icon:

Roket air yang terbuat dari botol plastik yang diisi dengan air dan dihempaskan dengan

pompa angin

merupakan ikon dari ilmu fisika yang diaplikasikan secara lebih sederhana.

1st Rhema:

Wajah Arief dan teman-temannya yang penuh tanda tanya dengan roket air yang dibuat Arief akan keberhasilan untuk menurunkan bolanya tetapi juga keyakinan akan roket air yang tepat mengenai bola. 2nd Sinsign:

Arief terlihat sebagai seorang anak yang cerdas dalam bidang fisika yang senantiasa membantu orang lain dengan ilmu yang dimilikinya.

2nd Indeks:

Bola yang tersangkut di atas pohon merupakan indeks dari Arief membuat roket air dengan botol plastik yang berisi air dan dihempaskan dengan pompa angin.

2nd Disen:

Arief yang membuat roket air dengan botol plastik yang diisi dengan air dan dihempaskan dengan

pompa angin

menandakan ia yang mampu

mengaplikasikan ilmu fisika ke dalam hal yang lebih sederhana.

(34)

3rd Legisign:

Membantu orang lain ialah sikap manusiawi yang mendatangkan kebaikan. Orang akan merasa senang dengan bantuan yang diberikan dari orang lain.

3rd Simbol:

Sikap Arief tersebut menunjukkan sikap saling tolong menolong merupakan simbol sikap manusiawi sebagai sesama makhluk Tuhan. 3rd Argument:

Roket air yang dibuat Arief menandakan keberhasilan segala hal yang dapat dilakukannya dengan ilmu fisika, yang menjadikan ilmu tersebut menjadi lebih sederhana.

Sikap saling tolong menolong terhadap sesama yang membutuhkan sebagai makhluk sosial telah ditanamkan sejak dini. Manusia sebagai makhluk sosial selalu membutuhkan manusia lainnya untuk saling membantu. Sikap Arief menunjukan sikap saling tolong menolong sesama manusia dengan ilmu yang dimilikinya. Sikap saling tolong menolong yang ditunjukan Arief sebagai sesama makhluk Tuhan ialah sikap manusiawi sebagai nilai humanisme.

Adegan 8

Sign Object Interpretant

41:01 – 43:40 Shot 1

Dalam adegan

tersebut, ibu Tari dan

Dalam adegan

(35)

Shot 2

Pak Tio:

Tari, kamu ini luar biasa sekali. Kamu mau tinggal dipelosok seperti ini, hanya untuk mengajarkan kecintaan kepada sains, padahal kan kamu bisa bekerja dengan saya di tim. Ri, kamu sudah membuat keputusan yang sangat besar dihidupmu Ibu Tari:

Gak sebesar apa yang sudah kamu lakukan. Kamu pulang dari Amerika, ninggalin kerjaan yang enak di universitas sana cuma

pak Tio sedang membicarakan tentang perjuangan mereka untuk anak negeri yang rela berkorban meninggalkan apa

yang sudah

didapatnya untuk anak

bangsa dalam

membawa anak

bangsa Indonesia untuk dapat bersaing dengan anak manapun di dunia. Dalam adegan tersebut pak Tio yang memuji ibu Tari karna ia mau tinggal dipelosok daerah, hanya untuk mengajarkan

kecintaan kepada sains dan ibu Tari yang juga memuji pak

Tari dan pak Tio yang rela berkorban meninggalkan apa yang telah didapatnya untuk mengangkat derajat anak-anak bangsa diseluruh pelosok negeri untuk mampu bersaing dengan anak manapun di dunia dalam bidang sains. Sikap rela berkorban merupakan nilai humanisme. Sikap pak Tio dan ibu Tari merupakan

bentuk sikap

kecintaan terhadap tanah airnya untuk bisa lebih maju dan bersaing dengan bangsa lain melalui anak-anak penerus

(36)

untuk membimbing anak-anak Indonesia supaya lebih mencintai sains dan mampu bersaing dengan anak manapun di dunia. Pak Tio: ah kamu ni ri, tapi ri, buat saya kamu lebih hebat. Ibu Tari: aku.. aku terinspirasi. Aku Cuma melakukan apa yang bisa aku lakukan, meskipun gak sehebat kamu sih

Pak Tio: ri, kita berdua kan sama. Berusaha menjadi berarti bagi orang banyak. Seperti kata Enstein.

Pak Tio & ibu Tari: tanpa perenungan yang mendalampun, dari kehidupan sehari-hari kita tau, kalo seseorang itu ada untuk orang-orang lain.

Tio karna ia rela pulang dari Amerika dan ninggalin kerjaan yang enak di universitas sana cuma untuk membimbing anak-anak Indonesia

supaya lebih

mencintai sains dan mampu bersaing dengan anak manapun di dunia. Dalam gambar pertama dan kedua diambil dengan medium shoot dan pergerakan kamera keduanya still.

bangsa.

Tanda (sign) 1st Qualisign:

Pernyataan pak Tio terhadap ibu Tari dan pernyataan ibu Tari

1st Icon:

Pengorbanan ibu Tari dan Pak Tio yang

1st Rhema:

Pak Tio dan ibu Tari dapat saja memilih

(37)

terhadap pak Tio menandakan perasaan bangga dan salut satu sama lain karna pengorbanannya terhadap negeri.

meninggalkan apa yang mereka sudah dapat demi anak-anak di negeri ini merupakan ikon dari

Enstein yang

mengatakan bahwa “tanpa perenungan yang mendalampun, dari kehidupan sehari-hari kita tau, kalo seseorang itu ada untuk orang-orang lain”.

kehidupannya yang lebih baik dan tidak meninggalkan apa yang mereka telah dapatkan tetapi karn kecintaannya akan sains dan anak negeri,

mereka rela

meninggalkan semua

yang sudah

didapatnya.

2nd Sinsign:

Ibu Tari yang rela tinggal dipelosok untuk mengajarkan kecintaannya pada sains dan pak Tio yang pulang ke Indonesia dan meninggalkan pekerjaan yang baik di universitas terbaik di Amerika menandakan pengorbanan mereka terhadap

2nd Indeks:

Masih kurangnya pendidikan di negeri ini terutama di daerah pelosok merupakan

indeks dari

pengorbanan dalam kesadaran dan kecintaannya pak Tio

2nd Disen:

Sebelum pak Tio menjadi guru fisika di

Jakarta dan mempersiapkan siswa-siswa Indonesia dalam menuju panggung fisika dunia, ia telah

(38)

pendidikan di negeri ini. dan ibu Tari terhadap kemajuan bangsa.

mendapatkan

pekerjaan yang baik di universitas terbaik Amerika sedangkan ibu Tari yang memilih pergi kepolosok

daerah untuk

mendidik anak pelosok daerah, ia juga dapat saja idup lebih baik di Jakarta membantu pak Tio mempersiapkan anak-anak yang akan berlomba di panggung fisika dunia.

3rd Legisign

Seperti kata Einstein bahwa “seseorang itu ada, untuk orang lain” bahwa manusia merupakan makhluk sosial yang saling membantu satu sama lain seperti yang dilakukan pak Tio dan ibu

3rd Simbol:

Pengorbanan yang dilakukan pak Tio dan ibu Tari merupakan simbol kecintannya terhadap negerinya untuk menjadikan

3rd Argument:

Dalam pandangan pak Tio yang menilai ibu Tari luar biasa sekali karena mau tinggal dipelosok seperti ini,

(39)

Tari. negerinya menjadi lebih baik melalui anak-anak penerus bangsa sehingga dapat bersaing dengan bangsa manapun di dunia.

mengajarkan

kecintaan kepada sains, dan pandangan ibu Tari yang menilai pak Tio lebih luar biasa karena ia pulang dari Amerika, ninggalin kerjaan yang bagus di universitas sana cuma untuk membimbing anak-anak Indonesia

supaya lebih

mencintai sains dan mampu bersaing dengan anak manapun di dunia.

Dalam percakapan tersebut, nilai humanisme yang terkandung adalah rela berkorban, sikap ibu Tari dan pak Tio yang rela berkorban menunjukan sikap kecintaan terhadap tanah airnya untuk bisa lebih maju dan bersaing dengan bangsa lain melalui anak-anak penerus bangsa. Mereka meninggalkan semua yang berharga yang mereka dapatkan untuk mengajarkan kecintaan terhadap

(40)

sains kepada anak-anak bangsa dan untuk mampu bersaing dengan anak manapun di dunia.

Adegan 9

Sign Object Interpretant

47:00 – 49.00 Shot 1

Shot 2

Shot 3

Ayah Arief: jangan lupa solat yah

Arief: iya pak

Dalam gambar

tersebut, siang hari Ayah Arief menemui Arief yang akan pergi ke Jakarta untuk mengikuti seleksi kompetisi olimpiade dunia. Ayah Arief mengejar mobil pak Tio menggunakan truknya. Saat bertemu di depan masjid, ayah Arief dan Arief turun dari mobil, ayah Arief langsung memeluk

Arief untuk

berpamitan dan memberikan pesan

Dalam adegan

tersebut, sikap ayah Arief menunjukan kasih sayangnya kepada Arief yang akan pergi jauh ke Jakarta dengan memeluknya. Sikap tersebut merupakan nilai humanisme yang halus yaitu lemah

lembut dalam

berperilaku. Perilaku lemah lembut yang ditunjukan ayah Arief merupakan bentuk kasih sayang ayah terhadap anaknya,

(41)

Ayah Arief: supaya Gusti Allah kasih apa yang kamu mau. Semoga kamu dapat yang kamu cari. Hati-hati. Kalau naik pesawat jangan keluar anggota badan sembarangan ya. Pergi pergi

Arief: Arief pergi dulu pak. Assalamualaikum

Ayah Arief: Waalaikumsalam Shot 4

Pak Tio : Terima Kasih Ayah Arief: sama-sama Pak Tio: ya, mari

Shot 5

untuk tidak lupa sholat, pak Tio yang juga turun dari mobil mengucapkan terima kasih kepada ayah Arief. Dalam gambar pertama diambil dengan long shoot. Dalam gambar kedua dan ketiga medium shoot dan gambar keempat diambil dengan long shoot

untuk untuk

memperlihatkan

suasana, dan

pergerakan kamera keduanya still.

yang akan pergi merantau mengikuti seleksi kompetisi fisika dunia. Dalam adegan tersebut pak Tio yang pergi bersama Arief juga mengucapkan terima kasih karena ayah Arief yang sudah mengijinkan Arief untuk pergi ke Jakarta mengikuti seleksi kompetisi fisika dunia. Sikap pak Tio tersebut merupakan sikap berbudaya karena sejak kecil kita selalu diajarkan untuk mengucapkan terima kasih kepada orang yang telah berjasa.

(42)

Tanda (sign) 1st Qualisign:

Tatapan mata ayah Arief yang tajam kepada Arief menandakan rasa sayangnya terhadap Arief yang hendak pergi jauh untuk mengikuti seleksi kejuaraan fisika dunia. 1st Icon: Berpamitan, memberi pesan dan mengucapkan “terima kasih” merupakan icon antara seseorang dengan orang lain yang hendak berpisah ketempat yang saling berjauhan.

1st Rhema:

Raut wajah ayah Arief yang mengkerut dan dengan nafas yang terengah-engah

menanadakan ia sedih dan tak ingin Arief pergi jauh tetapi ia harus tetap berpisah demi apa yang dicita-citakan dan diinginkan Arief.

2nd Sinsign:

Rasa sayang ayah Arief terhadap Arief ditunjukkan dengan memeluknya dan memberi pesan-pesan yang baik untuk tidak lupa beribadah dan berdoa serta memberikan barang yang akan sebagai tanda perpisahan.

2nd Indeks:

Tindakan ayah Arief

menemui dan

memeluk Arief disebabkan karna kasih sayang seorang ayah terhadap anaknya.

2nd Disen:

Sebuah masjid yang menjadi latar belakang dalam adegan tersebut menandakan bahwa jangan sampai lupa untuk beribadah dimanapun agar Tuhan kasih apa yang

(43)

diinginkan. 3rd Legisign

Memeluk anak yang akan pergi jauh untuk mengikuti seleksi kompetisi fisika dunia merupakan bentuk perilaku lemah lembut yang ditunjukkan, terlebih lagi sikap ayah terhadap anaknya sebagai bentuk kasih sayang.

3rd Simbol:

Orang yang lebih tua harus menyayangi yang lebih muda terlebih lagi sikap orang tua terhadap anak kandungnya yang merupakan wujud kasih sayang orang tua terhadap anak. Memeluk merupakan simbol kasih sayang oseseorang terhadap orang lain. 3rd Argument:

Pesan yang diberikan

ayah Arief

menandakan bahwa percaya kepada Tuhan untuk meminta agar diberikan apa yang kita mau dan selalu taat beribadah.

Dalam adegan tersebut, nilai humanisme yang terkandung adalah halus dan berbudaya. Kehalusan dalam bertingkah laku ditunjukkan ayah Arief yang menemui anaknya yang akan pergi ke Jakarta untuk mengikuti seleksi kompetisi fisika dunia, bentuk kasih sayang ayah Arief ditunjukan dengan memeluk Arief dan berpamitan. Nilai berbudaya juga ditunjukan oleh pak Tio dengan mengucapkan “terima kasih” kepada ayah Arief. Ucapan terima kasih

(44)

merupakan sikap berbudaya yang sudah sejak kecil kita selalu diajarkan untuk mengucapkan terima kasih kepada orang yang telah berjasa.

Adegan 10

Sign Object Interpretant

01 : 27 : 14 – 01:30:45 Shot 1 Shot 2 Shot 3 Shot 4 Dalam gambar tersebut, terlihat Arief dan anak-anak Indonesia lainnya menaiki panggung di sebuah ruangan untuk menerima medali olimpiade fisika dunia bersama pemenang dari negara lainnya. Arief menaiki panggung dengan membawa bendera merah-putih berukuran besar sedangkan anak-anak Indonesia Dalam adegan tersebut, Arief dan anak-anak Indonesia lainnya mampu bersaing dengan anak manapun di dunia dalam kompetisi fisika dunia, bahkan bisa memperoleh medali

emas. Nilai

humanisme yang terkandung adalah egaliter yaitu kesetaraan hak dan kewajiban. Bangsa Indonesia

(45)

Shot 5 lainya membawa bendera merah-putih berukuran lebih kecil. Arief menerima medali-nya dan mencium medali tersebut. Dalam gambar pertama hingga keempat diambil dengan long shoot dan kelima diambil dengan teknik extreme close up, dan pergerakan kamera gambar ketiga dan ke empat adalah pan right dan gambar kesatu, kedua dan kelima still.

yang sama dan nilai kesetaraan yang sama dengan bangsa lain melalui fisika. Bangsa Indonesia dapat bersaing dengan bangsa lain diseluruh dunia dan memenangkan kompetisi fisika dunia dengan negara lain di dunia.

Tanda (sign)

(46)

Raut wajah gembira anak-anak Indonesia dan senyum yang lebar, bendera yang di goyang-goyangkan serta Arief yang mencium medali emas yang diperolehnya dengan mata tertutup menandakan perasaan yang sangat gembira dan bahagia.

Anak-anak Indonesia yang membawa bendera merah-putih yang merupakan ikon negara Indonesia yang menandakan jati diri bangsa dalam kompetisi fisika dunia tersebut.

Ekspresi wajah Arief dan teman-temannya yang menandakan kesenangan dan kebahagiaan tetapi juga perasaan lega karna berhasil memperoleh medali.

2nd Sinsign:

Arief yang mencium medali yang didapatnya merupakan ungkapan dari rasa senang Arief yang mendapatkan medali dari ajang kompetisi fisika dunia.

2nd Indeks:

Arief dan anak-anak Indonesia yang berhasil

memperoleh medali merupakan akibat dari kerja keras mereka dalam belajar sebelum menuju dalam perlombaan fisika dunia. 2nd Disen: Background yang bertuliskan “XXI WORLD PHYSIC OLIMPIAD” menandakan bahwa event tersebut merupkana perlombaan fisika tingkat dunia, dan benderan yang berdiri menandakan berbagai negara

(47)

yang ikut serta dalam perlombaan tersebut.

3rd Legisign

Bendera merupakan lambang negara yang menandakan jati diri seseorang sebagai suatu bangsa, serta pakaian daerah yang dikenakan juga menandakan suku bangsa. Mengangkat bendera juga menandakan kebanggaan akan suatu bangsa. 3rd Simbol: Medali merupakan simbol kemenangan dari sebuah perlombaan, medali emas menandakan kemenangan untuk raingan tingkat pertama, medali perak untuk raihan tingkat kedua dan medali perunggu untuk raihan tingkat ketiga.

3rd Argument:

Keberhasilan Arief dan teman-temannya memperoleh medali dan mewakili bangsa Indonesia di pentas fisika dunia menandakan

keberhasilan bangsa Indonesia yang dapat bersaing dengan bangsa dunia dimanapun.

Dalam adegan tersebut, bangsa Indonesia berdiri berdampingan dengan bangsa lain di dunia dalam ajang kompetisi fisika dunia. Indonesia melalui Arief dan anak-anak Indonesia lainnya mampu meraih medali dan mengharumkan nama Indonesia. Nilai humanisme yang terkandung adalah

(48)

egaliter yaitu kesetaraan hak dan kewajiban. Bangsa Indonesia mempunyai hak yang sama dan nilai kesetaraan yang sama dengan bangsa la

4. 3 Pembahasan

No. Elemen Humanisme Adegan (Scene) Makna

1. Manusiawi Adegan 2 dan 7 Manusiawi merupakan sikap yang menghargai manusia sebagai makhluk Tuhan. Dalam adegan 2 dan 7 yang menandakan nilai manusiawi terlihat oleh cast yang memerankan Arief yang menolong orang lain yang sedang dalam kesusahan untuk meringankan beban yang sedang mereka hadapi. Sikap saling tolong menolong merupakan siakp yang saling

menghargai dan

memperlakukan manusia sesuai dengan nilai-nilai kemanusiaan.

(49)

perilaku yang dituntun oleh akal budi. Dalam adegan 1 dan 9 yang menandakan nilai berbudaya terlihat oleh cast yang memerankan Arief dan Pak Tio. Arief mencium tangan orang lebih tua dalam hal ini seorang guru, mencium tangan merupakan sikap berbudaya dalam menghormati orang lain yang lebih dewasa yang sudah diajarkan sejak dini. Dan mengucapkan “terima kasih” kepada orang lain yang juga sikap berbudaya yang mendatangkan kebaikan bagi diri sendiri dan orang lain.

3. Halus Adegan 1, 6 dan 9 Halus merupakan kehalusan dalam bertingkah laku, lemah lembut, sopan dan beradab. Dalam adegan 1, 6 dan 9 yang menandakan nilai halus terlihat

(50)

oleh cast yang memerankan Arief dan ayah Arief . menggendong dan memeluk yang dilakukan ayah Arief menunjukan sikap kehalusan dalam menunjukan kasih sayangnya terhadap Arief, serta sikap sopan santun Arief terhadap guru dengan mencium tangan.

4. Egaliter Adegan 4, 5, dan 10

Egaliter merupakan pandangan kesetaraan. Dalam adegan 4, 5 dan 10 yang menandakan nilai egaliter terlihat oleh cast yang memerankan ibu Tari Hayat, Arief dan siswa-siswi Indonesia. Serta terlihat dengan setting yaitu properti majalah yang digunakan. Menunjukan kesetaraan bangsa Indonesia yang dapat bersaing dengan bangsa lain di dunia melalui fisika.

(51)

5. Rela Berkorban Adegan 3 dan 8 Rela berkorban merupakan bersedia dengan ikhlas memberikan sesuatu kepada orang lain. Dalam adegan 3 dan 8 yang menandakan nilai rela berkorban terlihat oleh cast yang memerankan Arief dan ibu Tari Hayat. Menunjukan sikap Arief dan ibu Tari Hayat yang meninggalkan apa yang telah dimilikinya untuk orang lain atau mencari sesuatu untuk diberikan kepada orang lain yang dikasihi ataupun yang membutuhkan.

Penelitian dalam film berjudul “Semesta Mendukung” ini memfokuskan pada nilai humanisme yang terkandung dalam film tersebut, baik secara audio maupun visual. Penelitian ini dilakukan dengan semiotika Charles Sanders Pierce, dimana Pierce membagi tanda menjadi 3 elemen yaitu sign, object, interpretant yang dibagi beberapa lagi menjadi qualisign, sinsign, legisign, icon, indeks, simbol, rema disen, argumen.

(52)

Tanda atau sign adalah sesuatu yang dapat ditangkap panca indera manusia yang menjadi rujukan diluar tanda itu sendiri. Sedangkan object adalah konteks yang dirujuk oleh tanda, atau sebagai referensi dari tanda tersebut. Interpretant atau penafsiran adalah konsep pemikiran dari orang yang menggunakan tanda dan menurunkannya ke suatu makna tertentu. Maka, sebuah tanda atau sign mempunyai relasi triadik langsung dengan object dan interpretant-nya. Sebuah tanda yang dapat di tangkap panca indera kemudian tanda itu dirujuk ke dalam object dan dihasilkan maknanya kedalam interpretant.

Representamen (sign) yang penelitian ini adalah nilai-nilai humanisme. Humanisme selalu merujuk kepada kebaikan dalam kehidupan antar manusia. Humanisme memperlakukan manusia lain dengan memandang nilai dan martabat manusia itu sendiri dan mencita-citakan hidup yang lebih baik. Setiap manusia mempunyai potensi untuk ke arah yang lebih baik. Setelah dianalisis, bentuk nilai humanisme dalam film “Semesta Mendukung” dapat digambarkan melalui serangkaian kegiatan dalam adegan-adegan film “Semesta Mendukung”. maka ditemukan nilai-nilai humanisme yang tercermin dalam perilaku: (1). Manusiawi, terlihat pada adegan 2 dan 7 (2). Berbudaya, terlihat pada adegan 1 dan 9 (3). Halus, terlihat pada adegan 1, 6 dan 9 (4). Egaliter, terlihat pada adegan 4, 5, dan 10 (5). Rela berkorban, terlihat pada adegan 3 dan 8

Perilaku manusiawi digambarkan dengan Arief yang membantu ayahnya memperbaiki truk yang rusak, ayahnya yang harus beralih profesi

(53)

dari petani garam karna ladang garam diwilayahnya sedang panceklik menjadi supir truk serabutan untuk menghidupi kebutuhan sehari-hari. Arief yang merupakan anak tunggal, senantiasa membantu ayahnya dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Selain sekolah ia bekerja di karapan sapi dan di bengkel membantu ayahnya. Perilaku manusiawi dalam tolong menolong merupakan perilaku kebaikan antar umat manusia terlebih lagi dalam anggota keluarga yang terdapat ikatan batin. Perilaku manusiawi lainnya digambarkan dengan Arief yang membantu teman-teman sekolahnya untuk mengambil bola yang tersangkut di pohon di halaman sekolah dengan ilmu yang dimilikinya yaitu fisika. Arief membuat roket air dengan botol plastik yang diisi air dan di pompa dengan pompa angin dan diarahkan ke arah bola, sehingga botol tersebut terhempas dan menjatuhkan bola yang tersangkut tersebut.

Perilaku humanisme lainnya yaitu perilaku berbudaya digambarkan dengan perilaku Arief dan teman-teman sekolahnya yang mencium tangan ibu Tari Hayat sebagai seoarang guru. Mencium tangan orang yang lebih tua merupakan sikap berbudaya yang sudah ditanamkan sejak dini. Mecium tangan merupakan sikap yang ditunjukan untuk menghormati seseorang yang lebih tua. Perilaku berbudaya lainnya juga digambarkan dengan pak Tio yang mengucapkan “terima kasih” kepada ayah Arief yang sudah mengijinkan Arief untuk pergi ke Jakarta mengikuti seleksi kompetisi fisika dunia. Mengucapkan “terima kasih” kepada orang lain

(54)

merupakan sikap berbudaya yang diajarkan untuk menghargai sikap atau jasa orang lain.

Perilaku humanisme yaitu halus digambarkan dengan ayah Arief yang memeluk Arief yang hendak pergi jauh ke Jakarta untuk mengikuti seleksi kejuaraan dunia. Memeluk merupakan wujud kasih sayang dan sikap lemah lembut seseorang kepada orang yang dipeluknya. Kasih sayang merupakan perasaan dan sikap halus. Perilaku halus lainnya juga digambarkan dengan ayah Arief yang menggendong Arief yang tertidur di teras rumah dan membawanya ke tempat tidur. Perilaku halus ayah Arief yang tidak membiarkan Arief teridur di teras rumah juga merupaakn wujud kasih sayang dan sikap lemah lembut yang diperlihatkan ayah terhadap anaknya.

Perilaku humanisme lainnya yaitu egaliter digambarkan dengan artikel yang bertuliskan “siswa Indonesia menuju panggung fisika dunia”, bahwa anak-anak bangsa Indonesia dapat bersaing dan mempunyai hak yang sama untuk bersaing dengan bangsa lain salah satunya dalam bidang fisika. Selain itu, juga digambarkan dengan Arief bersama anak-anak Indonesia lainnya yang berdiri berdampingan dengan anak di dunia dalam kompetisi fisika dunia, dan memperoleh medali sebagai kemenangan dalam kompetisi tersebut.

Perilaku humanisme yang terakhir yaitu rela berkorban digambarkan dengan ibu Tari Hayat yang mau tinggal dipelosok daerah, hanya untuk

(55)

mengajarkan kecintaan kepada sains dan mendidik anak-anak yang tertinggal diseluruh negeri ini. Pak Tio yang juga rela pulang dari Amerika, ninggalin kerjaan yang nyaman di universitas sana cuma untuk membimbing anak-anak Indonesia supaya lebih mencintai sains dan mampu bersaing dengan anak manapun di dunia. Hal tersebut merupakan suatu pengorbanan yang dilakukan dengan meninggalkan apa yang telah diperoleh untuk kebaikan orang lain. Perilaku rela berkorban lainnya juga digambarkan dengan Arief yang bekerja mengumpulkan uang untuk mencari ibunya yang bekerja di luar negeri dan tidak pernah pulang dan memeberi kabar selama tujuh tahun. Hal tersebut merupakan sikap rasa sayang dan rindu anak terhadap ibunya

Perilaku-perilaku humanisme tersebut, menunjukkan aliran humanisme keagamaan dan humanisme sekuler karna pandangan-pandangan humanisme dalam film Semesta Mendukung terfokus pada martabat dan kebudiluhuran serta pandangan menganggap bahwa mereka merupakan jawaban atas perlunya sebuah filsafat umum yang tidak dibatasi perbedaan kebudayaan yang diakibatkan adat istiadat dan agama setempat. Perilaku-perilaku humanisme tersebut juga menunjukan Perilaku-perilaku manusia yang selalu merujuk dalam kebaikan baik untuk diri sendiri maupun orang lain. Perilaku tersebut juga dipengaruhi oleh kebudayaan yang berlaku dalam kehidupan masyarakat setempat. Dalam film “Semesta Mendukung” yang ber-setting di Sumenep, Madura, masyarakat Madura menganut nilai-nilai Islam dalam kehidupan mereka sehingga nilai-nilai Islam lah yang

(56)

menjadi budaya dalam berperilaku seperti menghormati terhadap yang lebih tua, menyayangi kepada yang lebih muda, saling tolong menolong, pantang menyerah dan lain sebagainya.

Seperti halnya mencium tangan orang tua merupakan sikap yang ditunjukkan dalam masyarakat sebagai tanda menghormati kepada orang tua. Dalam lingkungan sekolah murid diajarkan untuk menghormati guru, salah satunya dengan mencium tangan saat bertemu. Sejak dini anak juga selalu diajarkan untuk saling tolong menolong apalagi menolong orang tua dalam mencari nafkah untuk menghidupi kehidupannya. Mengucapkan “terima kasih” juga merupakan sikap yang diajarkan untuk mengucapkannya kepada orang yang telah berjasa. Seperti mengucapkan “terima kasih” pada orang yang sudah menolong kita. Memeluk, menggendong merupakan sentuhan fisik sebagai wujud kasih sayang seseorang terhadap orang lain. Kasih sayang orang tua terhadap anak selalu ditunjukkan dalam kondisi apapun.

Bangsa Indonesia selalu dipandang sebagai bangsa yang tidak mampu bersaing dengan bangsa maju didunia, padahal potensi yang dimiliki Indonesia sangatlah besar. Salah satunya adalah anak-anak bangsa yang mampu bersaing dengan anak-anak didunia dalam berbagai kompetisi olimpiade dunia. Hal tersebut menunjukan bahwa bangsa ini mampu dan memiliki kesetaraan dengan bangsa maju lainnya.

Gambar

Tabel 4. 1 Pemeran Utama
Gambar seorang pria  dewasa  dengan  beberapa  anak-anak  yang  memiliki  warna  kulit  dan  ras  yang  berbeda-beda,  ada  ras  papua,  betawi,  aceh,  dan  lainnya  merupakan  indeks  dari  berbagai

Referensi

Dokumen terkait

1sulan pertama, tidak membebankan overhead apapun pada aktiva yang dikonstruksi, didasarkan pada asumsi bahwa overhead terutama merupakan beban tetap, bahwa

non fisiknya seperti suara, animasi, video, gambar dll, namun yang terpenting disini bukanlah media pembelajarannya tetapi pesan yang akan dibawa oleh media

Instrumen tes tertulis dapat dikembangkan atau disiapkan dengan mengikuti langkah-langkah sebagai berikut (Kemendikbud, 2015). 1) Melakukan analisis KD sesuai dengan

Tugas dan fungsi Kecamatan Jejangkit secara umum telah dijabarkan pada Peraturan Daerah Kabupaten Barito Kuala Nomor 16 Tahun 2016 tentang Pembentukan Perangkat daerah Kabupaten

Manga dan komik Amerika, dan jika selama ini anak-anak dan remaja selalu disuguhi oleh komik-komik luar negeri dengan pesan budaya yang mereka bawa dari negara komik

Judul Tesis : PENGARUH KEPEMIMPINAN DAN MOTIVASI KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN MELALUI KEPUASAN KERJA KARYAWAN AKADEMI MANAJEMEN INFORMATIKA KOMPUTER MEDAN

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan hasil belajar biologi siswa kelas VII SMP Negeri 2 Bajeng Kabupaten Gowa pada pokok bahasan keanekaragaman