• Tidak ada hasil yang ditemukan

: Sistem Informasi Penelitian Universitas Kristen Satya Wacana M02184

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan ": Sistem Informasi Penelitian Universitas Kristen Satya Wacana M02184"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA MELALUI

MODEL STAD BERBANTUAN MEDIA

CROSSWORD PUZZLE

DI KELAS V SD NEGERI GONDORIYO

Yoga Anggrian Putranto 1 , Agustina Tyas Asri Hardini 2 1,2

PGSD/FKIP/UKSW

E-mail : 292013222@student.uksw.edu1 , tyas.asri@staff.uksw.edu 2

ABSTRAK

Latar belakang masalah dalam penelitian ini adalah penggunaan metode guru yang masih konvensional dan media pembelajaran yang kurang dioptimalkan sehingga minat belajar siswa kurang, siswa menjadi bosan, siswa sibuk sendiri dan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA yang diperoleh 53,84% siswa kelas V SD Gondoriyo masih dibawah KKM. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah peningkatan hasil belajar IPA dapat diupayakan melalui model pembelajaran STAD dengan berbantuan media crossword puzzle siswa kelas V SD Negeri Gondoriyo semester II tahun pelajaran 2016/2017. Subjek penelitian 26 siswa, data yang dianalisis ialah peningkatan skor aktivitas guru dan siswa serta peningkatan nilai tes evaluasi siswa. Peningkatan hasil belajar IPA materi daur air dapat diupayakan melalui model pembelajaran STAD dengan berbantuan media crossword puzzle siswa kelas V SD Negeri Gondoriyo semester II tahun pelajaran 2016/2017 terbukti. Hal ini dapat ditunjukkan adanya peningkatan hasil belajar IPA materi daur air siswa antara pra siklus, siklus I, dan siklus II berdasarkan 1) Ketuntasan 46,16% : 73,08% : 96,15%; 2) Skor rata-rata 67,31 : 75,46 : 88,00; 3) Skor maksimal 85 : 88 : 100; 4) Skor minimal 50 : 66 : 68. Penelitian ini dikatakan berhasil karena telah mencapai indikator kinerja yaitu 96,15% ≥ 80% dari seluruh siswa tuntas dengan KKM ≥ 70. Simpulan penelitian ini, melalui model pembelajaran STAD berbantuan media crossword puzzle meningkatkan hasil belajar IPA siswa kelas V.

(2)

PENDAHULUAN

Hasil belajar adalah sesuatu yang diperoleh dari rangkaian proses usaha setelah melakukan kegiatan hasil belajar yang dapat diukur dengan menggunakan tes. Benyamin S. Bloom dalam Asep Jihad dkk (2013 :14) mengemukakan ada tiga ranah atau domain hasil belajar yaitu kognitif, afektif dan psikomotorik. Hasil belajar yang baik akan berhasil dicapai jika rangkaian proses dalam mencapai kegiatan hasil belajar berjalan dengan baik. Jadi dapat disimpulkan bahwa hasil belajar adalah kemampuan yang diperoleh setelah melakukan proses belajar. Itulah sebabnya hasil belajar merupakan hal yang sangat penting dalam pembelajaran. Tanpa ada hasil belajar, kita tidak bisa mengetahui apakah siswa berhasil dalam pembelajaran yang diajarkan atau tidak. Dengan kata lain, bahwa dalam belajar sangat diperlukan adanya hasil belajar. Adanya hasil belajar akan mempermudah guru mengukur keberhasilan siswa didalam kegiatan pembelajaran.

Berdasarkan hasil pengamatan terhadap proses pembelajaran IPA di kelas V SD Negeri Gondoriyo menunjukkan bahwa guru cenderung menggunakan metode konvensional yaitu metode ceramah, yang digunakan oleh guru dalam penyampaian materi, sehingga menyebabkan siswa menjadi kurang tertarik untuk belajar dan siswa menjadi bosan. Karena metode ceramah hanya menuntut siswa untuk mendengarkan penjelasan dari guru saja dengan tidak mengembangkan aktivitas yang lainnya seperti bertanya, berdiskusi, menganalisis serta mengungkapkan pendapatnya. Dan kurangnya penggunaan media dalam pembelajaran IPA yang digunakan menyebabkan siswa belum terlalu paham, dan hanya sebagian siswa yang terlibat dalam proses pembelajaran, sehingga hasil belajar siswa dalam mengikuti pelajaran masih rendah dan pembelajaran cenderung berpusat pada guru. Hal ini dapat dilihat dari sedikitnya siswa yang terlibat dalam proses pembelajaran yang berlangsung, bahkan siswa lebih asyik sendiri saat guru sedang menjelaskan pelajaran seperti mengobrol dengan teman sebangku pada waktu pelajaran, mengganggu teman yang

lainnya, mengantuk saat pembelajaran berlangsung dan tidak banyak siswa yang aktif dalam bertanya atau mengungkapkan pendapatnya. Ini terlihat pada data hasil belajar siswa pada tahun ajaran 2016/2017 pada materi Pesawat Sederhana yang menunjukkan 14 dari 26 siswa atau 53,84% tidak mencapai ketuntasan belajar. Hasil tersebut masih kurang dari kriteria ketuntasan minimum (KKM) yang sudah ditentukan yaitu 70 untuk pembelajaran IPA.

Untuk mengatasi permasalahan di atas maka ditawarkan model pembelajaran kooperatif yaitu Student Team Achievement Division (STAD). Menurut Trianto (2009: 68) pembelajaran kooperatif tipe STAD adalah model pembelajaran kooperatif dengan menggunakan kelompok-kelompok kecil dengan jumlah anggota tiap kelompok 4-5 siswa secara heterogen, yang merupakan campuran menurut tingkat prestasi, jenis kelamin, dan suku. Diawali dengan penyampaian tujuan pembelajaran, penyampaian materi, kegiatan kelompok, kuis, dan penghargaan kelompok. Slavin (2005: 147-163) menyatakan langkah-langkah pembelajaran kooperatif tipe STAD dapat disusun sebagai berikut : 1. Menyampaikan tujuan dan memotivasi

siswa

2. Menyajikan informasi

3. Mengorganisasikan siswa ke dalam kelompok kooperatif

4. Membimbing kelompok bekerja dan belajar

5. Evaluasi

6. Memberikan penghargaan.

(3)

paham dan mudah masuk dalam ingatan siswa sehingga siswa tidak mudah lupa dengan materi yang sudah diajarkan. Diterapkannya model pembelajaran Student Team Achievement Division (STAD) berbantuan media Crossword Puzzle

diharapkan dapat menciptakan suasana belajar yang menyenangkan dan mudah dipahami.

Penerapan model STAD dengan media Crossword Puzzle diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar serta dapat membelajarkan siswa terhadap permasalahan yang ada disekitarnya melalui kerja kelompok. Siswa diarahkan untuk mendiskusikan masalah secara bekerja sama dalam kelompok, mencari alternatif pemecahan masalah yang paling efektif serta melakukan tindak lanjut sehingga hasil belajar siswa diharapkan dapat mencapai KKM yang ditentukan yaitu >70.

Adapun tujuan penelitian ini untuk meningkatkan hasil belajar IPA pada siswa kelas V SD Negeri Gondoriyo melalui model STAD dengan media Crossword Puzzle Semester II Tahun Pelajaran 2016/2017. Sedangkan manfaat penelitian ini bagi siswa menerapan model STAD dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA dan memberikan suasana baru dalam proses pembelajaran sehingga siswa termotivasi aktif dan tidak bosan dalam pembelajaran. Sedangkan bagi guru mendapat masukan tentang pengajaran IPA yang dikemas menjadi lebih menyenangkan menggunakan model STAD, agar dapat meningkatkan hasil belajar siswa dalam mata pelajaran IPA.

BAHAN DAN METODE

Penelitian ini dilakukan di SD Negeri Gondoriyo pada kelas V semester II tahun pelajaran 2016/2017. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas V SD Negeri Gondoriyo yang berjumlah 26 siswa yang terdiri dari 18 siswa laki-laki dan 8 siswa perempuan. Variabel penelitian ini terdiri dari 2 variabel yakni variabel terikat yaitu hasil belajar IPA yang diperoleh dari hasil tes formatif dan variabel bebas dari penelitian ini adalah model pembelajaran

Student Team Achivement Division

(STAD).

Peneltian ini adalah penelitian tindakan kelas (PTK). Model PTK yang digunakan adalah model spiral menurut C.Kemmis & Mc.Taggart. Prosedur PTK menggunakan 2 siklus, masing-masing siklus melalui siklus terdiri dari 3 tahap yakni rencana tindakan, tindakan dan observasi, dan refleksi.

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari responden atau dalam penelitian ini adalah siswa. Sedangkan data sekunder adalah yang diperoleh secara tidak langsung dari siswa. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan teknik tes melalui instrument butir soal dan non tes melalui lembar observasi dan studi dokumen.

Dalam penelitian soal-soal evaluasi yang diberikan disetiap akhir siklus, terlebih dahulu harus dilakukan uji coba agar soal yang diujikan benar-benar soal yang valid. Menurut Arikunto (2010:211) validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat kevalidan suatu instrumen. Instrumen dikatakan valid artinya instrumen tersebut dapat dipergunakan untuk mengukur apa yang hendak diukur. Tingkat validitas suatu instrumen dapat diketahui dengan cara mengkorelasikan setiap skor pada butir instrumen dengan total skor setelah dikurangi skor butirnya sendiri (corrected item to total correlation).

Dasar pengambilan keputusan berdasarkan kriteria Sugiyono (2010:90) yaitu dengan mengkorelasikan antara skor total item. Hasil korelasi dapat dilihat pada output item-total statistics pada kolom

(4)

Uji validitas dilakukan 2 kali dengan indikator yang berbeda pada kelas VI SD Negeri Gondoriyo dengan anggapan siswa kelas VI yang berada satu tingkat diatas kelas V sudah sudah memahami materi pembelajaran yang diberi tindakan. Kemudian hasil pengujian diinput dan dianalisis dengan menggunakan program SPSS sehingga, diperoleh soal yang benar-benar valid yang dapat digunakan sebagai alat evaluasi pada akhir setiap siklus.

Setelah dilakukan uji validitas selanjutnya dilakukan uji reliabilitas, uji reliabilitas digunakan untuk mengetahui kemampuan alat ukur memberikan hasil pengukuran yang kostan atau ajeg. Menurut Priyatno (2010:97) Uji Reliabilitas digunakan untuk menguji konsistensi alat ukur, mengidentifikasi butir-butir soal yang bermasalah dan harus direvisi atau dihilangkan. Ketententuan reliabilitas soal pada penelitian ini mengacu kepada rentang indeks reliabilitas yang dikemukakan oleh Rusman (2013 : 57).

Reliabilitas butir soal dapat dilihat pada kolom Cronbach’s Alpha dan kemudian dicocokan dengan tabel rentang indeks reliabilitas untuk mengetahui tingkat reliabilitas suatu soal. Setelah dilakukan uji reliabilitas dengan menggunakan SPSS maka didapat koefisiensi .880 dan .890 untuk soal pilihan ganda sedangkan untuk soal isian didapat .822 dan .784 maka dapat dikatakan jika instrument soal tersebut termasuk dalam kategori reliabel.

Indikator keberhasilan dalam penelitian ini adalah terjadinya kenaikan persentase hasil belajar IPA berdasarkan

ketuntasan siswa KKM ≥70, yang dicapai

oleh 80% siswa. Teknik analisis data menggunakan statistik deskriptif komparatif yaitu teknik statistik persentase dengan membandingkan hasil belajar IPA berdasarkan ketuntasan, skor maksimal, skor minimal dan skor rata-rata antara pra siklus, siklus I, dan siklus II.

HASIL DAN DISKUSI

Dimulai dari observasi pra siklus yang bertujuan untuk mengetahui bagaimana guru dan siswa Kelas V SD Gondoriyo yang berjumlah 26 saat berada

didalam kelas sebelum siklus dimulai. Pada saat pra siklus guru mengajar masih menggunakan metode ceramah dan konvensional yang membuat guru lebih dominan daripada siswa. Terlihat banyak siswa yang kurang memperhatikan saat guru menjelaskan materi pembelajaran sehingga didapat banyak siswa yang mendapat nilai kurang dalam pembelajaran. Setelah observasi selesai dilakukan penelitian dilanjutkan dengan mewawancarai guru kelas V SD Gondoriyo dengan tujuan untuk mengetahui hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA pra siklus dengan Kriteria Ketuntasan Minimal

(KKM) ≥70. Dari distribusi nilai prasiklus

didapatkan skor minimal tes pra siklus yaitu 50 dan skor maksimalnya 85. Perolehan skor terbanyak didapat pada skor 65 yaitu sebanyak 23,1% dari jumlah seluruh siswa kelas V. Tahap pra siklus didapat 12 dari 26 siswa yang mencapai ketuntasan atau setara 46,16%. Siswa yang belum mencapai ketuntasan akan diperbaiki melalui perbaikan pembelajaran.

Perbaikan dalam proses pembelajaran setelah diperoleh data pada pra siklus tentang hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA dalam materi pesawat sederhana, maka dilanjutkan penelitian pada siklus I yang akan dilaksanakan dalam dua kali pertemuan dengan Standar Kompetensi 7. memahami perubahan yang terjadi di alam dan hubungannya dengan penggunaan sumber daya alam air dan Kompetensi Dasar 7.4 mendeskripsikan proses daur air dan kegiatan manusia yang dapat mempengaruhinya dengan menggunakan model pembelajaran Student Team Achievement Divisions (STAD) berbantuan media Crossword Puzlle. Dalam siklus satu terdiri dari tahap perencanaan, pelaksanaan dan observasi dan refleksi.

Dari pertemuan I dan II siklus I penerapan model pembelajaran STAD berbantuan media Crossword Puzzle oleh pengajar sudah baik karena sudah melebihi rata-rata skor yang ditentukan sebesar 3,25. Terlihat peningkatan pada model pembelajaran STAD berbantuan media

(5)

siswa hanya mendapat skor sebesar 3,05 pada pertemuan pertama namun pada pertemuan kedua skor yang diperoleh meningkat menjadi 3,35, sehingga didapatkan hasil akhir sebesar 3,2. Pada siklus I diperoleh hasil skor minimum yaitu 66 dan skor maksimum 88. Perolehan terbanyak ada pada skor 74 dan 19 siswa dari 26 siswa sudah mencapai ketuntasan batas KKM atau setara 73,08%.

Setelah melakukan analisis, evaluasi, dan refleksi lalu diperoleh data dari siklus I mengenai penggunaan pembelajaran STAD berbantuan media

Crossword Puzzle dan hasil belajar siswa maka dilanjutkan dengan melakukan perencanaan penelitian pada siklus II. Dalam siklus dua juga terdiri dari tahap perencanaan, pelaksanaan dan observasi dan refleksi dengan Standar Kompetensi 7. memahami perubahan yang terjadi di alam dan hubungannya dengan penggunaan sumber daya alam air dan Kompetensi Dasar 7.5 mendeskripsikan perlunya penghematan air.

Berdasarkan hasil pelaksanaan pembelajaran pada siklus II, mengenai penggunaan model pembelajaran STAD berbantuan media Crossword Puzzle pada mata pelajaran IPA pengajar dan siswa memperoleh skor yang mengalami peningkatan pada pertemuan pertama dan pertemuan kedua. Pengajar pada pertemuan pertama mendapatkan skor 3,50 dan pertemuan kedua mendapatkan skor 3,70 sehingga didapatkan hasil akhir 3,60. Sedangkan siswa pada pertemuan pertama memperoleh skor 3,30 dan pada pertemuan kedua memperoleh skor 3,50. Sehingga didapatkan total skor akhir 3,40. Pada siklus II diperoleh skor minimal 68 dan skor maksimal 100. Perolehan terbanyak pada skor 92 dan juga 25 siswa dari 26 siswa yang mencapai ketuntasan atau setara 96,15%.

Berdasarkan perbandingan hasil belajar yang berkaitan dengan nilai, persentase, dan jumlah siswa diketahui bahwa nilai rata-rata hasil belajar IPA SD Negeri Gondoriyo meningkat, hal ini dapat dilihat dari rata-rata nilai pra siklus sebesar 67,31 siklus I meningkat menjadi 75,46 dan pada siklus II menjadi 88,00. Jumlah siswa

yang tuntas dari KKM yang telah

ditentukan yaitu ≥70 semakin meningkat.

Pada pra siklus ada 12 siswa yang tuntas, siklus I 19 siswa, dan siklus II siswa yang tuntas berjumlah 25 siswa.

Hasil observasi sebelum tindakan yang dilakukan di kelas V SD Negeri Gondoriyo memperlihatkan bahwa tingkat pemahaman siswa kelas V khususnya pada mata pelajaran IPA masih rendah, hasil belajar siswa masih banyak yang belum memenuhi Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM). Salah satu penyebabnya adalah dalam penyampaian materi pembelajaran yang masih konvensional dan siswa kurang aktif dalam pembelajaran. Proses pembelajaran sebelum tindakan menunjukkan hasil belajar yang rendah yaitu siswa yang nilainya memenuhi KKM sebanyak 12 siswa (46,16%) dengan nilai tertinggi 85 dan nilai terendah 50. Terlihat pula kenaikan nilai rata-rata kelas, jika pada pra siklus nilai rata-rata yang dicapai adalah 67,31 kemudian meningkat menjadi 75,46 pada siklus I, menjadi 88,00 pada siklus II.

Pelaksanaan hasil pembelajaran pada siklus I dan siklus II dengan menerapkan model pembelajaran STAD dengan berbantuan media Crossword Puzzle dapat meningkatkan pemahaman siswa terhadap mata pelajaran IPA dengan pokok bahasan daur air sehingga berpengaruh terhadap hasil belajar yang diperoleh siswa. Hasil belajar yang meningkat dikarenakan penggunaan model STAD memperhatikan keragaman siswa saat pembagian kelompok yang dimaksudkan supaya siswa dapat menciptakan kerja sama yang baik, sebagai proses menciptakan saling percaya dan saling mendukung sehingga menimbulkan rasa timbal balik satu sama lain. Kerja sama yang baik dan saling membantu satu sama lain inilah yang membuat prestasi siswa bisa meningkat karena hal tersebut.

Penelitian yang dilakukan Elisa Wijayanti (2013) mahasiswi jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Universitas Negeri Semarang. Penelitian

berjudul “Peningkatan Kualitas

Pembelajaran IPA Melalui Model STAD Dengan Media Crossword Puzzle Pada

(6)

dikatakan bahwa model pembelajaran STAD dengan media Crossword Puzzle

terbukti meningkatkan rata-rata nilai siswa, dari siklus I sebesar 72,87 menjadi 81,39 pada siklus II. Persentase ketuntasan belajar individual siswa juga mengalami peningkatan dari 58,69% pada siklus I menjadi 86,96% pada siklus II. Berdasarkan data tersebut, pencapaian hasil belajar siswa pada siklus kedua sudah mencapai indikator

keberhasilan yaitu ≥ 80% siswa kelas IV

SD Islam Al Madina sudah mencapai KKM yang ditetapkan sekolah dalam pembelajaran IPA yaitu 70. Hal ini berarti penerapan model pembelajaran STAD berbantuan media Crossword Puzzle

berpengaruh pada hasil belajar siswa terbukti dari presentase ketuntasan belajar yang sama-sama meningkat dari siklus I dengan siklus II.

KESIMPULAN

Berdasarkan pada hasil penelitian dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa peningkatan hasil belajar IPA dapat diupayakan melalui model pembelajaran

Student Team Achievement Divisions

(STAD) berbantuan media Crossword Puzlle siswa kelas V SD Negeri Gondoriyo terbukti. Hal ini dapat ditunjukkan adanya peningkatan hasil belajar IPA materi daur air siswa antara pra siklus, siklus I, dan siklus II berdasarkan 1) Ketuntasan 46,16% : 73,08% : 96,15%; 2) Skor rata-rata 67,31 : 75,46 : 88,00; 3) Skor maksimal 85 : 88 : 100; 4) Skor minimal 50 : 66 :68. Penelitian ini dikatakan berhasil karena telah

mencapai indikator kinerja yaitu 96,15% ≥

80% dari seluruh siswa tuntas dengan KKM

≥ 70.

Saran untuk guru sebaiknya dapat menerapkan model STAD dengan media

Crossword Puzzle sebagai salah satu alternatif solusi untuk meningkatkan kualitas mengajar guru dalam pembelajaran IPA agar lebih inovatif. Model STAD dengan media Crossword Puzzle ini dapat diterapkan pada mata pelajaran IPA karena terbukti dapat meningkatkan hasil belajar dalam pembelajaran. Sedangkan bagi siswa hendaknya termotivasi lebih aktif dalam mengikuti pembelajaran, salah satu faktor yang dapat mempengaruhi peningkatan

hasil belajar siswa adalah melalui penerapan model STAD dengan media

Crossword Puzzle. Siswa aktif sehingga konsep yang disampaikan guru dapat diterima dengan baik, yang berdampak pada meningkatnya hasil belajar.

DAFTAR PUSTAKA

Abdul Haris, Asep Jihad. 2013. Evaluasi Pembelajaran. Yogyakarta: Multi Pressindo.

Arikunto, S. 2010. Prosedur penelitian : Suatu Pendekatan Praktik. (EdisiRevisi). Jakarta: Rineka Cipta BSNP. 2006. Permendiknas RI No. 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah. Jakarta.

Priyatno, Duwi. 2010. Teknik Mudah dan Cepat Melakukan Analisis Data Penelitian dengan SPSS dan Tanya Jawab Ujian Pendadaran. Yogyakarta: Gaya Media.

Rusman, Tedi. 2013. Modul Aplikasi Statistik Penelitian dengan SPSS. Bandar Lampung

Slavin, E. Robert. 2008. Cooperative Learning Teori Riset dan Praktik. Bandung: Nusa Media.

Sugiyono. 2010. Statistika Untuk Penelitian. Bandung Alfabeta Trianto. 2008. Mendesain Pembelajaran

Kontekstual (Contextual Teaching and Learning) di Kelas. Surabaya: Cerdas Pustaka.

Wijayanti, Elisa. 2013. Peningkatan Kualitas Pembelajaran IPA Melalui Model STAD Dengan Media Crossword Puzzle Pada Siswa Kelas IV SD Islam Al Madina. (Online), (http://lib.unnes.ac.id/17523/1/1401 409040.pdf), diunduh pada 2 Maret 2017.

(7)

LAMPIRAN

Tabel 1

Distribusi Hasil Observasi Pengajar dan Siswa Siklus I dan Siklus II

No

Siklus I

Siklus II

Pertemuan

I

Pertemuan

II

Rata -rata Pertemuan

I

Pertemuan

II

Rata-rata

1

3,20

3,25

3,23

3,50

3,70

3,60

2

3,05

3,35

3,20

3,30

3,50

3,40

Tabel 2

Perbandingan Distribusi Hasil Belajar IPA Berdasarkan Skor Rata-rata, Skor

Minimal, dan Skor Maksimal Pra Siklus, Siklus I, dan Siklus II

Siswa Kelas V

Hasil Belajar

Siklus

Pra Siklus

Siklus I

Siklus II

Skor rata-rata

67,31

75,46

88,00

Skor Minimal

50

66

68

Skor Maksimal

85

88

100

Tabel 3

Perbandingan Distribusi Hasil Belajar IPA Berdasarkan Ketuntasan Pra Siklus,

Siklus I, dan Siklus II

No

Nilai

Pra Siklus

Siklus I

Siklus II

Jumlah

siswa

Persen

(%)

Jumlah

siswa

Persen

(%)

Jumlah

siswa

Persen

(%)

1.

Tuntas

12

46,16

19

73,08

25

96,15

2.

Tidak Tuntas

14

53,84

7

26,92

1

3,85

(8)

Referensi

Dokumen terkait

Pada tahap ini yang dilakukan adalah melakukan analisis ransum ayam ras petelur, selanjutnya melakukan analisis proksimat limbah jamu dan tahapan teakhir adalah pembuatan

Merek sepeda motor yang digunkan scumacer

Model pembelajaran kooperatif tipe mencari pasangan (make a match) yang diperkenalkan oleh Curran dalam Eliya (2009) menyatakan bahwa make a match adalah kegiatan

kedua adalah tahap pembagian kelompok pada tahap ini siswa dibagi menjadi 2 kelompok (kelompok A pemegang kartu soal dan kelompok B pemegang kartu jawaban),

Setelah melakukan penilaian terhadap dokumen calon peserta Program Beasiswa Sandwich Partnership In Islamic Education Scholarship (PIES) Tahun 2011, Direktorat

Kemurnian gambir ditandai dengan tidak adanya urea dalam gambir. Identifikasi urea dilakukan dengan cara 100 mg serbuk gambir dilarutkan dalam 1mL air lalu ditambahkan

pemodelan atau design untuk dapat lebih memperjelas ukuran dari tungku induksi. Setelah mendapatkan data jenis lapidan dinding maka kita dapat mengetahui berapa

Secara khusus dalam penanganan perkara tindak pidana perdagangan orang, Jaksa melaksanakan peran yang diatur dalam Pasal 1 ayat 6a Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2004