• Tidak ada hasil yang ditemukan

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Peningkatan Keterampilan Bercerita dengan Menggunakan Model Talking Stick Berbantuan Komik Pada Siswa Kelas 5 SD

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Peningkatan Keterampilan Bercerita dengan Menggunakan Model Talking Stick Berbantuan Komik Pada Siswa Kelas 5 SD"

Copied!
39
0
0

Teks penuh

(1)

47

BAB IV

DESKRIPSI, ANALISIS DATA, DAN PEMBAHASAN

4.1. Deskripsi Data

4.1.1. Deskripsi Kondisi Awal

Sebagai langkah awal penelitian ini, peneliti melakukan observasi sebelum tindakan dilakukan guna mengetahui kondisi awal siswa, baik dalam proses pembelajaran maupun dalam proses kegiatan bercerita. Kondisi awal siswa kelas 5 ini digunakan sebagai acuan peneliti untuk menentukan tindakan yang akan dilakukan selanjutnya dalam setiap siklus. Kegiatan ini dilakukan oleh peneliti sebanyak dua kali, yaitu pada tanggal 26 Januari 2017 dan tanggal 30 Maret 2017.

Pada tanggal 26 Januari 2017, peneliti mengkhususkan pada kegiatan pembelajaran keterampilan bercerita yang dilakukan oleh siswa. Kegiatan dilaksanakan pukul 10.10 WIB, dengan banyaknya siswa yang hadir 38 siswa. Guru memberikan tugas pada hari sebelumnya untuk membaca sebuah bacaan cerita pendek (cerpen) yang telah dibagikan. Tugas siswa yaitu menceritakan kembali isi cerpen menggunakan bahasa mereka sendiri di depan kelas. Guru menunjuk siswa untuk bercerita, mereka boleh menggunakan alat peraga untuk membantu menyampaikan isi cerita. Permasalahan yang timbul ialah ketika mereka bercerita mereka menghafal kata per kata dan tidak menggunaka bahasa mereka sendiri serta beberapa anak masih membawa catatan mereka ke depan untuk membantu dalam bercerita. Sehingga yang terjadi ketika mereka lupa beberapa kalimat dalam cerita, siswa akan berhenti dalam bercerita dan terlihat bingung.

(2)

48 kurangnya percaya diri dari siswa tersebut. Sedangkan berdasarkan nilai kondisi awal yang diperoleh dari penilaian keterampilan bercerita siswa didapatkan nilai rata-rata siswa 70. Nilai ini masih dibawah batas kriteria ketuntasan minimal yang diberlakukan disekolah, yaitu 75. Diketahui bahwa dari 38 siswa, hanya 13 siswa yang sudah tuntas dengan nilai di atas ≥75, sedangkan 25 siswa masih belum mendapat nilai ≤75.

Pada tanggal 31 Maret 2017, peneliti melakukan kembali kegiatan observasi. Kegiatan yang dilakukan adalah pengisian angket pratindakan dan wawancara. Kegiatan ini dilakukan bertujuan untuk melihat penerimaan, tanggapan dan keyakinan siswa dalam penelitian ini.

Gambar 4.1 Kegiatan Siswa Pengisian Angket Prasiklus

Hasil dari angket yang diisi sebelum tindakan dilaksanakan ialah sebagian siswa masih merasa malu, grogi, kurang berminat dalam kegiatan bercerita. Sedangkan berdasarkan hasil wawancara antara peneliti dengan guru sebagian besar siswa masih belum menunjukan keberanian dalam bercerita, mereka cenderung harus ditunjuk agar mau untuk bercerita di depan kelas dan sebagian siswa masih menghafalkan kata per kata. Hasil wawancara antara peneliti dengan siswa, mereka masih malu dalam kegiatan bercerita dan masih merasa kesulitan dalam mengembangkan kalimat sehingga cenderung menghafal.

4.1.2. Deskripsi Tindakan Pembelajaran Siklus I

(3)

49 refleksi bagi peniliti pada tindakan siklus 2. Dalam kegiatan pembelajaran siklus I peneliti melaksanakan 3 kali pertemuan, setiap pertemuan dibagi menjadi 2x35 menit (2 jam pembelajaran). Pertemuan 1 dan 2 dilakukan untuk pembelajaran menggunakan model talking stick berbantuan media komik, sedangkan pertemuan 3 dilakukan untuk tes keterampilan bercerita. Pembelajaran menggunakan model talking stick berbantuan media komik dilakukan 2 kali pada setiap siklus dikareanakan akan lebih efektif dalam peningkatan keterampilan bercerita siswa, dibandingkan hanya 1 kali pertemuan. Pada pertemuan ke 3 hanya dilakukan penilaian saja dikarenakan terbatasnya waktu bila dilakukan pembelajaran terlebih dahulu. Adapun rician tahapan pada siklus I sebagai berikut:

A. Tahap Perencanaan (Planing)

Pada tahap perencanaan ini, peneliti berkolaborasi dengan guru untuk menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) mata pelajaran Bahasa Indonesia pada kelas 5. Peneliti mengambil Kompetensi Dasar (KD) Menyimpulkan isi cerita anak dalam beberapa kalimat. Dalam penelitian ini peneliti membuat instrumen pembelajaran yang terdiri dari lembar observasi siswa, lembar observasi guru dan wawancara, serta peneliti juga mengadopsi dengan memodifikasi instrumen angket dan instrumen penilaian keterampilan cerita milik Anafi (2012). Perangkat lainnya yang disiapkan dalam siklus I adalah komik cerita anak yang berjudul: Karakter Kepedulian, Kepatuhan Pada Peraturan Sosial, dan Karakter Nasionalisme yang dijadikan bahan untuk penelitian di SD Negeri Gendongan 02 Salatiga. Instrumen yang penelitian yang dibuat dan dikembangkan oleh peneliti bertujuan untuk mengetahui keterampilan bercerita, sikap, tanggapan atau respon yang timbul dalam diri siswa tentang pembelajaran.

(4)

50 mampu menceritakan kembali isi cerita dalam komik yang telah dibaca dengan menggunakan kalimat sederhana dan mudah dipahami.

B. Tahap Pelaksanaan (Acting)

Tindakan pembelajaran pada siklus I dilaksanakan tiga pertemuan dengan alokasi waktu 2 jam pembelajaran (2x35 menit) di setiap pertemuannya. Rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) pada pembelajaran siklus I dapat dilihat pada lampiran. Adapun rincian tindakan sebagai berikut: 1) Pertemuan Pertama (Senin, 3 April 2017)

Pertemuan pertama berlangsung selama 2 jam pelajaran (2x35 menit) yang dimulai pukul 7.30 sampai dengan 8.45 WIB. Pokok bahasan yang disampaikan oleh guru adalah tentang pengertian bercerita, unsur-unsur dalam bercerita dan langkah-langkah dalam bercerita. Kegiatan pembelajaran diawali dengan guru membuka pembelajaran melalui apersepsi. Siswa yang hadir pada pertemuan pertama berjumlah 37 siswa dari 38 siswa. Posisi peneliti dalam kegiatan ini ialah sebagai pengamat kegiatan guru dan siswa dalam pembelajaran.

Kegiata pembelajaran selanjutnya guru menyampaikan tujuan pembelajaran, dan menjelaskan konsep penerapan model penerapan model talking stick berbantuan komik yang akan di ajarkan di kegiatan ini guru juga

(5)

51 Saat kegiatan pembelaran Bahasa Indonesia dengan menggunakan model talking stick berbantuan media komik sebagian siswa bersemangat tetapi terdapat juga sebgaian siswa yang masih bingung dalam mengikuti kegiatan pembelajaran. Dalam kegiatan diskusi kelompok, siswa mendiskusikan tentang latar tempat kejadian, tokoh, watak dan amanat dalam cerita komik tersebut, serta pembuatan kerangka yang akan dikembangkan dalam kegiatan bercerita di depan kelas. Namun masih ada anak yang belum berani dan merasa malu saat bercerita di depan kelas.

Gambar 4.2 Aktivitas Guru dan Siswa Ketika Penyampaian Materi

Pada pertemuan pertama ini aktivitas siswa masih kurang dalam mengikuti kegiatan model pembelajaran talking stick, sehingga siswa masih terlihat menghafalkan isi cerita dan terlihat grogi dalam menyampaikan isi cerita.

2) Pertemuan Kedua (Selasa, 4 April 2017)

Pembelajaran pada pertemuan kedua berlangsung selama 2x35 menit (2 jam pembelajaran) yang dimulai dari pukul 9.00 sampai dengan 10.10 WIB. Pertemuan kedua ini merupakan kelanjutan dari pertemuan pertama. Pokok bahasan yang diajarkan sama dengan pertemuan pertama. Kegiatan ini diawali dengan membuka kegiatan pembelajaran dengan apersepsi. Pada pertemuan kedua ini seluruh siswa hadir dengan jumlah siswa 38 siswa.

(6)

52 kemudian memberikan pertanyaan berkaitan materi yang telah disampaikan pada pertemuan sebelumnya. Guru mengulang penjelasan tentang pengertian, unsur dan langkah dalam bercerita guna memperdalam keterampilan bercerita siswa. Setelah kegiatan tersebut, guru menyiapkan stick dan meminta anak untuk menutup bacaan serta mendiskusikan komik yang telah dibaca. Tahap selanjutnya stick akan diberikan kepada siswa dengan diiringi musik dan nyayian. Siswa yang mendapat stick saat lagu berhenti mendapat giliran untuk menceritakan kembali cerita dalam komik yang berjudul Kepatuhan Pada Peraturan Sosial. Setelah selesai menceritakan kembali, stick akan berjalan kembali hingga beberapa kali.

Gambar 4.3 Aktivitas Siswa Membaca Komik dan Berdiskusi

Gambar 4.3 menunjukan aktivitas siswa sedang mebaca komik dan berdiskusi, dalam pertemuan ini berjalan cukup lancar.

Dalam pertemuan kedua ini, siswa mulai terlihat antusias dan semangat dalam kegiatan stick berjalan. Sebagian siswa sudah paham langkah penerapan model talking stick, tetapi masih banyak siswa yang belum mau mempelajari materi yang sudah disampaikan guru. Dalam kegiatan bercerita masih banyak siswa belum mau menutup buku catatan kerangka maupun komik mereka.

3) Pertemuan Ketiga (Jum’at, 7 April 2017)

(7)

53 yang digunakan saat pembelajaran. Sehingga tidak dimungkinkan untuk melakukan pembelajaran dahulu. Pada pertemuan sebelumnya siswa diberikan komik yang harus mereka baca dan pahami. Komik yang digunakan dalam penilaian berjudul Karakter Nasionalisme. Dalam kegiatan ini guru berkolaborasi dengan observer untuk melaksanakan penilaian

Gambar 4.4 Kegiatan Penilaian Keterampilan Bercerita

Gambar 4.4 menunjukan kegiatan siswa bercerita di depan kelas pada sesi penilaian keterampilan bercerita.

Sebelum melakukan penilaian guru bersama siswa membahas unsur instrinsik dalam cerita. Setelah kegiatan tersebut siswa melakukan penilaian dengan cara maju di depan kelas secara acak. Kendala yang terdapat dalam penilaian siklus I, masih banyak siswa yang menghafalkan kata per kata sehingga dalam bercerita masih terbata-bata.

C. Tahap Pengamatan (Observing)

1. Observasi Aktivitas Pembelajaran

(8)

54 langsung dari awal penelitian hingga berakhirnya pelaksanaan kegiatan penelitian.

Selain mengamati aktivitas selama pembelajaran berlangsung, peneliti juga melakukan penilaian keterampilan bercerita siswa. Penilaian keterampilan bercerita yang peneliti lakukan meliputi aspek keterampilan bercerita siswa dalam hal pelafalan, pilihan kata, kelancaran, gaya (ekspresi) dan penghayatan cerita.

Berdasarkan pengamatan observer terhadap aktivitas guru dan aktivitas siswa selama pembelajaran siklus I pertemuan pertama ini diperoleh data sebagai berikut:

Table 4.1

Aktivitas Guru Pertemuan ke 1 Siklus 1 Tahap Metode Talking Stick

Guru Menyiapkan tongkat untuk pembelajaran talking stick

Tahap 2 Pembagian Kelompok

Guru membagi siswa menjadi kelompok √

Tahap 3 Penyampaian Pokok Materi

Guru Menyampaikan pokok materi yang akan diajarkan

Tahap 4

Membaca Materi

Guru memberi kesempatan para kelompok untuk membaca dan mempelajari materi pelajaran

Tahap 5

Diskusi Kelompok

Guru memberi kesempatan siswa untuk berdiskusi dalam kelompok tentang materi yang akan dibahas

Tahap 6

Menutup Bacaan Materi

Guru mempersilahkan siswa untuk menutup isi bacaan

Tahap 7 Mempraktekan Kegiatan Tongkat Berjalan

Guru mengambil tongkat dan

memberikannya kepada salah satu siswa dan tongkat akan berjalan

Tahap 8 Pemberian Pertanyaan

Guru memberi pertanyaan dan kesempatan siswa yang memegang tongkat untuk bercerita

Tahap 9 Pemberian Kesimpulan

Guru memberikan kesimpulan setelah melakukan pembelajaran selesai

Tahap 10 Evaluasi

Guru melakukan evaluasi keterampilan bercerita setelah selesai pembelajaran

(9)

55

Tahap 11 Menutup Pembelajaran

Guru melakukan refleksi bersama siswa tentang pembelajaran yang sudah berlangsung

Namun ada beberapa aspek penilaian yang terlewatkan oleh guru dalam mengajar, yaitu guru tidak meminta peserta didik untuk menutup buku komiknya lalu guru tidak mengajak peserta didik untuk menutup buku serta belum melakukan evaluasi. Kegiatan evalusi belum dilakukan karena akan dilakukan pada pertemuan ketiga. Hal ini akan menjadi evaluasi bagi guru agar lebih efektif dalam pembelajaran selanjutnya.

Tabel 4.2

Aktivitas Siswa pertemuan ke 1 Siklus I Tahap Metode Talking Stick

Siswa mengamati guru dalam dalam penyiapan perlengkapan

Tahap 2 Pembagian Kelompok

Siswa menempatkan diri di kelompoknya masing-masing

Tahap 3 Penyampaian Pokok Materi

Siswa memperhatikan guru dalam menyampaikan pokok materi

Tahap 4

Membaca Materi

Siswa membaca materi bersama kelompoknya

Tahap 5

Diskusi Kelompok

Siswa melakukan kegiatan diskusi bersama kelompoknya

Tahap 6

Menutup Bacaan Materi

Siswa menutup bacaan dan memperhatikan kembali penjelasan guru

Siswa mempraktekan kegiatan tongkat berjalan dengan panduan dari guru

Tahap 8 Pemberian Pertanyaan

Siswa yang memegang tingkat terakhir di beri pertanyaan dan dipersilahkan bercerita di depan kelas

Tahap 9 Pemberian Kesimpulan

Siswa bersama guru menyimpulkan pembelajaran yang sudah di lakukan

(10)

56

Tahap 10 Evaluasi

Siswa melakukan evaluasi dengan dibantu oleh guru

Tahap 11 Menutup Pembelajaran

Siswa melakukan refleksi bersama degan guru tentang pembelajaran yang telah berlangsung

Berdasarkan hasil observasi aktivitas siswa pada pertemuan pertama ini, siswa masih terlihat bingung dan belum mengerti dalam mengikuti aktivitas yang ada dalam penilaian. Hal ini dikarenakan kegiatan yang dilakukan masih baru bagi siswa. Sehingga persentase hasil observasi aktivitas siswa pada siklus I pertemuan pertama ini baru terlaksana 72%.

Kegiatan pengamatan atau observasing pada siklus I pertemuan pertama terhadap kegiatan guru dan siswa ini tidak hanya dilakukan sekali saja, tetapi dilakukan pada setiap pertemuan pembelajaran. Kegiatan ini dilakukan bertujuan untuk melihat perkembangan aktivitas dalam pembelajaran model talking stick berbantuan komik. Kegiatan pengamatan juga bertujuan untuk melihat kegiatan yang belum maksimal saat pembelajaran dilakukan.

Hasil data obeservasi pada pertemuan kedua terhadap aktivitas guru dan siswa diperoleh data sebagai berikut:

Tabel 4.3

Aktivitas Guru Pertemuan ke 2 Siklus I Tahap Metode

Guru Menyiapkan tongkat untuk pembelajaran talking stick

Tahap 2

Pembagian Kelompok

Guru membagi siswa menjadi kelompok

Tahap 3

Penyampaian Pokok Materi

Guru Menyampaikan pokok materi yang akan diajarkan

Tahap 4

Membaca Materi

Guru memberi kesempatan para kelompok untuk membaca dan mempelajari materi pelajaran

Tahap 5

Diskusi Kelompok

Guru memberi kesempatan siswa untuk berdiskusi dalam kelompok tentang materi yang akan dibahas

(11)

57

Tahap 6

Menutup Bacaan Materi

Guru mempersilahkan siswa untuk menutup isi bacaan

Tahap 7 Mempraktekan Kegiatan Tongkat Berjalan

Guru mengambil tongkat dan memberikannya kepada salah satu siswa dan tongkat akan berjalan

Tahap 8

Pemberian Pertanyaan

Guru memberi pertanyaan dan kesempatan siswa yang memegang tongkat untuk bercerita

Tahap 9

Pemberian Kesimpulan

Guru memberikan kesimpulan setelah melakukan pembelajaran selesai

Tahap 10 Evaluasi

Guru melakukan evaluasi

keterampilan bercerita setelah selesai pembelajaran

Tahap 11

Menutup Pembelajaran

Guru melakukan refleksi bersama siswa tentang pembelajaran yang sudah berlangsung

Berdasarkan data hasil observasi aktivitas guru pada pertemuan kedua, diperoleh persentase 81%. Kegiatan pada pertemuan kedua guru masih terkendala saat melakukan kegiatan mempersilahakan anak untuk menutup buku. Pada kegiatan ini guru masih lupa dalam melakukan kegiatan tersebut. Sedangkan hasil observasi pada pertemuan kedua terhadap aktivitas siswa diperoleh data sebagai berikut:

Tabel 4.4

Aktivitas Siswa Pertemuan Ke 2 Siklus I Tahap Metode

Siswa mengamati guru dalam dalam penyiapan perlengkapan

Tahap 2 Pembagian Kelompok

Siswa menempatkan diri di kelompoknya masing-masing

Tahap 3

Penyampaian Pokok Materi

Siswa memperhatikan guru dalam menyampaikan pokok materi

Tahap 4

Membaca Materi

Siswa membaca materi bersama kelompoknya

Tahap 5

Diskusi Kelompok

Siswa melakukan kegiatan diskusi bersama kelompoknya

(12)

58

Tahap 6

Menutup Bacaan Materi

Siswa menutup bacaan dan memperhatikan kembali penjelasan guru

Siswa mempraktekan kegiatan tongkat berjalan dengan panduan dari guru

Tahap 8 Pemberian Pertanyaan

Siswa yang memegang tingkat terakhir di beri pertanyaan dan dipersilahkan bercerita di depan kelas

Tahap 9 Pemberian Kesimpulan

Siswa bersama guru menyimpulkan pembelajaran yang sudah di lakukan

Tahap 10 Evaluasi

Siswa melakukan evaluasi dengan dibantu oleh guru

Tahap 11 Menutup Pembelajaran

Siswa melakukan refleksi bersama degan guru tentang pembelajaran yang telah berlangsung

Berdasarkan hasil observasi aktivitas siswa pada pertemuan kedua, didapatkan data bahwa sebagian besat siswa masih belum menutup komik mereka. Siswa masih cenderung membaca kembali komik mereka saat salah satu teman mereka maju ke depan untuk bercerita. Sehingga persentase mereka masih sama dengan pertemuan pertama yaitu 72%.

Pada siklus I pertemuan ketiga, peneliti memfokuskan pada penilaian keterampilan bercerita saja. Sehingga tidak melakukan aktivitas pada model pembelajaran talking stick berbantuan media komik. Maka dapat diperlohe data sebagai berikut:

Tabel 4.5

Aktivitas Guru Pertemuan ke 3 Siklus I Tahap Metode

Guru Menyiapkan tongkat untuk pembelajaran talking stick

Tahap 2

Pembagian Kelompok

Guru membagi siswa menjadi kelompok

Tahap 3

Penyampaian Pokok Materi

Guru Menyampaikan pokok materi yang akan diajarkan

Tahap 4

Membaca Materi

Guru memberi kesempatan para kelompok untuk membaca dan

(13)

59

mempelajari materi pelajaran Tahap 5

Diskusi Kelompok

Guru memberi kesempatan siswa untuk berdiskusi dalam kelompok tentang materi yang akan dibahas

Tahap 6

Menutup Bacaan Materi

Guru mempersilahkan siswa untuk menutup isi bacaan

Tahap 7 Mempraktekan Kegiatan Tongkat Berjalan

Guru mengambil tongkat dan memberikannya kepada salah satu siswa dan tongkat akan berjalan

Tahap 8

Pemberian Pertanyaan

Guru memberi pertanyaan dan kesempatan siswa yang memegang tongkat untuk bercerita

Tahap 9

Pemberian Kesimpulan

Guru memberikan kesimpulan setelah melakukan pembelajaran selesai

Tahap 10 Evaluasi

Guru melakukan evaluasi keterampilan bercerita setelah selesai pembelajaran

Tahap 11

Menutup Pembelajaran

Guru melakukan refleksi bersama siswa tentang pembelajaran yang sudah berlangsung

Seperti yang sudah dijelaskan di atas, pada pertemuan ketiga guru hanya melakukan evalusi pada keterampilan bercerita saja. Sehingga dapat diperoleh persentase 9% dalam kegiatan evaluasi. Begitu juga terhadap hasil observasi aktivitas siswa pada pertemuan ketiga, siswa hanya melakukan kegiatan evaluasi siklus I, maka data yang diperoleh sebagai berikut:

Tabel 4.6

Aktivitas Siswa Pertemuan ke 3 Siklus I Tahap Metode

Siswa mengamati guru dalam dalam penyiapan perlengkapan

Tahap 2

Pembagian Kelompok

Siswa menempatkan diri di kelompoknya masing-masing

Tahap 3

Penyampaian Pokok Materi

Siswa memperhatikan guru dalam menyampaikan pokok materi

(14)

60

Tahap 4

Membaca Materi

Siswa membaca materi bersama kelompoknya

Tahap 5

Diskusi Kelompok

Siswa melakukan kegiatan diskusi bersama kelompoknya

Tahap 6

Menutup Bacaan Materi

Siswa menutup bacaan dan memperhatikan kembali penjelasan guru

Siswa mempraktekan kegiatan tongkat berjalan dengan panduan dari guru

Tahap 8

Pemberian Pertanyaan

Siswa yang memegang tingkat terakhir di beri pertanyaan dan dipersilahkan bercerita di depan kelas

Tahap 9

Pemberian Kesimpulan

Siswa bersama guru menyimpulkan pembelajaran yang sudah di lakukan

Tahap 10 Evaluasi

Siswa melakukan evaluasi dengan dibantu oleh guru

Tahap 11

Menutup Pembelajaran

Siswa melakukan refleksi bersama degan guru tentang pembelajaran yang telah berlangsung

Berdasarkan tabel aktivitas siswa pada pertemuan ketiga diperoleh hasil persentase 9%. Seperti yang telah diutarakan peneliti sebelumnya bahwa pada pertemuan ketiga hanya melakukan aktivitas evalusi sehingga tidak melakukan kegitan pembelajaran model talking stick berbantuan media komik.

2. Penilaian Keterampilan Bercerita Siklus I

Penilaian keterampilan bercerita siklus I dilakukan pada pertemuan ketiga, yaitu pada hari Jum’at 7 April 2017. Penilaian akhir siklus I ini dimulai dari pukul 7.30 sampai dengan pukul 08.45 WIB. Kegiatan ini dimulai dengan memberikan kesempatan untuk siswa membaca kembali komik dan mempelajari kerangka cerita yang telah mereka buat.

(15)

61 oleh peneliti dalam melakukan penilaian terhadap siswa. Komik yang akan digunakan dalam penilaian yaitu Karakter Nasionalisme.

Berdasarkan data penlilaian siklus I keterampilan bercerita siswa kelas 5 SD Negeri Gendongan 2 Salatiga didapatkan hasil sebagai berikut:

Tabel 4.7

Hasil Penilaian Keterampilan Bercerita Siklus I

(16)

62

31 R J N 3 3 3 2 3 14 70

32 R S P 3 4 4 2 3 16 80

33 Y D P K 3 4 3 3 3 16 80

34 Z P 3 3 3 2 4 15 75

35 G I J 4 4 3 2 3 16 80

36 R P 3 3 3 3 3 15 75

37 Z A 3 3 4 2 4 16 80

38 B Ar 3 3 3 3 3 15 75

Jumlah 558 2790

Rata-rata 14.68 75.26

Berdasarkan tabel di atas siswa yang telah tuntas yaitu 33 siswa dengan nilai diatas KKM 75. Sedangkan siswa yang belum tuntas terdapat 5 siswa dengan nilai di bawah KKM 75. Pada saat penilaian keterampilan bercerita pada siklus I, sebagian sudah dapat bercerita degan baik namun masih terdapat siswa yang menghafalkan kalimat dalam komik. Permasalahan lain yang timbul beberapa siswa masih belum menggunakan gaya (ekspresi) dengan baik. Dalam kegiatan penilaian keterampilan bercerita mendapat rata-rata nilai 75,26, nilai tersebut telah memenuhi nilai KKM yang ditetapkan oleh sekolah.

D. Tahap Refleksi (Reflection)

Pada kegiatan pembelajaran siklus I, peneliti telah menganalisis data yang didaptkan dari hasil observasi aktivitas guru, aktivitas siswa dan penilaian keterampilan bercerita siswa kelas 5. Maka diperoleh hasil analisis kegiatan refleksi sebagai berikut:

1. Aktivitas siswa

a. Beberapa siswa masih melihat catatan dan komik kembali ketika kegiatan bercerita.

(17)

63 2. Aktivitas Guru

a. Guru kurang mengkondisikan siswa untuk menutup catatan atau komik ketika kegiatan bercerita.

b. Guru kurang mengkondisikan siswa agar tidak menghafal tetapi memahi isi cerita

c. Guru kurang mengkondisikan agar menyampaikan amanat dalam cerita komik.

Melihat analisis hasil refleksi, masih terdapat kekurangan yang terjadi pada siklus I, yaitu siswa yang masih melihat buku catatan dan komik yang disediakan dikarenakan kurangnya waktu yang diberikan dalam membaca komik, sehingga guru pun belum dapat mengkondisikan kegiatan tersebut. Siswa yang masih menghafalkan kata per kata pada komik dikarenakan menurut siswa lebih efektif dibandingkan memahami isi bacaan. Kekurangan pada pembelajaran siklus I selanjutnya siswa tidak menyampaikan amanat, ini dikarenakan siswa tidak memahami semua isi cerita dan hanya menghafalkan sehingga yang terjadi mereka melupakan amanat.

Berdasarkan data nilai siswa pada penilaian keterampilan bercerita siswa siklus I, memperoleh rata-rata 75,26. Nilai tersebut sudah mencapai KKM 75 namun masih terdapat 5 siswa yang belum mencapai nilai KKM. Ini menunjukan baru 86% siswa saja yang berhasil, sudah mencapai target yang ditetapkan yaitu 80%. Persentase tersebut memang sudah mencapai indikator keberhasilan yang ditetapkan oleh peneliti, namun masih terdapat beberapa aspek yang belum terpenuhi. Aspek yang belum tercapai ialah gaya (ekspresi), pilihan kata dan penghayatan cerita. Pada aspek pilihan kata siswa masih cenderung tidak ada variasi dalam bercerita mereka hanya menghafal kalimat dalam cerita komik. Sedangkan aspek gaya (ekspresi), siswa kurang eksprektif dalam bercerita. Pada aspek penghayatan cerita siswa juga belum menunjukan menghayati cerita dengan baik, terbukti saat bercerita mereka kurang sesuai dengan isi cerita dan melupakan amanat pada isi cerita.

(18)

64 keterampilan bercerita siklus I, maka diperlukan adanya siklus selanjutnya. Refleksi yang dilakukan baik dalam observasi maupun penilaian akan menjadi dasar dari pelaksanaan siklus II. Pada siklus II masih menggunakan media yang sama yaitu komik tetapi dengan judul yang berbeda. Agar hasil yang diperoleh pada siklus II meningkat peneliti merancang perbaikan yang akan diajarkan dalam pembelajaran. Rencana perbaikan perbaikan pada kegiatan pembelajaran siklus II sebagai berikut:

1. Guru memberikan arahan dan mengkondisikan siswa agar menutup catatan ataupun kerangka yang telah mereka buat serta memberikan waktu tambahan dalam membaca komik.

2. Guru memotivasi siswa agar dalam bercerita menggunakan kata-kata mereka sendiri dan tidak menghafal.

3. Guru memberikan arahan dan mengkondisikan siswa agar menyampaikan amanat dalam cerita saat bercerita di depan kelas.

4.1.3. Deskripsi Tindakan Pembelajaran Siklus II

A. Tahap Perencanaan (Planing)

Perencanaan tindakan pada siklus II hampir sama dengan perencanaan tindakan siklus I. Pelaksanaan tindakan ini dilakukan dengan memperhatikan hasil refleksi pada siklus I. Kekurangan-kekurangan yang terjadi pada pelaksanaan tindakan siklus I akan diperbaiki pada pelaksanaan tindakan siklus II. Peneliti memberikan perlakuan yang lebih maksimal saat pembelajaran pada setiap pertemuan pada siklus II agar hasil yang diperoleh lebih maksimal.

(19)

65 sendiri dalam bercerita dan hasil penilaian keterampilan bercerita siswa semakin meningkat dibandingkan dengan siklus I yaitu sesuai dengan target pencapaian penilaian.

B. Tahap Pelaksanaan (Acting)

Tindakan pembelajaran pada siklus II ini delaksanakan dalam 3 pertemuan dengan alokasi 2x35 menit (2 jam pelajaran). Adapun rincian pembelajaran tiap pertemuan sebagai berikut:

1. Pertemuan Keempat (Senin, 10 April 2017)

Pertemuan pertama pada siklus II berlangsung selama 2x35 menit (2 jam pelajaran) yang dimulai dari jam 7.30-8.45 WIB. Kegiatan pembelajaran dimulai dengan membuka dengan apersepsi tentang materi yang sudah dipelajari pada pertemuan sebelumnya. Pada pertemuan pertama di siklus II ini siswa yang hadir berjumlah 38 siswa.

Kegiatan selanjutnya guru mengkondisikan dan memotivasi siswa agar pertemuan proses pembelajaran lebih baik lagi dari pada pertemuan sebelumnya. Setelah mengkondisikan dan memotivasi siswa, guru menyampaikan kembali tujuan pembelajaran yang akan dicapai. Kemudian guru mengulang kembali materi yang akan disampaikan, yaitu tentang pengertian bercerita, aspek dan langkah dalam bercerita. Kegiatan ini diulang kembali pada siklus II diharapkan agar siswa lebih mengerti tentang aspek keterampilan bercerita.

Gambar 4.5 Aktivitas Guru Menyiapkan Tongkat

(20)

66 Kemudian, guru memberikan kesempatan untuk berdiskusi bersama kelompoknya. Setelah itu, guru menanyakan isi dalam cerita. Kegiatan selanjutnya tongkat akan berjalan dengan iringan lagu dan nyanyian siswa, siswa yang mendapatkan tongkat pada saat lagu dan nyanyian berakhir maka dipersilahkan maju ke depan dan menceritakan kembali isi cerita ang telah merak baca. Kegiatan akan berlanjut hingga beberapa kali. Pada pertemuan pertama siklus II siswa terlihat lenih menikmati proses pembelajaran karena sudah terbiasa dan menyukai proses pembelajaran. Setelah selesai kegiatan bercerita guru bersama siswa menyimpulkan pembelajaran.

Gambar 4.6 Aktivitas Bercerita Di Depan Kelas

Gambar 4.6 menunjukan aktivitas siswa bercerita di depan kelas ketika mendapatkan kesempatan memperoleh tongkat

2. Pertemuan Kelima (Selasa, 11 April 2017)

Pertemuan kelima sama halnya dengan pertemuan sebelumnya yang berlangsung selama 2x35 menit (2 jam pelajaran) yang dimulai pukul 9.00 sampai dengan 10.10 WIB. Pada pertemuan kelima siswa yang hadir berjumlah 37 siswa. Selanjutnya guru menyampaikan apersepsi dan menyampaikan tujuan pembelajaran.

(21)

67 bagaimana langkah dan cara bercerita yang baik dan benar. Selanjutnya guru menyiapkan tongkat dan mempersilahkan siswa untuk membaca komik yang berjudul Karakter Suka Menolong. Setelah membaca cerita, siswa diarahkan untuk berdiskusi dan membuat kerangka cerita. Guru memberikan pertanyaan sekitar cerita dalam komik.

Gambar 4.7 Aktivitas Siswa Mengoper Tongkat

Kegiatan selanjutnya guru memberikan stick (tongkat) ke salah satu siswa untuk mengoperalihkan stick tersebut dengan diiringi musik dan nyanyian. Siswa yang mendapat tongkat ketika musik dan nyayian berhenti dipersilahkan untuk menceritakan isi komik di depan kelas. Dalam kegiatan bercerita siswa sudah lancar dan menghayati. Stick berjalan kembali hingga beberapa kali. Dalam proses pembelajaran model talking stick berbantuan komik ini siswa terlihat lebih semangat dan senang.

3. Pertemuan Keenam (Kamis, 13 April 2017)

(22)

68 Gambar 4.8 Aktivitas Penilaian Keterampilan Bercerita

Dalam kegiatan penilaian ini, siswa sudah dibagikan komik pada pertemuan sebelumnya, komik berjudul Karakter Bertanggung Jawab. Dalam penilaian guru dibantu oleh peneliti dalam menilai siswa. Siswa akan dipanggil satu per satu secara acak. Siswa dalam kegiatan ini sangat meningkatkan, banyak siswa yang membuat media untuk digunakan dalam bercerita. Kegiatan siswa bercerita juga sangat meningkat, terbukti dari mereka bercerita mereka sudah menggunakan ekpresi yang pas dan sangat menghayati cerita.

Gambar 4.9 Kegiatan Penilaian Keterampilan Bercerita Siswa Menggunakan Media

(23)

69

C. Tahap Pengamatan (Observing)

1. Observasi Aktivitas Pembelajaran

Ketigiatan observasi dilaksanakan dengan mengmati seluruh aktivitas guru dan aktivitas siswa selama kegiatan berlangsung. Dalam pengamatan ini peneliti bertindak sebagai observer. Berdasarkan pengamatan terhadap aktivitas guru dan aktivitas siswa dalam pemebelajaran siklusi II pertemuan ke 4 ini diperoleh data sebagi berikut:

Tabel 4.8

Aktivitas Guru Pertemuan Ke 4 Siklus II Tahap Metode Talking Stick

Guru Menyiapkan tongkat untuk pembelajaran talking stick

Tahap 2 Pembagian Kelompok

Guru membagi siswa menjadi kelompok √

Tahap 3 Penyampaian Pokok Materi

Guru Menyampaikan pokok materi yang akan diajarkan

Tahap 4

Membaca Materi

Guru memberi kesempatan para kelompok untuk membaca dan mempelajari materi pelajaran

Tahap 5 Diskusi Kelompok

Guru memberi kesempatan siswa untuk berdiskusi dalam kelompok tentang materi yang akan dibahas

Tahap 6

Menutup Bacaan Materi

Guru mempersilahkan siswa untuk menutup isi bacaan

Tahap 7 Mempraktekan Kegiatan Tongkat Berjalan

Guru mengambil tongkat dan

memberikannya kepada salah satu siswa dan tongkat akan berjalan

Tahap 8 Pemberian Pertanyaan

Guru memberi pertanyaan dan kesempatan siswa yang memegang tongkat untuk bercerita

Tahap 9 Pemberian Kesimpulan

Guru memberikan kesimpulan setelah melakukan pembelajaran selesai

Tahap 10 Evaluasi

Guru melakukan evaluasi keterampilan bercerita setelah selesai pembelajaran

Tahap 11 Menutup

Guru melakukan refleksi bersama siswa tentang pembelajaran yang sudah

(24)

70

Pembelajaran berlangsung

Hasil observasi aktivitas guru pada siklus II pertemuan keempat sudah berjalan sesuai dengan aspek penilaian yang sudah dibuat, tetapi belum melakukan evaluasi. Ini dikarenakan evaluasi dilakukan pada pertemuan keenam siklus II. Sehingga persentase keberhasilan pelaksanaan model talking stick berbantuan komk yaitu 90%

Sedangkan hasil observasi aktivitas siswa pada siklus II pertemuaan keempat sudah mengalami perbaikan karena sudah mulai terbiasa dalam kegiatan ini, sehingga data yang didapat sebagai berikut:

Tabel 4.9

Aktivitas Siswa Pertemuan Ke 4 Siklus II Tahap Metode

Talking Stick

Indikator Ya Tidak

Tahap 1

Menyiapkan Perlengkapan Talking Stick

Siswa mengamati guru dalam dalam penyiapan perlengkapan

Tahap 2

Pembagian Kelompok

Siswa menempatkan diri di kelompoknya masing-masing

Tahap 3

Penyampaian Pokok Materi

Siswa memperhatikan guru dalam menyampaikan pokok materi

Tahap 4

Membaca Materi

Siswa membaca materi bersama kelompoknya

Tahap 5

Diskusi Kelompok

Siswa melakukan kegiatan diskusi bersama kelompoknya

Tahap 6

Menutup Bacaan Materi

Siswa menutup bacaan dan memperhatikan kembali

Siswa mempraktekan kegiatan tongkat berjalan dengan panduan dari guru

Tahap 8

Pemberian Pertanyaan

Siswa yang memegang tingkat terakhir di beri pertanyaan dan dipersilahkan bercerita di depan kelas

Tahap 9

Pemberian Kesimpulan

Siswa bersama guru

menyimpulkan pembelajaran yang sudah di lakukan

Tahap 10 Evaluasi

Siswa melakukan evaluasi dengan dibantu oleh guru

Tahap 11

Menutup Pembelajaran

Siswa melakukan refleksi bersama degan guru tentang pembelajaran yang telah

(25)

71

berlangsung

Pada aktivitas siswa pertemuan keempat siklus II sudah mengalami peningkatan dengan persentase 90%. Sama halnya dengan siklus I, kegiatan ini tidak dilakukan sekali saja, tetapi pada setiap pertemuan yang dalam siklus II.

Pada pertemuan kelima kegiatan pengamatan dilaksanakan semua aktivitas selama pembelajaran berlangsung dengan objek siswa dan guru. Berdasarkan pengamatan terhadap guru dan siswa diperoleh data sebgai berikut:

Tabel 4.10

Aktivitas Guru Pertemuan Ke 5 Siklus II Tahap Metode

Guru Menyiapkan tongkat untuk pembelajaran talking stick

Tahap 2 Pembagian Kelompok

Guru membagi siswa menjadi kelompok

Tahap 3

Penyampaian Pokok Materi

Guru Menyampaikan pokok materi yang akan diajarkan

Tahap 4

Membaca Materi

Guru memberi kesempatan para kelompok untuk membaca dan mempelajari materi pelajaran

Tahap 5

Diskusi Kelompok

Guru memberi kesempatan siswa untuk berdiskusi dalam kelompok tentang materi yang akan dibahas

Tahap 6

Menutup Bacaan Materi

Guru mempersilahkan siswa untuk menutup isi bacaan

Tahap 7 Mempraktekan Kegiatan Tongkat Berjalan

Guru mengambil tongkat dan memberikannya kepada salah satu siswa dan tongkat akan berjalan

Tahap 8 Pemberian Pertanyaan

Guru memberi pertanyaan dan kesempatan siswa yang memegang tongkat untuk bercerita

Tahap 9 Pemberian Kesimpulan

Guru memberikan kesimpulan setelah melakukan pembelajaran selesai

Tahap 10 Evaluasi

Guru melakukan evaluasi keterampilan bercerita setelah selesai pembelajaran

(26)

72

Tahap 11 Menutup Pembelajaran

Guru melakukan refleksi bersama siswa tentang pembelajaran yang sudah berlangsung

Hasil observasi guru pada siklus II pertemuan kelima sama dengan pertemuan sebelumnya, sudah sesuai dengan aspek penilaian model talking stick berbantuan komik. Hal ini dapat diketahui dengan melihat persentase keberhasilan yaitu 90%. Sedangkan hasil pengamatan aktivitas siswa pada pertemuan kelima yaitu:

Tabel 4.11

Aktivitas Siswa Pertemuan Ke 5 Siklus II Tahap Metode

Siswa mengamati guru dalam dalam penyiapan perlengkapan

Tahap 2 Pembagian Kelompok

Siswa menempatkan diri di kelompoknya masing-masing

Tahap 3

Penyampaian Pokok Materi

Siswa memperhatikan guru dalam menyampaikan pokok materi

Tahap 4

Membaca Materi

Siswa membaca materi bersama kelompoknya

Tahap 5

Diskusi Kelompok

Siswa melakukan kegiatan diskusi bersama kelompoknya

Tahap 6

Menutup Bacaan Materi

Siswa menutup bacaan dan memperhatikan kembali penjelasan guru

Siswa mempraktekan kegiatan tongkat berjalan dengan panduan dari guru

Tahap 8 Pemberian Pertanyaan

Siswa yang memegang tingkat terakhir di beri pertanyaan dan dipersilahkan bercerita di depan kelas

Tahap 9 Pemberian Kesimpulan

Siswa bersama guru menyimpulkan pembelajaran yang sudah di lakukan

Tahap 10 Evaluasi

Siswa melakukan evaluasi dengan dibantu oleh guru

Tahap 11 Menutup Pembelajaran

Siswa melakukan refleksi bersama degan guru tentang pembelajaran yang telah berlangsung

(27)

73

Dari data tersebut dapat kita ketahui bahwa siswa sudah mengalami peningkatan tiap pertemuannya. Siswa terlihat menikmati dalam setiap pembelajaran yang dilakukan oleh guru. Hal ini terlihat dari persentase yaitu 90%.

Pada pertemuan keenam siklus II, peneliti memfokuskan pada penilaian keterampilan bercerita saja. Seperti yang telah dijelaskan pada siklus I, guru hanya melakukan penilaian keterampilan bercerita saja dan tidak melakukan pembelajaran. Maka data yang didapat sebagai berikut:

Tabel 4.12

Aktivitas Guru Pertemuan Ke 6 Siklus II Tahap Metode Talking Stick

Guru Menyiapkan tongkat untuk pembelajaran talking stick

Tahap 2 Pembagian Kelompok

Guru membagi siswa menjadi kelompok √

Tahap 3 Penyampaian Pokok Materi

Guru Menyampaikan pokok materi yang akan diajarkan

Tahap 4

Membaca Materi

Guru memberi kesempatan para kelompok untuk membaca dan mempelajari materi pelajaran

Tahap 5

Diskusi Kelompok

Guru memberi kesempatan siswa untuk berdiskusi dalam kelompok tentang materi yang akan dibahas

Tahap 6

Menutup Bacaan Materi

Guru mempersilahkan siswa untuk menutup isi bacaan

Tahap 7 Mempraktekan Kegiatan Tongkat Berjalan

Guru mengambil tongkat dan

memberikannya kepada salah satu siswa dan tongkat akan berjalan

Tahap 8 Pemberian Pertanyaan

Guru memberi pertanyaan dan kesempatan siswa yang memegang tongkat untuk bercerita

Tahap 9 Pemberian Kesimpulan

Guru memberikan kesimpulan setelah melakukan pembelajaran selesai

(28)

74

Tahap 10 Evaluasi

Guru melakukan evaluasi keterampilan bercerita setelah selesai pembelajaran

Tahap 11 Menutup Pembelajaran

Guru melakukan refleksi bersama siswa tentang pembelajaran yang sudah berlangsung

Hasil observasi aktivitas guru selam proses pembelajaran berlangsung pada siklus II pertemuan keenam ini mendapatkan persentase 9%. Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, data di atas sangat sedikit dikarenakan hanya melakukan kegiatan evaluasi saja. Sama halnya dengan aktivitas guru, aktivitas siswa pun sama hanya melakukan kegiatan evaluasi saja, maka diperoleh data sebagai berikut:

Tabel 4.13

Aktivitas Siswa Pertemuan Ke 6 Siklus II Tahap Metode Talking Stick

Siswa mengamati guru dalam dalam penyiapan perlengkapan

Tahap 2 Pembagian Kelompok

Siswa menempatkan diri di kelompoknya masing-masing

Tahap 3 Penyampaian Pokok Materi

Siswa memperhatikan guru dalam menyampaikan pokok materi

Tahap 4

Membaca Materi

Siswa membaca materi bersama kelompoknya

Tahap 5

Diskusi Kelompok

Siswa melakukan kegiatan diskusi bersama kelompoknya

Tahap 6

Menutup Bacaan Materi

Siswa menutup bacaan dan

memperhatikan kembali penjelasan guru

Tahap 7 Mempraktekan Kegiatan Tongkat Berjalan

Siswa mempraktekan kegiatan tongkat berjalan dengan panduan dari guru

Tahap 8 Pemberian Pertanyaan

Siswa yang memegang tingkat terakhir di beri pertanyaan dan dipersilahkan bercerita di depan kelas

Tahap 9 Pemberian Kesimpulan

Siswa bersama guru menyimpulkan pembelajaran yang sudah di lakukan

Tahap 10 Evaluasi

Siswa melakukan evaluasi dengan dibantu oleh guru

(29)

75

Tahap 11 Menutup Pembelajaran

Siswa melakukan refleksi bersama degan guru tentang pembelajaran yang telah berlangsung

Berdasar data observasi aktivitas siswa diperoleh persentase sebesar 9%. Seperti yang telah disampaikan tadi bahwa kegiatan pembelajaran tidak dilaksanakan tetapi langsung melakukan kegiatan evaluasi.

2. Penilaian Keterampilan Bercerita Sikluk II

Penilaian keterampilan bercerita siklus II dilakukan pada pertemuan ketiga, yaitu hari Kamis 13 April 2017. Dalam pertemuan ini guru melakukan penilaian keterampilan bercerita dengna dibantu oleh peneliti. Proses penilaian keterampilan bercerita pada siklus II sama dengan penilaian pada siklus I. Guru memanggil secara acak satu per satu siswa. Komik yang digunakan dalam penilaian yaitu Karakter Bertanggung Jawab. Penilaian yang akan digunakan meliputi aspek pelafalan, pilihan kata, gaya (ekspresi), penghayatan cerita.

Berdasarkan data penilaian siklus II keterampilan bercerita siswa kelas 5 SD Negeri Gendonggan 2 Salatiga diperoleh hasil sebagai berikut:

Table 4.14

Penilaian Keterampilan Bercerita Siklus II

(30)

76

11 B S R 4 3 4 3 3 17 85

12 B A 4 3 4 2 3 16 80

13 C A P 4 3 4 3 3 17 85

14 C P 4 4 4 2 3 17 85

15 C R A 4 4 2 2 3 15 75

16 C D A 3 4 4 4 3 18 90

17 C L E 3 4 4 2 3 16 80

18 D Y K 3 3 4 2 3 15 75

19 E R D 4 4 4 3 4 19 95

20 F A A 4 4 4 3 3 18 90

21 F P 4 4 4 3 3 18 90

22 F M 4 4 4 4 3 19 95

23 F S 3 4 4 3 3 17 85

24 G R P A 4 4 4 3 3 18 90

25 M A S U 3 4 4 3 3 17 85

26 M A R 4 4 4 3 3 18 90

27 M F Y N 4 4 4 3 3 18 90

28 M I R M 3 4 4 3 3 17 85

29 N Z F 3 4 4 3 3 17 85

30 R A 4 4 4 4 3 19 95

31 R J N 4 3 4 3 2 16 80

32 R S P 4 3 3 4 3 17 85

33 Y D P K 4 4 4 4 3 19 95

34 Z P 4 4 4 3 3 18 90

35 G I J 3 4 3 4 3 17 85

36 R P 3 4 4 3 4 18 90

37 Z A 3 4 4 4 4 19 95

38 B Ar 3 4 4 3 3 17 85

Jumlah 658 3290

Rata-rata 17 87

Hasil penilaian keterampilan bercerita di atas menunjukan bahwa seluruh siswa mendapatkan nilai di atas KKM 75. Kemampuan dalam penyampaian cerita siswa sudah sangat baik. Beberapa siswa bahkan menggunakan media buatan mereka sendiri dalam bercerita. Hal ini membuktikan keterampilan bercerita siswa pada siklus II ini mengalami peningkatan dibandingkan dengan hasil penilaian keterampilan bercerita siklus I.

D. Tahap Refleksi (Reflection)

(31)

77 aktivitas siswa dan penilaian keterampilan bercerita siswa. Maka dari itu diperoleh hasil analisis kegiatan refleksi pada siklus II bahwa dalam pelaksanaan proses pembelajaran, model yang digunakan guru pada setiap tindakan pembelajaran sudah sesuai yaitu model pembelajaran talking stick berbantuan media komik. Dalam pembelajaran ini, semua tahapan dan langkah-langkahnya sudah sesuai dan berjalan dengan baik. Pembelajaran keterampilan bercerita dengan penerapan model talking stivk berbantuan media komik dapat membantu siswa dalam pembelajaran, hasilnya keterampilan bercerita siswa mengalami peningkatan.

4.2. Analisis Data

Analisis data adalah tahapan yang dimulai dalam penelaahan berbagai sumber yang digunakan peneliti dalam penelitian ini. Diantaranya sebagai berikut: 1. Data Hasil Angket Siswa

Angket dalam penilitian ini digunakan pada pratindakan dan setelah pasca tindakan pada siswa. Berdasarkan data yang diperoleh dari lembar angket yang diberikan sebelum pemberian tindakan atau prasiklus, ditunjukkan bahwa sebagian siswa masih merasa malu, grogi, kurang berminat dan masih kesulitan dalam kegiatan bercerita. Terbukti pada jawaban siswa di angket nomor 4 tentang ketertarikan terhadap pembelajaran, hanya ada 12 siswa yang tertarik terhadap kegiatan cerita. Sedangkan pilihan jawaban pada angket nomor 8 yang berisi respon siswa ketika bercerita di depan kelas, ada 33 siswa memilih “Ya”, yang artinya, siswa masih merasa malu, grogi dan tidak mempunyai ide cerita. Angket Prasiklus dapat dilihat pada Tabel 4.15.

Tabel 4.15

Hasil Angket Pratindakan

No Pilihan Jawaban Siswa

Ya Tidak

Frekuensi Persentase (%) Frekuensi Persentase (%)

1 34 89 4 11

2 38 100 0 0

(32)

78

4 12 32 26 68

5 6 16 32 84

6 30 79 8 21

7 11 29 27 71

8 33 87 5 13

9 27 71 11 29

10 24 63 14 37

Setelah diberikan tindakan pembelajaran model Talking Stick berbantuan media komik, siswa menunjukkan respon yang berbeda dari prasiklus, yaitu siswa merasa tenang, merasa antusias dan berminat dalam pembelajaran bercerita serta sebagian besar sudah tidak lagi merasa malu dan grogi. Hasil angket menunjukan bahwa 38 siswa atau 100% dari keseluruhan jumlah siswa kelas 5 menyatakan pembelajaran keterampilan bercerita dengan menggunakan model talking stick berbantuan media komik memberikan kesan positif bagi mereka. Terbukti pada pilihan jawaban siswa di angket nomor 3 yang berisi antusias siswa terhadap pembelajaran, sebanyak 30 siswa sudah antusias terhadap pembelajaran yang dilakukan. Pilihan jawaban pada nomor 4 tentang respon siswa ketika bercerita di depan kelas, ada 33 siswa sudah memilih jawaban “tidak” yang berarti tidak lagi merasa grogi dan malu untuk bercerita di depan kelas. Hasil Angket Pascatindakan dapat dilihat pada Tabel 4.16.

Tabel 4.16

Hasil Angket Pascatindakan

No

Pilihan Jawaban Siswa

Ya Tidak

Frekuensi Persentase (%) Frekuensi Persentase (%)

1 38 100 0 0

2 36 95 2 5

3 30 79 8 21

4 5 13 33 87

5 5 13 33 87

6 34 89 4 11

7 37 97 1 3

8 34 89 4 11

9 30 79 8 21

(33)

79 .

2. Data Hasil Observasi Pembelajaran

Dalam setiap pelaksanaan tindakan pembelajaran, guru mengajar didampingi oleh observer. Observer tersebut ialah peneliti yang menggunakan lembar observasi yang berfungsi sebagai alat pengamatan untuk mengetahui dan mengukur aktivitas guru dan siswa yang menerapkan inovasi pembelajaran. Kemudian observasi dilakukan untuk mengetahui dan mengukur aktivitas siswa saat proses pembelajaran dengan menggunakan model talking stick berbantuan media komik.

Setelah peneliti menelaah data hasil observasi aktivitas guru dan aktivitas siswa pada siklus I dan siklus II, terdapat peningkatan yang signifikan pada siklus II. Keadaan tersebut digambarkan oleh peneliti dalam bentuk grafik sebagai berikut:

Gambar 4.10 Grafik Aktivitas Siswa Dengan Model Talking Stick Berbantuan Media Komik Siklus I

Sedangkan aktivitas siswa saat pembelajaran Bahasa Indonesia dengan model talking stick berbantuan media komik pada siklus II peneliti gambarkan pada grafik di bawah ini.

0% 10% 20% 30% 40% 50% 60% 70% 80% 90%

Pertemuan 1 Pertemuan 2 Pertemuan 3

(34)

80 Gambar 4.11 Grafik Aktivitas Siswa Dengan Model Talking Stick Berbantuan Media

Komik Siklus II

Dari kedua grafik tersebut menampilkan peningkatan pada aktivitas siswa. Aktivitas siswa pada siklus I memperlihatkan persentase 72% sedangkan aktivitas siswa pada siklus II memperlihatkan persentase 90%. Pada pertemuan ketiga tidak nampak peningkatan, hal ini dikarenakan pada pertemuan ketiga hanya melaksanakan penilaian saja tanpa adanya pembelajaran.

3. Data Hasil Penilaian Keterampilan Bercerita

Dari hasil analisis diperoleh tingkat keterampilan bercerita siswa nilai tertinggi, tingkat keterampilan bercerita siswa nilai terendah dan rata-rata keterampilan bercerita siswa yang dirangkumdalam tabel berikut:

Tabel 4.17

Rekapitulasi Hasil Penilaian Keterampilan Bercerita Tingkat Keterampilan

Bercerita Siswa

Hasil Penilaian Keterampilan Bercerita Pra Siklus Siklus I Siklus II

Tingkat Nilai Tertinggi 80 85 95

Tingkat Nilai Terendah 55 60 75

Rata-Rata Nilai 70 75,26 87

0% 20% 40% 60% 80% 100%

Pertemuan 1 Pertemuan 2 Pertemuan 3

(35)

81 Gambar 4.12 Grafik Peningkatan Keterampilan Bercerita Siswa

Indikator keterampilan bercerita siswa dalam penelitian ini adalah jika siswa mendapatkan nilai rata-rata keseluruhan ≥ 75, maka penelitian dikatakan berhasil. Dilihat dari persentase tingkat keterampilan bercerita siswa mengalami peningkatan mulai dari penilaian keterampilan bercerita siklus I kemudian penilaian ketermapilan bercerita siswa siklus II mengalami peningkatan.

4.3. Pembahasan

Pembahasan dilaksanakan untuk mengetahui peningkatan yang terjadi setelah pemberian tindakan model pembelajaran talking stick berbantuan media komik pada matapelajaran Bahasa Indonesia. Keberhasilan tindakan ditunjukan melalui keberhasilan dalam proses pembelajaran dan peningkatan keterampilan bercerita siswa. Perkembangan proses pembelajaran ditunjukan melalui adanya perubahan sikap siswa kearah yang lebih positif.

Pada hasil angket siswa sebelum pemberian tindakan atau prasiklus sebagian siswa masih merasa malu, grogi, kurang berminat dan masih kesulitan dalam kegiatan bercerita. Hasil ini ditunjukan melalui pihan jawaban siswa pada aspek ketertarikan siswa terhadap pembelajaran bercerita dan proses pembelajaran bercerita. Terbukti pada jawaban siswa pada angket nomor 4 tentang ketertarikan

0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100

Prasiklus Siklus I Siklus II

(36)

82 terhadap pembelajaran siswa hanya 12 siswa yang tertarik terhadap kegiatan cerita. Sedangkan pilihan jawaban pada angket pada nomor 8 yang berisi respon siswa ketika bercerita di depan kelas sebanyak 33 siswa memilih “Ya” yang berarti masih merasa malu, grogi dan tidak mempunyai ide cerita. Setelah diberikan tindakan pembelajaran model talking stick berbantuan media komik, siswa mengalami peningkatan yaitu siswa merasa tenang, merasa antusias dan berminat dalam pembelajaran bercerita serta sebagian besar sudah tidak lagi merasa malu dan grogi. Terbukti pada pilihan jawaban siswa di angket pada nomor 3 yang berisi antusias siswa terhadap pembelajaran, sebanyak 30 siswa sudah antusias terhadap pembelajaran yang dilakukan. Serta pilihan jawaban pada nomor 4 tentang respon siswa ketika diharuskan bercerita di depan kelas, sebanyak 33 siswa sudah memilih jawaban “tidak” yang berarti tidak lagi merasa grogi dan malu.

Hasil peningkatan terlihat juga pada proses pembelajaran siswa. Berdasarkan observasi guru dan siswa siklus I masih terdapat beberapa aspek yang terlupakan ketika pembelajaran model talking stick berbantuan media komik berlangsung. Pada pertemuan pertama aktivitas pembelajaran tahap menutup buku dan membuat kesimpulan belum dilaksanakan oleh guru sehingga hanya terlaksana 72% pada aktivitas siswa dan guru. Dipertemuan kedua aktivitas pembelajaran tahap kedua tahap kegiatan menutup buku juga belum terlaksana tetapi sudah melaksanakan kegiatan menyimpulkan pembelajaran. Kegiatan menutup buku belum dilaksanakan oleh siswa dikarenakan siswa masih terkandala waktu yang disediakan oleh guru untuk membaca komik. Guru hanya memberi waktu selama 10 menit untuk membaca komik, sehingga siswa belum memahami secara penuh isi komik.

(37)

83 dikarenakan kegiatan tersebut dilaksanakan pada pertemuan ketiga di siklus I dan II.

Penilaian keterampilan bercerita siswa dilakukan di pertemuan ketiga pada setiap siklus. Siswa diharuskan menceritakan kembali komik yang telah mereka baca sebelumnya. Adapun aspek yang dinilai dalam kegiatan penilaian yaitu aspek pelafalan, pilihan kata, kelancaran, gaya (ekspresi), dan penghayatan cerita. Kriteria penilaian dilakukan dengan cara memberikan nilai dari skala 1 sampai dengan 4. Skala 1 berarti kurang baik, skala 2 berarti cukup, skala 3 berarti baik dan skala 4 berarti sangat baik. Dari hasil penilaian keterampilan bercerita siswa pada siklus I siswa mendapatkan nilai rata-rata 75,26. Hasil ini sudah mencapai KKM yang ditetapkan sekolah yaitu 75 dan meningkat dari hasil prasiklus yaitu 70. Tetapi masih terdapat 5 siswa yang belum mencapai nilai KKM. Ini dikarenakan terdapat aspek yang belum dapat mereka capai dari kriteria baik. Aspek tersebut ialah gaya (ekspresi), pilihan kata dan penghayatan cerita. Pada aspek pilihan kata siswa masih cenderung tidak ada variasi dalam bercerita mereka hanya menghafal kalimat dalam cerita komik. Sedangkan aspek gaya (ekspresi), siswa kurang eksprektif dalam bercerita. Pada aspek penghayatan cerita siswa juga belum menunjukan menghayati cerita dengan baik, terbukti saat bercerita mereka kurang sesuai dengan isi cerita dan melupakan amanat pada isi cerita. Dilihat dari persentase menunjukan baru 86% siswa saja yang berhasil, sudah mencapai target yang ditetapkan yaitu 80%. Persentase tersebut memang sudah mencapai indikator keberhasilan yang ditetapkan oleh peneliti, namun masih terdapat beberapa aspek yang belum terpenuhi. Ini yang menjadi salah satu latar belakang dilakukan siklus II.

(38)

84 buat sendiri. Ini menunjukan keberhasilan dalam penerapan model pembelajaran model talking stick berbantuan komik.

Peningkatan keterampilan bercerita sangat berarti bagi perkembangan anak. Keterampilan bercerita merupakan salah satu aspek terpenting dalam berbicara. Vygotsky (dalam Crain, 2007) menyatakan ujaran memiliki banyak fungsi, namun yang paling fundamental adalah dia membebaskan pikiran dan perhatian kita dari situasi mendadak – dari stimulus yang meninmpa kita pada suatu momen.

(39)

Gambar

Gambar 4.1 Kegiatan Siswa Pengisian Angket Prasiklus
Gambar 4.2 Aktivitas Guru dan Siswa Ketika Penyampaian Materi
Gambar 4.3 Aktivitas Siswa Membaca Komik dan Berdiskusi
Gambar 4.4 Kegiatan Penilaian Keterampilan Bercerita
+7

Referensi

Dokumen terkait

• Menyajikan pengetahuan faktual dan konseptual dalam bahasa yang jelas, sistematis, logis dan kritis, dalam karya yang estetis, dalam gerakan yang mencerminkan anak sehat,

LiFi (LightFidelity) merupakan teknologi yang menggunakan LED (Light Diode Emiting) untuk mengirimkan data kepenerima dengan perubahan intensitas cahaya

Pada penelitian sebelumnya yang be rjudul “ Analisis Penggunaan Uang Elektronik ” yang dilakukan oleh Habsari menyatakan bahwa variabel persepsi manfaat

Keterangan: Koefisien pengali berasal dari BOW Analisa Anggaran biaya Konstruksi Rumah, Standar Nasional Indonesia (SNI) 2002, Departemen Pekerjaan Umum. Koefisien pengali

Gunakan indikator SMA 150, RSI (3) dan Full Stochastic (6,3,3); Currency Pair bebas; Time Frame Daily; BUY bila harga berbalik dari garis SMA 150 dan bergerak ke atas, RSI berada

Faktor-faktor yang mempengaruhi Niat Beli dalam penelitian ini hanya terdiri dari tiga variabel yaitu perilaku Citra Merek, Kepuasan Pelanggan, dan Kesadaran

Tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui pemahaman salat dan implementasinya pada terdakwa di rumah tahanan kepolisian resor kota Salatiga

Untuk membedakan penelitian yang berjudul Teknik Persuasi dan Gaya Bahasa Berdasarkan Struktur Kalimat pada Slogan Iklan dalam Aplikasi Belanja di Google Play