• Tidak ada hasil yang ditemukan

Resiko Kontinjensi pada Bank Umum di Ind (1)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Resiko Kontinjensi pada Bank Umum di Ind (1)"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

Judul : Resiko Kontijensi Pada Bank Umum di Indonesia Pada Tahun 2015 – 2016 Agleonard, Firsian

Universitas Trilogi

A. Latar Belakang

Bank Umum adalah Bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional dan atau berdasarkan prinsip syariah, yang dalam kegiatannya memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran. Menurut undang – undang No. 7 tahun 1992 tentang perbankan yang telah di ubah dengan undang – undang No. 10 tahun 1998, bank umum adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional dan atau berdasarkan prinsip syariah yang dalam kegiatannya memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran. Transaksi kontijensi belum mempengaruhi belum mempengaruhi posisi ada neraca dan laba rugi pada perusahaan. Kontinjensi sebenarnya dapat tidak diungkapkan dalam laporan keuangan apabla nilai transaksi kontinjensi tidak materil. Dalam kata lain tidak akan mmpengaruhi posisi keuangan secara keseluruhan.

Akan tetapi, transaksi kontinjensi banyak ditemukan dalam transaksi perbankan sehari-hari yang apabila dikumpulkan dalam satu periode menghasilkan nilai yang cukup atau bahkal sangat materil sehingga mempengaruhi posisi keuangan secara keseluruhan. Karena nilai yang sangat materil ini , Bank diwajibkan untuk melakukan pencatatan transaksi yang bersifat kontinjen ini.

B. Tujuan Pengertian

1. Mengetahui definisi resiko kontinjensi 2. Mengetahui resiko kontinjensi pada Bank

(2)

C. Literatur

1. Definisi resiko kontinjensi

Kontinjensi adalah suatu keadaan yang masih diliputi oleh ketidakpastian mengenai kemungkinan diperolehnya laba atau rugi oleh suatu perusahaan, yang baru akan terselesaikan dengan terjadi atau tidak terjadinya satu atau lebih peristiwa di masa yang akan datang.

2. Resiko kontinjensi pada bank umum

Resiko kontinjensi pada bank umum adalah suatu keadaan yang masih diliputi oleh ketidakpastian mengenai kemungkinan diperolehnya laba atau rugi oleh suatu bank umum, yang baru akan terselesaikan dengan terjadi atau tidak terjadinya satu atau lebih peristiwa dimasa yang akan datang. Transaksi yang bersifat kontinjensi (bersyarat) ini belum termasuk melakukan tagihan atau kewajiban rill saat ini, akan tetapi secara antisipatif kontinjensi tersebut akan menjadi kewajiban atau tidak sangat tergantung terjadi atau tidak terjadinya pristiwa yang berkaitan dengan kontinjensi ini dimasa yang akan datang

3. Jenis – jenis dan elemen kontinjensi pada bank umum

Kontinjensi bank terdiri dari kontijensi tagihan dan kontijensi kewajiban (tunggakan).: a. kontijensi tagihan terdiri dari :

Bank garansi yang diterbitkan oleh bank lain adalah semua bentuk garansi atau jaminan yang diterima oleh bank yang mengakibatkan tagihan kepada pihak bank pinjamin bila pihak yang dijamin melakukan ingkar janji atau wanprestasi di kemudian hari

(3)

Pendapatan Bunga dalam Penyelesaian dalam akuntansi perbangkan khususnya yang menyangkut pendapatan bunga dari aktiva produksi, bank akan menganut prinsip konservasi dalam arti sangat hati-hati.

b. kontinjensi kewajiban terdiri dari : i. Garansi yang diberikan

Bank garansi yang diberikan adalah semua bentuk garansi atau jaminan yang diberikan oleh bank yang mengakitbatkan pembayaran kepada pihak penerima jaminan apabila pihak yang dijamin oleh bank yang bersangkutan wanprestasi atau cidera janji.

ii. Surat Kredit Berdokumen Dalam Negeri (SKBDN) yang dapat dibatalkan (revocable L/C) dalam rangka perdagangan dalam negeri.

iii. Penjualan opsi valuta asing

Opsi jual (put option) adalah opsi yang memberikan hak kepada pemegang opsi untuk menjual valuta asing pada harga tertentu salama atau pada akhir masa opsi. Sebagai opsi, pemegang opsi jual tentu akan melakukan bila underlying assets pada akhir periode memiliki harga di bawah strike price.

Elemen – elemen dalan kontinjensi pada bank umum, yaitu : A. Tagihan Kontingensi

(4)

B. Kewajiban Kontinjensi 1. Garansi yang diberikan - Penerbitan Jaminan a. Bank Garansi b. Risk Sharing c. Standby L/C d. Bid Bonds e. Lainnya

- Akseptasi atau endosmen surat berharga - Lainnya

2. L/C yang revocable dan masih berjalan dalam rangka impor ekspor 3. Penjualan Opsi Valuta Asing

D. Rekomendasi pada bank tentang manajemen risiko

Praktik manajemen risiko di perbankan dapat menggunakan berbagai alternatif penilaian profil risiko. Standar Basel II menggunakan beberapa altenatif pendekatan macam-macam risiko dalam menghitung kebutuhan modal yang sesuai dengan profil risiko bank (Goyal, 2010). Mengadopsi Standar Basel II.

Penerapan manajemen risiko di samping sudah menjadi suatu kebutuhan bagi dunia perbankan dalam meningkatkan kinerja usaha bank, juga sudah merupakan keharusan menurut ketentuan Bank Indonesia dalam Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 5/2/DPNP/2003.

(5)

tidak mudah untuk dilakukan. Permasalahan yang muncul adalah bagaimana mengelola manajemen risiko pada bank agar fungsi intermediari perbankan tetap konsisten dan terpadu.

(6)

E. Daftar Pustaka

Kizman, Z & Shintabelle Restiyanita, M. The Validity of Capital Assets Pricing Model (CAPM) and Arbitrage Pricing Theory (APT) in predicting the Return of Stocksnin Indonesia Stock Exchange. American Journal of Economic, Finance and Management Vol. 1, No. 3, 2015, pp. 184 – 189

Ningtyas, Rahmawanti, 2013. Akuntansi Komitmen dan Kontinjensi Bank ;

https://dee-belajar.blogspot.co.id/2013/05/membuat-daftar-pustaka-dari-internet.html. Diakses pada tanggal 9 Desember 2017

Widyaningsih, Mimin, Akuntansi Kontinjensi ;

http://file.upi.edu/Direktori/FPEB/PRODI.AKUNTANSI/197907022005012-MIMIN_WIDANINGSIH/AKUNTANSI_KONTINJENSI.pdf. Diakses pada tanggal 9 Desember 2017

Wordpress, 2015. Manajemen Risiko pada Bank ;

Referensi

Dokumen terkait

Kemudian pada akhir tahun 2018 pertumbuhan laba bersih pada bank umum syariah mencapai 10,37% jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya sementara pertumbuhan laba bersih pada bank

Salah satu resiko usaha yang dihadapi Bank perkreditan Rakyat adalah Resiko kredit atau credit risk yaitu risiko yang timbul dalam hal debitur gagal memenuhi

1) Bank Garasi yang diterbitkan oleh bank lain adalah semua bentuk garasi atau jaminan yang diterima oleh Bank yang akan mengakibatkan tagihan kepada pihak bank

Dengan semakin tingginya modal yang dimiliki oleh bank umum syariah maka akan semakin baik pula kemampuan perbankan dalam menanggung resiko atas asset produktifnya sehingga

Dengan kata lain bahwa hubungan antara bank dan nasabah penyimpan dana bukan sekedar hubungan kontraktual biasa antara debitur dan kreditur yang diliputi oleh asas-asas

Risiko Kredit yang diproksikan oleh rasio Pembiayaan Bagi Hasil berpengaruh positif signifikan terhadap pembiayaan Murabahah Bank Umum Syariah di Indonesia periode

Perbedaan tingkat konservatisme pada Bank Umum Syariah dan Bank Umum Konvensional dinilai wajar karena prinsip konservatisme akuntansi pada dasarnya merupakan suatu

KAJIAN PENGARUH PENYALURAN DANA TERHADAP FALAH LABA PADA BANK UMUM SYARIAH (STUDI PADA BANK UMUM SYARIAH DI INDONESIA)..