• Tidak ada hasil yang ditemukan

359582886 Laporan Akhir Pembekalan Peserta Plpg 2017 Arif Eka

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "359582886 Laporan Akhir Pembekalan Peserta Plpg 2017 Arif Eka"

Copied!
72
0
0

Teks penuh

(1)

LAPORAN AKHIR PEMBEKALAN PESERTA PLPG 2017

DISUSUN OLEH:

NAMA : ARIF EKA SUPRAYITNO

NUPTK : 8742765666200002

NO. PESERTA : 17121202710063

BIDANG STUDI SERTIFIKASI : (027) GURU KELAS

ASAL SEKOLAH : SDN 01 BAKEM SUKA MULYA

KABUPATEN : TULANG BAWANG BARAT

(2)

LEMBAR PENGESAHAN

LAPORAN AKHIR PEMBEKALAN PESERTA PLPG TAHUN 2017

Disusun Oleh :

Nama :ARIF EKA SUPRAYITNO

NUPTK : 742765666200002

No. Peserta : 17121202710063

Bidang Studi Sertifikasi : (027) GURU KELAS

Sekolah Asal : SDN 01 BAKEM SUKA MULYA

Telah disahkan pada tanggal 18 September 2017, oleh Kepala Sekolah Dasar Negeri 01 Bakem Suka Mulya, kecamatan Pagar Dewa, kabupaten Tulang Bawang Barat.

Kepala SDN 01 Bakem Suka Mulya

SYARKOWI , A.Ma.Pd

(3)

KATA PENGANTAR

Dengan mengucap syukur Alhamdulillah kepada ALLAH SWT karena rahmat dan karunia Nya, saya dapat menyelesaikan penyususan laporan akhir

pembekalan peserta PLPG tahun 2017 ini.

Laporan ini disusun sebagai salah satu syarat akhir pembekalan dalam proses mengikuti PLPG tahun 2017.

Dalam penyusunan laporan ini, saya menyadari bahwa laporan ini banyak sekali kekurangan dan jauh dari sempurna. Dalam kesempatan ini, saya mengucapkan terima kasih kepada:

1.Syarkowi, A.Ma.Pd, selaku Kepala SDN 01 Bakem Suka Mulya

2.Maman Surahman, selaku mentor/pembimbing dalam pembekalan PLPG tahun 2017

3.Orang tua saya, istri dan anak saya, yang selalu memberikan motivasi dalam kehidupan saya.

4.Teman sejawat maupun teman kelompok dalam pembekalan ini yang selalu memberi saran membangun terhadap laporan ini.

(4)

DAFTAR ISI

Halaman Judul

Lembar Pengesahan

Kata Pengantar

Daftar Isi

BAB I. Sumber Belajar Pedagogik

A.Ringkasan Materi

B.Deskripsi Kemajuan yang diperoleh Setelah Pembekalan/Mentoring

C.Materi EssensialTetapi Tidak Ada Dalam Sumber Belajar

D.Materi Tidak Essensial Tetapi Ada Dalam Sumber Belajar

E.Saran Dan Masukan Yang Diberikan Mentor Saat Pembekalan

BAB II. Sumber Belajar Bidang Studi

A.Ringkasan Materi

B.Deskripsi Kemajuan Setelah Pembekalan/Mentoring

1.Materi yang sudah dikuasai

2.Materi yang belum dikuasai

C. Materi EssensialTetapi Tidak Ada Dalam Sumber Belajar

(5)

E.Kemajuan Menyelesaikan Latihan Soal Uraian

1.Soal Uraian Yang Dapat Diselesaikan Tanpa Bantuan Mentor

2. Soal Uraian Yang Dapat Diselesaikan Setelah Mendapat Bantuan Mentor

3.Soal Uraian Yang Belum Dapat Diselesaikan Atau Belum Sempat Dilakukan Pembimbingan Oleh Mentor

(6)

BAB I. SUMBER BELAJAR PEDAGOGIK

A.Ringkasan Materi

1. Pengembangan Pendidikan Karakter dan Potensi Peserta Didik

Siswa sebagai subyek pembelajaran merupakan individu aktif dengan berbagai karakteristiknya, sehingga dalam proses pembelajaran terjadi interaksi timbal balik, baik antara guru dengan siswa maupun antara siswa dengan siswa. Oleh karena itu, salah satu dari kompetensi pedagogik yang harus dikuasai guru adalah memahami karakteristik anak didik, sehingga tujuan pembelajaran, materi yang disiapkan, dan metode yang dirancang untuk menyampaikannya sesuai dengan karakteristik siswa.

Teori perkembangan menurut Jean Piaget (Harre dan Lamb, 1988). Teori-teorinya lebih memfokuskan kajiannya dalam aspek perkembangan kognitif anak dan mengelompokkannya dalam empat tahap, yaitu:

a. Tingkat Sensori-motor

Tahap ini juga disebut masa discriminating dan labeling. Pada masa ini kemampuan anak terbatas pada gerak-gerak reflex, bahasa awal, dan ruang waktu sekarang saja. Tingkat sensori-motor menepati dua tahun pertama dalam kehidupan. b. Tingkat Pra-operasional

Pada tahap praoperasional, atau prakonseptual, atau disebut juga dengan masa intuitif, anak mulai mengembangkan kemampuan menerima stimulus secara terbatas. Kemampuan bahasa mulai berkembang, pemikiran masih statis, belum dapat berfikir abstrak, dan kemampuan persepsi waktu dan ruang masih terbatas. Tingkat ini ialah umur antara 2 hingga 7 tahun. c. Tingkat Operasional Konkret

(7)

melipat, dan membagi. Periode operasional konkret adalah antara umur 7 – 11 tahun.

d. Tingkat Operasional Formal

Tahap ini disebut masa proportional thinking. Pada masa ini, anak sudah mampu berfikir tingkat tinggi, seperti berfikir secara deduktif, induktif, menganalisis, mensintesis, mampu berfikir secara abstrak dan secara reflektif, serta mampu memecahkan berbagai masalah. Pada umur kira-kira 11 tahun.

Kemajuan utama pada anak selama periode ini ialah bahwa ia tidak perlu berpikir dengan pertolongan benda-benda atau peristiwa-peristiwa konkret; ia mempunyai kemampuan untuk berpikir abstrak.

Anak usia sekolah dasar berada pada tahapan operasional konkret mulai menunjukkan perilaku belajar sebagai berikut:

- mulai memandang dunia secara objektif, - mulai berpikir secara operasional,

- mempergunakan cara berpikir operasional untuk mengklasifikasikan benda-benda,

- membentuk dan mempergunakan keterhubungan aturan-aturan, prinsip ilmiah sederhana, dan mempergunakan hubungan sebab akibat

- memahami konsep 10 substansi, volume zat cair, panjang, lebar, luas, dan berat.

Sedangkan perkembangan emosi anak usia sekolah dasar antara lain anak telah dapat :

- mengekspresikan reaksi terhadap orang lain - mengontrol emosi

- berpisah dengan orang tua dan - belajar tentang benar dan salah.

(8)

nyata, yakni segala sesuatu yang dapat dilihat, didengar, dibaui, diraba, dan dikotak-katik, dengan titik penekanan pada pemanfaatan lingkungan sebagai sumber belajar. Integratif, pada tahap usia sekolah dasar anak memandang sesuatu yang dipelajari sebagai suatu keutuhan, mereka belum mampu memilah-milah konsep dari berbagai disiplin ilmu, hal ini melukiskan cara berpikir anak yang deduktif yakni dari hal umum ke bagian demi bagian. Sedangkan hirarkis, pada tahapan usia sekolah dasar, cara anak belajar berkembang secara bertahap mulai dari hal-hal yang sederhana ke hal-hal yang lebih kompleks.

Berdasarkan karakteristik perkembangan peserta didik anak usia sekolah dasar tersebut, maka guru sekolah dasar harus mampu mengidentifikasi potensi, pengetahuan awal, dan mendiagnosis kesulitan peserta didik dalam pembelajaran lima mata pelajaran sehingga pembelajaran menjadi bermakna. 2. Teori Belajar

Ada beberapa teori belajar yang melandasi guru-guru sekolah dasar dalam merancang, melaksanakan, dan menilai pembelajaran lima mata pelajaran, yaitu :

1. Teori belajar Vygotsky

Menurut pandangan konstruktivisme tentang belajar, individu akan menggunakan pengetahuan siap dan pengalaman pribadi yang telah dimilikinya untuk membantu memahami masalah atau materi baru.

Lev Semenovich Vygotsky menyatakan bahwa siswa dalam mengkonstruksi suatu konsep perlu memperhatikan lingkungan sosial. Ada dua konsep penting dalam teori Vygotsky, yaitu 1) Zone of Proximal Development (ZPD) merupakan jarak

(9)

2) Scaffolding merupakan pemberian sejumlah bantuan kepada siswa selama tahap-tahap awal pembelajaran, kemudian mengurangi bantuan dan memberikan kesempatan untuk mengambil alih tanggung jawab yang semakin besar setelah ia dapat melakukannya.

2. Teori Belajar Van Hiele

Van Hiele adalah seorang guru bangsa Belanda yang mengadakan penelitian dalam pembelajaran geometri. Penelitian yang dilakukan Van Hiele melahirkan beberapa kesimpulan mengenai tahap-tahap perkembangan kognitif anak dalam memahami geometri, yaitu :

a) Tahap Visualisasi (Pengenalan) b) Tahap Analisis (Deskriptif)

c) Tahap Deduksi Formal (Pengurutan atau Relasional) d) Tahap Deduksi

e) Tahap Akurasi (tingkat metamatematis atau keakuratan) Selain mengemukakan mengenai tahap-tahap perkembangan kognitif dalam memahami geometri, Van Hiele juga mengemukakan bahwa terdapat tiga unsur yang utama pembelajaran geometri yaitu waktu, materi pembelajaran dan metode penyusun yang apabila dikelola secara terpadu dapat mengakibatkan meningkatnya kemampuan berpikir anak kepada tahap yang lebih tinggi dari tahap yang sebelumnya.

3. Teori Belajar Ausubel

(10)

a. Materi yang akan dipelajari bermakna secara potensial. Dikatakan bermakna secara potensial apabila materi tersebut memiliki kebermaknaan secara logis dan gagasan yang relevan harus terdapat dalam struktur kognitif siswa. b. Anak yang akan belajar harus bertujuan melaksanakan

belajar bermakna sehingga mempunyai kesiapan dan niat dalam belajar bermakna.

Kondisi-kondisi atau ciri-ciri belajar bermakna sebagai berikut: - Menjelaskan hubungan atau relevansi bahan-bahan baru

dengan bahan-bahan lama.

- Lebih dulu diberikan ide yang paling umum dan kemudian hal-hal yang lebih terperinci

- Menunjukkan persamaan dan perbedaan antara bahan baru dengan bahan lama

- Mengusahakan agar ide yang telah ada dikuasai sepenuhnya sebelum ide yang baru disajikan.

Ausubel (Dahar , 1989 : 141) menyebutkan ada tiga kebaikan dari belajar bermakna yaitu:

- Informasi yang dipelajari lebih lama untuk diingat.

- Memudahkan proses belajar berikutnya untuk materi pelajaran yang mirip.

- Mempermudah belajar hal-hal yang mirip walaupun telah terjadi lupa.

Untuk menerapkan teori Ausubel dalam mengajar, ada beberapa prinsip-prinsip dan konsep-konsep yang perlu kita perhatikan, yaitu :

a. Pengatur awal

(11)

Bruner (1966) mengemukakan bahwa terdapat tiga sistem keterampilan untuk menyatakan kemampuan-kemampuan secara sempurna. Ketiga sistem keterampilan itu adalah yang disebut tiga cara penyajian (modes of presents), yaitu:

1) Cara penyajian enaktif

Cara penyajian enaktif adalah melalui tindakan, anak terlibat secara langsung dalam memanipulasi (mengotak-atik ) objek, sehingga bersifat manipulatif. Anak belajar sesuatu pengetahuan secara aktif, dengan menggunakan benda-benda konkret atau situasi nyata.

2) Cara penyajian ikonik

Cara penyajian ikonik didasarkan pada pikiran internal dimana pengetahuan disajikan melalui serangkaian gambar-gambar atau grafik, yang dilakukan anak berhubungan dengan mental, yang merupakan gambaran dari objek-objek yang dimanipulasinya.

3) Cara penyajian simbolik

Cara penyajian simbolik didasarkan pada sistem berpikir abstrak, arbitrer, dan lebih fleksibel. Dalam tahap ini anak memanipulasi simbol-simbol atau lambang-lambang objek tertentu.

3. Model – Model Pembelajaran

(12)

1. Penggunaan masalah nyata (otentik)

2. Berpusat pada peserta didik (student – centered) 3. Guru berperan sebagai fasilitator

4. Kolaborasi antarpeserta didik

5. Sesuai dengan paham kontruktivisme yang menekankan pada peserta didik untuk secara aktif memperoleh pengetahuannya sendiri

Tahap-tahap pembelajaran berbasis masalah, sebagai berikut: 1. Orientasi terhadap masalah

2. Organisasi belajar

3. Penyelidikan individual maupun kelompok

4. Pengembangan dan penyajian hasil penyelesaian masalah 5. Analisis dan evaluasi proses penyelesaian masalah 2) Pembelajaran Berbasis Projek (Project-Based Learning)

Pembelajaran Berbasis Projek (PBP) adalah kegiatan pembelajaran yang menggunakan projek/kegiatan sebagai proses pembelajaran untuk mencapai kompetensi sikap, pengetahuan dan keterampilan. Pembelajaran Berbasis Projek merupakan model pembelajaran yang menggunakan projek sebagai langkah awal dalam mengintegrasikan pengetahuan dan keterampilan baru berdasarkan pengalaman nyata.

Tujuan Pembelajaran Berbasis Projek (PBP) adalah sebagai berikut:

a. Memperoleh pengetahuan dan ketrampilan baru dalam pembelajaran

b. Meningkatkan kemampuan peserta didik dalam pemecahan masalah projek.

(13)

d. Mengembangkan dan meningkatkan keterampilan peserta didik dalam mengelola sumber/bahan/alat untuk menyelesaikan tugas/projek.

e. Meningkatkan kolaborasi peserta didik khususnya pada PBP yang bersifat kelompok.

Prinsip-prinsip pembelajaran berbasis projek adalah sebagai berikut:

a. Pembelajaran berpusat pada peserta didik yang melibatkan tugas-tugas projek pada kehidupan nyata untuk memperkaya pembelajaran.

b. Tugas projek menekankan pada kegiatan penelitian berdasarkan suatu tema atau topik yang telah ditentukan.

c. Tema atau topik yang dibelajarkan dapat dikembangkan dari suatu kompetensi dasar tertentu atau gabungan beberapa kompetensi dasar dalam suatu mata pelajaran, atau gabungan beberapa kompetensi dasar antarmata pelajaran.

d. Penyelidikan atau eksperimen dilakukan secara otentik dan menghasilkan produk nyata yang telah dianalisis dan dikembangkan berdasarkan tema/topik yang disusun dalam bentuk produk (laporan atau hasil karya).

e. Pembelajaran dirancang dalam pertemuan tatap muka dan tugas mandiri dalam fasilitasi dan monitoring oleh guru.

Langkah – langkah dalam pembelajaran PBP, yaitu: 1. Penentuan projek

2. Perancangan langkah – langkah penyelesaian projek 3. Penyusunan jadwal pelaksanaan projek

4. Penyelesaian projek dengan fasilitasi dan monitoring guru 5. Penyusunan laporan dan presentasi/publikasi hasil projek 6. Evaluasi proses dan hasil projek

3) Pembelajaran Menemukan (Discovery Learning)

(14)

kausalmelalui pengorganisasian pembelajaran yang dilakukan oleh peserta didik.

Ciri – ciri pembelajaran menemukan (Discovery Learning), yaitu: 1. Mengeksplorasi dan memecahkan masalah untuk menciptakan,

menggabungkan, dan menggeneralisasi pengetahuan 2. Berpusat pada peserta didik

3. Kegiatan yang menggabungkan pengetahuan baru dengan pengetahuan yang sudah ada

Karakteristik pembelajaran menemukan (Discovery Learning), yaitu:

1. Guru sebagai pembimbing

2. Peserta didik sebagai seorang ilmuwan

3. Bahan ajar disajikan dalam bentuk informasi dan peserta didik melakukan kegiatan menghimpun, membandingkan, mengkategorikan, menganalisis serta membuat kesimpulan. Langkah – langkah pembelajaran menemukan, yaitu:

1. Persiapan

2. Stimulasi/pemberian rangsangan 3. Identifikasi masalah

4. Mengumpulkan data 5. Pengolahan data 6. Pembuktian

7. Menarik kesimpulan 8.

4.MEDIA PEMBELAJARAN 5.Evaluasi Hasil Belajar

(15)

dan pengolahan informasi untuk mengukur pencapaian hasil belajar peserta didik. Pembelajaran adalah proses interaksi antar peserta didik, antara peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Ulangan adalah proses yang dilakukan untuk mengukur pencapaian Kompetensi Peserta Didik secara berkelanjutan dalam proses Pembelajaran untuk memantau kemajuan dan perbaikan hasil belajar Peserta Didik.

a) Penilaian Pembelajaran

Aspek yang dinilai dalam penilaian matematika meliputi pemahaman konsep (comprehension), melakukan prosedur, representasi dan penafsiran, penalaran (reasoning), pemecahan masalah dan sikap.

Penilaian aspek penalaran dan bukti meliputi identifikasi contoh dan bukan contoh, menyusun dan memeriksa kebenaran dugaan (conjecture), menjelaskan hubungan, membuat generalisasi, menggunakan contoh kontra, membuat kesimpulan, merencanakan dan mengkonstruksi argumen-argumen matematis, menurunkan atau membuktikan kebenaran rumus dengan berbagai cara.

Penilaian pemecahan masalah dalam matematika merupakan proses untuk menilai kemampuan menerapkan pengetahuan matematika yang telah diperoleh sebelumnya ke dalam situasi baru yang belum dikenal, baik dalam konteks matematika maupun di luar matematika. Penilaian hasil belajar oleh pendidik dilaksanakan dalam bentuk penilaian autentik dan non-autentik.

b) Fungsi dan Tujuan Penilaian Hasil Belajar oleh Pendidik Secara umum, penilaian hasil belajar oleh pendidik dilaksanakan untuk memenuhi fungsi formatif dan sumatif dalam penilaian. Secara lebih khusus penilaian hasil belajar oleh pendidik berfungsi untuk:

(16)

- memantau hasil belajar; dan

- mendeteksi kebutuhan perbaikan hasil belajar peserta didik secara berkesinambungan.

Penilaian hasil belajar oleh pendidik dilakukan dalam bentuk ulangan, pengamatan, penugasan, dan/atau bentuk lain yang diperlukan. Penilaian ini digunakan oleh pendidik untuk: - mengukur dan mengetahui pencapaian kompetensi Peserta

Didik;

- memperbaiki proses pembelajaran; dan

- menyusun laporan kemajuan hasil belajar harian, tengah semester, akhir semester, akhir tahun. dan/atau kenaikan kelas.

c) Prinsip-prinsip Penilaian Hasil Belajar oleh Pendidik

Prinsip umum penilaian hasil belajar oleh pendidik meliputi : - Sahih, berarti didasarkan pada data yang mencerminkan

kemampuan yang diukur.

- Objektif, berarti didasarkan pada prosedur dan kriteria yang jelas, tidak dipengaruhi subjektivitas penilai.

- Adil, berarti tidak menguntungkan atau merugikan peserta didik karena berkebutuhan khusus serta perbedaan latar belakang agama, suku, budaya, adat istiadat, status sosial ekonomi, dan gender.

- Terpadu, artinya merupakan salah satu komponen yang tak terpisahkan dari kegiatan pembelajaran.

- Terbuka, berarti prosedur penilaian, kriteria penilaian, dan dasar pengambilan keputusan dapat diketahui oleh pihak yang berkepentingan.

(17)

- Sistematis, berarti dilakukan secara berencana dan bertahap dengan mengikuti langkah-langkah baku.

- Beracuan kriteria, artinya didasarkan pada ukuran pencapaian kompetensi yang ditetapkan.

- Akuntabel, penilaian dapat dipertanggungjawabkan, baik dari segi teknik, prosedur, maupun hasilnya.

Prinsip khusus untuk penilaian autentik meliputi : - materi penilaian dikembangkan dari kurikulum; - bersifat lintas muatan atau mata pelajaran; - berkaitan dengan kemampuan peserta didik; - berbasis kinerja peserta didik;

- memotivasi belajar peserta didik;

- menekankan pada kegiatan dan pengalaman belajar peserta didik;

- memberi kebebasan peserta didik untuk mengkonstruksi responnya;

- menekankan keterpaduan sikap, pengetahuan, dan keterampilan;

- mengembangkan kemampuan berpikir divergen;

- menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari pembelajaran; - menghendaki balikan yang segera dan terus menerus; - menekankan konteks yang mencerminkan dunia nyata; - terkait dengan dunia kerja;

- menggunakan data yang diperoleh langsung dari dunia nyata; dan

- menggunakan berbagai cara dan instrument.

(18)

Sasaran penilaian hasil belajar oleh pendidik terhadap kompetensi sikap spiritual dan kompetensi sikap sosial meliputi tingkatan sikap: menerima, menanggapi, menghargai, menghayati, dan mengamalkan nilai spiritual dan nilai sosial.

Sasaran penilaian hasil belajar oleh pendidik terhadap kompetensi pengetahuan meliputi tingkatan kemampuan mengetahui, memahami, menerapkan, menganalisis, dan mengevaluasi pengetahuan faktual, pengetahuan konseptual, pengetahuan prosedural, dan pengetahuan metakognitif.

Sasaran penilaian hasil belajar oleh pendidik terhadap kompetensi keterampilan mencakup keterampilan abstrak dan keterampilan konkrit.

e) Skala Penilaian dan Ketuntasan 1. Skala Penilaian

Penilaian hasil belajar oleh pendidik untuk kompetensi sikap, kompetensi pengetahuan, dan kompetensi keterampilan menggunakan skala penilaian. Predikat untuk sikap spiritual dan sikap sosial dinyatakan dengan A = sangat baik, B = baik, C = cukup, dan D = kurang.

Skala penilaian untuk kompetensi pengetahuan dan kompetensi keterampilan diperoleh dengan cara merata-ratakan hasil pencapaian kompetensi setiap KD selama satu semester. Nilai akhir selama satu semester pada rapor ditulis dalam bentuk angka 0 – 100 dan predikat serta dilengkapi dengan deskripsi singkat pencapaian KD yang menonjol dan yang belum tercapai.

2. Ketuntasan Belajar

Ketuntasan belajar merupakan tingkat minimal pencapaian kompetensi sikap, kompetensi pengetahuan, dan kompetensi keterampilan meliputi: (1) ketuntasan penguasaan substansi; dan (2) ketuntasan belajar

(19)

Penilaian hasil belajar oleh pendidik dilaksanakan dengan menggunakan instrumen penilaian. Dalam Permendikbud Nomor 53 Tahun 2015 dinyatakan bahwa instrumen penilaian harus memenuhi persyaratan: (1) substansi yang merepresentasikan kompetensi yang dinilai; (2) konstruksi yang memenuhi persyaratan teknis sesuai dengan bentuk instrumen yang digunakan; dan (3) penggunaan bahasa yang baik dan benar serta komunikatif sesuai dengan tingkat perkembangan peserta didik.

Instrument yang di gunakan untuk menilai kompetensi pengetahuan yaitu, tes tulis, tes lisan, dan penugasan. Instrumen tes tulis berupa soal pilihan ganda, isian, jawaban singkat, benar- salah, menjodohkan, dan uraian.

Pendidik menilai kompetensi keterampilan melalui penilaian kinerja, yaitu:

- Tes praktik adalah penilaian yang menuntut respon berupa keterampilan melakukan suatu aktivitas atau perilaku sesuai dengan tuntutan kompetensi.

- Projek adalah tugas-tugas belajar (learning tasks) yang meliputi kegiatan perancangan, pelaksanaan, dan pelaporan secara tertulis maupun lisan dalam waktu tertentu.

- Penilaian portofolio adalah penilaian yang dilakukan dengan cara menilai kumpulan seluruh karya peserta didik dalam bidang tertentu yang bersifat reflektif-integratif untuk mengetahui minat, perkembangan, prestasi, dan/atau kreativitas peserta didik dalam kurun waktu tertentu. Karya tersebut dapat berbentuk tindakan nyata yang mencerminkan kepedulian peserta didik terhadap lingkungannya.

(20)

Pelaksanaan penilaian diawali dengan merumuskan indikator pencapaian kompetensi pengetahuan dan keterampilan yang dijabarkan dari Kompetensi Dasar (KD). h) Teknik penilaian

Teknik penilaian dipilih sesuai dengan tuntutan kompetensi dasar. Penilaian sikap dilakukan dengan menggunakan teknik observasi, penilaian diri, dan penilaian antar teman. Penilaian pengetahuan menggunakan teknik penilaian tes tertulis, penugasan dan portofolio (sebagai bahan guru mendeskripsikan capaian pengetahuan di akhir semester). Penilaian keterampilan menggunakan teknik penilaian kinerja, projek, dan portofolio.

B.Deskripsi Kemajuan yang diperoleh Setelah Pembekalan/Mentoring

C.Materi EssensialTetapi Tidak Ada Dalam Sumber Belajar

Materi essensial yang tidak terdapat dalam sumber belajar pedagogik ini yaitu, Memanfaatkan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) untuk kepentingan pembelajaran. TIK merupakan salah satu cara dalam mengembangkan

pembelajaran yang lebih mudah dan hemat. Dengan TIK pembelajaran terasa lebih menyenangkan dan lebih mnghemat waktu sehingga apa yang menjadi tujuan pembelajaran akan lebih mudah tercapai.

D.Materi Tidak Essensial Tetapi Ada Dalam Sumber Belajar

Materi yang tidak essensial namun dijelaskan dalam sumber belajar pedagogik ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Pada materi ini sudah dapat diketahui melalui evaluasi proses dan hasil belajar.

(21)

BAB II. Sumber Belajar Bidang Studi

A.Ringkasan Materi

ARIMATIKA/BILANGAN 1. Pengertian Bilangan

Bilangan ialah suatu konsep yang ada dalam pikiran (abstrak) yang memberi gambaran tentang banyaknya suatu benda. Dalam dunia nyata bilangan digambarkan dengan angka-angka, yakni: 0,1,2,3,4,5,6,7,8,9.

2. Bilangan Bulat

Bilangan bulat merupakan gabungan bilangan nol, bilangan asli, dan negatif bilangan asli. Dengan demikian bilangan bulat meliputi bilangan bulat positif (positive integers), 0, dan bilangan bulat negatif (negative integers). Setiap bilangan bulat mempunyai lawan (opposites), misalnya 4 lawannya (-4). Dalam bentuk himpunan, adalah � = integers{…,−3,−2,−1,0,1,2,3,…},

Operasi pada Bilangan Bulat: a. Operasi Penjumlahan

Penjumlahan bilangan bulat mempunyai sifat: 1) Tertutup, yaitu setiap �,�∈� berlaku �+�∈�

2) Komutatif (pertukaran), yaitu setiap �,�∈� artinya �+�=�+ �

3) Assosiatif (pengelompokan) yaitu �,�,� ∈ � artinya (� + �) + � = � + (� + c) 4) Mempunyai elemen identitas 0 yaitu untuk setiap �∈� berlaku � + 0 = 0 + � = �.

5) Setiap bilangan bulat mempunyai invers aditif. Invers dari bilangan bulat � adalah –� dan berlaku �+(−�)=(−�)+�=0

b. Operasi Pengurangan

Misal �,� dan k bilangan bulat. Jika � dikurangi �, ditulis � – � adalah bilangan bulat k jika �= � + �.

Sifat-sifat yang berkaitan:

1) Bilangan bulat tertutup terhadap pengurangan, yaitu jika a dan b bilangan bulat

maka � − � harus bilangan bulat.

2) Jika � dan � bilangan bulat maka � + (−�)=a-b 3) Jika � dan b bilangan bulat maka �− (−�) = � + �. 4) Jika � bilangan bulat maka −(−�) = �.

Artinya pengurangan dua buah bilangan bulat sama dengan penjumlahan dengan lawannya.

c. Operasi Perkalian

Sifat-sifat operasi perkalian pada bilangan bulat: 1) Tertutup, setiap �,�∈� berlaku � × �∈�

2) Komutatif (pertukaran), setiap �,�∈� berlaku �×�=�× �

(22)

4) Adanya elemen identitas 1, yaitu untuk setiap bilangan bulat � berlaku � × 1=1 × �=�.

5) Sifat bilangan nol yaitu � � 0=0× �= 0, untuk setiap bilangan bulat � 6) Sifat distributif (penyebaran)

a) � × (� + �) = (� × �) + (� × �), distributif kiri perkalian terhadap penjumlahan.

b) (� + �) × � = (� × �) + (� × �), distributif kanan perkalian terhadap penjumlahan.

d. Operasi Pembagian

1). Positif : atau x positif = positif 2). Positif : atau x negatif = negatif 3). Negatif : atau x positif = negatif 4). Negatif : atau x negatif = positif e. Operasi Perpangkatan

Bilangan berpangkat merupakan perkalian suatu bilangan a secara berulang sebanyak n faktor.

Misalnya:

D7 = D x D x D x D x D x D x D 55 = 5 x 5 x 5 x 5 x 5 = 3.125 Urutan Hitung Operasi

Operasi hitung campuran adalah operasi yang melibatkan lebih dari satu operasi dalam suatu perhitungan. Beberapa kesepakatan pada operasi perhitungan campuran:

a. Pada operasi perkalian dan pembagian lebih kuat daripada operasi penjumlahan dan pengurangan.

b. Operasi hitung perkalian dan pembagian sama kuat. Jika muncul secara bersama-sama, urutan operasinya adalah sebelah kiri dioperasikan terlebih dahulu. c. Operasi penjumlahan dan pengurangan sama kuat. Tetapi jika muncul secara bersama-sama, maka urutannya di sebelah kiri harus dioperasikan lebih dahulu. d. Jika dalam operasi terdapat tanda kurung “( )” maka dikerjakan terlebih dahulu. Misal:

1). 48 – 25 + 72 : (12 x 3) = ....

48 – 25 + 72 : (12 x 3) = 48 – 25 + 72 : 36 = 48 –25 + 2 = 23 + 2 = 25. 2). 3 � (−6)= . maka 3 ⋯ � (−6)=−18.

Berdasarkan jawaban tersebut, diperoleh lebih dari satu jawaban benar, maka soal semacam ini disebut open ended (banyak jawaban / cara menjawab).

3. Faktor Persekutuan Terbesar (FPB) dan Kelipatan Persekutuan Terkecil (KPK)

(23)

Bilangan prima merupakan bilangan Asli yang lebih besar dari satu dan mempunyai dua faktor, yaitu bilangan 1 dan bilangan itu sendiri.

Bilangan komposit adalah bilangan yang mempunyai faktor lebih dari dua. Cara Menentukan FPB dan KPK

a. Dengan faktorisasi prima b. Metode Tabel

4. Pecahan

Pengertian Pecahan

Pecahan ialah suatu bilangan yang ditulis melalui pasangan terurut dari bilangan bulat � dan �, dan diberi lambang �/� , dengan � ≠0 . Lambang � disebut

pembilang dan � disebut penyebut. Pecahan digunakan untuk menyatakan beberapa bagian dari sejumlah bagian yang sama. Jumlah seluruh bagian yang sama ini membentuk satuan (unit).

Seperempat bagian, setengah bagian, dan tiga perempat bagian. Jenis Pecahan:

a. Pecahan Biasa

Pecahan biasa yaitu pecahan dengan pembilangnya lebih kecil dari penyebutnya. a/b dimana �<�

b. Pecahan Campuran

Pecahan campuran yaitu pecahan dengan pembilangnya lebih besar dari penyebutnya. �/� dimana �>�. Misal: 8/ 3 = 2 2/3

c. Pecahan Desimal

Pecahan desimal adalah pecahan yang ditulis menggunakan tanda koma. Misal: 0,1 , 0,25

d. Pecahan Persen

Pecahan persen adalah pecahan yang menggunakan lambang % yang berarti perseratus. Misal: � % berarti a/100.

e. Pecahan Senilai

Pecahan senilai adalah pecahan yang mempunyai nilai yang sama. Suatu pecahan yang diperoleh dari pecahan lain dengan mengalikan pembilang dan penyebut dengan bilangan asli yang sama, maka diperoleh pecahan senilai. Untuk a, b, n bilangan-bilangan bulat maka pecahan a/b dan pecahan ��� / ��� itu senilai. Operasi Hitung Bilangan Pecahan

a. Operasi Penjumlahan pada Bilangan Pecahan

1) Operasi penjumlahan pada bilangan pecahan dengan penyebut yang sama 2) Operasi penjumlahan pada pecahan dengan penyebut yang tidak sama b. Operasi Pengurangan pada Bilangan Pecahan

(24)

c. Operasi Perkalian Bilangan Pecahan

Untuk operasi perkalian pada bilangan pecahan, kalikanlah pembilang dengan pembilang serta penyebut dengan penyebut.

d. Operasi Pembagian Bilangan Pecahan Pembagian pecahan berlaku cara

LOGIKA, PENALARAN, DAN ALJABAR 1. Logika dan Penalaran

a. Logika

Logika matematika adalah cabang matematika yang merupakan gabungan dari ilmu logika dan ilmu matematika. Cabang ini memberikan landasan tentang bagaimana cara mengambil kesimpulan dan menguasai kemampuan dalam mengambil dan menentukan kesimpulan mana yang benar atau salah.

Pernyataan dalam logika matematika adalah sebuah kalimat yang di dalamnya terkandung nilai kebenaran yang dinyatakan (benar = B) atau(salah = S), tetapi tidak keduanya benar dan salah.

Sebuah kalimat tidak bisa dinyatakan sebagai sebuah pernyataan apabila tidak bisa ditentukan nilai kebenarannya (benar atau salah). Pernyataan yang bernilai benar saja atau salah saja disebut proposisi.

Misalnya:

3 + 5 = 8 proposisi bernilai benar (B). 5 + 3 = 9 proposisi bernilai salah (S).

“Bandar Lampung adalah ibukota Provinsi Lampung,”: proposisi bernilai benar (B).

“Tolong ambilkan buku itu!” : bukan proposisi. b. Proposisi Majemuk

Beberapa proposisi yang dihubungkan dengan perangkai logika “tidak”, “dan”, “atau” disebut proposisi majemuk. Proposisi yang tanpa perangkai logika disebut proposisi sederhana.

c. Negasi

Suatu Negasi proposisi P (ditulis -P) yaitu suatu proposisi yang menyatakan “tidak benar bahwa P”.

d. Konjungsi

Pada konjungsi digunakan kata “dan”. Untuk sembarang proposisi p dan q, (ditulis p q Ʌ atau p&q) disebut konjungsi yang hanya benar jika dua pernyataan bernilai benar, selain itu bernilai salah.

e. Disjungsi

(25)

f. Implikasi (Kondisional) dan Biimplikasi (Bikondisional) Implikasi (kondisional) menggunakan “jika ..., maka ... . “Jika p, maka q” (ditulis p → q). Suatu implikasi yang hanya bernilai salah jika pernyataan pertama bernilai benar dan pernyataan kedua bernilai salah.

Biimplikasi menggunakan “ ... jika dan hanya jika ...”. “p jika dan hanya jika q” (ditulis p ↔ q), bernilai salah jika pernyataan pertama bernilai benar dan

pernyataan kedua bernilai salah atau sebaliknya jika pernyataan pertama bernilai salah dan pernyataan kedua bernilai benar.

g. Ekuivalen

Ekuivalen adalah dua pernyataan majemuk atau lebih yang memiliki nilai kebenaran yang sama.

h. Tautologi dan Kontradiksi

Pernyataan majemuk yang selalu bernilai benar disebut tautologi Kontradiksi yaitu pernyataan majemuk yang selalu bernilai salah.

i. Kalimat Berkuantifikasi

Proposisi yang memuat kata-kata seperti “semua, beberapa, ada, tidak ada” disebut kuantifikasi. Misalnya: Semua dosen itu cerdik, dan Beberapa siswa berminat menulis.

j. Penalaran

Penalaran merupakan suatu proses berpikir yang bertolak dari pengamatan indera (empirik) yang menghasilkan sejumlah pengertian dan konsep. Berpikir kritis merupakan kegiatan berpikir diawali dengan mengungkapkan permasalahan, merencanakan penyelesaian, mengkaji langkah penyelesaian, menduga karena informasi yang tak lengkap,

dan membuktikan teori. Beberapa penalaran dalam berfikir kritis: Penalaran Induktif

Menyusun kebenaran suatu yang diperoleh dari sejumlah terbatas hasil pengamatan/ eksperimen ( khusus – umum).

Latihan penalaran induktif!

Kebenaran dari pernyataan baru harus berdasarkan kepada unsur yang

didefinisikan/tidak didefinisikan, aksioma, sifat, atau teori yang telah dibuktikan kebenarannya ( umum - khusus, atau rumus ke contoh soal).

2. Relasi

(26)

Fungsi yaitu relasi khusus yang memasangkan setiap anggota (domain) dengan tepat satu anggota (kodomain).

4. Fungsi Linier

Suatu fungsi f(x) dikatakan fungsi linier jika fungsi itu ditentukan oleh �(�) = �� + �,

dimana a ≠ 0, a dan b bilangan konstan dan grafiknya berupa garis lurus. 5. Persamaan Linear

Persaman adalah kalimat terbuka yang mengandung hubungan sama dengan. Persamaan linear yaitu suatu persamaan yang pangkat tertinggi dari variabelnya adalah berderajat satu.

a. Persamaan linear satu variabel b. Persamaan Linear Dua Variabel

c. Himpunan Penyelesaian Persamaan Linear

artinya mencari harga yang memenuhi untuk pengganti variabel pada persamaan linear yang bersangkutan.

6. Sistem Persamaan Linear Dua Variabel Bentuk Umum:

adalah persamaan berderajat dua dalam yang dinyatakan dengan: � 2 + + = 0;

Pertidaksamaan linear yaitu suatu pertidaksamaan dengan variabel paling tinggi berderajat satu.

≠ berarti salah satu relasi dari pertidaksamaan bertanda <,>, <,> 9. Pertidaksamaan Kuadrat

(27)

paling tinggi berderajat dua dan koefisien variabel pangkat duanya tidak sama dengan

nol. Bentuk umum:

ax2 + bx + c ≠ 0; a, b, cR ; a  0 a = koefisien dari x2

b = koefisien dari x c = konstanta

Himpunan Penyelesaian Pertidaksamaan Kuadrat

Langkah menentukan himpunan penyelesaian pertidaksamaan kuadrat, yaitu: (i) Ubah bentuk pertidaksamaan ke dalam bentuk umum.

(ii) Tentukan pembuat nol ruas kiri.

(iii) Letakkan pembuat nol pada garis bilangan.

(iv) Substitusi sembarang bilangan pada pertidaksamaan kecuali pembuat nol. Jika benar, maka daerah yang memuat bilangan tersebut merupakan daerah

penyelesaian.

GEOMETRI DAN PENGANTAR TRIGONOMETRI 1. Sudut

Sudut merupakan suatu daerah yang dibentuk oleh dua buah sinar garis yang bertemu di satu titik pangkal yang sama. Panamaan sudut di atas adalah < AOB, atau < O, atau < BOA.

Jenis-jenis Sudut:

a. Sudut lancip, sudut yang besarnya antara 0 dan 90 atau 0 < < 90 .⁰ ⁰ ⁰ � ⁰ b. Sudut siku-siku, sudut yang besarnya 90 .⁰

c. Sudut tumpul, sudut yang besarnya 90⁰<�< 180 .⁰ d. Sudut lurus, sudut yang besarnya 180 . ⁰

e. Sudut refleks, sudut yang besarnya 180 < x < 360 .⁰ ⁰ 2. Segitiga

Segitiga ialah bangun yang terjadi dari tiga ruas garis yang dua-dua ujungnya saling bertemu. Segitiga terbentuk bila panjang sisi terpanjang kurang dari jumlah panjang dua sisi yang lain. Tiap ruas garis yang membentuk segitiga adalah sisi. Titik sudut adalah pertemuan ujung ruas garis.

(28)

- Segitiga tumpul sama kaki

3. Segi Empat Berdasarkan Unsur-Unsurnya: a. Persegi

Persegi adalah segiempat yang empat sisi sama panjang dan empat sudutnya siku-siku, dua sisi yang berdekatan sama panjang.

Dengan kata lain,semua sisi sama panjang, dua pasang sisi sejajar, dan kedua diagonalnya sama panjang.

b. Persegi Panjang

Persegi panjang adalah segiempat dengan dua pasang sisi sejajar dan keempat sudutnya siku-siku.

c. Jajargenjang

Jajargenjang adalah segiempat yang sisi-sisinya sepasang sejajar atau dua pasang sisi yang sejajar.

d. Belah Ketupat

Adalah segiempat yang keempat sisinya sama panjang, atau jajargenjang yang dua sisinya yang berdekatan sama panjang, atau layang-layang yang keempat sisinya sama panjang.

e. Layang-layang

Layang-layang adalah segiempat yang dua sisinya yang berdekatan sama panjang, dua sisi lainnya sama panjang, ataudua pasang sisi berdekatan sama panjang. f. Trapesium

Trapesium adalah segiempat yang mempunyai sisi sepasangnya sejajar. 4. Mengidentifikasi Bangun Datar Lingkaran

a. Lingkaran

Yaitu bangun datar yang sisinya selalu berjarak sama dengan titik pusatnya, tempat

kedudukan titik-titik yang terletak pada suatu bidang, dan berjarak sama terhadap titik pusat lingkaran.

b. Unsur-unsur Lingkaran

1. Garis tengah (diameter) adalah garis yang membagi dua sama besar dari suatu lingkara melalui titik pusat.

(29)

Transformasi bidang adalah pemetaan satu persatu dari himpunan semua titik dalam

bidang pada himpunan itu sendiri. Bangun dari transformasi disebut bayangan. Ada empat jenis transformasi pada bidang yaitu: pergeseran (translasi),

pencerminan

(refleksi), pemutaran (rotasi) dan perkalian (dilatasi). a. Pergeseran (Translasi)

Pergeseran yaitu pemindahan semua titik dalam suatu bidang dengan besar dan arah yang sama.

b. Pencerminan (Refleksi)

Pencerminan yaitu pemindahan semua titik pada bidang dengan jalan membalik bidang pada suatu garis tertentu/sumbu pencerminan.

c. Pemutaran (Rotasi)

Pemutaran yaitu pemindahan semua titik pada bidang, yang masing-masing bergerak sepanjang busur lingkaran yang berpusat pada pemutaran.

d. Perkalian (Dilatasi)

Perkalian yaitu suatu pemindahan bidang yang memasangkan setiap P pada bidang dengan setiap titik P’.

6. Pengantar Trigonometri

Trigonometri berasal dari bahasa Yunani, yaitu trígōnon (segitiga) dari treîs/tri (tiga) + gonia (sudut) dan metrein/métron (pengukuran). Trigonometri digunakan untuk mendeskripsikan suatu

fungsi.

PENGUKURAN 1. Pengukuran Panjang

Ukuran panjang objek adalah banyaknya satuan panjang yang digunakan untuk menyusun secara berjajar dan berkesinambungan dari ujung objek yang satu ke ujung objek lain.

2. Pengukuran Luas dan Keliling

Luas suatu daerah yaitu banyaknya satuan ukur luas yang dapat digunakan untuk menutupi daerah itu secara menyeluruh. Pengukuran luas dapat

menggunakan satuan tidak baku maupun baku.

Keliling suatu objek adalah banyaknya satuan panjang yang digunakan untuk mengukur panjang objek, mulai titik awal pengukuran dengan menelusuri semua tepian objek hingga kembali ke titik awal.

Satuan luas: km2

(30)

m2 dm2 cm2 mm2

3. Pengukuran Kapasitas, Isi dan Volume

Kapasitas diukur dengan membilang/ menentukan dengan alat ukur tertentu, sehingga pengukuran kapasitas memunculkan banyak benda maksimal,

millimeter, dan gram maksimal yang dapat dikemas pada suatu kemasan benda. Volume/isi bangun ruang adalah banyaknya satuan volum (takaran) yang digunakan untuk mengisi hingga penuh bangun tersebut.

Satuan volume (isi):

4. Pengukuran Jarak, Waktu dan Kecepatan

Kecepatan ialah besaran yang merupakan hasil pembagian jarak tempuh perjalanan dengan waktu untuk menempuh jarak tertentu. Rumus menghitung jarak, kecepatan dan waktu adalah:

= dibagi Atau

��������� ����� �����ℎ ���������� ����� ���������� V= S/T

Satuan kecepatan: km/jam atau m/s. 5. Pengukuran Massa dan Berat

Berat merupakan konsep yang seringkali disamakan dengan massa benda. Padahal berbeda, massa merupakan materi yang

memungkinkan suatu benda menjadi berukuran semakin naik tanpa dipengaruhi grativitasi bumi.

Berat merupakan ukuran yang dipengaruhi grativasi bumi, kekuatan grativitasi akan menentukan semakin naik atau tidaknya ukuran berat.

6. Pengukuran Suhu

Pengukuran suhu diartikan membandingkan suhu dengan skala yang terdapat pada thermometer dengan satuan derajat. Skala pengukuran suhu yang digunakan di Indonesia adalah derajat Celcius(C) serta skala Fahrenheit(F) dan Reamur(R). Titik didih dan titik beku air menurut ketiga skala diatas adalah 1000C dan 00C, 2120F dan 00F, dan 800R dan 00R.

Perbandingan ketiga skala pengukuran = C : R : F = 5 : 4 : 9 a. Jika suhu dalam derajat Celcius maka:

(31)

b. Jika suhu dalam derajat Reamur:

C : R = 5 : 4 maka suhu dalam Celcius = 54 � � R : F = 4 : 9 maka suhu dalam Fahrenheit = 94 � �+32 c. Jika suhu dalam derajat Fahrenheit:

C : F = 5 : 9 maka suhu dalam Celcius = 59 −32) � (� R : F = 4 : 9 maka suhu dalam Fahrenheit = 49 −32) � (� Misal:

Seorang buruh jalan memanaskan aspal mencapai suhu 4820F. Berapa derajat suhunya dalam C dan R?

Penyelesaian:

Debit adalah kecepatan aliran zat cair yang mengalir persatuan waktu. Rumus debit air adalah:

Debit (Q) = Volume : waktu atau Q=V/t contoh:

Sebuah bak mandi diisi air mulai pukul 07.25 sampai dengan pukul 07.55 dengan debit air 10 liter/menit. Berapa liter volume air dalam bak mandi tersebut?

jawaban:

Diketahui: debit (Q) = 10 L/menit t = 07.25 – 07. 55 = 30 menit

1. Pengertian Statistik dan Statistika

Statistik dan Statistika sangat diperlukan dalam menyajikan angka-angka kedalam sebuah daftar atau tabel disebut sebagai statistik. Sedangkan untuk menarik kesimpulan informasi yang menjelaskan masalah harus melalui beberapa proses, yaitu proses pengumpulan informasi, pengolahan informasi, dan proses penarikan kesimpulan. Untuk itu kita memerlukan pengetahuan tersendiri yang disebut statistika.

(32)

Data adalah sejumlah informasi yang dapat memberikan gambaran tentang suatu keadaan/ masalah, baik yang berupa angka-angka maupun yang berbentuk kategori. Data adalah hasil pencatatan peneliti, baik yang berupa fakta maupun angka-angka.

Agar minim kesalahan,data yang baik harus memenuhi syarat yaitu, objektif, relevan, sesuai zaman, representatif, dan dapat dipercaya.

a. Distribusi Frekuensi

Distribusi frekuensi yaitu susunan data mulai dari data terkecil sampai data terbesar yang membagi banyak data kedalam banyak kelas. Perhatikan data nilai ujian matematika siswa SD berikut:

38 64 43 70 57 52 82 78 49 79

1) Rentang data yaitu data terbesar dikurangi data terkecil, data terbesar 99 dan data terkecil 35 sehingga rentang data: (r) = 99 – 35 = 64.

2) Banyaknya kelas, gunakan aturan Sturges; banyaknya data n = 80, banyaknya kelas interval:

k = 1 + (3,3) Log n = 1 + (3,3) Log 80= 1 + (3,3)x 1,9031 = 7,2802. Banyaknya kelas harus bilangan bulat, boleh membuat daftar dengan banyaknya kelas 7 atau 8 buah.

3) Menentukan panjang kelas interval p, jika banyaknya kelas diambil 7. P=64/7=9,14 dibulatkan ke atas menjadi 10.

Syarat: p . k ≥ r + 1. Jadi 10 x 7 ≥ 64 + 1 ↔ 70 ≥ 65 benar

4) Pilih ujung bawah kelas, misalnya kita pilih 31. Selanjutnya kita siapkan kolom tabulasi dan dengan mengambil banyak kelas 7, panjang kelas 10 dan dimulai ujung

bawah kelas pertama sama dengan 31, diperoleh daftar seperti berikut:

NO NILAI UJIAN TURUS FREKUENSI

1

b. Penyajian Data dalam Bentuk Grafik / Diagram 1) Diagram Batang

(33)

3. Ukuran Pemusatan Data a. Rata-Rata Data Tunggal

Dengan rumus: jumlah data dibagi banyak data b. Rata-Rata Data Kelompok

Dengan rumus jumlah data yang dikalikan dibadi banyak data yang sudah dikalikan

c. Modus Data Tunggal

Modus adalah nilai data yang paling sering muncul atau frekuensinya paling banyak.

Contoh:

Nilai ujian Matematika SD yang telah diurutkan:

4, 4, 5, 5, 5, 5, 6, 6, 6, 6, 6, 7, 7, 7, 7, 7, 8, 8, 8, 8, 8, 8, 8, 9, 9, 9, 9. Frekuensi terbanyak ada pada nilai 8. jadi, Modus Mo= 8 sebanyak 7 d. Modus Data Kelompok

Mo = b + p b1/(b1+b2) dimana:

Keterangan:

b = batas bawah kelas/kelas interval dengan frekuensi terbanyak p = panjang kelas

b1 = frekuensi kelas dikurangi frekuensi kelas interval terdekat sebelumnya

b2 = frekuensi kelas dikurangi frekuensi kelas interval terdekat berikutnya

e. Median (Me)

Median adalah nilai tengah dari kumpulan data yang sudah diurutkan dari data yang

terkecil sampai terbesar atau sebaliknya.

Perhatikan data yang telah diurutkan: 3, 3, 4, 4, 4, 5, 5, 5, 6, 6. Me = ½ (4+5) = 4,5

f. Median data Kelompok Me = b +p (1/2(n)-F) / f Keterangan:

b = batas bawah kelas median, ialah kelas dimana median akan terletak P = panjang kelas median, n = ukuran sampel atau banyaknya data F = jumlah semua frekuensi sebelum kelas median

f = frekuensi kelas median

ILMU PENGETAHUAN ALAM

BAB. 1. MAHLUK HIDUP DAN LINGKUNGANNYA 1. Gejala Alam Biotik

(34)

Yang termasuk gejala alam Biotik: fotosintesis, respirasi, pencernaan makanan serta pertumbuhan.

2. Gejala Alam Abiotik

Gejala ini berkaitan secara fisik dan kimia diluar mahluk hidup. Misalnya : hujan, erosi, pelapukan, ledakan.

Interaksi Gejala Alam Biotik dan Abiotik:

Biji akan tumbuh menjadi mahluk hidup(Biotik), jika suhu serta tanah dalam keadaan baik (Abiotik).

BAB. 2. STRUKTUR, FUNGSI DAN SISTEM KEHIDUPAN MAHLUK HIDUP

1. Fotosintesis

Fotosintesis merupakan proses pebuatan makanan oleh tumbuhan dengan bahan air, karbondioksida serta bantuan cahaya. Proses ini terjadi pada sel

daun(kloroplas) yang mengandung klorofil yang berfungsi menyerap energy dari cahaya. Apabila energy berasal dari proses kimia missal dengan bakteri maka proses ini disebut kemosintesis.

2. Sistem Pernapasan Manusia

Bernapas berarti proses memasukkan udara dari luar kedalam tubuh dan mengeluarkan udara sisa keluar tubuh. Respirasi yaitu proses pembakaran (oksidasi) senyawa organic didalam sel sehingga diperoleh energi.

Saluran pernapasan manusia:Nares Arterior,Rongga Hidung, Faring,

Laring,Trakea,Bronkus dan Paru-paru . Didalam Alveoli terjadi pertukaran gas oksigen dengan karbondioksida.

3. Jenis Penyakit/ Kelainan Pada Sistem Respirasi a. Asfiksi : gangguan pengangkutan o2 ke jaringan. b. Penyempitan saluran nafas karena; amandel dan polip c. Jenis radang alat pernafasan:

1) Sinusitis : radang sebelah atas rongga hidung 2) Renitis : di hidung

3) Bronkitis : di bronkus 4) Pleuritis : di pleura

5) Pneumonia : radang pada paru-paru

d. Penyumbatan di rongga faring / laring karena difteri laringitis /tetanus. e. Orang yang kena shock pusat syaraf,

f. Tuberkulosis (TBC) yaitu berbintil kecil karena infeksi bacterium tuberculesis. g. Kanker paru-paru: pembengkakan pada paru- paru di duga kanker atau tumor. h. Keracunan gas, contohnya gas CO, amoniak dan gas klor.

i. Penyempitan atau penyumbatan saluran nafas, dapat disebabkan oleh pembengkakan kelenjar limfa, misalnya polip dan amandel.

j. Anthrakosis yaitu kelainan pada alat pernafasan yang disebabkan oleh masuknya debu tambang.

k. Tonsilitis yaitu radang/ infeksi oleh bakteri tertentu pada tonsil.

(35)

m. Influenza disebabkan virus yang menimbulkan radang pada selaput mukosa. 4. Sistem Pencernaan pada Manusia

Agar sehat kita dianjurkan mengkonsumsi makanan bergizi dan seimbang. Seimbang berarti seimbang antara jenis makanan dengan jumlah kebutuhan. a. Saluran pencernaan

Saluran atau alat pencernaan terdiri dari rongga mulut, tekak, kerongkongan, lambung, usus halus, usus besar, dan anus. 1) Rongga Mulut Makanan mulai dicernakan secara mekanis maupun kimiawi. Secara mekanis dikunyah oleh gigi dan lidah. Secara kimiawi dilakukan oleh kelenjar air ludah/glandula salivales. 2) Lidah (Lingua) fungsi:(1) mengaduk makan dalam rongga mulut, (2) mendorong pada waktu menelan, (3) mempertahankan makanan saat mengunyah. 3) Tekak (Faring) merupakan bagian belakang mulut atau bagian atas tenggorokan. 4) Kerongkongan (Esofagus) Di kerongkongan tidak terjadi proses pencernaan.5) Lambung (Ventrikel) Lambung adalah bagian saluran pencernaan berupa kantung besar terletak dalam rongga perut di sebelah bawah tulang rusuk terakhir agak ke kiri. 6) Usus Halus (Intestinum Tenue) Bentuknya berkelok-kelok, dengan panjang 8,25 m, lebar 25 mm dengan banyak lipatan yang disebut vili / jonjot-jonjot usus.7) Usus Besar (intestinum Crassum) Usus besar terdiri dari usus tebal (kolon) dan poros usus (rektum). 8) Anus Anus adalah muara akhir dari saluran pencernaan.

b. Gangguan Pada Sistem Pencernaan Manusia

Gangguan pada sistem ini dapat disebabkan oleh pola makan yang salah, infeksi bakteri, dan kelainan alat pencernaan.

BAB. 3. ENERGI DAN PERUBAHANNYA 1.Materi dan Perubahannya

Materi diartikan segala yang memiliki massa dan menempati ruang. Berdasarkan wujudnya, materi dibedakan menjadi zat padat, cair, dan gas.

2. Gaya dan Tekanan

Gaya adalah tarikan atau dorongan yang dikerahkan sebuah benda terhadap benda lain. Besar gaya diukur dengan neraca pegas, dalam satuan newton (N).

(36)

3. Energi

Adalah kemampuan untuk melakukan usaha. Hukum kekekalan energi menyatakan bahwa energi dapat berubah bentuk, namun tidak dapat diciptakan mauoun dimusnahkan. Pesawat sederhana adalah peralatan yang melakukan usaha dengan hanya 1 gerakan. Jenis pesawat

sederhana, yakni pengungkit (tuas), katrol, roda dan poros, bidang miring, baji, dan sekrup. Pengungkit: batang yang dapat berputar terhadap titik statis. Titik tetap pada pengungkit: titik tumpu. Bagian pengungkit yang dikenai gaya/kuasa: titik kuasa. Bagian pengungkit yang mengerjakan gaya/beban:titik beban. Katrol:roda beralur dengan sebuah tali/rantai yang lewat pada alur itu.

4. Suhu dan Kalor

Suhu merupakan tingkat (derajat) panas dinginnya benda. Diukur dengan termometer. Kalor berpindah dari satu ke benda lain dengan cara konduksi (sentuhan), konveksi (aliran), dan radiasi (pancaran). Konduksi adalah perpindahan kalor dari dua benda yang bersentuhan. Konveksi adalah perpindahan panas akibat geraka medium. Radiasi adalah perpindahan kalor tanpa memerlukan medium/pancaran. 5. Gelombang, Bunyi, dan Optika

Gelombang ialah usikan yang merambat melalui medium. Amplitudo adalah simpangan terbesar gelombang dari posisi setimbangnya. Periode menyatakan waktu yang diperlukan oleh satu gelombang (satu bukit dan satu lembah gelombang atau satu rapatan dan satu

renggangan) untuk melintas, satuan sekon. Frekuensi menyatakan jumlah gelombang yang melintas tiap sekon, hertz (Hz). Panjang gelombang adalah jarak satu rapatan ke rapatan berikutnya, satuan meter (m).

Bunyi

Bunyi berasal dari benda yang bergetar, merambat dalam bentuk gelombang, hingga akhirnya sampai ke telinga.

Cahaya

Cahaya adalah gelombang elektromagnetik. Cahaya merambat lurus, tidak berhenti kecuali mengenai penghalang. Cermin dirancang untuk memantulkan cahaya. Cermin dibuat dari lembaran logam yang mengkilat, kemudian dilapisi kaca di atasnya.

Alat Optik

Adalah alat yang memanfaatkan sifat cahaya, hukum pemantulan, dan hukum pembiasan. Macam alat optik yaitu mata, lup, mikroskop, kacamata, periskop, dan teleskop.

6. Kelistrikan dan Kemagnetan Rangkaian Listrik

Untuk menimbulkan arus, diperlukan sumber tegangan dan

(37)

baterai, aki, dan stop kontak (PLN).Daya dan Energi Listrik diperoleh dari sumber tegangan. Energi listrik (W) = V X I X t, V = beda potensial (volt); I = kuat arus (ampere); t = waktu (detik); dan W = energi (Joule). Daya merupakan energi tiap satuan waktu, atau P = W/t = V X I

Kemagnetan adalah suatu gaya tarik atau gaya tolak antara kutub-kutub tidak senama / senama. Semua magnet memiliki dua kutub-kutub yang berlawanan,yaitu kutub utara (U) dan selatan (S).

ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

BAB. 1. HAKIKAT PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL A. Pengertian Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS)

Pendidikan IPS adalah penyederhanaan dari disiplin ilmu sosial, idiologi negara dan disiplin lainnya serta -masalah sosial terkait yang diorganisasikan dan

disajikan secara ilmia untuk tujuan pendidikan pada tingkat pendidikan dasar dan menengah(Muhammad Numan Soemantri,2001).

Mata pelajaran ini memadukan konsep dasar dari berbagai ilmu yang disusun melalui pendekatan pendidikan dan psikologis serta kelayakan dan

kebermaknaannya bagi peserta didik dan kehidupannya.

Untuk SD, IPS merupakan perpaduan mapel sejarah, geografi, ekonomi, sosiologi dan antropologi. Geografi, sejarah, dan antropologi merupakan disiplin ilmu yang memiliki keterpaduan yang tinggi. B. Fokus Utama Kajian pembelajaran IPS di SD

(38)

3. Perbedaan IPS dan Ilmu Sosial

Antara IPS dengan Ilmu Sosial mempunyai hubungan yang erat, keduanya sama-sama mempelajari hubungan timbal balik antar manusia. IPS adalah pengetahuan terapan yang dilaksanakan dalam kegiatan instuksional di sekolah guna mencapai tujuan pendidikan, disamping untuk mengembangkan kepekaan anak didik terhadap kehidupan di sekitarnya.

Hubungan IPS dengan Ilmu-Ilmu Sosial adalah IPS bersumber pada Ilmu-Ilmu Sosial,atau mengambil bahan dari ilmu-ilmu sosial baik konsep, pengetahuan maupun teori. Perbedaan antara Ilmu-Ilmu Sosial (IIS) dengan IPS, sebagai berikut:

1) Dari tingkatannya , Ilmu-Ilmu Sosial diberikan di tingkat PT/universitas, sedang Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) diberikan di pendidikan dasar dan perguruan tinggi.

2) Dari batasan dan ukurannya, Ilmu-Ilmu Sosial lebih luas dibanding IPS 3) Dari tingkat kesulitannya, Ilmu-Ilmu Sosial menyelidiki aneka ragam human relationship yang serba kompleks dan hal yang abstrak, IPS menyelidiki konsep-konsep, dan generalisasi

yang serba sulit.

4) Dari tujuannya, Ilmu-Ilmu Sosial menetapkan kebenaran Ilmiah, sedangkan IPS mengarah pada penanaman BASK (Behavior, Attitude, Skill, dan Knowledge). 5) Dari pendekatan ,pendekatan Ilmu-Ilmu Sosial adalah bersifat disipliner, sedangkan pendekatan IPS bersifat interdisipliner.

6) Kerangka kerja Ilmu-Ilmu Sosial diarahkan pada pengembangan teori dan prinsip Ilmiah, sedangkan kerangka kerja IPS diarahkan kepada arti praktis dalam mencari alternatif pemecahan masalah social.

4. Karakteristik Pembelajaran IPS SD

a. IPS merupakan gabungan dari unsur geografi, sejarah, ekonomi, hukum dan politik, kewarganegaraan, sosiologi, bahkan juga bidang humaniora, pendidikan dan agama.

b. KD IPS berasal dari struktur keilmuan geografi, sejarah, ekonomi, dan sosiologi, yang dikemas menjadi materi (tema/sub tema) tertentu.

c. KD IPS menyangkut berbagai masalah sosial dengan pendekatan interdisipliner dan multidisipliner.

d. Kompetensi Dasar dapat menyangkut peristiwa dan perubahan kehidupan masyarakat.

(39)

5. Ruang Lingkup Pendidikan IPS

1) Ditinjau dari ruang lingkup hubungan mencakup sosial, ekonomi, psikologi,budaya, sejarah, geografi, dan politik.

2) Ditinjau dari kelompoknya adalah keluarga, rukun tetangga, kampung, warga desa, organisasi masyarakat dan bangsa.

3) Ditinjau dari tingkatannya yaitu lokal, regional dan global. 4) Ditinjau dari interaksi: kebudayaan, politik dan ekonomi.

Permendiknas 2006 tentang Standar Isi, ruang lingku IPS meliputi: (a) Manusia, tempat, dan lingkungan; (b) Waktu, keberlanjutan, dan perubahan; (c) Sistem sosial dan budaya; dan (d) Perilaku ekonomi dan kesejahteraan.

Pada jenjang pendidikan dasar, ruang lingkup pengajaran IPS dibatasi sampai gejala dan masalah sosial yang dapat dijangkau pada geografi dan sejarah. 6. Tujuan Pembelajaran IPS

Tujuan pembelajaran IPS adalah mengembangkan potensi peserta didik agar peka terhadap masalah sosial yang terjadi di masyarakat, memiliki sikap mental positif dan terampil mengatasi setiap masalah yang terjadi baik yang menimpa dirinya sendiri maupun masyarakat.

Pembelajaran IPS ,bertujuan dalam pengembangan kemampuan intelektual, dan rasa tanggung jawab sebagai anggota masyarakat dan bangsa serta pengembangan diri siswa sebagai pribadi.

Pendapat lain menyatakan bahwa tujuan mempelajari Ilmu Pengetahuan Sosial ialah untuk mengembangkan potensi peserta didik agar peka terhadap masalah sosial yang terjadi di masyarakat, memiliki sikap mental positif terhadap

perbaikan segala ketimpangan yang terjadi, dan terampil mengatasi setiap masalah yang terjadi sehari-hari baik yang menimpa dirinya sendiri maupun masyarakat. Tujuan dapat dicapai jika program pelajaran IPS diorganisasikan secara baik. Rumusan tujuan tersebut:

a. Memiliki kesadaran dan kepedulian terhadap masyarakat dan lingkungannya, melalui pemahaman nilai sejarah dan kebudayaan.

b. Memahami konsep dasar da menggunakan metode yang diadaptasi dari ilmu sosial yang dapat digunakan memecahkan masalahl.

c. Mampu menggunakan model serta membuat keputusan.

d. Mampu membuat analisis yang kritis dan mengambil tindakan yang tepat. e. Mampu mengembangkan berbagai potensi.

7. Fungsi IPS

(40)

a. Agar peserta dapat mensistematisasikan bahan, informasi dan kemampuan yang telah dimiliki tentang manusia dan lingkungan menjadi bermakna;

b. Peserta didik dapat lebih peka dan tanggap terhadap berbagai masalah sosial c. Peserta didik dapat mempertinggi rasa toleransi dan persaudaraan di lingkungan social.

8. Sumber dan Bahan Materi IPS

Lima macam sumber materi Ilmu Pengetahuan Sosial:

a. Segala sesuatu /apa saja dan terjadi di sekitar anak sejak dari keluarga, sekolah, desa, kecamatan sampai lingkungan yang luas.

b. Kegiatan manusia: pekerjaan, pendidikan, keagamaan, produksi, komunikasi, dan transportasi.

c. Lingkungan geografi dan budaya d. Kehidupan masa lampau,

e. Anak sebagai sumber materi meliputi makanan, pakaian, permainan, dan keluarga.

Ada juga sumber dan bahan materi Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) lain: a. Lingkungan sosial: sosial ekonomi, sosial politik, keamanan dan ketertiban. b. Lingkungan alam: tanah, air, udara.

c. Lingkungan masyarakat dan budaya

d. Nara sumber: tokoh , peserta didik, pejabat,dan pegawai. Uraian sumber bahan Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS): a. Geografi

Dasar-dasar keilmuan geografi menyelidiki aspek fisik alamiah, hubungan manusia dengan lingkungan sosial, dan mempelajari tentang bumi, tanah, air, udara, iklim, sampai flora dan fauna, serta bumi dalam tata surya. Konsep dasar geografi: lingkungan, keruangan, wilayah, biotik dan abiotik, sumber produksi, penduduk, bola dunia, dan iklim.

b. Ekonomi

Cara manusia memenuhi kebutuhan hidupnya dengan bercocok tanam, berburu, beternak, menangkap ikan dan lainnya.

Masalah pokok ekonomi bersumber pada ketimpangan kebutuhan manusia dibandingkan alat pemenuhannya. Kebutuhan tidak terbatas, sedangkan alat pemuas kebutuhan berupa barang/jasa terbatas.

Konsep dasar ekonomi lain: kelangkaan, pembagian kerja, barang, jasa, kemakmuran, produksi, distribusi, konsumsi, pasar, uang, harga, kredit, dan tabungan.

c. Sosiologi

(41)

2) Sosiologi merupakan ilmu yang mempelajari perilaku interaksi manusia dengan lainnya.

(42)

Konsep dasar sosiologi: mempelajari masalah lembaga masyarakat (pendidikan, kesenian, keagamaan), kebudayaan dan kepribadian, struktur sosial, dinamika kelompok.

d. Sejarah

Merupakan cabang ilmu yang mencatat dan menjelaskan peristiwa masa lampau sebagai sesuatu tahapan proses pertumbuhan dan perkembangan manusia. Tujuan mempelajari sejarah ialah menafsirkan keadaan masa kini dengan analisis dan pemahaman peristiwa lampau dan membuat “peta” prediksi untuk masa akan datang. Konsep dasar sejarah: waktu, perubahan, perkembangan.

e. Antropologi

Dalam Antropologi dibahas pemahaman perilaku manusia sebagai makhluk sosial dalam usaha menyesuaikan diri dengan lingkungannya, sebagai ciri yang

membedakan dari makhluk lainnya. Proses ini menimbulkan kebudayaan /hasil budidaya. Kebudayaan bukan warisan, tetapi harus dipelajari, karena merupakan produk dari perilaku manusia itu sendiri.

f. Politik

Sasaran dari pembahasan ini ialah berhubungan dengan pemerintahan, serta cara terbaik mengatur tata kehidupan masyarakat. Orientasi ini berpendapat bahwa sasaran ilmu politik:

1) Pelaku politik (political actors), yaitu mereka yang giat dalam proses politik. 2) Penerapan metode empiris dan analisis kuantitatif dari ilmu lain.

3) Menarik konsep baru dalam rangka pengembangan generalisasi dan teori, Konsep dasar Politik,: Negara, kekuasaan, sistem politik, pemerintah, rakyat, hukum, UUD, keadilan, proses peradilan, dan DPR.

g. Psikologi

Psikologi adalah ilmu yang mempelajari tentang perilaku dan fungsi mental manusia.

9. Nilai dalam pembelajaran IPS

Nilai adalah harga atau hal penting/berguna bagi manusia. Sistem nilai adalah keyakinan, kepercayaan, norma atau kepatuhan-kepatuhan yang dianut oleh seseorang atau kelompok masyarakat.

Menurut Ahli( Paul Suparno,2001), sikap dan tingkah laku diantaranya: (1) Sikap penghargaan kepada setiap manusia didunia

(2) Sikap tenggang rasa, jujur, berlaku adil, suka mengabdi, ramah, setia,serta sopan, dan

(3) Sikap demokratis/menghargai pendapat orang lain dan mau hidup bersama.

(4) Kebebasan dan tanggung jawab serta Penghargaan terhadap alam

(43)

cermat, mandiri, percaya diri, semuanya lebih menunjang penyempurnaan diri pribadi.

10. Keterampilan Dasar dalam IPS

Keterampilan dasar IPS:

1) Work-study skills, misalnya adalah membaca, membuat outline dan peta serta menginterpretasikan grafik.

2) Group-process skills, contohnya berpikir kritis dan pemecahan masalah. 3) Social-living skills, seperti tanggung jawab, bekerja sama , hidup dalam suatu kelompok.

Keterampilan IPS:

(1) Keterampilan Penelitian (2) Keterampilan Berpikir

Berpikir kritis ialah melihat hal dengan jelas. Berpikir kreatif adalah melihat dengan kreatif.

(3) Keterampilan Berpartisipasi Sosial (4) Keterampilan Berkomunikasi

BAB. 2. SEJARAH INDONESIA KEBHINEKAAN MASYARAKAT INDONESIA DAN DINAMIKA GLOBAL

1. Kegunaan Mempelajari Sejarah (a) Kegunaan Edukatif

Edukatif berarti pendidikan. Apa yang terjadi pada masa lalu harus menjadi pelajaran, dan hikmah dapat diambil dari apa yang pernah terjadi.

(b) Sejarah berguna memberikan inspirasi (ilham) Berbagai kisah sejarah yang terjadi memberikan inspirasi (ilham).

(c) Sejarah dapat berguna sebagai rekreatif

Sejarah memberikan kesenangan dan rasa estetis karena penulisan sejarah mampu menarik pembaca berkreasi.

(d) Bersifat Instruktif

(44)
(45)

2. Pengaruh Kebudayaan India ( Hindu dan Budha ) a. Awal mula kedatangan kebudayaan India

Pada abad pertama masehi, terjadi pertemuan antara kebudayaan asli Indonesia dengan kebudayaan luar, yaitu kebudayaan Hindu dari India. Masuknya pengaruh Kebudayaan Hindu ini menandai berakhirnya jaman prasejarah dan mulai

membawa bangsa Indonesia ke dalam jaman sejarah. Menurut sebagian ahli sejarah, kebudayaan India dibawa oleh para pedagang India dan

ditelusuri dengan ditemukannya batu-batu tertulis di Kutai (Kalimantan Timur) dan Jawa Barat. Huruf Pallawa adalah huruf yang digunakan di India Selatan antara abad ke 3 - 7. Bahasa Sansekerta adalah bahasa resmi di India.

b. Kerajaan-kerajaan Hindu dan Budha

1) Kerajaan Kutai, tertua di Indonesia terdapat di Kalimantan Timur. Ditemukan prasasti dengan huruf Pallawa dan bahasa Sansekerta sekitar tahun 400 M. Raja yang terkenal adalah Mulawarman.

2) Kerajaan Taruma nagara, Jawa Barat 400 - 500 M. Raja Purnawarman, prasasti (Kebon Kopi, Ciaruteun, Jambu, Pasir Awi, Muara Cianten), di daerah Jakarta (Tugu, Cilincing), di Banten Selatan (Lebak, Muncul), Hindu, raja Purnawarma. 3) Kerajan Sriwijaya, Sumatera/ abad ke-7, kerajaan Tulang Bawang (Sumatera Selatan), Melayu (Jambi), dan Sriwijaya (Sumatera Selatan). Kerajaan ini merupakan pusat agama Budha. Guru yang terkenal adalah Sakyakirti.

4) Kerajaan Mataram Hindu dan Budha, berdasarkan prasasti Canggal tahun 732, dikenal kerajaan Hindu, raja Sanna yang diganti Sanjaya. Sanjaya menciptakan kemakmuran, ketenteraman rakyatnya.

5) Sanjaya dan Sailendra. Abad ke-8 dan 9 di Jawa Tengah, berkuasa dua kerajaan berbeda agama, yaitu wangsa Sanjaya/Hindu dan Sailendra/ Budha.

6) Sailendra berkuasa tahun 750 - 850. Candi Kalasan, candi Ngawen, candi Borobudur (Samaratungga). Abad ke-9 dua keluarga ini bersatu dengan perkawinan antara Rakai Pikatan (Sanjaya) dengan Pramudawardani (Samaratungga).

7) Kerajaan Kanjuruan. Jawa Timur tahun 760, prasasti Dinoyo huruf Kawi,bahasa Sansekerta.

8) Kerajaan Kediri, 1042 - 1222. Raja Kameswara. Kitab samarandana. 9) Kerajaan Singasari tahun 1222 – 129, raja Ken Arok.

10) Kerajaan Majapahit, 1293 – 1528. Raja Raden Wijaya, Raja terkenal adalah Hayam Wuruk dengan patih Gajah Mada. Hasil kesusastraan jaman ini adalah Negarakertagama (mpu Prapanca) dan Sutasoma (mpu Tantular).

c. Pengaruh Kebudayaan Islam

(46)

1. Kerajaan Islam di Indonesia a. Kerajaan Samudra Pasai

Kerajaan Islam pertama yang terletak di aceh, Indonesia. Raja pertama adalah Sultan al-Saleh.

b. Kerajaan Malaka.

Raja pertamanya Iskandar Syah. Di bawah Sultan Mudzafar Syah (1445-1458) Malaka menjadi pusat perdagangan antara

c. Kerajaan Demak 1500 - 1550.

Merupakan kerajaan Islam pertama di pulau Jawa. Didirikan oleh Raden Patah. Putranya bernama Pati Unus Atau Pangeran Sabrang Lor sangat berjasa dalam meluaskan dan memperkuat kedudukan, termasuk mengadakan serangan ke Malaka.

d. Kerajaan Mataram.

Mengalami jaman keemasan pada masa Raden Rangsang (1613 - 1645) atau Sultan Agung.

e. Kerajaan Banten.

Banten diislamkan oleh Fatahillah atas nama raja Demak. Fatahillah terkenal dengan sebutan Sunan Gunung Jati karena jasanya dalam mensiarkan agama islam.

3. Pengaruh Kebudayaan Islam Terhadap Kebudayaan Indonesia

Agama Islam yang masuk secara damai, ternyata membawa pengaruh besar terhadap kehidupan, kebudayaan dan alam pikiran sebagian besar bangsa

Indonesia. Pengaruh kebudayaan Islam memberi corak khusus pada kebudayaan bangsa Indonesia. Hasil-hasil kebudayaan yang bercorak Islam dalam bentuk bangunan dan adat-istiadat,dan alam fikiran masyarakat. Hasil kebudayaan yang bercorak Islam antara lain masjid, makam, seni ukir, kesusastraan, dan lain-lain. 4. Peristiwa Sekitar Proklamasi Kemerdekaan

Belanda menyerah tanpa syarat kepada Jepang pada 8 Maret 1942, maka masa pemerintahan Hindia Belanda di Indonesia berakhir. Kedatangan Jepang ke Indonesia disambut baik oleh rakyat Indonesia karena diharapkan dapat melepaskan diri dari penderitaan yang berkepanjangan.

(47)

mengumumkan bahwa pemerintah Jepang memperkenankan daerah Indonesia untuk merdeka “kemudian hari”. Janji ini menarik simpati bangsa Indonesia terhadap Jepang dalam peperangan.

Janji ini mulai dilaksanakan dengan membentuk Badan Penyelidik Usaha-Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia/BPUPKI (Dokuritzu Jumbi Cosakai) tanggal 28 Mei 1945, beranggota 60 orang dan diketuai oleh K.R.T Radjiman

(48)

Sidang pertama membahas tentang dasar negara Indonesia merdeka. Tiga orang anggota mengajukan usulan tentang dasar Negara, yaitu Mr. Muh Yamin, Prof. Dr. Supomo, dan Ir. Soekarno. Usulan Ir Soekarno pada tanggal 1 Juni 1945 diberi nama Pancasila.

Pada 22 Juni 1945 Panitia 9 BPUPK berhasil menyusun Piagam Jakarta yang di dalamnya terdapat rumusan dasar Negara. Pada tanggal 7 Agustus 1945 pihak Jepang membentuk Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (Dokuritsu Jumbi Inkai) /PPKI dengan anggota 21 orang diketuai Ir. Soekarno. Tanggal 9 Agustus 1945 Ir. Soekarno, Drs. Mohammad Hatta , dan Dr. Radjiman Wediodiningrat dipanggil oleh Jenderal Terauci ke Dalat (Vietnam Selatan). Dalam pertemuan ini tanggal 12 Agustus 1945 Jenderal Terauci menyampaikan pesan bahwa

pemerintah Jepang memutuskan untuk memberikan kemerdekaan kepada bangsa Indonesia.

Ir. Soekarno dan Drs. Mohammad Hatta menginginkan masalah proklamasi kemerdekaan dibicarakan dulu dalam rapat dengan anggota PPKI. Tetapi para pemuda keberatan,pemuda menganggap bawa PPKI bentukan Jepang, sehingga kemerdekaan seolah-olah hadiah dari Jepang.

(49)

Pada pukul 23.00 malam Ir. Soekarno dan Drs. Mohammad Hatta menuju rumah Laksamana Tadashi Maeda (Perwira Jepang) Di rumah Maeda inilah naskah Proklamasi Kemerdekaan Indonesia dibuat. Ir. Soekarno yang menulis konsep , Drs. Mohammad Hatta dan Mr. Ahmad Subardjo menyumbangkan pikiran mereka secara lisan.

Teks Proklamasi itu diketik oleh Sayuti Melik disertai beberapa perubahan yang telah disepakati. Pada tanggal 17 Agustus 1945 pukul 10.00, di Jalan Pegangsaan Timur No 56, Teks Proklamasi itu dibacakan oleh Ir. Soekarno disaksikan para tokoh pejuang kemerdekaan.

Dengan dibacakannya Teks Proklamasi Kemerdekaan itu, maka bangsa Indonesia menyatakan diri sebagai bangsa yang merdeka dan berdaulat.

5. Kebhinekaan Masyarakat Indonesia dan Kehidupan Global

Kebhinekaan di sini dimaknai sebagai keragaman, kemajemukan. keragaman diartikan sesuatu yang bermacam-macam atau berjenis.

(50)

(1) Berbagai Bentuk Kebhinekaan a. Keragaman Suku Bangsa

Bangsa Indonesia adalah bangsa yang kaya akan keragaman budaya, adat istiadat, serta suku bangsa. Terdapat lebih dari 300 suku bangsa yang mendiami berbagai pulau di negara kita.

b. Keragaman Budaya 1) Keragaman Bahasa

Rumpun bahasa daerah DI Indonesia terbagi ke dalam dua kelompok, yaitu Austronesia dan non Austronesia..

Menurut Abdul R.P (LIPI) jumlah bahasa daerah terancam punah yaitu 169 bahasa etnis.

2) Keragaman Sistem Peralatan serta Teknologi

Referensi

Dokumen terkait

Penilaian merupakan proses pengumpulan dan pengolahan informasi untuk mengukur pencapaian hasil belajar peserta didik dalam ranah sikap (spiritual dan sosial), ranah

Penilaian hasil belajar oleh pendidik dilaksanakan dalam bentuk penilaian autentik dan non autentik. Penilaian autentik merupakan pendekatan utama dalam penilaian hasil

Penilaian adalah proses pengumpulan dan pengolahan informasi untuk menentukan pencapaian hasil belajar peserta didik. Berdasarkan pada Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 2013

Penilaian adalah proses pengumpulan dan pengolahan data/informasi untuk mengukur capaian hasil belajar peserta didik terhadap Standar Kompetensi Lulusan (SKL) yang telah

Aplikasi teori belajar kognitivisme dalam pembelajaran yaitu guru harus memahami bahwa siswa bukan sebagai orang dewasa yang mudah dalam proses berpikirnya, anak usia pra sekolah

Penilaian pendidikan adalah proses pengumpulan dan pengolahan informasi untuk menentukan pencapaian hasil belajar peserta didik, jadi sampai pada penentuan keputusan sudah atau

PENILAIAN • Penilaian Hasil Belajar oleh Pendidik adalah proses pengumpulan informasi/bukti tentang capaian pembelajaran peserta didik dalam kompetensi sikap spiritual dan sikap

Penilaian oleh Pendidik Penilaian pendidikan untuk siswa di SDN 2 Padamukti sebagai proses pengumpulan dan pengolahan informasi untuk mengukur pencapaian hasil belajar peserta didik