• Tidak ada hasil yang ditemukan

Makalah Kapita Selekta Hukum Administras (1)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Makalah Kapita Selekta Hukum Administras (1)"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

MAKALAH KAPITA SELEKTA HUKUM ADMINISTRASI NEGARA SANKSI ADMINISTRASI DALAM PENERAPAN IZIN LINGKUNGAN Disusun guna memenuhi tugas mata kuliah Kapita Selekta Hukum Administrasi Negara

Disusun oleh :

Winda Saputri 8111415061

Rombel 005

FAKULTAS HUKUM

(2)

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena rahmat dan anugerah serta karunia-Nya penulis dapat penyelesaikan Makalah Kapita Selekta Hukum Administrasi Negara yang memiliki judul “Penerapan Sanksi Administrasi Hukum Lingkungan dan Pertambangan”, sehingga tanpa suatu halangan apapun makalah ini telah selesai sesuai dengan yang penulis harapkan.

Pada dasarnya makalah ini dibuat guna memenuhi tugas pada mata kuliah Kapita Selexta Hukum Administrasi Negara. Dalam penyusunan makalah ini penulis telah berusaha semaksimal mungkin untuk membuat hasil pengamatannya dari buku-buku refrensi sesaui

kemampuan. Namun selayaknya manusia biasa, penulis tidak luput dari kesalahn dan kekhilafan baik dari segi teknik penulisan maupun tata bahasa. Meskipun demikian penulis berusaha sedapat mungkin menyelesaikan makalah ini, meskipun tersusun dengan sangat sederhana diharapkan dapat memberikan kesan dan dampak positif bagi para pembaca.

Demikian, semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi para pembaca pada umumnya. Penulis mengharapkan saran serta kritik dari berbagai pihak yang bersifat mambangun demi terciptanya perbaikan dalam makalah ini. Sehingga di harapkan dengan adanya saran serta kritik dari pembaca dapat menyempurnakan adanya kekurangan dalam penyusunan makalah ini.

Semarang, 10 Januari 2017

(3)

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Mewujudkan upaya penegakan hukum serta konsisten akan memberikan landasan yang kuat bagi terselenggaranya pembangunan baik dibidang ekonomi, politik, sosial budaya. Untuk mengatur hal-hal tersebut perlulah dibentuk peraturan serta penegakan hukumnya supaya tertata rapi dalam menyelenggarakan program-program yang sudah dilaksanakan atau akan dilaksanakan. Pengaturan penegakan hukum lingkungan melalui sanksi administrasi disebabkan penegakan hukum administrasi mempunyai fungsi sebagai instrumen pengendalian, pencegahan, dan penanggulangan perbuatan yang dilarang oleh

ketentuan-ketentuan lingkungan hidup. Melalui sanksi administasi dimaksudkan agar perbuatan pelanggaran itu dihentikan, sehingga sanksi administrasi merupakan instrument yuridis yang bersifat preventif dan represif non-yustisial untuk mengakhiri atau menghentikan pelanggaran ketentuan-ketentuan yang tercantum dalam persyaratan perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup, selain bersifat represif, sanksi administrasi juga mempunya sifat reparatoir, artinya memulihkan keadaan semula.

Berbeda dengan sanksi perdata maupun sanksi pidana, penerapan sanksi administrasi oleh pejabat administrasi dilakukan tanpa harus melalui proses pengadilan, sehingga penerapan sanksi administrasi relative lebih cepat dibandingkan dengan sanksi lainnya dalam upaya untuk menegakkan hukum lingkungan. Yang tak kalah pentingnya dari penerapan sanksi administrasi ini adalah terbuka ruang dan kesempatan untuk partisipasi masyarakat.

1.2. Rumusan Masalah

a. Jelaskan terkait dengan Pengertian Izin Lingkungan?

b. Bagaimana Penegakan Sanksi Administrasi pada pelanggar Izin Lingkungan? c. Apakah contoh kasus konkrit yang berhubungan dengan izin lingkungan ? 1.3. Tujuan Penulisan

a. Agar pembaca menegtahui defenisi umum izin lingkungan.

b. Memberikan pengetahuan yang lebih kepada pemabaca cara penegakan sanksi administrasi pada pelanggar izin lingkungan.

(4)

BAB II PEMBAHASAN A. Pengertian Izin Lingkungan

Izin lingkungan dijelaskan dalam Pasal 1 Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 2012 tentang Izin Lingkungan menyatakan bahwa “Izin Lingkungan adalah izin yang diberikan kepada oarang yang melakukan Usaha dan/atau Kegiatan yang wajib Amdal atau UKL-UPL dalam rangka perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup sebagai prasyarat memperoleh izin Usaha dan/atau Kegiatan. Dalam setiap usaha dan kegiatan yang bergerak dibidang lingkungan wajib baginya untuk memiliki

Amdal atau UKL-UPL wajib memiliki Izin Lingkungan. Dalam Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup didalamnya terdapat pembahasan mengenai sanksi bagi mereka-mereka yang melakukan usaha dibidang lingkungan namun sebelumnya belum memiliki izin lingkungan, dalam hubungannya dengan Undang-Undang ini, penegakan hukum dibidang lingkungan hidup dapat diklasifikasi kedalam 3 (tiga) kategori yaitu:

1. Penegakan hukum lingkungan dalam kaitannya dengan Hukum Administrasi/Tata Usaha Negara

2. Penegakan Hukum Lingkungan dalam kaitannya dengan Hukum Perdata. 3. Penegakan Hukum Lingkungan dalam kaitannya dengan Hukum Pidana.

B. Penegakan Sanksi Administrasi

Hukum merupakan institusi yang bertujuan mengantarkan manusia kepada kehidupan yang adil, dan membuat manusia bahagia1. Penegakan hukum administratif di bidang perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup didasarkan atas dua instrument penting, yaitu pengawasan dan penerapan sanksi administratif. Sudikno Mertokusumo memberi penemuan hukum sebagai proses pembentukan hukum oleh hakim atau aparat hukum lainnya yang ditugaskan untuk menerapkan peraturan umum pada peristiwa hukum konkret. Lebih lanjut dapat dikatakan bahwa penemuan hukum adalah proses konkretisasi atau individualisasi

1

(5)

peraturan hukum (das sollen) yang bersifat umum dengan mengingat akan peristiwa konkrit (das sein) tertentu2. Pengawasan dilakukan untuk mengetahui tingkat ketaatan penanggung jawab usaha dan/atau kegiatan terhadap:

a. Izin Lingkungan

Pelanggaran izin lingkungan adalah pelanggaran yang dilakukan oleh setiap orang karena:

1) tidak memiliki izin lingkungan; 2) tidak memiliki dokumen lingkungan;

3) tidak menaati ketentuan yang dipersyaratkan dalam izin lingkungan, termasuk tidak mengajukan permohonan untuk izin perlindungan dan

pengelolaan lingkungan hidup pada tahap operasional;

4) tidak menaati kewajiban dan/atau perintah sebagaimana tercantum dalam izin lingkungan;

5) tidak melakukan perubahan izin lingkungan ketika terjadi perubahan sesuai Pasal 50 Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 2012 tentang Izin Lingkungan;

6) tidak membuat dan menyerahkan laporan pelaksanaan terhadap pelaksanaan persyaratan dan kewajiban lingkungan hidup; dan/atau

7) tidak menyediakan dana jaminan.

b. Izin Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup

Izin perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup meliputi:

1) Izin pengelolaan limbah bahan berbahaya dan beracun, yang meliputi: 2) izin penyimpanan limbah B3;

3) izin pengumpulan limbah B3 4) izin pemanfaatan limbah B3; 5) izin pengolahan limbah B3; 6) izin penimbunan limbah B3;

Upaya penegakan sanski Administrasi oleh pemerintah secara konsisten sesuai dengan kewenangan yang ada akan berdampak bagi penegakan hukum terutama dalam rangka menjaga kelestarian fungsi lingkungan hidup. Penegakan sanksi administrasi merupakan hal terdepan dalam penegakan hukum lingkungan. Jika sanksi

2

(6)

administrasi dinilai tidak efektif barulah dipergunakan sarana sanksi pidana sebagai senjata pamungkas (ultimum remedium). Ini berarti bahwa kegiatan penegakan hukum pidana terhadap suatu tindak pidana lingkungan hidup baru dapat dimulai apabila aparat yang berwenang telah menjatuhkan sanksi administrasi dan telah menindak pelanggar dengan menjatuhkan suatu sanksi administrasi tesebut.

Dari sisi Hukum Administrasi Negara, kewenangan ini disebut dengan kewenagan atribusi (Atributive bevoeghdheid), yaitu kewenangan yang melekat pada badan-badan pemerintah yang diperoleh dari Undang-Undang. Sehingga badan-badan pemerintah tersebut dengan demikian memilii kewenangan untuk melaksanakan ketentuan Pasal 63 Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009. Sanksi administrasi

merupakan kewenangan Menteri, Gubernur dan Pemerintah Kabupaten/Kota. Hal ini seperti tercantum dalam pasal 76 Undang-Undang Nomor 32 tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup yang berbunyi :

“Menteri, gubernur atau bupati/walikota menerapka sangksi administrasi kepada penanggung jawab usaha dan/ataukegiatan jika dalam pengawasan ditemukan pelanggaran terhadap izin lingkungan”.

Sanksi administrasi yang dimaksud pada ayat 1 tersebut terdiri atas: 1). Teguran tertulis,

2). Paksaan pemerintah,

3), pembekuan izin lingkungan dan 4). Pencabutan izin lingkungan.

Lebih lanjut dalam pasal 77 diterangkan bahwa :

“Menteri dapat menerapkan sanksi administrasi terhadap penanggung jawab usaha dan/atau kegiatan jika Pemerintah menganggap Pemerintah Daerah secara sengaja tidak menerapkan sanksi administrasi terhadap pelanggaran yang serius dibidang perlindungan dan pengelolaan lingkungan”.

C. Kasus Terkait Izin Lingkungan

Contoh kongkrit kasus lumpur Lapindo di Porong Jatim, dimana AMDAL terakhir baru dibuat sebelum izin lainnya atau izin IUP (Izin Usaha Pertambangan) yang ada di

(7)

mengganggu keseimbangan daya dukung dan daya tampung lingkungan. Kota Samarinda, sebagai kota tambang, sudah 63 IUP, dengan menguasai 72, 5 persen wilayah Kota Samarinda. Dari data 63 IUP, ada 8 IUP yang belum ada kejelasan izin lingkungan, dalam hal Amdal, UKL-UPL.

Era otonomi daerah, benar-benar dimanfaatkan untuk memaksimalkan potensi sumber daya alam, dalam hal ini kegiatan pertambangan oleh, pemerintah Kota Samarinda. sebanyak 63 IUP, dengan rincian 55 yang sudah IUP dan 8 masih statusnya KP. Dari 63 IUP yang ada aktif melakukan kegiatan pertambangan ada 48 IUP , 7-8 IUP belum jelas izin lingkungannya dan dari 63 itu ada,4 izin yang dikeluarkan pemerintah pusat dengan status PK2B.

Badan Lingkungan Hidup (BLH) Kota Samarinda, sebagai pejabat pengawas lingkungan hidup berwenang antara lain:

a. melakukan pemantauan; b. meminta keterangan;

c. membuat salinan dari dokumen dan/atau membuat catatan yang diperlukan; d. memasuki tempat tertentu;

e. memotret;

f. membuat rekaman audio visual; g. mengambil sampel;

h. memeriksa peralatan;

i. memeriksa instalasi dan/atau alat transportasi; dan/atau j. menghentikan pelanggaran tertentu.

Dalam paparanya BLH Kota Samarinda, dalam satu tahun ini, sudah melakukan 31 kali surat teguran kepada pemilik IUP di Kota Samarinda, 8 IUP yang dihentikan sementara, (PT Buana Rizki Armia, PT Graha Benua Etam, PT Panca Bara Sejahtera, CV Bismillahi Res Kaltim, CV Prima Coal Mining, CV Tunggal Firdaus, CV UtiaIlma Jaya, serta KOPTAM Bara Sumber Makmur) dan 2 IUP (Izin CV Prima Coal Mining maupun CV Bumi Batuah) dicabut. Dalam kontek penegakan hukum adminitrasi

(8)

kepada pejabat/instansi teknis yang bertanggungjawab di bidang perlindungan dan jawab di bidang perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup.

Sanksi Administratif yang diterapkan terhadap penanggung jawab usaha dan/atau kegiatan IUP Kota samarinda, juga sudah dilakukan dengan beberapa bentuk yang diatur dalam adminitrasi berupa:

a. teguran tertulis; b. paksaan pemerintah;

c. pembekuan izin lingkungan; atau d. pencabutan izin lingkungan.

Dengan demikian, apa yang sudah dilakukan BLH Kota Samarinda, dalam

(9)

BAB III

KESIMPULAN DAN SARAN

A. KESIMPULAN

Izin Lingkungan adalah izin yang diberikan kepada oarang yang melakukan Usaha dan/atau Kegiatan yang wajib Amdal atau UKL-UPL dalam rangka perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup sebagai prasyarat memperoleh izin Usaha dan/atau Kegiatan. izin lingkungan, dalam hubungannya dengan Undang-Undang ini, penegakan hukum dibidang lingkungan hidup salah satu diklasifikasi adalah Penegakan hukum lingkungan dalam kaitannya dengan Hukum

Administrasi/Tata Usaha Negara. Penegakan hukum administratif di bidang perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup didasarkan atas dua instrument penting, yaitu pengawasan dan penerapan sanksi administratif.

Sanksi administrasi merupakan kewenangan Menteri, Gubernur dan Pemerintah Kabupaten/Kota. Hal ini seperti tercantum dalam pasal 76 Undang-Undang Nomor 32 tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup. Sanksi Administratif yang diterapkan terhadap penanggung jawab usaha dan/atau kegiatan IUP Kota samarinda, juga sudah dilakukan dengan beberapa bentuk yang diatur dalam adminitrasi berupa: teguran tertulis, paksaan pemerintah, pembekuan izin lingkungan, atau pencabutan izin lingkungan.

B. SARAN

(10)

DAFTAR PUSTAKA

Azhar, 2003. Penegakan Hukum Lingkungan di Indonesia. Palembang. Universitas Sriwijaya.

Hadjon, Philipus. 1998. Pengantar Hukum Administrasi Indonesia. Yogyakarta: UGM Press. Martitah. 2013. Mahkamah Konstitusi Dari Negative Legislature ke Positive Legislature.

Jakarta: Konstitusi Press.

Siti Sundari Rangkuti. 2003. Instrumen Hukum Pengelolaan Lingkungan Hidup, Seminar Pemikiran Perubahan UU No. 23 Tahun 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup. Jakarta.

Peraturan Pemerintah Repiblik Indonesia Nomor 27 Tahun 2012 tentang Izin Lingkungan Peraturan.

Referensi

Dokumen terkait

Beberapa kekhawatiran keamanan bersama untuk e-Bisnis mencakup menjaga bisnis dan pelanggan informasi pribadi dan rahasia, keaslian data, dan integritas

Proses pengeluaran zat dari tubuh antara lain adalah ekskresi, sekresi dan defekasi. Alat Ekskresi adalah alat untuk mengeluarkan zat sisa atau sampah metabolism dari dalam

berkaitan dengan pembelajaran matematika. Kotak matematika ini menggunakan berbagai macam benda konkret yang dimasukkan dalam sembilan ruangan yang ada sehingga

Puji dan Syukur Penulis Panjatkan ke Hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat limpahan Rahmat dan Karunia-Nya sehingga penulis dapat menyusun Laporan Akhir PKM-P

Kesimpulan yang didapat dari hasil perancangan ini adalah algoritma bipartite matching dapat diterapkan pada permainan Sudoku.. Kata Kunci : Perancangan, Sudoku, Mobile

Peta kontur struktur merupakan peta yang menunjukkan kedalaman dari zona lapisan batuan yang sama, dibuat berdasarkan data – data yang diperoleh dari sumur pemboran eksplorasi,

Berdasarkan hasil analisis yang dilaku- kan dapat disimpulkan bahwa pembelajaran ber- basis website dalam pengaturan mesin listrik dapat memenuhi kebutuhan dasar dalam

Penelitian dibagi dalam empat tahap, (1) persiapan data dan peta dasar, (2) mengolah data harian menjadi data bulanan dari 142 stasiun hujan untuk mempelajari tipe hujan dan