• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengeringan. - Karakteristik Pengeringan Coklat dengan Mesin Pengering Energi Surya Metode Thin Layer

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengeringan. - Karakteristik Pengeringan Coklat dengan Mesin Pengering Energi Surya Metode Thin Layer"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengeringan.

Metode pengawetan dengan cara pengeringan merupakan metode paling tua dari semua metode pengawetan yang ada. Contoh makanan yang mengalami proses pengeringan ditemukan di Jericho dan berumur sekitar 4000 tahun. Metode ini merupakan metode yang sederhana, aman dan mudah. Dan dibandingkan dengan metode lain, metode ini memiliki daya tahan yang lama dan tidak memerlukan perlakuan khusus saat penyimpanan.

Pengeringan merupakan proses mengurangi kadar air bahan sampai batas dimana perkembangan mikroorganisme dan kegiatan enzim yang ada yang dapat menyebabkan pembusukan terhambat atau terhenti. Semakin banyak kadar air dalam suatu bahan maka semakin cepat pembusukan oleh mikroorganisme. Dengan demikian bahan yang dikeringkan dapat mempunyai waktu yang lebih lama dan kandungan nutrisinya masih ada. Akan tetapi misalnya pada ikan asin, dilakukan penggaraman terlebih dahulu baru pengeringan. Ini dilakukan agar spora yang meningkatkan kadar air dapat dimatikan.

Contoh makanan yang biasa diawetkan dengan menggunakan metode pengeringan adalah buah kering. Buah kering adalah buah yang akan dikeringkan baik sengaja maupun tidak sengaja. Misalnya kismis dan kurma.

(2)

2.2 Mesin pengering.

Mesin pengering adalah alat yang digunakan untuk mempercepat proses pengeringan suatu produk. Dimana proses pengeringan itu sangat penting bagi

pengolahan hasil pertanian. Tujuan dari pengeringan hasil pertanian adalah agar produk dapat disimpan lebih lama, mempertahankan daya fisiologik biji-bijian/benih, agar pemanenan dapat dilakukan lebih awal dan mendapatkan kwalitas yang lebih baik.

Mesin pengering banyak bentuknya dan sumber energi yang dipakai oleh mesin pengering itu juga berbagai macam. Ada yang menggunakan sinar matahari dan panas buatan, dimana satu sama lain memiliki keunggulan dan kekurangan. Beberapa contoh mesin pengering yang telah dibuat :

1. Mesin pengering dengan bantuan penghisap udara.

udara

Gambar 2.1 Mesin pengering dengan bantuan penghisap udara.

(3)

2. Mesin pengering sederhana.

Gambar 2.2. Mesin pengering sederhana.

Mesin pengering ini sangat sederhana, dimana proses aliran udara yang masuk kedalam kolektor berdasarkan kecepatan udara sekitar. Walaupun perawatan dan

(4)

3. Mesin pengering sistim drum dryer.

B

C

D C

E

\

Gambar 2.3 Mesin pengering sistim drum dryer.

Keterangan gambar : A = Pengeluaran uap. B = Pemasukan produk.

C = Silinder/drum yang dipanaskan dengan uap. D = Pengeluaran produk.

E = Pisau kikis.

(5)

Kemudian waktu silinder berputar bahan yang akan di keringkan ikut terbawa pada permukaan silinder yang bersuhu tinggi sehingga bahan mengering. Bahan yang kering akan dikeluarkan oleh pisau kikis yang jaraknya telah diatur terhadap silinder, kemudian akan jatuh lewat saluran keluar.

( Sumber : lit. 10 ) 4. Mesin pengering memakai energi listrik.

Gambar 2.4 Mesin pengering memakai energi listrik. Keterangan gambar :

a = Rangka pengering. b = Dinding penutup. c = Tempat elemen panas. d = Tempat kipas penghembus. e = Penyangga rak.

f = Rak pengering. g = Pentilasi udara.

(6)

Cara kerja dari mesin pengering ini tidak begitu rumit. Arus mengalir menuju elemen panas dan thermostat. Kemudian thermostat akan mengatur, thermostat akan berfungsi sebagai saklar otomatis bila panas melebihi temperatur yang ditentukan. Arus AC kemudian akan terhubung dengan lampu yang berfungsi sebagai indikator

thermostat, jika lampu hidup maka thermostat terhubung dan begitu sebaliknya. Arus

pada elemen pemanas akan mengubah energi listrik menjadi panas atau kalor. Panas ini akan dihembuskan oleh kipas menuju ruang pengering yang akan digunakan untuk menguapkan kandungan air yang ada pada produk. Apabila suhu dalam ruangan pengering sudah sesuai dengan yang diinginkan, maka ventilasi dapat dibuka dengan tujuan uap air dapat keluar dan digantikan dengan udara dari ruang pemanas. Cara ini dilakukan secara terus menerus hingga produk benar-benar menjadi kering.

( Sumber : lit. 10 )

2.3 Kolektor.

Kolektor surya merupakan suatu alat yang dapat menghasilkan energi panas dengan memanfaatkan radiasi sinar matahari sebagai sumber energi utama. Ketika cahaya matahari menimpa absorber pada kolektor surya, sebagian cahaya akan dipantulkan kembali ke lingkungan, sedangkan sebagian besarnya akan diserap dan dikonversi menjadi energi panas, lalu panas tersebut dipindahkan kepada fluida yang bersirkulasi di dalam kolektor surya untuk kemudian dimanfaatkan guna berbagai aplikasi.

Kolektor surya pada umumnya memiliki komponen-komponen utama, yaitu :

1) Cover, berfungsi untuk mengurangi rugi panas secara konveksi menuju lingkungan. 2) Absorber, berfungsi untuk menyerap panas dari radiasi cahaya matahari.

3) Kanal, berfungsi sebagai saluran transmisi fluida kerja.

4) Isolator, berfungsi meminimalisasi kehilangan panas secara konduksi dari absorber menuju lingkungan.

(7)

Terdapat tiga jenis kolektor surya yang diklasifikasikan ke dalam Solar Thermal Collector System dan juga memiliki korelasi dengan pengklasifikasian kolektor surya

berdasarkan dimensi dan geometri dari proses penerimaan yang dimilikinya yaitu :

1. Kolektor Plat Datar (Flat-Plate Collectors).

Keuntungan utama dari sebuah kolektor surya plat datar adalah memanfaatkan kedua komponen radiasi matahari yaitu melalui sorotan langsung dan sebaran, tidak memerlukan tracking matahari dan juga karena desainnya yang sederhana, hanya sedikit memerlukan perawatan dan biaya pembuatan yang murah. Tipe ini dirancang untuk aplikasi yang membutuhkan energi panas pada temperatur di bawah 100°C.

( Sumber : lit. 11 ) 2) Kolektor terkonsentrasi (Concentrating Collectors).

Jenis ini dirancang untuk aplikasi yang membutuhkan energi panas pada temperature antara 100° – 400°C. Kolektor surya jenis ini mampu memfokuskan energi radiasi cahaya matahari pada suatu receiver, sehingga dapat meningkatkan kuantitas energi panas yang diserap oleh absorber.

( Sumber : lit. 11 ) 3) Kolektor tabung terevakuasi (Evacuated Tube Collectors).

Jenis ini dirancang untuk menghasilkan energi panas yang lebih tinggi dibandingkan dengan dua jenis kolektor surya sebelumnya. Keistimewaannya terletak pada efisiensi transfer panasnya yang tinggi tetapi faktor kehilangan panasnya yang relatif rendah.

( Sumber : lit. 11 ) Kolektor yang dipilih dalam perancangan ini adalah Kolektor plat datar, karena

(8)

2.4 Coklat

Coklat dihasilkan dari kakao ( theobroma cacao ) yang diperkirakan tumbuh didaerah Amazon utara sampai Amerika tengah. Pada awalnya coklat digunakan untuk membuat minuman saja karena sel putih pada coklat memiliki sumber gula yang tinggi

untuk minuman beralkohol.

Biji coklat kaya akan alkoloid – alkoloid seperti teobromin, fenetilamina dan anandamida yang memiliki efeksiolagis yang dibutuhkan oleh tubuh guna menghasilkan kadar gula tubuh. Menurut ilmuwan coklat yang dikomsumsi secara teratur dapat menurunkan tekanan darah. Warna buah coklat sangat beragam, tetapi pada dasarnya hanya ada dua macam warna. Buah yang mudanya berwarna hijau atau hijau agak putih jika sudah masak akan berwarna kuning. Sementara itu, buah yang ketika muda berwarna merah setelah masak akan berwarna jingga (orange). Buah akan masak setelah berumur enam bulan. Standarisasi air coklat setelah pengeringan adalah 11 – 17 % ( sum: Literatur 3 )

Pengeringan dapat dilakukan dengan pengeringan alami dan pengeringan buatan.

- Untuk pengeringan alami: lidah buaya langsung dijemur dibawah sinar matahari atau penjemuran di atas lantai, tikar anyaman dan lain sebagainya.

- Untuk pengeringan buatan: Dengan menggunakan mesin pengering untuk menghemat tenaga manusia dan mempercepat proses pengeringan, terutama pada saat musim hujan.

2.5 Sistem Energi Matahari.

Seperti dijelaskan sebelumnya, penerapan sistem energi matahari ini adalah untuk mempercepat waktu proses pengeringan dari pengeringan yang biasa dilakukan yaitu dengan penjemuran langsung.

(9)

Pengumpulan energi surya dan pentransferan energi panas pada fluida kerja dilakukan melalui suatu alat yang disebut kolektor matahari (solar collector).

Gambar 2.5 Skema sistem pengering dengan energi surya.

Pada sistem yang dirancang hanya menggunakan udara lingkungan dan pemanasan hanya dilakukan pada siang hari oleh kolektor surya, maka tidak digunakan elemen pemanas listrik. Diharapkan dengan bantuan kolektor surya dapat diperoleh temperatur pengering diatas 40 0C dengan asumsi waktu penggunaan 7 jam/hari.

2.6 Pemilihan Bahan.

Berbagai macam material yang tersedia dapat dipilih berbagai bahan dalam proses pembuatan alat. Dalam pembuatan alat sistem pemindahan panas yang dibutuhkan tergantung dari tujuan sistem tersebut, bila panas akan ditahan dalam satu

(10)

konduktivitas thermal yang besar.Pemilihan bahan material, juga harus ditinjau dari berbagai aspek yaitu :

1. Aspek Teknik

Aspek teknik dalam pemilihan bahan material diperlukan untuk menganalisa karakteristik bahan, konduktivitas termal dan suhu operasi serta kekuatan bahan yang digunakan. Alasan-alasan teknis dalam pemilihan bahan sangat penting digunakan dalam perancangan agar dapat dicapai kondisi kerja alat yang baik.

2. Aspek Ekonomi

Pemilihan bahan harus dilakukan dengan meninjau nilai ekonominya. Pemilihan bahan yang murah sangatlah perlu agar harga peralatan yang direncanakan akan mampu dijangkau oleh daya beli para petani.

Pertimbangan antara dua aspek diatas akan memberi hasil guna yang baik dan bermanfaat dalam pertimbangan perancangan.

Nilai konduktivitas termal untuk beberapa jenis bahan yang dapat digunakan sebagai isolator panas yaitu material yang memiliki nilai konduktivitas termal yang kecil dapat dilihat dalam tabel berikut :

Tabel 2.1 Konduktivitas termal bahan isolasi.

Material Densitas

Serat, papan isolasi 240 0,048

Kapuk 24 0,035

Serbuk gergaji 64 0,059

Serutan kayu 140 0,059

Semen 1500 0,029

(11)

Bahan yang digunakan sebagai penghantar panas yang baik biasanya terbuat dari logam. Nilai konduktivitas termal bahan logam dapat dilihat dalam tabel berikut :

Tabel 2.2 Konduktivitas termal penghantar panas.

Material Densitas

Kg / m3

Konduktivitas W / m K

Aluminium 2,7 204

Timbal 11,3 35

Besi 7,897 73

Tembaga 8,9 386

Perunggu 8,6 83

Nikel 8,9, 90

Perak 10,254 419

(12)

Gambar

Gambar 2.1 Mesin pengering dengan bantuan penghisap udara.
Gambar 2.2. Mesin pengering sederhana.
Gambar 2.3 Mesin pengering sistim drum dryer.
Gambar 2.4 Mesin pengering memakai energi listrik.
+4

Referensi

Dokumen terkait

Untuk media pendingin yang memiliki tingkat kerapatan rendah, laju pendinginan akan berlangsung secara lambat, karena proses transfer kalor tidak dapat berlangsung dengan

Pada gambar dapat dilihat bahwa dengan menggunakan evaporator panas diserap dari ruangan yang dikondisikan. Kemudian kompresor menerima kerja mekanik. Setelah melalui

Pengeringan merupakan proses pemindahan panas dan uap air secara simultan, yang memerlukan energi panas untuk menguapkan kandungan air yang dipindahkan dari permukaan bahan,

alat pengering energi surya dengan menggunakan kolektor surya tipe plat datar. Pada penelitian kali ini kolektor akan dimodifikasi dengan penambahan

Kadar air basis basah adalah perbandingan berat air dalam bahan dengan berat bahan total (Heldman and Signh, 1981). Pada bagian tugas akhir ini akan dilakukan