• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU. pedagogi yang artinya ilmu pendidikan atau ilmu pengajaran 2.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB II KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU. pedagogi yang artinya ilmu pendidikan atau ilmu pengajaran 2."

Copied!
23
0
0

Teks penuh

(1)

A. Pengertian Kompetensi Pedagogik Guru

Kompetensi pedagogik berasal dari dua kata yaitu kompetensi dan pedagogik. “Kompetensi adalah (kewenangan), kekuasaan untuk menentukan atau memutuskan suatu hal”1

. Sedangkan “pedagogis adalah berasal dari kata pedagogi yang artinya ilmu pendidikan atau ilmu pengajaran2.”

Secara harfiah kompetensi dapat diartikan sebagai kemampuan memadai yang dimiliki oleh seseorang, khususnya guru dapat melaksankan tugasnya dengan baik.3 Kompetensi guru dapat dipahami sebagai kebulatan pengetahuan, ketrampilan, dan sikap yang berwujud tindakan cerdas dan penuh tanggung jawab dalam melaksanakan tugas sebagai agen pembelajaran4.

Dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen dijelaskan bahwa kompetensi adalah seperangkat pengetahuan, ketrampilan, dan perilaku yang harus dimiliki, dihayati, dan dikuasai oleh guru atau dosen dalam melaksanakan tugas keprofesionalan5.

1

W.J.S Poerwodarminto, Kamus Umum Bahasa Indonesia (Jakarta: Balai Pustaka, 2009), hlm. 518.

2 Depdikbud, Kamus Besar Bahasa Indonesia (Jakarta: Balai Pustaka, 2008), hlm. 324. 3 Ngainun Naim, Menjadi Guru Inspiratif Memberdayakan dan Mengubah Jalan Hidup

Siswa (Yogyakarta: Pustaka Pelajar), hlm. 56.

4 Masnur Muslich, Sertifikasi Guru Menuju Profesionalisme Pendidik (Jakarta: Bumi

Aksara, 2007), hlm. 12.

5 Undang–Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen,

Pasal 1.

(2)

Dari Uraian tersebut nampak bahwa kompetensi mengacu pada kemampuan melaksanakan sesuatu yang diperoleh melalui pendidikan, kompetensi guru menunjuk kepada penampilan dan tindakan yang mempunyai arah dan tujuan untuk memenuhi spesifikasi tertentu didalam melaksanakan tugas-tugas pendidikan.

Dengan demikian kompetensi yang dimiliki oleh guru akan menunjukkan kualitas guru tersebut. Kompetensi akan terwujud dalam bentuk penguasaan pengetahuan, keterampilan, maupun sikap professional dalam menjalankan tugasnya sebagai guru.

Dalam Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan, penjelasan Pasal 28 ayat (3) butir a dikemukakan bahwa kompetensi pedagogik adalah kemapuan mengelola pembelajaran peserta didik yang meliputi pemahaman terhadap peserta didik, perencanaan dan pelakasanaan pembelajaran, evaluasi hasil belajar, dan pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimilikinya6. Kompetensi pedagogik merupakan kemampuan guru dalam pengelolaan pembelajaran peserta didik yang sekurang-kurangnya meliputi hal-hal sebagai berikut :

1. Pemahaman wawasan atau landasan kependidikan 2. Pemahaman terhadap peserta didik

3. Pengembangan silabus 4. Perancangan pembelajaran

5. Pelaksanaan pembelajaran yang mendidik dan dialogis 6. Pemanfaatan teknologi pembelajaran

7. Evaluasi hasil belajar ( EHB )

6 Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2005 Tentang Standar

(3)

8. Pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimilikinya.7

Dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 16 tahun 2007 membahas tentang standar kualifikasi dan kompetensi guru disebutkan bahwa kompetensi pedagogik meliputi:

1. Menguasai karakteristik peserta didik dari aspek fisik, moral, spiritual, sosial, kultural, emosional, dan intelektual.

2. Menguasai teori belajar dan prinsip-prinsip pembelajaran yang mendidik.

3. Mengembangkan kurikulum yang terkait dengan mata pelajaran yang diampu.

4. Menyelenggarakan pembelajaran yang mendidik.

5. Memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi untuk kepentingan pembelajaran.

6. Memfasilitasi pengembangan potensi peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimiliki.

7. Berkomunikasi secara efektif, empatik, dan santun dengan peserta didik.

8. Menyelenggarakan penilaian dan evaluasi proses dan hasil belajar. 9. Memanfaatkan hasil penilaian dan evaluasi untuk kepentingan

pembelajaran.

10. Melakukan tindakan reflektif untuk peningkatan kualitas pembelajaran8.

Menurut Wina Sanjaya, terdapat sejumlah kompetensi yang dimiliki oleh seorang guru, yaitu meliputi: 9

1. Kompetensi pedagogik merupakan kemampuan guru dalam pengelolaan pembelajaran peserta didik yang sekurang-kurangnya meliputi: Pemahaman wawasan atau landasan kependidikan, Pemahaman terhadap peserta didik, Pengembangan kurikulum/silabus, Perancangan

7 E. Mulyasa, Standar Kompetensi dan Sertifikasi Guru (Bandung: PT Remaja

Rosdakarya, 2008), hlm. 77.

8 Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 16 Tahun 2007 Tentang Standar

Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Guru.

9 Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan (Jakarta:

(4)

pembelajaran, Pelaksanaan pembelajaran yang mendidik dan dialogis, Pemanfaatan teknologi pembelajaran dan evaluasi hasil belajar.

2. Kompetensi kepribadian sekurang-kurangnya mencakup kepribadian yang: Mantap, stabil, dewasa, arif dan bijaksana, berwibawa, berakhlak mulia, menjadi teladan bagi peserta didik dan masyarakat, secara objektif mengevaluasi kinerja sendiri, mengembangkan diri secara mandiri dan berkelanjutan.

3. Kompetensi sosial merupakan kemampuan guru sebagai bagian dari masyarakat yang sekurang-kurangnya meliputi komponen untuk: Berkomunikasi lisan, tulisan, dan/atau isyarat, menggunakan teknologi komunikasi dan informasi secara fungsional, bergaul secara efektif dengan peserta didik, sesama pendidik, tenaga kependidikan, orang tua/wali peserta didik, dan bergaul secara santun dengan masyarakat sekitar.

4. Kompetensi profesional merupakan kemampuan penguasaan materi pelajaran secara luas dan mendalam.10

Dari penjelasan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa salah satu kompetensi guru adalah kompetensi pedagogik bertujuan untuk mengembangkan kemampuan guru dalam pengelolaan pembelajaran peserta didik. Kompetensi pedagogik adalah kemampuan mengelola pembelajaran peserta didik yang meliputi pemahaman terhadap peserta didik, perancangan dan pelaksanaan pembelajaran, evaluasi hasil belajar dan pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimilikinya.

(5)

B. Ruang Lingkup Kompetensi Pedagogik Guru

Ruang lingkup komeptensi pedagogik guru, meliputi: 1. Pemahaman wawasan atau landasan kependidikan

Pemahaman wawasan atau landasan kependidikan ini berkaitan dengan pengertian, dasar, fungsi dan tujuan pendidikan. Untuk memahami tentang wawasan atau landasan kependidikan ini bagi seorang guru dibutuhkan pengalaman belajar, seperti memahami konsep dan masalah pendidikan dan pengajaran. Landasan pendidikan yang meliputi filosofis, sosiologis, dan kultural akan membekali tenaga kependidikan dengan wawasan dan pengetahuan yang tepat tentang bidang tugasnya sedangkan landasan psikologis dan ilmu pengetahuan dan teknologi akan membekali tenaga kependidikan terutama guru suatu pegangan dalam mewujudkan keseimbangan dan keselarasan yang dinamis antara pengembangan diri peserta didik dan penguasaan sumber bahan ajaran.11 Pemahaman wawasan atau landasan pendidikan ini harus dipahami oleh guru sebagai jabatan profesi. Apabila seorang guru tidak memahaminya maka guru tersebut akan kesulitan dalam melaksanakan jabatan profesinya sebagai guru.

Fungsi dan tujuan pendidikan nasional yang tertuang dalam Undang – Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 3 disebutkan bahwa Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban

11 Umar Tirtarahardja dan La Sula, Pengantar Pendidikan (Jakarta: Rineka Cipta, 2000),

(6)

bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.12

2. Pemahaman terhadap peserta didik

Peserta didik mempunyai karakteristik yang berbeda-beda. Oleh karena itu, seorang guru harus memahami karakteristik peserta didik yang berbeda tersebut. Tujuan memahami karakteristik peserta didik adalah untuk mengukur apakah peserta didik akan mampu mencapai tujuan pembelajaran atau tidak, sampai dimana minat peserta didik terhadap pelajaran yang dipelajari.13 Jadi guru harus mengembangkan sistem pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik peserta didik agar proses pembelajaran dapat diikuti peserta didik dengan penuh tanggung jawab.

Menurut Hamzah B. Uno bahwa guru mempunyai tugas dan tannggung jawab untuk memahami sifat dan karaktristik peserta didik, terutama kemampuan belajarnya, cara dan kebiasaan belajar, minat terhadap pelajaran, motivasi untuk belajar, dan hasil belajar yang telah dicapai14. Selain itu sedikitnya ada empat hal yang harus dipahami oleh guru dari peserta didik, yaitu : tingkat kecerdasan, kreativitas, cacat fisik, dan perkembangan kognitif15.

12

Undang-Undang No 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 3.

13 Harjanto, Perencanaan Pengajaran (Jakarta: Rineka Cipta, 2005), hlm. 146.

14 Hamzah B. Uno, Profesi Kependidikan Problema, Solusi, dan Reformasi Pendidikan di

Indonesia, (Jakarta: Bumi Aksara, 2007) hlm. 28.

(7)

3. Perancangan Pembelajaran.

Dalam Peraturan pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 Tentang Standar Nasional Pendidikan Pasal 20 disebutkan bahwa perencanaan proses pembelajaran meliputi silabus dan rencana pelaksanaan pembelajaran yang memuat sekurang-kurangnya tujuan pembelajaran, materi ajar, metode pengajaran, sumber belajar, dan penilaian hasil belajar16. Menurut E. Mulyasa perancangan pembelajaran tersebut sediktnya mencakup tiga kegiatan, yaitu: identifikasi kebutuhan, identifikasi kompetensi, dan penyusunan program pembelajaran17.

a. Identifikasi kebutuhan, Pada tahap ini sebaiknya guru melibatkan peserta didik untuk mengenali, menyatakan dan merumuskan kebutuhan belajar, sumber-sumber yang tersedia dan hambatan-hambatan yang mungkin dihadapi dalam kegiatan pembelajaran. b. Identifikasi kompetensi, Kompetensi yang jelas akan memberi

petunjuk yang jelas pula terhadap materi yang harus dipelajari, penetapan metode dan media pembelajaran, serta member petunjuk terhadap penilaian.

c. Penyusunan program pembelajaran yang lengkap, baik untuk kegiatan di dalam kelas, laboratorium, maupun lapangan18. Program pembelajaran akan bermuara pada penyusunan rencana pembelajaran

16

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No 19 Tahun 2005 Tentang Standar Nasional Pendidikan Pasal 20.

17 E. Mulyasa, Op.Cit., hlm. 100.

18 Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 16 Tahun 2007 Tentang Standar

(8)

(RPP), sebagai produk pembelajaran jangka pendek, yang mencangkup komponen program pembelajaran.

4. Pelaksanaan Pembelajaran yang Mendidik dan Dialogis

Pembelajaran pada hakikatnya adalah proses interaksi antara peserta didik dengan lingkungan, sehingga terjadi perubahan perilaku ke arah yang lebih baik. Dalam pembelajaran tugas guru adalah mengkondisikan lingkungan agar menunjang terjadinya perubahan perilaku dan pembentukan kompetensi peserta didik. Dalam pelaksanaan pembelajaran umumnya terdapat tiga kegiatan, yaitu:

a. Kegiatan awal, yang biasanya disebut membuka pelajaran adalah usaha yang dilakukan oleh guru dalam kegiatan pembelajaran untuk menciptakan prakondisi bagi siswa agar mental maupun perhatian terpusat pada pengalaman belajar yang disajikan sehingga mudah mencapai kompetensi yang diharapkan19. Dalam kegiatan awal ini dapat dilakukan dengan memberikan apersepsi. Apersepsi dapat dilakukan dengan guru bertanya atau memberikan uraian singkat untuk mengarahkan perhatian peserta didik kepada materi yang akan diajarkan.20 Pengalaman peserta didik mengenai bahan pelajaran merupakan bahan apersepsi yang dipunyai peserta didik, pertemuan pertama peserta didik dalam menerima materi suatu pelajaran merupakan hal baru dan itu merupakan pengalaman peserta didik.

19 Wina Sanjaya, Op.Cit., hlm. 42.

20 Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar (Jakarta: PT

(9)

b. Kegiatan inti, Dalam kegiatan inti dimana guru merumuskan tujuan pelajaran, dan menyampaikan materi pelajaran dengan metode dan media pembelajaran tertentu yang membantu peserta didik dalam memahami pelajaran yang disampikan oleh guru, sehingga terjadi interaksi antara guru dengan peserta didik. Dalam kegiatan belajar mengajar dituntut pengelolaan kelas dengan baik, yaitu suatu usaha yang dilakukan oleh penanggung jawab (guru) dengan maksud agar dicapai kondisi optimal sehingga dapat terlaksana kegiatan belajar mengajar seperti yang diharapkan21.

c. Penutup, menutup pelajaran dapat diartikan sebagai kegiatan yang dilakukan guru untuk mengakhiri pelajaran dengan maksud untuk memberikan gambaran menyeluruh tentang apa yang telah dipelajari peserta didik, serta keterkaitannya dengan pengalaman sebelumnya, mengetahui tingkat keberhasilan siswa, serta keberhasilan guru dalam pelaksanaan pembelajaran.

Sebagaimana disebutkan oleh Wina Sanjaya bahwa menutup pembelajaran dapat dilakukan dengan cara :

1) Merangkum atau membuat garis-garis besar persoalan yang dibahas, sehingga peserta didik memperoleh gambaran yang menyeluruh dan jelas tentang pokok- pokok persoalan.

2) Mengonsolidasikan perhatian peserta didikterhadap hal-hal yang pokok agar informasiyang telah diterima dapat membangkitkan minat untuk mempelajari lebih lanjut.

21 Suharsimi Arikunto, Pengelolaan Kelas dan Siswa Sebuah Pendekatan Evaluatif

(10)

3) Mengorganisasikan kegiatan yang telah dilakukan untuk membentuk pemahaman baru tentang materi yang telah dipelajarinya.

4) Memberikan tindak lanjut serta saran-saran untuk memperluas wawasan yang berhubungan dengan materi pelajaran yang telah dibahas.22

E. Mulyasa menyebutkan bahwa pada umumnya pelaksanaan pembelajaran diakhiri dengan post test yang berguna untuk mengetahui tingkat penguasaan kompetensi peserta didik yang telah ditentukan23. Dalam Peratutan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tentang Standar Nasional Pendidikan Pasal 19 Ayat (1), disebutkan bahwa proses pembelajaran pada satuan pendidikan diselenggarakan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk berprtisipasi aktif, serta memberi ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat dan perkembangan fisik dan psikologis peserta didik.24

5. Pemanfaatan teknologi pembelajaran

Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi menuntut guru untuk dapat mengikuti perkembangan teknologi tersebut. Karena perkembangan teknologi memungkinkan guru bisa menggunakan berbagai pilihan media yang dianggap sesuai dengan bahan pelajaran.25 Pemanfaatan teknologi dalam pembelajaran dimaksudkan untuk memudahkan dan mengefektifkan kegiatan pembelajaran. Oleh karenanya

22

Wina Sanjaya, Op.Cit., hlm. 43 – 44.

23 E. Mulyasa, Op.Cit., hlm. 96 – 97.

24 Peratutan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tentang Standar Nasional

Pendidikan Pasal 19 Ayat (1).

(11)

guru perlu memahami berbagai jenis media dan sumber belajar beserta fungsi masing-masing media tersebut. Dalam proses belajar mengajar kehadiran media mempunyai peran yang cukup penting, karena dalam kegitan belajar mengajar tersebut ketidakjelasan bahan dan Kerumitan bahan yang disampaikan oleh guru kepada peserta didik dapat dibantu dan dapat disederhanakan dengan menghadirkan media sebagai perantara. Media dapat mewakili apa yang kurang mampu guru ucapkan melalui kata-kata atau kalimat tertentu, bahkan keabstrakan dapat dikonkretkan dengan kehadiran media.26 Media sebagai sumber belajar diakui sebagai alat bantu auditif, visual, dan audiovisual. Misalnya, Radio, Televisi, OHP, LCD, dan lain-lain. Penggunaan ketiga jenis media ini harus disesuaikan dengan perumusan tujuan intruksional dan kompetensi guru.

Sebagaimana diungkapkan oleh Wina Sanjaya bahwa peran dan fungsi media pembelajaran adalah:

1) Menangkap suatu objek atau peristiwa-peristiwa terntentu. 2) Memanipulasi keadaan, peristiwa, atau objek tertentu.(melalui

media pembelajaran, guru dapat menyajikan bahan pembelajaran yang abstrak menjadi konkret sehingga mudah dipahami dan dapat menghilangkan verbalisme.

3) Menambah gairah dan motivasi peserta didik.27

Jadi dengan pemanfaatan media pembelajaran yang tepat akan memudahkan peserta didik dalam memahami materi pembelajaran yang disampaikan oleh guru.

26 Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain, Op.Cit., hlm. 120. 27 Wina Sanjaya, Op.Cit., hlm. 170-171.

(12)

6. Evaluasi Pembelajaran

Dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 16 tahun 2007 tentang standar kualifikasi dan kompetensi guru disebutkan bahwa guru harus menyelenggarakan penilaian dan evaluasi proses dan hasil belajar. Hal-hal yang perlu diperhatikan adalah :

a. Memahami prinsip-prinsip penilaian dan evaluasi proses dan hasil belajar sesuai dengan karakteristik mata pelajaran yang diampu.

b. Menentukan aspek-aspek proses dan hasil belajar yang penting untuk dinilai dan dievaluasi sesuai dengan karakteristik mata pelajaran yang diampu.

c. Menentukan prosedur penilaian dan evaluasi proses dan hasil belajar.

d. Mengembangkan instrumen penilaian dan evaluasi proses dan hasil belajar.

e. Mengadministrasikan penilaian proses dan hasil belajar secara berkesinambungan dengan mengunakan berbagai instrumen. f. Menganalisis hasil penilaian proses dan hasil belajar untuk

berbagai tujuan.

g. Melakukan evaluasi proses dan hasil belajar28. Menurut Roestiyah N.K mengatakan bahwa:

Evaluasi adalah kegiatan mengumpulkan data seluas-luasnya, sedalam-dalamnya, yang bersangkutan dengan kapabilitas peserta didik guna mengetahui29. “Tujuan utama evaluasi adalah untuk melihat tingkat keberhasilan, efektifitas, dan efisiensi dalam proses pembelajaran”30

. Selain itu evaluasi digunakan untuk mengetahui perubahan perilaku dan pembentukan kompetensi peserta didik .

28 Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 16 tahun 2007 tentang Standar

Kualifikasi dan Kompetensi Guru.

29 Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain, Op.Cit., hlm. 50. 30 Hamzah B. Uno, Op.Cit., hlm. 24.

(13)

Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain dalam bukunya yang berjudul Strategi Belajar Mengajar mengatakan bahwa:

Pelaksanaan evaluasi diarahkan kepada evaluasi proses dan evaluasi produk. Evaluasi proses adalah suatu evaluasi yang diarahkan untuk menilai bagaimana pelaksanaan proses belajar mengajar yang telah dilakukan mencapai tujuan, apakah dalam proses itu ditemui hambatan atau tidak, dan bagaimana kerja sama setiap komponen pengajaran yang telah diprogramkan dalam satuan pengajaran. Untuk keperluan evaluasi proses belajar mengajar, dapat digunakan tes yang telah distandarisasikan (standardized test), maupun tes yang dibuat oleh guru sendiri. Sedangkan evaluasi produk adalah suatu evaluasi yang diarahkan kepada bagaimana hasil belajar yang telah dilaksanakan oleh peserta didik, dan bagaimana penguasaan peserta didik terhadap materi yang diberikan oleh guru. 31

Menurut E. Mulyasa, evaluasi produk (hasi) dapat dilakukan melalui :

a. Penilaian kelas. b. Tes kemapuan dasar.

c. Penilaian akhir satuan pendidikan dan sertifikasi. d. Benchmarking.

e. Penilaian program32.

Dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sisdiknas Pasal 58 ayat (1) disebutkan bahwa Evaluasi hasil belajar peserta didik dilakukan oleh pendidik untuk memantau proses, kemajuan, dan perbaikan hasil belajar peserta didik secara berkesinambungan.33

31 Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain, Op.Cit., hlm.51 32 E. Mulyasa, Op.Cit., hlm. 109 – 111.

33 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sisdiknas Pasal

(14)

7. Pengembangan peserta didik

Dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 16 Tahun 2007 tentang standar kualifikasi dan kompetensi guru dimana disebutkan bahwa guru memfasilitasi pengembangan potensi peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimiliki. Yang mencakup :

a. Menyediakan berbagai kegiatan pembelajaran untuk mendorong peserta didik mencapai prestasi secara optimal. b. Menyediakan berbagai kegiatan pembelajaran untuk

mengaktualisasikan potensi peserta didik, termasuk kreativitasnya34.

Dalam struktur pendidikan umum, dijelaskan bahwa pengembangan diri bertujuan memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk mengembangkan dan mengekspresikan diri sesuai kebutuhan, minat, dan bakat setiap peserta didik sesuai dengan kondisi sekolah.35

Sebagaimana diungkapkan oleh Ramayulis bahwa “untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimiliki, manusia memerlukan bantuan orang lain, yaitu melalui pendidikan”.36

Pengembangan peserta didik merupakan bagian dari kompetensi pedagogik yang harus dimilki guru untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimiliki oleh peserta didik.

Menurut E. Mulyasa dalam bukunya yang berjudul Standar

Kompetensi dan Komptensi Guru menyebutkan bahwa pengembangan

34

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 16 Tahun 2007 Tentang Standar Kualifikasi dan Kompetensi Guru.

35 E. Mulyasa, Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (Bandung: PT. Remaja

Rosdakarya,2008), hlm. 283.

(15)

peserta didik dapat dilakukan dengan : a) Kegiatan ekstra kurikuler, b) Bimbingan dan konseling pendidikan,dan c) Pengayaan dan remedial37. a. Kegiatan ekstra kurikuler, disamping dapat mengembangkan bakat dan

keterampilan, ekstra kurikuler juga dapat membentuk watak dan kepribadian peserta didik38. Karena biasanya dalam ekstra kurikuler ditanamkan disiplin, kebersihan, cinta lingkungan, dan lain-lain yang berkaitan dengan pembentukan kepribadian peserta didik. Misalnya Pramuka, PMR, Basket, dan lain – lain.

b. Pengayaan dan remedial, Menurut Suharsimi Arikunto sebagimana dikutip oleh Syaiful Bahri Djamarah, ada dua kegiatan untuk mengantarkan peserta didik untuk mencapai penguasaan bahan pelajaran yang dberikan. Yaitu Kegiatan pengayaan dan kegiatan perbaikan.39

Kegiatan pengayaan adalah kegiatan yang diberikan kepada peserta didik kelompok cepat sehingga peserta didik tersebut menjadi lebih kaya akan ilmu pengetahuan dan ketrampilannya atau lebih mendalami bahan pelajaran yang mereka pelajari. Kegiatan perbaikan adalah kegiatan yang diberikan kepada peserta didik yang belum menguasai bahan pelajaran yang diberikan oleh guru, dengan maksud mempertinggi tingkat penguasaan terhadap bahan pelajaran tersebut.

37 E. Mulyasa, Op.Cit., hlm. 111 - 113. 38 E. Mulyasa, Op.Cti., hlm. 111.

(16)

c. Bimbingan dan konseling pendidikan, sekolah berkewajiban memberikan bimbingan konseling kepada peserta didik yang menyangkut pribadi, sosial, belajar, dan karier.40

Dalam bukunya yang lain E. Mulyasa mengungkapkan bahwa Dalam pelaksanaannya, kegiatan pengembangan diri dapat dipadukan dengan muatan lokal, dengan cara memilih topik unggulan daerah (sebagai muatan lokal), yang sesuai dengan minat, bakat, dan potensi peserta didik (sebagai pengembangan diri)41. Misalnya pembelajaran kesenian dan bahasa daerah. Semua itu tergantung kepada kreatifitas guru, kepala sekolah dan tenaga kependidikan lain dalam mengelola dan mengembangkan program-program sekolahnya.

C. Pengertian Guru

Dalam pengertian yang sederhana, guru adalah orang yang memberikan ilmu pengetahuan kepada anak didik. Guru dalam pandangan masyarakat adalah orang yang melaksanakan pendidikan di tempat-tempat tertentu, tidak mesti di lembaga pendidikan formal, tetapi bisa juga di masjid, di surau, di rumah, dan sebagainya.42

Guru adalah semua orang yang berwenang dan bertanggung jawab terhadap pendidikan murid-murid, baik secara individual maupun klasikal, baik di sekolah maupun di luar sekolah. Guru memang menempati kedudukan yang terhormat di masyarakat. Kewibawaanlah yang menyebabkan guru dihormati sehingga masyarakat tidak meragukan figur guru. Masyarakat yakin bahwa gurulah yang dapat

40 E. Mulyasa, Op.Cti., hlm. 113. 41 Ibid., hlm. 283.

42 Syaiful Bahri Djamarah, Guru dan Anak Didik dalam Interaksi Edukatif (Jakarta: PT.

(17)

mendidik anak didik mereka agar menjadi orang yang berkepribadian mulia. 43

Menurut UU No. 14 tahun 2005 tentang guru dan dosen: Guru adalah pendidik professional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah. Dalam konteks ini, guru dikatakan professional jika ia mempunyai keahlian, kemahira atau kecakapan yang memenuhi standar mutu atau norma tertentu serta memerlukan pendidikan profesi.44

Dengan kepercayaan yang diberikan masyarakat di pundak guru

diberikan tugas dan tangung jawab yang berat mengemban tugas memang berat. Akan tetapi, lebih berat lagi mengemban tanggung jawab guru tidak hanya sebatas dinding sekolah, tetapi juga di luar sekolah. Pembinaan yang harus diberikan oleh guru tidak hanya secara kelompok (klasikal), tetapi juga secara individual. Hal ini mau tidak mau menuntut guru agar selalu memperhatikan sikap, tingkah laku, dan perbuatan anak didiknya, tidak hanya di lingkungan sekolah, tetapi juga di luar sekolah.45

Dalam Kamus Bahasa Indonesia karya W. J. S Purwadarminto guru adalah seseorang mempunyai pekerjaan mengajar. Istilah guru sebetulnya sudah ada sejak dulu, dalam Islam istilah guru berkaitan erat kepada Nabi Muhammad saw. Karena beliau merupakan guru pertama dalam Islam yang mengajarkan tentang segala sesuatu kepada sesama manusia atau dengan kata lain sebagai rahmatan lil ‘alamin, kemudian setelah beliau wafat maka tugas

43

Soetjipto, Profesi Keguruan (Jakarta: Rineka Cipta, 2001), hlm. 17.

44 UU RI No. 14 tahun 2005, Undang-Undang Guru dan Dosen (Yogyakarta: Pustaka

Pelajar, 2006), hlm. 18.

45 Ahmad Tafsir, Ilmu Pendidikan Dalam Perspektif Islam (Bandung: Remaja

(18)

selanjunya di emban oleh para ulama-ulama sebagai pewaris para Nabi. Istilah guru mengalami perubahan istilah tetapi intinya sama yaitu orang yang mempuanyai pekerjaan mengajar seperti di lingkungan sekolah dasar sampai sekolah menengah guru masih tetap dengan istilah guru. 46

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa guru adalah semua orang tua yang berwenang dan bertanggungjawab untuk membimbing dan membina anak didik, baik secara individual maupun klasikal, di sekolah maupun di luar sekolah.

D. Tugas Guru

Guru sebagai figur seorang pemimpin dan sosok arsitektur yang dapat membentuk jiwa dan watak anak didik, mempunyai kekuasaan untuk membentuk dan membangun kepribadian anak didik menjadi seorang yang berguna bagi agama, nusa, dan bangsa. Guru bertugas mempersiapkan manusia susila yang cakap yang dapat diharapkan membangun dirinya dan membangun bangsa dan negara.47

Jabatan guru memiliki banyak tugas, baik yang terikat oleh dinas maupun di luar dinas dalam bentuk pengabdian. Tugas guru tidak hanya sebagai suatu profesi, tetapi juga sebagai suatu tugas kemanusiaan dan kemasyarakatan. Tugas guru sebagai profesi menuntut kepada guru untuk mengemban profesionalitas diri sesuai perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Mendidik, mengajar, dan melatih anak didik adalah tugas guru

46 Syaiful Bahri Djamarah, Op.Cit., hlm. 13. 47 Ibid., hlm. 32.

(19)

sebagai profesi. Tugas guru sebagai pengajar berarti meneruskan dan mengembangkan nilai-nilai hidup kepada anak didik. Tugas guru sebagai pengajar berarti meneruskan dan mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi kepada anak didik.48

Guru harus menanamkan nilai-nilai kemanusiaan kepada anak didik. Dengan begitu anak didik dididik agar mempunyai sifat kesetiakawanan sosial. Guru harus dapat menempatkan diri sebagai orang tua kedua, dengan mengemban tugas yang dipercayakan orang tua kandung/wali anak didik dalam jangka waktu tertentu. Kegiatan kemasyarakatan merupakan tugas guru yang juga tidak kalah pentingnya. Pada bidang ini guru mempunyai tugas mendidik dan mengajar masyarakat untuk menjadi warga negara Indonesia yang bermoral Pancasila. Memang tidak dapat dipungkiri bila guru mendidik anak didik sama halnya guru mencerdaskan bangsa Indonesia.49

Bila dipahami, maka tugas guru tidak hanya sebatas dinding sekolah, tetapi juga sebagai penghubung antara sekolah dan masyarakat bahkan bila dirinci lebih jauh, tugas guru tidak hanya yang telah disebutkan. Guru dalam mendidik anak didik bertugas, antara lain:50

1. Menyerahkan kebudayaan kepada anak didik berupa kepandaian, kecakapan dan pengalaman-pengalaman;

2. Membentuk kepribadian anak yang harmonis, sesuai cita-cita dan dasar negara Pancasila;

3. Menyiapkan anak menjadi warga negara yang baik. 4. Sebagai perantara dalam belajar;

48

Abdul Mujib, Menjadi Guru Professional (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2006), hlm. 41.

49 Ibid., hlm. 42.

50 M. Uzer Usman, Menjadi Guru Profesional (Bandung: PT Remaja Rosda Karya, 2001)

(20)

5. Membawa anak didik ke arah kedewasaan, pendidik tidak mahakuasa, tidak dapat membentuk anak menurut sekehendaknya; 6. Sebagai penghubung antara sekolah dan masyarakat;

7. Sebagai administrator dan manager; 8. Sebagai perencana kurikulum;

9. Sebagai pemimpin (Guidance worker); 10. Sebagai sponsor dalam kegiatan anak-anak.51

Tugas pendidik dipetakan atas sebagai pendidik, pengajar, fasilitator, pembimbing, pelayan, perancang, pengelola, inovator dan penilai, sebagaimana tabel di bawah ini: 52

Tabel 2.1 Tugas Pokok Guru

No Peran Tugas Pokok

1. Pendidik a. Mengembangkan kepribadian b. Membina budi pekerti

2. Pengajar a. Menyampaikan ilmu pengetahuan

b. Melatih keterampilan dan memberikan panduan atau petunjuk

c. Perpaduan atau petunjuk

d. Perpaduan antara memberikan pengetahuan, bimbingan, dan keterampilan

e. Merancang pengajaran f. Melaksanakan pembelajaran g. Menilai aktivitas pembelajaran 3. Fasilitator a. Memotivasi peserta didik

b. Membantu peserta didik

c. Membimbing peserta didik dalam proses pembelajaran di dalam dan di luar kelas

d. Menggunakan strategi dan metode pembelajaran yang sesuai

e. Menggunakan pertanyaan yang merangsang peserta didik untuk belajar

f. Menyediakan bahan pengajaran

g. Mendorong peserta didik untuk mencari bahan ajar h. Menggunakan ganjaran dan hukuman sebagai alat

pendidikan

51 Syaiful Bahri Djamarah, Op.Cit., hlm. 38.

(21)

4. Pembimbing a. Mewujudkan disiplin

b. Memberikan petunjuk atau bimbingan tentang gaya pembelajaran peserta didik

c. Mencari kekuatan dan kelemahan peserta didik d. Memberikan latihan

e. Memberikan penghargaan kepada peserta didik f. Mengenal permasalahan yang dihadapi peserta didik

dan menemukan cara pemecahannya

g. Membantu peserta didik untuk menemukan bakat dan minat peserta didik (karir di masa depan)

5. Pelayan a. Mengenali perbedaan individual peserta didik b. Memberikan layanan pembelajaran yang nyaman

dan aman sesuai dengan perbedaan individual peserta didik

c. Menyediakan fasilitas pembelajaran dari sekolah seperti ruang belajar, meja, kursi, papan tulis, almari, alat peraga, papan pengumuman

d. Memberikan layanan sumber belajar

6. Perancang a. Menyusun program pengajaran dan pembelajaran berdasarkan kurikulum yang berlaku

b. Menyusun rencana mengajar

c. Menentukan strategi dan metode pembelajaran sesuai dengan konsep PAKEM (pembelajaran aktif, efektif dan menyenangkan)

7. Pengelola a. Melaksanakan administrasi kelas b. Melaksanakan presensi kelas

c. Memilih strategi dan metode mengajar yang efektif d. Meningkatkan kemampuan dan keterampilan dalam

penggunaan strategi dan metode mengajar

8. Inovator a. Mencoba dan menerapkan strategi dan metode pembelajaran yang baru

b. Menyusun tes dan instrument penilaian lain

c. Melaksanakan penilaian terhadap peserta didik secara objektif

d. Mengadakan pembelajaran remedial

e. Mengadakan pengayaan dalam pembelajaran.53

(22)

Secara singkat tugas guru dapat digambarkan melalui bagan berikut.54

Bagan Tugas Guru

54 M. Uzer Usman, Op.Cit., hlm. 8.

MENGAJAR PROFESI Mengembangkan keterampilan dan penerapannya. MELATIH TUGAS GURU

Meneruskan dan mengembangkan nilai-nilai hidup

Menjadi orang tua kedua

KEMANUSIAAN

Autoidentifikasi MENDIDIK

Transformasi diri Auto – pengertian:

Homoludens (manusia sebagai pemain) Homopuber (manusia mengalami transisi) Homosapiens (manusia yang tahu)

KEMASYARAKATAN

Mendidik dan mengajar masyarakat untuk menjadi warga negara Indonesia yang bermoral

Mencerdaskan bangsa Indonesia

Meneruskan dan mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi

(23)

Dengan berbagai definisi sebagiamana terpaparkan di atas, penulis dapat memberikan makna bahwa pendidikan adalah bagian dari upaya proses pemuliaan dan pembentukan moral peserta didik yang berusia muda (produktif) agar tumbuh dan berkembang sesuai dengan fitrahnya. Sedangkan pengajaran adalah lebih menitikberatkan pada aspek transfer of knowledge yakni distribusi pengetahuan baru dan lama bahkan menerawang pengetahuan yang mungkin akan muncul di masa depan (prospektif) dengan harapan bernilai guna untuk kemaslahatan peserta didik bagi dirinya dan lingkungannya. Adapun pelatihan adalah proses pengembangan kepribadian peserta didik agar mampu berbuat sesuai pengetahuan dan pengalaman yang diperoleh untuk diwujudkan dan dipraktekkan dalam kehidupan sehari-hari.

Gambar

Tabel 2.1  Tugas Pokok Guru

Referensi

Dokumen terkait

Konsep Dasar Asuhan Keperawatan 1.. $mplementasi keperawatan. Imp'ementas) d)sesua)&an

PENGEMBANGAN MODUL KOMPUTER AKUNTANSI BERBASIS PENDEKATAN SAINTIFIK UNTUK MENINGKATKAN KEMANDIRIAN BELAJAR SISWA KELAS XI AKUNTANSI SMK NEGERI 1 KARANGANYAR..

Tugas akhir ini bertujuan untuk merekam aktivitas pemrograman yang dilakukan oleh programmer dengan cara mendapatkan keystroke dari user saat edit kode,

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan dan menganalisis pemanfaatan new media dalam komunikasi pemasaran PT Semen Indonesia melalui internet. Penelitian ini

Pada hari ini, Selasa tanggal Dua Puluh Delapan bulan Juni tahun Dua Ribu Enam Belas, kami POKJA Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga Kabupaten Manggarai Tahun Anggaran 2016,

Bagaimana material yang telah diracik menampakkan wujudnya di atas kanvas, bagaimana teknik yang diaplikasikan untuk mewujudkan bentuk tertentu, bagaimana komposisi

Klik bagian button tersebut, maka akan muncul jendela Assign Macro, pada klom macro name kita pilih tulisan Merah, Klik Ok.. Ganti nama Button2 dengan

RPP tersebut telah disusun oleh guru secara rinci, jelas dan mudah dipahami dengan menjabarkan kompetensi inti dan kompetensi dasar serta indikator pencapaian