• Tidak ada hasil yang ditemukan

PUSAT PENDIDIKAN MUSIK DI SURAKARTA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "PUSAT PENDIDIKAN MUSIK DI SURAKARTA"

Copied!
164
0
0

Teks penuh

(1)

PUSAT PENDIDIKAN MUSIK DI SURAKARTA

TUGAS AKHIR

Diajukan sebagai Syarat untuk Mencapai

Gelar Sarjana Teknik Arsitektur

Universitas Sebelas Maret

DI SUSUN OLEH :

NOVIA TINNA WIJAYANTI

I 0204091

Dosen Pembimbing:

Ir. Rachmadi Nugroho, M.T.

Amin Sumadyo, S.T. M.T.

JURUSAN ARSITEKTUR FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

(2)

LEMBAR PENGESAHAN TUGAS AKHIR

Judul : PUSAT PENDIDIKAN MUSIK DI SURAKARTA

Nama : Novia Tinna Wijayanti

NIM : I 0204091

Disetujui, 28 Juli 2010 Oleh :

Pembimbing II Pembimbing I

Amin Sumadyo, ST. MT. Ir. Rachmadi Nugroho. MT. NIP. 19720811 200012 1 001 NIP. 19560821 198601 1 001

Mengetahui:

Pembantu Dekan I Ketua Jurusan Arsitektur

Fakultas Teknik UNS

Ir. Noegroho Djarwanti, MT. Ir. Hardiyati, MT.

(3)

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas limpahan berkah,

rahmat dan hidayah-Nya sehingga penyusun dapat menyelesaikan tugas akhir dengan judul

Pusat Pendidikan Musik di Surakarta

”, dengan baik.

Tugas Akhir ini disusun untuk memenuhi persyaratan dalam memperoleh gelar

sarjana Teknik Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Penyusun menyadari bahwa dengan keterbatasan yang dimiliki tidak akan dapat

menyelesaikan tugas akhir ini dengan baik tanpa bantuan, saran, dorongan, dan perhatian dari

berbagai pihak. Hanya dengan berbalas terima kasih dan doa yang dapat penyusun haturkan

atas segala yang telah diberikan.

Dalam kesempatan ini dengan segenap kerendahan hati perkenankan penyusun

mengucapkan terima kasih kepada :

1.

Ir. Hardiyati, MT,

selaku Ketua Jurusan Arsitektur,

Fakultas Teknik, Universitas Sebelas

Maret.

2.

Bapak Ir. Rachmadi Nugroho, MT

, selaku Dosen Pembimbing I atas petunjuk, bimbingan

dorongan, dan perhatiannya.

3.

Bapak Amin Sumadyo, ST. MT

, selaku Dosen Pembimbing II atas petunjuk, bimbingan,

dorongan, dan perhatiannya.

4.

Ibu Yuli

Sri Yuliani, ST, M AppSc

, selaku Ketua Panitia Tugas Akhir Jurusan Arsitektur

Fakultas Teknik, Universitas Sebelas Maret.

5.

Bapak Yosafat Winarto, ST. MT.,

selaku Sekretaris Panitia Tugas Akhir Jurusan Arsitektur

Fakultas Teknik, Universitas Sebelas Maret.

6.

Ummul Mustaqimah, ST. MT,

selaku dosen pembimbing akademik yang telah

memberikan dukungannya.

7.

Bapak dan Ibu dosen Jurusan Teknik Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Sebelas Maret

(4)

iv

8.

Teman-

teman seangkatan’

04, kakak dan adik-adik angkatan, untuk segala dukungan,

persahabatan, dan bantuannya.

9.

Semua pihak yang tidak bisa disebutkan satu per satu yang telah membantu hingga

terselesainya tugas akhir ini.

Akhir kata penyusun menyadari sepenuhnya tugas akhir yang telah dikerjakan ini

masih jauh dari sempurna, maka kritik dan saran demi perbaikan akan diterima dengan

senang hati. Semoga tugas akhir ini bermanfaat bagi semua pembaca.

Atas perhatiannya, penulis selaku penyusun laporan ini mengucapkan terimakasih.

Surakarta, Juli 2010

(5)

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL………

i

LEMBAR PENGESAHAN………

ii

KATA PENGANTAR

……….

iii

DAFTAR ISI

……….

v

DAFTAR GAMBAR……… xiii

DAFTAR BAGAN……….. xx

DAFTAR TABEL………... xxii

PERSEMBAHAN……….. xxiv

SPECIAL THANKS TO

………...

xxv

BAB I

: PENDAHULUAN

A. PENGERTIAN JUDUL……… I-1

B. LATAR BELAKANG……… I-1

1. Umum………... I-1

2. Khusus...……….. I-3

C. PERMASALAHAN DAN PERSOALAN...……… I-6

1. Permasalahan………. I-6

2. Persoalan………. I-7

D. TUJUAN DAN SASARAN………. I-7

1. Tujuan……….. I-7

2. Sasaran………... I-7

E. BATAS DAN LINGKUP PEMBAHASAN……….... I-8

1. Batasan……… I-8

2. Lingkup Pembahasan……….... I-8 F. METODE PEMBAHASAN……….. I-8

(6)

vi

BAB II : TINJAUAN TEORI

A. TINJAUAN MUSIK……….………. II-1

1. Sejarah Musik………. II-1

2. Klasifikasi Seni Musik……….... II-2 a. Menurut jaman perkembangannya……… II-2 b. Menurut sifat musik……….. II-2 c. Menurut tata cara permainannya………... II-2 d. Menurut jenis pertunjukkannya……….. II-3 e. Menurut cara pertunjukkannya………... II-3 f. Menurut bentuk pertunjukkan musik………. II-3 g. Menurut tempat pertunjukkannya………... II-4

3. Alat Musik………. II-9

B. PENDIDIKAN MUSIK………...II-12 C. PERSAYARATAN RUANG DAN AKUSTIK DALAM BANGUNAN

PENDIDIKAN MUSIK………. II-22 D. CONTOH STUDY BANDING………. II-48 1. Cite de la Musique, Avenue Jean Jaures, Paris Perancis………II-49 2. Monash University, School of Music………..……….. II-49 3. IRCAM : Institue for Research and Coordination in Accoustics and Music,

Paris, Perancis………... II-49

4. Experience Music Project (Seattle, Washington)……….. II-50 5. The University of Alabama, School of Music……….. II-51

BAB III : TINJAUAN SURAKARTA

A. TINJAUAN UMUM WILAYAH KOTA SURAKARTA………... III-1

B. PERKEMBANGAN FUNGSI KOTA SURAKARTA...…….. III-2 C. RENCANA PENGEMBANGAN SURAKARTA………..III-2

1. Pembagian Sub Wilayah Pengembangan RUTRK (1993-2013)……… III-2 2. Kecenderungan Perkembangan Fisik Kota

(7)

E. PENATAAN BANGUNAN (RUTRK Surakarta 1993-2013)...…...III-6

1. Penataan Lingkungan dan Bangunan………...………….. III-6 2. Penataan Perpetakan Bangunan Jalan-Jalan Utama………..III-6 3. Penataan Ketinggian Bangunan………...……… .III-7 F. RENCANA PENGEMBANGAN SURAKARTA………... .III-8 1. Perkembangan Musik di Surakarta………...………III-8 2. Potensi Wadah Pendidikan Musik di Surakarta………. .III-10

a. Purwacaraka Music Studio………...III-10 b. Elfa’s Music School………...III-13 c. Solo Concert Music………III-14 d. Yayasan Musik Indonesia (Queen Music)………..III-14

BAB IV : PUSAT PENDIDIKAN MUSIK YANG DIRENCANAKAN

A. PENGERTIAN DAN FUNGSI………...IV-1

1. Pengertian………...………..IV-1

2. Fungsi dan Tujuan………...IV-2 B. LINGKUP PELAYANAN………...IV-2 C. SISTEM PENDIDIKAN MUSIK YANG DIRENCANAKAN………...IV-2

D. KEGIATAN YANG DIWADAHI………...IV-3 1. Kegiatan Utama………...……….…IV-3 2. Kelompok Penunjang………..IV-3 3. Kegiatan Pengelola………...………..IV-4 4. Kelompok Service………IV-4 E. FASILITAS YANG DISEDIAKAN………...IV-5 1. Fasilitas Ruang Dalam………...……….IV-5 2. Fasilitas Ruang Luar………IV-5 F. PELAKU KEGIATAN PADA PUSAT PENDIDIKAN MUSIK………...IV-6

1. Kegiatan Utama………...………IV-6

(8)

viii

G. STRUKTUR ORGANISASI………....…………... .IV-7

H. PROGRAM KELAS PADA PUSAT PENDIDIKAN MUSIK

YANG DIRENCANAKAN………....….. IV-8 1. Education Music Course………...………... IV-8

a. Music Wonderland……….. IV-8

b. Junior Music Course (usia 4-5 tahun)……….. IV-9 c. Children Electone Course ( usia 6-8 tahun)……… IV-10 d. Popular Music Course- Junior Vocal ( usia 6 tahun ke atas)………... IV-11 e. Junior Violin Course (usia 6 tahun ke atas)……… IV-12 f. Popular Music Course- Junior Drum ( usia 6 tahun ke atas)………... IV-12 g. Piano Study Course (usia 6 tahun ke atas)……… IV-13 h. Junior Gitar Course ( usia 6 tahun ke atas)……….... IV-13 i. Pendidikan Improvisasi/ Komposisi………... IV-14 2. Populer Music Course untuk Dewasa………. IV-14

j. Piano……….. IV-14

k. Electone Study………..………... IV-15

a. Guitar………. IV-16

l. Vokal………...……….. IV-17

b. Drum……… IV-17

c. Biola……… IV-18

d. Saxhopone………...………. IV-18

m. Flute………... IV-19

3. Pendidikan Musik Pentatonis

a. Keroncong……….……… IV-19

(9)

BAB V : ANALISA PENDEKATAN PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

PUSAT PENDIDIKAN MUSIK DI SURAKARTA

A. ANALISA PELAKU DAN JENIS PENGELOMPOKKAN…..……….. V-1

1. Siswa………...……… V-1

2. Pengajar………. V-2

3. Pengunjung………...………. V-2

4. Pengelola……… V-3

5. Pemain dan Penyelenggara Pertunjukkan Musik

dari luar Pusat Pendidikan Musik………...………. V-3 B. ANALISA POLA KEGIATAN………... V-4 1. Kelompok Kegiatan Utama………... V-4 a. Kelompok kegiatan pendidikan musik……….. V-4 2. Kelompok Kegiatan Penunjang……… V-5 a. Kelompok kegiatan pertunjukkan musik………...… V-5 b. Kelompok kegiatan informasi dan promosi……... V-6 c. Kelompok kegiatan konsultasi………. V-8 3. Kelompok Kegiatan Pengelolaan……….. V-9 C. ANALISA KEBUTUHAN RUANG……….. V-9

1. Kebutuhan ruang………...………. V-9 a. Ruang untuk kegiatan umum……….………… V-9 b. Ruang untuk kegiatan siswa……... V-10 c. Ruang untuk kegiatan pengajar……… V-10 d. Ruang untuk kegiatan pengunjung………...……. V-11 e. Ruang untuk kegiatan pengelola……... V-11 f. Pemain dan penyelenggara pertunjukkan musik

(10)

x

E. ANALISA PENDEKATAN BESARAN RUANG……….. V-19

1. Dasar Pertimbangan………...………... V-19 2. Penentuan Flow………... V-20

3. Besaran Ruang……… V-21

4. Zonifikasi Perletakkan Tiap Lantai……… V-41 F. PENENTUAN WILAYAH DAN SITE……….. V-43

1. Analisa Penentuan Site………...……… V-43 2. Analisa Existing Site……… V-46 G. ANALISA SITE………...……… V-48

1. Analisa Pola Pencapaian………...………. V-48 2. Analisa Sistem Sirkulasi Bangunan……….. V-52 3. Analisa View dan Orientasi………...………... V-54 4. Analisa Noise………... V-57 5. Analisa Penzoning………...… V-60 H. ANALISA PENAMPILAN BANGUNAN……… V-65 I. ANALISA BENTUK MASSA………...… V-69

1. Bentuk Ruang pada Massa………...………. V-69 2. Analisa Bentuk Massa………...……….. V-69 3. Analisa Pola Tata Massa………...………... V-71 J. ANALISA MATERIAL……….……...… V-73 K. ANALISA PERSYARATAN RUANG………..… V-74

1. Analisa Pencahayaan…….………...………. V-74 2. Analisa Penghawaan………...………... V-75 3. Analisa Persyaratan Akustik………...…..………... V-76 L. ANALISA LANSEKAP………..……… V-88 M. ANALISA SISTEM UTILITAS………..……… V-91

(11)

6. Analisa Sistem Penangkal Petir……….…………...… V-95 7. Analisa Sistem Pembuangan Sampah……….………....… V-96

BAB VI : KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

A. KONSEP PERUANGAN……… VI-1

1. Pengelompokkan Ruang……….……...………... VI-1 2. Kesimpulan Luasan………..……….………... V-8 3. Perletakkan Ruang Tiap lantai……….…..………... V-9 B. KONSEP PENENTUAN SITE……….…..VI-10

C. KONSEP SITE………... VI-11 1. Konsep Pola Pencapaian………...………. VI-11 2. Konsep Sistem Sirkulasi Bangunan……….. VI-12 3. Konsep View dan Orientasi………...………... VI-13 4. Konsep Noise………... VI-14 5. Konsep Penzoning………...… V-16 6. Konsep Gubahan Massa……….………...… V-17 D. KONSEP PENAMPILAN BANGUNAN………... VI-18

1. Konsep Tampilan Eksterior Bangunan………....…………. VI-18 2. Konsep Tampilan Interior Bangunan………...….. VI-19 E. KONSEP PERSYARATAN RUANG……...……… VI-20 1. Konsep Pencahayaan…….………...……….…. VI-20 2. Konsep Penghawaan………...……….... VI-22 3. Penerapan Akustik Luar Ruangan…………..………...…..………... VI-23 4. Penerapan Desain Akustik pada Ruang-Ruang Kelas Praktek,

Studio Musik, Studio Rekaman, dan Ruang Pertunjukkan……...……... VI-23 F. KONSEP SISTEM STRUKTUR……… VI-30

G. KONSEP LANSEKAP……… VI-31

(12)

xii

4. Konsep Sistem Penanggulangan Kebakaran…………... VI-36 5. Konsep Sistem Komunikasi………...… VI-38 6. Konsep Sistem Penangkal Petir……….…………...… VI-38 7. Konsep Sistem Pembuangan Sampah……….………....… VI-39

(13)

DAFTAR GAMBAR

Gb. 1. Purwacaraka Music Studio... I-6

Gb. 2. Elfa’s Music School... I-6

Gb. 3. Solo Concert Music... I-6

Gb. 4. Ensemble... II-4

Gb. 5. Budapest Symphony Orchestra... II-4

Gb. 6. Bon Jovi live in concert.... II-4

Gb. 7. Pertunjukkan indoor... II-5

Gb. 8. Pertunjukkan outdoor Elthon John... II-5

Gb. 9. Alat musik keroncong... II-6

Gb. 10. Alat musik gamelan... II-7

Gb. 11. Perangkat gamelan... II-8

Gb. 12. Ruang latihan alat music electone... II-18

Gb. 13. Ruang kelas alat musik piano... II-18

Gb. 14. Lab. Utama Pentastase School of Music... II-19

Gb. 15. Recording lab.Pentastase School of Music... II-19

Gb. 16. Kelakuan bunyi dalam ruang tertutup... II-22

Gb. 17. Pemantulan bunyi dari permukaan-permukaan dengan bentuk berbeda... II-23

Gb. 18. Difusi bunyi yang merata dalam auditorium... II-24

Gb. 19. (a) Penyerap bunyi yang baik, insulator bunyi yang buruk... II-25

(b) Penyerap bunyi yang baik, insulator bunyi yang efisien... II-25

Gb. 20. Resonator panel berlubang yang banyak digunakan di berbagai auditorium... II-28

Gb. 21. Pemasangan resonator panel berlubang dan bungkus baja akustik

merupakan resonator rongga berlubang yang efisien... II-28

Gb. 22. Lapisan akustik irisan kayu yang digunakan sebagai penyerap resonator

celah dalam ruang kuliah, universite laval, quebec... II-29

Gb. 23. Pemberian material penyerap bunyi pada dinding... II-29

Gb. 24. Permukaan dinding untuk difusi bunyi... II-30

Gb. 25. Menentukan lebar panggung dengan acuan penonoton yang duduk

di bagian tengah barisan belakang... II-31

(14)

xiv

(c) bertrap (inclined)... II-31

Gb. 27. Melalui denah bentuk kipas dengan balkon, penonton dapat didudukkan

lebih dekat ke sumber bunyi daripada dalam auditorium segiempat tanpa

balkon (meskipun ... II-32

Gb. 28. Plafon panggung yang dibu8at cukup tinggi dan membuka

ke arah penonton... II-32

Gb. 29. Pemantulan suara oleh dinding dan langit-langit pemantul yang diletakkan

dengan tepat, secara efektif menyumbang kekerasan

yang cukup... II-33

Gb. 30. Persyaratan balkon untuk ruang musik untuk memperoleh kualitas bunyi yang

merata pada seluruh daerah penonton balkon tidak boleh menonjol terlalu

dalam ke rongga udara... II-36

Gb. 31. Sistem akustik pada ruang auditorium... II-36

Gb. 32. Pemasangan sistem akustik 01... II-37

Gb. 33. Pemasangan sistem akustik 02... II-37

Gb. 34. Pemasangan sistem akustik 03... II-37

Gb. 35. Sistem penguat suara sentral atau di depan ruang... II-38

Gb. 36. Sistem penguat suara terdistribusi... II-38

Gb. 37. Lantai segi empat pada Gedung Symphony Hall

J.F. Kennedy Centre Washington ... II-39

Gb. 38. Konserthus, gothenburg, sweden (1935) dengan denah betuk kipas... II-40

Gb. 39. Bentuk denah lantai tapal kuda pada Teatro Alla Scala, Milan... II-40

Gb. 40. Denah lantai melengkung pada Opera House, Sydney (1971)... II-40

Gb. 41. Philharmonie, Berlin... II-41

Gb. 42. Panggung Proscenium... II-41

Gb. 43. Panggung Arena... II-42

Gb. 44. Panggung Open Trust... II-43

Gb. 45. Panggung Extended... II-43

Gb. 46. Perbandingan bentuk penataan tempat duduk penonton antara

tipe continental dengan conventional... II-45

Gb. 47. Perbandingan bentuk/tipe baris pada penataan tempat duduk... II-45

Gb. 48. Perbandingan bentuk penataan tempat duduk berdasarkan bentuk

lorong/gang dan view ... II-46

(15)

Gb. 50. Ruang konser Cite de la Musique... II-48

Gb. 51. Denah bangunan Cite de la Musique... II-49

Gb. 52. Eksterior IRCAM 1... II-49

Gb. 53. Eksterior IRCAM 2... II-50

Gb. 54. Potongan IRCAM... II-50

Gb. 55. Eksterior Experience Music Project... II-50

Gb. 56. Interior Experience Music Project... II-51

Gb. 57. Eksterior The University of Alabama... II-51

Gb. 58. Concert Hall...... II-51

Gb. 59. Peta Surakarta... III-1

Gb. 60. Peta wilayah pengembangan Surakarta... III-2

Gb. 61. Peta Rencana struktur tata guna tanah... III-4

Gb. 62. Pembagian Sub Wilayah Pembangunan Surakarta... III-5

Gb. 63. Kawasan sangat potensial... III-7

Gb. 64. Kawasan potensial... III-7

Gb. 65. Kawasan cukup potensial... III-7

Gb. 66. Kawasan kurang potensial... III-7

Gb. 67. Purwacaraka Music Studio... III-10

Gb. 68. Elfa’s Music School... III-13

Gb. 69. Solo Concert Music... III-14

Gb. 70. Kursus Studio Lima... IV-2

Gb. 71. Toko alat-alat musik... IV-4

Gb. 72. Kursus Musik untuk anak... IV-8

Gb. 73. Kursus musik dewasa... IV-8

Gb. 74. Belajar alat musik tiup... IV-8

Gb. 75. Mendengarkan musik... IV-8

Gb. 76. Memainkan alat musik Electone... IV-11

Gb. 77. Belajar vokal... IV-11

Gb. 78. Kursus biola... IV-12

Gb. 79. Belajar alat musik drum... IV-12

Gb. 80. Belajar alat musik piano... IV-13

Gb. 81. Belajar alat musik gitar... IV-13

(16)

xvi

Gb. 83. Kelas group piano... IV-14

Gb. 84. Memainkan alat musik gitar... IV-16

Gb. 85. Memainkan alat musik gitar akustik... IV-16

Gb. 86. Belajar vokal untuk dewasa... IV-17

Gb. 87. Belajar alat musik drum untuk dewasa... IV-17

Gb. 88. Kelas belajar biola... IV-18

Gb. 89. Memainkan alat musik saxhopone... IV- 19

Gb. 90. Memainkan alat musik flute... IV-19

Gb. 91. Pertunjukkan keroncong... IV-19

Gb. 92. Seni musik gamelan... IV-20

Gb. 93. Alternatif site... V-45

Gb. 94. Lokasi site... V-47

Gb. 95. Site... V-48

Gb. 96. Alternatif peletakan ME... V-49

Gb. 97. Alternatif peletakan SE... V-50

Gb. 98. Hasil analisa pencapaian... V-51

Gb. 99. Sistem parkir kendaraan... V-53

Gb. 100. Hasil analisa sirkulasi kendaraan... V-54

Gb. 101.Analisa view to site... V-54

Gb. 102. View ke dalam site... V-55

Gb. 103. Analisa view out site... V-55

Gb. 104.View ke luar site...... V-56

Gb. 105. Zonifikasi terhadap view... V-56

Gb. 106. Hasil analisa view & orientasi... V-57

Gb. 107. Analisa noise... V-58

Gb. 108. Penzoningan berdasar noise... V-59

Gb. 109. Antisipasi masalah noise... V-59

Gb. 110. Hasil zonifikasi terhadap noise... V-60

Gb. 111. Hasil penzoningan... V-61

Gb. 112. Organisasi linier... V-66

Gb. 113. Organisasi radial ... V-66

Gb. 114. Lift original... V-67

(17)

Gb. 116. Clyde Auditorium, Glasgow... V-68

Gb. 117. Opera Sidney house... V-68

Gb. 118. Analisa dasar massa... V-70

Gb. 119. Analisa bentuk dan pola massa... V-72

Gb. 120. Konsep bentuk dan pola massa... V-72

Gb. 121. Konsep bentuk... V-73

Gb. 122. Penggunaan material kaca... V-74

Gb. 123. Atap skylight... V-74

Gb. 124. Beberapa model pemasangan plafond... V-79

Gb. 125. Lantai parquette... V-81

Gb. 126. Pemakaian plafond bertrap... V-81

Gb. 127. Dinding dilapisi bahan pemantul dan dapat diposisikan membuka... V-81

Gb. 128. Lantai bertrap memungkinkan penonton bagian belakang memiliki

sudut pandang yang baik ke arah panggung... V-82

Gb. 129. Jarak antar baris tempat duduk... V-82

Gb. 130. Lantai tunggal yang dilapisi karpet tebal... V-82

Gb. 131. (a) pondasi sumuran, (b) pondasi tiang pancang, (c) pondasi footplate... V-84

Gb. 132. Struktur Rangka... V-85

Gb. 133. Struktur rangka baja... V-86

Gb. 134. Space Frame... V-87

Gb. 135. Contoh bentuk dan jenis vegetasi penyerap polusi... V-89

Gb. 136. Contoh bentuk dan jenis vegetasi penyerap kebisingan... V-89

Gb. 137. Contoh bentuk dan jenis vegetasi peneduh... V-89

Gb. 138. Kiara payung, angsana, tanjung... V-89

Gb. 139. Vegetasi sebagai pengendali sirkulasi... V-90

Gb. 140. Dry chemical power otomatis dan portable... V-94

Gb. 141. Pemasangan sistem penangkal petir pada bangunan... V-70

Gb. 142. Lokasi site... VI-10

Gb. 143. Hasil analisa pencapaian... VI-11

Gb. 144. Sistem parkir kendaraan... VI-12

Gb. 145. Hasil analisa sirkulasi kendaraan... VI-13

Gb. 146. Zonifikasi terhadap view... VI-13

(18)

xviii

Gb. 148. Analisa masalah noise... VI-15

Gb. 149. Hasil zonifikasi terhadap noise... VI-15

Gb. 150. Hasil penzoningan... VI-16

Gb. 151. Konsep bentuk dasar massa... VI-17

Gb. 152. Analisa bentuk dan pola massa... VI-17

Gb. 153. Konsep bentuk dan pola massa... VI-18

Gb. 154. Konsep bentuk... VI-18

Gb. 155. Organisasi linier... VI-19

Gb. 156. Organisasi radial ... VI-19

Gb. 157. Lampu spot pada ruang pameran untuk lebih menonjolkan benda pamer... VI-21

Gb. 158. Jaringan AC... VI-22

Gb. 159. Pemberian barier berupa pohon dan penempatan ruang pertunjukkan

di bagian belakang serta ruang kelas musik di lantai atas untuk

mengurangi pengaruh bising... VI-23

Gb. 160. Skematis pintu tebal... VI-23

Gb. 161. Penutup panel akustik... VI-23

Gb. 162. Detail plafon dengan drop ceilling... VI-24

Gb. 163. Lantai ganda dengan bahan berbeda... VI-24

Gb. 164. Dinding ganda terbuat dari bahan yang berbeda ... VI-25

Gb. 165. Dinding dengan diffuser dari kayu... VI-25

Gb. 166. Pemakaian ketebalan dinding... VI-25

Gb. 167. Pintu ganda ruang studio disatukan dengan ruang operator sehingga

terbentuklah ruang antara... VI-26

Gb. 168. Pemakaian pintu ganda... VI-26

Gb. 169. Model pemasangan plafond... VI-26

Gb. 170. Denah ruang pertunjukkan... VI-27

Gb. 171. Ruang antara... VI-27

Gb. 172. Ruang perantara... VI-28

Gb. 173. Lantai parquette... VI-28

Gb. 174. Pemakaian plafond bertrap... VI-28

Gb. 175. Dinding dilapisi bahan pemantul dan dapat diposisikan membuka... VI-28

Gb. 176. Jarak antar baris tempat duduk... VI-29

(19)

Gb. 178. Pemakaian plafond bertrap... VI-30

Gb. 179. Pondasi tiang pancang... VI-31

Gb. 180. Struktur Space Frame... VI-31

Gb. 181. Contoh bentuk dan jenis vegetasi penyerap polusi... VI-32

Gb. 182. Contoh bentuk dan jenis vegetasi penyerap kebisingan... VI-32

Gb. 183. Contoh bentuk dan jenis vegetasi peneduh... VI-32

Gb. 184. Kiara payung, angsana, tanjung... VI-33

Gb. 185. Vegetasi sebagai pengendali sirkulasi... VI-33

Gb. 186. Hasil analisa lansekap... VI-33

Gb. 187. Jaringan listrik... VI-34

Gb. 188. Jaringan air bersih... VI-35

Gb. 189. Jaringan air hujan... VI-35

Gb. 190. Jaringan air kotor... VI-36

Gb. 191. Dry chemical power otomatis dan portable...VI-37

Gb. 192. Jaringan pemadam kebakaran... VI-37

Gb. 193. Pemasangan sistem penangkal petir... VI-38

Gb. 194. Jaringan penangkal petir... VI-38

(20)

xx

DAFTAR BAGAN

Bagan. 1. Stuktur organisasi Pusat Pendidikan Musik di Surakarta... IV-7 Bagan. 2. Pola kegiatan siswa pada kelompok kegiatan pendidikan... V-4 Bagan. 3. Pola kegiatan pengajar pada kelompok kegiatan pendidikan... V-4 Bagan. 4. Pola kegiatan pengunjung pada kelompok kegiatan pendidikan... V-5 Bagan. 5. Pola kegiatan pengelola pada kelompok kegiatan pendidikan... V-5 Bagan. 6. Pola kegiatan pengunjung pada kelompok kegiatan pertunjukkan musik... V-5 Bagan. 7. Pola kegiatan pementas, penyaji, dan krew

pada kelompok kegiatan pertunjukkan musik... V-6 Bagan. 8. Pola kegiatan pengelola dan staff

pada kelompok kegiatan pertunjukkan musik... V-6 Bagan. 9. Pola kegiatan siswa pada kelompok kegiatan informasi dan promosi... V-7 Bagan. 10. Pola kegiatan pengunjung pada kelompok kegiatan informasi dan promosi... V-7 Bagan. 11. Pola kegiatan pengelola pada kelompok kegiatan informasi dan promosi... V-8 Bagan. 12. Pola kegiatan siswa dan pengunjung pada kelompok kegiatan konsultasi... V-8 Bagan. 13. Pola kegiatan pengelola dan karyawan... V-9 Bagan. 14. Pola hubungan ruang makro... V-17

Bagan. 15. Pola hubungan ruang pendidikan... V-17

Bagan. 16. Pola hubungan ruang pertunjukkan musik... V-18

Bagan. 17. Pola hubungan ruang informasi dan promosi... V-18

Bagan. 18. Pola hubungan ruang konsultasi... V-18

Bagan. 19. Pola hubungan ruang pengelola... V-19

Bagan. 20. Pola hubungan ruang pelayanan/service... V-19

Bagan. 21. Pola hubungan ruang teknik/utilitas... V-19

(21)

Bagan. 29. Jaringan komunikasi... V-95 Bagan. 30. Analisa pengelolaan sampah... V-96 Bagan. 31. Hubungan ruang makro... VI-1

(22)

xxii

DAFTAR TABEL

Tabel. 1. Klasifikasi pendidikan dan sekolah... II-12 Tabel. 2. Sifat-sifat pemantulan dan penyerap dari bahan-bahan yang mempunyai

(23)
(24)

xxiv

Kupersembahkan karyaku ini untuk :

Allah SWT

Alhamdulillahi Robbil ’Alamiin...Terurai Sujud Syukurku pada ALLAH SWT, Sang Penggenggam Ruh serta pemilik jiwaku yang selalu memberikan kasih sayangnya untukku, yang membuat segalanya mungkin, hingga terwujudlah semua asa dan mimpiku_ sungguh tak

ada kata yang bisa menggambarkan betapa besar rasa syukurku ini. Engkau yang Maha Kuasa, Maha Pengasih, dan Maha Penyayang yang memberikan kelapangan hati bagi

umat-Nya

…terima kasih untuk semua kemudahan yang telah Engkau berikan_ terima kasih_terimakasih untuk semuanya

Bapak & Ibu

Ayahanda Tercinta, Isbiyanto, S.Pd Ibunda Tercinta, Martinah, M.Pd

Alhamdulillah akhirnya Novia bisa memberikan persembahan terbaik ini untuk ibu dan bapak_terima kasih untuk ridho dan doanya selama ini...

Special For mother : Tiada terkira cinta kasih dan pengorbanan ibu. Dengan penuh ketabahan, kekuatan, jerih payah yang tak terkira, tanpa lelah berusaha memehuni kewajiban seorang ibu yang tak ringan. Terima kasih atas doanya, bimbingan, material, & spiritual yang tak bisa kuakhiri dengan balasan apapun untuk selamanya. Bu, maafin aku ya? aku suka manja, paling ngrepotin, gak mandiri, malas, dan yang terakhir, maaf aku baru lulus

sekarang.

Novia mencintai ibu & bapak karena Allah...

Adikku

Fendy, makasih atas dukungan dan antar jemputnya....

Sahabat-sahabatku

Inilah yang bisa kupersembahkan untuk waktu-waktu terbaik yang pernah kita miliki Pada saat-saat sulit dan bimbang, aku tak pernah merasa sendiri.

(25)

Ayah & ibu untuk semua yang ”terbaik” yang telah diberikan.

Pak Rachmadi dan Pak Amin, terima kasih atas semua bimbingan, perhatian, dan kesabarannya. Banyak pengetahuan yang bapak berikan kepada saya. Fendy, yang telah setia antar jemput aku...hehe...Cepet Lulus bro!!

My Best Friends, Indah, Heni, Iin, Fera, & Ovie,kalian telah memberikansisi kehidupan yang penuh warna. Jangan pernah terlupakan kisah

“togo” kita yang penuh canda tawa. Jalin terus persahabatan dan kekompakan kita....

Kesti dan Jatu Arsi’04, kalian telah banyak memberikan bantuan, motivasi, dan semangat. Makasih atas persahabatannya.

Adik kostku ”Kru PS Mania : Arum (aku nyusul kamu neh... aku kangen klo inget kita ngerjain tugas bersama...hee2, makasih dah bantuin aku & nemeni muter2), Diah (makasih motivasinya & perjuangan wira wiri konsumsinya), Ratna (makasih dateng waktu aku pendadaran & nemeni aku ngerjain TA malem2), Irla,Nanik, & Sofi (ade2 kosku yg manis makasih bantuan, dorongan, dan motivasinya), dan Ajeng, Dewi, Tanti, Dina, Maria, Tika, Wilis, Eva, Dian, & Vina (thanks atas persahabatannya).

Burhan & Widi, kalian telah banyak membantu di saat pendadaranku. Gak tau gimana jadinya tanpa kalian. Thanks...

Mbak2 alumni kru PS Mania nan jauh disana (mb.Santi, mb. Yeyen, mb. Ulya, mb. Pipit,mb. Nita, mb.Tri)…..makasih untuk semuanya_semangatnya, nasihatnya, dan bantuan morilnya_semoga Allah kan mewujudkan mimpi-mimpi kita… Amiin..

Temen2 SMAku dlu (Upik, Fajar, Erny, Anna, Suci, Akmal, Bulin,dalijo,dll)..,makasih atas dorongan dan motivasinya.

My PC...for accompany me „till I get graduation

Doni’04...makasih bantuan mu. Maaf aku banyak merepotkan kamu.... Team Maket : Dedi tim maket UMS..Thanks...Maketnya bagus lho. Maaf...aku ngrepotin kalian..!!!

Temen-temen di Studio TA periode 118 yang rajin-rajin sehingga memberikan tambahan energi semangat bagiku....

Temen – temen Angkatan ’04. Makasih atas semua bantuan, dorongan dan motivasinya. Maafin kalau aku sering merepotkan kalian semua.

Bapak Perpus, Bapak TU Arsitek (pak Bejo, mas Toni, dll), makasih atas keramahan dan bantuannya.

(26)

I-1

BAB I

PENDAHULUAN

A.

PENGERTIAN JUDUL

Pusat Pendidikan Musik di Surakarta adalah suatu wadah yang berfungsi untuk

menyelenggarakan kegiatan pendidikan musik diatonis dan pentatonis di Surakarta dengan

fasilitas-fasilitas penunjang yang berkaitan dengan kegiatan pendidikan musik.

B.

LATAR BELAKANG

1.

Umum

Musik

Siapa yang tidak mengenal musik? Manusia mengenal musik jauh lebih lama sebelum

manusia mengenal peradaban. Meskipun, banyak orang yang tidak bisa memainkan alat musik,

namun setiap orang pasti mengenal atau setidaknya menyukai musik. Musik adalah sesuatu yang

menggairahkan, menyejukan sekaligus memberi inspirasi. Musik merupakan sebuah ekspresi nurani

dasar yang memiliki dunianya sendiri. Layaknya sebuah dunia, dunia musikpun disertai oleh bahasa

dan warna sebagai sarana ekspresi dan komunikasi. (Purwacaraka)

Manusia untuk dapat berkomunikasi dibutuhkan bahasa sebagai media komunikasi. Akan

tetapi, bahasa yang ada di dunia saat ini terkadang malah mengkotak-kotakkan manusia dan

membatasinya dalam berkomunikasi. Namun, lain halnya dengan musik, melalui musik kita dapat

mengungkapkan segalanya dan orang lain dapat dengan mudah mengerti.

Seiring perkembangan zaman, musik pun mengalami banyak perubahan. Banyak jenis

musik baru yang lahir dan berkembang. Misalnya, musik triphop yang merupakan perpaduan antara

beat-beat elektronik dengan musik Pop yang ringan dan easy listening.

Musik dapat Menstimulan Kemampuan Kognitif dan Kecerdasan Emosi

Mempelajari musik erat kaitannya dengan perkembangan mental/jiwa. Musik memainkan

peranan penting dalam rangka (proses) menjadi seorang manusia. Musik dapat mengisi kehidupan

dengan lebih harmoni dan berpikir positif. Musik juga dapat menjadi sarana efektif mengembangkan

rasa dan rasio. (Jitulifestyle, 10 November 2008)

Menurut Rauscher yaitu orang yang pertama kali mencetuskan teori efek mozart,

”Mendengarkan musik klasik semacam Mozart, kemampuan berpikir dan bersosialisasi kita akan

(27)

Itu baru mendengarkan musik saja, bagaimana kalau kita memainkan alat musik? Christo

Pantev, seorang ahli syaraf, punya penelitian mengenai ini. Menurutnya, bermain musik bisa

meningkatkan cara kerja otak dan juga meningkatkan kepekaan terhadap bunyi dan nada-nada.

Karena, semakin sering kita bermain musik, lebih banyak wilayah dalam otak yang terlibat sehingga

dia bekerja lebih harmonis. Dengan kata lain, musik juga bisa mengasah kecerdasan.

Banyak pakar musik maupun pendidik telah mengadakan penelitian untuk melihat efek

positif dari beberapa jenis musik. Bila anak terbiasa mendengar musik yang indah, banyak sekali

manfaat yang akan dirasakan anak. Tidak saja meningkatkan kognisi anak secara optimal, juga

membangun kecerdasan emosional.

Hasil penelitian Prof.Gordon Show dari Universitas California Los Angeles, membagi

sekelompok anak menjadi 3 kelompok, yaitu kelompok belajar musik, belajar komputer, dan belajar

keterampilan. Kelompok pertama menunjukkan perkembangan yang dramatis, yaitu 35% lebih

cerdas dari kelompok kedua maupun ketiga. Bermain musik terbukti dapat mengajarkan anak-anak

untuk dapat memperhatikan dan mengingat sesuatu, serta dapat membantu memperbaiki koordinasi

dan keterampilan jasmani dan lainnya. (Seputar Indonesia, 24 Maret 2008)

Keuntungan belajar musik, menurut lembaga pendidikan musik Yayasan Musik Indonesia:

 Mengaktifkan fungsi-fungsi otak. Menekankan perkembangan sisi kiri otak dari pada sisi kanan

Stress control, musik memiliki efek menenangkan jiwa

 Pola berfikir positif, dengan cara mengekspresikan perasaan dan emosi secara positif melalui musik.

 Perkembangan mental dan kecerdasan emosional, mempertajam cara mengekspresikan perasaan senang, sedih, dan emosi lainnya.

Permusikan di Indonesia

Dalam akhir dekake ini, perkembangan industri musik sangat cepat peningkatannya. Begitu

pula di Indonesia, masyarakat Indonesia sendiri, khususnya generasi mudanya adalah suatu

masyarakat yang menaruh minat yang cukup besar dalam hal musik. Hal ini dapat dilihat dari

beragam dan banyaknya jenis lagu, artis, dan group band serta dari banyaknya acara TV tentang

musik.

Dilihat dari pemaparan di atas, musik tidak hanya dapat dijadikan hiburan saja, namun

memberikan manfaat yang cukup besar bagi manusia. Pemahaman dan penghayatan musik, yaitu

pemanfaatan musik sebagai alat peningkatan sumber daya manusia dapat dicapai melalui

pendidikan musik. Oleh karena itu, diperlukan adanya suatu wadah yang dapat menampung

(28)

I-3

2. Khusus

Potensi Permusikan di Surakarta

Surakarta merupakan salah satu kota besar di Jawa Tengah, yang juga berperan sebagai

salah satu kota pusat budaya di Indonesia. Banyak macam budaya yang tumbuh dan berkembang

dengan baik di kota ini, terutama dalam bidang musik. Musik yang merupakan bagian dari kehidupan

manusia, juga mempunyai pengaruh besar pada kehidupan masyarakat Surakarta. Kota Surakarta

saat ini sedang giat, giatnya membangun, baik dari segi ekonomi maupun seni dan budaya.

Berbagai atraksi seni dan budaya juga terus digelar di kota ini, termasuk bidang musik tradisional

maupun modern.

Kota Surakarta menyimpan orang-orang berpotensi dalam bidang seni musik. Selain

maestro keroncong Gesang, Waljinah, dan Bambang Waskito, ada juga pemusik etnik seperti S

Yasudah.

Dunia musik di Surakarta memang tidak pernah mati, baik musik tradisional maupun

modern. Hal ini dipicu dari lomba-lomba musik yang diselenggarakan dari tingkat SD sampai remaja,

misalnya lomba menyanyi antar SD, banyak bermunculannya kelompok-kelompok musik baik

tradisional maupun musik modern mulai dari kelompok Solo Organ, Campur Sari, Keroncong,

Dangdut sampai pada grup band seperti Utara Band ikut mewarnai perkembangan musik di

Surakarta, minat masyarakat dalam mengikuti reality show yang diselenggarakan di stasiun TV,

serta keberadaan musik gamelan menjadi keunikan dan kekhasan yang mewarnai permusikan di

kota Surakarta.

Di Surakarta pernah diselenggarakan Solo International Ethnic Music Festival and

Conference (SIEMFC) dengan tujuan agar setiap masyarakat etnis yang merupakan bagian dari kota

ini mendapat kesempatan untuk masing-masing belajar dari kelebihan dan kekurangan etnis

utamanya dalam bidang seni musiknya. Tahun 2008 lalu SIEM diselenggarakan kembali di

Mangkunegaran Solo. Di Surakarta sendiri juga terdapat perusahaan rekaman tertua di Indonesia

yaitu PN Lokananta, sehingga dapat dikatakan bahwa kota Surakarta pernah menjadi pusat

perkembangan musik.

Perkembangan musik juga didukung oleh adanya industri alat-alat musik seperti gamelan,

gitar/bass, ketipung (tabla, bongo) yang kesemuanya masih aktif memproduksi dan menjual alat-alat.

Selain industri alat-alat musik, toko-toko/tempat penjualan alat-alat musik banyak tersebar di kota

Surakarta ini.

Pemusik-pemusik baru yang bermunculan memerlukan sarana untuk mengekspresikan ide

seni mereka. Bibit-bibit baru yang mulai tumbuh memerlukan dukungan dan dorongan untuk

mengenal dunia musik. Hal ini semakin menyadarkan kita akan kurangnya fasilitas pewadahan ide

(29)

Untuk dapat menghasilkan musik yang indah dan bermakna perlu belajar dan berlatih.

Untuk mempelajari, menambah pengetahuan, dan mengembangkan dalam bidang musik diperlukan

sarana untuk menimba ilmu dalam bermusik (pendidikan musik) yaitu lembaga pendidikan musik.

lembaga pendidikan musik sebagai media pendidikan, bertujuan menyediakan lingkungan yang

memungkinkan anak didik/masyarakat untuk mengembangkan bakat dan kemampuan secara

optimal.

Bagi mereka yang mendalami musik secara formal, pasti akan dilandasi pengetahuan dasar

tentang apa yang dimaksud musik. Namun, bagi kebanyakan orang yang tidak pernah mengenyam

sekolah musik, jarang sekali bisa menjawab apa sebenarnya definisi musik. Bermusik itu perlu

proses waktu belajar, bermain dengan rasa, dan sering mengasah skill. (Bambang Waskito, 2008)

Seni VS Akademis

Melihat Kembali Pendidikan Musik di Sekolah

Apakah pendidikan musik di sekolah-sekolah sudah menumbuhkan kecintaan siswa

terhadap musik?

Apabila pertanyaaan tersebut muncul, dengan sangat menyesal jawaban yang kerap

muncul adalah belum. Minat besar seorang anak di bidang musik belum mampu dijawab dengan

memuaskan oleh kurikulum musik sekolah formal saat ini. Pendidikan musik di sekolah terasa belum

penting karena memang belum menggali potensi anak didik. Dan kurikulum pelajaran di sekolah

formal belum menjawab minat dan keingintahuan siswa akan pelajaran tersebut.

Pendidikan musik belum diproyeksikan menjadi sesuatu yang penting, sehingga sering

terlupakan. Karena itu pula pengaruhnya pada anak didik dan juga pada outcome tidak sebesar

mata pelajaran lainnya. www.google.com

Dalam hal ini, sekolah sebagai media pendidikan, bertujuan menyediakan lingkungan yang

memungkinkan anak didik untuk mengembangkan bakat dan kemampuan secara optimal. Akan

tetapi, kurikulum pendidikan di Indonesia belum memberikan porsi yang seimbang untuk pelajaran di

bidang musik. Alokasi waktu mata pelajaran seni setiap minggu yang hanya 2x45 menit dan masih

dibagi dengan mata pelajaran seni tari, seni rupa, dan kerajinan tangan, sehingga tentu saja tidak

cukup.

Pendidikan musik dalam tradisi pendidikan barat memiliki kedudukan yang sejajar dengan

ilmu-ilmu lain, seperti matematika, biologi, dll. Sebagai gambaran, siswa-siswi setingkat kelas 14 SD

di Amerika Serikat mendapatkan pelajaran musik 75 menit setiap minggu, sejak kelas 5 mereka

memperoleh pelajaran musik selama 80 menit. Pelajaran musik ini juga diteruskan hingga SLTP dan

SLTA. Sebagian besarsekolah di sana memiliki ruangan khusus musik, demikian juga di Australia.

Universitas-universitas di Jepang juga banyak yang mempunyai orkes simfoni sebagai kelanjutan

(30)

I-5

Perkembangan industri musik di Indonesia kurang diimbangi dengan adanya pembinaan

musik yang baik pada pendidikan formal. Pada pendidikan formal ini pun jatah yang didapat untuk

pelajaran seni musik bisa dibilang kurang banyak, yaitu hanya seminggu sekali. Umumnya, satu jam

pelajaran di sekolah berdurasi sekitar 45 menit. Sehingga waktu buat belajar seni musik di sekolah

sedikit. Belum lagi kurikulum yang memberi porsi lebih banyak mengenai teori seni musik, padahal

pada ujian akhir, materi ujian adalah praktikum. “Ini aneh, kan? Padahal musik itu yang penting kan

praktiknya!” ujar Pak Erman menegaskan. Menurut sebuah literatur yang beliau baca, idealnya siswa

mendapatkan pelajaran seni musik sebanyak 80 menit setiap minggunya, dan semakin tinggi

tingkatan sekolahnya, materi musik yang diajarkan harus lebih kompleks. (Pikiran Rakyat, 16 januari

2007)

Dari hal di atas terungkap bahwa pendidikan seni khususnya musik di Indonesia

ditempatkan sebagai pelengkap saja sehingga daya kreasi dan ketrampilan mengalami kemacetan

setelah level pendidikan Menengah Pertama. Hal ini merangsang berdirinya berbagai macam

lembaga pendidikan musik dengan kurikulum yang berbeda-beda. Sebut saja beberapa sekolah

musik yang sudah lama berdiri dan memiliki nama yang cukup dikenal masyarakat. Seperti Yayasan

Musik Indonesia (YMI), Purwacaraka Music School, Elfa Music School, Lembaga Pendidikan Musik

Farabi (LPMF), dan banyak lagi yang lain. Mereka pun cukup eksis, ini terlihat dari banyaknya

cabang yang dimiliki.

"Minat masyarakat terhadap dunia musik semakin meningkat, hal ini, terlihat dari tingginya

minat masyarakat untuk mengikuti sekolah musik, khususnya di LPMF ini," jelas General Affair

LPMF Prapto Waluyo. Hingga September 2007, tercatat sekitar 1200 orang yang terdaftar sebagai

siswa di LPMF. Bahkan, Prapto mengilustrasikan, setiap satu hari setidaknya ada satu orang yang

mendaftar ke LPMF. (Republika, 01 Oktober 2007)

Sementara itu, pendidikan musik di Surakarta selama ini lebih banyak diperoleh anak

melalui jalur pendidikan non formal melalui kursus dan les. Menjamurnya sekolah-sekolah musik di

Surakarta, memberi warna tersendiri bagi perkembangan musik di kota budaya ini. Selain

menawarkan karir di dunia hiburan, sekolah musik menjadi penyalur hobi. Nama-nama seperti

Yayasan Musik Indonesia (YMI), Elfa’s Music School (EMS), Purwacaraka Music Studio (PCMS),

Gilang Ramadhan Studio Drumer (GRSD), Solo Concert adalah beberapa sekolah musik yang ada

di Surakarta.

Berikut adalah kondisi tempat kursus musik yang telah ada di kota Surakarta :

 Dalam hal perencanaan awal bangunan, fasilitas ini kurang terencana dengan baik. Banyak yang menggunakan bangunan yang tadinya tidak direncanakan menjadi tempat pendidikan ataupun

studio musik, seperti rumah tinggal atau ruko yang akhirnya dijadikan sebagai bangunan

(31)

rumah, Elfa’s Music School dan Solo Concert Music menggunakan bekas bangunan rumah.

Ketiga lembaga pendidikan tersebut menggunakan bekas rumah tinggal dengan beberapa

renovasi (mengecat dan penambahan ornamen).

 Dalam hal penampilan eksteriornya ada beberapa bangunan seni musik yang ada di Solo belum memiliki karakter bangunan yang dapat menarik perhatian pengunjung karena bentuk yang

masih standar dan beberapa yang kurang mencerminkan fungsinya sebagai bangunan seni

musik. Misalnya, bangunan YMI di Surakarta dari luar lebih terkesan seperti ruko karena tempat

kursusnya justru menyesuaikan toko alat musiknya (hanya seperti toko biasa, tidak

mencerminkan sebagai toko alat musik) karena berada dalam satu bangunan.

 Fasilitas sekolah musik atau kursus musik di Surakarta belum dilengkapi tempat khusus menampilkan/tempat pertunjukkan hasil belajar musik siswa.

Proses pengenalan dunia musik sampai pada pengekspresian diri memerlukan pewadahan

kegiatan secara khusus dengan pertimbangan bentuk ruang dalam bangunan sesuai kenyamanan

pengguna yang mendukung kegiatan belajar musik dalam berekspresi.

Oleh karena itu, apabila terdapat pusat Pendidikan Musik di Surakarta dapat mendukung

perkembangan musik di kota Surakarta terutama dalam bidang pendidikan musik yang dilengkapi

dengan fasilitas pendukung kegiatan pendidikan musik. Pendidikan musik non formal ini diharapkan

dapat mendukung perkembangan musik diatonis (meliputi musik klasik, pop, jazz) dan musik

pentatonis (gamelan, karawitan, keroncong), untuk meningkatkan kualitas bermusik, serta

mengembangkan kegiatan-kegiatan musik di Surakarta.

Untuk menunjang keberadaan Pusat Pendidikan Musik di Surakarta ini perlu adanya

penampilan bangunan yang mampu menarik pengunjung. Tampilan bangunan ini diharapkan

mampu mencerminkan kegiatan yang ada didalamnya.

C.

PERMASALAHAN DAN PERSOALAN

1. Permasalahan

a. Sampai saat ini, khususnya di Surakarta, sangat minim bangunan yang memang fungsi awalnya

sebagai tempat pendidikan musik. Biasanya tempat kursus yang sudah ada, menggunakan

bangunan ruko atau bekas rumah tinggal sehingga kurang memperhatikan bangunan yang

Gb. 1. Purwacaraka Music Studio Sumber; Doc. Pribadi, 2008

Gb. 3. Solo Concert Music Sumber; Doc. Pribadi, 2008 Gb. 2. Elfa’s Music School

(32)

I-7

dapat mendukung dan kurang mengungkapkan fungsinya sebagai tempat untuk kegiatan belajar

musik.

b. Karena fungsi awal bangunan yang digunakan sebagai bangunan rumah tinggal, maka tidaklah

heran jika tempat pendidikan musik yang ada saat ini tidak menyediakan fasilitas bagi para

siswanya untuk tampil di depan publik memperdengarkan segala yang telah mereka pelajari.

2. Persoalan

Persoalan yang dapat ditemukan dari permasalahan di atas adalah:

a. Bagaimana merencanakan pusat pendidikan musik di Surakarta sebagai wadah untuk

menyelenggarakan kegiatan pendidikan musik diatonis (berupa Musik Popular, meliputi: musik

pop, jazz, klasik) dan musik pentatonis (gamelan, karawitan, keroncong) di Surakarta yang

mampu menarik perhatian umum, dengan demikian masyarakat tertarik untuk mendatanginya

dan melakukan kegiatan belajar musik yang dilengkapi fasilitas pendukung belajar musik?

b. Bagaimana menentukan bentuk dan penampilan bangunan yang sesuai dengan kegiatan yang

diwadahinya sebagai bangunan pusat pendidikan musik?

c. Bagaimana merencanakan peruangan bangunan pusat pendidikan musik sehingga dapat

mewadahi aktivitas dan kebutuhan para penggunanya serta dapat menghasilkan sirkulasi yang

lancar berdasarkan karakter user, jenis dan pola kegiatan yang ada?

d. Bagaimana menentukan lokasi dan site di Surakarta yang strategis dan sesuai dengan

kebutuhan bangunan pusat pendidikan musik?

e. Bagaimana menentukan sistem struktur dan sistem utilitas yang digunakan dalam bangunan

pusat pendidikan musik?

D.

TUJUAN DAN SASARAN

1. Tujuan

Menyusun konsep perencanaan dan perancangan bangunan Pusat Pendidikan Musik di

Surakarta sebagai suatu wadah yang dapat mencerminkan fungsinya untuk menyelenggarakan

kegiatan pendidikan musik diatonis (berupa Musik Popular, meliputi: musik pop, jazz, klasik) dan

musik pentatonis (gamelan, karawitan,keroncong) di Surakarta dengan fasilitas-fasilitas penunjang

yang berkaitan dengan kegiatan bermusik.

2. Sasaran

a. Merencanakan pusat pendidikan musik sebagai wadah untuk menyelenggarakan kegiatan

pendidikan musik diatonis (berupa Musik Popular, meliputi: musik pop, jazz, klasik) dan musik

(33)

umum, dengan demikian masyarakat tertarik untuk mendatanginya dan melakukan kegiatan

belajar musik yang dilengkapi fasilitas pendukung belajar musik?

b. Menentukan bentuk dan penampilan bangunan yang sesuai dengan kegiatan yang

diwadahinya sebagai bangunan pusat pendidikan musik?

c. Merencanakan peruangan bangunan pusat pendidikan musik sehingga dapat mewadahi

aktivitas dan kebutuhan para penggunanya serta dapat menghasilkan sirkulasi yang lancar

berdasarkan karakter user, jenis dan pola kegiatan yang ada?

d. Menentukan lokasi dan site di Surakarta yang strategis dan sesuai dengan kebutuhan

bangunan pendidikan musik?

e. Menentukan sistem struktur dan sistem utilitas yang digunakan dalam bangunan pendidikan

musik?

E.

BATASAN DAN LINGKUP PEMBAHASAN

1. Batasan

a. Pembahasan nantinya akan mengarah pada bangunan pusat pendidikan musik di Surakarta,

serta fasilitas-fasilitas pendukung dalam bangunan Pusat Pendidikan Musik di Surakarta.

b. Pembahasan didasarkan pada disiplin ilmu arsitektur, pembahasan teoritik, dan empiris, diluar

disiplin ilmu arsitektur hanya sebagai bahan pendukung untuk memperkuat konsep dalam

perancangan.

c. Pembahasan mengacu pada tujuan dan sasaran yang berkaitan (analisis yang kemudian

disintesa) yang akhirnya menghasilkan konsep sebagai dasar perancangan.

2. Lingkup Pembahasan

Pembahasan ditekankan pada masalah-masalah dalam lingkup disiplin ilmu arsitektur sesuai

dengan tujuan dan sasaran. Pembahasan di luar lingkup disiplin ilmu arsitektur akan dibahas

sebatas menunjang dan memberi kejelasan pada pembahasan bangunan pusat pendidikan musik di

Surakarta.

F. METODE PEMBAHASAN

1. Metode Pembahasan

Metoda pembahasan dilakukan dengan menggunakan metoda analisa dengan proses

pemikiran deduktif, untuk kemudian ditarik kesimpulan yang ideal, melalui tahap-tahap sebagai

berikut :

(34)

I-9

Pengamatan langsung pada objek sasaran secara fisik yaitu lembaga pendidikan musik,

seperti tempat kursus musik, khususnya di Surakarta yang dilakukan di beberapa tempat

yang cukup berkembang seperti: Yayasan Musik Indonesia (YMI), Elfa’s Music School

(EMS), Purwacaraka Music Studio (PCMS), dan Solo Concert. Pengamatan tersebut meliputi

perkembangan sekolah musik di Surakarta, kurikulum pendidikan musik, fisik bangunan

seperti besaran ruang yang sudah ada, interior dan eksterior bangunan, untuk mendapatkan

fakta dan fenomena.  Wawancara

Melakukan wawancara dengan pihak-pihak yang terkait untuk mengetahui tentang kursus

musik sebagai bahan referensi dan acuan dalam penyusunan konsep yang sesuai dengan

kebutuhan pusat pendidikan musik.  Study literatur

Dengan pengambilan informasi berupa sumber-sumber data tertulis dari beberapa buku

referensi dan sumber lain seperti situs-situs internet yang terkait dengan judul dan konsep

TA. Data-data yang didapat dari study literatur tersebut antara lain:

- Data tentang sekolah musik/kursus musik (kegiatan pendidikan musik)

- Data tentang kota Surakarta sebagai lokasi kawasan bangunan pusat pendidikan musik

beserta elemen pendukung kotanya

- Teori tentang musik  Study komparasi

- Penulis melakukan studi banding dari objek bangunan yang telah ada untuk lebih

mendukung objek pembahasan. Studi komparasi yang dilakukan antara lain padaRock

and Roll Hall of Fame, Cleveland USA, dll dengan study banding melalui internet.

b. Tahap pengolahan data

Data-data yang diperoleh dari survey lapangan, wawancara, dan study literature kemudian

diolah pada aspek yang berkaitan, yaitu :  Aspek manusia

Merupakan aspek untuk mencari penyelesaian masalah yang berkaitan dengan aktivitas,

perilaku, menentukan kebutuhan dan kapasitas ruang yang menentukan dimensi ruang

yang dibutuhkan serta pola sirkulasi dalam bangunan maupun di luar bangunan.  Aspek lingkungan

Merupakan aspek untuk mencapai penyelesaian masalah yang berkaitan dengan lokasi,

tipologi bangunan, serta potensi lingkungan yang mendukung perencanaan dan

(35)

Adalah menggabungkan data-data yang telah diperoleh kemudian dianalisa dan dari hasil

analisa tersebut kemudian disintesa untuk menuju ke transformasi desain.

c. Sintesis

Merupakan suatu tahap penyatuan antara keseluruhan data dan hasil analisa untuk mencapai

suatu tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan. Data dan analisa diolah kemudian

diintegrasikan dengan ketentuan atau persyaratan perencanaan dan perancangan, yang pada

akhirnya seluruh hasil integrasi dikembangkan menjadi konsep rancangan yang siap

ditransformasikan ke dalam ungkapan bentuk fisik yang dikehendaki.

d. Konsep dasar perencanaan dan perancangan

Merupakan tahap kesimpulan dari hasil sintesa yang berupa pemecahan persoalan yang timbul

sehubungan dengan perencanaan Pusat Pendidikan Musik di Surakarta.

G.

SISTEMATIKA PEMBAHASAN

TAHAP I Pendahuluan

Pembahasan mengenai pengertian judul, latar belakang, permasalahan dan persoalan,

tujuan dan sasaran, batasan dan lingkup pembahasan, metode pembahasan, serta

sistematika pembahasan yang menjadi pedoman dan dasar dalam perancangan sebuah

bangunan Pusat Pendidikan Musik di Surakarta.

TAHAP II Tinjauan Teori

Berisi ulasan informasi teori pendukung yaitu teori tentang musik, musik diatonis

(meliputi musik klasik, pop, jazz) dan musik pentatonis (gamelan, karawitan, keroncong)

di Surakarta, sekolah musik/kursus musik, dan teori arsitektur yang berhubungan

dengan pendekatannya.

TAHAP III Tinjauan Umum Kota Surakarta dan Pusat Pendidikan Musik di Surakarta

Memaparkan mengenai tinjauan kota Surakarta sebagai lokasi yang akan dipilih untuk

bangunan Pusat Pendidikan Musik yang direncanakan, kondisi fasilitas kursus musik

(pendidikan musik) di Surakarta.

TAHAP IV Pusat Pendidikan Musik di Surakarta yang Direncanakan

Merumuskan mengenai bangunan Pusat Pendidikan Musik di Surakarta.

TAHAP V Analisa Perencanaan dan Perancangan

1. Analisa pendekatan konsep perencanaan dan perancangan mikro, meliputi

pendekatan penentuan kebutuhan ruang sesuai dengan kebutuhan pelaku dan

fungsinya, pendekatan besaran ruang, pendekatan fasilitas akomodasi, dan

pendekatan sirkulasi, pendekatan struktur bangunan, serta pendekatan utilitas

(36)

I-11

2. Analisa pendekatan konsep perencanaan dan perancangan makro, meliputi:

pendekatan penentuan lokasi, pendekatan pengolahan tapak, pendekatan

pencapaian, kebisingan, orientasi, view, landscape, serta pendekatan bentuk dan

tampilan bangunan.

TAHAP VI Konsep Perencanaan dan Perancangan

Merumuskan konsep perancangan sesuai dengan analisa yang dilakukan pada tahap

sebelumnya yang merupakan hasil akhir dari proses analisa untuk kemudian dijadikan

sebagai acuan terhadap desain yang direncanakan dan ditransformasikan dalam wujud

(37)

BAB II

TINJAUAN TEORI

A.

TINJAUAN MUSIK

1. Sejarah Musik

Siapa yang tidak mengenal musik? Bahkan, manusia mengenal musik jauh lebih lama sebelum

manusia mengenal peradaban. Meskipun, banyak orang yang tidak bisa memainkan alat musik,

namun setiap orang pasti mengenal atau setidaknya menyukai musik. Musik digambarkan sebagai

“bentuk murni” ekspresi emosi. Musik mengandung berbagai countour, spacing, variasi intensitas, dan modulasi bunyi yang luas, sesuai dengan komponen-komponen emosi manusia. Musik adalah sesuatu

yang menggairahkan, menyejukan sekaligus memberi inspirasi.

Seni musik adalah cetusan ekspresi perasaan atau pikiran yang dikeluarkan secara teratur

dalam bentuk bunyi. Bisa dikatakan, bunyi (suara) adalah elemen musik paling dasar. Suara musik

yang baik adalah hasil interaksi dari tiga elemen, yaitu: irama, melodi, dan harmoni. www.google.com

Dalam memahami musik kita mempunyai tiga tingkat pemahaman yang berhubungan dengan:

 Sensualitas: pemahaman berdasarkan dengan penangkapan musik oleh indra penglihatan dan

pendengaran.

 Emosional: pemahaman musik oleh perasaan dan jiwa sehingga dapat menimbulkan penghayatan

terhadap lagu

 Intelektual: pemahaman musik oleh rasio dan daya pikir, karena musik merupakan ilmu pasti yang

membutuhkan pemikiran dalam mengkomposisikannya.

Proses mendengar musik merupakan salah satu bentuk komunikasi efektif dan memberikan

pengalaman emosional. Emosi yang merupakan suatu pengalaman subyektif yang inherent terdapat

pada setiap manusia. Untuk dapat merasakan dan menghayati serta mengevaluasi makna dari

interaksi dengan lingkungan, ternyata dapat dirangsang dan dioptimalkan perkembangannya melalui

musik sejak dini.

Berdasarkan analisa Sri Hermawati Dwi Arini, musik merupakan stimulasi terhadap

keseimbangan aspek kognitif dan kecerdasan emosi, disimpulkan sebagai berikut:

 Musik memberikan rangsangan terhadap jalinan antara neuron, sehingga neuron yang

bersangkutan akan meningkatkan kemampuan matematika dan emosi.

 Musik merangsang pikiran

 Musik memperbaiki konsentrasi dan ingatan

 Musik membuat lebih pintar

(38)

 Musik membangun kecerdasan emosional

 Siswa yang mendapat pendidikan musik kelak dewasa akan menjadi manusia yang berpikiran

logis, sekaligus cerdas, kreatif, dan mampu mengambil keputusan dan mempunyai empati.

 Dengan pendidikan musik, anak memperoleh stimulasi yang seimbang antara belahan otak kiri

dan belahan otak kanan, artinya ada keseimbangan antara aspek kognitif dan aspek emosi.

Pendidikan musik disini untuk membuka wawasan masyarakat akan pentingnya belajar musik

guna mengembangkan budaya khususnya budaya Indonesia serta mencari bibit-bibit pemusik baru

yang nantinya akan menjadi potensi yang berguna bagi dunia pendidikan maupun

komersial/entertainment.

2. Klasifikasi Seni Musik

Seni musik dapat diklasifikasikan menurut beberapa kriteria, yaitu

a. Menurut jaman berkembang

 Musik antik dan sederhana <800 AD  Musik abad pertengahan 800-1400 AD  Musik renaissance 1400-1600 AD

 Musik Baroque 1600-1750 AD

 Musik klasik 1750-1820 AD

 Musik romantis 1820-1900 AD

 Musik abad 20 1900-sekarang

b. Menurut sifat musik

 Musik Klasik/Concert Music (sebelum tahun 1900)

Yaitu musik ynag dalam penyajiannya menggunakan aturan-aturan baku yang telah ada.

Pemain biasanya tidak memasukkan improvisasi dalam permainannya. Biasanya dimainkan

dengan menggunakan alat musik non elektrik (akustik).  Musik Non Klasik/Entertainment Music (sesudah tahun 1900)

Musik yang dalam perjalanannya menganut aliran bebas, tanpa terikat, dan permainannya

bebas melakukan improvisasi. Menggunakan alat-alat musik bantu elektrik, seperti amplifier,

efek, turntable, dsb.

c. Menurut tata cara permainannya

 Musik tradisional

Musik ini mempunyai dua skala nada yaitu menggunakan 5 nada atau 7 nada. Disebut juga

sebagai musik pentatonik. Biasanya dimainkan dengan alat musik daerah. Contoh: macapat,

(39)

 Musik hiburan

Musik ini menggunkan 12 nada dengan 2 skala nada dalam 1 tangga nadanya. Dimainkan

dengan alat-alat musik standar internasional. Contoh: Pop, Jazz, Rock, punk, dsb.  Musik dunia

Musik yang sudah terkenal selama berabad-abad diseluruh dunia, yang terdiri dari beberapa

aliran yang sesuai dengan zamannya.

d. Menurut jenis pertunjukkannya

 Musik Seni

Musik yang mengutamakan kreativitas individualisme pencipta dan keutuhan ekspresi

ide/gagasannya sehingga cenderung berkesan kurang memperhatikan penikmatnya.  Musik Hiburan

Musik ini lebih mengutamakan penikmatnya, yaitu khalayak umum. Bersifat komersil dan

penciptaannya memperhatikan selera umum.

e. Menurut cara pertunjukkannya

 Opera

Musik yang dalam penyajiannya dibarengi dengan pentas opera. Biasanya tema lagu/musik

sesuai dengan tema opera.  Cabaret

Pertunjukkan musik yng disertai dengan tari-tarian atau gerak anggota badan.  Konser

Pertunjukkan musik yang menitikberatkan perhatian penonton pada komposisi aransemen lagu

dan keterampilan para pemainnya dalam membawakan lagu, sesuai dengan alat musiknya

masing-masing.

Konser dapat dibagi menjadi tiga jenis, yaitu:

Resital: Pertunjukkan musik dalam skala kecil dimana pemain musik mengiringi satu atau

beberapa penyanyi. Dapat pula beberapa permainnan tunggal.

Camber Concert: pertunjukkan musik skala sedang dengan jumlah pemain antara 20-30

orang.

Coral Concert: pertunjukkan musik skala besar dengan jumlah pemain dapat mencapai 200

orang, mengiringi beberapa penyanyi atau suatu group band.

f. Menurut Bentuk Pertunjukan Musik

Seiring dengan perkembangan masa, pertunjukan musik dapat dibagi menjadi beberapa

golongan, yaitu :

(40)

Symphony orchestra, pemain berjumlah + 20 -100 orang dan ditujukan pada audience dalam jumlah sedang.

Concert band, pemain berjumlah + 3 -10 orang dan ditujukan pada audience dalam jumlah

besar.

g. Menurut Tempat Pertunjukannya

Dalam gedung (indoor)

Pertunjukan yang dilaksanakan dalam gedung tertutup, jumlah pengunjung pertunjukannya

bersifat terbatas/ dibatasi dan diperlukan sistem pengkondisian ruang yang baik sehingga tata

sound dan lighting ruang dapat tercapai dengan baik.

Gb. 4 Ensemble Sumber; www.albertabaroque.com

Gb. 5 Budapest Symphony Orchestra

Sumber; www.corradodeinnocentiis.com

Gb. 6 Bon Jovi live in concert

(41)

Luar gedung (outdoor)

Pertunjukan yang dilaksanakan di ruangan terbuka dan mampu menampung pengunjung dalam

jumlah yang besar.

Secara garis besar ada dua jenis musik yaitu diatonis dan pentatonis.

a. Musik Diatonis

Dari perkembangannya sejak dulu hingga sekarang, terdapat banyak aliran musik diatonis modern

yang beredar di dunia dan dapat dikelompokkan menjadi beberapa aliran besar seperti:

1) Musik Klasik

Musik klasik lahir di negara Eropa. Jenis musik diatonis ini memiliki sifat mantap dan mendapat

pengakuan tentang keindahannya oleh banyak orang serta masa kehidupannya relatif abadi

dari massa ke massa.

2) Musik Jazz

Musik jazz merupakan perpaduan antara musik Afrika dan Eropa yang lahir di Amerika pada

awal abad 20 dikalangan warga kulit hitam di New Orleans yang kemudian berkembang di

Chicago.

3) Musik Pop

Musik pop lebih mudah hidup dan dihafal oleh masyarakat pada massa tertentu, dan hampir

setiap masa selalu ada dan memiliki ciri tersendiri.

Gb. 7 Pertunjukkan indoor

Sumber; www.google.com

Gambar

Tabel. 1. Klasifikasi Pendidikan dan Sekolah Sumber; Kedaulatan Rakyat, 2003,  dan Anshori Rahman, 2007
Tabel .2. Sifat-sifat pemantulan dan penyerapan dari bahan-bahan yang mempunyai pengaruh terhadap suara
Tabel.  3. Fungsi dan Skala Pelayanan Kota Sumber: Perda No.8/1993
Tabel. 4.  Pembagian Sub Wilayah Surakarta Selatan
+7

Referensi

Dokumen terkait

terapi musik klasik dan pendidikan kesehatan terhadap kecemasan pada. pasien di ruang

Secara khusus penelitian ini bertujuan untuk: 1) mengidentifikasi pelaksanaan pembelajaran seni rupa SMA di Surakarta, 2) menemukan draft model pembelajaran berbasis

Konsep ruang dan bangunan pada Pusat Pendidikan Anak Berbasis Sensomotorik di Yogyakarta merupakan hasil transformasi karakter metode sensomotorik yang kemudian

Pusat pertunjukan dan pendidikan musik adalah suatu wadah penampungan atau ruang yang difungsikan sebagai tempat pembelajaran untuk mengasah dan memperbaiki kemampuan dibidang

  Pada  pusat  suku  cadang  kendaraan  bermotor  bangunan 

Maksud penyusunan konsep perencanaan dan perancangan tugas akhir ini adalah merancang sebuah wadah pusat pendidikan dan pembelajaran, serta apresiasi musik untuk