• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsentrasi Belajar 2.1.1 Pengertian Konsentrasi Belajar - Hubungan Pola Makan Dengan Konsentrasi Belajar Pelajar SMAIT Al- Fityan Tahun 2014/2015

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsentrasi Belajar 2.1.1 Pengertian Konsentrasi Belajar - Hubungan Pola Makan Dengan Konsentrasi Belajar Pelajar SMAIT Al- Fityan Tahun 2014/2015"

Copied!
25
0
0

Teks penuh

(1)

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsentrasi Belajar

2.1.1 Pengertian Konsentrasi Belajar

Konsentrasi belajar adalah pemusatan perhatian atau pikiran dalam kegiatan pembelajaran baik secara efektif, kognitif, dan psikomotorik yang dalam prosesnya bersifat selektif dan dapat beralih (Djaali, 2007). Banyak ahli keterampilan studi berpendapat bahwa pemusatan pikiran atau konsentrasi adalah suatu kebiasaan dan dapat dilatih oleh setiap orang yang bersungguh-sungguh ingin mencapainya (Gie, 1998).

Konsentrasi adalah pemusatan fungsi jiwa seperti konsentrasi pikiran dan perhatian terhadap suatu pekerjaan yang dilakukan. Ketika belajar diperlukan konsentrasi dalam perwujudan perhatian terpusat pada suatu pelajaran. Apabila konsentrasi berkurang dampaknya dapat terlihat pada prestasi seseorang (Djamarah, 2008).

Menurut Sardiman (2007) pula, konsentrasi adalah memusatkan seluruh perhatian hanya pada suatu situasi belajar. Unsur motivasi dalam hal ini sangat membantu tumbuhnya proses pemusatan perhatian. Keterlibatan mental secara detail sangat diperlukan untuk membantu seseorang itu untuk mengesampingkan linkungan sekitarnya.

(2)

2.1.2 Aspek Konsentrasi Belajar

Terdapat beberapa aspek penting yang dipertimbangkan apabila membincangkan tentang konsentrasi belajar. Menurut Nugroho (2007) aspek –aspek konsentrasi belajar adalah seperti yang tertera di bawah ini:

A. Pemusatan pikiran: Seseorang itu harus mempunyai suasana belajar yang tenang, nyaman dan perhatian penuh untuk memahami isi pelajarannya.

B. Motivasi: Keinginan atau dorongan yang kuat yang timbul dari diri seseorang itu secara sendirinya untuk menjadi lebih baik agar dapat memenuhi kebutuhannya.

C. Rasa khawatir: Seseorang itu merasa tidak tenang karena merasakan pekerjaan yang dilakukannya itu tidak optimal.

D. Perasaan tertekan: Tuntutan dan tekanan daripada orang disekitarnya.

E. Gangguan pemikiran: Hambatan yang muncul pada individu yang asalnya mungkin dari individu itu sendiri ataupun dari orang disekelilingnya.

F. Gangguan kepanikan: Seseorang itu merasa khawatir memikirkan tentang hasil yang akan dilakukan atau sudah dilakukan dan ini menurunkan konsentrasinya.

(3)

2.1.3 Faktor- Faktor yang Memempengaruhi Konsentrasi Belajar

Menurut Slameto (2003) terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi konsentrasi di antaranya adalah:

A. Kurangnya minat terhadap mata pelajaran yang dipelajari.

B. Perasaan gelisah, tertekan, marah, khawatir, takut, benci dan dendam.

C. Suasana lingkungan belajar yang berisik dan berantakan.

D. Kondisi kesehatan jasmani.

E. Kebosanan terhadap pelajaran atau sekolah.

2.1.4 Cara-Cara untuk Meningkatkan Konsentrasi Belajar

Liang Gie, 1998 mengemukakan teknik-teknik meningkatkan konsentrasi, antaranya adalah:

A Mempunyai suatu sikap positif. Contoh sikap yang positif adalah memandang proses belajar sebagai suatu kesempatan untuk mengembangkan ilmu pengetahuan dan bukannya sebagai suatu tugas yang tidak menyenangkan dan membebankan.

B Membatasi peralihan perhatian ketika belajar.

Memang ketika belajar seseorang itu sering mengalihkan perhatiannya tetapi peralihan perhatian itu perlu dibatasi pada pokok soal yang sedang dipelajarinya pada waktu itu.

C Menggunakan teknik laba-laba.

(4)

mengabaikan hal-hal yang mula-mula mengganggu perhatian sewaktu belajar seperti misalnya orang-orang yang lalu lalang didekatnya dan juga suara disekelilingnya.

D Mengabaikan suara di sekitarnya.

Ketika belajar pelajar seharusnya berusaha sebaik mungkin untuk mengabaikan suara-suara disekelilingnya.

E Mengusahakan segala perlengkapan belajar.

Sebelum duduk dan mula belajar, siapkan segala perlengkapan seperti peralatan tulis, buku-buku yang diperlukan dan pastikan tempat belajar ruangannya nyaman dan terang.

Menurut Nugroho (2007) pula, terdapat empat cara efektif untuk meningkatkan konsentrasi belajar pelajar, antaranya adalah:

A Kenali karakter pelajar

Semua orang mempunyai gaya belajar yang berbeda-beda. Beberapa orang gemar belajar dalam suasana yang dilingkungi dengan musik yang kuat tetapi ada pula yang hanya dapat belajar jika berada di tempat yang sunyi.

B Pergunakan konsep reward dan punishment dalam belajar

(5)

C Mengubah kebiasaan belajar

Mengubah tempat belajar mampu membantu pelajar untuk mengurangi kejenuhan dan rasa bosan. Apabila pelajar duduk dan belajar di tempat yang sama pasti minat dan konsentrasinya akan menurun jadi dengan mengubah tempat belajar misalnya dari kamar ke kafe yang nyaman dapat membantu pelajar untuk bersemangat kembali.

D Persiapan sarana dan prasarana yang mendukung

Sebelum pelajar duduk dan belajar memastikan tempat belajarnya nyaman dan tidak terlalu panas atau terlalu dingin serta mendapat cahaya yang mencukupi dan perlengkapan belajarnya berada dekat dengannya agar tidak perlu bergerak dari posisi belajarnya.

2.1.5 Penilaian Konsentrasi Belajar dengan Bourdan Test

Test Bourdon adalah tes yang umum digunakan untuk persepsi visual gabungan,

(6)

2.2 Pola Makan

2.2.1 Definisi Pola Makan

Menurut Lie (1999), pola makanan merupakan suatu gambaran tentang kebiasaan makan seseorang yang meliputi jumlah serta jenis bahan makanan yang dikonsumsi oleh tiap kelompok masyarakat. Pola makan adalah sesuatu yang dihadapi oleh tiap individu di dunia ini untuk mengambil keputusan dalam memilih makanan serta mengkonsumsinya sebagai respon terhadap pengaruh fisiologi, psikologi, budaya dan sosial (Suhardjo, 1989).

Menurut Hong pula yang dikutip oleh Santoso (2004), menyatakan bahwa pola makan adalah berbagai informasi yang menunjukkan gambaran macam serta jumlah makanan yang dikonsumsi setiap hari oleh setiap individu dan merupakan suatu ciri khas bagi setiap kelompok masyarakat yang berbeda. Menurut Santoso (2004), kondisi setempat dan beberapa faktor yang berubah di tempat yang beda mampu mengubah pola makanan setiap daerah. Antara faktor tersebut adalah:

A. Faktor geografi, kesuburan tanah di daerah tersebut mempengaruhi produksi bahan makanan, sumber air serta kemajuan teknologi dan transportasi mempengaruhi kesediaan bahan makanan.

B. Faktor sosio-ekonomi serta budaya dan kebiasaan merupakan pengaruh utama dalam makanan yang dikonsumsi oleh masyarakat.

(7)

2.2.2 Jenis-Jenis Gizi dalam Makanan

Pola makanan merupakan informasi tentang diversitas, jenis serta jumlah zat gizi dalam makanan yang dikonsumsi oleh tiap individu (Suhardjo, 1999). Lima kelas utama zat gizi yang terdapat di dalam makanan yang dikonsumsi oleh setiap orang adalah, yaitu: karbohidrat, protein, lemak, vitamin dan mineral. Makanan ini akan dipecahkan oleh sistem pencernaan tubuh dan dikonversi untuk menghasilkan energi. Hal ini didukung oleh pernyataan Sunita Almatsier (2004) yang menyatakan zat gizi adalah ikatan kimia yang diperlukan oleh tubuh untuk membantu dalam menjalankan fungsinya, yaitu menghasilkan energi untuk aktivitas seharian, membangun dan memelihara jaringan serta mengatur proses-proses kehidupan.

Gambar 2.1 Piramida Makanan

Sumber Gambar Piramida Makanan: (http://www.danonenutrindo.org)

(8)

A Karbohidrat

Menurut Mozaffarian et al (2011), karbohidrat ditemukan di dalam beragam bentuk makanan, baik yang sehat atau yang tidak sehat. Terdapat beberapa contoh jenis makanan yang kaya dengan karbohidrat adalah roti, kacang-kacangan, kentang, kue, spaghetti, minuman ringan, dan jagung. Karbohidrat terdapat dalam berbagai bentuk dan yang paling umum dan berlimpah adalah gula, serat dan pati. Makanan tinggi karbohidrat merupakan bagian penting dari diet yang sehat. Karbohidrat di dalam tubuh diubah menjadi energi yang digunakan untuk mendukung fungsi tubuh dan aktivitas fisik. Beberapa jenis makanan kaya karbohidrat yang lebih baik daripada yang lain, contohnya:

1) Sumber karbohidrat yang sehat adalah dari biji-bijian yang belum diolah atau yang diproses secara minimal yaitu bijian, sayuran, buah-buahan dan kacang-kacangan - mempromosikan kesehatan yang baik dengan memberikan vitamin, mineral, serat dan sejumlah fitonutrien penting.

2) Sumber karbohidrat yang tidak sehat termasuk roti putih, kue-kue, soda, dan makanan yang diproses atau olahan lainnya. Bahan makanan tersebut mengandung karbohidrat yang mudah dicerna dan dapat menyebabkan kenaikan berat badan, mengganggu penurunan berat badan, dan memicu terjadinya diabetes dan penyakit jantung.

(9)

Contoh gula tunggal dari makanan meliputi:

1) Fruktosa (buah-buahan)

2) Galaktosa (produk susu)

Contoh gula ganda meliputi:

1) Laktosa (produk susu)

2) Maltose (dalam beberapa sayuran dan bir)

3) Sukrosa (gula)

Karbohidrat sederhana yang mengandung vitamin dan mineral terjadi secara alami di dalam:

1) Buah-buahan

2) Produk susu

3) Sayur-sayuran

Karbohidrat sederhana juga ditemukan dalam gula olahan dan halus seperti:

1) Minuman berkarbonasi

2) Sirup

Karbohidrat kompleks, meliputi:

1) Roti gandum

(10)

Fungsi utama karbohidrat adalah untuk menyediakan energi bagi tubuh terutama otak dan sistem saraf. Karbohidrat akan dipecah menjadi monosakarida yang dapat diabsorpsi oleh dinding usus halus dengan bantuan enzim. Didalam usus berlangsung pemecahan dengan bantuan enzim – enzim intestinal yaitu:

sukrosa———fruktosa + glukosa, oleh enzim sukrase

maltosa———glukosa + glukosa, oleh enzim maltase

laktosa ———galaktosa+glukosa, oleh enzim laktase

Konsumsi karbohidrat haruslah dalam batas yang telah ditetapkan bagi tiap golongan masyarakat dan tidak berlebihan karena dapat menyebabkan obesitas. Tidak mendapatkan karbohidrat yang cukup dapat menyebabkan kekurangan kalori (Nlm.nih.gov, 2014). Dianjurkan agar makanan sumber karbohidrat ini harus dibatasi konsumsinya sekitar 50-60% dari kebutuhan energi. Dengan mengambil tindakan sedemikian, kekurangan zat gizi yang lain dapat dipenuhi dari sumber zat pembangun dan pengatur. Apabila energi yang diperoleh dari makanan sumber karbohidrat kompleks melebihi 60%, maka kebutuhan protein, vitamin dan mineral sulit dipenuhi (Santoso dan Lies, 2004).

B Protein

(11)

Protein ini ditemukan di seluruh tubuh kita baik di dalam otot, tulang, kulit, rambut, dan hampir setiap bagian tubuh lain atau jaringan. Protein dibangun dari asam amino (The Nutrition Source, 2012). Menurut Evert, 2011, asam amino diklasifikasikan menjadi tiga kelompok yaitu, asam amino esensial, non esensial dan bersyarat. Asam amino esensial tidak dapat dibuat oleh tubuh, dan harus dipasok oleh makanan. Sembilan asam amino esensial adalah: histidin, isoleusin, leusin, lycine, metionin, fenilalanin, threonine, triptofan, valin. Asam amino nonesensial yang dibuat oleh tubuh terdiri daripada: alanine, asparagine, asam aspartate, dan asam glutamate. Asam amino yang ketiga yaitu asam amino kondisional ini biasanya tidak penting, kecuali pada saat sakit dan stress. Mereka termasuk: arginine, sistein, glutamine, glycine, ornithine dan proline. Seperti karbohidrat, protein juga harus dikonsumsi dalam jumlah yang cukup saja berdasarkan umur, aktivitas harian dan jenis kelamin. Jika pengambilan protein terlalu tinggi maka dapat berkontribusi terhadap kadar kolesterol tinggi atau penyakit lain seperti asam urat. Diet tinggi protein juga dapat meletakkan beban pada ginjal. Diet yang rendah protein dapat menyebabkan kwashiorkor yaitu malnutrisi protein.

C Lemak

(12)

daripada lemak tak jenuh tunggal dan lemak tak jenuh ganda. Lemak tak jenuh tunggal terdapat di dalam kacang-kacangan dan minyak nabati seperti canola, zaitun, dan minyak kacang. Terdapat dua jenis lemak tak jenuh ganda yaitu, omega - 3 dan omega - 6 asam lemak. Asam lemak omega - 3 ditemukan di dalam makanan dari tanaman seperti minyak kedelai, minyak canola dan kenari. Mereka juga ditemukan di dalam lemak ikan dan kerang sebagai asam eicosapentaenoic (EPA) dan docosahexaenoic acid (DHA). Omega-6 asam lemak kebanyakan ditemukan di dalam minyak nabati cair seperti minyak kedelai, dan minyak jagung (Med.umich.edu, 2014).

Lemak berada lebih lama di dalam sistem pencernaan tubuh manusia berbanding dengan protein dan karbohidrat, sehingga lemak dapat menimbulkan rasa kenyang untuk jangka waktu yang lama. Konsumsi lemak dan minyak secara berlebihan dalam makanan akan mengurangi konsumsi makanan lain dan seseorang itu akan mengalami defisiensi zat gizi yang lain selain lemak. Telah dianjurkan sebanyak tidak lebih dari 25% dari kebutuhan energi seharian konsumsi lemak bagi tiap individu (Rajaratnam, 2011).

D Vitamin dan Mineral

(13)

bijian. Contoh vitamin yang larut dalam air adalah vitamin C, B dan asam folat (Santoso dan Lies, 2004).

Mineral pula merupakan zat gizi yang diperlukan tubuh dalam jumlah yang sangat sedikit. Terdapat beberapa contoh mineral yaitu zat besi/Fe, zat fosfor (P), zat kapur (Ca), zat fluor (F), natrium (Na), klorin (Cl), dan kalium (K). Mineral walaupun diperlukan dalam kuantitas yang sedikit mempunyai fungsi sebagai pembentuk berbagai jaringan tubuh, tulang, hormon, dan enzim. Selain itu, mineral juga membantu dalam mengatur berbagai proses metabolisme, keseimbangan cairan tubuh, dan proses pembekuan darah di dalam tubuh (Santoso dan Lies, 2004).

2.2.3 Faktor-faktor yang mempengaruhi kebiasaan makan seseorang

Menurut Khumaidi (1994), kebiasaan makan adalah tingkah laku manusia atau kelompok manusia dalam memenuhi kebutuhannya akan makan yang meliputi sikap, kepercayaan, dan pemilihan makanan. Terdapat 2 faktor utama yang mempengaruhi kebiasaan makan seseorang yaitu faktor intrinsik yaitu asalnya dari dalam manusia itu sendiri serta faktor ekstrinsik di mana ia adalah dari luar manusia tersebut (Khumaidi, 1994).

Faktor ekstrinsik dibagikan kepada beberapa kelompok yaitu:

A Lingkungan Budaya dan Agama

(14)

B Lingkungan Alam

Seseorang atau kelompok masyarakat membuat keputusan untuk memilih makanan berdasarkan produksi serta ketersediaan pangan setempat. Contohnya, daerah yang mempunyai nasi sebagai makanan pokok akan merasa seperti belum makan atau tidak puas makannya jika tidak makan nasi tiap kali makan walaupun telah mengkonsumsi makanan yang lain dalam jumlah yang adekuat.

C Lingkungan ekonomi

Status ekonomi mempunyai pengaruh yang besar terhadap distribusi pangan. Masyrakat dengan status ekonomi yang kuat mempunyai dana yang cukup untuk membeli makanan yang beraneka serta berkualitas dan ini secara langsung akan menyebabkan kebiasaan makannya melebihi asupan kecukupan gizinya. Hal yang berlawanan terjadi pada mereka dengan status ekonomi yang kurang. Ketidakcukupan gizinya terjadi kerana masyarakat dengan status ekonomi yang menengah kebawah tidak mampu untuk membeli berbagai makanan yang berkualitas dan sehat.

D Lingkungan sosial

(15)

Faktor intrinsik dapat dibagikan kepada tiga yaitu:

A Asosiasi Emosional

Seseorang yang mempunyai hewan peliharaan cenderung mempunyai perasaan saling kasih sayang antara individu dan hewan peliharaannya. Golongan individu seperti ini biasanya enggan makan daging dari hewan peliharaanya itu. Selain itu, seseorang ibu yang memberikan ASI dengan penuh kasih dan sayang akan membantu dalam memberikan kepada anaknya pertumbuhan dan rohani yang baik. Cara pemberian makanan oleh si ibu akan mendasari kebiasaan makan anaknya dalam kehidupan akan datangnya.

B Keadaan Jasmani dan Kejiwaan yang Sedang Sakit

Status kesehatan seseorang mempunyai dampak yang sangat besar terhadap kebiasaan makan individu tersebut. Hal ini karena, nafsu makan kita akan menurun jika kesehatan kita menurun, dan ini secara lansung akan menyebabkan seseorang itu hilang selera makannya.

C Pengetahuan Gizi

(16)

2.2.4 13 Pesan Dasar Gizi Seimbang

Gambar 2.2 Gizi Seimbang Sumber: (http://www.state.nj.us/)

Di dalam Depkes RI (2002), pola makan seseorang itu haruslah disesuaikan dengan Pedoman Umum Gizi Seimbang yang terdiri dari 13 pesan dasar gizi seimbang untuk menunjukkan bahawa individu tersebut sudah mencapai kebiasaan makan yang baik. 13 pesan dasar gizi seimbang adalah:

1) Makanlah aneka ragam makanan.

2) Makanlah makanan untuk memenuhi kecukupan energi.

(17)

5) Gunakan garam beryodium.

6) Makanlah makanan sumber zat besi.

7) Berikan ASI (Air Susu Ibu) sahaja pada bayi sampai berumur 4 bulan.

8) Biasakan makan pagi.

9) Minumlah air yang bersih.

10)Lakukan kegiatan fisik dan olahraga secara teratur.

11)Hindari minuman beralkohol.

12)Makanlah makanan yang aman bagi kesehatan.

13)Bacalah label pada makanan yang dikemas.

(18)

2.2.5 Konversi Satuan Ukuran Rumah Tangga Ke Dalam Satuan Berat (Gram) Ukuran Rumah Tangga (URT) merupakan ukuran yang lazim digunakan di rumahtangga sehari-hari untuk menaksir jumlah pangan yang dikonsumsi atau dimasak. Satuan Ukuran Rumah Tangga (URT) diperoleh dari jenis peralatan makan yang biasa digunakan di rumahtangga seperti piring, gelas, sendok, mangkok, sedangkan untuk buah dan sayuran digunakan satuan potong, buah, ikat dan sebagainya (Hardinsyah dan Briawan, 1994).

Daftar Ukuran Rumah Tangga sering digunakan dalam perencanaan konsumsi pangan dan pengumpulan data konsumsi pangan yang sering dilakukan melalui survei maupun konsultasi gizi kerana tidak setiap rumahtangga mempunyai alat ukur seperti timbangan, maka menaksir jumlah pangan menggunakan daftar URT sangat praktis dan cepat. Metode ini dipengaruhi oleh keahlian enumerator dalam menggali informasi atau data yang diperlukan dan ketepatan menaksir jumlah pangan dari URT ke satuan berat. Kesalahan menggunakan nilai konversi satuan URT (menggunakan konversi bahan pangan lain yang sejenis) dapat berakibat pada kesalahan penilaian konsumsi pangan dan gizi, yang pada akhirnya terjadi kesalahan dalam penentuan status gizi (Hardinsyah dan Briawan, 1994).

(19)

2.2.6 Penilaian Pola Makanan

Penilaian pola makanan dilakukan dengan metode pengumpulan data dengan menggunakan formulir food frequency dan formulir food recall.

1.Metode Recall 24 jam

Metode ini digunakan untuk jumlah estimasi pangan dan minuman yang dikonsumsi oleh individu dalam 24 jam sebelumnya atau sehari sebelum wawancara dilakukan. Metode ini membantu kita mengenal pasti besarnya porsi pangan.

2. Formulir food frequency

Mengukur secara langsung berat setiap pangan dan kekerapan mengkonsumsi pangan tersebut dalam seminggu.

3. Nutri Survey

Nutri survey adalah sebuah software yang dibuat oleh Jurgen Erhadt dan Reiner Gross. Software yang peruntukannya ini berguna untuk menganalisis zat gizi makanan dari menu atau survei konsumsi.

4. Daftar Angka Kecukupan Gizi (AKG) Indonesia 2013

Kecukupan gizi yang dianjurkan atau lebih merupakan terjemahan bebas dari Recommended Dietary Allowance (RDA), diartikan sebagai suatu kecukupan rata-rata gizi setiap hari bagi hampir semua rakyat Indonesia menurut golongan umur, jenis kelamin, ukuran tubuh, dan aktifitas untuk mencapai derajat kesehatan yang optimal.(Dilihat di halaman lampiran)

Tingkat kecukupan gizi diukur dengan melihat tingkat konsumsi Energi dan Protein yang dikonsumsi, dengan menggunakan rumus:

(20)

Keterangan:

TK = Tingkat kecukupan

K = Konsumsi

KC = Kecukupan yang dianjurkan

Setelah itu dihitung rata-rata seharinya dan dibandingkan dengan daftar kecukupan gizi yang dianjurkan.

Tingkat energi dan protein dapat digolongkan atas (Supariasa, dkk, 2002):

− Defisit: < 70% AKG

− Kurang: 70-80% AKG

− Sedang: 80-90% AKG

(21)

2.2.7 Makanan Untuk Meningkatkan Fungsi Otak untuk Proses Pembelajaran dan Konsentrasi Belajar

Menurut Norman (2014), otak kita terdiri dari sel otak yang dikenal sebagai neuron. Neuron terdiri daripada badan sel, dendrit serta akson. Setiap neuron berfungsi dengan menerima impuls daripada neuron yang lain melalui dendrit dan dialirkan melalui akson untuk ke neuron yang lain. Suatu sinaps akan terbentuk antara dua neuron yang menyebabkan terjadinya transfer impuls. Sambungan sinaps baru sering terjadi di dalam otak yang membantu dalam mencatat dan mengintegrasikan pengetahuan yang baru dipelajari. Neuron dapat dibangunkan untuk melakukan sambungan supaya otak seseorang individu dapat terus menerima pembelajaran yang baru. Biasanya pengetahuan dan sambungan yang tua akan melemah dan biasanya akan terputus. Bahan baku untuk membangun dan pemangkasan sambungan ini berasal dari makanan yang kita konsumsi setiap hari. Neuron berhubungan antara satu dengan yang lain dengan menggunakan proses yang disebut neurotransmisi di mana akan terjadinya pelepasan sebuah bahan kimia messenger yang dikenal sebagai neurotransmitter (NTS). Komunikasi sel–sel neuron ini yang membentuk dasar pembelajaran seseorang individu. NTS membantu menghubungkan kenangan verbal, emosional, visual dan kinestetik serta menghubungkan pembelajaran sebelumnya dengan pembelajaran baru. Neurotransmitter yang diproduksi di otak adalah hasil dari makanan yang dikonsumsi. Neuron membutuhkan lemak yang baik, protein, karbohidrat kompleks, mikronutrien - vitamin, mineral dan fitonutrien, dan air untuk berfungsi secara optimal. Nutrisi ini digunakan untuk menggerakkan fungsi pembelajaran.

Otak mempunyai kandungan lemak yang tinggi yaitu sebanyak 60% dan ini yang menyebabkannya sangat rentan terhadap kerusakan. Docosahexaenoic acid, atau lebih dikenali sebagai DHA, suatu lemak omega - 3, merupakan komponen struktural

penting bagi otak. Sekitar 25% daripada lemak di dalam otak adalah DHA. Makanan

yang kaya dengan DHA termasuk ikan dan hati. DHA ditemukan dalam kadar tinggi

(22)

tidak memadai, sel-sel saraf menjadi kaku dan lebih rentan terhadap peradangan.

Molekul lemak ini membantu menjaga fleksibilitas otak sehingga ia mampu mengirim dan menerima informasi dengan lancar. Membran yang kaku dan keras ini menghambat perubahan dalam sel yang penting untuk komunikasi antara sel. Omega-3 yang tidak mencukupi biasanya diganti dengan kolesterol dan omega - 6 sebagai gantinya

(Mercola.com, 2015).

Karbohidrat adalah sumber energi yang utama bagi otak karena glukosa adalah bahan bakar utama bagi otak. Ketika kadar gula meningkat dalam aliran darah, pankreas melepaskan insulin, yang mengarahkan gula ke dalam sel, untuk menjaga gula darah pada tingkat yang stabil. Semakin banyak gula dimakan, semakin banyak insulin dilepaskan, semakin menurun energi pelajar. Laju konversi makanan dengan gula disebut indeks glikemik (GI) - semakin tinggi GI, semakin besar respon insulin (Norman, 2014). Sel-sel otak membutuhkan dua kali lebih banyak energi daripada sel-sel lain dalam tubuh. Neuron, sel-sel-sel-sel yang berkomunikasi satu sama lain, memiliki

permintaan yang tinggi untuk energi karena mereka selalu dalam keadaan aktivitas

metabolik. Bahkan saat tidur, neuron masih bekerja memperbaiki dan membangun

kembali komponen strukturalnya yang rusak. Paling menuntut energi neuron adalah

sinyal bioelektrik yang bertanggung jawab untuk komunikasi seluruh sistem saraf.

Transmisi saraf ini mengkonsumsi hampir 10 % dari energi seluruh tubuh

(Learn.fi.edu, 2015).

Protein menyediakan asam amino, yang digunakan untuk membentuk neurotransmitter dan struktur dukungan dalam neuron. Protein membentuk reseptor, struktur tertanam dalam membran yang membantu dalam komunikasi sel. Konsumsi protein meningkatkan jumlah asam amino seperti tirosin, yang mendorong otak untuk

memproduksi norepinephrine dan dopamine. Norepinefrin dan dopamin dapat

meningkatkan energi individu karena hormon ini mempromosikan kewaspadaan dan

(23)

daging, produk susu, kacang-kacangan dan biji-bijian harus dikonsumsi oleh pelajar

untuk meningkatkan semangat untuk belajar (Psychologytoday.com, 2015).

(24)

(25)

2.3 Penelitian Terdahulu Tentang Hubungan Pola Makan dengan Konsentrasi Belajar

Penelitian yang dilakukan Saidin (1991), yang berjudul Hubungan Kebiasaan Sarapan Pagi dengan Konsentrasi Belajar pada Siswa Sekolah Dasar kelasVI, V, VI di Bogor. Penelitian ini merupakan penelitian kohort dan diuji menggunakan tes Bourdon dengan uji t-test dan Anova. Hasil tes konsentrasi belajar dengan menggunakan cara digit Symbol (subtest WISC) tanpa gangguan menggunakan uji t-test menunjukkan ada

perbedaan yang bermakna (P<0,01) tetapi tes Bourdon tidak menunjukkan perbedaan yang bermakna. Perbedaan dengan penelitian yang akan dilaksanakan adalah disain penelitian, variabel yang diteliti dan tempat penelitian.

Penelitian yang dilakukan Sunarti (2006) dengan judul penelitian Pengaruh Pemberian Makanan Tambahan terhadap Konsentrasi Belajar Siswa Sekolah Dasar. Penelitian ini menggunakan quasi eksperimental dengan cross over design. Hasil penelitian ini adalah pemberian makanan tambahan mempengaruhi konsentrasi belajar siswa di tempat penelitian. Perbedaan dengan penelitian yang akan dilaksanakan adalah disain penelitian, variabel dan tempat penelitian.

Gambar

Gambar 2.2 Gizi Seimbang
Gambar 2.3 Kerangka berfikir

Referensi

Dokumen terkait

Alur penelitian yang dilakukan ditunjukkan pada Gambar 4. Secara garis besar penelitian ini dibagi menjadi tiga tahapan, yaitu tahapan segmentasi, tahapan pengukuran fitur dan

Sementara untuk tujuan makalah ini adalah merancang Sinkronisasi dan CS pada audio watermarking, menganalisis kualitas audio yang sudah disisipkan watermark dibandingkan

Atas dasar penelitian dan pemeriksaan lanjutan secara seksama terhadap berkas yang diterima Mahkamah Pelayaran dalam Berita Acara Pemeriksaan Pendahuluan (BAPP)

Dimana apabila menunjukan status tersedia dari sebuah sarana pada suatu tanggal tertentu itu artinya sarana tersebut masih bisa untuk dilakukan pemesanan karena

rawat inap kelas II terhadap pelayanan keperawatan di RSUD Sanjiwani Gianyar dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut dari 86 responden secara umum sebagian besar

Achmad Wardi - Badan Wakaf Indonesia bekerjasama dengan Yayasan Dompet Dhuafa Republika sebagai pengelola RS - Masyarakat dhuafa (gratis disubsidi dana zakat).

Namun pada neonatus dengan gejala klinis TB dan didukung oleh satu atau lebih pemeriksaan penunjang (foto toraks, patologi anatomi plasenta dan mikrobiologis darah v.umbilikalis)

Tujuan dari penulisan ini adalah membuat aplikasi yang dapat memberikan rekomendasi pemesanan iklan yang optimal, data yang saling terintegrasi, dan kalkulasi