• Tidak ada hasil yang ditemukan

Resume Bulan Sabit di gurun Gobi Autosav

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Resume Bulan Sabit di gurun Gobi Autosav"

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

Bulan Sabit di gurun Gobi

Resume Untuk memenuhi Tugas Mata kuliah Sejarah Ekonomi Islam

Program studi Agama & Lintas Budaya

Minat Ekonomi Islam

Diajukan oleh

Fitria Rahmah 14/372483/PMU/8326

SEKOLAH PASCASARJANA UNIVERSITAS GADJAH MADA

(2)

A. Pendahuluan

Gurun Gobi adalah padang pasir terluas di Asia yang membentang dari Asia Tengah sampai Siberian Utara, Tibet Selatan dan Mancuria Barat, serta Turkistanin Timur merupakan bagian dari Kekaisaran Mongol, dan merupakan lokasi dari beberapa kota penting sepanjang jalur Sutra. Sedangkan Danau Baikal terletak di selatan Siberia, yang populer dengan sebutan “Si Gadis Perawan Siberia”. Danau ini pertama kali ditemukan oleh Bangsa Mongol pada Abad XII M, dengan dipimpin oleh Chengis Khan, bangsa ini membangun peradaban di sekitar danau itu dan membentuk Suku Buryat, yang mendiami pesisir timur danau tersebut hingga hari ini. Danau yang terlihat seperti bulan sabit ketika dilihat dari ketinggin 445 meter di atas permukaan laut, menjadi lambang utama bagi umat Islam hingga saat ini.

Gurun Gobi dan Danau Baikal yang menjadi simbol buku ini merupakan salah satu bukti sejarah yang identik dengan kekaisaran Mongol, dimana awal mula bangsa mongol merupakan entitas masyarakat yang mendiami wilayah sekitar Gurun Pasir Gobi dan Danau Baikal, yang kemudian dua situs tersebut menjadi saksi perkembangan dan peradaban Islam di Asia tengah, serta menjadi saksi atas hijrahnya sekelompok suku yang dikenal sebagai bangsa yang keras dan kejam ke dalam pelukan Islam secara sukarela tanpa dibarengi konflik yang berarti. Berikut merupakan penjelasan perkembangan Islam di kawasan Gurun Gobi berdasarkan perode pemerintahan.

B. Masa al-Khulafa al-Rasyidun (632-660 M)

(3)

Selain keberadaan Islam yang menjadi penyelamat masyarakat atas kedhaliman pemimpin mereka saat itu, letak strategis kota makkah yang menjadi pusat pertemuan para pedagang Internasional yang menghubungkan empat jalur perdagangan antar-bangsa dunia, menyebabkan percepatan penyebaran Islam.

Pasca meninggalnya Rasulullah SAW, masyarakat muslim mulai tercerai berai, dengan munculnya nabi-nabi palus, serta keengganan beberapa masyarakat muslimuntuk membayar zakat, bahkan murtad dari Islam. Yang kemudian ditangani oleh khalifah terpilih , Abu Bakar , dengan cara mengirim ekspedisi Usamah ibn Ziyad ke suriah dan membagi wilayah Arab menjadi dua belas wilayah, yang masing-masing daerah terdapat batalion dipimpin oleh seorang jendral. Kebijakan pengiriman Usamah ke luar negri menimbulkan musuh-musuh Islam tidak berani mengganggu wilayah Islam, karena mereka beranggapan bahwasanya Islam telah kuat. Sehingga dalam kurun waktu dua tahun lebih Abu bakar telah berhasil menyatukan kembali jazirah Arab seperti pada masa Rasulullah SAW.

Pada masa khalifah kedua, yaitu Umar bin Khattab, perluasan wilayah kekuasaan Islam dilakukan secara besar-besaraan, diantara wialayah-wilayah yang telah dikuasai yaitu, Suriah, Persia, Mesir, Asia Tengah melalui Mousul, Khurasan, wilayah utara Mesopotamia sampai kota Ispahan dan hamadan, sijistan, al-Madain, dan pada masa ini seluruh persia jatuh di tangan Muslim, diakibatkan pemimpin yang lalim, sehingga menyebabkan rakyat Persia berduyun-duyun masuk Islam. Selain perluasan wilayah, kemajuan besar yang terjadi pada masa khalifah ini yaitu pembaruan dalam bidang pertahanan dan pertanahan, salah satu kebijakannya yaitu, khalifah menerapkan agar tanah-tanah di luar Arab yang berada dalam kekuasaan Islam tidak dikuasai oleh orang Arab.

(4)

khalifah, yang disebabkan oleh tidak berjalannya kebijakan ekonomi khalifah terdahulu akibat kebijakan kepala daerah yang tidak mengindahkan kebijakan pusat. Setelah wafatnya khalifah Utsman,diangkatlah Ali bin Abi Thalib sebagai khalifah berikutnya. Akan tetapi selama masa kepemimpinannya tidak terjadi ekspansi Islam (di sekitar Gurun Gobi, Asia tengah) akibat adanya masalah internal. Baik pada periode II Utsman maupun Ali, daerah disebagian Persia dan Asia Tengah lepas dari kekuasaan Islam akibat permasalahan-permasalahn internal yang terjadi.

C. Dinasti Umayyah (660-750 M)

Muawiyah ibn Abi Sofyan dinobatkan menjadi khalifah pertama dari dinasti ini di Iliya (Jerussalem 660 M), setelah perang saudara dan pertikaian politik yang terjadi antara dia dan khalifah Ali bin Abi Thalib. Langkah yang pertama ia lakukan adalah mengirim panglima ke wilayah-wilayah taklukan yang lepas, diantarannya yaitu panglima dan gubernur Ziyad bin Abih yang dikirim ke front Timur, panglima Abd al-Rahman ibn Sufra dengan pasukan terdahulu (dipimpin Ubaidillah) yang menguasai kembali Mekran, kabul, Sizistan. Islamisasi baru muali terlaksana pada masa kepemimpinan Abd al-malik ibn Marwan, yaitu dengan menaklukan kembali daerah Wasit dan sekitarnya di bawah pimpinan Gubernur Hajjaj ibn Yusuf, yang merupakan benteng kokoh untuk pondasi awal Islamisasi di daerah Gurun Gobi dan sekitar Danau Haikal. Yang kemudian khalifah Walid I berhasil memperluas wilayah kekuasaan Islam baik di Barat (sampai Andalusia) dibawah panglima dan jenderal yang handal seperti Musa ibn Nusair, Tariq ibn Ziyad, dan Timur (sampai Sindh, Punjab dan Asia Tengah, Transoxiana) dibawah panglima Handal seperti Hajjaj ibn Yusuf, Qutayba ibn Muslim, Muhammad ibn Qasim, Abdur Rahman ibn Muhammad ibn al-Ash’as.

(5)
(6)

(749 M), dan sempurna kekalahan dinasti Umayyah setelah khalifah Marwan II terbunuh pada tahun 750 M.

D. Dinasti Abbasiyyah (750-1258 M)

Nama Abbasiyyah diambil dari nama paman Nabi Muhammad SAW, al-Abbas ibn Abd al-muthallib ibn Hisyam. Dengan alasan inilah Bani Abbasiyyah merasa lebih tepat untuk memimpin kekhalifahan dibanding bani Umayyah yang dianggap merebut kekuasaan melalui perang shiffin. Akan tetapi untuk menghimpun kekuatan, kelompok ini menggunakan jargon Bani Hasyim, agar dapat merangkul syi’ahtu Ali dan syi’ahtu Abbas. Ditambah dengan sikap santun yang dimiliki Umar II, menyebabkan pemerintah tidak melakukan perlawanan terhadap gerakan-gerakan bawah tanah yang mengancam dinasti umayyah, termasuk Abbasiyyah yang menghimpun kekuatannya dengan sangat leluasa, sehingga berhasil menyerang dan mengalahkan dinasti Umayyah yang dipimpin oleh Abu Muslim Khurasan. Khalifah pertama Dinasti Abbasiyah yaitu abu Abbas al-Shiffah (750-754 M), yang dilanjutkan oleh saudaranya yaitu al-Mansur (754-775 M), yang pada masa kepemimpinanya ia membunuh Abu Muslim al Khurasan, sang proklamator Dinasti Abbasiyah di Khurasan, akibat kekhawatiran khalifah akan kekuatan pesaingnya tersebut, yang kemudian berakibat terjadinya pemberontakan di Ray dan da Persia oleh rakyat Persia yang kebanyakan menganggapnya sebagai nabi. Dengan susah payah akhirnya khalifah al-Mansur berhasil memadamkan pemberontakan ini dan berhasil menguasai Ray, Mesopotamia, Kinnisirin, Tabaristan, Gilan, Daylam, Kurdistan dan Asia kecil di bawah panji Abbasiyyah.

(7)

bangsa-bangsa lain mengakibatkan tumbangnya dinasti ini. Berikut merupakan beberapa dinasti yang semi merdeka dan merdeka yang muncul pada masa masa Abbasiyyah

1. Dinasti Tahiriah (820-872 M)

Berdirinya dinasti Tahiriah di Khurasan dilatarbelakangi oleh panglima perang khalifah al-Makmun, Tahir ibn Husain, yang berhasil mengalahkan saudara khalifah yaitu al-Amin di Bagdad. Dan kemudian khalifah mengangkatnya menjadi gubernur Kharasan dan berhasil mendirikan dinasti Tahiriah yang kokoh berdiri selama 54 tahun dipimpin dengan total lima khalifah secara bergantian. Keturunan tahir tersebut, selain memerintah secara independen di Khurasan, mereka juga merangkap sebagai kepala kepolisian di Bagdad, mereka juga memerintahkan ibukota ke Nishapur dan kemudian menguasai perbatasan, bahkan menguasai India sampai tahun 872 M, yang kemudian dinasti ini dikuasai oleh dinasti Saffariah. Semenjak berdirinya Dinasti Tahiriah di Khurasan, baik Iran maupun Turan selalu berdiri kekuasaan yang independen.

2. Dinasti Saffariah (867-908 M)

Dinasti ini berhasil menguasai Persia yang beribukota di Sijistan, setelah Yaqub ibn Liats al-Shaffar berhasil mengalahkan dan mengusir peunguasa Tahiriah terakhir, Muhammad ibn Tahir. Al-shaffar yang diangkat menjadi panglima perang oleh khalifah Abbasiyyah di bagdad, kemudian menggantikan tuannya tersebut dan berhasil memperluas wilayah kekuasaanya hingga hampir seluruh Iran dan kawasan pinggiran India (Asia Selatan sekarang). Pengaruhnya yang sangat besar dalam tubuh tentara, pada kemudian hari mengancam stabilitas kekuasaan Bagdad di bawah Khalifah al-Mu’tamid. Pada masa saudaranya, Ammar, ekspansi wilayah dinasti ini meluas hingga Iran, Kirman, Sijistan, Khurasan., nahkan beberapa wilayah dinasti Sammaniah pun berhasil ditaklukkannya, siasat ini berhasil membendung pengaruh Dinasti Zaidiah dan Sammaniah , sehingga khalifah al-Mu’tamid mengakui kekuasaan dinasti ini di bawah Ammar.

3. Dinasti Zaidiah (862-964 M)

(8)

sokongan dari Iran. Kata zaidiah kemungkinan besar diambil dari nama cicit Ali ibn Abi Thalib, yaitu Zaid, atau ayah Hasan. Beberapa daerah di bawah kekuasaan dinasti ini yaitu beberapa daerah kekuasaan Abbasiyah termasuk daerah kekuasaan tahiriah. Dinasti ini berkuasa selama 110 tahun lebih (864-962/964).

Berbeda dengan sekte-sekte Syiah lainnya yang pengangkatan kepala negara atau imam tidak dapat dipilih atau ditunjuk karena telah ditetapkan dalam nash, yaitu harus keturunan Ali atau Fatimah, pada dinasti Zaidiah ini, siapapun dapat menjadi pemimpin selama ia berasal dari ahlul bait, yakni mereka yng menjadi keluarga Zaidiah ataupun budak yang dimerdekakan dan diangkat menjadi keluarga Zaidiah. Pada masa ini untuk pertama kaliny asimilasi budaya terjadi di daerah Daylam, Kaukasu-Islam, walupun budaya Persia yang dominan.

Dinasti ini tidak lepas dari gangguan musuh, pada tahun 301 H kerajaan Bani Saman memerangi Muhammad ibn Zaid, dan setelah berhasil membunuhnya, mereka menaklukkan Tabaristan, namun Hasan al-Athrushi dari keluarga Zaidiah berhasil menguasai kembali dari tangan Samaniah, namun dalam peperangan itu al-Athrushi terbunuh dan digantikan putranya, al-Hasan ibn al-Qayyim. Yang kemudian kehancuran diansti ini disebabkan permasalahn internal, yakni perebutan kekuasaan. 4. Dinasti Samaniah (874-1000 M)

Dinasti ini telah berdiri saat dinasti-dinasti Islam seperti Tahiriah dan Saffariah telah ada, bahkan dinasti ini merampas Khurasan dari Saffariah (900 M), dan kemudia meluas hingga beberapa daerah meliputi Sijistan, Karman, Jurzan, Tabaristan, Transoxiana, Ray, Mazendran, Ispahan, Farghana, Herat, dan wilayah lainnya dengan 10 Penguasa. Walaupun berkuasa penuh, penguasa Samaniah tetap mengakui Khalifah di Bagdad, dan para khalifah Abbasiyyah mengakui mereka sebagai amir/ sultan merangkap amil/ kepala perpajakan.

(9)

Dinasti Ghazni, sedang sebelah utaranay (990 M) jatuh di tangan Ilakh Khan dari Turkistan yang dikenal dengan Bangsa turan.

5. Dinasti Buwaihiah (945-1055 M)

Sejak khalifah al-Makmun, pengaruh Persia sangat dominan dalam tubuh pemerintah, sehingga pada masa khalifah al-Mu’tashim, banyak tentara bayaran dari Turki yang dipekerjakan untuk membendung pengaruh tentara Persia dan Arab. Akan tetapi perilaku tentara bayaran yang avuh tak acuh saat melewati wilayah Bagdad, menciptakan kekacauan di Bagdad, sehingga khalifah mendirikan kota khusus, Samarra untuk tentara Turki. Hal ini justru menciptakan masalah baru yang semakin besar, sehingga pada masa khalifah mustakfi Billah (944-946 M) mengundang dan meminta bantuan kepada pemimpin Buwaihiyyah, Ahmad ibn Shuza’, seorang yang beraliran Syiah. Setelah berhasil mengusi tentara Turki, peran khalifah menjadi sangat lemah, sehingga Ahmad mengambil gelar Mu’iz Daulah yang memerintah sebagai wazir utama danmengambil segala kekuasaan atas orag-orang Sunni. Sejak saat ini kekuasaan mutlak ada di tangan wazir dari dinasti Buwayhiah. Dinasti yang kekuasannya merupakan urusan keluarga ini, mulai hancur saat loyalitas antara saudara mulai melemah, ditambah dengan serangan dari Tughril Begh yang memasuki Bagdad dan mengambil alih kekuasaan.

6. Dinasti Ghazni (962-1186 M)

(10)

Dinasti Ilkhan membawa kejayaan Islam sangat signifikan, baik dalam sejarah islam ataupun sejaranh bangsa Mongol, setelah pusat peradaban Islam dihancurkan oleh Hulagu Khan. Pada dinasti ini, hubungan Ilkhan dengan China telah mengantarkan pada luasnya cakrawala intelektualitas yang menyebar hingga keturunan nya dalam dinasti Mongol di Persia.

7. Dinasti Ghuri (1173-1205 M)

Setelah berhasil menguasai Ghazni pada tahun 1173 M, Muizuddin Ahmad ibn Sham atau lebih dikenal dengan nama Muhammad Ghuri, mengarahkan tentaranya ke India. Faktor-faktor yang mengarahkan Ghuri untuk menguasai daerah ini yaitu kekalahan berturut-turut yang dialami pasukan Ghuri di tangan Khawarizm Shah, membuat mereka berputus asa untuk mendirikan kerajaan di Asia Tengah, dan memilih India sebagai alternatif , sebab kedua yaitu Oorang-orang yang meninggalkan dan dikalahkan Ghazni berlindung dan menghimpun kekuatan di Punjab, sehingga keberadaan mereka dianggap berbahaya untuk keberlangsungan kaum Ghur, faktor terakhir yaitu, adanya peluang Ghuri untuk menguasai India disebabkan terbaginya kekuasaan di negara ini akibat adanya konflik internal.

Setelah berhasil menguasai Punjab (1186 M), Pasukan Ghuri bergerak untuk menaklukkan India (1192 M), yang berhasil dimenangkan oleh pasukan Muslim, mengalahkan pasukan gabungan Pritthiraj yang didukung oleh pangeran Rajput. Perang kedua di Train ini menjadi salah satu kesuksesan tertinggi kaum Muslim di Hindustan yang menghancurkan supremasi suku Rajput dan meletakkan fondasi kepemimpinan Muslim di benua itu. Setelah itu Ghuri berhasil menaklukkan beberapa daerah yaitu Jai Chandra , qanauj, Benaras, Gwalior (1196 M), Kalinjar (1202 M), Mahoba, Kalpi, India Utara, dan seluruh wilayah Ghazni, Ghur dan Delhi berada di bawah kekuasaany Ghuri. Setelah meninggal di Damik, Aybek, letnan kepercayaan dan menantu kesayangan Ghuri, diangkat menjadi sultan pertama pada kesultanan Delhi (1206-1526 M) oleh para pembesar istana Delhi.

8. Dinasti Saljuq (1055-1194 M)

(11)

dan kemudian memperluas daerah kekuasaanya hingga Hamadan, Tabaristan, Ray, Ispahan.

Awal mula celah yang dimanfaatkan oleh dinasti ini untuk menguasai wilayah-wilayah Dinasti Abbasiyyah, yaitu ketik Tughril Beg berhasil membebaskan khalifah al-Qaim yang dikepung dan ditahan oleh amirul umara Buwaihiah, yang kemudian, oleh al-Qaim, para sultan Saljuq diberi kekuasaan secara de facto atas wilayah yang bahkan lebih luas daripada khalifah di Bagdad yang hanya berkuasa di istana saja. Pada periode ini, ilmu pengetahuan semakin mengalami kemajuan, ditandai dengan berdirinya Madrasah Nizamiah, yang didirikan oleh wazir Nizam al-muluk, sang pecinta ilmu. Setelah Malik Shah (1092 M), khalifah sesudahnya merupakan pemimpin yang lemah dan selanjutnya wilayah raksasa Saljuq terbagi menjadi 14 kerajaan

9. Dinasti Khawarizam (1077-1231 M)

Diansti yang berasal dari pecahan dinasti Saljuq pasca meninggalnya sultan Sanjar (1157 M), yang pada saat itu dipimpin oleh Quthb al-Din Muhammad Shah berkembang pesat dan berhasil menguasai hampir seluruh wilayah Saljuq. Sultan yang terkenal yaitu Alauddin Muhammad, yang terkenal dengan Khawarizam Shah, merentangkan wilayah kekuasaannya dari perbatasan Iraq di sebelah barat hingga India di sebelah Timur, Danau Aral dan danau Kashpia di sebelah Utara sampai Teluk Persi dan Samudera India di sebelah selatan. Setelah Khawarizm Shah wafat, ia digantikan putranya, Jalaluddin Khawarizm Shah yang kemudian dibunuh oleh bangsa mongol, chengis Khan, ynag kemudain menjadi akhir dari dinasti ini.

E. Bangsa Mongol dan Dinasti-Dinasti Mongol

Mongol merupakan suatu masyarakat yang mendiami Hutan Siberia dan Mongolia Luar di antara Gurun Pasir Gobi dan Danau Haikal, yang membentang dari Asia Tengah sampai Siberia Utara, Tibet Selatan, dan Mancuria Barat serta Turkistan Timur. Kata mongol berasal dari bahasa China “Mong” yang berarti pemberani. Bangsa ini merupakan keturunan dari Tungnusi Stok Aski, dengan campuran kuat darah Persia dan Turki yang kini disebut Ural-Altik. Dengan karakteristik yang keras, tidak beradab, namun mereka pemberani, sabar, ahli perang, serta sangat patuh pada pemimpin atau kepala suku.

(12)

Sejarah mencatat, bahwasanya pada awal abad XII M, sekelompok orang yang dipimpin oleh Kabul Khan memberontak Dinasti Keen yang menguasai bangsa mereka, dan pasukan tersebut merhasil mengalahkan pasukan Dinasti Keen tersebut (1138-1139 M). Dengan kejadian ini kemudian menjadikan kaum Mongol, bangsa yang kuat. Yang pada akhir abad XII M, orang-orang Mongol bersatu di bawah pimpinan Temuchin/ Chengis Khan dan muncul dalam sejarah yang menggetarkan rakyat Asia dengan keberaniannya dan keberhasilannya mencuri simpati bangsa, ia meletakkan Yasaq sebagai pedoman kehidupan bangsa Mongol.

Selain seorang pemimpin militer yang tangguh, administrator, sera perancang yang sangat hati-hati menjalankan peraturan yang keras bagi anak buahnya serta didukung oleh keberanian orang-orang yang loyal padanya, menjadikan dominasi kekuasaannya meluas secara cepat dan pesat di seluruh Mongolia dan daerah-daerah sekitarnya.

Sejarah hubungan bangsa Mongol dan umat Islam dimulai, ketika Chengis Khan melihat peluang politik atas ketidakharmonisan hubngan politik antara khalifah Bagdad dan Khawarizam. Yang kemudian melakukan kontak senjata selama 18 tahun yang dimenangkan oleh Khawarizam Shah, kemudian pada masa Ala al-Din Muhammad Shah, putra Khawarizam Shah, mengambil alih sebgaian Persia (1210 M), menundukkan Bukhara dan Sarmakand, dan kemudian melenyapkan khalifah Abbasiyah digantikan dengan khalifah Aliyah (syi’ah). Kemudian barap api berkobar lagi, dan khalifah Al-Nashir meminta bantuan kepada Chengish Khan (1216 M) yang kemudian dengan peluang yang ada, Cheingish Khan memnafaatkan dengan sebaik-baiknyadimana ia menguasai hingga perbatasan Asia Tengah-asia Timur dan kemudian menghancurkan pusat-pusat budaya Islam, kemudian mengubah masjid-masji di Bukhara yang merupakan pusat ibadah agama dan ilmu pengetahuan menjadi kandang kuda-kuda perang, serta membunuh nyawa warga yang tadinya berjumlah 100.000 menjadi 40.000.

(13)

menimbulkan kemurkaan Chengish Khan yang kemudian menyerbu rivalnya tersebut. Setelah itu Chengis Khan berhasil menguasai Suku Keen dan Sung, yang merupakan suku kuat China, kemudian ia melebarkan wilayah kekuasaanyya hingga Dinasti Turkistan Timur, Turkistan Utara, Amu Daria (rakyat daerah ini yang pertama kali masuk Islam pada amasa Khalifah Utsman ibn Affan), Balakh, Herat, Merv, Xares dan seluruh wilayah yang dikuasai Khawarizam (dberhasil dikuasai dalam 3Tahun), Bukhara, Samarkand. Dimasa putranya, Changtai perluasan wilayah kekuasaan mencapai hingga Otrar, Samarkand, Bukhara, dan wilayah muslim sekitarnya. Dalam waktu empat tahu, Chengish Khan memperoleh kemenangan yang luar biasa, dan menciptakan kehancuran, kerusakan, pemusnahan peradaban dengan luar biasa, yang tidak sebanding dengn kemajuan daerah-daerah tersebut 500 tahun ke depannya.

Setelah meninggalnya Chengish khan, wilayah kekuasaannya dibagi kepada empat putranya secara rata, yaitu Jochi, Changtai, Oghtai, Tuli. Yang kemudian Oghtai lah yang diangkat menjadi Khan Agung. Pada masa ini jalal al-Din, putra Kharizam Shah menyerang balik pasukan Mongol yang dlu pernah mengalahkan khawarizam Shah, namun lagi-lagi kekalahan jatuh di pihak khawarizam, dan pada akhirnya Jalal al-Din dibunuh oleh orang yang setia pada Ogh tai, yang berarti berakhir pula kekuasaan Dinasti Khawarizam.

(14)

Korea sampai Teluk Persia, Tyurkistan sampai Myanmar, kemudian ia memindahkan ibukota ke peking, serta mengganti nama dinasti Mongol menjadi Dinasti Yuan. Setelah masa ini, sejarah Bangsa Mongol, Khan Agung juga berakhir, Dinasti Yuan yang didirikannya bertahan hingga seratus tahun. Pemimpin setelahnya merupakan pribadi yang lemah, sehingga diansti ini terbagi menjadi lima dinasti: Dinasti China, Changtai, Dinasti Kipcak/GH, Ilkhan, Kerajaan Siberia.

2. Dinasti Ilkhan (1256-1363 M)

Dinasti ini merupakan salah satu cabang dinasti mongol yang didirikan oleh Hulagu Khan. Dalam bahasa mongol “Ilkhan” berarti kepala suku, disebut gubernur jenderal di bawah Khan Agung, namun pada masa Ghazan Khan, Gelar ilkhan tidak memiliki makna. Pada masa kepemimpinannya, kehidupan beragama penuh toleransi. Akan tetapi Hulagu lebih bersimpati danmembantu orang-orang Kristenyang diduga karena istrinya yang beragama Kristen, setelah tujuh tahun (1265 M) kehancuran Bagdad Khulagu Khan meninggal dan digantikan oleh putranya, Abaga. Pada masa ini banyak pendeta Kristen dalam Istana, dan juga kejadian penting lainnya adalah terbunuhnya keluarga Juwayni pada masa Ilkhan, Bahauddin Juwayni yang menjadi perdana menteri Hulagu, digantikan dengan Shamsudin Muhammad, sebagaisekretaris Finansial yang dibunuh secara kejam akibat intrik yang dipicu oleh majd al-Mulk, orang dekat Abaga yang sanagt berpengaruh di istana . GH yang saat itu berpusat di Sarai Barudua kali menyerang Persia, dan Abaga berhasil menghalaunya.untuk membendung kekuatan GH dan Dinasti Mamluk, Abaga bersekutu dengan Yunani dan beberapa kepala negara Eropa, kemudian pemimpin yang sangat membenci Islam ini menyerbu Khawarizam dan Transoxiana. Penguasa yang berpengaruh terhadap peradaban Islam pada masa ini yaitu Gahzan Khan yang membawa Dinasti Ilkhan mencapai puncak kejayaannya. Gahazan yang semasa kcil dididik dalam lingkungan religius(agama Budha), yang kemudain dikenalkan Islam oleh panglimanya, Jendral Nawroz. Setelah masuk Islam, banyak orang yang berbondogn-bondong masuk Islam, kemudian Ghazan memberikan sedekah , mengunjungi masjid dan makam imam suci dan memperlakukan keturunan nabi muhammad SAW dengan baik. Semenjak itu Islam menjadi keyakinan tertinggi di istana.

(15)

Dinasti Changtai terletak di Asia Tengah terutama di Gurun Gobi, membentang ke timur dari Transoxiana sampai Turkistan Timur. Meskipun sangat benci Islam, Changtai mepunyai seorang metri dari Otrat yang beragama Islam, bernama Qutub al-Din Habs, dan juga sepeninggalnya Changtaidinasti ini berkembang dan dikendalikan oleh keturunannya yang hampir semuanya Muslim Changtai berkuasa di Transoxiana selama hampir 150 tahun. Setelah changtai, Kara Hulagu berkuasa di Transoxiana, namun ia dipecat oleh Khan Agung dan digantikan oleh Ishu Monguki yang tidak berlangsung lama karena terlibat dalam menggulingkan Khan Agung, maka Kara diangkat kembali pada tahun 1251 M, dan pada tahun itu pula ia meninggal dan digantikan sementara oleh istrinya, Orghana dan kemudian dilanjutkan oleh anaknya mubarak Shahm, yang menjadi penguasa muslim pertama yang memeritah dinasti ini. Setelah mubarak kepemimpinan berganti-ganti secara cepat diantaranya Buraq Khan, KayduNikopai, Buka Timur, Duwa Khan (merupakan Khan dengan masa terpanjang di kalangan dinasti Changtai, pada masanya Changtai mencapai puncaknya). Dari duwa, salah satu putranya, Tarmashirinlah yang paling populer dan berhasil menjalankan roda pemerintahan Changtai, setelah masuk islam ia berganti nama menjadi Alauddin, kemudian ia mempunyai peran penting dalam penyebaran Islam hingga ke pedalaman Asia. Setelah Alauddin terdapat 17 Penguasa berturut-turut, akan tetapi kondisi yang tidak menentu serta konflik internal membawa dinasti ini pada gerbang kehancuran, yang kemudian situasi politik ini dikuasai oleh Timur Lang.

4. Dinasti Timuriah (1361-1506 M)

(16)

Timur wafat, Khalil Shah, cucunya menggantikannya, kemudian Shahrukh menjadi penguasa Heratmenggantikan Khalil, ia tidak ingin memperluas wilayah sebagaiaman dilakukan ayahnya, akan tetapi ia berusaha membangun wilayah yang pernah dihancurkan ayahnya, kemudian ia membangun akademi untuk penelitian dan pengajaran ilmu pengetahuan. Setelah Timur wafat, wilayah kekuasaannya semakin menyempit , satu abad kemudian wilayah kekuasaannya hanya sampai batas Persia, karena penggantinya lebih fokus dalam memajukan ilmu pengetahuan dan budaya. 5. Dinasti Golden Horde (1256-1502 M)

Dinasti ini merupakan anak cabang dinasti Mongol yang paling lama berkuasa dan membawa kejayaan dalam perdagangan di Asia dan Eropa yang diprakarsai oleh Berke. Berke yang mengenal islam dari dua pedagang Muslim yang mengapitnya dalam perjalanan pulang dari Bukhara. Berke kemudian menghapus Yasaq dan menggantikannya dengan syariat Islam. Setelah Berke wafat setelah berperang melawan Abaga, Ia digantikan oleh mongke Timur (1267-1280 M), Tuda Mongke (1280-1287), Tula Bugha (1287-1290) dan Tokhtagha (1290-1313 M). Setelah Berke, tidak ada periode yang istimewa. Pada dekade II dari abad XIV M orang –olrang Mongol berrpindah agama Islam dalam jumlah yang paling banyak diantara periode-periode sebelumnya, sehingga tidak ada lagi orang Pagan di kalangan Kipcak.

F. PENUTUP

Referensi

Dokumen terkait

Tujuan dilakukannya percobaan ini adalah untuk menentukan kadar karbohidrat (pati) suatu bahan sesuai dengan prosedur yang benar, agar mahasiswa dapat menyusun rangkaian

Tujuan hubungan sekolah dengan masyarakat yaitu: mengenalkan pentingnya sekolah bagi masyarakat, mendapatkan dukungan dan bantuan moril maupun financial

Padding  adalah  sebuah  properti  untuk  mengatur  jarak  pisah  antara  tepi  suatu  elemen,  satuannya  adalah  pixel.  Padding  ini  dimiliki  oleh  semua 

Kawat penghantar merupakan bahan yang digunakan untuk menghantarkan tenaga listrik pada sistem saluran udara dari Pusat Pembangkit ke Pusat-Pusat Beban (load center),baik

Dari beberapa definisi dan pengertian di atas dapat ditarik benang merah bahwa sebuah syi'ir memiliki ciri-ciri antara lain; (1) teks tuturan, (2) memiliki

Berdasarkan paparan latar belakang, maka permasalahan yang diusulkan melalui kegiatan pengabdian kepada masyarakat adalah bertujuan untuk memberikan keterampilan yang

Tidak hanya para ahli yang ada di dalam negeri, tetapi para ahli dari luar negeri pun memberi pendapatnya masing-masing mengenai puisi seperti Thomas Carlye

Pengertian perjanjian kerja menurut Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (burgerlijke Wetbook) terkesan hanya sepihak saja, yaitu hanya buruh/pekerja yang mengikatkan diri