• Tidak ada hasil yang ditemukan

RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI GEOGRAFI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI GEOGRAFI"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS

PEMODELAN FOCAL MECHANISM GEMPABUMI

DI WILAYAH INDONESIA

Januar Arifin

Program Studi Sistem Komputer dan Informatika, Jurusan Teknik Elektro,

Fakultas Teknik, Universitas Udayana

Email : jarcorp@yahoo.com

ABSTRAK

Identifikasi kerawanan gempabumi dan tsunami dengan menggunakan metode focal

mechanism sangat penting. Sistem pemodelan focal mechanism yang ada di Indonesia baik

mencakup proses komputasi, manajemen data dan pemetaan sementara ini masih dilakukan secara terpisah-pisah. Rancang bangun sistem pemodelan focal mechanism berbasis sistem informasi geografis menawarkan kemampuan untuk melakukan semua proses pengolahan dan penyajian data dalam satu alur dan frame yang terintegrasi. Sistem informasi geografis didesain

untuk menampilkan informasi kewilayahan dalam kaitannya dengan distribusi focal mechanism gempabumi di wilayah Indonesia. Sistem informasi geografis juga menyediakan fasilitas bagi analis gempabumi untuk melakukan clustering gempabumi berdasarkan korelasi spasialnya terhadap sesar.

Kata kunci : Sistem Informasi Geografis, Focal Mechanism,Gempabumi, Sesar

ABSTRACT

Earthquake and tsunami hazards identification by using focal mechanism method was very important. Existing focal mechanism modeling system in Indonesia which involved computation process, data management and mapping still was done separately. Design of focal mechanism modeling sistem based on geographic information system offered ability to handle all data processings and presentations in one way and integrated frame. Geographic information system was designed to presents spatial information in relation to earthquake focal mechanism distribution inIndonesia area. Geographic information system also provided facilities for analyst to perform earthquake clustering based on its spatial correlation of the fault.

Kata kunci : . Geographic information system, Focal Mechanism, Earthquake, Fault

1. PENDAHULUAN

Inventarisasi kawasan sumber

gempabumi dan karakteristiknya,

merupakan hal yang penting untuk

mengukur potensi bahaya yang mengancam kelangsungan hidup manusia pada suatu wilayah. Pemodelan focal mechanism atau mekanisme patahan yang terjadi saat gempabumi merupakan salah satu cara untuk mengenali pola dan karakteristik gempabumi.

Pemetaan focal mechanism gempabumi dalam peta seismotektonik memudahkan kita untuk mengidentifikasi jalur-jalur

patahan aktif yang berpotensi menjadi sumber gempabumi dan tsunami.

Kajian pengembangan pemodelan dan analisis focal mechanism gempabumi di Indonesia masih merupakan barang langka.

Sistem yang ada saat ini masih

memanfaatkan aplikasi pemodelan dari luar negeri dan belum disusun dalam sistem basis data yang baik. Sementara itu, teknik pemetaannya juga masih dilakukan terpisah, sehingga selain proses perhitungan dan pemetaannya yang rumit, ketersediaan datanya juga masih terbatas [1].

(2)

gempabumi di wilayah Indonesia. Dengan adanya sistem informasi yang akan disusun ini diharapkan dapat menjadi perangkat yang dapat memudahkan dalam proses pengumpulan, perhitungan, analisis data serta yang dapat menunjang berbagai kajian ilmiah yang menyangkut identifikasi potensi

bahaya gempabumi dan tsunami di

Indonesia.

Gambar 1. Peta Seismotektonik daerah Bali dan Jawa Timur [2]

2. KAJIAN PUSTAKA

2.1 Bidang sesar

Bidang sesar atau patahan adalah suatu rekahan pada batuan dan bagian-bagian yang dipisahkan oleh rekahan tersebut bergerak satu sama lain [3]. Bidang sesar dapat mempunyai ukuran hingga ratusan kilometer.

Orientasi bidang sesar ditentukan oleh parameter bidang sesar seperti terlihat pada Gambar 2, terdiri atas:

1) Strike (Φ) adalah sudut yang dibentuk

oleh jurus sesar dengan arah utara. 2) Dip (δ), adalah sudut yang dibentuk oleh

bidang sesar dengan bidang horizontal. 3) Rake atau Slip (λ), adalah sudut

pergerakan hanging-wall terhadap

strike.

Gambar 2. Orientasi bidang sesar

Gambar 3 merupakan bentuk gerakan dasar dari bidang sesar yang dapat dibedakan atas 4 bagian, yaitu :

1) Gerakan sejajar jurus sesar, disebut bidang sesar mendatar atau strike slip

fault. Stress yang terbesar adalah stress

horisontal dan stress vertikal kecil sekali.

2) Gerakan relatif ke bawah terhadap blok dasar, disebut bidang sesar turun/sesar

normal atau gravity fault.

3) Gerakan relatif ke atas terhadap blok dasar, disebut bidang sesar naik atau

thrust fault/reverse fault.

4) Gerakan yang merupakan kombinasi dari gerakan bidang sesar mendatar dan gerakan relatif naik atau turun, disebut bidang sesar oblique atau oblique fault.

Gambar 3. Gerakan dasar dari bidang sesar

Deskripsi bentuk dan orientasi sesar ketika terjadi gempabumi secara kuantitatif disebut dengan istilah Focal Mechanism atau mekanisme sumber gempabumi [3].

2.2 Pemodelan focal mechanism gempabumi dengan polarisasi pertama gelombang P

Berdasarkan teori kopel ganda,

gelombang P dipengaruhi oleh orientasi bidang patahan [3]. Dapat kita amati, terdapat variasi polaritas awal gelombang P relatif terhadap azimuth stasiun tersebut dari pusat gempabumi.

Gambar 4. Pola radiasi gelombang P terhadap azimuth pusat gempabumi

Karena sumber gempabumi merupakan bentuk dimensi ruang maka polaritas

gerakan awal gelombang P akan

(3)

Start

Gambar 5. Gambaran tiga dimensi radiasi gelombang P model kopel ganda.

2.5 Database

Database diartikan sebagai sekumpulan

data yang berfungsi sebagai penyedia informasi bagi pengguna atau user [8,9]. RDBMS (Relational Database Management

System) adalah sebuah manajemen sistem

basis data yang digunakan secara luas saat ini karena konsistensinya dalam menyajikan data [9].

Pendesainan database merupakan hal yang sangat penting sebelum membuatnya di salah satu perangkat lunak yang akan dipakai. ERD (Entity Relationship Diagram) adalah sebuah pemodelan untuk mendesain

database yang baik [9]. Karena tanpa ERD

ini, bisa dipastikan proses pembuatan

database berjalan lama dan tidak teratur.

2.6 Sistem Informasi Geografis

Sistem Informasi Geografis (SIG) merupakan suatu alat yang dapat digunakan untuk mengelola (input, manajemen, proses, dan output) data spasial atau data yang bereferensi geografis [4,5].

Data GIS dapat dibagi menjadi dua macam, yaitu data grafis dan data atribut atau tabular [4]. Data grafis adalah data

yang menggambarkan bentuk atau

kenampakan objek di permukaan bumi. Sedangkan data tabular adalah data deskriptif yang menyatakan nilai dari data grafis tersebut.

berupa koordinat pusat

gempabumi, kekuatan (magnitude) dan kedalaman.

b. Waveform signal gempabumi yang terekam oleh stasiun-stasiun

seismograph BMKG.

2) Data sekunder yang didapat dari berbagai sumber, berupa :

a. Data spasial sesar-sesar di Indonesia yang berasal dari peta Geologi kuadran yang dikeluarkan Puslitbang Geologi, ESDM.

b. Peta spasial dasar wilayah Indonesia yang dikeluarkan oleh BAKOSURTANAL.

c. Data katalog jaringan stasiun

seismograph telemetri dan konvensional Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika.

d. Data dari hasil interview dari berbagai Narasumber.

3.2. Metode

Pembahasan dalam perancangan dan pembangunan sistem informasi geografis pemodelan focal mechanism gempabumi di wilayah Indonesia yang mengambil studi kasus di Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika Jakarta dilakukan dengan alur sebagaimana pada gambar 6 di bawah ini [6] :

Gambar 6. Flowchart metode penyelesaian masalah

3.3. DesainSistem

Sistem dimulai dengan memasukan

waveform signal gempabumi. Setelah dianalisis polaritas pertama phase P dari

waveform, selanjutnya dilakukan proses

(4)

dihitung hingga didapatkan plot bola dan parameter focal mechanism. Parameter

focal mechanism disimpan dalam tabel focal mechanism, parameter gempabumi disimpan dalam tabel parameter gempabumi dan polaritas didokumentasikan dalam tabel data polaritas.

Pemetaan focal mechanism gempabumi dilakukan dengan mengambil parameter

focal mechanism dari tabel dan di-overlay

bersama-sama dengan data spasial dasar kedalam peta.

Kita dapat melakukan clustering

berdasarkan distribusi gempabumi dan karakter sesar. Data dari tiap wilayah yang telah kita lokalisir selanjutnya dapat kita lakukan analisa lanjutan tingkat potensi bahayanya, seperti analisa Potensi gempabumi dan prosentase atribut sumber gempabumi [7].

Output dari sistem yang kita buat berupa

peta focal mechanism gempabumi dengan dilengkapi cluster wilayah rawan gempabumi dan tsunami beserta output hasil analisa potensi gempabumi dan prosentase atribut sumber gempabumi pada cluster tersebut.

Gambar 7. Flowchart proses Pemodelan Focal Mechanism Gempabumi

Gambar 8. Diagram konteks

Gambar 9. Diagram Berjenjang

Gambar 10. DAD Level 0

3.4. Rancangan Database

(5)

4. PEMBAHASAN

4.1 Kebutuhan Perangkat Keras dan Lunak

Perangkat keras dengan spesifikasi minimal yang dibutuhkan adalah sebagai berikut :

a. Processor Core 2 Duo atau yang lebih tinggi (direkomendasikan 32bit).

b. Memory 2Gb atau yang lebih tinggi. c. Display Peripheral dengan kemampuan

resolusi 1366 x 768 (Wide Screen). d. HDD dengan free space lebih dari 10G.

Perangkat lunak yang digunakan agar aplikasi ini bisa dijalankan adalah sebagai berikut :

a. Microsoft Visual Basic 6.0, sebagai bahasa pemrograman yang digunakan. b. ArcView 3.3 dan Map Object 2.2

berperan sebagai pembantu dalam

pengolahan peta digital dan

pengolahan basis data spasial. c. MYSQL 5.0, sebagai DBMS.

d. Seagate Crystal Report 8.5, digunakan untuk merancang laporan yang ada pada aplikasi.

4.2 Pengujian Program

Project Aplikasi dapat dipanggil dengan

mengklik shortcut pada start menu atau dapat juga langsung mengklik dari folder

..\JISView\Program\JISView.exe.

Gambar 12. Graphical User Interface (GUI)

Aplikasi menyediakan fasilitas

penyediaan data waveform melalui modul MSEED2SAC. MSEED2SAC memberikan interface untuk memudahkan pengguna untuk melakukan query dan konversi waveform dari server BMKG.

Untuk memulai operasi pengolahan waveform, kita tampilkan waveform yang ingin kita olah dengan cara mengklik File

→ New Waveform. .

Klik kiri pada awal phase gelombang P dari waveform dan selanjutnya tekan klik

kanan hingga jendela picking polaritas terbuka.

Gambar 13. Jendela Picking Polaritas

Pilih awal phase gelombang P secara tepat dan tekan klik kanan. Pada PopUp Menu yang muncul pilih tipe polaritas phase pada menu Pick Phase.

Setelah semua data polaritas terkumpul, berikutnya perlu dimasukkan parameter gempabumi di pojok kanan layar. Untuk

memulai proses komputasi Focal

Mechanism, kita tekan tombol pada toolbar untuk menampilkan hasil komputasi seperti pada gambar di bawah ini :

Gambar 14. Hasil pemodelan

Operasi spasial pemetaan dapat

dilakukan dengan menggunakan fitur-fitur yang telah disediakan pada GUI modul pemetaan.

Gambar 15. GUI Modul Pemetaan

Analisa cluster kerawanan gempabumi

dan tsunami pada modul pemetaan

menggunakan metode Likelihood untuk

mendeskripsikan tingkat kerawanan

(6)

Gambar 16. Analisa Cluster

4.3 Kelebihan Sistem

Adapun kelebihan sistem adalah :

1) Proses perhitungan dan analisis divisualisasikan dalam bentuk grafis sehingga memudahkan interpretasi pengguna.

2) Fasilitas sistem terintegrasi sehingga pengguna tidak perlu lagi membuka

program pemetaan dalam

merepresentasikan hasil perhitungan ke dalam bentuk peta

3) Sistem dilengkapi dengan keluaran peta wilayah Indonesia yang di-overlay bersama dengan data spasial sesar yang nantinya memberikan gambaran secara kewilayahan dari hasil analisa yang didapat.

4.4 Kekurangan Sistem

Adapun kekurangan sistem adalah : 1) Untuk meng-handle visualisasi data

focal mechanism masif pada peta, system terasa berjalan agak lambat. 2) Peta tidak dapat di-customize lebih

lanjut, sehingga tampilan peta sesuai dengan standar pada umumnya.

5. KESIMPULAN

5.1 Simpulan

Kesimpulan yang dapat diambil adalah sebagai berikut :

1) Implementasi rancang bangun sistem informasi geografis Focal Mechanism gempabumi di wilayah Indonesia menghasilkan aplikasi yang mampu

menangani semua proses focal

mechanism secara terintegrasi.

2) Manfaat sistem informasi geografis

Focal Mechanism gempabumi di wilayah Indonesia, yaitu membantu para analis mempercepat perhitungan

dan pemodelan focal mechanism

gempabumi dibandingkan perhitungan yang ada saat ini.

5.2 Saran

1) Pengembangan selanjutnya diharapkan peta dapat di-customize lebih lanjut sehingga tampilan peta lebih informatif dan menarik.

2) Diperlukan algoritma yang lebih baik, untuk meningkatkan performa system ketika memvisualisasikan titik-titik focal mechanism ke dalam peta, sehingga ketika menangani data masif, sistem tidak berjalan lambat.

6. DAFTAR PUSTAKA

[1] Daryono. Identifikasi Patahan Aktif Daerah Bali Berdasarkan Seismisitas Lokal dan Solusi Bidang Sesar. Skripsi S-1. Jakarta : FMIPA Universitas Indonesia; 2000.

[2] Yasid,M. Studi Seismotektonik Pulau Bali dan Sekitarnya Berdasarkan Relokasi Hiposenter dan Solusi Bidang Sesar. Tugas Akhir, Bandung : FMIPA, Institut Teknologi Bandung; 1999.

[3] Karyadi, Dwi. Penentuan Pola

Mekanisme Sumber Gempabumi

Berdasarkan Polarisasi Pertama

Gelombang P. Tugas Akhir. Jakarta : Akademi Meteorologi dan Geofisika; 2008.

[4] Prahasta, Eddy. Sistem Informasi Geografis : Aplikasi Pemrograman MapInfo. Bandung : Informatika; 2005. [5] Prahasta, Eddy. Konsep-konsep Dasar

Sistem Informasi Geografis. Bandung : Informatika; 2002.

[6] Jogiyanto, H. M. Analisis & Disain

Sistem Informasi : Pendekatan

Berstruktur Teori dan Praktek Aplikasi Bisnis. Yogyakarta : Andi Offset; 1990. [7] Tri Wardhana, R. Analisa Statistik

Tingkat Keaktifan Gempabumi di daerah Jawa Timur dan Sekitarnya. Laporan Kerja. Jakarta : Akademi Meteorologi dan Geofisika; 2003. [8] Kristanto, Arrianito. Konsep Dan

Perancangan Database. Jakarta : ANDI; 2004.

Gambar

Gambar 1. Peta Seismotektonik daerah Bali  dan Jawa Timur [2]
Gambar 5. Gambaran tiga dimensi radiasi  gelombang P model kopel ganda.
Gambar 9. Diagram Berjenjang
Gambar 13. Jendela Picking Polaritas
+2

Referensi

Dokumen terkait

Perhitungan arus gangguan hubung singkat dapat dihitung dengan menggunakan rumus dasar, impedansi ekivalen mana yang dimasukkan ke dalam rumus dasar tersebut adalah jenis

Limbah Cair ini berasal dari kondensat, stasiun klarifikasi dan dari hidrosilikon.Lumpur(sludge) disebut juga lumpur primer yang berasal dari proses klarifikasi merupakan

Rincian tugas pekerjaan tersebut adalah: (1) Melakukan penyiapan bahan penyusunan rencana kerja dan anggaran Subbagian Organisasi dan Kepegawaian, (2) Melakukan penyiapan

Perencanaan. Pada perencanaan perbaikan pembelajaran siklus II ini penliti berusaha memperbaiki pelaksanaan dan proses belajar. Dengan penggunaan media gambar dalam

 Setiap orang berhak mengatakan apa saja tentang diri kita Setiap orang berhak mengatakan apa saja tentang diri kita  Apa yang terjadi pada diri kita bukan orang lain yang

Studi ini dilakukan untuk mengetahui besar emisi gas rumah kaca yang dihasilkan dari aktivitas kampus di Fakultas Ilmu Budaya Universitas Diponegoro dengan menggunakan

L/C selain sebagai alat pembayaran, dapat juga diterbitkan sebagai alat penjaminan yang disebut dengan SBLC yaitu jaminan dari Issuing Bank untuk membayar kepada Beneficiary apabila

Geologi lingkungan merupakan pengetahuan alam yang mempelajari bumi meliputi bagian komposisi, keterbentukan, dan sejarahnya. Pemahaman mengenai geologi lingkungan sebagai salah