• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENDIRIAN BANGUNAN SECARA LIAR OLEH PENDUDUK DI ATAS TANAH HAK PENGELOLAAN PERUSAHAAN JAWATAN KERETA API DI BEBERAPA TEMPAT DI WILAYAH KOTAMADYA SURABAYA Repository - UNAIR REPOSITORY

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "PENDIRIAN BANGUNAN SECARA LIAR OLEH PENDUDUK DI ATAS TANAH HAK PENGELOLAAN PERUSAHAAN JAWATAN KERETA API DI BEBERAPA TEMPAT DI WILAYAH KOTAMADYA SURABAYA Repository - UNAIR REPOSITORY"

Copied!
78
0
0

Teks penuh

(1)

I B N U C A N D R A I R A W A N

PENDIRIAN BANGUNAN SECARA LIAR

OLEH PENDUDUK DI ATAS TANAH HAK

PENGELOLAAN PERUSAHAAN JAW ATAN

KERETA API DI BEBERAPA TEM PAT

DI W ILAYAH KOTAM ADYA SURABAYA

1

&

1 1

v n m v A i A A i

- m m f t s n A B a i m&a n m a

S H A H T a

I'dA

P

F A K U L T A S H U K U M U N I V E R S I T A S A 1 R L A N G G A S U R A B A Y A

1 9 8 8

Skripsi PENDIRIAN BANGUNAN SECARA LIAR

OLEH PENDUDUK DI ATAS TANAH HAK PENGELOLAAN PERUSAHAAN JAWATAN

(2)

PENDIRIAN BANGUNAN SECARA LIAR

OLEH PENDUDUK DI ATAS TANAH HAK

PENGELOLAAN PERUSAHAAN JAWATAN KERETA API

DI BEBERAPA TEMPAT DI WILAYAH

KOTAMADYA SURABAYA

S K R I P S I

OLEH

I3NU CHANDRA IRAWAN

038211346

FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS AIRLANGGA

S U R A B A Y A

(3)

p s i t d i r i a:t 3a;:g u:u :t s s c a r a l i a r 0L3I-: p e e d u d u k d i a t a s tai ta h iiax

p m g e l o l a a:: p e r u s a k a aI'I j a v/a t a i-i k e r s t a a p i DI 3333RAPA 2SIIPA? DI ’.7ILAYAH

KOTAL1ADYA SURABAYA

S K R I P S I

DIAJUKAjtf tftTTUK EELEIIGICAPI TUGAS

DAH IvIELSEKUHi S YARAT-S YARAT UI-TTUK

EECTCAPAI G3LAR SARJAIIA HUKUI.I

P M G U J I /

0 L 3 H

I 3 I J U C H A IT D R A IIL W /A IT

0 3 8 2 1 1 3 4 6

WISHU SUSANTO, S .H.

F A K U M A S HUKUM UTTIVERSITAS 7AIRLANGGA

S U R A B A Y A

1988

Skripsi PENDIRIAN BANGUNAN SECARA LIAR

OLEH PENDUDUK DI ATAS TANAH HAK PENGELOLAAN PERUSAHAAN JAWATAN

(4)

I C A I A P E i 'T G A I I T A K

Dengan mengucap syukur kepada Tuhan. Yang I.Iahaesa

yang telah melimpahkan rahmat-ITya izepada saya, sehingga

tercapailah sebagian dari cita-cita saya, yaitu

menyele-saikan kuliah di Falcultas Hukum Universitas Airlangga

Surabaya.

Penyusunan skripsi ini sebagai syarat bagi setiap

mahasiswa untuk mencapai’gelar sarjana hukum .telah. saya

lakukan dengan usaha yang maksimal, dan dengan segala

kekurangan yang ada pada saya.

Pada kesempatan ihi pula perkenankanlah saya meng-

ucapkan terima kasih disertai‘penghargaan yang setinggi-

tingginya kepada :

1. bapak Sman, S.H., LI.S

0

selaku pembimbing dan seka-

ligus sebagai penguji, yang dengan penuh kesabaran

dan perhatian memberi petun^uk serta bimbingan se-

-hingga saya dapat menyelesaikan skripsi ini;

2.'bapak 7/isnu Susanto, S.Ko dan bapak Soedalhar, S.H

selaku tim -penguji;

3. bapak-bapak s"erta ibu-ibu dosen Falcultas Eukun U-

niversitas Airlangga yang telah membimbing saya

selama kuliah;

4

. kakak-kakak serta saudara-saudara saya yang telah

memberi dorongan selama saya kuliah;

(5)

kail saran dan dorongan pada saat saya nienyslesaikan

penyusunan skripsi ini.

Semoga Tuhan Yang Ilahaesa

aenbalas

segala amal baik

bapak, ibu, dan saudara dengan keo^ikan pula* Sebagai aknir

kata semoga skripsi ini ada manfaatnya bagi para penbaca.

Surabaya, Desember 1988

Penulis,

Ibnu Chandra Irawan.

.

iv

Skripsi PENDIRIAN BANGUNAN SECARA LIAR

OLEH PENDUDUK DI ATAS TANAH HAK PENGELOLAAN PERUSAHAAN JAWATAN

(6)

halam

an

KATA PENGANTAR ... iii

DAFT

AH IS

I ...

v

B A B

X PENDAHULUAN ...

.

1

1. Permasalahan t Latar Belakang dan

Perumusarmya... ...

1

2

0

penjelasan Judul ...

4

3. Alasan Pemilihan Judul „...

5

4. Tujuan Penulisan ...

5

5

. Metodologi ...

6

6

. Pertanggungjav;aban Sistematika...

9

B A B

II DASAR HUKUM PELIBERIAN HAK PENGELOLAAN

OLEH NEGARA KEPADA PERUSAHAAN J

A

7/ATA2T

KERETA API .. ...

11

1. Hak-hak Atas Tanah Menurut Undang-undang

Nomor 5 Tahun 1960 ...

13

2. Subyek Hak Atas Tanah Menurut Undang-

undang ITomor

5

Tahun

19 6 0

... .

17

3. Hale Pengelolaan Perusahaan Jawatan

Kereta Api ...

21

B A B III KEWENANGAN YAiTG TUiEBUL BAGI PERUSAHAAN

JAWATAN KERETA API SEBAGAI PEMEGANG HAK

PENGELOLAAN ...

24

1. Tanah-tanah Hak Pengelolaan Harus

Didaftarkan...

27

DAFTAR 131

(7)

Demi Kelancaran Tugas-tugasnya ... 31

3. Kewenangan uptuk Menyerahkan Kepada

Pihak K e t i g a ... 34

B A B 17 PEL

AHGGARA1T ATAS TAITAH HAK P3I?G2L0LAAiT

PSRUSAHAAN JAV/ATA1T KERETA A P I ... 41

1. Bentuk-bentuk Pelanggaran yang Ada Atas

Tanah Hak Pengelolaan Perusahaan Jav/atan

Kereta Api ... 41

2.-Dasar Hukum serta Upaya Penyelesaian

untuk Henindak Pelanggaran Atas Tanah Hak

Pengelolaan Perusahaan Jav/atan Kereta Api.

46

.

.

B A B

V PEKUTUP ...58

1. Kesimpulan ...58

2. S a r a n ... ... 60.

DAPTAR BACAAN ... 62

•LAMPIRAN... 63

Skripsi PENDIRIAN BANGUNAN SECARA LIAR

OLEH PENDUDUK DI ATAS TANAH HAK PENGELOLAAN PERUSAHAAN JAWATAN

(8)

BAB I

PENDAHULUAN

1• Permasalahan : Latar Belakang dan Perumusannya'

a* Latar belakang

Negara Kepublik Indonesia aaaiah suatu negara

agra-rls, negara yang berlimpah ruah akan hasil alamnya, serta

kebanyakan penduduknya berpenghasilan dari penggarapan

ta-nah sebagai sumber; penghidupannya.

Pada jaman kolonial, tanah-tanah di wilayah

nusanta-ra dikuasai oleh penusanta-ratunusanta-ran hukum kaum penjajah yang

pelak-sanaannya seringkali mengesampingkan keberadaan hukum adat.

Peraturan-peraturan tersebut pada umumnya hanya ditujukan

untuk kepentingan mereka sendiri, tanpa diiringi usaha un­

tuk melindungi kepentingan bangsa Indonesia,

...Setelah .Proklamasi Kemerdekaan Indonesia, masalah.

keagrariaan mulai diatur secara nasional, yaitu deagan

di-berlakukannya Undang-undang Nomor 5 Tahun I960 tentang

Po-kok-pokok Agraria. Dengan diberlakukannya Undang-undang

ini, maka semua masalah yang menyangkut pertanahan telah

diatur secara menyeluruh serta mempunyai tujuan tegas, ya­

itu untuk memeratakan keadilan dalam bidang pertanahan ba­

gi seluruh bangsa Indonesia.

Dengan berlakunya Undang-undang Nomor 5 Tahun I960

sesuai dengan yang tercantum dalam pasal 2 ayat 1, bahwa:

"Atas dasar ketentuan dalam pasal 33 ayat 3 Undang-Undang

(9)

2

bumi, air dan ruang angkasa, termasuk kekayaan alam yang

terkandung di dalamnya itu pada tingkatan tertinggi dikua­

sai oleh Negara, sebagai organisasi kekuasaan seluruh

rak-yat". selain itu dalam pasal 2 ayat 2 menyatakan, bahwa :

"Hak menguasai dari Negara termasuk dalam ayat 1 pasal ini

memberi wewenang untuk :

a* mengatur dan menyelenggarakan peruntukkan, penggunaan,

persediaan dan pemeliharaan bumi, air dan ruang angkasa

tersebut;

b* menentukan dan mengatur hubungan-hubungan hukum antara

orang-orang dengan bumi, air aan ruang angkasa;

c. menentukan dan mengatur hubungan-hubungan hukum antara

orang-orang dan perbuatan-perbuatan. hukum yang mengenai

bumi, air dan ruang angkasa.'*'

Dengan adanya peraturan yang mendasari kekuasaan

Negara atas tanah tersebut, maka akan memungkinkan Negara

untuk memberikan hak-hak keagrariaan kepada Badan-badan

Negara tertentu guna kepentingan tugasnya, dimana hal ihi

sesuai dengan yang tercantum pada Bagian II alinea 7

Pen-jelasan Umum Untflang-undang Nomor 5 Tahun I960, yang

menya-takan,bahwa "Kekuasaan Negara tanah yang tidak dipunyai

dengan suatu hak oleh seseorang atau pihak lainnya adalah

lebih luas dan penuh". Dengan berpedoman pada tujuan yang

^Soedalhar, PUPA dan Landreform, Beberapa Undang-undang dan Peraturan Hukum Tanah, Karya Bhakti, Surabaya, 1 9 ^ , h.3.

Skripsi PENDIRIAN BANGUNAN SECARA LIAR

OLEH PENDUDUK DI ATAS TANAH HAK PENGELOLAAN PERUSAHAAN JAWATAN

(10)

disebutkan di atas, negara dapat memberikan tanah yang

de-mikian itu kepada seseorang atau badan hukum aengan suatu

hak menurut peruntukkan dan keperluannya, misainya : hak

milik, hak guna usaha, hak pakai, dan sebagainya. Atau

memberikannya dalam pengelolaan kepada suatu Badan

Pengu-asa (Departemen, Jav/atan, atau Daereah Swatantra) untuk p dipergunakan bagi pelaksanaan tugasnya masing-masing.

Perusahaan Jawatan Kereta Api sebagai suatu badan

Penguasa, dengan adanya Penjelasan Umum bagian II alinea 7

tersebut, dapat mendapatkan sejumlah areal tanah yang ki­

ta kenal dengan istilah hak pengelolaan tanah Perusahaan

Jav/atan Kereta Api. Sudah menjadi kewajiban Perusahaan

Ja-Watan Kereta Api untuk mengslola tanah yang diterima ter­

sebut secara baik dan efisien. Diharapkan tanah-tanah ter­

sebut tidak akan ditelantarkan tanpa manfaat, sebab dengan

adanya pehelantaran tanah tanpa manfaat akan dapat memberi

peluang untuk dimanfaatkan oleh penduduk secara liar.

Seperti telah kita ketahui, dewasa ini banyak ter­

dapat bangunan pemukiman yang didirikan secara liar oleh

penduduk, baik yang terdapat di dalam wilayah Eksplotasi 9

Perusahaan Jawatan Kereta Api pada umumnya, maupun yang

terdapat di dalam wilayah Perusahaan Jawatan Kereta Api

di Kotamadya Surabaya pada khususnya. Pemerintah dapat

(11)

mahami masalah tersebut, hal ini disebabkan oleh karena

terbatasnya daerah yang dapat digunakan untuk mendirikan

bangunan sebagai pemukiman penduduk, terutama pemukiman

di kota sebesar Surabaya ini.

Masalah ini menimbulkan permasalahan yang cukup

rumit, baik ditinjau dari segi keindahan kota maupim dari

segi ketertiban. Beranjak dari masalah-masalah tersebut,

maka dipandang perlu untuk melakukan langkali-langkah

kon-krit yang memadai dalam menyelesaikan pemukiman liar di

wilayah Kotamadya Surabaya.

b. Perumusannya

-1. Apakah dasar hukum pemeberian hale pengelolaan oleh

negara kepada Perusahaan Jav/atan Kereta Api ? ;

2. Kewenangan apakah yang akan timbul bagi pemegang

hak pengelolaan tersebut ? ;

3. Bagaimanakah bila terjadi pelanggaran terhadap pe­

laksanaan hak pengelolaan tersebut ?

2. Pen.jelasan Judul

Skripsi ini saya beri judul : "Pendirian Bangunan

Pemukiman Secara Liar Oleh. Penduduk di Atas Tanah Hak Pe­

ngelolaan Perusahaan Jav/atan Kereta Api di Beberapa Tempat

di Kotamadya Surabaya".

Yang dimaksudkan dengan "hak pengelolaan" yaitu hak

menguasai atas tanah negara sesuai dengan yang dimaksudkan

oleh pasal 28 Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 5 Tahun

Skripsi PENDIRIAN BANGUNAN SECARA LIAR

OLEH PENDUDUK DI ATAS TANAH HAK PENGELOLAAN PERUSAHAAN JAWATAN

(12)

1973 jo* l^asal 1 Peraturan Menteri Dalam ITegeri ITomor 1

Tahun 1977, yang memberi wev/enang kepada penegangnya untuk:

a. merencanakan penggunaan tanah-tanah tersebut untuk

keperluan tugasnya ;

b. rnernp

ergunakan tanah tersebut untuk keperluan tugas­

nya ;

c. memberikan tanah dari bagian-bagian hak pengelola­

an kepada pihak ketiga dengan suatu hak.

Sedangkan yang dimaksudkan dengan "pendirian bangun­

an pemukiman secara liar" adalah mendirikan bangunan yang

permanen atau tidak permanen untuk bertenpat tinggal tanpa

didasari suatu pemberian ijin dari pemegang hak tersebut*

Yang dimaksudkan dengan "penduduk" adalah orang-<

orang yang beraaa di Indonesia dan menjadi warga negara

Indonesia.

3. Alasan Penilihan Judul

£ang mendorong saya untuk memilih judul skripsi ini

sebagai suatu topik pembehasan ialah agar r.iasalah yang me-

narik ini mendapat tanggapan yang positif dari kalangan

akademis agar dapat turut serta nemberikan altematif pe-

nyelesaian yang lebih memadax dalam menangani permasalahan

tersebut.

A

0

Tujuan penulisan

(13)

2. Untuk membahas macalah psndirian bangunan peir.ukim-

an secara liar oleh penduduk di wilayah Xotair.adya

Surabaya, atas tanah hak pengelolaan Perusahaan

Jawatan Kereta Api*

5. Iv'etcdologi

Saya perlu menegaskan sebeluir^iya, bahv/a metodoicgi

yang saya uraikan ini adalah metodoicgi penuiisan skripsi,

sebagai suatu tulisan ilmiah secara keseluruhan. I£ulai da­

ri tahap pendekatan. masalah sampai x^enyajian datanya, ter-

masuk ruang lingkup permasalahannyao Bisamping itu, tulis­

an ini lebih bersifat kualitatif daripada kuantitatif.

Oleh karena itu, saya tidak menonjolkan data kuantitatif

kendati data kuantitatif juga saya peroleh pada waktu me-

lakukan pengumpulan data. Data kualitatif yang saya pero­

leh, bermanfaat sebagai masukan yang kemudian diolah men-

jadi informasi, sehingga dalam penyajiannya data ini sudah

berbentuk informasi, dan buican lagi berbentuk data.

Skripsi ini ditinjau dari segi analisa data dan pe-

nyajiannya, merupakan tulisan deskriptif,analisis. Mak-

sudnya, data yang telah diperoleh diolah sedemikian rupa

sehingga menjadi infomiasi yang siap disajikan.

Demikian hal-hal umum yang berkaitan dengan metodo-

logi penuiisan. Selanjutnya saya rnenguraikannya tahap demi

tahap dan satu persatu agar lebih jelas.

Skripsi PENDIRIAN BANGUNAN SECARA LIAR

OLEH PENDUDUK DI ATAS TANAH HAK PENGELOLAAN PERUSAHAAN JAWATAN

(14)

1. Ouyek : Semua uentuk bangunan untus pemukiman baik

yang diaasari oleh suatu naK atas tanah tertentu mau

pun yang didirikan secara liar, diatas tanah hak pe­

ngelolaan Perusahaan Jawatan Kereta Api*

2. Ruang lingkup : Hak pengelolaan atas tanah yang

demi-ifian oleh Perusahaan Jawatan Kereta Api aan pelaksa­

naan peruntukannya baik untuk kepentingan tugasnya

maupun untuk kepentingan pihak ketiga.

3# Pendekatan masalah :

a. 3erdasarkan aspek praktis, bahwa tidak semua ba. 5

ngunan pemuiciman diatas tanah hak pengelolaan Pe­

rusahaan Jawatan Kereta Api itu didasari oleh suatu

hak atas tanah tertentu, aKan tetapi adakalanya

terdapat suatu bangunan pemukiman yang didirikan

aecara liar.

b. Berdasarkan aspek yuridis, yakni bahwasannya pe

laicsanaan peruntukan tanah hak pengelolaan Peru

-sahaan Jawatan Kereta Api haruslah sesuai dengan

diberikannya hak tersebut, menyimpang dari maksud

tersebut adalah merupakan pelanggaran.

Berdasarkan kedua aspek pendekatan tersebut saya

me-lakukan " studi pendahuluan " berdasarkan dokumen bu_

ku-buku dan bahan tertulis lainnya, a k h i m y a saya ber

pandangan bahwa masalah tersebut memungkinkan untuk

diteliti dalam rangka penulisan ilmiah yang berben

(15)

Sumber data :

a. Jiahan kepustakaan yang aerupa dokumen, buku-bu&u,

majalah, dan bahan-bahan ^ertulis lainnya yang ter

dapat di perpustakaan Uni vers It as Airlangga Sura**

baya maudlin koleksi pribadi.

b. Informasi dari Prusahaan jawatan iiereta Api yang

berupa bahan tulisan yang berhuDungan u.engan

pe-laksanaan perun^ukan tanah hak pengeiolaan

Peru-sahaan Jawatan Kereta Api.

Cara pengumpulan data :

a* Jenis penelitian : Tl Penelitian kasus " yakni

me-lakukan penelitian terhadap beberapa bangunan

pe-mukiman, baik yang didasari hak atas tanah terten

tu maupun yang dibangun secara liar dibeberapa

tempat di wilayah kecamatan Gubeng.

b. Model pendekatan : " One Shoot Model " yaitu

me-lakukan penelitian untuk pengumpulan data dengan

satu kali pengumpulan pada penelitian yang samat

c* Bahan-bahan bacaan, baik yang berbentuk buku, ma^

jalah ataupun bahan tertulis lainnya*

Ditinjau dari isinya, bahan-bahan bacaan tersebut

ada yang sudah berupa informasi dan aaa yang

ma-sih berupa data,

d...Tehnik atau metode :

1. Observasi, yakni melakukan pengamatan dalam

rangka meitfperoleh petunjuk kearah pemecahan.

Skripsi PENDIRIAN BANGUNAN SECARA LIAR

OLEH PENDUDUK DI ATAS TANAH HAK PENGELOLAAN PERUSAHAAN JAWATAN

(16)

2. Wawancara tidak berstruktur, yaitu melakukan wa­

wancara dengan beberapa penghuni bangunan

pemu-kiman di areal tanah hak pengelolaan Ferusahaan

Jawatan Kereta A p i # baik yang didasari oleh hak

atas tanah tertentu maupun yang didirikan secara

liar.

6. Pengolahan dan analisa data :

Data yang telah terkumpul selanjutnya saya pelajari

dan saya olah sedemikian rupa sehingga menjadi

infor-masi yang siap disajikan. Kemudian saya memaparkannya

kembali dalam skripsi ini sekaligus menganalisanya.

6. Pertanggung.iawaban Sistematlka

Penulidan skripsi ini terdiri dari lima bab. Bab

yang satu dengan yang lainnya saling berkaitan, sehingga

penulisan ini diharapkan merupakan satu kebulatan uraian.

Fendahuluan saya letakkan dalam bab I, karena di dalam

pendahuluan diuraikan segala permasalahan, serta

langkah-langkah yang akan dibahas dalara skripsi ini.

Dasar hukum pemberian hak pengelolaan oleh negara

kepada Perusahaan Jawatan Kereta Api, akan saya bahas da­

lam bab II, karena di dalam bab ini akan diuraikan

terle-bih dahulu dasar-dasar hukum adanya pemberian hak penge­

lolaan oleh negara kepada Perusahaan Jawatan Kereta Api.

Sedangkan di dalam bab III akan dibahas mengenai

kewenangan yang timbul bagi Perusahaan Jawatan Kereta Api

(17)

10

akan diuraikan tentang kewenangan-kewenangan yang timbul

dengan adanya pemberian hak pengelolaan kepada Perusahaan

Jawatan Kereta Api, aetelah dalam bab sebelumnya te-lah

diuraikan mangenai dasar-dasar hukumnya.

Selanjutnya di dalam bab IV akan dibahas tentang

pelanggaran-pelanggaran yang terjadi dalam prakteknya

a-tas tanah hak pengelolaan tersebut, serta dibahas pula'

mengenai dasar-dasar hukum dan upaya yang digunakan untuk

menindak pelanggaran-pelanggaran yang terjadi. Bab ini

menguraikan tentang kenyataan dalam prakteknya, yaitu

le-bih banyak mengemukakan data-data yang ada selama ini,

khususnya yang raenyangkut tanah dengan hak pengelolaan

Perusahaan Jawatan Kereta Api.

Pada akhir penulisan skripsi ini, saya kemukakan

kesimpulan dan saran. Kesimpulan dimaksudkan untuk

membe-rikan gambaran secara ringkas mengenai hasil penelitian

serta penulisan, Sedangkan saran, dipandang■sangat

bergu-na dalam rangka perkembangan dan pembentukan hukum bergu-

nasio-nal dalam bidang keagrariaan, khususnya yang menyangkut

hak pengelolaan.

Skripsi PENDIRIAN BANGUNAN SECARA LIAR

OLEH PENDUDUK DI ATAS TANAH HAK PENGELOLAAN PERUSAHAAN JAWATAN

(18)

BAB II

DASAR HUKUK PSKBERIAN HAX PENGELOLAAN OLEH

NEGARA KEPADA PERU3AHAAN JAWATAN K3RETA API

Persoalan tentang tanah dan kehidupan manusia,

mem-punyai arti yang sangat penting dan erat sekali

hubungan-nya dengan manusia. Tanah merupakan sumber kehidupan bagi

mereka yang mencari nafkah dalam bidang pertanian. Tanah

disini dapat dinilai sebagai suatu harta yang bersifat

permanen, dalam arti manusia tidak dapat dipisahkan dari

tanah.

Undang-Undang Dasar 194-5 sebagai Konstitusi Negara

Republik Indonesia, mengatur masalah pertanahan yang

ter-tuang dalam pasal 33 ayat 3, yang berbunyi : "Bumi dan air

dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya dikuasai oleh

negara dan dipergunakan untuk sebesar-besar kemaknuran

rak-yat" Pasal ini mengandung pengertian bahwa bumi, air dan

kekayaan alam yang terkandung di dalamnya, dalam tingkatan

yang tertinggi dikuasai oleh negara dan digunakan untuk

sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.

Sejak tanggal 24 September 1960, yaitu tanggal

di-berlakukannya Undang-undang Nomor 5 Tahun 1960 tentang

^Sekretariat Negara Republik Indonesia, Undang-un­ dang Dasar ,~Pedoman Fenghayatan dan Pengamalan Pancasila, Ketetapan HPR No.II/MPR/19 7 8 , Cicero Indonesia, 1983, h.20.

(19)

12

P o k o k - p o k o k A g r a r i a , m a k a u n t u k p e r t a m a k a l i n y a t e r d a p a t

s u a t u p e r a t u r a n y a n g b e r l a k u s e c a r a n a s i o n a l m e n g a t u r

t e n t a n g k e a g r a r i a a n . D i m a n a u n d a n g - u n d a n g i n i m e r u p a k a n

p e l a k s a n a a n d a r i i s i p a s a l

33

a y a t

3

U n d a n g - u n d a n g

1945*

N e g a r a s e b a g a i o r g a n i s a s i k e k u a s a a n d a r i s e l u r u h r a k y a t

I n d o n e s i a a k a n b e r t i n d a k s e b a g a i p e n g u a s a u n t u k m e l a k s a -

n a k a n u r u s a n p e r t a n a h a n s e s u a i d e n g a n p a n g k a l t o l a k p e n -

d i r i a n d a r i s e l u r u h b a n g s a I n d o n e s i a y a n g t e l a h d i a t u r

d a l a m p a s a l

33

a y a t

3

U n d a n g - u n d a n g D a s a r

1945

t e r s e b u t . • k e k u a s a a n y a n g d i m a k s u d k a n , s e p e r t i y a n g s a y a u r a i k a n

s e b e l u m n y a d a l a m b a b i n i j u g a , y a i t u m e n g e n a i s e m u a h a l

y a i i g b e r h u b u n g a n d e n g a n b u m i , a i r , d a n r u a n g a n g k a s a .

J a d i b i s a d i s i m p u l k a n m e n y a n g k u t s e m u a h a l y a n g b e r h u r »

b u n g a n d e n g a n b u m i , a i r , r u a n g a n g k a s a d a n s e l u r u h k e ­

k a y a a n a l a m y a n g t e r d a p a t d i d a l a m n y a , b a i k y a n g s u d a h

d i h a & i o l e h s e s e o r a n g m a u p u n y a n g t i d a i c * S e i c u a s a a n n e ­

g a r a m e n g e n a i t a n a h y a n g s u d a h d i p u n y a i o r a n g d e n g a n s u ­

a t u h a k , m a k a d i b a t a s i o l e h i s i h a k i t u , a r t i n y a s a m p a i

s e b e r a p a n e g a r a m e m b e r i k e k u a s a a n k e p a d a y a n g m e m p u n y a i

h a k u n t u k m e n g g u n a k a n h a m x y t t , s a m p a i d i s i t u l a h b a t a s -

b a t a s m e n g e n a i k e k u a s a a n n e g a r a t e n t a n g b u m i , a i r , r u a n g

a n g k a s a , d a n s e l u r u h k e k a y a a n a l a m y a n g t e r k a n d u n g d i

-5

d a l a m n y a .

^ P u r n a d i P u r b a c a r a k a , a . R i d w a n H a l i m , S e n d i - s e n d i H u k u m ‘A g r a r i a , G e t . I , G h a l i a I n d o n e s i a , J a k a r t a , i y 8 4 , h 7 9 2 .

Skripsi PENDIRIAN BANGUNAN SECARA LIAR

OLEH PENDUDUK DI ATAS TANAH HAK PENGELOLAAN PERUSAHAAN JAWATAN

(20)

Kekuasaan negara atas tanah yang tidak dipunyai dengan

suatu hak oleh seseorang atau pihak lainnya, adalah

le-bih luas dan penuh.

Dengan berpedoman pada tujuan yang terdapat da­

lam pasal 33 ayat 3 Undang-Undang Dasar 1945* serta

pe-laksanaan lebih lanjut oleh pasal 1 ayat 2, pasal 2

a-yat 1, dan pasal 2 aa-yat 2 Undang-undang Nomor 5 Tahun

1960, maka negara sebagai penguasa tertingg,i dapat

raem-berikan tanah dengan hak tertentu menurut keperluan dan

peruntukannya kepada seseorang atau badan hukum.

Misal-nya : memberi hak pakai, hak milik, hak guna usaha, atau

hak pengelolaan kepada badan penguasa (Departemen, Jawat­

an, atau Daerah Swatan-tra) untuk dipergunakan bagi

ke-lancaran tugas-tugasnya

1

. Hak-hak Atas Tanah Menurut Undang-undang Nomor 5

Tahun 1960

Dengan adanya Undang-undang ini, maka semua

hak-hak atas tanah hukum barat dan hukum adat dihapuskan,

sekarang yang ada hanyalah hak-hak atas tanah menurut

Undang-undang Nomor 5 Tahun 1960. Namun dengan adanya

Un-dang-undang ini tidak berarti sifat dualisme dalam bidang

keagrariaan di Indonesia benar-benar telah terhapus.

Sifat dualisme itu masih ada, akan tetapi bukan merupakan

sifat dualisme eksternal seperti yang terdapat adanya

(21)

14

perbandingan antara hak atas uanah hukum barat dan hukum

adat* Duaiisme itu bersifat internal, yaitu maoih oanyak

terdapat hak-hak atas tanah yang diatur oleh hukum adat

sexain uerlakunya hak-hak atas tanah menurut Undang-undang

Nomor 5 Taftun ly60, namun hal ini tidak sampai mtsnimbul.tr

kan masalah yang serius, Seperti kita ketahui bahwa Un

dang-undang Jflomor 5 Tahun I960 adalah merupakan

pelakao,-naan hukum adao dalam bidang pertanahan, sedangkan huKtim

auat adalah merupakan perwujudan daripada pembencukan

Undang-undang Nomor i> Tahun I960,

Antara Undaug-and:m0 Nomor 5 ^ahun 19bw u.an hukum

adat terdapat hubuugan secara fungsional. Di dalam pasal

!? Undang-undang flomor 5 Tahun 1 % U berbunyi :

Hukum Agraria yang berlaku atas bumi, air dan ruang angkasa ialah hukum adat, sepanjang tidak bertentang-an dengbertentang-an kepentingbertentang-an nasional dbertentang-an negara, ybertentang-ang ber-dasarkan atas persatuan bangsa, dengan sosialisme Indonesia serta dengan peraturan yang tercantum dalam Undang-undang ini dan dengan peraturan perundangan • lainnya, segala sesuatu dengan mengindanfran unsur-unsur yang bersandar pada hukum agama.7

oelain itu sebagai bu&ti bahwa nukum agraria adalah

ber-dasarkan hukum adat, maka nal ini dapat juga kixa linat

pada pasal 3 Undang-unucmg Nomor 5 Tahun I960, yang, ber­

bunyi : Dengan mengingat ketentuan-ketentuan pasal 1 dan

2 pelaicsanaan nak uikpy&t dan hak-hak serupa itu dari

ma-syarakat huicam adat sepanjang menurut kenyataannya masih

aua harus sedemikian rupa, sehingga sesuai dengan kepen­

tingan nasional dan negara, yang berdasarkan atas

persa-^ u m a d i Puroacaraka, A* Kidwan Halim, op. c i t ., h. 53o

Skripsi PENDIRIAN BANGUNAN SECARA LIAR

OLEH PENDUDUK DI ATAS TANAH HAK PENGELOLAAN PERUSAHAAN JAWATAN

(22)

tuan bangsa serta tidak boxeh bertentangan dengan

undang-tuiaaiig uan peraturan lain yang lebih tinggx. Demikian

bu-ngti pasal 3 Unuang-undang Nomor 5 Tahun iy6o yang

dida-lamnya dapat kita simpuikan bahwa walaupun hak ulayat itu

diatur menurut huKum adat, akan tetapi-*ol<=h Undang-undang

Nomor b Tahun I960 masin diaicui keberadaannya, sepanjang

nal ini tidak bertentangan dengan persatuan dan kesatuan

bangsa.

Menurut pasal 4 undang-undang Nomor 5 Tahun I960

yang berbunyi : Aoas dasar hak menguasai dari negara se­

bagai yang dxmaksud dalam pasal 2 ditentukan adanya hak

ataa pGjrrankaan bumi, yang disebut tanah , yang

dapat^di-diberikan kepada dan dipunyai oleh orang-orang, baik

sendiri maupun bersama-sama dengan orang-orang lain,

serta badan-badan hukum. Sedangkan pasal *+ ayau 2

ber-bunjd : haK-hait atas tanah yang dimaicsud dalam ayat v1)

pasal ini memberi wewenang unuuk mempergunakan tanah

yang oersangkutan, demikian pula i,uouh bumi dan air ser­

ta ruang angkasa yang ada diatasnya, stsKedar diperlukan

untuk kepentingan yang langsung berhuiiungan dengan

peng-guna.au tanah itu dalam batas-batas menurut Undang-undang

ini dan peraturan-peraturan hukum lain yang iebih

(23)

I S

Dengan adanya pasal 4 ayat 1 dan pasal 4 ayat 2

Undang-undang J^omor 5 Tahun.:.!960, secara lebih terperin_

ci dan lebih jelas disebutkan dalam pasal 16 ayat 1

Undang-undang Womor 5 Tahun 19&0 tentang macam-macam

hak atas tanah, yaltu sebagai berikut :

a* Haic milik ;

b. Hak guna usaha*,;

c. Hak guna bangunan;;

d* Hak pakai* ;

e* Hak sewa-;/3

f. hak membuka tanah;;

g. Hak memungut hasil hutan ■;

h. Skk-hak lain yang tidak termasuk dalam hak-hak terse_

but di .atas yang akan -•dite&afjkan dengan Undang-undang

serta-:.hak-hak yang sifatnya sementara sebagai yang

disebutkan dalam pasal 53*

jjemikianlah mac am-mac am hak atas tanah menurut

Undang-undang Nomor 5 *£ahun 1960o Dengan adanya

macam-mac am hak atas tanah menurut undang-undang~±ni maka

§e-mua hak-hak atas tanah menurut hukum barat, seperi

mi-salnya :

1. Hak opstal;

2 0 Hak erpacht;

3. Hak eigendom

Sekarang sudah tidak ada lagi, karena sudah

dikon-versi oleh undang-undang ini dan disesuaikan dengan

Skripsi PENDIRIAN BANGUNAN SECARA LIAR

OLEH PENDUDUK DI ATAS TANAH HAK PENGELOLAAN PERUSAHAAN JAWATAN

(24)

m&cam-macam hale sepert-i yang oertuang dalam pasal 16

ayat 1 Undang-undang Nomor 5 Tahun 196u. Demikian halnya

dengan ha*. atas tanah menurut hukum adat, pelaicsanaan

hak-hak mauam ini harus aelalu aesuai dengan persa^uan

dan kesatuan bangsa Indonesia seperti yang termaksuu

da-lam pasal 3 dan pasal 5 Undang-undang Nomor 5 Tahun 19bO

tersebut.

2. Subyek H.ak Atas- T a nah M enurut Undang-undang Nomor 5

Tahun 1^60

Dengan berlakunya Undang-undang Womor 5 Tahun

I960, ma£a yang dapao memiliki haic atas tanah hanyaiah.

warga negara Indonesia saja, yang mana hal ini se»uai

dengan azaz Kebangsaan yang terdapat dalam pasal 1

Un-dang-undang Nomor 5 Tahun I960 tersebut, yang berbunyi:

1. seluruh wilayah Indonesia adalah kesatuan tanah air

dari seluruh rakyat Indonesia yang bersatu sebagai

bangsa Indonesia ;

2. seluruh bumi, air dan ruang angkasa, termasuk

keka-yaan alam'yang terkandung di dalamnya dalam wilayah.

Republik Indonesia sebagai karunia Tuhan Yang Maha

Esa adalah bumi, air dan ruang nagkasa bangsa Indo­

nesia dan merupakan kekayaan nasional ;

3. hubungan antara bangsa Indonesia dan bumi, air serta

ruang angkasa termaksud dalam ayat (2) pasal ini

(25)

4* dalam pengertian bumi, selain permukaan bumi,

ter-masuk pula tubuh bumi di bawahnya serta yang berada

ai bawah air ;

5. dalam pengertian air termasuk baik perairan

pedalam-an. maupun laut wilayah Indonesia ;

6. yang dimaksud dengan ruang angkasa ialah ruang di

a-tas bumi dan air tersebut pada a£at (4) dan (5) pa­

sal ini.

T.enurut pasal 9 ayat 1 Undang-undang Uomor 5

Ta-nun I960, dalam bunyinya menyatakan bahwa hanya warga

negara Indonesia yang dapat mempunyai hubungan

sepe;;uh--nya dengan bumi, air dan ruang angkasa, dalam

batas-ba-tas ketentuan pasal 1 ayat 2. Sedangkan pasal 9 ayat 2

menyatakan bahwa tiap-tiap warga negara Indonesia, baik

laki-laKi maupun wanita mempunyai kesempatan yang sama

dalam memperoleh hak atas tanah serta untuk mendapat

u*-mani'aat dan hasilnya baik bagi diri sendiri maupun

ice-luargsnya.

Suatu hal yang tidak boleh Kita lupakan dalam

membahas tentang subyek hak atas tanah di Indonesia

ialah banwasannya subyek hukum di Indonesia bukaniah

hanya orang semata, akan tetapi tfadan-badan hukum yang

didirikan menurut Hukum Indonesia dan berkedudukkan

di-lndonesia juga termasuic di dalamnya. Subyeic hukum ai

Indonesia selain orang adalah badan hukum .

Skripsi PENDIRIAN BANGUNAN SECARA LIAR

OLEH PENDUDUK DI ATAS TANAH HAK PENGELOLAAN PERUSAHAAN JAWATAN

(26)

Hak dan kewajiban yang dimiliki oleh orang sebagai su-?

byek nukum juga dimiliki oxen badan-badan hukum. ulen

karena itu apabila orang; uianggap sebagai subyek hak

axas tanah di Indonesia maka badan-badan hukum harus

juga dianggap demikian. Sebagai bukti untuk menduitung f

pendapat saya ini, maka bisa Kita lihax pada pasal 36

Undang-unaang Eomor 5 xahun I960 yang menyatakan bahwa

yang dapat mempunyai hak guna bangunan ialah :

a. warga negara Indonesia ;

b. badah-badan hukum yang didirikan menurut hukum In­

donesia dan berkedudukkan di Indonesia.

Sebagai bukti yang lain maka bisa kita lihat pa-»

da pasal 30 Undang-undang Nomor 5 Tahun I960 yang me­

nyatakan bahwa yang dapat mempunyai hak guna usaha ia­

lah :

a. warga negara Indonesia ;

b. badan-badan hukum yang didirikan menurut hukum In­

donesia dan berkedudukkan di Indonesia.

Beranjak dari pasal 9 ayat 1 dan ayat 2, maka

dapat diambil suatu kesimpulan bahwasannya tanah-tanah

yang terdapat di seluruh wilayah Negara Republik Indo­

nesia adalah untuk memsniiiiiii kebutuhan sialuruh bangsa

dan rakyat Indonesia, serta dengan adanya pengakuan

bahwa badan hukum merupakan subyek hak atas tanah maka

sebagai konsekiaensi ialah apa yang term&ksud dari isi

(27)

yang didirikan menurut hukum Indonesia dan berkedudukkan

di Indonesia*

menurut pasal 20 ayat 1, dikatakan bahwa haK

mi-lik adalah meirupakan hak turun temurun, terkuat dan

ter-penuh yang dapat dipunyai atas tanah. Sedangkan menuruc

pasal 21 ayat ? oahwa hanya warga negara Indonesia yang_

^apat mempunyai nak mil±k<>

Jadi, beranjak dari pasal 20 ayat 1 JO pasal 21

ayat 1 dapat dikatakan bahwa hanya warga negara Indone­

sia saja yang dapat mempunyai hak milik atas tanah.

Hal ini tidak berarti bahwa urang asing adalah dilarang

sepenuhnya untuk menguasai tanah dengan hak-hak atas ta­

nah tertentu selain hak milik. Bagi orang asing terbuka

kemungkinan untuk menguasai tanah dengan hak pakai atau

hak sewa, yang merupakan hak atas tanah berjangKa waktu

pendek dan wewenangnya terDatas. Dalam pasal 42

Undang-undang Nomor 5 Tahun 1^60 disebutkan bahwa yang dapat

mempunyai hak pakai ialah :

a. warga negara Indonesia ;

b. orang asing yang berkedudukkan di Indonesia ;

c . badan-badan hukum yang didirikan menurut hukum Indo­

nesia dan berkedudukkan di Indonesia ;

d. badan hukum asing yang mempunyai perwakilan di Indo­

nesia.

Dari pasal 42 tersebut bisa kita lihat suatu kes*

mungkinan bagi orang, asing untuk menguasai tanah dengan

Skripsi PENDIRIAN BANGUNAN SECARA LIAR

OLEH PENDUDUK DI ATAS TANAH HAK PENGELOLAAN PERUSAHAAN JAWATAN

(28)

hak atas tanah tertentu selain hak milik, c&alam hai ini

adalah hak pakai. Dalam pasal 45 disebutkan bahwa yang

menjadi pemegang hak sewa ialah :

a. warga negara Indonesia ;

b. orang asing yang berkedudukkan di Indonesia ;

c. badan-badan hukum yang didirikan menurut hukum Indo­

nesia dan berkedudukkan di Indonesia ;

d. badan-badan hukum asing yang mempunyai perwakilan

di-Indonesia.

Dari pasal 45 tersebut bisa kita lihat kemungkinan. orang

asing menguasai tanah dengan hak atas tanan tertentu

selain hak milik, dalam hal ini adalah hak sewat

M e n u r u t *pasal 21 ayat 3 dikatakan bahwa orang

asing yang mempunyai hak milik sesudah berlakunya Un

-dang-undang Nomor 5 Tahun I960 ini wajib melepaskan hak

tersebut dalam ^angka waktu 1 tanun, dan hal ini juga

berlaku bagi warga negara Indonesia yang sesudah

ber-laKunya undang-undang ini kenilangan kewarganegaraannya,

jika sesuadah jangka waktu tersebut lampau, tanah'.ter­

sebut tidak dilepaskan, maka haic tersebut hapus dan ta^

nahnya menjadi tanah negara.

3. Hak Pengeioiaan perusahaan oawatan Kereta Api

Daiam perumusan mac am-mac am ha& yang tertuang da­

lam pasal 16 ayat 1 Undang-umdamg Nomor 5 Tahun I960

(29)

penge-lolaan. Seperti yang saya sebutkan sebelumnya pada bab

ini 3uga, bahwa mengenai hak pengelolaan disinggung pa£a

Penjel^san Umum Bagian II alinea 7 yang menyatakan bahwa

Negara sebagai suatu organisasi kekuasaan tertinggi dapat

memberikan tanah dengan hak tertentu menurut keperluan

dan peruntukannya kepada seseorang atau badan hukum atau

memberikan hak pengelolaan kepada badan penguasa

(Depar-temen, Jawatan, dan Daerah Swatantra) untuk dipergunakan

bagi kelancaran tugas-tugasnya.

Fenurut pasal 28 Peraturan Menteri Dalam Negeri No­

mor 5 Tahun 1973, disebutkan bahwa yang dimaksudkan dengan

hak pengelolaan adalah hak atas tanah Negara seperti yang

dimaksudkan Peraturan Menteri Agraria Nomor 9 Tahun 1965

-Menurut pasal 1 Peraturan Menteri Agraria Nomor 9 Tahun

1965 disebutkan bahwa yang dimaksudkan dengan hak atas ta­

nah Negara adalah hak penguasaan atas tanah Negara sebagai

yang dimaksud dalam Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun

1953, yang diberikan kepada Departemen-departemen,

Direk-torat-direktorat dan Daerah-daerah Swatantra sebelum

ber-lakunya peraturan ini sepanjang tanah-tanah tersebut hanya

dipergunakan untuk kepentingan instansi-instansi itu

sen-diri dikonversi menjadi hak pakai, sebagai yang dimaksud

dalam Undang-undang Pokok Agraria, yang berlangsung

sela-ma tanah tersebut dipergunakan untuk keperluan itu oleh 9

OLEH PENDUDUK DI ATAS TANAH HAK PENGELOLAAN PERUSAHAAN JAWATAN

(30)

Menurut pasal 1 Peraturan Pemerintah Nomor 8 Ta­

hun 1953 Tentang Peguasaan Tanah-tanah Negara, disebutkan:

a. tanah Negara, ialah tanaia yang diicuasai penun olen

Negara ;

b. Jawatan, ialah Organisasi suatu jcementerian yang

ber-diri aenairi, yebagai yang dimaicsud dalam Peraturan

Pemerintah Nomor 20 Tanun 1952."^

Menurut pasal 1 peraturan pemerintah Nomor 20

Tahun ly^2, disebutkan : Jawakan adalah suauu badan m i ­

lik Negara yang bertugas untilk melayani kepentingau

so-sial. Sedangkan mengenai perusahaan Jawatan Kereta Api

diatur dalaiii Peraturan Pemerintah Nomor 40 Tahun 1959

Tentang : Nasionalisass Perusahaan milik Belanda.

Menurut pasal 1 Peraturan Pemerintah Nomor 40 Tahun 1959

disebutkan bahwa Perusahaan kereta api milik iielanda

yang terdapat di dalam wilayah Kepublik Indonesia

dike-nakan Nasionalisasi.

Dengan adanya proses Sasionalisasi yang diatur

oleh Peraturan Pemerintah tersebut maka keberadaan Pe­

rusahaan Jawatan Kereta Api di dalam wilayah Negara Ke­

publik Indonesia aaalan seperti yang dimaksudkan oleh

penjelasan umum Bagian II alinea ke 7 undang-undang N o ­

mor 5 Tahun I960.

(31)

BAB III

ISVSRAHGAIT YAIJG TIUBUL BAGI PEEU3AKAA1T JAWATAN

KERETA API' SEBAGAI

PELIEGAKG

HAK PENGELOLAAN

Indonesia sebagai negara hukum mengakui orang dan

badan hukum. sebagai subyek hukum, hal ini mengandung kon-

sekuensi bahv/a subyek hukum tersebut haruslah dianggap se*

bagai penyar.dang hak dan kewajiban. Sedangkan pelalcsanaan

daripada hak dan kewajiban tersebut adalah berhubungan

dengan segenap aktivitasnya masing-masing.

Dalam pasal 29 Peraturan I.Ienteri Dalam Negeri No-

mor

5

Tahun 1973 nenyatakan bahwa hak pengelolaan dapat

diberikan kepada :

1. Departemen dan Jav;atan-jav/atan*Pemerintah;

2. Badan-badan hukum yang ditunjuk Pemerintah.

I.Ienurut pasal 28 Peraturan lienteri Dalam Negeri Nomor 5

Taliun 1973 jo. pasal 1 Peraturan Menteri Dalam Negeri Ho­

mo

r 1 Tahun 1977, bisa kita ttemukan mengenai tiga bentuk

wewenang yang dimiliki oleh Perusahaan Jawatan Kereta Api

atas sejumlah tanah-tanah negara yang telah dikuasainya,

yaitu :

a. merencanakan peruntukan dan penggunaan tanah yang

bersangkutan;

b. menggunakan tanah tersebut untuk keperluan pelak­

sanaan tugasnya;

24

Skripsi PENDIRIAN BANGUNAN SECARA LIAR

OLEH PENDUDUK DI ATAS TANAH HAK PENGELOLAAN PERUSAHAAN JAWATAN

(32)

c. menyerahkan bagian-bagian daripada tanah itu kepada

pihak ketiga menurut persyaratan yang ditentuican

o-leh perusahaan pemegang hak .tersebut, yang meliputi

segi-segi peruntukan, penggunaan, jangka waktu dan

keuangannya, dengan ketentuan bahwa pemberian hak

atas tanah kepada pihak ketiga yang bersangkutan

di-lakukan oleh pejabat-pejabut yang berwenang, sesuai

dengan peraturan perundangan yang berlaku.

M e n g m g a t bentuK sir at kewenangan^yang dimdiiki

oleh Perusahaan Jawatan nerexa Api, maka perluian kira«*

nya kita seaikit meneiaah tentang oentuk aan sifat-sifat

tanah yarig telaii aikuasai oleh Perusahaan Jawatan

iiere-ta Api sebagai pemegang hak pengeloiaan tersebut.

ae-dangkan tanan-tanan yang dikuasai oleh perusahaan

da-watan Aereta Api terbagi dalam tiga golongan kategori

yaitu :

1* tanah yang menyangkut bidang operasional, dajam hal

ini yang dimaksud dengan tanah operasional adalah

tanah yang sepenuhnya digunakan untuk

kegiatan-kegi-atan tugas Perusahaan Jawkegiatan-kegi-atan Kereta Api, misalnya

untuk pembangunan rel kereta api, pembangunan gedung

untuk lcantor, dan lain-lain.

2. tan ail-tan ah penunjang operasional, misalnya tanan-;

tanah yang digunakan unxuk areal perumahan bagi kar^

(33)

26

3. tanah-tanah untuk cadangan, uaik untuk cadangan

;jang-ka panjang maupun jang;jang-ka pendek.

Dengan adanya perincian mengenai bentuic uan

si-fat-sifat tanah yang i;eiah dikuasai oleh Perusahaan Ja­

watan Kereta Api sebagai pemegang nan peng-l^laan, maka

dapatlah kirtaiya kita mengnubungkan antara &ewenangan

yang dimiiiKi olen Perusahaan J«»w.-.tan Kereua Api aepexti

yang oer^uang daxum pas»l 28 Peraturan Mentex-i x/alam

Ne-geri nomor 'd Tahun i97j Ju pa. al 1 ayat x PeraLurttu

Men-teri Dalaai Ne^eri Nomor 1 rahun 1977 -engan sejiunlah

ta-nan yang u i & u a s a m y a terseout untuic kemuaian

axhubung-kan dengan permasalahiin yang konKriu, Dalam tdrti

Dagai-mana piha& Perusanaan Jawatan Kereta Api menj aiamcaii

Kewenangan atas sejumlah areal uanah-tanah yang texah

aikuasainya, baik untuk kepentingan langsung dengan

ke-lancaran tugas-tugasnya maupun yang akan diserahkan

ke$-pada pihak ketiga,

Beranjak dari perincian tentang kewenangan yang

dimiliki oleh Perusahaan Jawatan Kereta Api sebagai pe­

megang hak pengelolaan yang telah menguasai sejumlah

areal tanah-tanah, maka dapatlah ki&a bedakan

kewenang-an-kewenangan tersebut menjadi dua bagian, yaitu :

1. Kewenangan untuk menggunakan sendiri, demi kelancaran

tugas-tugasnya.

2.

Kewenangan untuk menyerahkan kepada pihak ketiga.

Skripsi PENDIRIAN BANGUNAN SECARA LIAR

OLEH PENDUDUK DI ATAS TANAH HAK PENGELOLAAN PERUSAHAAN JAWATAN

(34)

1• Tanah-tanah Hak Pengelolaan Haras Didaftarkan

ilenurut pasal 19 Undang-undang Nomor 5 Tahun 1960,

bahwa untuk menjamin kepastian hukum oleh Pemerintah

dia-dakan pendaftaran tanah diseluruh wilayah Republik Indo­

nesia menurut ketentuan -ketentuan yang diatur dengan Pe­

raturan Pemerintah, yaitu dengan Peraturan Pemerintah

No-mor 10 Tahun 1961 tentang Pendaftaran Tanah.

Demikian pula tanah-tanah hak pengelolaan yang

di-kuasai oleh Perusahaan Jawatan Kereta Api juga harus di­

daftarkan, untuk kemudian mendapatkan akta bukti pendaf­

taran hak atas tanah yang disebut sertifikat. Maksud

dia-dakannya pendaftaran hak atas tanah-tanah pengelolaan Pe­

rusahaan Jawatan Kereta Api tersebut adalah sesuai dengan

isi pasal 19 Undang-undang Nomor 5 Tahun 1960, yaitu untuk

memperolek jaminan kepastian hukum, disamping itu untuk

mendapatkan suatu kepastian hak atas tanah yang berada

*di-bawah penguasaan Perusahaan Jawatan Kereta Api tersebut.

Masalah pendaftaran Uak atas tanah pengelolaan Pe­

rusahaan Jawatan Kereta Api tersebut, selaras pula dengan

isi Peraturan Menteri Agraria Nomor 1 Tahun 1966 tentang

Pendaftaran Hak Pakai dan Hak Pengelolaan. Pasal 1 Pera­

turan Menteri Agraria Nomor iTahun 1966 tersebut

menyata-kan secara tegas, bahwa selain hak milik, hak guna usaha,

dan hak guna bangunan, maka harus pula didaftarkan menurut

ketentuan Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 1961

(35)

28

a. semua hak pakai, termasuk yang diperoleh Departe-

men-departemen, Direktorat-direktorat, dan Daerah-

daerah Swatantra sebagai dimaksud dalam Peraturan

Menteri Agraria Nomor 9 Tahun 1965;

b. semua hak pengelolaan sebagai _yang dimaksud dalam

Peraturan Kenteri Agraria I'Tomor 9 Tahun 1965.

Dari penegasan pasal tersebut diatas jelaslah bah­

wa terdapat suatu pembebanan kepada Perusahaan Jawatan

Kereta Api sebagai pemegang hak pengelolaan untuk menser-

tifikatkan tanah-tanah yang dikuasainya, agar kepastian

hukumnya menjadi terjamin. Sila terjadi sengketa mengenai

tanah-tanah yang tel

ail dikuasai tersebut maka pihak Peru­

sahaan Jawatan Kereta Api dapat dengan tegas menun^ukkan

bukti-bukti otentik atas tanah-tanah yang telah dikuasai­

nya tersebut.

Llengenai pembebanan untuk mendaftarkan tanah-tanah

hak pengelolaan Perusahaan Jawtan Kereta Api tersebut,

juga diatur di dalam pasal 1 ayat 2 peraturan Henteri Da­

lam ttegeri ITomor 1 Tahun 1977, yang menyatakan bahwa hale

pengelolaan yang berasal dari pengkonversian hak pengua-

saan berdasarlcan Peraturan Llenteri Agraria ITomor 9 Tahun

1965 tentang Pelaksanaan Konversi Hak Penguasaan Atas Ta­

nah negara dan Ketentuan Tentang Kebijaksanaan Selanjutnya,

yang meniberi wev/enang sebagainana tersebut dalam ayat

1

di atas dan yang telah didaftarkan di Kantor Sub Direkto-

rat Agraria setempat serta sudah ada sertifikatnya.

Skripsi PENDIRIAN BANGUNAN SECARA LIAR

OLEH PENDUDUK DI ATAS TANAH HAK PENGELOLAAN PERUSAHAAN JAWATAN

(36)

Dalam rangka pelaksanaan pensertifikatan tanah-

tanah hak pengelolaan tersebut, pihak Perusahaan Jawatan

Kereta Api mengadakan kerja sama dengan pihak Direktorat

Jendral Agraria untuk menaaftar tanah-tanah hak pengelo­

laan yang ada di bawah penguasaan Perusahaan Jawatan Ke­

reta Api- Hal ini tertuang dalam perjanjian Kerja Sama

Antara Perusahaan Jawatan Kereta Api Dengan Direktorat

Jenderal Agraria ilomor :

162/>Ik/TaiD/83

Tentang

Pelak-37/

s

?

k

/;

ci

/ 1933

sanaan Kegiatan Keagrariaan Untuk pensertifikatan Tanah

Perusahaan Jawatan Kereta Api.

Tujuan ksrja sama tersebut, seperti yang tereanturn

dalam pasal 1 nya, yaitu untuk memperoleh kepastian hukum

atas -tanah-tanah Perusahaan Jawatan Kereta Api melalui

program pensertifikatan tanah yang penanganannya memerlu-

kan kegiatan teknis keagrariaan® •

Sedangkan ruang lingkup perjanjian ini mencakup ke­

giatan-

k

eg

i

a

t

an sebagai berikut :

a. Inventarisasi obyek dan subyek secara menyeluruh

mengenai tanah-tanah yang :

1. secara historis dikuasai Perusahaan Jawatan Ke­

reta Api;

2

. dipergunakan langsung untuk kepentingan operasi­

onal Perusahaan Jawatan Kereta Api;

(37)

4. dicadangkan untuk pengembangan Perusahaan Jawa­

tan Kereta Api;

5. dikuasai pihak ketiga, dengan atau tanpa ijin

Perusahaan Jawatan Kereta Api;

b. Pengukuran dan pemetaan;

c. Pengurusan dan penyelesaian Surat Keputusan

Pembe-rian Hak Atas Tanah-tanah yang memenuhi syarat,

sesuai dengan ketentuan peraturan perundangan yang

berlaku;

d. Pendaftaran hak dan penerbitan sertifikatnya.

Dalam rangka pensertifikatan tanah-tanah hak penge­

lolaan Perusahaan Jawatan Kereta Api tersebut, untuS: wila­

yah Jawa Timur telah dikeluarkan Surat Keputusan G u b e m u r

Kepala Daerah Tingkat I Jawa Timur Nomor 232 Tahun 1983.

Surat Keputusan G u b e m u r ini untuk menunjang kegiatan dan

kerja sama yang diadakan oleh Perusahaan Jawatan Kereta

Api dengan Direktorat Jenderal Agraria, yaitu tentang

pem-bentukan sub tim pelaksana penertiban, penelitian

tanah-tanah Perusahaan Jawatan Kereta Api Daerah Tingkat I dan

Daerah Tingkat II di Jawa Timur,

Pasal 2 Keputusan G u b e m u r tersebut menyebutkan

tentang tugas dari sub tim itu, yaitu :

1. mengadakan inventarisasi serta meneliti data tanah yang

menjadi tanggung jawab atau dikuasai Perusahaan Jav/afcan

Kereta Api guna mengetahui luas, pemanfaatan dan status

tanah tersebut, sebagai bahan penyusunan program

penen-30

Skripsi PENDIRIAN BANGUNAN SECARA LIAR

OLEH PENDUDUK DI ATAS TANAH HAK PENGELOLAAN PERUSAHAAN JAWATAN

(38)

tuan tanah. Perusahaan Jawatan Kereta Api selanjutnya;

2. menyusun dan melaporkan has-il inventarisasi, hasil pe­

nelitian dan menyampaikan saran-saran kepada

koordina-tor kelompok pelaksanaan di Pusat serta G u b e m u r

Kepa-la Daerah Tingkat I Jawa Timur.

Dengan adanya tim tersebut maka diharapkan adanya

penginvetarisasian tanah-tanah hak pengelolaan Perusaha­

an Jawatan Kereta Api, karena selama ini pihak Perusahaan

Jawatan Kereta Api belum menginventarisasi seluruhnya

ta-nah-tanah yang menjadi tanggung-jawabpya tersebut.

Selan-jutnya tanah-tanah yang telah diinventarisasikan oleh tim

tersebut akan didaftarkan sesuai dengan perjanjian kerja

sama yang dilakukan doagan Direktorat Jenderal Agraria.

Dengan demikian diharapkan semua tanah-tanah yang

menjadi tanggung jawab Perusahaan Jawatan Kereta Api,

ya-itu tanah-tanah hak pengelolaan tersebut akan dapat didaf­

tarkan sesuai dengan ketentuan Pasal 19 Undang-undang No­

mor 5 Tahun 1960 jo. Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun

1961

.

2. Kewenangan Untuk Menggunakan Sendiri, Demi Kelancaran

Tugas-tugasnya

Kewenangan tersebut bila dikaitkan dengan bunyi pa­

sal 28 Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 5 Tahun 1973

jo. pasal 1 ayat 1 Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 1

(39)

h u r u f a . d a n h u r u f b . , y a i t u :

a * m e r e n c a n a k a n p e r u n t u k k a n d a n p e n g g u n a a n ;

b . m e n ^ g u n a k a n t a n a h t e r s e b u t u n t u k k e p e r l u a n p e l a k -

s a m a a n t u g a s n y a *

A p a b i l a d l ’k a i t k a n d e n g a n b e n t u k d a n s i f a t - s i f a t t a n a h .

y a n g t e l a h . d i k u a s a i o l e h P e r u s a h a a n J a w a t a n K e r e t a A p i

a d a l a h y a n g b e r h u b u n g a n d e n g a n s i f a t k e 1 d a n k e 3 , y a i t u :

1 . t a n a h y a n g m e n y a n g k u t p e n u n j a n g a n b i d a n g o p e r a s i o n a l ;

p • • • 5

3 - t a n a h - t ; a n a h c a d a n g a n , b a i k u n t u k c a d a n g a n j a n g k a p e n d e k

m a u p u n u n t u k c a d a n g a n j a n g k a p a n j a n g .

B e r a n j a k d a r i p e n j e l a s a n t e r s e b u t d i a t a s , m a k a d a -

p a t l a h d i t a r i k s u a t u h u b u n g a n y a n g k o n k r i t a n t a r a k e w e -

n g a n y a n g d i m i l i k i o l e h P e r u s a h a a n J a w a t a n K e r e t a A p i d e ­

n g a n t a n a h - t a n a h y a n g t e l a h d i k u a s a i n y a , h a l i n i a d a l a h

b e r d a s a r k a n p e r a t u r a n y a n g j e l a s . S e l a i n i t u d a p a t p u l a

d i s i m p u l k a n b a h w a a d a n y a t a n a h - t a n a h t e r s e b u t d i g u n a k a n

u n t u k m e n g u t a m a k a n s e g e n a p a k t i v i t a s - a k t i v i t a s s e s u a i

d e n g a n t u g a s - t u g a s y a n g t e l a h d i e m b a n - o l e h P e r u s a h a a n J a ­

w a t a n K e r e t a A p i *

T a n a h - t a n a h y a n g m e m a n g d i p e r l u k a n u n t u k k e p e r l u ­

a n t u g a s - t u g a s p a d a s a a t i n i , m i s a l n y a u n t u k m e m b a n g u n

b a n t a l a n r e l k e r e t a a p i , u n t u k r u m a h d i p o , u n t u k p e m b a ? - •

n g u n a n k a n t o r , d a n l a i n - l a i n n y a , m a k a t a n a h - t a n a h t e r s e ­

b u t h a r u s d i p e r g u n a k a n o l e h P e r u s a h a a n J a w a t a n K e r e t a A p i .

M e n g e n a i t a n a h t a n a h y a n g p a d a s a a t i n i b e l u m d i

-Skripsi PENDIRIAN BANGUNAN SECARA LIAR

OLEH PENDUDUK DI ATAS TANAH HAK PENGELOLAAN PERUSAHAAN JAWATAN

(40)

pergunakan, maka bisa digolongkan termasuk tanah-tanah.

yang sedang dalam perencanaan, dimana hal ini sesuai

dengan kewenangan yang tertuang pada huruf a, pasal-.28

Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 5 Tahun 1973 jo.

pasal 1 ayat 1 Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 1

Tahun 1977. Biasanya tanah-tanah yang sedang dalam pe­

rencanaan tersebut untuk sementara waktu dipergunakan

untuk hal-hal yang tidak sesuai dengan peruntukkan, dan

penggunaannya seperti yang telah direncanakan. Akan

te-tapi hal ini tetap dianggap sebagai penunjang kelancaran

tugas-tugas Perusahaan Jawatan Kereta Api sebagai jawat­

an yang bertugas melayani kepentingan sosial. Sebagai

contoh misalnya; pembangunan masjid atau musholla di atas

tanah yang sedang dalam perencanaan. Hal ini dianggap ti­

dak menghambat kelancaran tugas-tugas Perusahaan Jawatan

Kereta Api, sebab pada saat ini tanah-tanah tersebut

be-lum digunakan untuk kepentingan Perusahaan Jawatan. Kereta

Api, sedangkan bangunan tersebut dapat digunakan untuk

kepentingan karyawan Perusahaan Jawatan Kereta Api bahkan

kepentingan masyarakat luas.

A p a b i l a p a d a s u a t u s a a t n a n t i P e r u s a h a a n J a w a t a n

K e r e t a A p i a k a n m e n g g u n a k a n t a n a h - t a n a h t e r s e b u t . & e p e r t i

y a n g t e l a h d i r e n c a n a k a n , m a k a a d a n y a s e g a l a b e n t u k b a n g u n ­

a n a p a p u n y a n g m e n g h a m b a t , h a r u s d i b o n g k a r . K e p e n t i n g a n

t u g a s - t u g a s P e r u s a h a a n J a w a t a n K e r e t a A p i h a r u s d i u t a m a k a n

(41)

3. Kev/enangan U.ntuk ?.'Ienyerahkan Kepada P.ihak Ketiga

Dalam pasal 28 Peraturan Menteri Dalam JTegeri No­

m o r 5 Tahun 1973 jo. pasal 1 ayat 1 Peraturan Menteri Da­

lam Negeri Nomor 1 Tahun 1977, t'ertuang dalam huruf c.

yang berbunyi : menyerahkan bagian-bagian dari tanah-tanah

yang dikuasainya itu kepada pihak kejriga menurut persya**

ratan yang ditentukan oleh perusahaan pemegang hak pengelo­

laan ter&ebut, meliputi s&gi peruntukan, penggunaan,

jang-ka waktu dan kewenangannya, dengan ketentuan bahwa pemberian

hak atas tanah kepada pihak ketiga yang bersangkutan

dilaku-kan oleh pejabat yang berwenang, sesuai dengan peraturan

perundang-undangan yang berlaku.

Sedangkan pasal 2 Peraturan Menteri Dalam Negeri No­

mor 1 Tahun 1977 menyebutkan bahwa : bagian-bagian tanah hak

pengelolaan yang diberikan kepada Bemerintah Daerah, Lembaga,

Instansi, dan Badan Hukum milik Pemerintah untuk

pembangun-an wilayah pemukimpembangun-an, dapat diberikpembangun-an kepada pihak ketiga

dan diusulkan kepada ^enteri Dalam Negeri atau G u b e m u r

Kepala Daerah yang bersangkutan untuk diberikan dengan hak

milik, hak guna bangunan, dan atau hak pakai sesuai dengan

rencana peruntukan dan penggunaan tanah yang telah

dipersi-apkan oleh pemegang hak pengelolaan yang bersangkutan.

Sedangkan pasal 3 Peraturan Menteri Dalam Negeri

Nomor 1 Tahun 1977 tersebut menyatakan bahwa : setiap

penye-rahan tanah yang merupakan bagian penggunaaa tanah dari

hak pengelolaan, baik yang disertai ataupun tidak disertai

dengan pendirian bangunan di atasnya, wajib dilakukan dengan

'3'4

Skripsi PENDIRIAN BANGUNAN SECARA LIAR

OLEH PENDUDUK DI ATAS TANAH HAK PENGELOLAAN PERUSAHAAN JAWATAN

(42)

pembuatan perjanjian tertulis antara pihak pemegang tiak

pengelolaan dan pihak ketiga.

Dengan berdasarkan Peraturan ini, maka dapat

di-ambil suatu kesimpulan bahwa tanah negara yang

dilcuasa-kan kepada Perusahaan Jawatan Kereta Api dapat diberidilcuasa-kan

kepada pihak ketiga dengan berbagai macam hak, seperti

misalnya : hak guna bangunan, hak palcai, dan sebagainya.

Mengenai peraturan sewa-menyewa:-tanah Perusahaan

Jawatan Kereta Api, diatur secara lchusus oleh Perusahaan

ini sendiri, Heglement ;CIII jilid. 3, yaitu mengenai :

Sepur-simpang, Persilangan dan Pemakaian Tanah dan Bangun­

an Milik Perusahaan Jawatan Kereta Api. Pasal 1 Peraturan

ini, dengan berdasarkan Surat Menteri Perhubungan tanggal

11 Oktober 1952 Nomor F4/2/1952, menetapkan bahwa :

a. menyewakan tanah-tanah yang dikuasai oleh Perusa­

haan Jawatan Kereta Api untuk waktu jangka panjang

(di^ini diartikan lebih dari 2 tahun 11 bulan),

kecuali persewaan untuk waktu lebih dari 5 tahun,

tidak diperkenankan tanpa persetujuan Pemerintah

(dalam hal ini Menteri Perhubungan Darat, Pos,

Telekomunikasi, dan Pariwisata) mengenai

tanah-tanah terutama gedung-gedung tetap,

Instansi-instansi lainnya yang harus didirikan, kepada yang

berkepentingan dapat diberikan prioritas untuk

me-nambah waktu perjanjian sewa-mBnyewa selama 5 ta­

(43)

b. tiap perjanjian dengan bangsa asing sebelumnya ha­

rus mendapajr persetu.juan dari Menteri perhubungan

Darat, Pos, Telekomonikasi dan Pariwisata. Hak

me-nyewakan dalam.ij angka waktu pendek atas tanah Pe­

rusahaan Jawatan Kereta Api (dengan pemberitahuan

sewa-menyewa selambatnya satu tahun sebelumnya)

diberikan kepada Direktur Utama Perusahaan Jawatan

Kereta Api berdasarkan atas Gouvernementsbesluit

tanggal 15 Desember Homor 27.

Menurut Peraturan tersebut juga disebutkan, bahwa

Kepala-kepala Inspeksi Jalan dan Bangunan (IKD) berhak

menyewakan tanah-tanah Perusahaan Jawatan Kereta Api atas

nama Kepala Eksploatasinya masing-masing di Jawa, Madura,

dan Sumatera dengan surat bukti sewa tanah bermeterai dan

surat bukti sewa lapangan b e m e t e r a i .

Sewa-menyewa tanah Perusahaan Jawatan .Kereta Api

.dapat dibagi menjadi 2 kelompok, yaitu sewa-menyewa tanah

Perusahaan Jawatan Kereta Api yang merupakan rumah dinas

dari aparat Perusahaan Jawatan Kereta Api, dan

sewa-menye-wa tanah Perusahaan Jasewa-menye-watan Kereta Api itu sendiri, yang

disewakan dengan hak sewa tanah untuk bangunan. Mengenai

harga sewa rumah dinas Perusaliaan Jawatan Kereta Api dan

sewa atas tanah-tanah Perusahaan Jawatan Kereta Api,

dite-tapkan secara berbeda-beda. Bagi rumah dinas masih

dibagi-bagi lagi tentang siapa-siapa yang menyewa, pemdibagi-bagiannya

sebagai berikut :

Skripsi PENDIRIAN BANGUNAN SECARA LIAR

OLEH PENDUDUK DI ATAS TANAH HAK PENGELOLAAN PERUSAHAAN JAWATAN

(44)

1. pegawai Perusahaan Jawatan Kereta Api;

2. pensiunan pegawai Perusahaan Jawatan Kereta Api;

3. keluarga pegawai Perusahaan Jawatan Kereta Api;

4. keluarga pensiunan pegawai Perusahaan Jawatan Ke­

reta Api.

Terhadap mereka dikenakan harga sewa yang berbeda-beaa,

bagi yang tidak teraiasulc dalam kelompok tersebut di atas,

yaitu kelompok swasta juga dikenakan tarip sewa yang

ber-beda. Khusus bagi pensiunan pegawai Perusahaan Jawatan Ke­

reta Api, keluarga pegawai Perusahaan Jawatan Kereta Api,

dan keluarga pensiunan pegawai Perusahaan Jawatan Kereta

Api, pembagian harga sewa juga ditetapkan berdasarkan

per-bedaan kota. Hal ini juga berlaku bagi p e n y e w a .swasta.

Bagi sewa tanah-tanah Perusahaan Jawatan Kereta Api

yang bukan merupakan rumah dinas, harga sewanya ditetapkan

dengan diadakan pembagian berdasarkan wilayah daerah. M e ­

ngenai harga sewanya disini sudah diadakan pembaharuan

da-lam rangka untuk menambah keuangan bagi Perusahaan Jawat­

an Kereta Api, mengingat bahwa kenikmatan yang selama ini

mereka peroleh sudah tidak sesuai lagi debgab imbalan yang

harus mereka berikan.

Lampiran Nomor 7189/77 mengenai Ketetapan Harga

Sa-tuan Pendayagunaan Tanah Perusahaan Jawatan Kereta Api

(PJICA) tersebut telah mencabut Surat Direksi Perusahaan

Negara Kereta Api (PNKA) tanggal 25 Nopember 1967 Nomor

Referensi

Dokumen terkait

tapan ini akan diusulkan kepada Pejabat dapat segera memulai proses pengadaan b. pan ini diperbuat, apabila dikemudian ha ali

[r]

PDTI LPPM selenggarakan Klinik Paten pada Kamis, 7 September 2017 acara di gelar di ruang rapat senat lantai IV gedung Rektorat kampus unand limau manis.. dan dibuka oleh

pengertian belajar dimana belajar merupakan suatu aktivitas yang dilakukan secara sadar untuk menghasilkan perubahan tingkah laku dalam bentuk peningkatan kualitas dan

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi kontribusi praktek bagi perusahaan menufaktur dalam menghadapi ketidakpastian lingkungan bisnis dengan sistem akuntansi

Tiada yang sempurna kecuali Allah SWT, penulis menyadari banyaknya kekurangan dalam penulisan laporan ini yang di dasari pada kurangnya pengetahuan, pengalaman, dan kemampuan karena

PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI..

Adanya ketidaksamaan peran agama dan ideologi dalam kehidupan bermasyarakat, berpolitik dan bernegara dan antara persepsi sebagai ancaman dengan perasaan