• Tidak ada hasil yang ditemukan

T1__BAB II Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Peningkatan Hasil Belajar IPA Melalui Model Pembelajaran Group Investigation (GI) Berbantuan Media Nyata Siswa Kelas 5 SD Negeri 2 Sidorejo Temanggung Tahun Pelajaran 20162017 T1 BA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "T1__BAB II Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Peningkatan Hasil Belajar IPA Melalui Model Pembelajaran Group Investigation (GI) Berbantuan Media Nyata Siswa Kelas 5 SD Negeri 2 Sidorejo Temanggung Tahun Pelajaran 20162017 T1 BA"

Copied!
20
0
0

Teks penuh

(1)

4

KAJIAN PUSTAKA

2.1 Kajian Teori

Dalam kajian teori, penulis membahas tentang IPA, pembelajaran IPA di SD, model pembelajaran Group Investigation (GI), media nyata, penerapan model pembelajaran Group Investigation berbantu media nyata dalam pembelajaran IPA SD.

2.1.1 Hakikat Pembelajaran IPA SD

Ilmu Pengetahuan Alam adalah pengetahuan yang rasional dan objektif tentang alam semesta dengan segala isinya (Samatowa, 2010: 2). Sedangkan menurut Donosepoetro seperti dikutip oleh Trianto (2014: 137) menyatakan bahwa pada hakikatnya IPA dibangun atas dasar produk ilmiah, proses ilmiah, dan sikap ilmiah. Selain itu, IPA dipandang pula sebagai proses, sebagai produk, dan sebagai prosedur. Sebagai proses diartikan semua kegiatan ilmiah untuk mnyempurnakan pengetahuan tentang alam maupun untuk menemukan pengetahuan baru. Sebagai produk diartikan sebagai hasil proses, berupa pengetahuan yang diajarkan dalam sekolah atau di luar sekolah ataupun bahan bacaan untuk penyebaran pengetahuan. Sebagai prosedur dimaksudkan adalah metodologi atau cara yang dipakai untuk mengetahui sesuatu yang lazim disebut metode ilmiah.

Ilmu Pengetahuan Alam merupakan terjemahan kata-kata dalam bahasa inggris yaitu

natural science artinya ilmu pengetahuan alam (IPA). Berhubungan dengan alam atau bersangkut paut dengan alam, science artinya ilmu pengetahuan. Jadi ilmu pengetahuan alam (IPA) atau science itu pengertiannya dapat disebut sebagai ilmu tentang alam. Ilmu yang mempelajari peristiwa-peristiwa yang terjadi di alam ini (Samatowa, 2010: 3).

(2)

2.1.2 Model Pembelajaran

Terdapat berbagai istilah dalam pembelajaran yang terkadang membuat guru bingung untuk membedakannya.Istilah-istilah tersebut meliputi pendekatan, strategi, model, metode dan teknik pembelajaran. Kesemua hal tersebut merupakan bagian dari komponen pembelajaran yang saling berkaitan dalam pelaksanaan proses pembelajaran. Perbedaan dari istilah-istilah tersebut terletak dari sudut pandang masing-masing pribadi yang memaknai.

Menurut Chatib (2011:128) model pembelajaran adalah sebuah sistem proses pembelajaran yang utuh mulai dari awal hingga akhir yang melingkupi pendekatan pembelajaran, strategi pembelajaran, metode pembelajaran, dan teknik pembelajaran. Sedangkan Gerlach dan Ely seperti dikiutip oleh Uno (2007:1) lebih mengarahkan ke definisi strategi pembelajaran yaitu cara-cara yang dipilih untuk menyampaikan metode pembelajaran dalam lingkungan pembelajaran tertentu yang meliputi sifat lingkup dan urutan kegiatan pembelajaran yang dapat memberikan pengalaman belajar peserta didik.

Menurut Joyce, Weil & Calhoun (2009:5), model pembelajaran adalah suatu perencanaan atau suatu pola yang digunakan sebagai pedoman dalam merencanakan pembelajaran di kelas atau pembelajaran dalam tutorial dan untuk menentukan perangkat-perangkat pembelajaran termasuk di dalamnya buku-buku, film, komputer, kurikulum dan lain-lain. Selanjutnya Joyce, Weil & Calhoun juga menyatakan bahwa setiap model pembelajaran mengarahkan kita ke dalam mendesain pembelajaran untuk membantu peserta didik sedemikian rupa sehingga mampu mencapai tujuan pembelajaran.

Jadi berdasarkan beberapa pendapat para ahli di atas dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran merupakan sebuah sistem pembelajaran yang mencakup cara-cara penyampaian materi pembelajaran didasarkan pada perencanaan pembelajaran yang dirancang sedemikian rupa sehingga mampu mencapai tujuan pembelajaran yang diharapkan.

(3)

2.1.3 Model Pembelajaran Group Investigation(GI)

2.1.3.1Pengertian Model Pembelajaran Group Investigation(GI)

Model pembelajaran Group Investigation menggunakan gaya pembelajaran dengan proses demokrasi. Herbert Thelen merupakan salah satu pencetus National Training Laboratory

yang juga penggagas gaya/model pembelajaran Group Investigation. Thelen mempunyai pandangan yang sama dengan Dewey dan Michaelis bahwa proses pembelajaran yang di dalamnya mengandung unsur demokratis akan lebih efektif dalam mengatasi masalah-masalah dalam pembelajaran. Investigasi kelompok (Group Investigation) berusaha mencampurkan bentuk pengajaran dengan dinamika proses demokrasi serta proses akademik yang berupa penelitian (Joyce, Weil dan Calhoun, 2009:315).

Group Investigation menurut Imas Kurniasih, Berlin Sani (71-75) merupakan salah satu bentuk model pembelajaran kooperatif yang memiliki titik tekan pada partisipasi dan aktivitas siswa mencari sendiri materi atau sehala sesuatu mengenai materi pelajaran yang akan dipelajari. Informasi tersebut bisa di dapat dari bahan-bahan yang tersedia, misalnya dari buku pelajaran, perpustakaan, atau dari internet dengan referensi yang bisa dipertanggung jawabkan.

Menurut Aris Shoimin (2014 : 80-82) Group Investigation adalah suatu model pembelajaran yang lebih menekankan pada pilihan dan kontrol siswa dari pada menerapkan teknik-teknik pengajaran di ruang kelas. Selain itu juga memadukan perinsip belajar demokratis di mana siswa terlibat secara aktif dalam kegiatan pembelajaran, baik dari tahap awal sampai akhir pembelajaran termasuk di dalamnya siswa mempunyai kebebasan untuk memilih materi yang akan dipelajari sesuai dengan topic yang sedang dibahas.

Jadi dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation

merupakan model kegiatan pembelajaran yang bersifat demokratis yang diwujudkan dalam bentuk kooperatif diskusi kelompok, yang terdiri dari beberapa kelompok kecil untuk menginvestigasi pemecahan suatu masalah.

2.1.3.2Ciri-Ciri Model Pembelajaran Group Investigation(GI)

Slavin seperti dikutip Utami (2012:8) mengemukakan beberapa hal penting dalam melakukan model pembelajarn kooperatif tipe Group Investigation(GI) yaitu sebagai berikut: 1. Membutuhkan kemampuan kelompok

(4)

dari dalam maupun di luar kelas, kemudian siswa mengumpulkan informasi yang diberikan dari setiap anggota untuk mengerjakan lembar kerja.

2. Rencana kooperatif

Siswa bersama-sama menyelidiki masalah mereka, sumber mana yang dibutuhkan, siapa yang melakukan, apa dan bagaimana mereka akan mempresentasikan proyek mereka di dalam kelas.

3. Peran guru

Guru bertugas sebagai fasilitator dan menyediakan sumber. Guru memutar diantara kelompok-kelompok memperhatikan siswa mengatur pekerjaan dan membantu jika siswa menemukan kesulitan dalam interaksi kelompok.

2.1.3.3Sintak/Langkah-Langkah Model Pembelajaran Group Investigation(GI)

Sintak dari model pembelajaran group investigation menurut Joyce, Weil dan Calhoun (2009:318) yaitu:

1. Tahap pertama, menyajikan situasi yang rumit (terencana atau tidak terencana). Guru menyajikan sebuah masalah yang memancing perhatian dan kehebohan siswa. Penyajian masalah tersebut dapat dilakukan secara verbal dalam bentuk cerita pengalaman atau dapat juga melalui penayangan video/gambar.

2. Tahap kedua, menjelaskan dan menguraikan reaksi terhadap situasi. Jika siswa bereaksi terhadap masalah yang disajikan, guru menggiring perhatian mereka terhadap reaksi mereka masing-masing yang berbeda, yakni meliputi sikap yang mereka tunjukkan, apa yang mereka rasakan, dan bagaimana mereka mengatur sesuatu.

3. Tahap ketiga, merumuskan tugas dan mengaturnya dalam pembelajaran. Ketika siswa mulai tertarik terhadap perbedaan reaksi dari masing-masing individu, guru menggiring mereka untuk merumuskan dan menyusun masalah-masalah bagi diri mereka sendiri.

4. Tahap keempat, studi yang mandiri dan berkelompok. Siswa dalam kelompok menganalisis beberapa peran yang dibutuhkan, mengatur diri mereka sendiri berdasarkan peran yang didapatkan, bertindak, dan melaporkan hasil yang didapatkan.

(5)

6. Tahap keenam, mendaur ulang aktivitas. Beberapa tahapan terus berlanjut, baik dengan penyajian masalah yang sama atau memunculkan masalah baru yang merangsang adanya investigasi.

2.1.3.4KelebihanModel Pembelajaran Group Investigation (GI)

Kelebihan dari model pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation menurut Aris Shoimin (2014 : 81-82)

a. Secara pribadi

1. Dalam proses belajarnya dapat bekerja secara bebas 2. Memberi semangat untuk berinisiatif, kreatif, dan aktif 3. Rasa pecaya diri dapat lebih meningkat

4. Dapat belajar untuk memecahkan dan menangani suatu masalah 5. Mengembangkan antusiasme dan rasa pada fisik

b. Secara Sosial

1. Meningkatkan belajar bekerja sama

2. Belajar berkomunikasi baik dengan teman sendiri maupun guru 3. Belajar berkomunikasi yang baik secara sistematis

4. Belajar menghargai pendapat orang lain

5. Meningkatkan partisipasi dalam membuat suatu keputusan c. Secara Akademis

1. Siswa terlatih untuk mempertanggungjawabkan jawaban yang diberikan 2. Bekerja secara sistematis

3. Mengembangkan dan melatih keterampilan fisik dalam berbagai bidang 4. Merencanakan dan menorganisasikan pekerjaannya

5. Mengecek kebenaran jawaban yang mereka buat

6. Selalu berfikir tentang cara atau strategi yang digunakan sehingga didapat suatu kesimpulan yang berlaku umum

Kelebihan dari model pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation menurut Imas Kunarsih, Berlin Sani (73) :

(6)

b. Penerapan model ini mempunyai pengaruh positif, yaitu dapat meningkatkan motivasi belajar siswa

c. Pembelajaran yang dilakukan membuat suasana saling bekerjasama dan berinteraksi antar siswa dalam kelompok tanpa memandang latar belakang

d. Model ini juga melatih siswa untuk memiliki kemampuan yang baik dalam berkomunikasi dan mengemukakan pendapatnya

e. Memotivasi dan mendorong siswa agar aktif dalam proses belajar mulai dari tahap pertama sampai tahap akhir pembelajaran.

2.1.3.5Komponen Model Pembelajaran Group Investigation (GI)

Joyce, Weil dan Calhoun (2009:104-106) menyebutkan bahwa sebuah model pembelajaran terdiri dari komponen sintaks atau struktur suatu model, komponen prinsip reaksi atau peran guru, komponen sistem sosial atau situasi kelas pada saat model berlangsung, daya dukung yang terdiri dari bahan dan alat yang diperlukan untuk melaksanakan model, serta dampak instruksional yaitu hasil belajar siswa sesuai dengan tujuan yang hendak dicapai dan dampak pengiring sebagai akibat dari terciptanya suasana belajar dalam model tertentu. Komponen-komponen dari model pembelajaran Group Investigation yaitu sebagai berikut.

1. Sintagmatik

(7)

video, guru tidak langsung memberikan jawaban yang pasti, tetapi mengarahkan mereka untuk mencari jawaban sendiri melalui investigasi kelompok.

Tahap ketiga, merumuskan tugas dan mengaturnya dalam pembelajaran.Ketika siswa mulai tertarik terhadap perbedaan reaksi dari masing-masing individu, guru menggiring mereka untuk merumuskan dan menyusun masalah-masalah bagi diri mereka sendiri. Misalnya saat seorang siswa mengetahui reaksi yang berbeda dari siswa lain, misalnya berupa bentuk pertanyaan yang berbeda, siswa mulai tertarik dengan keberagaman reaksi tersebut, maka guru segera mengambil tindakan untuk mengarahkan mereka untuk merumuskan dan menyusun masalah lain yang timbul dari masing-masing individu dengan menuliskan daftar masalah di papan tulis.

Tahap keempat, studi yang mandiri dan berkelompok.Siswa dalam kelompok menganalisis beberapa peran yang dibutuhkan, mengatur diri mereka sendiri berdasarkan peran yang didapatkan, bertindak, dan melaporkan hasil yang didapatkan.Setelah siswa mengetahui beberapa masalah yang timbul dari masing-masing individu melalui daftar masalah yang sudah ditulis, kemudian siswa mengelompokkan diri berdasarkan minat mereka terhadap masalah tersebut dan bekerja bersama kelompoknya sesuai peran yang didapatkannya, misalnya dia mengidentifikasi perubahan sifat benda. Setelah selesai kemudian kelompok mempresentasikan hasil yang didapatkan dalam kegiatan investigasi di hadapan kelompok lain.

Tahap kelima, menganalisis perkembangan dan proses. Masing-masing kelompok mengevaluasi solusi permasalahan yang dicocokkan dengan maksud dan tujuan utama. Dalam mempresentasikan hasil investigasi, kelompok lain bertugas sebagai pengontrol apakah hasil investigasinya sudah tepat atau belum dengan bimbingan dari guru. Hasil investigasi disesuaikan dengan tujuan utama dari permasalahan yang dimunculkan.

Tahap keenam, mendaur ulang aktivitas. Beberapa tahapan terus berlanjut, baik dengan penyajian masalah yang sama atau memunculkan masalah baru yang merangsang adanya investigasi. Hal ini dilakukan apabila terdapat masalah yang membutuhkan penyelidikan lebih lanjut.

2. Prinsip reaksi

(8)

merumuskan rencana, bertindak, dan mengatur kelompok) serta beberapa kebutuhan dalam sebuah penelitian. Selain itu guru juga berfungsi sebagai seorang konselor akademik. Saat siswa bereaksi ketika menghadapi keadaan yang membingungkan, guru akan menguji dan memerhatikan kebiasaan alami mereka yang tercermin dalam reaksi yang berbeda-beda. Mereka kemudian menentukan informasi yang mereka butuhkan untuk mendekati masalah dan proses untuk mengumpulkan data yang relevan. Mereka mengembangkan hipotesis dan mengumpulkan informasi yang dibutuhkan untuk mengujinya.Mereka mengevaluasi hasil yang didapatkan dan meneruskan penelitiannya atau memulai penelitian baru.

Pusat dalam proses pembelajaran kemudian beralih untuk membangun sebuah lingkungan sosial yang kooperatif dan mengajari ketrampilan bernegosiasi, menyelesaikan konflik, serta beberapa penyelesaian masalah demokrasi. Guru juga harus membimbing siswa dalam metode pengumpulan data serta analisis, membantu siswa membingkai hipotesis yang dapat diuji. Ketika proses pembelajaran berlangsung, khususnya pada saat siswa melakukan percobaan dalam kelompok sebagai bentuk kegiatan investigasi, guru mempunyai peran untuk membimbing mereka bekerja dalam kelompok misalnya dengan mendekati dan mengarahkan kelompok yang tidak dapat bekerja sama karena bingung dengan tugas/permasalahan yang harus mereka selesaikan. Guru juga bertugas untuk menjelaskan terlebih dahulu langkah kerja dalam mengidentifikasi ciri-ciri jenis tanah yang harus diikuti dalam pelaksanaan kegiatan investigasi.

3. Sistem sosial

(9)

berbeda. Atmosfer merupakan salah satu alasan dan negosiasi (Joyce, Weil dan Calhoun, 2009:323).

Sistem sosial dalam kegiatan mengidentifikasi perubahan sifat benda berupa sikap saling menghargai pendapat yang dikemukakan oleh setiap anggota kelompok, dan kerja sama dalam melakukan percobaan mengidentifikasi ciri-ciri jenis tanah, Sehingga melalui kegiatan investigasi kelompok tersebut, diharapkan akan muncul sikap demokratis, kooperatif dan bertanggung jawab.

4. Daya dukung

Sistem pendukung dalam model Group Investigation ini harus ekstensif dan responsif terhadap semua kebutuhan siswa. Lingkungan harus mampu merespon berbagai tuntutan pembelajar yang bermacam-macam. Guru dan siswa harus bisa menghimpun apa saja yang dibutuhkan saat mereka membutuhkannya. Misalnya dalam pembelajaran IPA tentang mengidentifikasi perubahan sifat benda.Guru juga menambahkan contoh konkret dari benda asli yang dibutuhkan saat mengidentifikasi perubahan sifat benda.

5. Dampak instruksional dan dampak pengiring

Dampak instruksional adalah dampak atau hasil belajar yang dicapai langsung dengan cara mengarahkan para siswa pada tujuan yang diharapkan. Dampak instruksional dalam model Group Investigation secara umum adalah:

a. Proses dan pengelolaan kelompok efektif

Model Group Investigation diharapkan dapat menciptakan proses berkelompok dan pengelolaannya secara efektif, artinya proses dalam membentuk kelompok tidak dilakukan secara sembarangan tetapi berdasarkan minat anggota kelompok. Sehingga proses pembelajaran yang dilakukan secara berkelompok dapat berjalan sebagaimana mestinya dan mencapai tujuan yang diharapkan.

b. Pandangan konstruktivis tentang pengetahuan

(10)

investigasi dalam kelompoknya bukan berdasarkan penyampaian informasi oleh guru secara konvensional.

c. Disiplin dalam penelitian kolaboratif

Melalui proses kerjasama dalam kelompok diharapkan adanya kedisiplinan dan tanggung jawab dari masing-masing anggota kelompok. Sehingga semua anggota kelompok ikut berpartisipasi aktif dalam investigasi yang dilakukan.

Secara khusus dampak instruksional yang terdapat dalam pembelajaran IPA dengan materi perubahan sifat benda melalui model pembelajaran Group Investigation

adalah kemampuan mengindentifikasi perubahan sifat benda, mengidentifikasi perubahan sifat benda sesudah mengalami perubahan sebagai hasil suatu proses.

Dampak pengiring adalah hasil belajar lainnya yang dihasilkan oleh suatu proses pembelajaran, sebagai akibat terciptanya suasana belajar yang dialami langsung oleh para siswa tanpa pengarahan langsung dari pengajar. Dari segi dampak pengiring melalui model Group Investigation diharapkan dapat terbentuk kemampuan kemandirian sebagai pembelajar seperti mempunyai rasa ingin tahu yang tinggi sehingga berusaha untuk mencari tahu sendiri pengetahuannya, bekerja secara ilmiah dan bertanggung jawab. Selain itu juga diharapkan timbulnya penghargaan terhadap martabat orang lain melalui kerja sama dalam kelompok sehingga timbul anggapan bahwa orang lain juga memiliki kemampuan yang tidak bisa diremehkan, penelitian sosial sebagai pandangan hidup, dan minat anggota kelompok. Sehingga proses pembelajaran yang dilakukan secara berkelompok dapat berjalan sebagaimana mestinya dan mencapai tujuan yang diharapkan.

Secara khusus dampak instruksional yang terdapat dalam pembelajaran IPA dengan materi perubahan sifat benda melalui model pembelajaran Group Investigation

adalah kemampuan mengindentifikasi perubahan sifat benda, mengidentifikasi perubahan sifat benda sesudah mengamai perubahan dari hasil proses.

(11)

mencari tahu sendiri pengetahuannya, bekerja secara ilmiah dan bertanggung jawab. Selain itu juga diharapkan timbulnya penghargaan terhadap martabat orang lain melalui kerja sama dalam kelompok sehingga timbul anggapan bahwa orang lain juga memiliki kemampuan yang tidak bisa diremehkan, penelitian sosial sebagai pandangan hidup, dan kehangatan dan interpretasi personal yang memunculkan harapan dengan diterapkannya model GI dalam pembelajaran IPA siswa mendapatkan rasa nyaman dalam belajar, sehingga penilaian diri yang positif dapat terbentuk dengan baik.

Dampak pengiring yang secara khusus akan didapatkan siswa dalam pembelajaran IPA dengan materi jenis-jenis tanah melalui model Group Investigation

adalah demokratis, kerja sama, mandiri, tanggung jawab, komunikatif dan disiplin. Dampak pengiring hanya mungkin terbentuk jika kesempatan untuk mencapai/menghayati berbagai kemampuan tersebut memang benar-benar disediakan secara memadai.

Dampak instruksional dan dampak pengiring dalam model Group Investigation

digambarkan dalam bagan berikut.

Demokratis

Tanggung jawab

Mandiri

Kerja sama

Disiplin Komunikatif

Model Group Investigation

Kemampuan

mengidentifikasi perubahan sifat benda

Keterangan

Dampak Instruksional Dampak Pengiring

Dampak Pengiring dan Instruksional Model Pembelajaran Group Investigation Kemampuan menyebutkan berbagai perubahan sifat benda

(12)

2.1.4 Prosedur Pelaksanaan Pembelajaran IPA dengan Model Group Investigation

Kegiatan Guru Tahapan Pelaksanaan Kegiatan Siswa

1. Guru menyajikan suatu

2.Eksplorasi reaksi 2. Siswa menggali pengetahuannya dengan

(13)

6.Guru bertugas sebagai

6. Mendaur ulang aktifitas 10. Siswa menyampaikan hal-hal yang belum dimengerti kepada guru

2.1.5 Media

(14)

proses belajar mengajar demi terciptanyatujuan pendidikan pada umumnya dan tujuan pembelajaran di sekolah khusunya.

Berbagai macam media pembelajaran yang dapat digunakan sebagai alat bantu untuk mencapai tujuan belajar, salah satunya adalah media nyata. Media nyata merupakan salah satu media yang umum dipakai, banyak dari siswa lebih menyukai benda kongkrit sehingga diharapkan dapat menambah semangat siswa untuk mengikuti proses pembelajaran. Akan tetapi tidak semua nyata dapat dijadikan media untuk pembelajaran, media harus dicocokkan dengan tujuan pembelajaran yang akan dicapai. Menurut Arief Sadiman, (2003: 28) media grafis visual sebagaimana halnya media yang lain, menyalurkan pesan dari sumber ke penerima pesan.Dengan indera penglihatan pesan disampaikan dalam bentuk simbol-simbol komunikasi visual, yang perlu dipahami benar artinya agar pesan dapat tersampaikan dengan berhasil dan efisien.

Dari beberapa pengertian para ahli mengenai media pembelajaran yaitu segala sesuatu untuk menyalurkan pesan yang mendorong terjadinya proses belajar pada siswa, serta memudahkan siswa dalam menerima pesan materi yang ingin dicapai merupakan media pembelajaran. Media nyata adalah alat bantu komunikasi yang digunakan guru untuk menyampaikan pesan kepada siswa Dengan menggunakan media nyata ini menarik perhatian siswa, sehingga menjadi semakin tertarik dan pesan yang ingin disampaikan dapat diterima dengan baik.

2.1.6 Hasil Belajar

Menurut Sudjana (1990: 22), kemampuan yang dimiliki setelah menerima pengalaman belajar adalah hasil belajar, hasil diperoleh akibat suatu proses belajar.

Sudjana (2008: 28) menyatakan bahwa hasil belajar pada dasarnya adalah akibat dari suatu proses belajar. Menurut Ahmad Susanto (2013 :4) hasil belajar merupakan perubahan yang terjadi pada diri siswa, baik kognitif, afektif, dan pesikomotor sebagai hasil dari kegiatan belajar. (Mulyono 2003) menyatakan bahwa hasil belajar adalah kemampuan yang diperoleh anak setelah melakukan kegiatan belajar. Hasil belajar merupakan gambaran tingkat penguasaan siswa terhadap sasaran belajar pada topik bahasan yang diajarkan

(15)

menerapkan, menguraikan, merencanakan, menilai.Afektif mengenai sikap menerima, memberi respon, menilai, mengorganisai.Pesikomotor mengenai teknik, sosial, menejerial, intelektual.Belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya (Slameto, 2003:2). Perubahan tingkah laku dalam diri seseorang dalam pengertian merupakan hasil belajar memiliki ciri-ciri:

1. Perubahan terjadi secara sadar

2. Perubahan dalam belajar bersifat kontinu dan fungsional 3. Perubahan belajar bersifat positif

4. Perubahan dalam belajar bukan bersifat sementara 5. Perubanhan dalam belajar bertujuan

6. Perubahan mencakup seluruh aspek tingkah laku

Hasil belajar yang didapat siswa di pengaruhi oleh faktor-faktor, diantaranya faktor dari diri siswa (faktor internal), dan faktor dari luar siswa (faktor eksternal). Faktor intern adalah faktor yang timbul dari dalam diri individu siswa itu sendiri, yang dapat dikatakan sebagai golongan faktor intern antara lain adalah kecerdasan, bakat, minat, dan motivasi. Sedangkan yang dapat dikatakan sebagai golongan faktor ekstren adalah faktor yang mempengaruhi prestasi belajar yang sifatnya di luar diri siswa, yaitu diantaranya adalajh pengalaman, keadaan keluarga, lingkungan.

Menurut Sudjana (2002:39), terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi hasil belajar, yaitu :

1) Faktor dari dalam diri siswa

Faktor yang datang dari siswa terutama kemampuan yang dimilikinya.Faktor kemampuan siswa sangat berpengaruh terhadap hasil belajar yang dicapai. Selain kemampuan yang dimiliki siswa, juga ada faktor lain, seperti: motivasi belajar, minat dan perhatian, sikap dan kebiasaan belajar, faktor fisik dan psikis.

2) Faktor dari luar atau faktor lingkungan

(16)

Slameto (1995: 60) menyatakan faktor eksternal yang dapat mempengaruhi belajar adalah keluarga, keadaan sekolah dan lingkungan masyarakat.

1. Keadaan keluarga merupakan lingkungan terkecil dalam masyarakat tempat seseorang dilahirkan dan dibesarkan.

2. Keadaan sekolah merupakan lembaga penidikan formal pertama yang sangat penting dalam menentukan keberhasilan belajar siswa, lingkungan sekolah yang baik dapat mendorong untuk belajar yang lebih giat

3. Lingkungan masyarakat di samping orang tua, lingkungan juga merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi hasil belajar siswa dalam proses pelaksanaan pendidikan, lingkungan alam sekitar sangat berpengaruh besar pengaruhnya terhadap perkembangan pribadi anak.

Dari beberapa pengertian kajian mengenai hasil belajar dari para ahli dapat dikatakan bahwa hasil belajar adalah perolehan pengalaman belajar, hasil yang dicapai dari segala proses pembelajaran yang telah diikuti oleh siswa. Hasil belajar yang diperoleh dapat terlihat untuk kognitif dengan hasil teas evaluasi yang menunjukkan pemahaman dari seberapa besar pengetahuan yang dimiliki siswa, afektif terlihat dengan bagaimana siswa dalam mengikuti proses pembelajaran yang berlangsung, dan pesikomotorik terlihat bagaimana siswa akan bertindak dalam mengikuti pembelajaran yang berlangsung.

2.2 Kajian Penelitian Yang Releven

Penelitian ini tidak terlepas dari penelitian-penelitian terdahulu yang relevan dilaksanakan saat ini.

Penelitian yang dilakukan oleh Karnawati (2013) menunjukkan bahwa terdapat perbedaan hasil belajar antara siswa yang diajar menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dan GI. Hal tersebut dibuktikan dengan hasil posttest siswa yang diajar dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif STAD diperoleh rata-rata hasil belajar siswa 58,75 yang berada dalam kategori hampir cukup dengan standar deviasi 11,981. Sedangkan hasil posttest siswa yang diajar dengan menggunakan model GI diperoleh rata-rata hasil belajar siswa 68,85 yang berada dalam kategori lebih dari cukup dengan standar deviasi 7,659.

(17)

Investigationterhadap hasil belajar matematika pada siswa kelas VII SMP Negeri 2 Kledung Semester II Tahun Pelajaran 2012/2013 yang dibuktikan dengan adanya perbedaan hasil belajar antara kedua kelas. Hasil posttest siswa kelas VIIA (kelas kontrol) yang diajar dengan menggunakan model pembelajaran konvensional diperoleh rata-rata hasil belajar matematika kelas 76,30. Sedangkan hasil posttest siswa kelas VIIB (kelas eksperimen) yang diajar menggunakan model pembelajaran Group Investigation diperoleh rata-rata hasil belajar matematika kelas 89,60.

Penelitian yang dilakukan oleh Prih Utami (2012) menunjukkan hasil analisis data yang diperoleh nilai signifikansi sebesar 0,001<0,05. Sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan efektivitas penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe GI dan NHT dilihat dari hasil belajar matematika siswa yaitu kelas VIID yang diajar menggunakan model pembelajaran NHT memperoleh nilai rata-rata kelas 68,735, sedangkan kelas VIIE yang diajar menggunakan model pembelajaran GI memperoleh nilai rata-rata kelas sebesar 62,076. Penelitian yang dilakukan Sahidah, Marmi Sudarmi dan Made Rai Suci Shanti (2013) menunjukkan adanya peningkatan hasil belajar IPA dengan materi lensa cembung, yaitu dibuktikan dengan 80% siswa mendapatkan nilai >75 (aspek kognitif) dan pada aspek afektif diperoleh hasil keaktifan kelas sebesar 74,44%.

(18)

2.3Kerangka Pikir

Pembelajaran IPA menuntut siswa untuk dapat menemukan sendiri pengetahuannya sehingga dapat diterapkan di dalam kehidupannya sehari-hari.Penemuan pengetahuan sendiri oleh siswa diperoleh melalui pengalaman belajar langsung yang dialami siswa disekolah dan lingkungan sekitarnya.Selain pengalaman belajar langsung siswa juga membutuhkan suatu teknik belajar yang dapat membantu siswa memahami konsep-konsep penting dalam pembelajaran IPA. Konsep-konsep penting tersebut nantinya akan membantu siswa dalam menerapkan apa yang diperolehnya dari pengalaman belajar langsung ke dalam kehidupan sehari-hari.

Penerapan model pembelajaran Group Investigation diharapkan menjadikan siswa lebih mudah memperoleh informasi dan memahaminya, karena siswa aktif menemukan sendiri pengetahuannya melalui kerja sama dalam kelompok. Selain itu siswa juga dapat berbagi informasi dengan teman satu kelompok maupun kelompok lain melalui laporan diskusi masing-masing kelompok

Model pembelajaran Group Investigation mempunyai beberapa sintak/langkah pembelajaran yang pada akhirnya diharapkan dapat memberikan pengaruh terhadap hasil belajar IPA siswa. Uraian manfaat dari masing-masing sintak meliputi: tahap pertama, penyajian situasi rumit. Pada tahap ini diharapkan muncul rasa ketertarikan/keingintahuan dari siswa sehingga mereka bersemangat untuk melakukan penelitian lebih lanjut mengenai masalah tersebut. Tahap kedua, eksplorasi reaksi. Pada tahap ini siswa diharapkan mampu mengeksplorasi pengetahuaannya melalui kesempatan bertanya kepada guru dengan jawaban yang mengarahkan siswa untuk menemukan sendiri informasi yang ingin diperoleh.

(19)

membutuhkan penyelidikan lebih lanjut.Sehingga siswa dapat termotivasi untuk senantiasa melakukan penyelidikan.

Berdasarkan sintak model pembelajaran Group Investigation tersebut, secara umum diharapkan siswa memiliki semangat secara mandiri untuk menyelidiki suatu masalah dengan tujuan memperoleh solusi pemecahan masalah yang ada.Oleh karena siswa berpartisipasi secara aktif dalam menjalani setiap tahap/sintak dari model pembelajaran tersebut, maka pada akhirnya diharapkan siswa mampu membangun sendiri pengetahuaannya dan mampu mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari.Muara dari penerapan model pembelajaran tersebut diharapkan dapat mempengaruhi kualitas hasil belajar yang diperoleh siswa, sehingga kedua model tersebut dapat efektif diterapkan dalam pembelajaran IPA.

Pada gambar bagan kerangka berpikir penggunaan model pembelajaran Group Investigation

Sintak/langkah-langkah

(20)

2.4 Hipotesis Tindakan

Referensi

Dokumen terkait

average-based fuzzy time series models , hasil yang di dapat dari penelitian tersebut adalah dilihat dari nilai AFER menunjukkan bahwa metode ini mendekati nilai

Berdasarkan gambaran umum responden dapat dijelaskan dan di analisa bahwa secara keseluruhan karyawan PT BTPN Divisi Mobile Marketing Syariah mayoritas merasa

32, AUR, MEDAN MAIMUN, KOTA MEDAN, SUMATERA UTARA, 20111 LOKASI TKK, PSIKOTES ONLINE DAN WAWANCARA :. BALAI DIKLAT

PENGARUH METODE PROCESS GOAL SETTING TERHADAP MOTIVASI OLAHRAGA DAN PENGUASAAN KETERAMPILAN DASAR DROPSHOT CABANG OLAHRAGA BULUTANGKIS PADA ATLET PEMULA

BOJANA TIRTA III, PISANGAN LAMA, RAWAMANGUN, JAKARTA TIMUR, 13230 LOKASI PSIKOTES ONLINE :. BADAN PENDIDIKAN DAN

Alhamdulillahhirobbil’alamin selalu penulis panjatkan atas nikmat dan berkah yang senantiasa Allah SWT limpahkan, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul

Hasil dari eksperimen yang telah dilakukan adalah robot dapat dikenali dengan menggunakan metode tersebut dengan baik walaupun terkadang di beberapa daerah, robot

Pada setiap sesi Annual International Conference on Islamic Studies (AICIS) yang diadakan dari tahun ke tahun, meski dengan tema yang berbeda, namun selalu menunjukkan betapa