• Tidak ada hasil yang ditemukan

KEPENTINGAN AUSTRALIA DIBALIK RATIFIKASI I

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "KEPENTINGAN AUSTRALIA DIBALIK RATIFIKASI I"

Copied!
25
0
0

Teks penuh

(1)

KEPENTINGAN AUSTRALIA DIBALIK RATIFIKASI

PROTOKOL KYOTO

(2007-2010)

SANTI SETIAWATI*

1

Abstrak

Australia sejak tahun 1977 menjalankan kebijakan developmentalis yang berfokus pada kesejahteraan ekonomi yang kaku tanpa mentoleransi isu lingkungan. Reformasi pemerintahan terjadi di Australia pada tahun 2007 ketika P.M Kevin Rudd mengambil alih kekuasaan. Pada masa ini Australia pada akhirnya meratifikasi Protokol Kyoto di awal pemerintahan Rudd. Ratifikasi ini mencerminkan berakhirnya oposisi Australia atas persetujuan-persetujuan iklim global dan komitmen Australia dalam perlindungan iklim. Melalui metode deskritif eksplanatif, artikel ini berusaha untuk menganalisis motif Australia meratifikasi Protokol Kyoto pada masa pemerintahan P.M Kevin Rudd yang bertentangan dengan kebijakan developmentalis sebagai orientasi ekonomi Australia.

Kata Kunci : Kebijakan Developmentalis, Protokol Kyoto, Australia.

PENDAHULUAN

Sejak kependudukan koloni di tahun 1788, pemerintah Australia telah memegang teguh kebijakan developmentalis. Kebijakan developmentalis hanya

(2)

1 berbicara mengenai ekonomi atau lebih sepesifiknya mengenai pertumbuhan ekonomi. Namun, tidak mencakup prinsip yang lebih luas mengenai kesejahteraan manusia, martabat manusia, serta integritas ekologi. Cara pandang episteme ini telah merasuk dalam sejarah Australia dan setiap fasenya ditandai dengan tipe pemerintahan yang berbeda.

Di tengah semakin meningkatnya kompetisi internasional, pemerintah Australia selama tiga dekade terakhir telah berusaha me ngkapitalis sumber daya alam yang melimpah dan secara tidak langsung meningkatkan ketergantungan negara ini terhadap energi untuk kesejahteraan ekonomi. Baik pemerintahan Partai Buruh maupun Liberal telah memperluas sektor bahan bakar energi dengan meniadakan hambatan ekspor dan mendorong pemerintahan lain untuk membuka pasar bagi ekspor energi Australia. Selama ini tidak ada tanda bahwa akan terjadi pergeseran trend di pemerintahan Australia.

Isu perubahan iklim merupakan salah satu tantangan politik terbesar Australia. Sebagai kekuatan tengah, banyak pihak yang mengharapkan Australia menjadi “good

international citizen” yang peduli terhadap masalah global. Organisasi masyarakat sipil

(3)

2 Australia yang berkontribusi banyak bagi ekonomi lokal, dimana harga setiap item batu bara sebesar 50 milyar dolar Australia. Masyarakat Australia merupakan masyarakat yang sangat sejahtera jika diukur dalam standar dunia. Kesejahteraan ini dapat digambarkan melalui penggunaan energi yang tinggi serta sifat masyarakat yang konsumtif.

Selama periode sebelas tahun (1996-2007), Australia dipimpin oleh Perdana Menteri (P.M) John Howard yang pemerintahannya merupakan koalisi dari Partai Liberal dan Partai Nasional. Pada masa pemerintahan P.M Howard, Australia menjalankan kebijakan developmentalis dengan ketat. P.M Howard menolak meratifikasi Protokol Kyoto karena berfokus pada keberlanjutan kemakmuran ekonomi Australia. Selain itu Howard juga mengesampingkan perjanjian-perjanjian internasional yang bersifat simbolik dan tidak diikuti oleh seluruh negara seperti halnya Protokol Kyoto. Meskipun Australia mereduksi gas rumah kaca hingga mencapai angka 0, hal tersebut tidak akan berdampak signifikan bagi perubahan iklim global jika negara penghasil emisi terbesar (Amerika Serikat) tidak melakukan upaya yang sama2.

Australia pada masa pemerintahan Howard cukup tertinggal dalam perlindungan iklim seperti halnya Amerika Serikat (AS).3 Australia dan AS menginginkan negara berkembang ikut serta dalam menanggulangi emisi yang dihasilkan oleh kedua negara ini. Argumen dari Australia yang menyatakan negara berkembang seharusnya juga ikut menandatangani Protokol Kyoto mendapat perlawanan dari para penegak prinsip keadilan. Protokol Kyoto dalam persepsi Australia akan merugikan ekonomi dari segi lapangan pekerjaan dan investasi khususnya di bidang pertambangan batu-bara dan

2

Kiyoaki Aburaki et all, Michael J.Green, Charles Freeman, Amy Searight (ed).2010.Green Dragons: The Politics of Climate Change in Asia. Center for Strategic & International Studies.

3

(4)

3 industry aluminium. Anggapan ini didukung oleh Alan Oxley, Director of the International Trade Strategies yang menyatakan:

“The Kyoto Protokol works against basic Australian economic and trade

interest, more than any other country”.4

Reformasi pemerintahan terjadi di Australia pada tahun 2007 ketika P.M Kevin Rudd mengambil alih kekuasaan. Perubahan iklim merupakan inti agenda kebijakan di hari pertama pemerintahan Rudd ditunjukkan melalui pembentukan Department of Climate Change yang diawasi oleh menteri untuk urusan perubahan iklim dan air. Pada masa ini kebijakan mitigasi perubahan iklim berorientasi go public serta lebih kreatif dibandingkan pada masa Howard. Kebijakan Rudd ini seiring dengan tradisi Partai Buruh yang menyokongnya. Partai Buruh lebih memfokuskan diri dalam alternatif-alternatif perubahan iklim sebagai inovasi dari pemerintahan Howard. Pada bulan Maret 2007, Rudd mengadakan one-day climate summit di Parliament House5.

Australia dibawah pemerintahan P.M Rudd menjadi lebih terbuka dalam kebijakan perlindungan iklim. Level- level negosiasi Australia yang dahulu didominasi di level bilateral dan regional kini meningkat ke level global. Berbagai kebijakan yang ditawarkan Australia pada dunia internasional antara lain pembentukan Emission

Trading Scheme (ETS). ETS merupakan target Australia untuk mereduksi emisi negaranya sebesar 60 % dalam jangka waktu hingga tahun 2010. Kebijakan lain contohnya berinvestasi sebesar 500 juta dolar Australia di bidang energi terbarukan dan

4

Elim Papadakis.2002.Challenges for Global Enviromental Diplo macy in Australia and the European

Union. National Europe Centre Paper No.21.Australian National University. Pg 6 -7.

5

(5)

4 clean coal, serta peningkatan proporsi listrik yang disuplai dari sumber-sumber yang dapat diperbaharui.

Pada masa ini Australia pada akhirnya meratifikasi Protokol Kyoto di awal pemerintahan Rudd. Ratifikasi ini mencerminkan berakhirnya oposisi Australia atas persetujuan-persetujuan iklim global dan komitmen Australia dalam perlindungan iklim. Ratifikasi Protokol Kyoto ini dilakukan menjelang perhelatan United Nations Climate

Change Confference (UNFCC) pada Desember 2007 di Bali.6 Sebelum konferensi tersebut, beberapa tokoh melakukan lobi politik dengan negara lain untuk menghadiri perhelatan terbesar dalam lingkungan itu, salah satunya adalah dengan AS yang dulunya tidak mau diajak berunding. Ratifikasi tersebut memberikan suatu angin segar bagi UNFCC dimana sebelumnya Australia dan AS bersikeras menolak ratifikasi Protokol Kyoto. Melalui ratifikasi tersebut Australia memainkan posisi yang lebih kuat dalam forum UNFCC dan negosiasi iklim internasional lainnya.

Artikel ini berusaha untuk menganalisis motif Australia meratifikasi Protokol Kyoto pada masa pemerintahan P.M Kevin Rudd yang bertentangan dengan kebijakan developmentalis sebagai orientasi ekonomi Australia.

KEBIJAKAN DEVELOPMENTALIS AUSTRALIA

Sejak masa kependudukan Eropa di Australia, fokus kebijakan negara ini adalah melindungi kepentingan ekonomi dan keamanan populasinya yang berjumlah sedikit. Australia kemudian tumbuh sebagai negara yang besar dan penting yang berstatus middle power dengan memiliki sumber daya energi dan sumber daya ekonomi lainnya.

6

James Grubel.2007. Australia's new p rime minister, K evin Rudd, took th e oath of office on Monday and immediately sign ed documen ts to ratify the Kyoto P rotocol, ending his country's decade of opposition to

(6)

5 Negara ini cukup berpengaruh secara internasional namun belum mampu membentuk outcome. Artinya, Australia masih harus bekerja sama dengan negara lain untuk mencapai tujuannya.

Kebijakan suatu negara dibentuk dari beberapa faktor yang kompleks. Dalam kasus Australia, faktor lokasi, struktur sumber daya ekonomi dan pola perdagangan, sejarah dan nilai merupakan faktor yang berpengaruh. Faktor tersebut mendorong pemerintah Australia yang berkeinginan untuk sukses secara politik harus mendukung sekutu Amerika Serikat dan terikat dengan negara-negara tetangga di Asia. Dan mengingat Australia tidak menjadi anggota dari kelompok geografis manapun, negara ini juga mendukung sistem perdagangan internasional.

Sejak isu perubahan iklim pertama kali muncul dalam agenda politik tahun 1980an, struktur normatif tata iklim global berubah menjadi arena persaingan. Struktur yang terbentuk didasari oleh dua prinsip yaitu siapa yang harus bertanggung jawab untuk melakukan mitigasi perubahan iklim, dan bagaimana mitigasi tersebut seharusnya dilakukan.

The Government is doing a lot, but in the end, what the Australian Government does is going to be of negligible importance compared to what China does or the United States does or India does – that‟s where you‟ve got to really address this issue.

Alexander Downer, 2006.

(7)

6 Diagram 1: Struktur Sosial Domestik Australia7

Komponen kedua adalah sistem liberal demokratis yang dianut oleh Australia. Tradisi liberal demokratis memiliki efek penghalang bagi pembentukan kebijakan lingkungan jangka panjang. Demi mempertahankan pendukung, pemimpin politik Australia seringkali enggan mempertimbangkan beberapa kebijakan yang memerlukan penundaan pembiayaan karena merugikan para pemilik hak pilih saat ini. Namun sikap lain ditunjukkan atas kebijakan-kebijakan yang dapat menghalangi pertumbuhan ekonomi Australia. Kepercayaan bahwa elektorat menginginkan kemampuan mamajemen ekonomi yang baik, telah medorong pemimpin politik untuk mengutamakan perlindungan terhadap ekonomi domestik dibandingkan sosial dan lingkungan. Karakteristik ini mempengaruhi kondisi Australia dalam merespon struktur normatif tata iklim global.

Komponen ketiga adalah kumpulan beberapa norma yang telah terinstitusionalisasi. Norma yang telah terorganisir secara hirarkis di dalam struktur sosial dan ditempatkan dalam prioritas tertinggi secara umum akan berpengaruh terhadap prilaku aktor politik.

7

Stevenson, Hayley.2006.Australian Foreign Policy and the Challenge of Climate Change. <http://arts.monash.edu.au/psi/news andevents/apsa/refereed papers/international

(8)

7 Diagram 2: Hirarki Norma Australia8

Norma ekonomi politik yang berada di dasar diagram lebih superior dibandingkan norma lingkungan. Dalam beberapa kasus norma lingkungan tidak dapat disatukan dengan norma ekonomi politik.

Komponen terakhir adalah sumber daya material. Australia merupakan negara yang kaya akan sumber daya alam dan kandungan batu bara, gas alam, uranium, dan berbagai mineral yang membentuk ekonomi negara. Akan tetapi, potensi sumber energi yang dapat diperbaharui di Australia kurang mendapat perhatian dibandingkan sumber energi yang tidak dapat diperbaharui.

Australia kurang berkomitmen dalam perjanjian multila teral. Pada tahun 2001 setelah pemilu, pengambil kebijakan luar negeri Australia menjadi lebih terfokus untuk berkoalisi secara konstruktif daripada memberikan kontribusi bagi proses multilateral United Nation for Climate Change Confference (UNFCC). Pada tahun 2002 dan 2003,

8

Stevenson, Hayley.2006.Australian Foreign Policy and the Challenge of Climate Change. <http://arts.monash.edu.au/psi/news andevents/apsa/refereed papers/international

-relations/stevenson.pdf>. Diakses pada tanggal 6 April 2012. Political Economic Norms

1. In a liberal democracy, the government should avoid policies that may antagonise voters in the present election term.

2. Given that government success is measured by economic growth, maximising growth rates should be treated as the most fundamental priority of policy -makers.

Environmental Governance Norms

1. Environmental degradation can negatively affect future productivity and should therefore be managed. 2. Environmental degradation should be managed

(9)
(10)

9 hijau, teknologi Australia tidak ramah terhadap sumber energi terbarukan dan menggunakan penangkapan dan penyimpanan karbon bawah tanah yang dipancarkan dari pembakaran batubara.

ORIENTASI KEBIJAKAN PARTAI BURUH DAN KEVIN RUDD

Partai Buruh merupakan salah satu partai politik federal dan demokratis di Australia. Di pemerintahan dan parlemen, Partai Buruh berkuasa di Australia Selatan, Tazmania, dan wilayah ibukota Australia. Partai Buruh berkompetisi melawan Partai Liberal/Koalisi Nasional untuk memperebutkan kursi politik di level federal maupun level negara. Partai Buruh diakui sebagai partai federal setelah berhasil menduduki parlemen Australia pada tahun 1901.

Sejak isu perubahan iklim muncul dalam agenda politik internasional, Australia telah merubah pemerintahan nasional dan pengambil kebijakan. Di akhir tahun 1980an hingga 1996, Partai Buruh berkuasa, dan sejak tahun 1996 koalisi Partai Liberal dan Partai Nasional mengambil alih kekuasaan. Perilaku pengambil kebijakan luar negeri di kedua pemerintahan ini begitu kuat merefleksikan kebijakan developmentalis. Namun bagaimanapun perbedaan identitas diantara dua pemerintahan tersebut menciptakan gaya yang berbeda dalam pengambilan kebijakan, termasuk respon yang berbeda atas struktur normatif yang diciptakan tata iklim. Partai Liberal dan Nasionalis memiliki kepercayaan atas hubungan bilateral yang mendalam dengan sekutu khususnya Amerika Serikat. Sedangkan dalam tradisi Partai Buruh menitik beratkan pada kerjasama multilateral melalui Persatuan Bangsa-Bangsa (PBB) dan badan internasional lainnya.

(11)

10 internasional merupakan hal penting untuk mencapai kepentingan bersama sebagaimana kepentingan nasional Australia. Pandangan ini secara eksplisit mencerminkan gagasan good international citizenship, yang menjadi prinsip utama identitas Australia pada pemerintahan Hawke dan Keating. Prinsip ini juga menggarisbawahi pentingnya menyeimbangkan pengejaran kepentingan nasional Australia dan tanggungjawab Australia sebagai anggota dari komunitas internasional. Good international citizenship bukan hanya sebuah pendekatan pragmatis Australia, namun juga keharusan yang muncul akibat adanya ketergantungan atas lingkungan internasional.

(12)

11 DIPLOMASI LINGKUNGAN AUSTRALIA PADA MASA PEMERINTAHAN

P.M KEVIN RUDD

Rezim internasional menurut Stephen Krasner9 didefinisikan sebagai seperangkat norma-norma, peraturan-peraturan dan prosedur pembuatan keputusan baik yang eksplisit maupun implisit dimana semua harapan para aktor berkumpul dalam hubungan internasional. Rezim internasional dianggap memiliki kemampuan mengkoordinasikan prilaku negara.

Partai Buruh dengan pimpinan Kevin Rudd terpilih menggantikan John Howard pada tahun 2007. Agenda Partai Buruh muncul untuk mereformasi sistem hubungan industrial, sektor kesehatan dan pendidikan, dan kebijakan perubahan iklim10. Di tahun yang sama, Kevin Rudd segera mengambil kebijakan untuk meratifikasi Protokol Kyoto yang merupakan kebijakan yang mustahil dilakukan oleh pemerintahan John Howard. Pemerintahan Rudd di awal kepemimpinannya meratifikasi Protokol Kyoto pada tanggal 3 Desember 2007 yang kemudian berefek 90 hari setelahnya, tepatnya pada tanggal 11 Maret 2008.

Ratifikasi Protokol Kyoto kemudian diturunkan dalam perundang-undangan domestik. Australia menciptakan undang- undang mengenai air yaitu Water Act 2007, Water Amandement Act 2008, dan Water Regulations. Water Act 2007 mulai dilaksanakan pada tanggal 3 Maret 2008 dan mengimplementasikan manajemen air di Australia. Isi pokok dari undang-undang ini antara lain:

9

Stephen D. Krasner. 1982. “Structural Causes and Regime Consequenc es: Regimes as Intervening Variables.” International Organization 36/2 (Spring). Reprinted in Stephen D. Krasner, ed., International Regimes, Ithaca, NY: Cornell University Press.

10

(13)

12 a. Menetapkan Murray-Darling Basin Authority (MDBA) dengan fungsi dan kekuatan, termasuk kekuatan penegakan hukum, yang diperlukan untuk memastikan bahwa sumber daya air dikelola secara terpadu dan berkelanjutan. b. Mengharuskan MDBA untuk mempersiapkan Basin plan-rencana strategis untuk

pengelolaan air terpadu dan berkelanjutan di Teluk Murray-Darling.

c. Menetapkan Commonwealth Environmental Water Holder untuk melindungi dan mengelola asset di Teluk Murray-Darling dan di luar wilayah teluk yang masih dikuasai oleh persemakmuran Australia.

d. Membentuk Australian Competition and Consumer Commission (ACCC) dengan peran kunci dalam mengembangkan dan menegakkan harga air dan aturan pasar air sepanjang kesepakatan National Water Initiative.

e. Memberikan fungsi informasi mengenai air kepada Biro Meteorologi yang merupakan perluasan dari fungsi sebelumnya di bawah Meteorology Act 1995. Pada Desember 2008, Water Act 2007 kemudian diamandemen oleh Water Amendment Act 2008. Isi pokok dari undang-undang ini adalah:

a. Fungsi Murray-Darling Basin Commission dialihkan ke Murray-Darling Basin Authority. Badan ini bertanggung jawab untuk mengawasi perencanaan sumber daya air di Teluk Murray-Darling.

b. Kekuasaan ACCC saat itu diperpanjang untuk menentukan dan mengakreditasi pengaturan bagi semua biaya air di area non-perkotaan.

c. Memungkinkan Basin-Plan untuk melakukan pengaturan untuk memenuhi kebutuhan krisis air manusia.

(14)

13 a. Mitigasi: untuk menurunkan emisi gas rumah kaca Australia

b. Adaptasi: untuk beradaptasi terhadap perubahan iklim yang tidak dapat ditanggulangi.

c. Solusi global: untuk membantu mendorong respon bersama antar bangsa. Keputusan meratifikasi Protokol Kyoto bukanlah keputusan yang mudah untuk diambil. Ratifikasi Protokol Kyoto mengancam kesejahteraan ekonomi Australia. Partai Buruh di bawah pimpinan Kevin Rudd berani mengambil keputusan yang mencerminkan perubahan konsistensi prilaku Australia pada pemerintahan-pemerintahan sebelumnya yang beroposisi terhadap perubahan iklim.

P.M Rudd bersama partai buruh Australia dihadapkan pada isu perubahan iklim dan tantangan akan keberlanjutan kesejahteraan ekonomi. Berbeda dengan pemerintahan Howard, Rudd dan Partai Buruh berkeinginan lebih kuat untuk mengatasi perubahan iklim. Rudd berusaha untuk menggeser kebijakan developmentalis yang diadopsi oleh Howard. Sikap tersebut terlihat dalam pernyataan kampanye Rudd pada tahun 2007.

I am determined to make Australia part of the global climate change solution – not just part of the global climate change problem...and I want Australia to be a leader in the global negotiations on climate change – rather than Australia being excluded from the negotiating table (Rudd, 2007)11.

Ratifikasi Protokol Kyoto berpengaruh bagi posisi Australia pada umumnya dan Partai Buruh pada khususnya. Pengaruh tersebut dapat dianalisis dari dua motif yaitu bagi pamor Partai Buruh di publik domestik Australia dan sebagai implementasi kebijakan luar negeri pemerintahan P.M Rudd.

11

(15)

14 Perubahan iklim secara konsisten merupakan isu yang menjadi perhatian masyarakat Australia. Di tahun 1997 saat usulan mengenai pembuatan Protokol Kyoto gencar diperbincangkan, isu perubahan iklim menjadi perhatian 90% masyarakat Australia. Di tahun 2003 sebanyak 78%, bahkan di tahun 2007 masyarakat Australia menjadi lebih khawatir akan isu perubahan iklim dibandingkan isu- isu global lainnya serta lebih khawatir dibandingkan masyarakat bangsa-bangsa lain di dunia. Dalam periode kritis, masyarakat Australia menunjukkan dukungan yang sangat besar atas Protokol Kyoto. Di tahun 2001 saat pemerintahan Howard menunjukkan sikap oposisi atas Protokol Kyoto, 80% masyarakat Australia percaya bahwa Australia sebaiknya meratifikasi tanpa keikutsertaan AS sekalipun.

Mayoritas masyarakat Australia menerima bahwa perubahan iklim telah terjadi Pandangan mengenai terjadinya perubahan iklim memang berbeda sesuai garis politik di Australia. Politik sayap kiri percaya bahwa perubahan iklim terkait dengan aktivitas manusia, maka manusia perlu berfokus pada efek perubahan iklim. Sebagai contoh menurut survei CSIRO Baseline melaporkan bahwa masyarakat yang percaya bahwa perubahan iklim terjadi karena ulah manusia adalah pemilih Green Party (82%) dan Partai Buruh (63%). Namun sebaliknya, masyarakat yang percaya bahwa perubahan iklim merupakan fluktuasi norma bumi merupakan mayoritas pemilih Partai Liberal (59%)12.

Ratifikasi Protokol Kyoto yang dilakukan oleh pemerintahan Rudd sebagai aksi pertama dalam kemenangan Partai Buruh merupakan sebuah pemenuhan janji Partai Buruh dalam kampanye pemilu. Setelah meratifikasi Protokol Kyoto, Rudd mengimplementasikan 60% karbon target dan 20% target ener gi terbarukan, serta

12

(16)

15 membangun inovasi batu bara hijau. Hal terpenting yang diperkenalkan Rudd adalah Emission Trading Scheme (ETS). Rudd tidak hanya mengagetkan komunitas internasional dengan adanya komitmen baru Australia ini, namun juga memancing perhatian masyarakat domestik yang sangat mendukung keputusan ini.

Ratifikasi Protokol Kyoto menjadi wujud diplomasi lingkungan Partai Buruh terhadap publik Australia. Berdasarkan data dari Lowy Institute for International Policy, di tahun 2007 mitigasi perubahan iklim menjadi tujuan kebijakan luar negeri terbesar bagi publik Australia dan 75 persen masyarakat menyatakan bahwa isu perubahan iklim sebagai isu yang sangat penting. Ratifikasi Protokol Kyoto telah menjadi pergeseran kebijakan yang signifikan dalam mitigasi perubahan iklim selama 10 terakhir pada tahun 2007. Berikut merupakan sebuah grafik peningkatan kesadaran publik Australia mengenai isu perubahan iklim yang dicerminkan melalui kajian-kajian media Australia di tahun 1999-2007.

Diagram 3: Ulasan Media Mengenai Isu Perubahan Iklim tahun 1999-200713

13

(17)

16 Isu ratifikasi Protokol Kyoto telah dipromosikan oleh Partai Buruh sejak sebelum tahun 2007. Partai Buruh mampu menarik perhatian masyarakat domestik mengenai isu ratifikasi Protokol Kyoto dan mengantarkan Kevin Rudd sebagai Perdana Menteri terpilih dalam Pemilu tahun 2007 mengalahkan lawannya, Nelson, dari Partai Liberal.

Ratifikasi Protokol Kyoto menjadi suatu kebijakan yang meningkatkan pamor Kevin Rudd sebagai seorang pemimpin selama tiga tahun. Tabel dibawah merupakan poling yang dilakukan oleh Newspoll dan dipublish dalam media The Australian. Tabel tersebut menggambarkan Kevin Rudd selama tiga tahun (2007-2010) mendapatkan kepercayaan yang lebih tinggi dari masyarakat dibandingkan pesaing-pesaing politiknya.

Date Rudd Abbot

18–20 Jun 2010 46% 37%

4–6 Dec 2009 60% 23%

Rudd Turnbull

27–29 Nov 2009 65% 14%

5–7 Dec 2008 66% 19% 66% 19%

Rudd Nelson

5–7 Sep 2008 62% 16%

30 Nov – 2 Dec 2007 61% 14%

Rudd Howard

20–22 Nov 2007 47% 44%

(18)

17 Selama Partai Buruh berkuasa dibawah P.M Rudd, Partai Liberal mengalami kesulitan kepemimpinan terkait atas isu perubahan iklim. Tony Abbot terpilih pada Desember 2009 dan juga merupakan seorang yang skeptis atas perubahan iklim. Kevin Rudd tidak mampu mengimplementasikan ETS yang telah ditargetkan pada awal kepemimpinannya, sehingga mendekati kepemimpinan di tahun ketiga isu ini mulai memudar dalam agenda politik dengan hanya sedikit kemajuan. Hal ini mengakibatkan Abbot berhasil membloking legislasi di senat. Seiring dengan memudarnya pamor isu perubahan iklim di Australia, Partai Buruh melepas Kevin Rudd sebagai pemimpin dan pada Juni 2010 Julia Gillard mengambil alih kepemimpinan Partai Buruh Australia. Isu perubahan iklim telah mengangkat Kevin Rudd sekaligus menjatuhkan di akhir kepemimpinannya. Dan tidak mengejutkan bahwa di dalam kampanye, kandidat Partai Buruh selanjutnya, Julia Gillard, tidak mengusung isu perubahan iklim.

RATIFIKASI PROTOKOL KYOTO SEBAGAI IMPLEMENTASI KEBIJAKAN

LUAR NEGERI P.M KEVIN RUDD

Dalam tradisi pemerintahan Australia, pada setahun pertama perdana menteri bertugas akan diwarnai kesulitan dan masalah tertentu. Pada awal pemerintahan Hawke, Australia mengalami masalah dengan Indonesia dan Amerika Serikat di awal tahun 1980. Begitu pula pada masa pemerintahan Howard, Australia mengalami masalah dengan beberapa negara Asia, khususnya China. Namun berbeda dengan awal pemerintahan Kevin Rudd yang cenderung berjalan halus.

(19)

18 negeri tersebut. Pemerintah Australia telah melakukan awal yang baik dalam kebijakan luar negeri berbasis lingkungan. Ratifikasi Protokol Kyoto menjadi suatu langkah simbolik yang penting. Reputasi Australia sebagai good international citizenship juga dipertahankan melalui upaya-upaya transfer pengetahuan dan bantuan teknologi bagi alam dan lingkungan. Dalam kaitan dengan ratifikasi Protokol Kyoto penulis menspesifikkan analisis melalui dua pilar yaitu hubungan dengan Amerika Serikat dan keanggotaan dalam PBB.

Menjaga hubungan dengan Amerika Serikat merupakan hal yang sulit dalam pemerintahan Rudd. John Howard yang mengunjungi AS saat teroris menyerang pada September 2001 telah terlanjur membangun hubungan personal yang sangat dekat dengan Presiden Bush. Namun, kebijakan Partai Buruh justru bertolak belakang dengan beberapa kebijakan AS seperti Perang Irak dan perubahan iklim yang memiliki potensi memicu ketegangan. Rudd tidak meragukan sentralitas AS di dunia. Dalam National Security Statement Australia, ia menyatakan “The United States is our key strategic partnership and the central pillar of Australian national security policy”. Melalui kerjasama yang intens dengan AS, Rudd mengatur transisi yang dilakukan Australia dengan keahlian tertentu 14.

Pemerintah Australia pada masa P.M Howard pernah menandatangani Protokol Kyoto pada tahun 1998 namun tidak terdapat keberlanjutan. Kegagalan tersebut sempat memberikan reputasi buruk bagi Australia dalam negosiasi perubahan iklim global dan mengancam statusnya sebagai middle power maupun good international citizenship.

14

(20)

19 Ratifikasi Protokol Kyoto menjadi instrumen diplomasi lingkungan Australia dalam forum negosiasi perubahan iklim global. Diplomasi adalah seni mengedepankan kepentingan suatu negara dalam hubungannya dengan negara lain. Definisi tersebut jika ditinjau dari konteks hubungan internasional tampaknya lebih mengena.Tetapi secara konventional, diplomasi diartikan sebagai salah satu usaha untuk memperjuangkan kepentingan nasionalnya dikalangan masyarakat internasional15. Sedangkan menurut

Harold dan Margaret Sprouts dalam Teori Lingkungan “A Man Millieu Relationship

mengatakan bahwa faktor lingkungan sangat mempengaruhi suatu masyarakat politik dalam menentukan kebijakan politiknya. Masyarakat politik memiliki basis geografis untuk menerangkan tingkah laku politik. Masing- masing masyarakat politik terletak pada suatu wilayah yang merupakan kombinasi unik dalam hal lokasi, ukuran, bentuk, iklim, dan sumber-sumber alamnya. Disamping itu sebagian besar aktivitas manusia dipengaruhi oleh distribusi yang tidak rata dari sumber-sumber human dan non human.16

P.M Rudd memimpin delegasi Australia dalam Konferensi Internasional Perubahan Iklim di Nusa Dua, Bali. Perwakilan delegasi Australia, Howard Damsey, berpidato menyatakan komitmen negara Australia untuk meratifikasi Protokol Kyoto. Pidato tersebut mendapatkan tepuk tangan membahana dari forum selama tiga menit. Selama tiga menit sidang terhenti dimana para peserta sidang berdiri sembari memuji komitmen Australia tersebut17. Selama ini Australia bersama Amerika Serikat merupakan dua negara yang menolak ratifikasi Protokol Kyoto. Sebagai negara

15

K.J.Holsti. 1978. International Politics A Fra mework fo r Analysis Third Edition. New Delhi: Practice Hall of India, page 82-83.

16

James E.Dougherty, Robert LP fallzgraf, Jr. 1990. Contending Theories of In ternational Relations: A

Comprehensive Surv ey, Third Edition. New York: Harper Collins Publisher. 17

(21)

20 penghasil emisi gas terbesar per kapita, penolakan ratifikasi Protokol Kyoto oleh Australia telah membuat efektivitas Protokol Kyoto tertunda. Implikasi lain dari penolakan Australia adalah meningkatnya penawaran karbon di pasar global sementara permintaannya tetap, sesuai dengan jatah emisi menurut ketentuan Protokol Kyoto18. Hal ini berakibat pada penurunan harga karbon di pasar global.

Ratifikasi Protokol Kyoto menjadi awal pembuktian Partai Buruh tidak hanya aktif namun juga menjadi aktivis dalam negosiasi perubahan iklim global. Minister for Climate Change and Water dalam kabinet baru Partai Buruh, Penny Wong, dihargai atas kontribusinya dalam mengarahkan negosiasi dalam ke arah penciptaan Bali Roadmap. Minister for the Environment, Heritage and the Arts, Peter Garrett, mengirimkan kapal Oceanic Viking untuk menanggulangi armada penangkapan ikan paus Jepang dan mengumpulkan bukti yang dapat digunakan untuk mendukung tindakan hukum internasional terhadap perburuan paus.

Pemerintah Australia melakukan berbagai upaya untuk membuktikan keseriusan meratifikasi Protokol Kyoto. Pemerintah telah menetapkan Clean Energy Future (CEF) yang merupakan bagian dari rencana jangka panjang untuk membentuk ulang perekonomian mencegah peningkatan biaya akibat penundaan penanggulangan perubahan iklim. Tujuan komprehensif dari rencana tersebut adalah menghentikan polusi udara, menciptakan harga karbon, dan berinvestasi milyaran dolar dalam energi terbarukan. Rencana tersebut mencakup tra nsformasi sektor energi yang dahulu menggunakan sumber energi polusi tinggi seperti batubara dan penyimpanan karbon menjadi manajemen tanah yang lebih baik. Selain itu melalui komitmen dalam Protokol

18

(22)

21 Kyoto, Australia memiliki target untuk menurunkan emisi karbon yang diatur dalam National Greenhouse Accounts.

Dalam berbagai perjanjian global, harapan yang muncul seringkali adalah negara maju akan menjadi pemimpin dalam kerusakan-kerusakan lingkungan global dan transnasional yang diciptakannya, serta memberikan bantuan bagi negara berkembang untuk beradaptasi pada kerusakan lingkungan. Dunia global berharap banyak pada Partai Buruh dalam memenuhi tanggung jawabnya sebagai negara maju, karena di masa pemerintahan Howard, Australia mengabaikan kewajibannya dalam UNFCCC.

Ratifikasi Protokol Kyoto oleh Australia juga meningkatkan kepercayaan negara-negara untuk bekerjasama dengan Australia dalam hal perlindungan iklim. Australia menjadikan perubahan iklim sebagai langkah awal dalam bernegosiasi untuk memenuhi kepentingan nasional Australia dan memfokuskan kerjasama pada negara-negara Asia Pasifik. Pada bulan April 2008, P.M Rudd dan Menteri Perubahan Iklim Australia menyetujui Joint Statement on Closer Cooperation on Climate Change dengan China. Kerjasama perubahan iklim menjadi penting dalam hubungan bilateral kedua negara ini karena China diprediksikan akan segera menjadi negara penghasil emisi gas terbesar menurut International Energy Agency (IEA)19. Kerjasama untuk menanggulangi perubahan iklim menjadi prioritas kedua negara dan secara regular didiskusikan dalam pertemuan tingkat tinggi. Australia juga menjadi pendukung kuat Indonesia dalam mengatasi perubahan iklim. Australia mengalokasikan $45 juta untuk Indonesia sebagai bagian dari $599 juta anggaran tindaka n cepat mitigasi perubahan iklim Australia. P.M Kevin Rudd menyatakan bahwa Australia menyambut baik kepemimpinan Indonesia dalam hal perubahan iklim dan membuka peluang untuk

19

(23)

22 mendirikan kerjasama jangka panjang Australia dalam proyek Reducing Emissions from Deforestation and Forest Degradation (REDD)20.

PENUTUP

Protokol Kyoto merupakan rezim internasional yang tidak sejalan dengan kebijakan developmentalis Australia karena menekan pengurangan industrialisasi negara. Perdana Menteri terpilih yaitu P.M Kevin Rudd yang berasal dari Partai Buruh menjadikan ratifikasi Protokol Kyoto sebagai instrumen untuk mendapat dukungan dari publik Australia. Ratifikasi menjadi cara Partai Buruh untuk membedakan sikap dari pemerintahan Partai Liberal sebelumnya. Ratifikasi Protokol Kyoto mampu meningkatkan pamor Partai Buruh sebagai partai yang bereformasi secara progresif pada tahun 2007-2010 dan juga menandai era baru perpolitikan Australia.

Ratifikasi Protokol Kyoto juga merupakan salah satu pembuktian bahwa Australia telah merubah kebijakan luar negeri menjadi semakin kooperatif dengan negara tetangga dan bekerjasama secara multilateral dengan negara-negara lain maupun Persatuan Bangsa-Bangsa (PBB). Kedua kepentingan tersebut merupakan alasan yang berada dibalik ratifikasi Protokol Kyoto. Pemerintahan Kevin Rudd mengambil cara lain untuk menarik perhatian publik domestik dan internasional yaitu dengan tidak menjual kebijakan-kebijakan pembangunan.

20

(24)

23 DAFTAR PUSTAKA

Aburaki, Kiyoaki et all, Michael J.Green, Charles Free man, Amy Searight (ed).2010.Green Dragons: The Politics of Climate Change in Asia. Center for Strategic & International Studies.

Allison, Graham T.1972.Bureaucratic Politics: A Paradigm and Some Policy Implications. World Politics, Vol.24, hal 40-79.

Aulich, Chris and Mark Evans. 2011. The Rudd Government:Australian Commonwealth Administration 2007-2010. Canberra: The Australian National University. Australian Government. 2010. Overview of Australia-China Relations.

<http://www.dfat. gov.au/geo/index.html>. Diakses tanggal 8 April 2012. Balaam and Veseth.2001. Introduction to International Political Economy. New Jersey:

Upper Saddle River.

Borg.1994: definisi diplomasi lingkungan dalam buku Diplomasi Lingkungan:Teori dan Fakta (Andreas Pramudianto. 2008. Universitas Indonesia).

Dougherty, James.E, Robert LP fallzgraf, Jr. 1990. Contending Theories of International Relations: A Comprehensive Survey, Third Edition. New York: Harper Collins Publisher.

Grubel, James. 2007. Australia's new prime minister, Kevin Rudd, took the oath of office on Monday and immediately signed documents to ratify the Kyoto Protocol, ending his country's decade of opposition to the global climate agreement. Reuters. <http://www.reuters.com/article/2007/12/03/us-australia-politics-idUSSYD37 8452007 1203>. Diakses tanggal 13 Maret 2012

Holsti, K.J. 1978. International Politics A Framework for Analysis Third Edition. New Delhi: Practice Hall of India, page 82-83.

Krasner , Stephen D. 1982. “Structural Causes and Regime Consequences: Regimes as Intervening Variables.” International Organization 36/2 (Spring). Reprinted in Stephen D. Krasner, ed., International Regimes, Ithaca, NY: Cornell University Press.

Leviston, Zoe .2011. Australian‟s Views of Climate Change. CSIRO Ecosystem Sciences.

Linklater, Andrew. „Rationalism‟ in Handbook of International Relations. London: Macmilan Press, hal 75

(25)

24 Okezone.com. Edisi Senin, 3 Desember 2007. Aplaus 3 Menit Sambut Komitmen Aussie Teken Protokol Kyoto. <http: //international .okezone .com /read /2007 /12 /03/18/65468/18/aplaus-3-menit-sambut-komitmen-aussie-teken-protokol-kyoto>. Diakses pada tanggal 8 April 2012.

Papadakis, Elim.2002. Challenges for Global Enviromental Diplomacy in Australia and the European Union. National Europe Centre Paper No.21.Australian National University. Pg 6-7.

Plano, Jack. C, Roy Olton.1982. The International Dictionary: The Third Edition. England: Clio Press Ltd.

Putnam, Robert D. 2008. Diplomacy and Domestic Politics: The Logic of Two-Level Games. International Organization, Vol.42, No.3. hal.427-460.

Ritzer, George.1975.Sociology: A Multi Paradigm Science. Boston: Allyn and Bacon. Speck, Desley Lousie. 2010. A Hot topic? Climate Change Mitigation Policies, politic,

and the Media in Australia. Fenner School Environment and Society. Australia: Australian National University.

Stevenson, Hayley.2006.Australian Foreign Policy and the Challenge of Climate Change. <http://arts.monash.edu.au/psi/news-and-events/apsa/refereed-papers/international-relations/stevenson.pdf>. Diakses pada tanggal 6 April 2012.

Tanter, Bruce.2008.Party Leaders, Global Warming and Green Voting in Australia. University of Tasmania.

Tourism Australia. 2012. <http:/ /www .australia .com /id / about /culturehistory / history.aspx.>. Diakses pada tanggal 8 April 2012.

Referensi

Dokumen terkait

Pelaksanaan tugas Baperjakat dalam rangka pengangkatan pegawai pada jabatan structural di pemerintah daerah kabupaten Halmahera utara selama ini sudah baik namun

Definisi agama (yuridis) dalam UU PNPS 1965 tidak memberikan pengertian yang memadai (kekosongan hukum), sampai beberapa waktu lalu masih dijadikan senjata ampuh

pribadi dalam hubungan tatap muka. pribadi dalam hubungan tatap muka.  Konselor bukan hanya membantu individu atas Konselor bukan hanya membantu individu atas apa saja yang

Kriteria yang dapat digunakan untuk menganalisis teks berita adalah struktur teks.. Kriteria analisis berita dengan KOPS adalah: konteks, opini, perspektif,

Permasalahan yang pertama adalah untuk saat ini OJRS+ belum melakukan penerapanan penggunaan system Single Sign On (SSO) sebagai auto login pada OJRS+ untuk

Praktik Pengalaman Lapangan (PPL) adalah semua kegiatan kurikuler yang harus dilaksanakan oleh mahasiswa praktikan, sebagai pelatihan untuk menerapkan teori

Hasil tangkapan utama nelayan trammel net adalah udang banana yang sering disebut dengan istilah lokal udang putih. Hal ini dikarenakan lokasi pengoperasian yang

(ahan makanan yang dicuci terlalu lama akan menyebabkan hilangnya kandungan gi&gt;i dalam jumlah banyak, selain itu pemanasan yang terlalu lama juga dapat menyebabkan