commit to user
PUSAT
SUKU
CADANG
KENDARAAN
BERMOTOR
DI
SURAKARTA
DENGAN
PENEKANAN
ARSITEKTUR
HI
TECH
TUGAS AKHIR
Diajukan sebagai syarat untuk mencapai gelar
Sarjana Teknik Arsitektur
Universitas Sebelas Maret Surakarta
Disusun Oleh :
M. LUTHFI VIBRIAN PP
commit to user
JURUSAN
ARSITEKTUR
FAKULTAS
TEKNIK
UNIVERSITAS
SEBELAS
MARET
SURAKARTA
PROGRAM
STUDI
ARSITEKTUR
commit to user
1
BAB I
PENDAHULUANAN
1. Pengertian Judul
Judul : Pusat Suku Cadang Kendaraan Bermotor di Surakarta Dengan Penekanan Arsitektur Hi Tech
1. Yang di maksud suku cadang di sini adalah bagian dari kendaraan bermotor
yang seacara kesatuan merupakan hal yang penting dalam perakitan
kendaraan bermotor tersebut sehigga dapat berfungsi dan dapat digunakan
dengan baik.1
2. High‐tech merupakan suatu aliran dalam arsitektur yang terpengaruh oleh kemajuan teknologi industri. Pertama dimulai pada tahun 1970, High Tech sering digunakan sebagai bentuk perlawanan oleh para arsitek yang
mengaggap bahwa mode/trend/fashionable sebagai suatu teknologi
industri. Para arsitek menganggap bahwa High Tech sebenarnya adalah
penggunaan tekhnologi yang tepat pada bangunan. High Tech Architecture merupakan sebuah langgam yang terinspirasi dari perkembangan industri dengan tipologi bangunan menyerupai bangunan industri. High Tech dalam arsitektur berbeda artinya dengan High Tech dalam industri. Dalam bidang industri, High tech berarti elektronik computer, chip, robot, sedangkan di dalam arsitektur High Tech merupakan sebuah bagian dari bentuk gaya
bangunan. Dalam pengertian sederhana, High tech berarti penggunaan
material pada bangunan seperti metal, kaca ,bahan fabrikasi (industrial product) dan tetap fleksibel dalam penggunaanya.2
3. Sedangkan pusat suku cadang di Surakarta dapat diartikan wadah pusat
kegiatan pelayanaan ( distribusi, perputaran, pertemuan serta jual beli ) segala
1 Tim penyusun kamus pusat pembinaan dan pengembangan bahasa, kamus besar bahasa Indonesia,Balai Pustaka,1988,651
commit to user
2
sesuatu yang berhubungan dengan suku cadang kendaraan bermotor yang
bersifat langsung dan berkesan terbuka, yang terletak di kota Surakarta.3
B. Latar Belakang
1. Latar Belakang Umum
1. Pertumbuhan ekonomi di Indonesia yang meningkat pesat
Pertumbuhan ekonomi yang dewasa ini meningkat pesat, ditandai dengan
peningkatan nilai investasi terutama untuk menghimpun devisa Negara. Peranan
pemerintah sangat besar dengan berbagai kebijaksanaan sebagai titik sentral
kebijaksanaan pembangunan nasional, termasuk pengembangan di bidang industri.
Termasuk di dalamnya adalah sektor perdagangan dan industri untuk kepentingan
dalam negeri khususnya dan impor pada umumnya. Adapun di bidang industri yang
menjadi pilihan utama mengingat adanya perdagangan bebas. Hal lain yang timbul
adalah perkembangan tingkat perekonomian yang semakin baik. Dimana wilayah
perkotaan dengan keadaan sarana dan prasarana yang lebih berkembang di
bandingakan pedesaan, akibatnya adalah tingkat ekonomi yang lebih baik akan
menciptakan daya beli yang cukup tinggi.
2. Meningkatnya daya beli masyarakat terhadap kendaraan bermotor
Pada saat ini juga terdapat banyak jenis dan model kendaraan bermotor
yang terdapat di pasaran. Hal ini di tunjang oleh regulasi pemerintah di bidang
otomotif yang mengakibatkan semakin beragam kemudahan akan kendaraan
bermotor. Baik dalam setrategi penjualan yang dilakukan produsen (ATPM), melaui
lembaga‐lembaga keuangan.
Setelah terpuruk cukup lama yang diakibatkan krisis sejak tahun 1998,
industri otomotif Indonesia kembali tumbuh pesat. Kinerja otomotif pasca krisis ini
tergolong luar biasa. Sementara industri lainnya di dalam negeri masih berjuang
untuk bangkit kembali dari keterpurukan akibat krisis,Industri otomotif hanya
butuh waktu dua tahun untuk kembali, selain itu daya beli masyarakat akan
kendaraan bermotor dari tahun ke tahun semakin meningkat seperti yang di
commit to user
4
di dukung dengan adanya pertumbuhan bank‐bank dan pusat
perdagangan.(RUTRK pemerintah Surakarta 1993‐2013 )
b. Jumlah kendaran bermotor di Surakarta
Jumlah kendaraan bermotor yang semakin banyak mengakibatkan
peningkatan kebutuhan akan suku cadang dan perlengkapannya. Dikota
Surakarta saja jumlah peningkatan kendaraan selalu meningkat terus dari tahun
ke tahun.Sebuah data yang di lansir harian “Solo Raya, Rabu 6 Januari 2010”
mengulas tentang jumlah kendaraan di kota Surakarta dari tahun 2006 sampai
2009 sebagai berikut :
Tabel 1.2 Data kendaraan di Surakarta dari tahun 2006 ‐ 2009
Disamping itu pula terdapat usaha
peningkatan tingkat pelayanan dalam penjualan kendaraan bermotor dengan
jaringan purna jual yang semakin baik, termasuk penyediaan suku cadangnya.
Bahkan pada saat ini para konsumen tidak cukup puas bila kendaraannya tampak
biasa saja ( sesuai penampilan standar produsen) mereka menginginkan keadaaan
yang lebih baik dan berbeda dengan milik orang lain. Para penggemar modifikasi
kendaraan sangat memperhatikan penampilan kendaraannya. Mereka akan lebih
puas jika kebutuhan akan kelengkapan tambahan di dapat dengan mudah dan di
dapatkan dengan tujuan mingkatkan peforma kendaraannya. Dimana mereka
dapat memenuhi hobi dengan mudah, perasaan yang puas serta kenyamanan yang
baik pada sebuah wadah tersendiri.
c. Antusiasme Masyarakat Surakarta dengan Otomotif
Tingginya minat masyarakat Solo terhadap produk otomotif, membuat Tahun Jumlah Kendaraan
2006 213.247 Unit
2007 220.541 Unit
2008 240.041 Unit
2009 258.613 Unit
commit to user
5
penegmbangan otomotif lebih cepat dan mudah. Bahkan calon pembelipun rela
inden hingga empat bulan untuk mendapatkan salah satu suku cadang
kendaraan bermotor. Sehingga untuk meminimalisir “ inden “ maka harus ada yang
membeck up untuk suatu varian merek onderdil tertentu.
d. Pasar suku cadang di Surakarta
Pasar suku cadang di Surakarta kurang dapat
memenuhi kebutuhan suku cadang di Surakarta,yang berupa pasar hanya setara
dengan pasar klitikan selain itu bengkel bengkel yang menjual suku cadang
kendaraan bermotor menyebar pada titik tertentu .Sehingga perlu adanya pasar
yang benar ‐ benar pasar sebagai wadah penjualan suku cadang yang mampu
menyediakan suku cadang serta penyediaan jasa baik pemasangan dan servis di
pasar itu, sehingga di Surakarta segala sesuatu yang berkaitan dengan suku
cadang di dapat dengan mudah.
C. Permasalahan
1. Permasalahan umum
Bagaimana rumusan konsep suatu Pusat Suku Cadang kendaraan
bermotor di Surakarta sebagai wadah perdagangan dan sebagai wadah
informasi serta fasilitas pelayanan otomotif dengan menggunakan konsep
hi tech
2. Permasalahan Khusus
1. Bagaimana rumusan konsep tata ruang sesuai dengan kebutuhan ruang yang di
butuhkan pada Pusat suku cadang kendaraan bermotor yang mampu mewadahi
perdagangan suku cadang dan sebagai wadah informasi serta fasilitas
pelayanan otomotif di Surakarta yang berkonsepkan hi tech.
2. Bagaimana rumusan konsep site yang strategis dan tidak menyalahi RUTRK yang telah di buat pemerintah daerah.
3. Bagaimana rumusan kosep aplikasi hi tech pada tampak dan tata masa bangunan Pusat Suku cadang kendaraan bermotor, sehingga dapat sinergis
commit to user
6
4. Bagaimana rumusan konsep struktur dan utilitas bangunan yang berkorelasi
penekanan hi tech.
1. Batasan pembahasan
Batasan pembahasan yang digunakan adalah :
1. Pembatasan faktor nilai ekonomi tidak di permasalahkan dan dianggap sudah tersedia.
2. Pembatasan masalah lebih menekankan pada disiplin ilmu arsitektur dan disiplin ilmu lain yang di anggap relefan atau saling terkait.
3. Pembahasan dilakukan dengan teori yang digunakan terhadap aplikasinya pada
bangunan .
4. Pembahasan akan dititikberatkan pada pusat suku cadang ,konsep hi tech dan
kondisi Kota Solo. Sedangkan kondisi perkotaan dan lingkungan secara global
dan permasalahan lain yang mendukung hal tersebut akan dibahas secara garis
besar.
1. Tujuan dan Sasaran Pembahasan
1. Tujuan
Menyusun konsep desain bangunan Pusat Suku Cadang kendaraan bermotor di
Surakarta yang tidak hanya menampilkan benda ‐ benda atau barang dagangan
berupa suku cadang kendaraan bermotor tapi juga mempresentasikan kemajuan
tekhnologi di bidang otomotif saat ini.
2. Sasaran Pembahasan
Sasaran yang hendak dicapai adalah menjawab permasalahan yang
dirumuskan dengan membuat konsep desain pusat suku cadang kendaraan
bermotor dengan penekanaan hi tech , yang meliputi :
1. Konsep tata ruang
2. Konsep site
3. Konsep tampak dan tata masa
commit to user
7
F. Metode Pengumpulan Data dan Pembahasan
1. Metoda pengumpulan data
Didalam pengumpulan data, diperoleh dengan menggunakan berbagai
macam metode, antara lain :
1. Observasi
Melakukan pengamatan untuk mendapatkan data primer mengenai kondisi
dan permasalahan kota Surakarta yang berhubungan dengan suku cadang
kendaraan bermotor.
2. Interview
Melakukan wawancara kepada narasumber yang terkait, untuk mendapatkan
data data yang di perlukan.
3. Studi Literatur
Studi literatur adalah dengan mempelajari dan mengkaji literatur sebagai
pedoman. Dalam hal ini buku‐buku yang berhubungan dengan pembahasan,
artikel ‐ artikel di internet, dan teori arsitektural.
2. Metoda Pembahasan
Secara umum metode yang digunakan pada pembahasan adalah metoda
analisa dan sintesa, menganalisa permasalahan yang ada kemudian disimpulkan
dan mensitesiskan kesimpulan tersebut sebagai titik tolak penyusunan konsep
perencanaan dan perancangan pusat suku cadang kendaraan bermotor dengan
penekanan konsep hi tech.
G. Sistematika Pembahasan
1. Mengemukakan pengertian judul, latar belakang, permasalahan dan persoalan,
tujuan dan sasaran, batasan dan lingkup pembahasan, metoda penulisan serta
commit to user
8
2. Mengemukakan tinjuan teori mengenai pusat suku cadang
3. Mengemukakan teori mengenai hitech yang meliputi interior, ekterior dan
teknologi teknologi yang mendukung konsep tersebut.
4. Mengemukakan tinjauan kota Surakarta yang akan menjadi tempat didirikannya
bangunan yang akan dirancang.
5. Mengemukakan ide‐ide dasar dalam perencanaan dan perancangan pusat suku
cadang dengan konsep hi tech
6. Mengemukakan analisa dan pendekatan hi tech pada perencanaan pusat
sukucadang di Surakarta
7. Menganalisa pendekatan disimpulkan ke dalam konsep perencanaan dan
commit to user
8
BAB II
TINJAUAN TEORI DAN STUDI KASUS
1. Klasifikasi Automotiv
Macam kendaraan dibedakan menjadi 3 , yaitu :
1. Sepeda motor
2. Kendaraan beroda tiga
3. Mobil
Sedangkan dalam buku “ Automobile Fundamentals” , Karya Fraezee Bedell
macam mobil adalah sebagai berikut :
a. Automobile : 1. Sedan
2. Hard top 3. Station Wargon 4. Sport Car
b. Comersial Car
usually has regular passenger car syandart chassis and small, light
weight truck body Used as light ,rapid , delivery or pick up vehicle
1. Pick up : bok terbuka dan lebih rendah
2. Expres : Lebih besar dari pick up dan body diatas sub
frame
3. Sedan delivery : Tertutup
4. Ambulance : sedan delivery dengan interior khusus
5. Panel Dilevery : Sedan deliveri untuk angkutan
c. Truck
A vehicle design for hauling freight or quantities of other cargo the
highways
commit to user
9
2. Stake : Mempunyai suatu platform rata dengan pagar di
sekitarnya
3. Platfrom : plat form yang rigid, sederhana dan kuat untuk
barang barang berat.
4. Van : Tertutup untuk barang yang terlindunggi
5. Tank : Mempunyai tanki di atas cassis, untuk mengangkut
barang cair
6. Dump : Mempunyai bok besar, Terbuka, pintu besar di belakang dan biasa dimiringkan, biasa untuk alat pembuang.
d. Busses
Used for public transportation and are used by semi public organitation,
such as school. Binis estabilisment ,resort, golf, courses, etc
1. Intercity busses
2. City and Sub Urban Busses
3. Sepesial busses
Dari pembagian di atas, maka dapat lebih di sederhanakan lagi menjadi
berikut :
1. Mobil pribadi
2. Mobil general purpouse/ serbaguna / jeep
3. Mobil umum/ komersial
Sedangkan berdasar dimensinya dalam buku Neufert ( Data Arsitek ) adalah sebagai
berikut :
1. Sedan
Total Panjang : 4750 ‐ 6240 mm Total lebar : 1500 – 1613 mm Total tinggi : 1400 – 1626 mm
2. Truck
Casis panjang Casis pendek
commit to user
10
Total tinggi : 2805 mm 1990 mm Berat total : 8265 kg 3785 kg
3. Pick up
Total Panjang : 3940 mm 2990 mm Total lebar : 1540 mm 1295 mm Total tinggi : 1830 mm 1585 mm Berat total : 8855 Kg 510 Kg
4. Bus
Total Panjang : 11980 mm 6120 mm Total lebar : 2490 mm 1980 mm Total tinggi : 3000 mm 2415 mm Berat total : 11395 Kg 6530 Kg
5. Mini bus
Total Panjang : 4310 mm 2990 mm Total lebar : 1690 mm 1295 mm Total tinggi : 1905 mm 1585 mm Berat total : 1345 Kg 595Kg
B. Klasifikasi Suku cadang Kendaraan Bermotor
Perkembangan kendaraan bermotor tidak lepas dari kebutuhan manusia dalam berhubungan satu dengan yang lain. Dimulai dari keinginan manusia untuk berhubungan satu dengan yang lain dan bertemu atau berinterakasi satu dengan yang lain dari satu tempat ke tempat yang lain dengan cepat. Sehingga akhirnya memanfaatkan potensi alam yang ada. Mereka menggunakan hewan sebagai alat transpotasi, seiring dengan berjalannya waktu dan
berkembangannya tekhnologi maka terciptalah alat transpotasi.
Berbagai macam alat transpotasi seperti motor, mobil ,pesawat terbang kapal laut hingga pesawat ulang alingpun dapat di ciptakan manusia. Selain hal itu karena pola fikir manusia yang terus berkembang dan tak pernah punah, begitu juga alat transpotasi yang semakin lama semakin berkembang dan semakin canggih.
Untuk saat ini alat transpotasi yang lazim di gunakan di Indonesia menurut penggunaan dan berat kotor kendaraan terbagi atas :
Tabel 2.1 Daftar tabel jenis transpotasi yang lazim di gunakan di Indonesia
Jenis
Jenis Penggunaan Angkutan
GVW (Ton) Model Barang Orang Umum Pribadi
commit to user
11
II. Kendaraan
Bermotor Niaga
a. Kategori I x x x x < 5 Truk Kecil dan Pickup
b. Kategori II x x x ‐ 5 ‐‐ 10
Minibus dan Truk
Ringan
c. Kategori III ‐ x x ‐ 10 ‐‐24 Truk Sedang
d. Kategori IV x x ‐ x ‐ Jeep
e. Kategori V x ‐ x ‐ > 24 Truk Raksasa
Kendraan bermotor dari masa ke masa senantiasa berkembang sesuai dengan perkembangan fikiran manusia dan perkembangan
tekhnologi yang sangat pesat. Bila dulu kendaraan bermotor menggunakan komponen yang sederhana maka seiring perkembangan tekhnologi, komponen atau suku cadang kendaraan bermotor juga berkembang.
Secara garis besar komponen kendaraan bermotor terbagi menjadi
3 bagian yaitu : mesin, cashis dan perlengkapan tambahan, dimana satu
sama lain saling mnunjang. Bila salah satu bagian tidak beres atau rusak
maka akan menimbulkan gangguan pada kendaraan tersebut. Untuk itu
diperlukan adanya perawatan terhadap sebuah kendaraan bahkan satu
waktu harus mengalami penggatian komponen atau suku cadang bilamana
sudah tidak dapat di pakai. Adapun mengenai suku cadang sendiri di bedakan menjadi 3 bagian sebagai berikut :1
1 Nizam Zuhri Khalid, Penataan Pasar Suku Cadang san Peralatan Kendaraan Bermotor di Bantang Surabaya, UNS, 1987, Hal 10
Serta di sempurnakan dari sumber Drs. Daryanto, Tekhik Servis Mobil, Rineka Cipta,Jakarta, 2005,
commit to user
12
1. Suku cadang primer adalah komponen utama yang benar ‐ benar harus ada
dalam sebuah kendaraan bermotor, yang dalam dunia perdaganagan di sebut
“onderdil“, dapat di bedakan menjadi 5 kelompok, yaitu :
1. Bagian mesin
2. Bagian Pemindah daya
3. Bagian sasis atau rangaka
4. Bagian kelistrikan,
5. Bagian kabin atau interior
6. Suku cadang sekunder adalah komponen kendaran yang merupakan bagian
untuk meningkatkan kenyamanan dan keamanan penumpang, sering juga
dibuat assesoris dan di kelompokkan sebagai berikut :
1. Panel panel penunjuk
2. Lampu penerangan
3. Telekomonikasi dan system radio
4. Penghawaan buatan
5. Suku cadang tersier dapat pula disebut sebagai variasi kendaraan bermotor,
yang fungsinya tidak mutlak di gunakan dalam suatu kendaraan bermotor, lebih
digunakan untuk meningkatkan penampilan kendaran. Sesuai dengan fungsinya
,komponen ini menyangkut perlengkapan di luar kendaraan misalnya :
1. Warna kendaraan
2. Bentuk dan ukuran ban serta veleg
3. Lampu lampu tambahan
4. Sistem audio
5. Stiker , antenna, berbagai macam kaca spion dan alat tambahan lainnya
commit to user
13
Dalam suatu perdagangan suku cadang kendaraan bermotor tentunya
melibatkan bebrbagai pihak yang terkait. Untuk dapat menjalankan suatu pusat suku
cadang sebagai suatu usaha perdagangan tidak lepas dari campur tangan
pemerintah dalam hal ini adalah Departemen Perdagangan dan Perindustrian. Di
samping itu terdapat berbagai organisai yang berparan dalam perdagan suku cadang
kendaraan bermotor di Indonesia anatara lain :
1. GAKINNDO ( Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia ) yang
mewadahi kegiatan di berbagai kegiatan dengan industri kendaraan
bermotor yang berada di Indonesia.
2. GIAMM ( Gabuangan Industri Alat ‐ alat Mobil dan Motor ) sebagai wadah
tunggal para pelaku industri suku cadang di Indonesia yang mana mereka
berusaha memenuhi kebutuhan suku cadang secara nasional.
3. Asosiasi atau koperasi pedagang suku cadang sebagai organisasi yang mewadahi
para pedagang suku cadang kendaran bermotor disesuaikan dengan
keberadaan tempat berusaha, dan bergerak untuk kepentingan para anggota.
D. PREE CAST DAN PRE STRESS
1. PRE CAST
Pre cast adalah suatu metode percetakan beton secara mekanisasi dalampabrik atau
workshop dengan memberi waktu pengerasan dan mendapatkan kekuatan sebelum
dipasang.
1. Perkembangansistem pre cast di Indonesia
Indonesia telah mengenal system pracetak yang berbentuk
komponen, seperti tiang pancang, balok jembatan, kolom dan plat lantai
sejak tahun 1970an. Sistem pracetak semakin berkembang dengan ditandai
munculnya berbagai inovasi seperti Sistem Column Slab (1996), Sistem L‐
commit to user
14
Column Slab (1998), Sistem Jasubakim (1999), Sistem Bresphaka (1999) dan
siste4m T‐Cap (2000).
2. Keuntungan dan kekurangan Pre cast
KEUNTUNGAN KENDALA
Pengendalian mutu teknis dapat dicapai, karena proses produksi dikerjakan di pabrik dan dilakukan pengujian laboratorium
Membutuhkan investasi awal yang besar dan teknologi maju
Waktu pelaksanaan lebih singkat
Dibutuhkan kemahiran dan ketelitian
Dapat mengurangi biaya pembangunan
Diperlukan peralatan produksi ( transportasi dan ereksi )
Tidak terpengaruh cuaca
Bangunan dalam skala besar
3. Macam konstruksi Pre cast
1. Pembuatan didalam sebuah pabrik, dimana komponen‐komponen mudah untuk
dibuat dan nyaman untuk pengangkutan.
2. Pembuatan pada site dengan menggunakan alat‐alat6 mekanik
3. Rangkaian dari komponen dirakit ke dalam komponen‐komponen yang lebih
luas
4. PRE STRESS
Berdasarkan ACI , definisi dari prestress concrete adalah beton yang mengalami
tegangan internal dengan besar dan disribusi sedemikian rupa sehingga dapat
mengimbangi sampai batas tertentu tegangan yang terjadi akibat beban eksternal .
Beton pratekan adalah beton yang diberi gaya tekan sebelum dibebani beban kerja .
Pada elemen ‐ elemen beton bertulang, sistem pratekan biasanya dilakukan dengan
commit to user
15
Beton bertulang mengkombinasikan beton dan tulangan baja dengan
cara menyatukan danmembiarkan keduanya bekerja bersama ± sama sesuai
dengan keinginannya , sedangkanbeton pratekan mengkombinasikan beton
berkekuatan tinggi dan baja mutu tinggi dengancara ³ aktif ³ . Hal ini dicapai
dengan cara menarik baja tersebut dan menahannya ke beton ,jadi membuat
beton dalam keadaan tertekan . Kombinasi aktif ini menghasilkan perilakuyang
lebih baik dari kedua bahan tersebut . Jadi beton pratekan merupakan
kombinasi yangideal dari dua buah bahan modern yang berkekuatan tinggi .
E. Tinjauan Studi Banding
Perkembangan pasar suku cadang di Indonesia terutama di kota kota
besar sangat berkembang dengan pesat seiring dengan perkembangan jumlah
kendaran bermotor sebagai contoh pasar‐pasar suku cadang terbesar di
Indonesia antara lain, Antara lain:
1. Pusat Onderdi Atrum, Pasar Senen
Tabel 2.2 Data pusat onderdil Atrium Pasar Senen
Lokasi Jl. Senen Raya No. 135, Senen Jakarta Pusat
Jumlah Massa Bangunan 1 masa
Jumlah Lantai 5 lantai
Jumlah kios Khusus untuk kios suku cadangnya terdapat 300 kios
Luasan Kios Di sesuakan dengan pesanan
Jam Buka 09.00‐21.00
Jumlah Pengunjung Rata‐Rata ± 750 orang per hari
Jumlah Karyawan ± 2‐3 orang per kios
Fungsi Bangunan Pasar suku cadang kendaraan bermotor, mall, tempat rekreasi, restaurant, dll
Fasilitas WarRestauran , mushola dan toilet
commit to user
16
kebutuhan sehari hari. dll
Karakter Eksterior Bangunan ini merupakan bangunan yang modern, hampir seluruh bangunan ini diselimuti oleh kaca
Nuansa Interior Interiornya seperti mall pada umumnya, bersih dan mengutamakan kenyamannan pengunjung.
2. Pasar Suku Cadang ITC Fatmawati
Tabel 2.3 Data pasar suku cadang ITC fatmawati
Lokasi Jl. RE fatmawati 154 Jakarta Selatan
Jumlah Massa Bangunan 1 masa
commit to user
17
Jumlah Lantai 3 Lantai
Lantai 1 di gunakan untuk kios dan bengkel
Lantai 2 di gunakan sebagai kios onderdil dan kantor pengelola
Lantai 3 sebagai tempat parkir dan bengkel
Jumlah kios 44 kios
Luasan Kios 2,5 X 2,5 m2
Jam Buka 10.00‐17.00
Jumlah Pengunjung Rata‐Rata ± 350 orang per hari
Jumlah Karyawan 8 orang staf
± 2‐3 orang per kios
Fungsi Bangunan Pasar suku cadang kendaraan bermotor
Fasilitas Caffetaria pada lantai 2
Jenis Kegiatan Penjualan suku cadang dan perbaikan kendaraan bermotor
Karakter Eksterior Bangunan ini menonjolkan unsur kedaerahan yang kuat, beratap limasan dengan menggunakan bahan genting dan material kaca di sepanjang sisi
Nuansa Interior Interior bangunan berkesan terbuka karena bangunan ini terdiri dari beberapa masa bangunan
commit to user
18
3. Pasar Suku Cadang Notoharjo
Tabel 2.4 Data pasar suku cadang Notoharjo
Lokasi Semanggi Surakarta
Jumlah Massa Bangunan 18 masa
Jumlah Lantai 2 lantai dan 1 lantai
Lantai 1 di gunakan untuk kios dan bengkel
Lantai 2 di gunakan sebagai kios dan kantor pengelola
Jumlah kios 350 kios
Luasan Kios 2 X 2 m2
Jam Buka 08.00‐17.00
Jumlah Pengunjung Rata‐Rata ± 500 orang per hari
Jumlah Karyawan 10 orang staf
± 2‐3 orang per kios
Fungsi Bangunan Pasar suku cadang kendaraan bermotor, pasar barang barang bekas,alat musik dan pasar klitikan
Gb 2.2 PASAR SUKU CADANG ITC FATMAWATI
commit to user
19
Fasilitas Warung makan, mushola dan toilet
Jenis Kegiatan Penjualan suku cadang dan perbaikan kendaraan bermotor
Karakter Eksterior Bangunan ini menonjolkan unsur kedaerahan dengan mengunakan atap limasan dan menonjolkan unsure kedaerahan namun pada atap menggunakan material asbes.
Nuansa Interior Interior seperti seperti took pada
kebanyakan, menggunakan roling door serta menggunakan warna cat yang seragam, yatu warna coklat muda
F. Hasil Studi Banding Pusat suku cadang
1. Ada beberapa bangunan yang tidak sesuai dengan fungsi utama bangunan sebagai pasar suku cadang kendaraan bermotor. Contoh pada bangunan suku NOTOHARJO
commit to user
20
cadang Cipete yang juga sebagai pasar pemenuhan kebutuhan pokok dan pasar suku cadang Pondok Cabe yang digunakan sebagai fitnes center.
2. Sudah adanya tempat (workshop) tersendiri yang digukan sebagai perbaikan atau pemasangan suku cadang sehingga tidak menimbulakan crosing antara konsumen yang ingin memperbaiki dengan konsumen yang hanya membeli suku cadang. Hal seperti ini dapat terlihat pada bangunan Fatmawati terutama pada lantai 3 dan pada samping bangunan, meskipun pada depan kios kios lantai 1 masih digunakan sebagai tempat perbaikan.
3. Kurangnya penyediaan tempat parkir pada bngunan suku cadang, misalnya pada bangunan suku cadang Cipete yang menggunakan bahu jalan sebagai tempat parkir karena banyaknya pengunjung yang datang pada hari libur.
4. Pada bangunan Pasar Cipete dan Fatmawati sudah terdapat restoran dan caffetaria yang dapat berfungsi sebagai ruang tunggu pada saat konsumen memperbaiki mobil.
G. Arsitektur Hi tech
1. Sejarah
High‐tech merupakan suatu aliran dalam arsitektur yang terpengaruh oleh kemajuan teknologi industri. Pertama dimulai pada tahun 1970, High Tech sering digunakan sebagai bentuk perlawanan oleh para arsitek yang
mengaggap bahwa mode/trend/fashionable sebagai suatu teknologi
alternatif. Para arsitek menganggap bahwa High Tech sebenarnya adalah penggunaan teknologi yang tepat pada bangunan.
High Tech Architecture merupakan sebuah langgam yang terinspirasi dari perkembangan industri dengan tipologi bangunan menyerupai bangunan industri. High Tech dalam arsitektur berbeda artinya dengan High Tech dalam industri. Dalam bidang industri, High tech berarti elektronik computer, chip, robot, sedangkan di dalam arsitektur High Tech merupakan sebuah bagian dari bentuk gaya bangunan. Dalam pengertian sederhana, High tech berarti penggunaan material pada bangunan seperti metal, kaca ,bahan fabrikasi (industrial product) dan tetap fleksibel dalam penggunaanya (Colin davies,
High Tech Architecture, 1988)
commit to user
21
terkenal dan mengharumkan nama sang arsitek perancangnya. Sebut saja Richard Rogers,Norman Foster, Michael Hopkins, Jean Nouvell, Nicholas Grimshaw dan arsitek lainnya yang merancang bangunan‐bangunan High‐tech. Richard Rogers salah satunya arsitek beraliran High‐Tech yang paling terkenal karena karya karyanya sangat mengesankan dan berhasil memukau dunia. Lloyd Building merupakan karyanya yang paling spektakuler dan dinobatkan sebagai bangunan modern High‐Tech yang paling ideal.
2. Ciri khas Hi Tech Architecture
Charless Jenks dalam bukunya Architecture Today menyatakan bahwa
ada 6 kriteria bangunan High‐Tech yang bisa dikatakan ideal, yaitu:
1. Inside‐out , dimana area servis dan struktur bangunan terekspos pada
eksterior yang juga diimanfaatkan sebagai ornamen atau sclupture.
2. Terdapat simbolisasi High‐Tech seperti member sclupture yang bercirikan
High‐Tech tetapi tetap ditekankan pada segi logisnya
3. Menggunakan material kaca sehingga dapat memaksimalkan daylight dan
dapat mengekspos interior bangunan
4. Menggunakan warna‐warna cerah atau warna‐wana monokrom
5. Menggunakan stuktur baja atau kabel baja pada struktur utama atau pada
atap.
6. Memasukan satu hal yang inovatif pada konsep perancangan dan dapat
berfungsi pada bangunan
4. Studi kasus Hi tech
Bangunan pompidou center di arsiteki oleh Richard Rogers dan arsitek
Renzo Piano. Pompidou Center adalah sebuah bangunan urban center yang
berlanggam arsitektur Hi‐Tech, yang fungsinya sangat kompleks diantaranya
sebagai musium seni modern, pameran/galery, dan fasilitas pendukung lainnya
commit to user
22
toko buku, teater, perkantoran, penerbitan buku dan majalah kebudayaan,
restoran, dll.
Arsitektur baja dan kaca,dengan pipa beraneka warnanya kontras dengan
lingkungan Kota Paris yang penuh dengan nilai‐nilai sejarah, menjadi daya tarik
utama kunjungan turis pada Negara tersebut.
1. Bentuk dan Ruang
Pembagian ruang pada pompidou center sama halnya dengan berbagai
bangunan lain yang menggunakan konsep modern, yaitu didasarkan atas
beberapa zona peruangan. Zona‐zona tersebut adalah :
1. The Ground Level
Zona ini digunakan sebagai ruang multifungsi dikelilingi oleh commercial
activities gedung‐gedung sekelilingnya
2. The Substructure
Zona ini terletak pada jalan bagian depan bangunan yang merupakan Piazza
yang sangat luas terbagi menjadi dua piazza kecil berada di depan bagian
commit to user
23
terdapat technical and storage area. Sedangkan di bawah piazza adalah ruang
luas berukuran 160 x 100 m2yang berisi cinema, parkir bus, trucks dan
penurunan barang untuk 700 mobil.
3. The RCAM
Dalam zona ini terdapat Boulez Acoustic Research Centre. Diletakan di dalam
level bawah dengan tujuan untuk menghindari gangguan noise dan
pemandangan ke arah 16th Century Building di selatan Pompidou Center.
4. The Superstructure
Zona pada superstructur dibagi dalam beberapa zona yang lebih kecil, yaitu:
‐ Lima lantai dengan bentangan lebar yang berisi aktivitas utama gedung
‐ Zona struktur selebar 7 m tiap unitnya pada bagian barat menghadap ke
arah piazza dan 7 m lagi pada bagian timur menghadap ke Rue de
Renard. Kedua zona struktur ini mengakomodasi pergerakan vertikal
dan horizontal dari sirkulasi pada bangunan, selain tentunya juga
sebagai penyangga beban pada bangunan. (struktur akan dibahas pada
bagian lain dari paper ini)
‐ Zona yang terdapat pada bagian timur bangunan yang berisi mechanical
services, lift barang dan eskalator bagian barat.
5. Struktur dan Kontruksi
Ruang bagian tengah dari Pompiodou Center adalah bebas kolom
karena semua struktur vertikal dan utilitas termasuk escalator dan lif
diletakan di sisi luar bangunan (inside out). Kerangka struktur raksasa secara
dominan memenjarakan bangunan tersebut di dalamnya, namun dengan ini
menjadikan Pompidou Center memiliki bentang yang sangat lebar sehingga
fleksibilitas penataan ruang di dalmnya benar‐benar terakomodasi.
Struktur bagian atas memiliki 14 rangka planar, 6 lantai tipikal dengan
commit to user
24
Gb 2.5 Konstruksi Pompedou Center Sumber :www. Greatbuildings. com
menggunakan plat lantai (ditahan oleh rangka planar) dan struktur bracing
pada sisi timur dan barat bangunan. Setiap rangka terdiri dari 2 buah
kolom diameter 850 mm yang masing‐masing menahan 6 dudukan baja tuang.
Tiap‐tiap dudukan yang bersendi jepit dengan kolom, menyalurkan beban
ke bawah yang merupakan gaya tekan dari lantai. Gaya tekan ini
diseimbangkan dengan kabel tarik yang dipasang
pada sisi luarnya.
6. Elemen Bangunan
1. Pipa Servis
Bangunan Pompidou Center mempunyai elemen spesifik yang
diekspose, yaitu pipa servis yang dibalut dengan warna‐warni. Setiap
warna pada pipa menunjukkan fungsi dari pipa tersebut, diantaranya :
hijau untuk suplai air, biru untuk AC, kuning
untuk jaringan listrik, merah untuk kabel
elevator, kelabu untuk tangga dan putih
untuk struktur dari bangunan itu sendiri.
2. Eskalator
Eskalator pada bagian barat bangunan berbentuk seperti terowongan
kaca, ditampilkan sebagai point of interest dari bangunan ini, bukan
merupakan ornamentasi. karena keberadaannya
bukan hanya sekedar pemanis fasad bangunan tetapi juga berfungsi
sebagai penghubung antar tingkatan lantai pada bangunan. Sedangkan pada
bagian timur bangunan, eskalator digunakan
sebagai sirkulasi vertikal. Penggunaan eskalator ini juga menimbulkan kesan Gb 2.6 Pipa ac (biru).
commit to user
25
futuristik pada bangunan secara keseluruhan.
Elemen bangunan yang satu ini pada Pompidou Center berbentuk
seperti ular pada sisi bangunan bagian barat, menyajikan pemandangan ke
arah pusat Kota Paris, walaupun untuk dapat
mengaksesnya, pengunjung
harus membayar fee. Hal itu
sebanding dengan
pemandangan yang disajikan
yaitu ke arah Arc de Triomphe,
sebuah monumen yang
membelah 12 jalur jalan dimana salah satunya adalah jalan Champ Elysees
yang merupakan jalan raya paling prestise di Kota Paris.
3. Kaca
Hampir seluruh fungsi dinding massive
pada bangunan ini fungsinya digantikan
oleh kaca. Disamping untuk pembatas
Gb 2.9 Dinding massif yang terletakdibelakang struktur
b b ld
Gb 2.8 Elemen Bangunan Pompidu center Sumber :www. Greatbuildings. com
commit to user
26
Gb 2.11 Ekspose struktur
Sumber :www. Greatbuildings. com ruangan, penggunaan kaca juga dapat memberikan view yang baik dari dalam ke luar
gedung.
4. Plaza
Bagian plaza sekarang menjadi sebuah ruang publik yang dapat diakses
oleh siapapun, tidak harus turis yang akan mengunjungi bangunan
tersebut. Vegetasi yang tumbuh subur , taman
Kolam pada salah satu bagian piazza dengan sentuhan seni modern di
dalamnya membuat Pompidou Center menjadi tempat bersosialisasi dan
berinteraksi antar masyarakat.
5. Detail
Detail pada pompidou center adalah
pada keberadaan konstruksi dan elemen
bangunan tersebut.
1. Struktur bangunan dari luar mendominasi tampilan bangunan yang juga
menjadi ragam hias sebagai simbol dari kejujuran konstruksi. Struktur dalam
sebuah bangunan memiliki kontribusi lebih dari 50 % dari biaya bangunan, Gb 2.10 Area plaza di sekitar Pompidou center sebagai area rekreasi public
commit to user
27
Gb 2.12 Escalator membelah fasade barat sebagai ragam hias
Sumber :www. Greatbuildings. com sehingga adalah hal yang sangat wajar apabila
the expensive element tersebut diekspose
memberikan tampilan bangunan yang unik
nan spesifik.
2. Keberadaan eskalator pada Pompidou Center
adalah suatu fenomena baru pada saat itu, kontradiktif dengan eskalator
yang selalu identik dengan sirkulasi vertikal, eskalator dirancang horizontal
untuk menyajikan view Kota Paris. Sirkulasi vertikal eskalator juga dirancang
mendatar berada pada ruang kolom
berlainan.
3. Pipa‐pipa utilitas diekspos untuk memberikan aksen
pada bangunan.Masyarakat paris kebanyakan
menamakan bangunan tersebut sebagai la Raffinerie
(the Refinery), karena bangunan tersebut dari luar
mirip dengan tempat penyulingan minyak karena
pipa‐pipa utiilitas tersebut
commit to user
25
BAB
III
TINJAUAN
SURAKARTA
a. TINJAUAN KOTA SURAKARTA
1. Kondisi Fisik Kota 1) Geomorfologis dan Klimatologis
Geografi
Secara geografis Kota Surakarta terletak antara 110º – 111º BT dan
7,6º ‐ 8º LS.
Topografi
Kota Surakarta merupakan daerah rendah dengan ketinggian rata‐
rata 92 m di atas laut. Kondisi topografinya relatif datar dengan kemiringan
rata‐rata 0 – 3 %. Di bagian Utara agak bergelombang dengan kemiringan
lebih kurang 5%.
Geologi
Kota Surakarta sebagian besar tanahnya berupa tanah liat dengan
pasir. Di bagian utara pada beberapa tempat berupa tanah padas dan agak
berbatu.
PETA WILAYAH
KOTA SURAKARTA
commit to user
26 Klimatologi
Kota Surakarta memiliki iklim tropis dengan musim kemarau dan
musim hujan. Kelembaban udara kota sebesar 73%. Curah hujan rata‐rata
2.200 mm/tahun. Suhu rata‐rata udara 260 C, suhu udara maksimum 32,30 C
dan suhu udara minimum 21,70.
2) Sarana dan Prasarana.
Pengembangan sarana dan prasarana khususnya yang bekaitan
dengan perindustrian dan perdagangan dapat dikatakan maju pesat. Sarana
dan prasarana yang cukup penting meliputi jalan, angkutan darat dan udara,
lembaga perbankan, telekomunikasi, pasar, maupun pusat perbelanjaan,
serta sarana hiburan dan olah raga.
Secara terperinci potensi di bidang sarana dan prasarana dapat
diurai sebagai berikut:
1) Sarana dan prasarana utama
Sarana angkutan darat kewilayahan Kota Surakarta dapat dikatakan
melalui jalan sepanjang 593 km, banyaknya armada angkutan
barang maupun jalan penumpang cukup banyak. Sedangkan sarana
angkutan udara adalah Bandara Adi Sumarmo dengan standar
internasional.
2) Sarana dan prasarana penunjang
Sarana lain yang mendukung aktivitas perekonomian Kota Surakarta
adalah Lembaga Perbankan, Jasa Telekomunikasi dan pasar.
2. Kondisi non fisik Surakarta 1. Kondisi perekonomian kota Surakarta
Pertumbuhan penduduk Kota Surakarta rata rata berkisar 0,17 % ‐1,19%
per tahun. Dengan demikian di perkirakan jumlah penduduk yang
melakukan kegiatan sehari hari sekitar 1, 4 – 1,6 jiwa per jiwa pada 10
tahun mendatang. Sejalan dengan hal tersebut, perekonomian
Surakarta berkembang pesat , yang ditandai dengan semakin
meningkatnya nilai perdagangan dan juga di dukung dengan adanya
pertumbuhan bank ‐ bank dan pusat perdagangan. Denagan
meningkatnya perdagangan, maka pertunmbuhan ekonomi kota
commit to user
27
2. Sosio kependudukan
Perkembangan penduduk kota surakarta sekitar 0,77% per tahun. Di
daerah pinggiran luar wilayah administrasi kota seperti Kecamatan
Kartasura, Mojolaban, Colomadu dan Jaten perkembangan
penduduknya cukup tinggi antara 2% sampai 4% per tahun.
Sedangkan proyeksi penduduk kotamadya selama 10 tahun mendatang
(1990‐2013):
Tabel 3.1 Pertumbuhan penduduk Surakarta dari Th 1995 ‐ 2008
Tahun Jumlah penduduk
1995 2000 2003 2004 2006 2007 2008
516.594 490.216 497.234 510.711 534.540 515.372 522.935
3. Peranan kota surakarta ¾ Pusat seni kebudayaan jawa tengah
1. Pusat pendidikan dan pembinaan cabang ‐ cabang seni budaya yang
ada di Jawa Tengah
2. Pusat pagelaran dari cabang cabang seni buda tersebut
¾ Pusat daerah Wisata Jawa Tengah , yaitu sebagai :
1. Pusat kegiatan dan pelayanan daerah Jawa Tengah
2. Pusat kordinasi pengelola kepariwisataan Jawa Tengah
¾ Pusat kegiatan se‐ ek karisidenan Surakarta , yaitu sebagai :
a. Pusat perekonomian (perdagangan, kesehatan, rekreasi dan
perindustrian )
b. Pusat kegiatan seni budaya ( pendidikan, kesehatan, kesenian dan
rekreasi )
4. Pemanfaatan ruang kota Surakarta Pemanfatan ruang kota sebagai area pengembangan fungsi kota dala RUTRK
commit to user
28 wilayah kodya Dati II Surakarta mengacu kepada pengambangan fungsi‐fungsi
kota surakarta mendatang ( tahun 2013 ) yakni sebagai berikut :
a. Kawasan pusat pengembangan wisata b. Kawasan puat pengembangan kebudayaan c. Kawasan pusat pengembangan olahraga d. Kawasan pusat pengambangan relokasi industri e. Kawasan pusat pengembangan pendidikan tinggi
f. Kawasan pusat pengembangan perdagangan, pertokoan dan perbelanjaan g. Kawasan pusat pengambangan perkantoran/ administrasi
Keterangan tabel 3.2 :
Keterangan pembagian Sub wilayah pembangunan kota Surakarta :
• SWP I : Kecamatan Pucangsawit ( Pucangsawit, Jagalan, Gendekan, Sangrah, Kampung Sewu, dan Semanggi )
• SWP II : Kecamatan Kampung Baru ( Kampung Baru, Kepatihan Kulon, Kepatihan wetan , Purwodiningratan, Gilingan, Ketelan, keprabon, Timuran, Punggawan, dan sudiro prajan
• SWP III : Kecamtan Gajahan( joyontakan, Danukusuman, Serengan, Kratonan,
Sumber : RUTRK Surakarta (1993 -2013 )
commit to user
29 Jayengan, Kemlayan, Pasr Kliwon, Gajhan, Kauman, Baluwarti, Kedung lembu dan joyosuran)
• SWP IV : Kecamatan Sriwedari ( Tipes, Bumi Panularan , Penumping, Sriwedari, Purwosari, Manahan dan Mangkubumen)
• SWP V : Kecamatan Sondakan ( Pajang, Laweyan, dan Sondakan ) • SWP VI : Kecamatan Jajar (Karang Asem, Jajar, dan Kreten ) • SWP VII : Kecamatan Sumber ( Sumber dan Banyu anyar ) • SWP VIII : Kecamatan Jebres ( Jebres dan Tegal harjo ) • SWP IX : Kecamatan Kadipiro ( Kadipiro dan Nusukan ) • SWP X : Kecamatan mojosongo ( Mojosongo )
b. TINJAUAN PASAR SUKU CADANG DI SURAKARTA
Kota Surakarta merupakan kota yang terus berkembang menjadi sebuah “kota
besar”. Hal ini seiring dengan berkembangnya tingkat perekonomian masayarakata yang
terus menerus naik. Seiring dengan itu juga, Kota Surakarta berkembang menjadi kota
dengan tingkat mobilitas yang cukup tinggi, meningkatnya volume dan kebutuhan
masyarakat terhadap kendaraan bermotor dan meningkatnya perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi. Tetapi hal ini tidak di imbangi dengan penyedian fasilitas
yang mampu melayani segala kebutuhan otomotif dalam satu tempat atau bangunan.
Fasilitas otomotif yang ada sekarang hanya terbatas pada pemasaran kendaraan
bermotor dengan merk ‐ merk tertentu ,suku cadangnya saja, bengkel saja ataupun suku
cadangnya saja kedati disediakan masih sangat terbatas.
1. Kegiatan yang ditampung
Kegiatan fasilitas pelayanan otomotif yang ada di kota Surakarta dapat
dibedakan menjadi :
1. Kegitan fasilitas Dealer Otomotif
2. Kegiatan dealer yang menyidakan suku cadang dan asesoris kendaran
bermotor.
3. Kegiatan perbengkelan
Kegiatan fasilitas otomotif yang melayani bengkel ‐ bengkel kendaraan
bermotor bahkan sering kali terdapat penyedian suku cadang kendaraan
bermotor.
commit to user
30 Fasilitas otomotif yang hanya melayani penyediaan suku cadang
kendaran bermotor saja.
2. Skala pelayanan
Skala pelayanan dari wadah pelayanan suku cadang kendaraan bermotor yang
ada di kota Surakarta, secara mayoritas hanya berskala pada kota Surakarta itu
sendiri .
3. Karakter Wadah
Sepanjang pengamatan yang telah dilakukan, belum ditemuinya bangunan
otomotif yang mampu menampilkan bangunan yang berkarakter bangunan
otomotif ( sport, dinamis dan modern) serta bertampilkan hi tech yang mampu
menarik minat masyarakat ataupun konsumen otomotif.
4. Status kelembagaan
Secara umum status kelembagaan dari fasilitas otomotiv yang menyediakan
suku cadang kendaraaan bermotor merupakan lembaga pribadi atau swasta
dengan menejemen mandiri sebagai tumpua usaha.
5. Sistem pengelolaan
Sistem pengelolaan yang dijalankan adalah pengelolaan secara mandiri dari
pihak pemilik badan usaha itu sendiri.
c. PENJUALAN KENDARAAN BERMOTOR DI SURAKARTA
Tingginya antusiasme masyarakat Surakarta terhadap produk produk otomotif,
membuat perdagangan kendaraan bermotor sangat meningkat pesat. Hal itu dapat
terlihat dari selalu meningkatnya permintaan akan kendaraan bermotor dari tahun
ke tahun sebagaimana terlihat pada di agram di bawah ini :
Gb 3.2 DiagramSumber pertumbuhan : BPS Surakarta kendaraan di Surakarta
commit to user
31 Banyak dealer atau showroom yang menjual dan memenuhi permintaaan
masyarakat Surakarta akan kendaraan bermotor. Munculnya diler atau show room
bagaikan jamur yang tumbuh saat musim hujan menimbulkan antusiasme tersendiri
bagi masyarakat. Sering perkembangan waktu dan perkembangan otomotiv yang
selalu berkembang dari waktu kewaktu, dan selera masyarakat kota Surakarta yang
selalu berubah menggugah pemilik kendaraan untuk menjual kendaraanya dan
membeli keluaran terbaru. Sehingga mulailah muncul show room atau dealer yang
menjual kendaraan setengah pakai. Sebagai contoh adalah penjualan mobil setngah
pakai yang di adakan tiap hari Minggu di Stadion Sriwedari.
d. TEMPAT PENJUALAN SUKU CADANG DI SURAKARTA
Surakarta memiliki bebrapa toko, dealer atau bengkel besar yang
menyediakan suku cadang kendaraan bermotor.Berdasarkan data dari BPS kota
Surakarta tahun 2007 terdapat 46 toko suku cadang kendaraan bermotor yang
mumpuni dalam menyediakan suku cadang kendaraan bermotor di
surakarta.Jumlah tersebut masih relatif kecil dibandingkan dengan jumlah toko atau
dealer yang menyediakan suku cadang kendaraan bermotor di Surakarta, dengan
presentase 1,20 % dari toko suku cadang kendaraan yang ada di Surakarta.
Penjualan suku cadang kendaraan bermotor terbesar di kota Surakarta
terdapat di beberapa titik, selain itu penyebarannya juga kurang teratur . Penjualan
suku cadang terbesar di Surakarta kebanyakan hanya setara dengan pasar
klitikan,Adapun diler – diler dan took – took besar yang menyediakan suku cadang
kendaraan bermotor menyebar di beberapa titik seperti yang terlihat pada gambar
berikut:
commit to user
32
commit to user
33
BAB IV
PROSES PENENTUAN KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN
PUSAT SUKU CADANG KENDARAAN BERMOTOR DI
SURAKARTA
DENGAN PENEKANAN ARSITEKTUR HI TECH
1. Proses penentuan konsep peruangan dan kebutuhan ruang 1. Program aktifitas atau kegiatan
a. Kegiatan Utama
Berupa kegiatan informasi serta promosi dan pemasaran, yang meliputi
kegiatan‐kegiatan:
a. Mencari data dan informasi serta konsultasi
b. Sales (penjualan suku cadang kendaraan )
c. Exhibition (pameran Produk‐produk suku cadang )
d. Spare Part (pengadaan dan penjualan suku cadang asli )
e. Auto Accessories (pengadaan dan penjualan perlengkapan kendaraan
bermotor )
b. Kegiatan Pendukung Utama
Berupa kegiatan pelayanan jasa, yang meliputi kegiatan‐kegiatan:
• Service station (work shop/reparasi/perbengkelan) • Body repair ( perbaikan badan/bodi kendaraan) • Car wash (tempat pencucian kendaraan bermotor ) • Car Audio (Audio Mobil)
c. Kegiatan Pengelola
Merupakan suatu kegiatan pengelolaan yang berfungsi untuk mengelola
gedung hingga kegiatan‐kegiatan yang ada akan tetap dapat berlangsung
sesuai dengan fungsi dan karakternya.
d. Kegiatan Pelengkap
Suatu kegiatan pelayanan dalam menunjang kegiatan pada Pusat suku
cadang kendaraan bermotor tersebut, seperti area parkir,restaurant,
lavatory, bank, paket, droping area dll.
commit to user
34
2. Pola Kegiatan
Ditinjau dari pelaku kegiatan yang ada dalam pusat suku cadang
kendaraan bermotor , maka masing‐masing pelaku kegiatan tersebut
akan mempunyai motivasi yang berbeda seperti berikut ini :
• Pola Kegiatan utama
Mempunyai motivasi ingin mendapatkan suatu kemudahan dan
kepuasan baik berupa pelayanan dan jasa dalam mendapatkan berbagai
kebutuhan yang menyangkut dunia suku cadang kendaraan bermotor
dan otomotif di dalam satu lokasi yang lengkap dengan berbagai
fasilitas otomotif, sehingga mereka akan lebih kaya kesempatan
memilih dan tidak perlu bersusah payah pindah ke lokasi lain untuk
mendapatkan fasilitas otomotif seperti yang mereka butuhkan. Selain
itu juga berkeinginan untuk berekreasi serta mendapatkan berbagai
informasi otomotif seperti yang mereka perlukan.
a) Personil yang terlibat dalam pihak pengunjung ini adalah :
a. Pembeli Sukucadang b. Konsumen perbaikan bod c. Pembeli Acc dan variasi d. Konsumen perawatan body e. Konsumen perbaikan mesin f. Konsumen instalasi audio g. Konsumen perawatan mesin h. Customer kegiatan jasa i. Konsumen perbaikan chasis j. Pengunjung kantin
Pola Kegiatan
• Pola kegiatan pendukung utama
b) Personil yang terlibat dalam pihak staff adalah : Gb 4.1. Pola Kegiatan utama
commit to user
35
k. Karyawan l. Instalatur audio m.Pramuniaga n. Karyawan audio
o. Kasir p. Karyawan acc
q. Mekanik perbaikan mesin r. Pramuniaga Acc s. Mekanik perbaikan Chasis t. Kasir Acc
u. Mekanik perbaikan bodi v. Karyawan kegiatan jasa w. Mekanik perawatan mesin x. Karyawan kantin y. Mekanik perawatan chasis z. Petugas kesehatan aa.Mekanik perawatan bodi bb.Petugas kebersihan cc.Mekanik variasi dan Acc dd.Petugas keamanan
Pola Kegiatan
• Pola Kegiatan pengelola
Mengantisipasi dan memberikan fasilitas kemudahan serta kepuasan bagi
pengunjung dengan meng‐akomodir berbagai kebutuhan akan suku cadang
kendaraan bermotor yang lengkap dengan fasilitas otomotif dalam satu
lokasi. Di samping itu juga ingin memperkenalkan, mempromosikan dan
memasarkan produk‐produk suku cadang kendaraan bermotor dengan
tujuan untuk mendapatkan peningkatan purna jual otomotif yang lebih baik
serta untuk mendapatkan informasi permintaan pasar.
Mengkoordinasikan para ATPM dalam memasarkan produk suku cadang
kendaraan bermotor dan membantu masyarakat dalam memperoleh
berbaberbagai kebutuhan suku cadang kendaraan bermotor secara mudah,
aman dan nyaman. Serta melakukan koordinasi kegiatan yang berlangsung
dalam Pusat Suku cadang kendaraan bermotor , terutama dalam kegiatan
promosi dan pemasaran suku cadang .
c) Personil yang terlibat dalam pihak pengelola ini adalah :
ee.Direktur Pengelola ff. Kepala bagian penjualan gg.Wakil Direktur hh.Kepala bagian service station ii. Sekretaris jj. Kepala bagian salon mobil kk.Personalia ll. Kepala bagian Acc/Spp/Au mm.Konsumen perbaikan chasis nn.Pengunjung kantin
commit to user
• Pola kegiatan pendukung dan pelengkap
Pola Kegiatan
Pusat suku cadang kendaran bermotor , maka dapat ditentukan kelompok‐
kelompok ruang yang dibutuhkan didalam fasilitas ini, pengelompokan tersebut
antara lain
Tabel 4.1 Tabel Kelompok Kegiatan
Fasiltas promosi dan pemasaran
Kelompok kegiatan Macam Kegiatan Tuntutan Wadah Kegiatan Exibition a.Mncari informasi ( pameran )
b.Pameran
c.Menyimpan peralatan
d. R. Receptionis pameran e. R pameran
f. Gudang
Perdagangan g.Mencari spare part motor h.Mencari accessories motor i. Mencari spare part mobil j. Mencari accessories mobil
k.Mencari assesories dan sapare part l. Mengelola kelompok pedagang (
retail ratail atupun show room ) m. Menyimpan barang n.Memasang assesories
o.Memarkir mobil atau kebdaraan bermotor
p.Buang air besar, air kecil atau sekedar cuci tangan
q. Retail spare part motor r. Retail accessories motor s. Retail spare part mobil t. Retail accessories mobil u. Automotiv show room Gb 4.3 Pola kegiatan pengelola
Sumber: Dokumen pribadi
commit to user
37
R informasi 1.Mendafatar untuk mencari inforasi 2.Mencari informasi Tentang organisasi
otomotif
3.Menunggu utuk mendapatkan informasi
4.Mengelola informasi 5.Pengolahan data
• Mencari informasi tentang otomotif • Mencari informasi tentag organisasi
otomotif
• Mencari atau membaca literatur otomotif
a. Mendaftarkan
b.Menitipkan barang/ tas c.Mencari katalog d.Mencari buku e. Memfotocopy buku f.Meminjam buku g.Mengelola perpustakaan h.Buang air besar/ kecil
i. Penitipan barang dan peralatan • Melihat pemutaran film/ slide
624 Menunggu pemutaran slide /film
625 Pendaftaran
626 Melihat pemutaran film/ slide 627 Memutar films
628 Mengelola film • Melihat dispay
• Mencari informasi • Display 2 dimensi • Mengenlola
• Penyimpanan barang
• Mengadakan pertemuan atau konfrensi
• Menunggu
• Mengadakan diskusi • Menunggu diskusi di mulai 6.Buang air besar/ kecil 7.Menyimpan barang
8.R pendaftaran
634 R administrasi perpus 635 R pengelola
Fasiltas Pelayanan dan jasa
Kelompok kegitan Macam kegitan Tuntutan wadah kegiatan Service station 1.Menedaftarkan servis
2.Mengecek kendaaran dan servis kendaraan
3.Menunggu menservis kendaraan 4.Memarkir kendaraan
5.Buang air besar, air kecil 6.Mengontrol peralatan service 7.Menyimpan peralatan 8.Fasilitas buat karyawan
commit to user
38
1. Ganti pakaian
2. Mentraining karyawan baru 3. Menyimpan barang pribadi 4. R istirahat
Car audio 6.Mendaftarkan 7.Menunggu 8.Memasang audio 9.Menyimpan peralatan 10. Fasilitas karyawan 1. Ganti baju
2. Menyimpan barang pribadi
3. R pendaftaran 4. R tunggu 5. Bengkel kerja 6. Gudang peralatan
7. R ganti 8. Loker
Uji kedaraan 9.Mendaftarkan
10. Memarkirkan kendaraan 11. Menguji atau mengecek
kendaraan 12. Menunggu
13. Buang air besar / kecil 14. Menyimpan peralatan
15.R pendaftaran 16.parkir kendaraan 17.R uji kendaraan 18.R tunggu 19.Lavatory
20.Gudang peralatan
Pencucian kendaraan 21. Mendaftarkan 22. Mencuci mobil
23. Menunggu kendaraan yang sedang di cuci
24. Membayar
25. Menyimpan peralatan 26. Fasilitas karyawan 27. Ganti baju
28. Menyimpan barang pribadi 1.Parkir untuk karyawan
Kelompok kegiatan Macam kegiatan Tuntutan wadah kegiatan Pengelolaan ee. Mengelola pusat suku cadang
kendaraan bermotor Surakarta
ff.Mengelola keuangan
gg. Mengatur kepegawaian
commit to user
39
hh. Mengelola fasilitas pemasaran dan promosi
ii.Mengelola fasilitas dan pelayanan jasa
jj.Mengelola fasilitas informasi
kk. Memelihara dan merawat bangunan
ll.Mengadakan rapat dan pertmuan mm. Menerima tamu khusus
rr. Berorganisasi IMI jawa tegah
ss. Berorganisasi gakindo
aaa. R pengelola informasi 22)R Kabag keuangan 23)Staff
24)R tamu bbb. R pemeliharaan ccc. R rapat 2. Kabid pembinaan
anggota 3. Kabid teknologi 4. Sekertaris 5. Staff
jjj.R sekertariat GAKINDO 6. R kabid program 7. Kabid pembinaan
anggota 8. Kabid teknologi 9. Sekertaris 10. Staff
Failitas penunjang
Kelompok kegiatan Macam kegiatan Tuntutan wadah kegiatan Fasilitas penunjang kkk.Menjaga keamanan
lll. Datang
1.Berjalan kaki dan naik kendaraan 2.Naik kendaraan pribadi
mmm.Telfon umum nnn. Bermain dan hiburan ooo. Membeli tiket
ppp. Keperluan kesehatan 9 apabila tiba tiba sakit )
qqq. Keperluan ibadah rrr. Buang air besar atau kecil sss. Penempatan service bangunan ttt. Bongkar muat barang
uuu. Melihat lihat suasana bangunan di luar
vvv.Masuk ruangan www.Mencari Informasi xxx.Menunggu duduk istirahat yyy.Makan, minum
bbbb. Pos security cccc. Space penerima
3.Pendistrian/ jalan setapak 4.Area parkir
jjjj.R mekanikal elektrikal kkkk. Loading / droping area llll.Plaza
commit to user
40
zzz. Keperluan masalh keungan aaaa. Penyimpanan barang
qqqq. Conter bank /ATM rrrr. Gudang
40
3. Besaran Ruang
Pendekatan besaran ruang ini diambil berdasarkan pada standard besaran ruang dari Architect Data (Ernest Neufert), Time Saver’s
Standard (John Callender), studi perbandingan dan asumsi.
Tabel 4.2 Tabel kebutuhan ruang
Fasilitas Promosi dan Pemasaran
Kelompok ruang Ruang Kapasitas ruang Standar luas
ruang Sumber perhitungan Luas (m²)
R.exsibition
R.Receptionist informasi pameran) 4 orang 2.625 m²/orng+ flow 30% ( Pameran mobil di Solo squer ) dan r Accesories
41
R. Autotiv show room ( spare part dan accessories )
R. Pengelola 1 pimpinan 1 sekretaris