OPTIMASI METODE KROMATOGRAFI CAIR KINERJA TINGGI
(KCKT) UNTUK PENETAPAN KADAR ANTIOKSIDAN
TERSIER BUTIL HIDROKUINON (TBHQ)
DALAMMINYAK GORENG SETELAH
PENGGORENGANBERULANG
TESIS
JABANGUN LUMBANBATU127006009/ KIM
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
OPTIMASI METODE KROMATOGRAFI CAIR KINERJA TINGGI
(KCKT) UNTUK PENETAPAN KADAR ANTIOKSIDAN
TERSIER BUTIL HIDROKUINON (TBHQ)
DALAM MINYAK GORENG SETELAH
PENGGORENGAN BERULANG
TESIS
Diajuka n Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Master Sains Dalam Program Studi Ilmu K imia Pada Fakultas Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam
Universitas Sumatera Utara
Oleh
JABANGUN LUMBANBATU127006009/ KIM
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Telah diuji pada
Tanggal : 22Juli 2014
PANITIA PENGUJI TESIS
KETUA : Prof.Dr. Harlem Marpaung
: 1. Dr. M. Pandapotan Nasution, MPS, Apt
2. Prof. Basuki Wirjosentono, MS, Ph.D
3. Prof. Dr. Harry Agusnar, M.Sc, M.Phil
PERSETUJUAN
Judul Tesis : OPTIMASI METODE KROMATOGRAFI CAIR KINERJA TINGGI (KCKT) UNTUK PENETAPAN KADAR ANTIOKSIDAN TERSIER BUTIL
HIDROKUINON (TBHQ)DALAM MINYAK
GORENG SETELAH PENGGORENGANBERULANG
Nama Mahasiswa : JABANGUN LUMBANBATU
Nomor Pokok : 127006009
Prog ram Studi : MAGISTER (S2) ILMU KIMIA
Menye tujui
Komisi Pembimbing
Prof.Dr.Harlem Marpaung Dr.M . Pandapotan Nas ution, M PS,Apt
Ketua Anggota
Ketua Program Studi Dekan
Prof. Basuki Wirjosentono, MS, Ph.D Dr. Sutarman, M.Sc
PERNYATAAN ORISINALITAS
OPTIMASI METODE KROMATOGRAFI CAIR KINERJA TINGGI (KCKT) UNTUK PENETAPAN KADAR ANTIOKSIDANTERSIER BUTIL
HIDROKUINON (TBHQ)DALAM MINYAK GORENG SETELAH PENGGORENGAN BERULANG
TESIS
Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis ini adalah hasil karya saya sendiri kecuali kutipan dan ringkasan yang tiap satunya telah dijelaskan sumbernya dengan jelas.
Medan, J uli 2014 Penulis
OPTIMASI METODE KROMATOGRAFI CAIR KINERJA TINGGI (KCKT) UNTUK PENETAPAN KADAR ANTIOKSIDAN TERSIER BUTIL
HIDROKUINON (TBHQ) DALAM MINYAK GORENG SETELAH PENGGORENGAN BERULANG
ABSTRAK
Kromatografi cair kinerja tinggi (KCKT) dengan metode elusi gradien untuk penentuan kadar antioksidan sintetik tertier butil hidrokuinon (TBHQ) dalam minyak goreng setelah penggorengan berulang telah dipelajari. Sistem kromatografi menggunakan fasa gerak campuran metanol : asetonitril : asam asetat 1% (60:30:10), (60:25:15), (60:20:20) dengan laju alir 0,5 mL/menit, 1 mL/menit dan 1,5 mL/menit. Kondisi optimum diperoleh pada fasa gerak campuran metanol : asetonitril : asam asetat 1% (60:20:20) dengan laju alir 0,5 mL/menit. Metode ini memiliki presisi dan
akurasi yang baik dengan nilai koefisien korelasi sebesar 0,998, persen perolehan
kembali sebesar 98,8-101,1%, limit deteksi (LOD) sebesar 7.8 mg/L, keseksamaan
intra-day sebesar 0,66% dan inter-day sebesar 0,26-0,53%. Hasil analisis kadar antioksidan TBHQ di dalam dalam minyak goreng diperoleh sebesar 169,07 mg/kg. Sedangkan kadar antioksidan TBHQ setelah penggorengan pertama, kedua dan ketiga yaitu 116,23 mg/kg, 101,71 mg/kg dan 88,89 mg/kg. Nilai ini menunjukkan bahwa jumlah antioksidan TBHQ yang ditambahkan ke dalam minyak goreng masih berada di bawah batas maksimum menurut PERMENKES No.1168/MenKes/Per/X/1999.
Kata kunci: KCKT, Antioksidan sintetik, tertier butil hidrokuinon, minyak goreng
OPTIMIZATION OF HIGH PERFORMANCE LIQUID CHROMATOGRAPHY (HPLC) METHOD FOR DETERMINATION OF TERTIARY BUTYL
HYDROQUINONE (TBHQ) ANTIOXIDANT LEVEL IN
COOKING OIL AFTER REPEATED FRYING
ABSTRACT
High performance liquid chromatography (HPLC) with gradient elution method for the determination of tertiary butyl hydroquinone a synthetic antioxidant (TBHQ) in cooking oil after frying repeatedly been studied. Chromatography system using a mobile phase mixture of methanol : acetonitrile : 1% acetic acid were (60:30:10), (60:25:15), (60:20:20) with a flow rate 0,5 mL/min, 1 mL/min and 1,5 mL/min. The optimum conditions obtained at the mobile phase a mixture of methanol : acetonitrile : 1% acetic acid (60:20:20) with a flow rate 0,5 mL/min. This method has a good precision and accuracy with a correlation coefficient 0,998, percent recoveries of 98,8 to 101,1%, the limit of detection (LOD) 7,8 mg/L, the intra-day precision 0,66% and inter-intra-day 0,26 to 0,53%. The results of the analysis in the levels of antioxidants TBHQ in edible oils obtained at 169,07 mg/kg. While the levels of antioxidant TBHQ after frying the first, second and third are 116,23 mg/kg, 101,71 mg/kg and 88,89 mg/kg. This value indicates that the amount of the antioxidant TBHQ were added to the cooking oil is still below the maximum limit according PERMENKES No.1168/Menkes/Per/X/1999.
Keywords: HPLC, antioxidants, tertiary butyl hydroquinone, cooking oil
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penelitian dan penulisan tesis dengan judul “Optimasi Metode Kromatografi Cair Kinerja Tinggi (KCKT) Untuk
Penetapan Kadar Antioksidan Tersier Butil Hidrokuinon (TBHQ)Dalam
MinyakGoreng Setelah Penggorengan Berulang” yang merupakan salah satu syarat untukmemperolehgelarMagister IlmuKimia pada Fakultas Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas SumateraUtara.
Selama menyelesaiakan penelitian dan penulisan tesis ini penulistelah banyak mendapatkan bantuandan dorongan dari berbagai pihak, baik moril maupun materil. Untuk itu penulis ingin menghaturkan penghargaan dan terima kasih yang tak terhingga kepada Bapak Prof. Dr. dr. Syahril Pasaribu, DMT&H, M.Sc, (CTM), Sp.A(K) dan Dr. Sutarman, M.Sc selaku Rektor Universitas Sumatera Utara dan Dekan Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Sumatera Utara atas kesempatan dan fasilitas yang diberikan kepada penulis dalam menyelesaikan pendidikan di Pascasarjana Ilmu Kimia.Bapak Prof. Basuki Wirjosentono, MS, Ph.D dan Dr. Hamonangan Nainggolan, M.Sc selaku Ketua Program Studi dan Sekretaris Pascasarjana Ilmu Kimia atas kesempatan yang diberikan kepada penulis untuk menjadi mahasiswa di Pascasarjana Ilmu Kimia.
Penulis menyampaikan terima kasih kepada Bapak Prof. Dr. Harlem Marpaung selaku dosen pembimbing I dan Bapak Dr. M. Pandapotan Nasution MPS, Apt selaku dosen pembimbing II yang telah banyak memberikan bimbingan,arahan, masukan, saran dan dorongan dengan penuh kesabaran yang tulus dan ikhlas bagi penulis dalam melakukan penelitian dan penyelesaian tesis ini. Terima kasih penulis sampaikan kepada Bapak Prof. Basuki Wirjosentono, MS, Ph.D, Bapak Prof. Dr. Harry Agusnar, M.Sc, M.Phil, Bapak Dr. Hamonangan Nainggolan, M.Sc sebagai
dosen penguji yang telah banyak memberikan saran dan masukan bagi penulis dalam penyelesaian tesis sehingga menjadi semakin baik.
Penulis menyampaikan terima kasih kepada Bapak Drs.W.Purba dan Bapak Parlidungan Purba SH, MM selaku Ketua dan Pembina Yayasan Sari Mutiara,Ibu Dr.Ivan Elisabeth Purba M.Kes selaku Rektor Universitas Sari Mutiara Indonesia, Medan yang telah banyak memberikan kesempatan,fasilitas,dorongan, bimbingan danarahan kepada penulis untuk dapat mengikuti perkuliahan di Program Studi Magister Ilmu Kimia Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sumatera Utara,Medan.Bapak Dr.Hamonangan Nainggolan M.Sc dan Bapak Ridwan, M.Si selaku Kepala dan Operator Laboratorium TerpaduFakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sumatera Utara yang telah banyak memberikan bantuan, arahan dan saran guna kelancaran dalam penelitian.
Terimakasih untuk Istriku tersayang Rolensa Hutapea, S.Si danAnakku yang kubanggakan Yosua Torang Nanda Lumbanbatu SE.Ak yang selalu mendoakan dan berkorban baik moril maupun materil kepada penulis selama menjalani pendidikan,penelitian dan penyelesaian tesis ini.
Kiranya Tuhan Yang Maha Esa memberikan balasan yang berlipat ganda atas kebaikan dan bantuan yang telah diberikan kepada penulis.
Akhirnya penulis menyadari bahwa tesis ini masih jauh dari kesempurnaan oleh karena itu, penulis mengharapankan kritik dan saran yang bersifat membangun dari semua pihak,semoga tulisan ini dapat menjadi sumbangan yang berarti bagi Ilmu Pengetahuan Khususnya bagi bidang Ilmu Kimia.
Medan, Juli 2014 Penulis,
Jabangun Lumbanbatu
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
DATA PRIBADI
Nama Lengkap : Jabangun Lumbanbatu
Tempat dan Tanggal Lahir : Dolok Sanggul, 27 Desember 1955
Alamat : Jl. Gaperta Komp. Tosiro No. E-2 Medan
Email/ Hp
Nama Ayah : J. Lumbanbatu (Alm)
Nama Ibu : B. Banjarnahor (Alm)
DATA PENDIDIKAN
- Lulus SD Negeri 1122, Bdr. Khalipah, Sergai pada tahun 1968
- Lulus SMP Katholik, T. Tinggi pada tahun 1971
- Lulus SPA (Sekolah Pengatur Analis) DepKes RI pada tahun 1975
- Lulus PAKA (Program Ahli Kimia) Universitas Sumatera Utara, Medan pada
tahun 1984
- Lulus Sarjana Biologi (Lingkungan) Universitas Medan Area, Medan pada
tahun 1999
DATA PEKERJAAN
- Staff Balai Laboratorium Kesehatan, UPT Dinas Kesehatan Provinsi
Sumatera Utara (1977-1999)
- Kepala Seksi Toksikologi dan Kimia Lingkungan Balai Laboratorium
Kesehatan, UPT Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Utara(1999-2012)
- Dosen Tetap Universitas Sari Mutiara Indonesia, Medan (2012-Sekarang)
KURSUS, PELATIHAN DAN SEMINAR
- Pelatihan dalam dan luar negeri selama menjadi Staff Balai Laboratorium
Kesehatan, UPT Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Utara
- Mengikuti seminar nasional dan internasional
DAFTAR ISI
Halaman
ABSTRAK i
ABSTRACT ii
KATA PENGANTAR iii
RIWAYAT HIDUP v
DAFTAR ISI vi
DAFTAR TABEL ix
DAFTAR GAMBAR x
DAFTAR LAMPIRAN xi
BAB 1. PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang 1
1.2. Perumusan Masalah 3
1.3. Tujuan Penelitian 3
1.4. Manfaat Penelitian 4
1.5. Pembatasan Penelitian 4
BAB 2.TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Minyak Goreng 6
2.1.1. Sifat fisik minyak 7
2.1.2. Sifat kimia minyak 8
2.1.3. Minyak goreng berulang kali 9
2.1.4. Bahaya minyak goreng berulang bagi kesehatan 10
2.2.Antioksidan 11
2.2.1. Manfaat antioksidan 12
2.2.2. Mekanisme kerja antioksidan 13
2.2.3. Tersier butyl hidrokuinon 14
2.3.Metode analisis antioksidan 14
2.4.Kromatografi Cair Kinerja Tinggi 15
2.4.1. Pemisahan dalam KCKT 16
2.4.2. Parameter penting pada KCKT 18
2.4.2.1. Waktu retensi (tR
2.4.2.2. Faktor Kapasitas (k’) 19
) 18
2.4.2.3.Selektivitas (α) 20
2.4.2.4. Efisiensi Kolom (N) 21
2.4.2.5. Resolusi (Rs) 22
2.4.2.6. Faktor ikutan (Tf) dan faktor asimetri (As
2.4.3. Instrumen KCKT 24
) 22
2.4.3.1. Wadah fase gerak 25
2.4.3.2. Pompa 25
2.4.3.3. Injector 25
2.4.3.4. Kolom 26
2.4.3.5. Detektor 26
2.4.3.6. Perekam atau rekorder 27
2.5. Validasi Metode 27
2.5.1. Linearitas 27
2.5.2. Akurasi (kecermatan) 28
2.5.3. Presisi (keseksamaan) 28
2.5.4. Batas deteksi dan batas kuantitasi (LOD dan LOQ) 28
2.5.5Selektifitas (spesifisitas) 29
2.5.6. Rentangan (kisaran) 29
2.5.7. Kekuatan (ketahanan) 30
2.5.8. Kekasaran (Ketangguhan) 30
BAB 3. METODOLOGI PENELITIAN
3.1. Alat 31
3.2. Bahan 31
3.3. Prosedur Penelitian 31
3.3.1. Preparasi sampel 31
3.3.2. Penyiapan larutan standar TBHQ 32
3.3.3. Optimasi sistem KCKT 32
3.3.4. Validasi metode KCKT 32
3.3.4.1. Ujilinieritas 32
3.3.4.2. Uji akurasi 33
3.3.4.3. Ujipresisi 33
3.3.4.4. Penentuan limit deteksi 34
3.3.4.5. Penetapan kadar TBHQ 34
3.4. Bagan Penelitian 36
3.4.1. Preparasi sampelminyak goreng 36
3.4.2. Optimasi sistem KCKT 37
3.4.3. Penetapan kadar TBHQ dalam minyak goreng 38
BAB 4. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Optimasi sistem KCKT 39
4.2. Validasi metode KCKT 43
4.2.1. Ujilinieritas 43
4.2.2. Ujiakurasi 44
4.2.3. Uji presisi 45
4.2.4. Penentuan limit deteksi (LOD) 47
4.3. Penetapan kadar TBHQ 48
BAB 5. KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan 51
5.2. Saran 51
DAFTAR PUSTAKA 52
LAMPIRAN 58
DAFTAR TABEL
Nomor Judul Halaman
Tabel 2.1 Standar mutu minyak goreng 7 Tabel 3.1 Perbandingan komposisi campuran fasa gerak 32
Tabe l 4.1 Data waktu retensi dan luas area tersier butil hidrokuinon (TBHQ)konsentrasi 50 ppm menggunakan komposisi fasa gerak (60:20:20); (60:25:15); (60:30:10) dengan laju alir 0,5; 1,0; 1,5
mL/menit 39
Tabel 4.2 Hasil analisis persen perolehan kembali
antioksidanTBHQ dalam minyak 44
Tabel 4.3 Hasil analisis kadar antioks idan TBHQ pada uji
intra-day 45
Tabel 4.4 Hasil analisis kadar antioks idan TBHQ pada uji
intra-day (hari ke-1) 46
Tabel 4.5 Hasil analisis kadar antioksidan TBHQ pada uji
intra-day (hari ke-2) 46
Tabel 4.6 Hasil analisis kadar antioksidan TBHQ pada uji
intra-day(hari ke-3) 47
Tabel 4.7 Hasil analisis limit deteksi (LOD) metode KCKT 48 Tabel 4.8 Hasil analisis kadar TBHQ dalam minyak goreng 49
DAFTAR GAMBAR
Nomor Judul Halaman
Gambar 2.1 Strukt ur TBHQ 14
Gambar 2.2 Ilustrasi proses pemisahan yang terjadi didalam kolom
kromatografi cair kinerja tinggi 17 Gambar 2.3 Kromatogram puncak tunggal yang diperoleh dari
analisis KCKT 18
Gambar 2.4 Kromatogram dua puncak yang diperoleh dari analisis
KCKT 19
Gambar 2.5 Kromatogram hasil analisis kromatografi cair kinerja
tinggi engan berbagai selektifitas dan efisiensi 21
Gambar 2.6 Bentuk p uncak k romatogram 23
Gambar 2.7 Pengukuran derajat asimetris puncak 24
Gambar 2.8 Instrumen dasar KCKT 25
Gambar 4.1 Kromatogram hasil penyuntikan larutan standar TBHQ 50 ppm dengan laju alir 0,5 mL/menit menggunakan komposisi fasa gerakmetanol : asetonitril : asam asetat 1% (a) 60:20:20; (b) 60:25:15
dan (c) 60:30:10 41
Gambar 4.2 Kromatogram hasil penyuntikan larutan standar TBHQ 50 ppm dengan laju alir 1,0 mL/menit menggunakan komposisi fasa gerakmetanol : asetonitril : asam asetat 1% (a) 60:20:20; (b) 60:25:15
dan (c) 60:30:10 41
Gambar 4.3 Kromatogram hasil penyuntikan larutan standar TBHQ 50 ppm dengan laju alir 1,5 mL/menit menggunakan komposisi fasa gerakmetanol : asetonitril : asam asetat 1% (a) 60:20:20; (b) 60:25:15
dan (c) 60:30:10 42
DAFTAR LAMPIRAN
Nomor Judul Halaman
Lampiran A1 Kromatogram hasil penyuntikan larutan standar TBHQ 50 ppm yang dianalisa secara KCKT menggunakan kolom C18 (3,9x150 mm); detektor UV (280 nm); suhu kolom 30oC; fasa gerak campuran metanol : asetonitril : asam
asetat 1% (60:30:10) dan laju alir 0,5 mL/menit 58
Lampiran A2 Kromatogram hasil penyuntikan larutan standar TBHQ 50 ppm yang dianalisa secara KCKT menggunakan kolom C18 (3,9x150 mm); detektor UV (280 nm); suhu kolom 30oC; fasa gerak campuran metanol : asetonitril : asam
asetat 1% (60:30:10) dan laju alir 1 mL/menit 59
Lampiran A3 Kromatogram hasil penyuntikan larutan standar TBHQ50 ppm yang dianalisa secara KCKT menggunakan kolom C18 (3,9x150 mm); detektor UV (280 nm); suhu kolom 30oC; fasa gerak campuran metanol : asetonitril : asam
asetat 1% (60:30:10) dan laju alir 1,5 mL/menit 60
Lampiran A4 Kromatogram hasil penyuntikan larutan standar TBHQ 50 ppm yang dianalisa secara KCKT menggunakan kolom C18 (3,9x150 mm); detektor UV (280 nm); suhu kolom 30oC; fasa gerak campuran metanol : asetonitril : asam
asetat 1% (60:25:15) dan laju alir 0,5 mL/menit 61
Lampiran A5 Kromatogram hasil penyuntikan larutan standar TBHQ 50 ppm yang dianalisa secara KCKT menggunakan kolom C18 (3,9x150 mm); detektor UV (280 nm); suhu kolom 30oC; fasa gerak campuran metanol : asetonitril : asam
asetat 1% (60:25:15) dan laju alir 1 mL/menit 62
Lampiran A6 Kromatogram hasil penyuntikan larutan standar TBHQ 50 ppm yang dianalisa secara KCKT menggunakan kolom C18 (3,9x150 mm); detektor UV (280 nm); suhu kolom 30o
63 C; fasa gerak campuran metanol :
asetonitril : asam asetat 1% (60:25:15) dan laju alir 1,5 mL/menit
Lampiran A7 Kromatogram hasil penyuntikan larutan
standar TBHQ 50 ppm yang dianalisa secara KCKT menggunakan kolom C18 (3,9x150 mm); detektor UV (280 nm); suhu kolom 30o
64 C; fasa gerak campuran metanol :
asetonitril : asam asetat 1% (60:20:20) dan laju alir 0,5 mL/menit
Lampiran A8 Kromatogram hasil penyuntikan larutan
standar TBHQ 50 ppm yang dianalisa secara KCKT menggunakan kolom C18 (3,9x150 mm); detektor UV (280 nm); suhu kolom 30o
65 C; fasa gerak campuran metanol :
asetonitril : asam asetat 1% (60:20:20) dan laju alir 1 mL/menit
Lampiran A9 Kromatogram hasil penyuntikan larutan
standar TBHQ 50 ppm yang dianalisa secara KCKT menggunakan kolom C18 (3,9x150 mm); detektor UV (280 nm); suhu kolom 30o
66 C; fasa gerak campuran metanol :
asetonitril : asam asetat 1% (60:20:20) dan laju alir 1,5 mL/menit
Lampiran B1 Kromatogram hasil penyuntikan larutan
standar TBHQ 10 ppm yang dianalisa secara KCKT menggunakan kolom C18 (3,9x150 mm); detektor UV (280 nm); suhu kolom 30o
67 C; fasa gerak campuran metanol :
Lampiran B2 Kromatogram hasil penyuntikan larutan standar TBHQ 25 ppm yang dianalisa secara KCKT menggunakan kolom C18 (3,9x150 mm); detektor UV (280 nm); suhu kolom 30o
67 C; fasa gerak campuran metanol :
asetonitril : asam asetat 1% (60:20:20) dengan laju alir 0,5 mL/menit
Lampiran B3 Kromatogram hasil penyuntikan larutan
standar TBHQ 50 ppm yang dianalisa secara KCKT menggunakan kolom C18 (3,9x150 mm); detektor UV (280 nm); suhu kolom 30oC; fasa gerak campuran metanol : asetonitril : asam asetat 1% (60:20:20) dengan laju alir 0,5 mL/menit
68
Lampiran B4 Kromatogram hasil penyuntikan larutan
standar TBHQ 100 ppm yang dianalisa secara KCKT menggunakan kolom C18 (3,9x150 mm); detektor UV (280 nm); suhu kolom 30oC; fasa gerak campuran metanol : asetonitril : asam asetat 1% (60:20:20) dengan laju alir0,5 mL/menit
68
Lampiran B5 Kromatogram hasil penyuntikan larutan
standar TBHQ 150 ppm yang dianalisa secara KCKT menggunakan kolom C18 (3,9x150 mm); detektor UV (280 nm); suhu kolom 30oC; fasa gerak campuran metanol : asetonitril : asam asetat 1% (60:20:20) dengan laju alir 0,5 mL/menit
69
Lampiran B6 Kromatogram hasil penyuntikan larutan
standar TBHQ 200 ppm yang dianalisa secara KCKT menggunakan kolom C18 (3,9x150 mm); detektor UV (280 nm); suhu kolom 30oC; fasa gerak campuran metanol : asetonitril : asam asetat 1% (60:20:20) dengan laju alir 0,5 mL/menit
69
Lampiran B7 Kromatogram hasil penyuntikan larutan standar TBHQ 250 ppm yang dianalisa secara KCKT menggunakan kolom C18 (3,9x150 mm); detektor UV (280 nm); suhu kolom 30oC; fasa gerak campuran metanol : asetonitril : asam asetat 1% (60:20:20) dengan laju alir 0,5 mL/menit
70
Lampiran C1 Kromatogram antioksidan TBHQ dalam
minyak goreng (sampel A) dengan fasa gerak campuran metanol : asetonitril : asam asetat 1% (60:20:20)dan laju alir 0,5 mL/menit
71
Lampiran C2 Kromatogram antioksidan TBHQ di dalam
minyak goreng setelah penggorengan pertama (sampel B) dengan fasa gerak campuran metanol : asetonitril : asam asetat 1% (60:20:20) dan laju alir 0,5 mL/menit
72
Lampiran C3 Kromatogram antioksidan TBHQ di dalam
minyak goreng setelah penggorengan kedua (sampel C) dengan fasa gerak campuran metanol : asetonitril : asam asetat 1% (60:20:20) dan laju alir 0,5 mL/menit
73
Lampiran C4 Kromatogram antioksidan TBHQ di dalam
minyak goreng setelah penggorengan ketiga (sampel D) dengan fasa gerak campuran metanol : asetonitril : asam asetat 1% (60:20:20) dan laju alir 0,5 mL/menit
74
Lampiran D1 Kromatogram hasil persen perolehan kembali
pada penambahan antioksidan TBHQ 50 ppm yang dianalisa secara KCKT menggunakan kolom C18 (3,9x150 mm); detektor UV (280
nm); suhu kolom 30o
75 C; fasa gerak campuran
metanol : asetonitril : asam asetat 1% (60:20:20) dengan laju alir 0,5 mL/menit
Lampiran D2 Kromatogram hasil persen perolehan kembali pada penambahan antioksidan TBHQ 100 ppm yang dianalisa secara KCKT menggunakan kolom C18 (3,9x150 mm); detektor UV (280 nm); suhu kolom 30o
76 C; fasa
gerak campuran metanol : asetonitril : asam asetat 1% (60:20:20) dengan laju alir 0,5 mL/menit
Lampiran D3 Kromatogram hasil persen perolehan kembali
pada penambahan antioksidan TBHQ 150 ppm yang dianalisa secara KCKT menggunakan kolom C18 (3,9x150 mm); detektor UV (280 nm); suhu kolom 30o
77 C; fasa
gerak campuran metanol : asetonitril : asam asetat 1% (60:20:20) dengan laju alir 0,5 mL/menit
Lampiran D4 Kromatogram hasil persen perolehan kembali
pada penambahan antioksidan TBHQ 200 ppm yang dianalisa secara KCKT menggunakan kolom C18 (3,9x150 mm); detektor UV (280 nm); suhu kolom 30oC; fasa gerak campuran metanol : asetonitril : asam asetat 1% (60:20:20) dengan laju alir 0,5
mL/menit 78
Lampiran E1 Sertifikat antioksidan Tersier Butil
Hidrokuinon(TBHQ) 79
Lampiran F1 AntioksidanTersier Butil Hidrokuinon
(TBHQ) 80
Lampiran F2 Proses persiapan sampel minyak goreng
sebelum dan setelah penggorengan berulang 80
Lampiran F3 Sampel minyak goreng sebelum dan setelah
penggorengan berulang kali 80
Lampiran F4 Sentrifuge (Thermo biofuge primo R) 81
Lampiran F5 Rotary Evaporator Vacum
(BUCHIR210/R215) 81
Lampiran F6 Proses ekstaksi sampel menggunakan
pengocok vortex mixer (fisher scientific) 81
Lampiran F7 Analisis sampel menggunakanHPLC Waters
510 Pump 82
Lampiran G1 Kurva kalibrasi TBHQ 83
Lampiran G2 Contoh perhitungan kadar antioksidan TBHQ 83
Lampiran G3 Contoh perhitungan persen perolehan kembali 84
Lampiran G4 Contoh perhitungan presisi (keseksamaan)
intra-daydan inter-day 84
Lampiran G5 Contoh perhitungan limit deteksi (LOD) 85