• Tidak ada hasil yang ditemukan

Latar Belakang Melalui tulisan (1)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Latar Belakang Melalui tulisan (1)"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

Latar Belakang

Melalui tulisan, kita mengenal sejarah dan peradaban masa lalu, dan masa kini akan tetap dikenang oleh masa depan jika terekam dalam tulisan. Salah satu ragam tulisan adalah karya ilmiah. Di perguruan tinggi, menulis karya ilmiah menjadi kewajiban bagi setiap mahasiswa yang ingin menyelesaikan kuliahnya, sehingga dalam produksinya harus memenuhi berbagai ketentuan yang agar dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah. Karena itulah maka pengetahuan tentang teknik penulisan karya tulis ilmiah menjadi kebutuhan mendasar bagi setiap mahasiswa. Tulisan ringkas mengenai Tata Cara Penulisan Karya Ilmiah ini berupaya memberikan stimulus bagi mahasiswa untuk dapat mengembangkan potensinya dalam bidang penulisan karya ilmiah dengan memberikan gambaran singkat tentang teknik penyusunan karya tulis ilmiah.

2. Definisi Karya Ilmiah

Karya ilmiah atau tulisan ilmiah adalah karya seorang ilmuan yang ingin mengembangkan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni yang diperolehnya melalui kepustakaan, kumpulan pengalaman, penelitian dan pengetahuan orang lain

Brotowidjojo (1985:8-9) mengemukakan bahwa “karya ilmiah adalah karya ilmu pengetahuan yang menyajikan fakta dan ditulis menurut metodologi penulisan yang baik dan benar”. Dengan demikian, penggunaan metodologi yang benar menjadi salah satu unsur terpenting dalam penyusunan karya ilmiah (Bambang Dwiloka dan Rati Riana, 2005: 1-6).

Dalam literatur lain, disebutkan bahwa karya tulis ilmiah adalah serangkaian kegiatan penulisan yang didasarkan pada pengkajian atau penelitian ilmiah yang ditulis secara sistematis menggunakan bahasa prinsip-prinsip ilmiah. Atau ada juga yang menyatakan bahwa karya tulis ilmiah adalah karya tulis yang disusun berdasarkan kriteria ilmiah. (Maizuddin M. Nur, 2010).

3. Jenis Karya Ilmiah

Karya ilmiah mempunyai banyak jenis, tergantung pada penggunaannya. Ada yang berupa skripsi, tesis, disertasi, laporan penelitian (research report), artikel untuk dimuat di majalah ilmiah, jurnal atau makalah untuk diseminarkan.

Berdasarkan sifat dan jenis penalaran yang digunakan, makalah dibedakan menjadi tiga macam, yaitu makalah deduktif, makalah induktif dan makalah campuran. Makalah deduktif merupakan makalah yang penulisannya didasarkan pada kajian teoritis (pustaka) yang relevan dengan masalah yang dibahas. Makalah induktif adalah makalah yang disusun berdasarkan data empiris yang diperoleh dari lapangan yang relevan dengan masalah yang dibahas. Makalah campuran adalah makalah yang penulisannya didasarkan pada kajian teoretis digabungkan dengan data empiris yang relevan dengan masalah yang dibahas. Dalam pelaksanaannya, jenis makalah pertama merupakan jenis makalah yang paling banyak digunakan (Bambang Dwiloka dan Rati Riana, 2005: 97-98).

4. Kriteria Ilmiah

(2)

ilmiah, yaitu cara menerapkan prinsip-prinsip logis terhadap penemuan, pengesahan dan penjelasan tentang suatu kebenaran. Adapun kriteria metode ilmiah adalah :

1. Berdasarkan fakta (bukan kira-kira, khayalan, legenda) 2. Bebas dari prasangka (tidak subyektif)

3. Menggunakan prinsip-prinsip analisis (kausalitas & pemecahan masalah berdasarkan analisis yang logis)

4. Menggunakan hipotesis (sebagai pemandu jalan pikiran menuju pencapaian tujuan) 5. Menggunakan ukuran obyektif (bukan berdasarkan perasaan)

6. Menggunakan teknik kuantifikasi (nominal, rangking, rating)

Metode ilmiah juga memiliki beberapa karakteristik, yaitu :

Bersifat kritis, analistis, artinya metode menunjukkan adanya proses yang tepat untuk mengidentifikasi masalah dan menentukan metode untuk pemecahan masalah.

Bersifat logis, artinya dapat memberikan argumentasi ilmiah. Kesimpulan yang dibuat secara rasional berdasarkan buktibukti yang tersedia

Bersifat obyektif, artinya dapat dicontoh oleh ilmuwan lain dalam studi yang sama dengan kondisi yang sama pula.

Bersifat konseptual, artinya proses penelitian dijalankan dengan pengembangan konsep dan teori agar hasilnya dapat dipertanggungjawabkan.

Bersifat empiris, artinya metode yang dipakai didasarkan pada fakta di lapangan.

Sebuah karya tulis ilmiah yang disusun berdasarkan hasil penelitian, metode ilmiah digunakan dengan melalui beberapa tahapan, yaitu:

 Melakukan observasi, menetapkan masalah dan tujuan  Menyusun hipotesis

 Menyusun rencana penelitian

 Melaksanakan percobaan berdasarkan metode yang direncanakan  Melaksanakan pengamatan dan pengumpulan data

 Menganalisa dan menginterpretasikan data

 Merumuskan kesimpulan (teori) dan saran (Nur Khoiri, 2011)

5. Tahap Penyusunan Karya Ilmiah

Berikut ini akan dijelaskan tentang tahapan penyusunan karya ilmiah menurut Zaenal Arifin (2003) sebagaimana dikutip oleh Bambang Dwiloka dan Rati Riana (2005:9-24). Pada dasarnya, dalam penyusunan karya ilmiah terdapat lima tahap, yaitu :

a. Persiapan

1) Pemilihan Topik/Masalah

(3)

 Topik yang dipilih harus berada di sekitar kita, baik di sekitar pengalaman kita maupun di sekitar pengetahuan kita. Hindarilah topik yang jauh dari kita karena hal itu akan menyulitkan kita ketika menggarapnya.

 Topik yang dipilih harus topik yang paling menarik perhatian kita.

 Topik yang dipilih terpusat pada suatu segi lingkup yang sempit dan terbatas. Hindari pokok masalah yang menyeret kita kepada pengumpulan informasi yang beraneka ragam.

 Topik yang dipilih memiliki data dan fakta yang obyektif. Hindari topik yang bersifat subyektif, seperti kesenangan atau angan-angan kita.

 Topik yang dipilih harus kita ketahui prinsip-prinsip ilmiahnya, walaupun serba sedikit. Artinya topik yang dipilih itu janganlah terlalu baru bagi kita.

 Topik yang dipilih harus memiliki sumber acuan, memiliki bahan kepustakaan yang dapat memberikan informasi tentang pokok masalah yang hendak ditulis. Sember kepustakaan dapat berupa buku, majalah, jurnal, surat kabar, brosur, surat keputusan, situs web, atau undang-undang.

2) Pembatasan Topik dan Penentuan Judul

Jika topik sudah ditentukan dengan pasti sesuai dengan petunjuk-petunjuk, kita tinggal menguji sekali lagi; apakah topik itu betul-betul cukup sempit dan terbatas ataukah masih

terlalu umum dan mengambang.

Setelah pembatasan topik telah dipilih/ ditentukan maka penentuan judul karya ilmiah dapat dilakukan dengan membuat sebuah pertanyaan-pertanyaan masalah seperti apa, mengapa, bagaimana, di mana dan kapan atau yang lebih dikenal dengan 5w+1H. Tentu saja, tidak semua pertanyaan itu harus dijawab pada penentuan judul. Dalam sebuah judul, adakalanya dibatasi dengan memberi sub judul. Sub judul selain berfungsi membatasi judul juga berfungsi sebagai penjelas atau keterangan judul utama. Dalam hal seperti itu, antara judul utama dan sub judul harus dibubuhan tanda baca titik dua (:).

3) Pembuatan Kerangka Karya (outline)

Pada prinsipnya, penyusunan kerangka karangan karya adalah proses penggolongan dan penataan berbagai fakta, atau cara yang lebih mudah adalah mengumpulkan gagasan-gagasan pokok dari setiap BAB.

Paling sedikit sebuah karya ilmiah berisi tiga bab, yaitu pendahuluan, isi atau analisis, dan penutup. Jika isi atau analisis itu agak luas, kita dapat memecahnya menjadi dua atau lebih bab sehingga kaya ilmiah menjadi empat bab atau lebih.

b. Pengumpulan Data

1. Pencarian informasi/keterangan dari bahan bacaan, seperti buku, surat kabar dan majalah yang relevan dengan topik tulisan.

2. Pengumpulan keterangan dari pihak-pihak yang mengetahui masalah yang akan ditulis

3. Pengamatan langsung ke obyek yang akan diteliti

(4)

c. Pengonsepan

Penyusun menentukan data mana yang akan dibicarakan terlebih dahulu. Penyusun harus mengolah dan menganalisis data yang ada dengan teknik-teknik yang ditentukan. Misalnya, jika penelitian bersifat kuantitatif, data diolah dan dianalisis dengan teknik statistik. Selanjutnya, penyusun dapat mulai mengonsep karya ilmiah itu dengan urutan yang ditetapkan.

d. Pemeriksaan/Penyuntingan Konsep

Sebelum mengetik konsep, penyusun terlebih dahulu memeriksanya. Pemeriksaan konsep mencakup pemeriksaan isi karya dan cara penyajian karya, termasuk penyuntingan bahasa yang digunakan sesuai dengan EYD yang benar.

e. Penyajian/Pengetikan.

Dalam mengetik naskah, penyusun hendaklah memperhatikan segi kerapian dan kebersihan. Penyusun memperlihatkan tata letak unsur-unsur dalam karya ilmiah. Misalnya penyusun menata unsur-unsur yang tercantum dalam kulit luar, unsur-unsur dalam halaman judul, unsur-unsur dalam daftar isi, dan unsur-unsur dalam daftar pustaka.

6. Sistematika Karya Ilmiah

Deskripsi tentang sistematika penulisan makalah berikut ini dikutip dari buku “Teknik Menulis Karya Ilmiah”karya Bambang Dwiloka dan Rati Riana.

Dari segi jumlah halaman, dapat dibedakan antara makalah panjang dan makalah pendek. Makalah panjang adalah makalah yang jumlah halamannya lebih dari 20 halaman. Secara garis besar, makalah panjang terdiri dari atas tiga bagian; yaitu bagian awal, bagian inti dan bagian akhir.

Bagian Awal

 Halaman Sampul  Daftar Isi

 Daftar Tabel dan Gambar (jika ada)

Bagian Inti

 Pendahuluan

 Latar Belakang Penulisan Makalah  Masalah atau Topik Bahasan  Tujuan Penulisan Makalah  Teks Utama

 Penutup

Bagian Akhir

(5)

 Lampiran (jika ada)

Setiap bagian dari sistematika di atas dapat dijelaskan sebagai berikut :

- Halaman Sampul

Dicantumkan judul makalah, keperluan atau maksud ditulisnya makalah, nama penulis makalah dan tempat serta waktu penulisan makalah. Terkait dengan pembuatan judul makalah, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan :

1. Judul harus mencerminkan isi makalah atau mencerminkan topik yang diangkat. 2. Judul sebaiknya dinyatakan dalam bentuk frasa atau klausa, bukan dalam bentuk

kalimat. Itulah sebabnya judul makalah tidak diakhiri dengan tanda titik (.). 3. Judul makalah hendaknya singkat dan jelas, sebaiknya berkisar 5-15 buah kata.

4. Judul hendaknya menarik perhatian pembaca untuk mengetahui isinya. Namun, judul makalah harus tetap mencerinkan isi makalah.

- Daftar Isi

Daftar isi dipandang perlu jika panjang makalah lebih dari 20 halaman. Penulisan daftar isi dilakukan dengan ketentuan (1) judul bagian makalah ditulis dengan menggunakan huruf kecil (kecuali awal kata selain kata tugas), (2) penulisan judul bagian dan judul subbagian dilengkapi dengan nomor halaman tempat pemuatannya dalam makalah, dan (3) penulisan daftar isi dilakukan dengan menggunakan spasi tunggal dengan antarbagian dua spasi.

- Daftar Tabel dan Gambar

Identitas tabel dan gambar (yang berupa nomor dan nama) dituliskan secara lengap. Jika tabel dan gambar lebih dari satu buah, sebaiknya penulisan daftar tabel dan gambar dilakukan terpisah, tetapi jika hanya terdapat sebuah tabel atau gambar, sebaiknya daftar tabel atau gambar disatukan dengan daftar isi makalah.

- Bagian Inti

Ada tiga macam cara penulisan yang dapat dipakai dalam susunan bagian inti, yaitu :

1. Penulisan dengan menggunakan angka (Romawi dan atau Arab),

2. Penulisan dengan menggunakan angka yang dikombinasikan dengan abjad, dan 3. Penulisan tanpa menggunakan angka maupun abjad

- Pendahuluan

Penulisan bagian pendahuluan dapat dilakukan dengan cara seperti berikut :

1. Setiap unsur bagian pendahuluan ditonjolkan dan disajikan sebagai subbagian.

(6)

- Latar Belakang

Butir-butir yang sebaiknya ada dalam latar belakang adalah hal-hal yang melandasi perlunya ditulis makalah. tetapi juga bukan alasan yang bersifat pribadi. Yang pokok, bagian ini harus dapat mengantarkan pembaca pada masalah atau topik yang dibahas dalam makalah dan menunjukkan bahwa masalah atau topik tersebut memang perlu dibahas.

- Masalah atau Topik Bahasan

Beberapa pertimbangan dalam menentukan topik adalah :

1. Topik yang dipilih haruslah ada manfaatnya, baik dari segi praktis maupun segi teoritis dan layak untuk dibahas.

2. Topik yang dipilih hendaknya menarik dan sesuai dengan minat penulis.

3. Topik yang dipilih haruslah dikuasai, dalam arti tidak terlalu asing atau terlalu baru bagi penulis.

4. Bahan yang diperlukan sehubungan dengan topik tersebut memungkinkan untuk diperoleh

- Tujuan Penulisan Makalah

Makalah dimaksudkan bukan untuk memenuhi tugas yang diberikan oleh seseorang dan yang sejenis dengan itu, tetapi lebih mengarah pada apa yang ingin dicapai dengan penulisan makalah tersebut.

- Teks Utama

Bagian teks utama makalah berisi pembahasan topik-topik makalah. Isi bagian teks utama sangat bervariasi, tergantung topik yang dibahas dalam makalah. Jika dalam makalah dibahas tiga topik, ada tiga pembahasan dalam bagian teks utama.

Penulisan teks utama makalah dapat dilakukan setelah bahan penulisan makalah berhasil dikumpulkan. Bahan penulisan dapat berupa bahan yang bersifat teoritis (yang diperoleh dari buku teks, laporan penelitian, jurnal, majalah dan barang cetak lainnya) atau dapat juga dipadukan dengan bahan yang bersifat factual-empiris (yang terdapat dalam kehidupan nyata).

- Penutup

Bagian penutup berisi simpulan atau rangkuman pembahasan dan saran. Bagian ini menandakan berakhirnya makalah. Penulisan bagian penutup dapat dilakukan dengan menggunakan teknik berikut.

1. Penegasan kembali

2. Menarik simpulan dari apa yang telah dibahas pada teks utama makalah.

(7)

- Lampiran

7. Teknik Penulisan

Beberapa hal yang perlu dipahami tentang teknik penulisan adalah sebagai berikut :

 Penulisan karya ilmiah menggunakan Bahasa Indonesia yang baik dan benar mengacu pada Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia Yang Disempurnakan.

 Informasi disajikan dengan bahasa yang lugas, sederhana, tepat dan langsung pada persoalan yang dibicarakan;

 Penulisan istilah yang berasal dari bahasa asing dan daerah, dengan huruf miring  Tidak diperbolehkan menggunakan kata saya, aku, kami atau kita kecuali dalam kata

pengantar;

8. Bentuk dan Format Penulisan

Secara umum bentuk dan format penulisan karya ilmiah adalah sebagai berikut :

 Naskah diketik dengan jenis huruf standard (Times New Roman) dengan ukuran/font 12 dan line spacing 1,5

 Kertas yang dipergunakan untuk penulisan karya ilmiah adalah Kuarto (A4) ukuran 21 x 29,7 cm berat 70 – 80 gsm

 Batas margin kiri dan atas 4 cm, kanan dan bawah 3 cm

 Setiap satu lembar kertas kuarto hanya digunakan satu halaman saja (tidak bolak balik) diketik dengan spasi ganda.

 Alinea baru dimulai pada ketukan ketujuh dari margin kiri.

 Judul karya ilmiah ditulis dengan huruf kapital (besar) di tengah, ukuran huruf dengan memperhatikan estetika penulisan.

 Judul bab ditulis dengan huruf kapital (besar) di tengah, sub judul bab ditulis dari tepi kiri, awal kata menggunakan huruf kapital.

 Penomoran halaman dimulai dari Bab I sampai akhir halaman menggunakan angka (1, 2, 3, 5, 6 dst.) diletakkan di sebelah kanan atas, sedangkan pada halaman judul sampai halaman daftar isi menggunakan huruf Romawi kecil (seperti i, ii, iii, iv, v, dst.) yang diletakkan di tengah bagian bawah

 Nomor kutipan atau catatan kaki pada masing-masing bab ditulis berturut-turut sampai akhir bab dan dimulai kembali dengan nomor satu pada bab berikutnya; 9. Teknik Notasi Ilmiah.

a. Kutipan

(8)

saduran, atau ringkasan. Dalam kutipan semacam ini, penulis tidak perlu memberi tanda petik, ditulis seperti teks biasa dengan menyebut sumber pengambilannya. 2. Sumber kutipan merujuk pada ilmuwan yang ahli dalam bidangnya;

3. Kutipan dalam karya ilmiah diantaranya harus mencakup minimal satu sumber/buku yang berbahasa Arab dan satu sumber/buku berbahasa Inggris yang terkait dengan pokok bahasan, tidak termasuk kamus;

4. Kutipan Tafsir dan Hadist harus bersumber pada kitab asli (sumber primer).

5. Kutipan dapat bersumber dari internet atau CD dengan mencantumkan situs dan menunjukkan print-outnya.

b. Catatan Kaki (footnote)

1) Catatan kaki merupakan catatan pada bagian kaki halaman teks yang menyatakan sumber sesuatu kutipan atau pendapat mengenai sesuatu hal yang diuraikan dalam teks

2) Catatan kaki dapat berfungsi sebagai tambahan yang berisi komentar atau penjelasan yang dianggap tidak dapat dimasukkan di dalam teks

3) Nama pengarang yang jumlahnya terdiri dari dua orang, maka kedua nama itu ditulis. Apabila lebih dari dua orang hanya disebutkan nama pengarang yang pertama dan setelah tanda koma dituliskan singkatan et. al. ditulis dengan huruf miring atau dkk., Contoh: Widya, Arifin Efendi dan Suhaimin , Bahasa yang Efektif dalam Surat, Jakarta: PT Gramedia, 2010. Penulisan dalam footnote sebagai berikut :

Widya, dkk., Bahasa yang Efektif dalam Surat, (Jakarta: PT Gramedia, 2010), hlm. 10.

4) Kutipan yang berasal dari majalah ditulis sebagai berikut : nama penulis, koma, judul artikel diapit tanda petik (“---“), koma, nama majalah ditulis italic, koma, volume, koma, nomor edisi, koma, bulan, koma, tahun terbit, koma dan nomor halaman. Contoh:

Novel Ali, “Kejahatan Sebagai Akibat Lumpuhnya Pendidikan Moral”, Panji Masyarakat, XXXV, 789, April, 1994, hlm. 66.

5) Kutipan yang berasal dari surat kabar cara penulisannya sebagai berikut: nama penulis, koma, judul artikel diapit tanda petik (“---“), koma, nama surat kabar ditulis miring, koma, tempat terbit, koma, tanggal, bulan dan tahun terbit, koma, diakhiri dengan nomor halaman sesuai sumbernya. Contoh:

Abdurrohman Said, “Pendidikan Agama setengah Hati”, Suara Merdeka, Semarang, 4 Juli 2003, hlm. VI.

6) Kutipan yang berasal dari buku / kitab yang asli dan terjemahnya, angka kutipan diletakkan di belakang terjemah; sedangkan kutipan yang berasal dari buku / kitab berbahasa asing tanpa terjemah maka angka kutipan diletakkan di belakang kutipan tersebut. Hal ini dimaksudkan untuk membedakan antara terjemahan dari penerjemah dan penulis sendiri.7)

(9)

Ahmad Sapari, “Kurikulum Berbasis Kompentensi”, http://www.surya.co.id./30052002/12pini.phtml, hlm. 2.

c. Daftar Pustaka

1) Daftar pustaka, yang merupakan keterangan mengenai bahan bacaan yang dijadikan rujukan dalam proses pembuatan skripsi, ditempatkan diakhir skripsi.

2) Daftar pustaka ditulis dengan urutan: nama pengarang (nama kedua), koma, nama lengkap (tanpa gelar), koma, judul buku dicetak miring (italic), koma, jilid atau volume, koma, tempat penerbitan, titik dua, nama penerbit, koma, tahun penerbitan, koma, nomor cetakan;

3) Penulisan nama pengarang disusun secara alfabetik dengan mendahulukan nama keluarga dan marga atau nama belakang.

4) Apabila penulis terdiri dari dua orang, maka nama kedua-duanya ditulis, dihubungkan dengan kata dan, seperti Nashiruddin dan Karnadi. Apabila lebih dari dua orang, ditulis nama pertama dan diikuti kata dkk.

5) Apabila ada dua karangan atau lebih berasal dari pengarang yang sama, maka nama pengarang dicantumkan satu kali, lainnya cukup diganti dengan garis sepanjang lima ketukan dari garis margin kiri (tulisan latin) dan margin kanan (bahasa Arab) dan diikuti oleh koma, dengan ketentuan mendahulukan sumber pustaka yang lebih dahulu penerbitannya. Contoh :

Nasution, Harun., Islam Ditinjau dari berbagai Aspeknya, Jilid I, Jakarta: UI Press,

1973, Cet. 3.

____, Teologi Islam, Jakarta: UI Press, 1986.

6) Apabila berupa buku terjemahan maka ditulis pengarang yang asli, koma, judul buku,

koma, kata terj. Contoh :

Benda, Harry J., Bulan Sabit dan Matahari Terbit : Islam Indonesia pada Masa Pendudukan Jepang, terj. Daniel Dhakidae, Jakarta: Pustaka Jaya, 1980.

7) Jika penulis dan tahunnya sama, sedangkan judul bukunya berbeda maka dibelakang keterangan tahun diberi kode a, b, c, dan seterusnya sesuai dengan bulan terbit. Contoh :

Nasution, Harun., Islam Ditinjau dari berbagai Aspeknya, Jilid I, Jakarta: UI Press,

1986a, Cet. 3.

____, Teologi Islam, Jakarta: UI Press, 1986b.

8) Sumber kutipan yang diambil dari internet cara penulisannya adalah sebagai berikut: nama penulis, koma, judul artikel diapit tanda petik (“---“), koma, nama situs, titik. Contoh :

Sapari, Ahmad “Kurikulum Berbaris Kompetensi”,

(10)

Sebagai catatan akhir, penulis ingin mengutip semangat mahasiswa jurnalis yang senantiasa didengungkan untuk menggelorakan semangat berkarya :

"

Menulislah agar dibaca orang, atau berbuatlah agar ditulis orang,

niscaya kau akan abadi" (LPM Bursa)

---Daftar Pustaka

 BAUAK INISNU Jepara, Pedoman Penyusunan Skripsi Mahasiswa Program Sarjana (S1) INISNU Jepara, Jepara: INISNU Press, 2007

 Dwiloka, Bambang dan Rati Riana, Teknik Menulis Karya Ilmiah, Jakarta: PT Rineka Cipta, 2005, Cet. 1

 Nazir, M., Metodologi Penelitian, Jakarta: Ghalia Indonesia, 1988

 Singarimbun, M., Effendi, S., Metode Penelitian Survai, Jakarta : LP3ES, 1995

Referensi

Dokumen terkait

MTBS-M di Wilayah Kerja Puskesmas Purwokerto Selatan. Mengetahui respon kader terhadap keterlibatan MTBS-M di Wilayah Kerja. Puskesmas Purwokerto Selatan.

menfasilitasi siswa dalam bereksperimen guna memperoleh konsep materi secara discovery sesuai dengan teori belajar Bruner (Trianto, 2010:26) bahwa siswa belajar

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, pengelolaan keuangan daerah dalam rangka pertanggungjawaban terhadap publik yang merupakan stakeholder perlu menjadi perhatian

Peran bidan dalam menangani kasus diare adalah mengidentifikasi potensi dan permasalahan klinis, menganalisa masalah, mencari alternatif pemecahan masalah dan

Metode analisis yang digunakan untuk menganalisa hasil penelitian ini adalah dengan analsis deskriptif, dengan rasio perbandingan, efisiensi dan efektivitas pengelolaan

Proses pembiayaan murabahah pada KSU BMT Tumang melalui beberapa tahap. Setiap nasabah ataupun calon debitur yang datang ke kantor untuk mengajukan pembiayaan

Perbaikan kalimat tersebut adalah (55a) Hadiahnya adalah paket tour tempat .… Pada kutipan (56) kata bentukan khususnya memiliki bentuk dasar khusus yang berjenis kata

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan ruang pascakolonial yang digambarkan dalam Benang, menelusuri korelasi antara ruang dengan identitas, dan menjelaskan