• Tidak ada hasil yang ditemukan

JOKOWI MENTERI DAN KOMUNIKASI LINTAS BUD

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "JOKOWI MENTERI DAN KOMUNIKASI LINTAS BUD"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

JOKOWI, MENTERI DAN KOMUNIKASI LINTAS BUDAYA

(Hubungan Presiden dan Menteri dalam Perspektif Komunikasi Lintas Budaya)

Beberapa waktu lalu, tepatnya Minggu, 26 Oktober 2014 presiden Joko Widodo resmi mengumumkan nama-nama menteri dalam susunan kabinet pemerintahannya. Terdapat 34 kementerian dengan 3 menteri koordinator dan dua orang wakil menteri yakni Wamen Luar Negeri dan Wamen Keuangan, dalam kabinet bernama Kabinet Kerja. Dalam 34 kementrian ini terdapat 16 kementerian yang diisi oleh kalangan partai dan juga 18 kementeriian berasal dari kalangan profesional. Walaupun terdapat perbedaan tipis antara kementerian yang diisi oleh kalangan parpol dan juga kalangan profesional, namun dari mereka yang berasal dari parpol juga mewakili profesional partai dan tidak memiliki jabatan dalam partai namun dinilai memiliki kapasitas dalam kementerian yang dijabat.

Dalam kabinet kerja Joko Widodo, terdapat 8 posisi kementerian yang diisi oleh perempuan, antara lain; Menko Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan dijabat oleh Puan Maharani, Menteri Kelautan dan Perikanan dijabat oleh Susi Pudjiastuti, Menteri Luar Negeri dijabat oleh Retno Lestari Priansari Marsudi, Menteri BUMN dijabat oleh Rini M Soemarno, Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan dijabat oleh Siti Nurbaya Bakar, Menteri Kesehatan dijabat oleh Nila F Moeloek, Menteri Sosial dijabat oleh Khofifah Indar Parawansa dan Yohanes Yambise dalam kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak. Penempatan 8 perempuan dalam kabinet kerja Jokowi perlu mendapat apresiasi tersendiri, ditengah-tengah gencarnya isue gender dalam memperoleh kesetaraan hak-hak yang sama dengan laki-laki dalam menempati posisi pemerintahan, jokowi melakukan terobosan yang mengarah kepada kebaikan, walaupun sebagai percobaan trial and error.

(2)

Dengan penempatan menteri dari beragam daerah yang dilakukan, Jokowi menunjukkan kesesuaian penggunaan hak preogratif-nya dengan semboyan bangsa indonesia yakni Bhinneka Tunggal Ika, dengan beragamnya budaya yang dirangkul oleh Jokowi ini menimbulkan adanya jarak yang dapat dinilai mempersusah komunikasi Jokowi dengan menterinya yang bertindak sebagi kepanjangan tangan presiden. Terlebih dipertegas sendiri oleh presiden bahwa yang ada hanyalah visi dan misi presiden, bukanlah visi dan misi menteri. Budaya sebagai penghambat komunikasi ini bukanlah tanpa alasan ketika mengingat “ Different Culture, Different Way ”

Dalam Konteks Komunikasi lintas budaya, Sesuai dengan konsep mengenai “Perhimpitan kepentingan-kepentingan” (overlapping of interests) maka persamaan merupakan semacam kerangka dalam komunikasi yang terjadi. Agar pihak-pihak yang terlibat dalam proses komunikasi dapat saling memahaminya dan karenanya berkomunikasi dengan efektif, mereka harus memiliki sesuatu yang kurang lebih sama dengan latar belakang dan pengalaman.

Istilah yang biasa digunakan untuk menggambarkan keadaan yang sama antara pihak-pihak pelaku komunikasi ini adalah homofili. Homofili adalah derajat persamaan dalam beberapa hal tertentu, klasifikasi yang ada, antara lain (1) Homofili dalam penampilan, (2) Homofili dalam latar belakang, (3) Homofili dalam sikap, (4) Homofili dalam nilai, (5) Homofili dalam kepribadian. Untuk menghasilakan komunikasi yang baik dari persamaan ini maka yang diperlukan adalah memperluas persamaan nilai (persepsi) antara presiden dan para menteri.

(3)

Sejalan dengan pemikiran tersebut, dapat juga dikemukakan suatu konsep tentang “equifinality” dalam teori “sistem” yang menyatakan bahwa dalam suatu sistem tertentu manapun akan dapat dicapai tujuan yang sama, walaupun telah dipergunakan titik tolak dan proses-proses yang berbeda. Demikian pula dalam hubungan antar manusia, suatu gagasan yang tidak jauh berbeda menyebutkan bahwa dua orang akan bertindak sama, meskipun mereka telah menerima atau mengalami stimuli yang sangat berbeda. Derajat perbedaan para menteri dapat dikategorikan pada perbedaan yang tidak terlalu jauh (optimal heterofili) karena setidaknya mereka dalam tingkat pendidikan, status sosial, status ekonomi, kepribadian, sikap yang relatif sama. sehingga toleransi terhadap perbedaan ini dimungkinkan, Komunikasi heterofili dalam pemerintah diperlukan agar tercipta inovasi yang beragam bukan inovasi yang akan sama saja apabila komunikasi berlangsung secara homofili.

Maka bila perbedaan-perbedaan disadari atau diakui potensi pengaruhnya terhadap komunikasi, masalahnya kemudian mungkin terletak pada cara-cara, strategi atau teknik komunikasi yang dipakai, sehingga komunikasi lebih efektif.

Strategi pada hakekatnya adalah perencanaan (planning) dan manajemen untuk mencapai suatu tujuan. Tetapi untuk mencapai tujuan tersebut, strategi tidak berfungsi sebagai peta jalan yang menunjukkan arah saja, melainkan harus menunjukkan bagaimana taktik operasionalnya. Suatu strategi juga merupakan keseluruhan keputusan kondisional tentang tindakan yang akan dijalankan guna mencapai tujuan. Jadi dalam merumuskan strategi komunikasi, selain diperlukan perumusan tujuan yang jelas, juga terutama memperhitungkan kondisi dan situasi komunikan.

(4)

menterinya. (4) penyampaian pesan menggunakan metode yang sesuai yaitu dapat melaui metode redundancy (repetition / di ulang-ulang) atau canalizing (mendalam).

Perencanaan komunikasi berkaitan dengan strategi-strategi yang dipilih, sumber, pembuatan pesan, penyebaran, penerimaan, dan umpan balik. Dalam penerapan perencanaan selalu membutuhan tahapan sehingga dapat mencapai sasaran yang dituju. Berikut ini tahapan-tahapan perencanaan komunikasi yang dapat dilakukan oleh presiden dalam berkomunikasi kepada para menterinya :

1. Memroses komunikator yakni presiden menjadi orang yang memiliki kredibelitas. Seorang komunikator yang kredibel harus memiliki beberapa ciri yaitu memiliki energi tinggi dan toleransi terhadap tekanan, rasa percaya diri, kendali internal, kestabilan dan kematangan emosional, integritas pribadi, motivasi kekuasaan dan orientasi kepada keberhasilan.

2. Penyusunan pesan (isi pesan), harus menggunakan etika yang sesuai dengan norma-norma yang dimiliki oleh menteri yang berbeda.

3. Menggunakan media/saluran yang tepat dalam penyampaian pesan. 4. Frekuensi harus sesuai dengan intensitas yang diharapkan.

5. Memilih Waktu, tempat, dan penemuan cara yang terbaik serta lokasi yang tepat.

Selanjutnya pada tingkat pelaksanaan, harus memperhatikan/mengimbangi dengan prinsip-prinsip perencanaan di antaranya :

1. Prinsip keselarasan (compatible), yaitu prinsip yang diharapkan dimana dapat menciptakan dan memelihara kesesuaian/keselarasan dengan program-program lainya.

2. Prinsip kesesuaian dengan kebutuhan (need), prinsip yang didasarkan pada tahapan kebutuhan seperti, faktor biologis, sosiologis dan psikologis.

(5)

4. Prinsip keberhasilan, prinsip yang menggunakan indikator yang terukur, bertujuan mengembangkan sikap, pengetahuan serta kemampuan komunikan dalam hal ini para menteri.

Referensi

Dokumen terkait

Dalam pengelolaan laboratorium telah disinggung syarat mutu laboratorium yang dapat disinkronisasikan dengan penerapan K3 seperti mengenai tata letak laboratorium,

Apabila timbul kasus AI di daerah bebas/terancam dan telah didiagnosa secara klinis, patologi anatomis, dan epidemiologi serta dikonfirmasi secara laboratoris, maka

Menurut penulis berdasarkan hasil wawancara diatas, penulis sependapat bahwasanya faktor penyebab tindak pidana pembunuhan yang dilakukan oleh anak terhadap anak

Bila harga barang naik, maka jumlah uang yang saya belanjakan untuk barang tersebut tidak berubah maka elastisitas harga dan permintaan saya akan barang tersebut

1.3. Menganjurkan anggota keluaraga yang menderita DM untuk melaksanakan diet yang tepat supaya tidak terjadi nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh. 2.1.Setiap penderita diabetes

Klasifikasi tersebut juga mengacu pada banyaknya beserta klasifikasi titik tetap (fixed point) dari suatu transformasi M嬰bius. Berdasarkan hal tersebut pada kajian

Tujuan penelitian: (1) mengetahui keberhasilan kebuntingan sapi PO betina akseptor yang diinseminasi dengan sexed sperm hasil sentrifugasi menggunakan albumen column dan

Perkembangan bangsa kambing di dunia mengarah kepada tiga produk utama yaitu daging, susu dan bulu (mohair). Di Indonesia, daging kambing dihasilkan terutama oleh jenis kambing