• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA - Sistem Informasi Akuntansi Penerimaan dan Pengeluara Kas Pada PT Pegadaian (Persero) Sumatera Utara

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "BAB II TINJAUAN PUSTAKA - Sistem Informasi Akuntansi Penerimaan dan Pengeluara Kas Pada PT Pegadaian (Persero) Sumatera Utara"

Copied!
28
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian, Tujuan Sistem Informasi Akuntansi

Secara umum sistem berusaha menmperoleh satu sasaran atau lebih dan

hal itu akan menjadi motivasi untuk system itu sendiri.Seperti halnya pada

perusahaan berusaha mencapai tujuannya agar mendapatkan laba dan membantu

masyarakat, dan ini menjadi motivasi bagi perusahaan dalam menjalankan

kegiatan operasionalnya. Demikian juga dengan system, memiliki tujuan untuk

menghasilkan informasi untukpihak yang membutuhkan guna mengambil

keputusan. Oleh karena itu informasi memiliki nilai ekonomi sepanjang

dapat memberikan kontribusi dalam pengambilan keputusan,tujuan

perusahaan. Agar informasi dapat diolah secara baik, diperlukan suatu

mekanisme, kegiatan yang baik dan cukup. System pengolahan yang dianggap

baik terdiri atas prosedur, metode dan cara serta teknik yang memungkinkan

mengolah data. System pengolahan data tersebut akan melibatkan manusia

sebagai penggerak dan alat sebagai penunjang didalamnya. Penjelasan

mengenai system informasi akuntansi, sebaiknya dijelaskan dahulu

mengenai system, informasi dan akuntansi itu sendiri yang terpisah antara satu

dengan lainnya.

Hall (2001:5): “Sistem adalah sekelompok dua atau lebih

komponen-komponen yang saling berkaitan atau subsistem-subsistem yang bersatu

(2)

berpendapat “Sistem adalah sekelompok unsur yang erat berhubungan satu

dengan lainnya”.

Kedua penulis di atas, dapat ditarik suatu pengertian bahwa system

merupakan suatu konsep dari sub-sub system yang saling berkaitan dan

bersatu, dan yang bertujuan untuk mencapai yang diinginkan perusahaan.

Konsep ini mendorong adanya integrasi juga kombinasi dari berbagai sub

system, sehingga dapat mengefisiensikan proses dengan mengurangi data yang

tidak perlu, penyimpanan, pelaporan dan proses lainnya.

Sedangkan penulis ketiga yaitu Bodnar (2000:1) adalah sebagai berikut

“informasi adalah data yang berguna, yang diolah, sehingga data dijadikan

dasar untuk mengambil keputusan”

Dari defenisi diatas dapat dilihat bahwa informasi itu sangat berperan

penting dalam suatu perusahaan, terutama untuk pengambilan keputusan

ekonomi. Informasi yang berupa dokumen operasional adalah pesanan

penjualan, suatu laporan terstruktur atau pesanan di layar computer.

Sedangkan pengertian akuntansi, yang dimaksud akan penulis Belkaoui

(2000:37) “Akuntansi adalah seni pencatatan, penggolongan dan peringkasan

transaksi dan kejadian yang bersifat keuangan dengan cara yang berdaya

guna dan dalam bentuk satuan uang dan penginterprestasian hal tersebut”

Simamora (2000:4) bahwa “Akuntansi adalah proses pengodentifikasian,

pencatatan dan pengkomunikasian kejadian –kejadian ekonomi suatu organisasi

(3)

Menurut penulis yang memberikan arti sistem informasi akuntansi yaitu Steven A.Moscove dalam Baridwan (2002:4) menyatakan “system informasi akuntasi adalah suatu komponen organisasi yang mengumpulkan, menggolongkan, mengolah, menganalisa dan mengkomunikasikan informasi keuangan yang reevan untuk pengambilan keputusan kepada pihak-pihak luar (seperti inspeksi pajak, investor, dan kreditur) dan pihak-pihak dalam (terutama manajemen)”.

System informasi akuntansi menurut penulis Mulyadi (2001:31) “system

informasi akuntansi adalah organisasi formulir, catatan, dan laporan yang

dikoordinasikan sedemikian rupa untuk menyediakan informasi keuangan yang

dibutuhkan oleh manajemen guna memudahkan pengelolaan perusahaan”

System akuntansi disusun berdasarkan input berupa data akuntansi,

sedangkan proses akuntansi yang mengubah data akuntansi menjadi informasi

akuntansi oleh orang-orang yang bertanggung jawab terhadap kegiatan

akuntansi, dengan dibantu berbagai fasilitas dalam bentuk formulir, peralatan

dan metode serta peraturan-peraturan sehingga diperoleh informasi yang

dituangkan dalam laporan akuntansi.

Gambar 1. Siklus Sistem Informasi Akuntansi

Sumber: Nugroho Widjajanto, Sistem Informasi Akuntansi, Erlangga Jakarta, 2001,

System informasi akuntansi sebaiknya memiliki tujuan untuk membantu

pihak internal dan eksternal dalam mengambil keputusan. Menurut Widjajanto

(2001:211) “Tujuan system informasi akuntansi adalah untuk memasok informasi

yang akan dijadikan bahan bagi pengambilan keputusan yang bersifat rutin,

terstruktur dan mudah diantisipasi”.

(4)

Penulis Hall (2001:18) terdapat tiga tujuan yang umum bagi semua system, yaitu:

1. Untuk mendukung fungsi kepengurusan (stewardship) manajemen.

Kepengurusan merujuk ke tanggung jawab manajemen untuk mengatur sumber daya perusahaan secara benar. System informasi menyediakan informasi tentang kegunaan sumber daya ke pemakai eksternal melalui internal, pihak manajemen menerima informasi kepengurusan dari berbagai laporan pertanggungjawaban.

2. Untuk mendukung pengambilan keputusan manajemen

System informasi memberikan para manajer informasi yang mereka perlukan untuk melakukan tanggung jawab pengambilan keputusan

3. Untuk mendukung kegiatan operasi perusahaan hari demi hari.

System informasi menyediakan informasi bagi personel operasi untuk membantu mereka melakukan tugas mereka setiap hari dengan efisien dan efektif.

Sesuai uraian di atas diambil kesimpulan bahwa tujuan system informasi

akuntansi adalah untuk menyajikan informasi keuangan bagi pihak internal

dan eksternal sehingga membantu manajemen dalam pengambilan keputusan

sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan suatu perusahaan.

B. Kas

Kas adalah alat tukar yang siap dan memungkinkan manajemen

menjalankankegiatan usaha, bahkan tidak jarang bahwa keberhasilan

perusahaan untuk mempertahankan usahanya tergantung pada kemampuan

perusahaan itu menyediakan uang kas untuk memenuhi kewajiban financial

tepat pada waktunya. Kas juga merupakan aktiva yang sangat berharga karena

dapat ditukarkan dengan aktiva yang lain yang dapat menghasilkan keuntungan

di dalam dalam pertukaran tersebut dan sebaliknya dapat menderita kerugian

dalam pertukaran tersebut atau lain-lainya. Penerimaan dan pengeluaran kas dari

perusahaan akan berlangsung rutin selama perusahaan masih hidup. Aliran kas

masuk bersifat terus menerus, misalnya aliran kas yang berasal dari penjualan

(5)

masuk yang bersifat tidak rutin adalah aliran kas yang berasal dari penyertaan

pemilik perusahaan, penjualan saham, penerimaan kredit dari bank, penjualan

aktiva tetap yang tidak terpakai, dan sebagainya. Pengeluaran kas suatu

perusahaan dapat bersifat rutin, misalnya pengeluaran kas untuk pembelian

bahan, pembayaran gaji dan upah karyawan, dan sebagainya. Ada juga kas

keluaryang bersifat tidak rutin seperti : pembayaran bunga, deviden, pajak

penghasilan atas laba, pembayaran angsuran hutang, pembelian kembali

saham yang beredar, pembelian aktiva tetap.

Kas yang menurut Soemarso (2005:296) “Kas adalah segala sesuatu (baik

yang berbentuk uang atau bukan)” yang dapat tersedia dengan segera dan

dierima sebagai alat pelunasan kewajiban pada nilai nominalnya”.Harnanto

(2002:148) “Kas meliputi baik uang tunai (kertas dan logam), cek, wesel, cek

giro bilyet yang ada dalam perusahaan (cash on hand) maupun uang yang

disimpan di bank dalam bentuk kas dan tabungan (cash in bank) yang tidak

dibatasi jumlah dan waktu pengambilannya”

Munawir (2002:103) “Kas dapat berupa uang logam atau uang kertas

yang ada dalam perusahaan (cash on hand) dan simpanan di bank yang

pengambilannya tidak dibatasi baik dalam jumlah maupun waktunya,

misalnya: simpanan giro tabungan serta alat pembayaran lainnya, termasuk

money order, certified check, personal check, dan bank draft

Menurut IAI dalam buku Standar Akuntansi Keuangan (2004:2.2)

mendefenisikan Kas sebagai berikut “Kas terdiri dari saldo kas (cash on

(6)

sifatnya sangat likuid, berjangka waktu pendek dan dengan cepat dapat

dijadikan kas dalam jumlah tertentu tanpa menghadapi resiko perubahan

nilai yang signifikan”

Sesuai dengan kutipan di atas, disimpulkan bahwa kas adalah harta

lancar yang meliputi uang logam, uang kertas dan pos-pos lainnya (wesel

bank, cek, giro dan lain-lain) yang dapat dipergunakan sebagai alat tukar dan

mempunyai dasar pengukuran ekonomi.

C. Prosedur dan Sistem Penerimaan Kas

System dan prosedur penerimaan kas di dalam perusahaan perlu

dirancang untuk mencegah terjadinya penyelewengan. Setiap perusahaan

dalam menjalankan usahanya selalu membutuhkan uang kas agar dapat

membiayai kelangsungan hidup perusahaan. Perusahaan harus mencari

sumber-sumber penerimaan kas agar sanggup mengimbangi pengeluaran kas

sehingga ada perimbangan rutin, sumber penerimaan kas dalam perusahaan

dapat berasal dari:

1. Penjualan penjualan investasi jangka panjang, dan aktiva tetap yang

berwujud maupun yang tidak berwujud atau penurunan akiva tidak lancar

yang diimbangi dengan penambahan uang tunai.

2. Adanya emisi saham maupun adanya penambahan modal perusahaan

dalam bentuk kas

3. Surat tanda bukti hutang baik jangka pendekmaupun hutang jangka

panjang seperti : hutang obligasi, hutang hipotik atau hutang jangka

(7)

4. Berkurangnya aktiva lancar selain kas yang diimbangi dengan adanya

penerimaan kas. Adanya penurunan piutang karena adanya penerimaan

pembayaran, berkurangnya persediaan barang dagangan karena adanya

penjualan secara tunai. Adanya penurunan surat berharga karena adanya

penjualan.

5. Penerimaan kas dari sewa, dari bunga atau dividen dari investasinya,

sumbangan, atau hadiah manapun adanya pengembalian kelebihan

pembayaran pajak.

Penerimaan kas secara umum di perusahaan adalah dari hasil penjualan,

penagihan piutang. Disamping itu juga terdapat sumber penerimaan kas

lainnya seperti pinjaman dari kreditur, pendapatan dari bunga dan penjualan

aktiva tetap dan lain-lain.

Penulis-penulis memberi penjelasan bahwa system penerimaan adalah :

1. Informasi keuangan pendukung lainnya seperti : nomor rekening

pelanggan, nama pelanggan, nilai cek, yang tersedia pada saat pembayaran

diterima pada penerimaan dokumen, dimana dokumentersebut dipilah-pilah.

Cek tersebut dikirimkan ke kasir pada departemen-departemen penerimaan

kas, dan bukti pembayaran tersebut dikirimkan ke bagian piutang.

2. Selanjutnya cek tersebut diterima oleh kasir dan dilakukan pencatatanpada

jurnal penerimaan kas dan langsung disetorkan ke bank yang sudah

menjadi langganan perusahaan.

3. Bukti pembayaran tersebutyang diterima oleh bagian piutang digunakan

(8)

4. Bagian penerimaankas dan bagian piutang mengirimkan ringkasan

informasi tersebut ke bagian buku besar umum. Informasi ini disesuaikan

dan digunakan untuk memperbaharui rekening piutang dan rekening kas.

Tahapan yangpalingkristis di dalampenerimaan kas yaitu pembuatandokumen

bukti penerimaan kas,jikacatatantelahdibuat,maka kastergantungpada

pengendalianakuntansi, yaitusesuai dengan catatan yang telah dibuat, maka

apabilaada kesalahanakan sangat sulit didasari maupun ditemukan,

misaldenganpenjualantunai pada perusahaan tidakeceran. Apakah ada jaminan

bahwa penjualan telah dicatatat secara menyeluruh Sangat mungkin si kasir

mengantongi kas dan memberikan barang kepada pelanggan sementara

transaksinya tidak tercatat.Ini menunjukkan penanganan kas yang tidak

efektif dan efisien, dan memungkinkan terjadinya kerugian pada perusahaan

tersebut. Untuk itu perlu dirancang prosedur dalam organisasi yang memuat

aturan-aturan dan tata cara pemrosesan transaksi. Penulis memberi penjualan

di dalam prosedur penerimaan kas di dalam pelunasan piutang adalah :

1. Uang diterima di dalam bentuk cek dan cek tersebut diterima oleh unit

khusus penerimaan dana pada bagian kesekretariatan.

2. Cek tersebut diterima dan disertai surat pengantar untuk mengenai tujuan

pembayaran bersangkutan

3. Diasumsikan kas diterima dari penagihan piutang, sehingga surat pengantar

pembayaran diteruskan oleh unit penerimaan dan kebagian piutang.

Di dalam prosedur penerimaan kas harus terdapat pemisahan berbagai

(9)

1. Fungsi pencatatan yang dilaksanakan oleh unit penerima kiriman, akuntansi

piutang dan akuntansi buku besar.

2. Fungsi penyimpanan atau pengelolaan yang terdiri dari kewenangan untuk

mengesahkandan menyetorkan cek ke bank adalah tanggung jawab kasir.

3. Fungsi pengawasan yang dilaksanakan oleh satuan pengawas intern atau

bagian internal audit perusahaan.

Di dalam diagram arus dokumen prosedur penerimaan kas digambarkan

sebagai berikut:

1. Prosedur Penerimaan Dokumen

Penerimaan dokumen menerima cek dari pelanggan bersama dengan bukti

pembayaran dansaat pembayaran dilaksanakan, pelanggan merobek bagian

bukti pembayaran dan dikembalikan kepada penjual bersama dengan

pembayaran tunai. Manfaatdari dokumen ini terlihat pada perusahaan yang

mempunyai banyak pelanggan dan banyak transaksi penerimaan kas

harian.

2. Departemen Penerimaan Kas

Departemen penerimaan kas menyesuaikan kebenaran dan kelengkapan

antara cek dengan bukti pembayaran. Setelah proses penyesuaian cek

dengan bukti pembayaran, kasir mencatat penerimaan tunai di jurnal

penerimaan. Semua transaksi penerimaan, termasuk penjualan tunai,

penerimaan tunai lainnya, dicatat pada jurnal penerimaan. Untuk

diperhatikan bahwa setiap cek yang diterima dari pelanggan harus dijurnal

(10)

3. BagianPiutang

Petugas bagian piutang melakukan proses bukti pembayaran pada rekening

pelanggan pada buku besar pembantu piutang ini tujuannya agar tercipta

internal control piutang.

4. Bagian Buku Besar

Secara berkala, departemen buku besar menerima dokumen jurnal dari

departemen penerimaan tunai dan ringkasan rekening dari departemen

piutang. Petugas melakukan proses posting dari dokumen jurnal ke

rekening piutang dan rekeningkas, mencocokkan rekening piutang dengan

ringkasan buku besar pembantu piutang.

5. Bagian Pengawasan

Secara berkala, misalnya mingguan atau bulanan,petugas pengawasan dari

departemen pengawasan atau karyawan yang tidak terkait dengan prosedur

penerimaan tunaimencocokkan penerimaan tunai dengan membandingkan

dokumena-dokumen seperti salinan dari bukti pembayaran, slip setoran

bank yang diterima dari bank, dokumen jurnal dari departemen

(11)
(12)

Di dalam prosedur penerimaan kas akan memperlihatkan

masalah-masalah seperti : pengurusan dan pengawasan fisik atas uang kas yang

diterima, serta pengurusan secara administrasi seperti pembuatan bukti asli.

Bukti asli yang dipergunakan dapat berbentuk formulir maupun dokumen.

Menurut penulis Mulyadi (2001:463) dokumen yang digunakan sebagai bukti asli transaksi pada penerimaan kas adalah sebagai berikut :

1. Surat Pemberitahuan

Surat pemberitahuan biasanya berupa tembusan bukti kas keluar yang dibuat oleh debitur, yang disertakan dengan cek yang dikirimkan oleh debitur melalui penagih perusahaan atau pos

2. Daftar Surat Pemberitahuan

Daftar surat pemberitahuan merupakan rekapitulasi penerimaan kas yang dibuat olegh fungsi secretariat atau fungsi penagihan. Daftar surat pemberitahuan dikirimkan ke fungsi kas untuk keperluan pembuatan bukti setor dan dipakai oleh fungsi akuntansi sebagai dokumen pendukung buktis setor bank dalam pencatatan penerimaan kas. setelah ditandatangani dan dicap oleh bank sebagai bukti penyetoran kas ke bank.

4. Kuitansi

Dokumen ini merupakan bukti penerimaan kas yang dibuat olenh perusahaan bagi para debitur yang telah melakukan pembayaran utang mereka.

Untuk memproses akuntansi suatu perusahaan menggunakan catatan

akuntansi untuk di jurnal pada berbagai jurnal yaitu mulai dari jurnal penjualan,

penerimaan kas, jurnal umum, kartu persediaan. Prosedur diatas dapat

disimpulkan sumber-sumber penerimaan kas bagi suatu perusahaan dapat

(13)

a. Penerimaan pembayaran piutang dagang

b. Penjualan tunai.

c. Pendapatan lain-lain.

Agar tercipta struktur pengawasan internal, untuk mencegah terjadinya

penyelewengan kas dan meminimalkan kemungkinan terjadinya kehancuran di

dalam perusahaan, maka diadakan system dan prosedur yang melibatkan

beberapa bagian di dalam perusahaan, yang memisahan fungsi dalam menangani

transaksi agar transaksi penerimaan kas tidak terpusat di satu bagian.

D. Prosedur dan Sistem Pengeluaran Kas

Prosedur dan sistem pengeluaran kasmemiliki tujuan untuk menangkal

penyelewengan yang terjadi sehingga meminimalkan kemungkinan terjadinya

penyelewengan. Secara umum pengeluaran uang dalam jumlah yang besar

memalui cek atau giro, dan pengeluaran kas untuk pembayaran yang

jumlahnya kecil melalui uang tunai atau disiapkan kas kecil dalam

perusahaanpenerimaan kas, atau penggunaankas dimanfaatkan untuk

membiayai kelangsungan hidup perusahaan.

Menurut penulis Munawir (1997:159) penggunaan atau pengeluaran kas dapat disebabkan adanya transaksi sebagai berikut:

1. Pembelian saham atau obligasi sebagai investasi jangka pendek maupun jangka panjang serta adanya pembeian aktiva tetap lain

2. Penarikan kembali saham yang beredar maupun adanya pengambilan kas perusahaan oleh pemilik perusahaan

3. Pelunasan atau pembayaran angsuran hutang jangka pendek maupun jangka panjang

4. Pembelian barang dagangan secara tunai, adanya pembayaran biaya operasi meliputi upah, gaji, pembelian, suppliers kantor, pembayaran biaya maupun, premi asuransi advertensi dan adanya persekot-persekot biaya maupun persekot pembelian

(14)

Demikian juga penulis Hall (2001:274) bahwa system pengeluaran kas untuk berbagai kebutuhan adalah sebagai berikut:

1. Proses utang dagang mempelajari file utang dagang untuk jatuh tempo setiap item dan mengotorisasi proses pembayaran kas untuk melakukan pembayaran.

2. Proses pembayaran kas menyiapkan dan mendistribusikan cek ke pemasok. Salinan cek-cek tersebut dikembalikan ke utang dagang sebagai bukti bahwa kewajibannya di bayar, dan akun utang dagangnya diperbaharui untuk memindahkan kewajibannya

3. Pada akhir periode, baik proses pengeluaran kas maupun proses utang dagang mengirimkan rangkuman informasi ke buku besar. Informasi ini direkonsiliasi dan dipostkan keakun control kas dan utang dagang.

Prosedur untuk pengeluaran uang kas akan melibatkan beberapa bagian

dalam perusahaan agar transaksi pengeluran kas tidak terpusat pada satu

bagian untuk menciptakan pengendalian kecurangan atau menangkal manipulasi

pengeluaran kas.

Menurut Hall (2001:275) Prosedur pengeluaran kas bagian-bagian yang tersebut adalah bagian:

1. Departemen utang dagang

Proses pengeluaran kas dimulai didepartemen utang dagang. Setiap hari petugas administrasi utang dagang mempelajari file utang voucnher terbuka (atau utang dagang) untuk jatuh tempo setiap item dan mengirimkan voucher dan dokumen pendukung (permintaan pembelian, pesanan pembelian, laporan penerimaan dan faktur) ke departemen pengeluaran kas 2. Departemen pengeluaran kas

Petugasadministrasi pengeluaran kas menerima paket voucher dan mempelajari kelengkapan dan akuratan administrasi dokumen tersebut. Untuk setiap pengeluaran petugas administrasi menyiapkan cek yang terdiri atas 3 bagian dan mencatat nomor cek jumlah dollar, nomor voucher dan data penting lainnya dalam register cek juga disebut sebagai jurnal pengeluaran kas. Cek tersebut bersama dengan dokumen pendukung lainnya dikirim ke manajer departemen pengeluaran kas, atau bendahara untuk ditanda tangani. Petugas tersebut menandakan dokumen-dokumen dalam paket voucher sebagai telah dibayar dan mengembalikan mereka ke departemen utang dagang. Akhirnya petugas pengeluaran kas merangkumkan jurnal yang dibuatke register cek dan mengirim voucher jurnal dengan ayat jurnal berikut ke departemen buku besar.

DR CR

Utang dagang XXXX

(15)

3. Departemen buku besar

Petugas administrasi buku besar menerima voucher jurnal dari pengeluran kas dan rangkuman akun dari utang dagang. Petugas administrasi buku besar mempostkan keakun control utang dagang dan kas dalam buku besar umum dan rekonsiliasi akun control utang dagang dengan rangkuman buku besar pembantu utang dagang. Tahap ini menyelesaikan prosedur pengeluran kas.

Menurut penulis diatas bahwa pengeluaran kas itu harus didukung oleh bukti asli,

didukung oleh otorisasi atasan sesuai aturan, misalnya sampai jumlah tersebut

siapa yang otorisasi dan sebagainya. Proses dan pengeluaran kas itu sebagian lagi

dengan jumlah yang ada yang harus pakai giro, cek atau kas tunai. Setiap akhir

periode bulan atau tahun harus ada contoh kas pada perusahaan dan bank, dan

yang terakhir setiap pengeluaran kas bukan hanya di dukung bukti asli melainkan

(16)

Penulis lain seperti Widjajanto (2001:295) prosedur pengeluran kas memberikan penjelasan seperti dibawah ini :

1. Pengeluaran uang dilakukan dengan menggunakan cek 2. Bank menyampaikan semua cancelled check kepada perusahaan

Dalam prosedur pengeluran kas harus terdapat pemisahan fungsi sehingga tercipta mekanisme saling uji (internal check) sebagai berikut:

1. Fungsi pencatatan yang dilaksanakan oleh unit penerima kiriman akuntansi piutang dan akuntansi buku besar (general ledger)

2. Fungsi penyimpanan atau pengelolaan yang terdiri dari kewenangan untuk mengesahkan (endorsement) dan menyetorkan cek ke bank yang merupakan tanggung jawab kasir.

3. Fungsi pengawasan yang dilaksanakan oleh satuan pengawasan intern

Adapun dokumen-dokumen berhubungan dengan system pengeluran kas

untuk pengamanan adalah sebagai berikut :

a. Evident, dokumen ini berfungsi untuk perintah pengeluaran kas kepada

(17)

b. Cek, merupakan alat yang digunakan untuk memerintahkan dan

melakukan pembayaran sejumlah uang kepada orang yang namanya

tercantum dalam cek tersebut.

c. Giro merupakan bentuk pemindah buku bulanan dari satu rekening ke

rekening lain sesuai atas perusahaan.

d. Permintaan cek dokumen ini berfungsi sebagai permintaan dari fungsi yang

memerlukan pengeluran kas kepada fungsi akuntansi untuk membuat bukti

kas keluar.

Catatan yang digunakan di dalam akuntansi pengeluaran adalah jurnal

pengeluran kas dan register cek. Sesuai uraian diatas dapat disimpulkan bahwa

pengeluran kas ditujukan untuk membayar bermacam-macam transaksi di

dalam suatu perusahaan. Prosedur pengeluran kas dirancang agar tujuan untuk

menerapkan unsur pengendalian dalam kegiatan pengeluaran kas yang juga

melibatkan berbagai bagian dalam perusahaan dengan menggunakan formulir

yang berhubungan dengan transaksi tersebut.

D. Intern Control Kas

1. Pengertian dan prinsip pengendalian intern

Manajemen harus setiap saat melakukan pemeriksaan yang

berkesinambungan dan menganalisa seluruh laporan dan catatan-catatan

tersebut. Audit internpemeriksaaan yang berkesinambungan dan analisa laporan

serta catatan-catatan sering disebut dengan pengendalian intern. Sedangkan

(18)

a. Untuk mengamankan harta perusahaan dan sumber-sumber lain dari

kecurangan, pemborosan.

b. Berusaha meningkatkan ketelitian dan juga dipercayainya data akuntansi yang

ada.

c. Mendorong ditaati dan dilaksanakannya kebijakan perusahaan atau

kepatuhan.

d. Menerapkan efisiensi dan efektif terhadap peraturan yang telah diterapkan

Bodnar dan Hopwood (2000:174) : menyatakan “Pengendalian intern

perusahaan terdiri dari kebijakan dan prosedur-prosedur untuk menyediakan

jaminan yang memadai bahwa tujuan-tujuan perusahaan dapat dicapai. Yang

terdiri dari tiga elemet yakni: lingkungan pengendalian, system akuntansi, dan

prosedur-prosedur pengendalian”.

Intern control meliputi kebijakan, praktik, dan prosedur yang digunakan

oleh organisasi agar tercapai tujuan perusahaan, seperti :

a. Menjaga aktivitas perusahaan.

b. Memastikan akurasi catatan.

c. Informasi akuntansi, mempromosikan efisiensidan mengukur kesesuaian

dengan kebijakan ditetapkan oleh manajemen.

Menurut Ikatan Akuntan Indonesia dalam Standar Professional Akuntan

Publik (2001:319.2) “pengendalian intern memiliki 5 komponen yang saling

terkait yakni: lingkungan pengendalian, penafsiran resiko, aktivitas pengendalian,

informasi dan komunikasi dan pemantauan”. Untuk lebih jelasnya maka kelima

standar profesi akuntan publik tersebut penulis uraikan secara satu persatu sebagai

(19)

1. Lingkungan pengendalian

Lingkungan pengendalian ini mencakup corak organisasi, mempengaruhi

dasar pengendalian. Lingkungan pengendalian ini merupakan dasar semua

komponen pengendalian intern, menyediakan disiplin dan struktur.

Sedangkan faktor-faktor yang membentuk lingkungan pengendalian adalah :

a. Nilai integritas dan juga etika.

b. Komitmen terhadap kompetensi.

c. Dewan komisaris dan komite audit.

d. Filosopi dan gaya operasi manajemen.

e. Struktur organisasi.

f. Pembagian wewenang dan pembebanan tanggung jawab.

g. Berbagai kebijakan dan praktek sumber daya manusianya.

2. Penafsiran resiko

Penaksiran resiko merupakan identifikasi entitas dan analisis terhadap

resiko yang relevan agar mencapai tujuan, membentuk dasar untuk

menentukanresiko harus diawasi terus-menerus.

3. Aktivitas pengendalian

Aktivitas pengendalian merupakan kebijakan dan prosedur yang membantu

agar terjamin arahan manajemen ditetapkan

4. Pemantauan

Pemantauan adalah suatu proses yang menentukan suatu pengendalian intern

(20)

5. Informasi dan komunikasi

Fokus utama dari kebijakan dan prosedur ini adalah bahwa transaksi

dilaksanakan dengan cara yang telah ditetapkan sesuai pedoman.

Berdasarkan dari defenisi dan penjelasan diatas, maka dapat dilihat

bahwa pengendalian intern ditekankan pada konsep-konsep dasar yang

dijabarkan oleh dibawah ini :

1. Pengendalian intern merupakan suatu proses seperti rangkaian tindakan yang

bersifat rutin dan menjadi bagian tidak terpisahkan dari infrastruktur

perusahaan.

2. Pengendalian intern dijalankan oleh orang yang berpendidikan,

pengalamanbukan hanya pedoman kebijaksanaan, namun dijalankan, dan

orang dalam perusahaan tersebut.

3. Pengendalian interndapat memberikan keyakinan yang memadai, bukan

keyakinan yang mutlak untuk manajemen dan dewan direksi bagi suatu

perusahaan. Ini disebabkan oleh keterbatasan bawaan yang ada dalam

struktur pengendalian intern dan pertimbangan biaya dan manfaat dalam

pencapaian tujuan pengendalian

4. Pengendalian internuntuk mencapai tujuan yang saling terkait satu seperti :

antara laporan keuangan dan kepatuhan juga operasi perusahaan.

Dengan kemajuan jaman canggih maka penggunaan system manual dan

mekanikal dalam pengolahan data ditinggalkan dan selanjutnya mengarah dalam

penggunaan system elektronik, yakni dengan menggunakan computer dalam

system manual bagian penting dalam system pengendalian intern seperti

(21)

diteliti oleh orang lain dan tidak ditemukan orang yang melakukan pekerjaan

dari awal hingga selesai. Dalam system informasi computer pekerjaan yang

sebelumnya dikerjakan oleh beberapa orang dapat dikerjakan oleh satu orang

ditambah mesin elektronik. Pengendalian intern dalam system elektronik adalah

apabila orang yang melakukan pemrosesan data bekerja secara jujur dan

teliti sehingga hasilnya dapat seperti yang diinginkan perusahaan.

Karakteristik pengendalian akuntansi dalam system computer meliputi

berbagai langkah seperti :

a. Ketelitian dan kecepatan pengolahan data dengan computer, lebih sedikit

diperlukan cek silang dalam pengolahan data, terutama data yang

menyangkut pengolahan data akuntansi yang berulang-ulang.

b. Komputer melakukan berbagai pemeriksaan yang semula dilakukan oleh

manusia melalui program computer, sehingga mengurangi pekerjaan

editing dokumen secara visual dan rutin.

c. Sistem computer menitikberatkan pengendalian melalui program computer

sehingga pembagian tanggung jawab fungsional dalam pelaksanaan

transaksi dapat dikurangi secara menyeluruh.

Di dalam standart professional akuntan public pengendalian intern

lingkungan system informasi computer menjadi :

1. Pengendalian umum

Pengendalian umum untuk membuat kerangka pengendalian menyeluruh

atas aktivitas system informasi computerdan memberikan tingkat keyakinan

memadai bahwa tujuan pengendalian intern secara keseluruhan dapat

(22)

a. Pengendalian organisasi dan manajemen.

b. Pengendalian terhadap pengembangan dan pemeliharaan system

aplikasi.

c. Pengendalian terhadap operasi system.

d. Pengendalian terhadap perangkat lunak system, pengendalian

terhadap entry data dan program.

2. Pengendalian aplikasi

Untuk menetapkan prosedur pengendalian khusus aplikasi akuntansi untuk

memberikan keyakinan memadai bahwa semua transaksi telah di otorisasi

dicatat, serta diolah seluruhnya dengan cepat dan tepat waktu. Pengedalian

aplikasi meliputi :

a. Pengendalian atas input, pengendalian atas pengolahan data file data

computer.

b. Pengendalian atas output, serta pengendalian input, pengolahan, dan

keluran dalam system online.

Penulis Hartadi (2004:82) memberikan beberapa prinsip dasar suatu

system untuk mencapai tujuan pengendalian akuntansi yaitu : “pemisahan

fungsi, prosedur pemberian wewenang, prosedur dokumentasi, prosedur dan

catatan akuntansi, pengawasan fisik atas aktiva dan catatan akuntansi dan

pemeriksaan intern secara bebas”. Untuk lebih jelasnya kutipan diatas akan

penulis uraikan sebagai berikut :

a. Pemisahana fungsi

Pemisahan fungsimembuat efisiensi pelaksanaan tugas dapat dicapai. Tujuan

(23)

atas kesalahan atau ketidak beresan atas kegiatan normal perusahaan

tersebut.

b. Pemberian wewenang

Pemberian wewenang ini untuk menjamin bahwa transaksi telah diotorisir

oleh orang yang berwenang

c. Prosedur dokumentasi

Prosedur dokumentasi penetapan tanggung jawab pelaksanaan dan

pencatatan transaksi. Dimana dokumentasi (dapat membentuk faktur,

voucher, tanda tangan, inisial, dan cap persetujuan) yang layak merjupakan

hal yang penting untuk terciptanya system pengendalian akuntansi yang

efektif

d. Prosedur dan catatan akuntansi

Prosedur dan catatan akuntansi terbagi dua yaitu : dapat diarsipkan atau

dibuat catatan-catatan akuntansi yang teliti secara tepat, data akuntansi

dapat dilaporkan kepada pemakai secara tepat waktu

e. Pengawasan fisik atas aktiva dan catatan akuntansi

Pengawasan fisik ini berhubungan dengan (a) alat keamanan dan ukuran

untuk menyelamatkan aktiva, catatan akuntansi, dan formulir tercetak

yang gagal penggunaannya, (b) penggunaan alat yang mekanis dan

elektronis dalam pelaksanaan dan pencatatan transaksi.

f. Pemeriksaan intern secara bebas

Pemeriksaan intern secara bebas menyangkut perbandingan antara catata n

(24)

rekening-rekening control, mengadakan perhitungan kembali gaji karyawan. Ini

bertujuan untuk mengadakan pengawasan kebenaran data di dalam

perusahaan.

2. Pengendalian Intern Kas

Pengendalian intern kas dirancang dengan sempurna agar uang kas dapat

diamankan dari tindakan penyelewengan ataupun kecurangan. Untuk system

penerimaan kas, pada bagian penerimaan dokumen ini titik rawan bagi

pengungkapan kecurangan dalam perusahaan. Orang yang bertugas untuk

membuka dokumen juga mengetahui jalur kas dan jalur untuk mendapatkan

dokumen bukti pembayaran. Kecurangan karyawan akan menggunakan

kesempatan ini untuk mencuri cek dan kas lalu menghilangkan bukti sehingga

tidak meninggalkan bukti transaksi tersebut. Untuk menghindari halitu perlu

dibuat suatu system pengendalian intern kas dalam perusahaan, system

pengendalian intern kas meningkatkan kemungkinan laporan nilai kas menjadi

akurat dan dapat diandalkan oleh pemakai laporan keuangan. Untuk

menghindari kecurangan maka internal control tersebut sebaiknya harus :

a. Terpisah antara penyimpanan dan akuntansi kas

b. Mencatat semua transaksi kas secara teratur

c. Hanya saldo kas minimum yang dibutuhkan di kas kecil

d. Melaksanakan perhitungan atas saldo kas secara mendadak

e. Melakukan rekonsiliasi atas saldo kas buku besar perusahaan dan saldo kas

(25)

Adapun karakteristik dasar dari suatu system pengendalian kas sebagai

berikut :

a. Tanggung jawab yang diberikan secara penuh untuk penerimaan kas

perusahaan pada satu orang.

b. Dipisahkan kepemilikan dan pencatatan kuitansi atas pemasukan kas

c. Depositokan setiap penerimaan kas setiap hari

d. Sistem voucher untuk mengontrol pembayaran kas

e. Audit internaltidak beraturan atau mendadak

f. Setiap catatan kas ganda bank dan buku dengan rekonsiliasi yang

ditampilkan oleh seseorang di luar fungsi tersebut.

Kas di rekening bank merupakan salah satu pengendalian intern kas

yang paling baik, karena bank telahmengamankan kas, bank juga

memberikan catatan terperinci mengenai transaksi kas kepada perusahaan.

Untuk dapat menarik manfaat dari alat pengendalian ini, perusahaan harus

menyimpan semua penerimaan kas di dalam rekening bank dan melakukan

pembayaran melalui rekening itu untuk jumlah tersebut kecuali yang relatif

kecil cukup melalui uang tunai.

Rekening bank dari pengendalian kas dan member beberapa keunggulan

rekening bank ini adalah sebagai berikut :

a. Uang kas dilindungi oleh bank

b. Pencatatan kas dilakukan terpisah oleh bank

c. Penanganan kas dari resiko pencurian dan perusahaan

d. Pembeli dan penjual dapat melakukan pembayaran langsung ke bank melalui

(26)

e. Bank menyediakan jasa meliputi penerbitan giro, cek, alat investasi, dan

pendapatan bunga, penagihan, pembayaran dan lain-lain.

Rekonsiliasi bank menurut Skoucen dan Stice (2001:381) ialah “suatu

proses yang mengidentifikasi perbedaan antara saldo kas pada buku deposan

dengan saldo kas yang dilaporkan pada laporan bank. Rekonsiliasi memberikan

informasi yang dibutuhkan untuk menyesuaikan saldo buku pada jumlah kas

yang benar”. Rekonsiliasi bank itu untuk mengungkapkan perbedaan

kesalahan atau ketidakberaturan apapun baik di dalam catatan bank maupun

pada catatan perusahaan. Perbedaan jumlah dapat terjadi karena adanya

perbedaan waktu pencatatan dari transaksi tertentu atau berbagai hal seperti

deposit in transit charges. Rekonsiliasi bank dapat dijadikan sebagai alat

pengendalian intern karena memberikan informasi darimana sumber

penerimaan perusahaan dan bagaimana uang tersebut dikeluarkan dan beberapa

saldo setiap saat. Auditor intern dapat juga digunakan sebagai alat pengendalian

intern kas, karena auditor intern bergerak bebas dalam suatu organisasi guna

mempelajari dan menilai kegiatan-kegiatan perusahaan guna memberi

saran-saran kepada manajemen atas temuannya setiap saat.Di dalam sebuah

perusahaan yang pengolahan datanya sudah berbasis computer, pengendalian

intern kas dapat dilakukan dengan cara: pengamanan fisik pengamanan program

data. Pengamanan fisik dapat dilakukan dengan mengunci dan menggunakan

system alarm apabila computer dicuri, menyimpan data pada media

penyimpanan data.

Sedangkan pengamanan program data dapat dilakukan dengan cara

(27)

penggunaan arsip yang disembunyikan dan nama arsip rahasia, penggunaan

password dalam mengakses data kas sehingga dapat mengurangi resiko

kemungkinan perubahan program dan anpa izin dan penggunaan prosedur

pengendalian berupa penambahan software agar lebih terjamin.

3. Hubungan pengendalian intern dengan system informasi akuntansi

Sebagaimana telah dijelaskan bahwa pengendalian intern meliputi :

a. Struktur organisasi.

b. Metode dan ukuran-ukuran yang dikoordinasikan untuk menjaga

kekayaan organisasi.

c. Mengecek ketelitian.

d. keandalan data akuntansi, mendorong dipatuhinya kebijakan

manajemen.

Dari pengertian tersebut dapat dilihat betapa kuatnya hubungan yang timbul

antara pengendalian intern dengan system informasi akuntansi khususnya

system informasi akuntansi penerimaan kas dan pengeluran kas. Suatu system

informasi akuntansi yang baik harus mempunyai suatu pengendalian intern

yang handal pula agar saling mendukung.

Pengendalian intern digunakan untuk menjaga kekayaan organisasi

termasuk didalamnya kas. Pengendalian intern yang baik harus dapat

melindungi kas milik perusahaan dari pemborosan, penyelewengan. Dalam

kaitannya dengan pengecekan ketelitian dan keandalan data akuntansi,

pengendalian intern yang baik berupa penggunaan system informasi yang

(28)

digunakan oleh system informasi akuntansi kas sebagai input dalam

pemrosesan data akuntansi untuk menghasilkan laporan keuangan, dan laporan

tersebut digunakan oleh para pengambilan keputusan di dalam perusahaan.

Sesuai dengan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa pengendalian

intern yang baik dan memadai yang dimiliki suatu perusahaan akan

memberikan dampak yang baikterhadap system informasi akuntansi

perusahaan. Dan sebaliknya, pengendalian intern yang buruk akan

mengganggu kinerja system informasi akuntansi perusahaan,pengendalian

intern yang ditetapkan oleh perusahaan pada system informasi akuntansinya

sangat berguna untuk mencegah dan meminimalkan terjadinya penyelewengan

Referensi

Dokumen terkait

(1) Setiap mobil bus, Mobil brang, Kerta Gandengan, Kereta Tempelan, Kendaraan Khusus serta Kendaraan Penumpang umum yang diuji berkala untuk pertama kali dan dinyatakan

Pada penelitian ini dilakukan analisis hubungan kuantitatif antara struktur senyawa turunan estradiol dengan aktivitas antikanker, khususnya yang memanfaatkan komputer

Praktik Pengalaman Lapangan (PPL) merupakan kegiatan kurikuler sebagai pelatihan untuk menerapkan teori-teori yang diperoleh pada semester-semester sebelumnya, sesuai

selanjutnya disebut RKA-KL adalah dokumen perencanaan dan penganggaran yang berisi program dan kegiatan suatu kementerian negara/lembaga yang merupakan penjabaran

2. Sistem penerapan pembiayaan murabahah merupakan penggunaan dana bank dari pihak ketiga yang disalurkan kepada nasabah. Upaya untuk meningkatkan profesionalisme dan

Selain itu dapat juga digunakan untuk memantau perkembangan yang telah atau sedang terjadi di sektor ini khususnya kontribusinya terhadap PDRB, jumlah luas lahan,

8. Temperamen Kerja : 1) J (Sensory, Judgmental Criteria) Kemampuan menyesuaikan diri pada kegiatan perbuatan kesimpulan penilaian atau

Laporan skripsi dengan judul “ Sistem Informasi Zakat infaq dan shodaqoh berbasis web pada Bazda Kudus ” telah dilaksanakan dengan tujuan menghasilkan suatu sistem