• Tidak ada hasil yang ditemukan

363486738 Lingkungan Pemasaran Dan Etika Pemasaran

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "363486738 Lingkungan Pemasaran Dan Etika Pemasaran"

Copied!
24
0
0

Teks penuh

(1)

MAKALAH

Lingkungan Pemasaran dan Etika Pemasaran

Disusun Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Manajemen Pemasaran

DISUSUN OLEH : KELOMPOK 3

1. AKHMAD RAKMA BOMA (165502686)

2. TINA YUNIARTI (165502530)

Dosen Pengampu

(2)

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas rahmat, taufik dan hidayahNYA, kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik dan benar serta selesai tepat pada waktunya. Tidak lupa pula kami ucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Bapak Much. Riyadussholihin selaku dosen pembimbing Manajemen Pemasaran yang telah membimbing kami dalam pengerjaan tugas makalah ini. Kami juga mengucapkan terima kasih kepada teman-teman kami yang selalu setia membantu kami dalam hal mengumpulkan data dalam pembuatan makalah ini.

Dalam makalah ini kami menjelaskan tentang pengertian pemasaran dan lingkungan pemasaran, pembagian lingkungan pemasaran, struktur industri, pesaing yang berpotensial, persaingan diantara perusahaan yang sejenis, kekuatan penewaran pembeli, ancaman barang substitusi, level persaingan, tanggapan manajemen, dan menghadapi lingkungan pemasaran. Dan apabila dalam pembuatan makalah ini terdapat kesalahan yang belum kami ketahui. Maka dari itu kami mohon saran & kritik dari teman-teman maupun dosen demi tercapainya makalah yang sempurna dan perbaikan di masa yang akan datang.

Kebumen, 14 Oktober 2017

(3)

DAFTAR ISI

1.1 Pengertian Pemasaran dan Lingkungan Pemasaran ... 5 2.1 Pembagian Lingkungan Pemasaran

... 5

10.1 Menghadapi Lingkungan Pemasaran

... 14

1.2 Etika Pemasaran

... 15

2.2 Tiga pendekatan yang dikemukaan Velasques

(4)

3.2 Fungsi Promosi atau Periklanan... 19

4.2 Etika Umum dalam Bidang

Pemasaran... 19 BAB III

... ... 21

PENUTUP ... ... 21

DAFTAR PUSTAKA

(5)

BAB I

PENDAHULUAN

Dalam kehudipan tentu kita mengenal dengan kata lingkungan, lingkungan adalah segala faktor yang berada di sekitar dan di dalam suatu subjek yang dapat mempengaruhi subjek itu sendiri. Sedangakan pemasaran, menurut Philip Kotler dan Amstrong adalah suatu proses sosial dan managerial yang membuat individu memperoleh apa yang mereka butuhkan dan inginkan lewat penciptaan dan pertukaran timbal-balik produk dan nilai dengan yang lain.

(6)

BAB II

PEMBAHASAN

1.1 Pengertian Pemasaran dan Lingkungan Pemasaran

Pemasaran pada dasarnya merupakan suatu proses perpindahan barang atau jasa dari tangan produsen ke tangan konsumen. Lebih lanjut beberapa ahli memberikan bermacam-macam batasan tentang pemasaran diantaranya dikemukakan oleh Philip Kotler: adalah semua proses sosial dan manajerial dimana individu dan kelompok mendapatkan kebutuhan dan keinginan mereka dengan menciptakan, manawarkan dan bertukar sesuatu yang bernilai satu sama lain. Sedangkan pengertian pemasaran menurut American Marketing Association adalah sebagai berikut: Pemasaran merupakan suatu proses perencanaan dan pengembangan kegiatan usaha yang meliputi kebijakan harga, promosi, dan distribusi sejumlah ide, barang atau jasa yang diarahkan pada suatu proses pertukaran yang memuaskan tujuan individu dan organisasi. Dan menurut suatu perusahaan, lingkungan pemasaran adalah pelaku-pelaku (aktor) dan kekuatan-kekuatan yang berada diluar fungsi manajemen pemasaran perusahaan yg akan mempengaruhi kemampuan manajemen pemasaran untuk mengembangkan dan membina transaksi yang berhasil dengan para pelanggan sasarannya.

2.1 Pembagian Lingkungan Pemasaran

1. Lingkungan Mikro

Lingkungan mikro adalah faktor-faktor lingkungan di luar perusahaan yang memberi pengaruh secara langsung dan cukup kuat pada perusahaan dalam proses pengambilan keputusan pemasaran perusahaan yang mempengaruhi kemampuannya untuk melayani pelanggan, terdiri dari:

a. Perusahaan

(7)

Akuntansi, dll. Bagian-bagian ini membentuk suatu lingkungan mikro suatu perusahaan untuk perencana pemasaran.

b. Pemasok

Adalah perusahaan bisnis dan perorangan yg menyediakan sumberdaya yg dibutuhkan oleh perusahaan dan pesaingnya untuk memproduksi barang dan jasa tertentu.

c. Perantara

Perantara Pemasaran adalah mereka yg membantu perusahaan dalam mempromosikan, menjual, dan mendistribusikan barang kepada pembeli akhir. Para perantara ini meliputi :

Middleman, perusahaan yg membantu mendapatkan pelanggan Perusahaan Distribusi Fisik, membantu perusahaan dlm menyediakan & memindahkan barang dari tempat asal ke tempat tujuan.

Biro Jasa Pemasaran, meliputi perusahaan riset, biro iklan, perusahaan media, dan perusahaan konsultan pemasaran, mencarikan sasaran dan menpromosikan produk ke pasar sasaran secara tepat.

Perantara Keuangan, meliputi bank, perusahaan kredit, perusahaan asuransi, dll dalam membantu transaksi keuangan dan atau menanggung resiko sehubungan dengan pembelian dan penjualan barang.

d. Pelanggan

(8)

e. Pesaing

Yaitu individu, kelompok, organisasi yang sama-sama melakukan pemasaran kepada konsumen. Lingkungan persaingan sangat mempengaruhi kesuksesan usaha pemasaran suatu perusahaan untuk meraih pasar sasarannya. Perusahaan perlu mengetahui berbagai karakteristik dalam lingkungan persaingannya seperti struktur industri, strategi pemasaran para pesaing, tingkat atau ukuran persaingan, dan aspek persaingan lainnya untuk memberikan nilai yang lebih kepada pelanggannya dibanding pesaing.

f. Masyarakat (Publik)

Yaitu terdiri dari kelompok masyarakat yang mempunyai kepentingan dengan perusahaan, seperti karyawan, pemegang saham, lembaga keuangan, masyarakat, media massa, dan lembaga swadaya masyarakat. Tujuh jenis publik yang mengelilingi perusahaan antara lain:

Publik Keuangan

Yaitu kekuatan masyarakat yang lebih luas yang mempengaruhi seluruh lingkungan mikro pemasaran perusahaan yang mempunyai pengaruh tidak langsung terhadap pemasaran. Lingkungan Makro terdiri dari:

a. Demografi

(9)

Perubahan struktur usia Perubahan struktur keluarga Wanita makin sibuk bekerja Meningkatnya pendidikan

Pertambahan penduduk yang besar

b. Ekonomi

Yaitu faktor-faktor yang mempengaruhi daya beli dan pola pembelanjaan konsumen. Daya beli total tergantung pada pendapatan, harga, tabungan, dan kredit pada waktu yang bersangkutan. Pemasar harus mengetahui kecendrungan utama dalam pendapatan, dan harus selalu sadar akan adanya pola pembelanjaan konsumen yang terus berubah. Adapun faktor-faktor yang perlu diperhatikan adalah sebagai berikut:

Perubahan Pendapatan

Salah satu contoh, di saat tingkat inflasi tinggi yang ditandai oleh adanya peningkatan harga barang-barang di pasaran, maka tingkat konsumsi masyarakat cenderung menurun dan tingkat minat untuk menabung menjadi

c. Lingkungan Alam

Lingkungan alam adalah sumber daya alam yang digunakan sebagai bahan untuk produksi dan sebagai aktifitass pemasaran. Adapun faktor-faktor yang mempengaruhinya yaitu sebagai berikut:

Campur tangan pemerintah Terbatasnya SDA

Meningkatnya biaya energy Tingkat populasi tinggi

(10)

sebaiknya perusahaan menciptakan kemasan produk yang ramah lingkungan (bukan berasal dari bahan baku yang susah diuraikan secara biologis, tidak menimbulkan efek rumah kaca/ merusak lapisan ozon).

d. Lingkungan Teknologi

Yaitu terdiri dari kekuatan-kekuatan yang mempengaruhi teknologi baru, yang menciptakan produk baru dan peluang-peluang pasar yang baru. Pemasar harus memperhatikan kecenderungan-kecenderungan teknologi berikutnya, antara lain:

Cepatnya laju perubahan teknologi Peluang-peluang yang tak terbatas Tingginya anggaran litbang Meningkatnya peraturan

Fokus terhadap perbaikan minor

Perubahan teknologi membawa dampak pada perubahan gaya hidup dan pola konsumsi pasar. Untuk itu dibutuhkan adanya inovasi penelitian dan pengembangan (R&D) untuk menciptakan ide-ide kreatif produk baru yang berorientasi pasar karena adanya kebutuhan konsumen yang perlu terpenuhi. Misal adanya perkembangan teknologi informasi dan adanya gaya hidup yang menuntut kepraktisan menuntut pemasar untuk lebih menawarkan program pemasaran terutama kebijakan pendistribusian produk malalui fasilitas internet atau electronic marketing seperti internet based stores, electronic catalog, video marketing, mail marketing.

e. Politik

Lingkungan ini terdiri dari undang-undang, instansi pemerintah, dan kelompok penekan yang mempengaruhi dan membatasi organisasi dan pribadi dalam masyarakat. Kecenderungan politik utama yg mempengaruhi manajemen pemasaran adalah:

Undang-undang yang mengatur perusahaan Perubahan pelaksanaan undang-undang

Pertumbuhan kelompok pembela kepentingan publik. Meningkatnya tekanan

Meningkatnya perhatian terhadap etika

(11)

Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) membawa dampak pada pengawasan produk secara lebih intensif.

f. Lingkungan Budaya

Lingkungan budaya (cultural) terdiri dari lembaga-lembaga dan kekuatan lain yg mempengaruhi nilai dasar, persepsi, preferensi, dan perilaku masyarakat yaitu:

Faktual

Tampak jelas dari perbedaan warna dan selera Interpretive

Harus ditafsirkan lebih dalam berhubungan dengan perasaan. Pergeseran nilai budaya, cara hidup, nilai-nilai sosial, keyakinan dan kesenangan dari suatu masyarakat perlu mendapat perhatian pemasar karena dapat mempengaruhi program pemasaran. Misal adanya gaya hidup dari kalangan menengah ke atas membawa dampak pada kebijakan periklanan yang menekankan pada unsur estetis dan kesan glamour.

3.1 Struktur Industri

Dalam persaingan di antara perusahaan terdapat 4 buah struktur yang mana satu sama lainnya saling berkaitan yaitu:

1. Pemasok

Berpengaruh dalam industri dalam kekuatan tawarnya terhadap pembeli

2. Pembeli

Adapun pembeli berpengaruh juga dalam kekuatan tawarnya terhadap pemasok

3. Pendatang Baru

Dalam persaingan industri pendatang baru dapat menjadi ancaman bagi industri-industri sebelumnya apabila pendatang tersebut menawarkan segala sesuatunya yang lebih baik dari pada industri sebelumnya.

4. Produk Pengganti

(12)

4.1 Pesaing Yang Berpotensial

Pesaing yang berpotensial adalah pesaing yang memiliki kemampuan lebih dan mempunyai potensi untuk berkompetisi yang mana sebelunya telah melewati rintangan-rintangan atau tahapan-tahapan untuk menjadi pesaing yang berpotensial. Adapun kewajiban perusahaan untuk menjadi pesaing yang berpotensial yaitu:

1. Internal

Manajemen yang baik dan benar

Penghargaan bagi karyawan yang berprestasi

2. Ekstenal

Promosi atau iklan, bisa melalui median jaringan social Bekerjasama dengan perusahaan lain

Segmentasi pasar terhadap lokasi, selera masyarakat dan lain-lain. Trend masyarakat

3. Rintangan untuk menjadi pesaing yang potensial:

Brand

Keuntungan yang pasti atau nyata Skala Ekonomi

Peraturan Pemerintah

4. Melewati rintangan dan bersaing.

5.1 Saingan Diantara Perusahaan Yang Sejenis

1. Struktur-struktur kompetitif industri:

a. Fragmentasi, Pasar Persaingan Sempurna (Prefect Competition)

Ciri-ciri pasar ini antara lain :

Jumlah produsen banyak dan volume produksi setiap produsen hanya merupakan bagian yang kecil dari volume transaksi total didalam pasar.

Produk yang dihasilkan oleh para produsen adalah “homogen” sehingga produksi satu produsen merupakan subtitut yang sempurna bagi hasil produksi dari produsen lain.

(13)

b. Konsiladasi (Monopoly)

Monopoli adalah suatu keadaan dimana didalam pasar hanya ada satu produsen / penjual sehingga tidak ada pihak lain yang menyainginya. Suatu perusahaan monopoli bisa timbul karena beberapa sebab, antara lain :

Penguasaan bahan mentah strategis.

Hak paten, merupakan hak produksi untuk suatu macam barang tertentu atau cara produksi tertentu.

Terbatasnya pasar untuk suatu barang, yang mungkin hanya bisa memberikan “ruang hidup” untuk satu perusahaan saja.

Pemberian hak monopoli oleh pemerintah

c. Oligopoly

Adalah keadaan dimana hanya ada beberapa (misalnya 2 – 10 perusahaan) yang menguasai pasar baik secara independen (sendiri-sendiri) maupun secara diam-diam bekerja sama. Oligopoli bisa dibedakan menjadi 2, yaitu ;

Oligopoli dengan differensiasi produk, yaitu setiap perusahaan mempunyai merek khusus tersendiri , misalnya industri kosmetik, industri mobil di Indonesia.

Oligopoli tanpa differensiasi produk, misalnya industri seng, industri pipa besi dan sebagainya.

d. Monopolistis

Ciri-ciri persaingan monopolistis antara lain :

Terdapat banyak produsen di pasar, tetapi ada unsur-unsur differensiasi produk (perbedaan merek, bungkus dan sebagainya) diantara produk-produk yang dihasilkan oleh masing-masing produsen.

(14)

Tidak ada homogenitas produk (jadi tidak adanya subtitusi yang sempurna antara hasil produksi satu perusahaan dengan perusahaan yang lain).

2. Kondisi Permintaan

Yaitu dimana permintaan konsumen terhadap suatu barang akan mempengaruhi saingan diantara perusahaan yang sejenis

3. Tingginya untuk keluar dari rintangan atau hambatan dalam industri

Sebagai contoh dalam suatu perusahaan mengalami hambatan yaitu kurang terkenalnya produk yang dikeluarkan oleh perusahaan tersebut di kalangan masyarakat, sehingga perusahaan tersebut mencari solusi untuk menyikapinya agar bisa bersaing dengan perusahaan lainnya.

6.1 Kekuatan Penawaran Pembeli

Penjual kecil banyak - pembeli besar sedikit

Pembelian Pembeli dalam Kuantitas atau jumlah yang besar

Pembeli Account untuk besarnya persentase yang dijual dari total pesanan Pembeli bisa beralih ke pemasok lain dengan biaya rendah

Pembelian pembeli dari beberapa penjual pada satu waktu Pembeli dapat terintegrasi vertical

Penjual produk memiliki sedikit barang pengganti dan penting untuk pembeli Ketika Industri pembeli bukan pelanggan penting bagi pemasok

Ketika diferensiasi membuat biaya untuk pembeli beralih ke pemasok

Ketika pemasok bisa mengintegrasikan secara vertikal dan bersaing dengan pembeli

Ketika pembeli tidak dapat mengintegrasikan secara vertikal kebelakang dan memasok kebutuhan mereka sendiri

7.1 Ancaman Barang Substitusi

Ancaman ini bergantung pada hal-hal dibawah ini yaitu:

Pembeli lebih menyukai diantara barang-barang substitusi yang mempunyai brand

(15)

8.1 Level Persaingan

1. Persaingan menurut selera

Yaitu persaingan dengan gen dan jenis yang berbeda-beda sesuai dengan selera masing-masing. Contoh: Antara Nonton bioskop dan Makan es krim

2. Persaingan generik

Yaitu persaingan dengan gen yang sama. Contoh: Dalam jenis minuman antara Kopi dan freshtea

3. Persaingan sejenis

Yaitu persaingan antara jenis produk yang sama. Contoh: Antara Fanta dan Sprite

4. Persaingan Ketat

Yaitu dimana satu sama lain mempunyai level yang sama. Contoh: antara produk yang sama-sama mempunyai brand, misalnya Coca-cola dan Pepsi.

9.1 Tanggapan Manajemen

Manajemen harus bertindak proaktif dalam mengelola perubahan lingkungan makro maupun mikro agar perubahan lingkungan tersebut sesuai dan menguntungkan bagi perusahaan. Dan adapun cara mengelola perubahan tersebut adalah sebagai berikut :

Menyewa para pelobi (lobbyist)

(16)

1.2 Etika Pemasaran

Etika berasal dari bahasa Yunani yaitu Ethos yang berarti adat istiadat. Etika adalah prinsip atau standar yang mengatur perilaku suatu komunitas, kelompok, organisasi dan individu. Etika berkaitan dengan kebiasaan hidup yang baik, baik pada diri seseorang maupun pada suatu masyarakat. Etika berkaitan dengan nilai-nilai, tatacara hidup yang baik, aturan hidup yang baik dan segala kebiasaan yang dianut dan diwariskan dari satu orang ke orang yang lain atau dari satu generasi ke generasi yang lain.

Kotler dan Amtsrong mendefinisikan pemasaran (marketing) sebagai proses dimana perusahaan menciptakan nilai bagi pelanggan dan membangun hubungan yang kuat dengan pelanggan, dengan tujuan menangkap nilai dari pelanggan sebagai imbalannya. Dan dapat disimpulkan bahwa etika pemasaran adalah prinsip yang mengatur perilaku pemasaran dimana dapat memasakan produk atau barang dengan tidak melanggar etika atau prinsip.

Ada tiga kata kunci yang kuat dari konsep Kotler dan Amstrong mengenai pemasaran: 1. Pemasar harus memahami dan memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumen (itu

sebabnya dengarkan konsumen Anda!);

2. Menciptakan hubungan yang kuat dengan pelanggannya; dan 3. Akhirnya mendapatkan imbalan dari pelanggan sebagai gantinya.

Dalam kenyataannya tidak pernah ada hubungan yang langgeng dari pelanggan terhadap pemasar kalau pembeli tidak untung. Ujungnya, ini kemungkinan besar merugikan pemasar juga. Dulu kita memahami kata bijak ini: satu konsumen yang tidak puas akan bercerita pada sembilan orang lainnya. Namun di zaman informasi saat ini, ternyata satu konsumen bisa cerita kemana-mana melalui blogs, facebook ataupun media lainnya.

Tentu saja sebagai entrepreneurs yang etis, kita akan berkomitmen menjadi pemasar yang baik, sungguh pun bisa tidak ketahuan kalau menjadi pencuri.

2.2 Tiga pendekatan yang dikemukaan Velasques :

1. Teori Kontrak

(17)

Dari pendekatan deontologi kita melihat bahwa ini memiliki dasar moral yakni ”seseorang berkewajiban melakukan sesuatu yang menurut perjanjian harus dia lakukan karena kegagalan melaksanakan kewajiban merupakan tindakan yang (a) tidak dapat diuniversalisasikan, dan (b) memperlakukan orang lain sebagai sarana, bukan tujuan.

Tentu saja kedua belah pihak tidak boleh dengan sengaja menyalahartikan fakta-fakta perjanjian pada pihak lain atau memberikan gambaran yang salah karena menurut Kant, misinterpretasi ini tidak bisa diuniversalisasikan dan bertentangan dengan kehendak baik. Juga tidak boleh perjanjian dibuat karena keterpaksaan atau pengaruh lain serta dengan menyembunyikan informasi yang perlu diketahui konsumen karena bertentangan dengan menjadikan manusia sebagai tujuan dan bukan sekadar sarana.

Kelemahan Pendekatan Teori Kontrak :

Sekilas tampak sulit buat perusahaan untuk melakukan perjanjian secara langsung dengan konsumen. Namun untuk argumentasi ini, mereka yang setuju teori kontrak mengatakan perusahaan dapat mempromosikan produknya melalui iklan, dan melaluinya perusahaan melakukan hubungan kontraktual secara tidak langsung. Akan tetapi keberatan utama pendekatan ini adalah pada asumsi bahwa posisi pembeli dan penjual setara atau sama dalam hal penguasaan informasi, dan kerentanan terhadap dampaknya. Dalam hal ini teori kontrak pun masih berlaku doktrin caveat emptor: biarkan pembeli melindungi dirinya sendiri

2. Teori Due Care

(18)

vendor: biarkan penjual yang harus berhati-hati. Saat ini terlalu banyak produk yang canggih, yang sebagai konsumen kita tidak tahu carakerjanya, menggunakan bahan apa, berbahaya atau tidak dan sebagainya. Menurut pandangan due care, produsen tidak hanya berkewajiban untuk memberikan produk yang sesuai dengan klaim yang dibuatnya (seperti teori kontrak) tetapi juga wajib memperhatikan dampak produk, mencegah, mengambil langkah-langkah yang diperlukan untuk memastikan produk mereka aman dan konsumen punya hak untuk memperoleh jaminan ini walau secara eksplisit mereka sudah melakukan tanda tangan kontrak dan tidak menyebutkan hal ini atau sebaliknya.

Menurut teori ini, seorang produsen tidak bisa dikatakan lalai secara moral jika kerugian yang terjadi tidak bisa diperkirakan sebelumnya. Contoh, pemakai mobil yang ceroboh sehingga mengakibatkan kecelakaan pada dirinya, tidak tercakup dalam tanggung jawab produsen tentunya. Akan tetapi ketika desain mobil tidak memperhitungkan perangkat pengaman, bahan ban yang mudah meledak di tengah jalan termasuk dalam lingkup tanggung jawab produsen.

Kelemahan Teori Due Care

Dalam kenyataannya adalah sulit menentukan batas apa yang disebut perhatian memadai (due care). Prinsip utilitarian yang menyatakan: ”semakin besar kemungkinan risikonya, semakin besar populasi yang mungkin dirugikan, maka semakin besar pula kewajiban perusahaan”, ternyata tidak selalu dapat diterapkan. Contoh terlalu banyak teknologi baru yang bermunculan dan risikonya baru diketemukan kemudian. Setelah beberapa tahun dan ribuan orang menggunakan asbes, baru diketemukan korelasi antara munculnya kanker dengan penggunaan asbes. Jadi siapa yang harus menanggung biaya kerugian atas produk-produk yang kerusakannya belum dapat diidentifikasi oleh produsen, apalagi konsumen?

Tentu saja banyak produk baru yang kita juga tidak ket ahui apa dampaknya jangka panjang. Misalnya, apakah anak kecil yang sekarang menggunakan handphone

aman dari radiasi frekuensi? Apakah dampaknya secara jangka panjang kalau mereka terus menerus menggunakan handphone?

(19)

Menurut teori social cost, perusahaan wajib menanggung semua kerugian termasuk kerugian yang tidak bisa diperhitungkan sebelumnya yang diakibatkan oleh kerusakan produknya.

Apa itu biaya sosial atau social cost? Jika perusahaan Anda memiliki pabrik yang memproduksi suatu produk, dan selain produk, yang dihasilkan adalah pencemaran atau polusi, maka sebenarnya biaya polusi itu ada. Namun seringkali perusahaan tidak menanggung biaya ini. Konsumen yang membeli produk dari perusahaan tersebut juga tidak menanggung social cost ini karena perusahaan tidak membebankan biaya tersebut dalam proses produksi. Akan tetapi orang miskinlah yang menanggung biaya tersebut karena yang rumah yang dekat daerah polusi adalah murah, sementara kemungkinan akan banyak orang miskin yang tinggal di sana, dan orang kaya akan menghindari daerah demikian. Dalam hal ini, etika melihat terjadi ketidakadilan.

Maka dalam kasus ini, teori keadilan menyatakan bahwa biaya pengendalian polusi harus ditanggung oleh pihak yang menyebabkan polusi dan yang memperoleh keuntungan darinya yakni produsen dan konsumen, sementara keuntungan pengendalian polusi wajib diberikan kepada pihak yang selama ini menanggung

social cost dalam hal ini orang-orang miskin tersebut.

Dari kacamata utilitarian, pendekatan ini menguntungkan karena perusahaan dituntut untuk bekerja lebih efisien terhadap sumber daya yang ada karena beban

social cost ada pada mereka, dan dengan dimasukkannya social cost dalam perusahaan, maka perusahaan dapat juga mendistribusikan biaya sosial tersebut ke semua pemakai produk sehingga tidak hanya kepada korban yang menanggungnya.

Kelemahan Teori Social Cost

Beberapa pengamat menyatakan bahwa harus ada keseimbangan antara tanggung jawab produsen dan konsumen karena kalau semua biaya ditanggung oleh produsen maka justru akan terjadi peningkatan kecerobohan oleh konsumen sendiri. Selain itu, karena social cost ditanggung oleh produsen, besar kemungkinan harga produk akan naik, sehingga tentu ini akan merugikan konsumen pula. Akan tetapi teori ini memberikan kesadaran bagi pengusaha untuk selalu mengadakan riset dan berusaha memperkecil dampaknya terhadap lingkungan dan masyarakat sekitarnya.

(20)

menjadi salah satu komponen penting yang membedakan, serta seberapa jauh orang bertanggung jawab atas kesalahan yang tidak mereka sadari bersama. Sementara kesadaran social cost adalah bagian dari penerapan utilitarianisme secara konsekuen yang melihat dampak terhadap masyarakat sekitar perlu diperhitungkan sebagai cost

juga.

3.2 Fungsi Promosi atau Periklanan

Promosi atau iklan sesungguhnya mempunyai fungsi memberikan informasi yang lengkap dan akurat kepada masyarakat tentang sesuatu yang dipromosikan. Unsur promosi dalam bauran pemasaran, harus memiliki peran yang benar, yang dapat diukur dengan kritria sebagai berikut :

1. Sebagai sarana menyampaikan informasi yang benar dan obyektif tentang kandungan atau komposisi barang yang dipromosikan;

2. Sebagai fungsi menjelaskan fungsi manfaat positif barang bagi manusia; 3. Sebagai sarana memberikan image yang benar terhadap perusahaan;

4. Tidak ada unsur maksud memperdaya atau memanipulasi terhadap masyarakat konsumen;

5. Selalu berpedoman pada prinsip-prinsip kejujuran;

6. Bermaksud tidak mengecewakan konsumen dalam arti memberikan kepuasan yang terpercaya.

Unsur kejujuran sesuai dengan realita barang yang dipromosikan justru merupakan kunci dalam etika promosi.

Maka sebagai konsumen kita tanggung jawab ataupun kewajiban sebagai berikut: 1. Membaca atau mengikuti petunjuk informasi dan prosedur pemakaian atau

pemanfaatan barang dan/atau jasa, demi keamanan dan keselamatan; 2. Beritikad baik dalam melakukan transaksi pembelian barang dan/atau jasa; 3. Membayar sesuai dengan nilai tukar yang disepakati;

4. Mengikuti upaya penyelesaian hukum sengketa perlindungan konsumen secara patut.

(21)

Etika pemasaran dalam konsep produk

• Produk yang dibuat berguna dan dibutuhkan masyarakat. • Produk yang dibuat berpotensi ekonomi atau benefit • Produk yang dibuat bernilai tambah tinggi

• Produk yang dapat memuaskan Etika pemasaran dalam konteks harga

• Harga diukur dengan kemampuan daya beli masyarakat. • Perusahaan mencari margin laba yang layak.

• Harga dibebani cost produksi yang Etika pemasaran dalam konteks tempat/distribusi

• Barang dijamin keamanan dan keutuhannya. • Konsumen mendapat pelayanan cepat dan Etika pemasaran dalam konteks promosi

• Sebagai sarana menyampaikan informasi yang benar dan obyektif. • Sabagai sarana untuk membangun image positif.

• Tidak ada unsur memanipulasi atau memberdaya konsumen. • Selalu berpedoman pada prinsip-prinsip kejujuran.

(22)

BAB III

PENUTUP

Pada dasarnya pemasaran merupakan suatu proses perpindahan barang atau jasa dari tangan produsen ke tangan konsumen. Llingkungan pemasaran adalah pelaku dan kekuatan di luar pemasaran yang mempengaruhi mempengaruhi manajemen pemasaran untuk membangun dan mempertahankan hubungan yang berhasil dengan pelanggan sasaran.

Lingkungan mikro adalah faktor-faktor lingkungan di luar perusahaan yang memberi pengaruh secara langsung dan cukup kuat pada perusahaan dalam proses pengambilan keputusan pemasaran perusahaan yang mempengaruhi kemampuannya untuk melayani pelanggan, terdiri dari: Perusahaan, Pemasok, Perantara, Pelanggan, Pesaing, Masyarakat.

Lingkungan Makro yaitu kekuatan masyarakat yang lebih luas yang mempengaruhi seluruh lingkungan mikro pemasaran perusahaan yang mempunyai pengaruh tidak langsung terhadap pemasaran.Lingkungan Makro terdiri dari: Demografi, Ekonomi, Lingkungan Alam, Lingkungan Teknologi, Politik, dan Lingkungan Budaya.

Untuk kemajuan perusahaan, strategi pemasaran perlu ditingkatkan dan lebih bermutu jual tinggi karena dengan adanya itu perusahaan akan solit dan mendapatkan loyalty dari konsumen. Perusahaan harus melakukan langkh agresif apabila ingin mendapatkan hal tersebut.

Prinsip Etika dalam bauran pemasaran, dapat diklasifikasikan sebagai berikut : 1. Etika pemasaran dalam kontek produk :

a. Produk yang berguna dan dibutuhkan;

b. Produk yang berpotensi ekonomi atau benefit; c. Produk yang bernilai tambah yang tinggi;

d. Dalam jumlah yang berskala ekonomi dan sosial; e. Produk yang dapat memuaskan masyarakat. 2. Etika pemasaran dalam konteks harga :

a. Beban cost produksi yang wajar; b. Sebagai alat kompetisi;

(23)

e. Sebagai alat daya tarik bagi konsumen. 3. Etika pemasaran dalam kontek distribusi :

a. Kecepatan dan ketepatan waktu; b. Keamanan dan keutuhan barang;

c. Sarana kompetisi memberikan pelayanan kepada masyarakat; d. Konsumen mendapat palayanan tepat dan cepat.

4. Etika pemasaran dalam konteks promosi : a. Sarana memperkenalkan barang;

(24)

DAFTAR

PUSTAKA

1. http: //andi67.blog.esaunggul.ac.id/2012/03/21/lingkungan-pemasaran/ 2. t p:ht / /akunt a nsigorg e u z . wo r dpr e ss.com/2011 / 02 / 12/ m a n a jem e n - p e m a s a ra n/

3. Philip Kotler, Swee Hoon Ang, Siew Meng Leong, and Chin Tiong Tan

(1999), Marketing Management: An Asian Perspective, 2nd edition, Singapore: Prentice

Hall

Referensi

Dokumen terkait

Pelaksanaan Arisan Hewan Kurban di Desa Ngaglik, Kecamatan Srengat, Kabupaten Blitar Ditinjau dari Akad Wadi’ah Arisan merupakan kegiatan yang biasa dilakukan oleh masyarakat

Pengarah Pusat Tibi Negara dalam majalah yang sama iaitu Medical Tribune (1998) keluaran Malaysia ada menyebut peningkatan penyakit Pulmonary tuberculosis adalah disebabkan oleh

Berdasarkan hasil analisis data motivasi berprestasi dalam pembelajaran Bahasa Indonesia siswa kelas IV pada tiga SD di Gugus VI Kecamatan Buleleng yakni di

ثحبلا ماظن ماظن هاتجإ لىإ نًشي يذلا ثحبلا لئاسم زكرلد اقفو اقطنم مظني ثحبلا .ثحبلا نم ءازجلأا نٌب ةقلاعلا ةلص و وقباطمو ثحبلا ضارغأو ةلأسلدا ديدتحو ثحبلا

Dari metode ini, seorang mujtahid harus melacak sejarah dari kedua nash , dan ketika sudah diketahui mana yang lebih dahulu datang dan mana yang datang kemudian,

1) Apabila ditemukan data - data baru yang membuktikan bahwa jenis penghargaan/sanksi yang telah diberikan tidak benar maka dapat dilakukan koreksi poin

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah ada perbedaan kepuasan kerja karyawan ditinjau dari masa kerja. Dugaan awal yang diajukan dalam penelitian ini adalah ada

• Pada bus 1501-1, 1501-2, 1501-3, dan bus 1501-4 personal protection equipment (PPE) tidak dianjurkan digunakan karena energi arc flash yang ada lebih dari kategori 4 , sedangkan