• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENDEKATAN METODOLOGI DAN PROGRAM KERJA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "PENDEKATAN METODOLOGI DAN PROGRAM KERJA"

Copied!
25
0
0

Teks penuh

(1)

P

(2)

2.1. PEMAHAMAN TERHADAP KERANGKA ACUAN KERJA

Pemahaman dan tanggapan terhadap KAK menjabarkan pemahaman dan tanggapan terhadap kerangka acuan kerja (KAK) yang selanjutnya dijadikan landasan penyusunan Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan (RTBL) ini. Dengan adanya pemahaman dan tanggapan ini diharapkan produk keluaran yang dihasilkan sesuai dengan kerangka acuan kerja yang ada.

2.1.1. Pemahaman dan Tanggapan terhadap Latar Belakang

Diketahui dalam KAK bahwa latar belakang penyusunan Detailed Engineering Design ini adalah adanya keinginan untuk mengendalikan pemanfaatan ruang dan menciptakan lingkungan yang tertata, berkelanjutan, berkualitas serta menambah vitalitas ekonomi dan kehidupan masyarakat. Oleh karenanya penyusunan dokumen Desain Kawasan, selain sebagai pemenuhan aspek legal-formal, yaitu sebagai produk pengaturan pemanfaatan ruang serta penataan bangunan dan lingkungan pada kawasan terpilih, juga sebagai dokumen panduan/pengendali pembangunan dalam penyelenggaraan penataan bangunan dan lingkungan kawasan terpilih supaya memenuhi kriteria perencanaan tata bangunan dan lingkungan yang berkelanjutan meliputi: pemenuhan persyaratan tata bangunan dan lingkungan, peningkatan kualitas hidup masyarakat melalui perbaikan kualitas lingkungan dan ruang publik, perwujudan pelindungan lingkungan, serta peningkatan vitalitas ekonomi lingkungan.

Selain hal tersebut, penyusunan desain kawasan mempunyai manfaat untuk mengarahkan jalannya pembangunan sejak dini, mewujudkan pemanfaatan ruang secara efektif, tepat guna, spesifik setempat dan konkret sesuai dengan rencana tata ruang wilayah, melengkapi peraturan daerah tentang bangunan gedung, mewujudkan kesatuan karakter dan meningkatkan kualitas bangunan gedung dan lingkungan/kawasan, mengendalikan pertumbuhan fisik suatu lingkungan/ kawasan, menjamin implementasi pembangunan agar sesuai dengan aspirasi dan kebutuhan masyarakat dalam pengembangan lingkungan/kawasan yang berkelanjutan, menjamin terpeliharanya hasil pembangunan pascapelaksanaan, karena adanya rasa memiliki dari masyarakat terhadap semua hasil pembangunan.

(3)

Penyusunan desain kawasan diharapkan dapat mensinergikan seluruh perencanaan yang ada disuatu kawasan sehingga dapat mendukung dan memberikan kontribusi terhadap terwujudnya kota hijau yang berkelanjutan.

Dari latar belakang tersebut di atas, dapat dipahami bahwa maksud Dokumen Desain Kawasan yang disebutkan dalam KAK adalah Dokumen Detailed Engineering Design yang disusun sebagai acuan bagi pelaksanaan pembangunan fisik Kawasan Hamadi Pantai sebagai lokasi proyek.

2.1.2. Pemahaman dan Tanggapan terhadap Maksud dan Tujuan

Dalam KAK disebutkan bahwa maksud dari Kerangka Acuan Kerja ini merupakan acuan bagi para Pihak/Pelaksana dalam melaksanakan kegiatan Penyusunan Desain Kawasan. Sementara tujuannya adalah terarahnya penyelenggaraan penataan bangunan dan lingkungan di kawasan perencanaan sesuai dengan Peraturan Walikota Jayapura tentang Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan (RTBL) Kawasan Strategis Nasional (Kluster A) Hamadi Pantai Distrik Jayapura Selatan Kota Jayapura.

Melihat uraian di atas, ada baiknya rumusan maksud lebih difokuskan pada maksud dari kegiatan penyusunan DED itu sendiri, bukan maksud dari penyusunan KAK. Serta peninjauan ulang mengenai tujuan untuk lebih spesifik ke arah tujuan dari penyusunan dokumen DED Kawasan Hamadi Pantai Distrik Jayapura Selatan Kota Jayapura.

2.1.3. Pemahaman dan Tanggapan terhadap Sasaran

Di dalam KAK disebutkan bahwa sasaran yang ingin dicapai adalah:

1. Tersusunnya Dokumen Desain Kawasan sesuai dengan Peraturan Bupati/Walikota tentang Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan di lokasi yang telah ditentukan, yang dapat digunakan sebagai panduan dalam penyelenggaraan bangunan gedung dan lingkungan di kawasan tersebut;

2. Tersusunnya Dokumen Detail Engineering Design (DED) pada kawasan perencanaan untuk pelaksanaan kegiatan fisik stimulan sesuai dengan rencana investasi yang ditetapkan dalam dokumen Desain Kawasan; dan

3. Tersusunnya Naskah Surat Keputusan Bupati/Walikota tentang penetapan Dokumen Desain Kawasan pada kawasan perencanaan sebagai produk pengaturan yang legal di kawasan tersebut.

(4)

2.1.4. Pemahaman dan Tanggapan terhadap Dasar Hukum

Dalam KAK disebutkan beberapa hokum yang mendasari penyususnan DED ini, antara lain:

1. Undang-Undang Republik Indonesia No. 1 Tahun 2011 tentang Perumahan dan Kawasan Permukiman;

2. Undang-Undang Republik Indonesia No. 11 Tahun 2010 tentang Cagar Budaya;

3. Undang-Undang Republik Indonesia No. 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana

4. Undang-undang RI No. 26 Tahun 2007, tentang Penataan Ruang;

5. Undang-undang RI No. 28 Tahun 2002, tentang Bangunan Gedung;

6. Undang-Undang Republik Indonesia No. 23 Tahun 1997 tentang Lingkungan Hidup;

7. Peraturan Presiden No. 54 Tahun 2010 tentang Pengadaan Barang / Jasa Pemerintah;

8. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No.15 Tahun 2010 tentang Penyelenggaraan Penataan Ruang

9. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 26 Tahun 2008 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional;

10. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 36 tahun 2005 tentang Peraturan Pelaksanaan Undang-undang Nomor 28 tahun 2002 tentang Bangunan Gedung

11. Peraturan Menteri PU Nomor 29/PRT/2006 tentang Pedoman Persyaratan Teknis Bangunan Gedung;

12. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor: 05/PRT/M/2008 tentang Pedoman Penyediaan dan Pemanfaatan Ruang Terbuka Hijau di KawasanPerkotaan;

13. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor: 06/PRT/M/2007 tentang Pedoman Umum Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan;

14. Peraturan Menteri PU Nomor 30/PRT/M/2006 tentang Persyaratan Teknis Fasilitas dan Aksesibilitas pada Bangunan Umum dan Lingkungan;

(5)

16. Surat Edaran Direktur Jenderal Cipta Karya Nomor 01/SE/DC/2009 tentang Modul Sosialisasi Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan;

17. Peraturan Daerah/Rancangan Peraturan Daerah tentang Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) pada Kabupaten/Walikota tempat lokasi studi; dan

18. Peraturan Daerah/Rancangan Peraturan Daerah tentang Bangunan Gedung pada Kabupaten/Walikota tempat lokasi studi.

Tanggapan terhadap dasar hukum yang digunakan seperti pada sub bab mengenai sasaran kegiatan, maka bahasan dasar hukum tentang Rencata Tata Bangunan dan Lingkungan perlu ditinjau ulang, apakah dirasa perlu ataukah tidak.

2.1.5. Pemahaman dan Tanggapan terhadap Lokasi Kegiatan

Disebutkan dalam KAK bahwa lingkup kajian perencanaan adalah kawasan di sekitar / sekeliling Hamadi Pantai, sedangkan lingkup kawasan yang diberikan panduan rancangan adalah Kawasan Hamadi Pantai yang telah ditetapkan dengan batasan luas maksimum 60 hektar.yang diperuntukkan sebagai Kawasan Permukiman Padat dan Kawasan Wisata Alam.

Berdasarkan penjelasan KAK, lokasi perencanaan sudah cukup jelas dan sudah dapat teridentifikasi dalam peta dan telah ditentukan deliniasinya. Penjelasan dan pemahaman mengenai deliniasi akan dibahas pada bab selanjutnya.

2.1.6. Pemahaman dan Tanggapan terhadap Penerima Manfaat

Sesuai arahan KAK, maka penerima manfaat adalah Pemerintah Daerah, stakeholder dan masyarakat yang ada di Kawasan Hamadi Pantai Distrik Jayapura Selatan Kota Jayapura Provinsi Papua

2.1.7. Pemahaman dan Tanggapan terhadap Strategi Pencapaian Keluaran

Dipahami bentuk keluaran yang disebutkan dalam KAK adalah:

1. Laporan Pendahuluan 10 (sepuluh) eksemplar dalam format A4 2. Laporan Antara 10 (sepuluh) eksemplar dalam format A4 3. Laporan Draft Akhir 10 (sepuluh) eksemplar dalam format A4 4. Laporan Akhir 10 (sepuluh) eksemplar dalam format A4 5. Dokumen Prosiding 5 (lima) eksemplar dalam format A4

6. Dokumen Perencanaan Konstruksi (DAED, RAB, AHSP, dan Spesifikasi Teknis) 7. Rancangan Surat Keputusan Bupati / Walikota

8. Dokumen Audiovisual

9. CD Laporan dan Dokumentasi

(6)

Disebutkan dalam KAK bahwa kurun waktu pengerjaan pekerjaan DED Hamadi Pantai ini adalah sebanyak 180 (seratus delapan puluh) hari kerja terhitung dari 16 Pebruari 2016 hingga 13 Agustus 2016. Hal tersebut bisa dipahami dan dijalanan oleh konsultan.

2.1.9. Pemahaman dan Tanggapan terhadap Sumber Pendanaan

Sesuai uraian dalam KAK, biaya pelaksanaan pekerjaan dibebankan pada Biaya APBN DIPA kegiatan Satuan Kerja Penataan Bangunan dan Lingkungan Papua, Direktorat Bina Penataan Bangunan Direktorat Jenderal Cipta Karya Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Tahun Anggaran 2016 dengan PAGU anggaran biaya sebesar Rp 780.835.000,- (Tujuh ratus delapan puluh juta delapan ratus tiga puluh lima ribu rupiah). Pelaksanaan pekerjaan ini dilakukan secara kontraktual sesuai dengan ketentuan tentang pengadaan seleksi jasa konsultansi yang berlaku.

Tanggapan terhadap substansi sumber pendanaan dinilai sudah cukup jelas dengan penjelasan nilai, sumber dan bentuk kegiatan kontraktual.

2.2. PENDEKATAN TEKNIS

Penanganan Perencanaan DED Hamadi Pantai Distrik Jayapura Selatan Kota Jayapura ini meliput Kawasan Perdagangan dan Perkantoran, Kawasan Permukiman Padat dan Kawasan Wisata Alam, dimana di dalamnya akan direncanakan:

1. Koridor Jalan Utama 2. Fasad Kawasan 3. Node Kawasan 4. Ruang Terbuka Hijau 5. Kios

6. Gazebo 7. Kamar Mandi 8. Lahan Parkir 9. Penginapan 10. Museum

11. Lembaga Masyarakat Adat 12. Kantor Pengelola

13. Playground 14. Menara Pandang 15. Restaurant 16. Lapangan Volley

17. Lapangan Sepak Bola / Futsal 18. Kolam Renang

19. Gedung Serba Guna 20. Taman Mangrove

(7)

dan strategi pelaksanaan yang tepat. Berangkat dari hal tersebut, maka pendekatan Kegiatan Penyusunan DED Kawasan Strategis Hamadi Pantai Distrik Jayapura Selatan Kota Jayapura – Provinsi Papua, akan dilakukan dengan menggunakan pendekatan yang sistematis untuk menghasilkan produk perencanaan sesuai dengan yang diharapkan. Beberapa pendekatan yang akan diaplikasikan dalam kegiatan ini adalah sebagai berikut:

1. Pendekatan Ekologis Arsitektural, yakni pendekatan yang memandang bahwa objek rancangan adalah komponen lingkungan binaan arsitektural yang berperan sebagai komponen ekologis dan menjadi bagian integral secara ekologis dengan kawasan lain disekitarnya.

2. Pendekatan Tematik, yakni pendekatan perancangan yang melihat objek ranncangan sebagai objek yang memiliki misi tematik dalam kaitan dengan tema kawasan lingkungnya yakni kawasan Center of Indonesia yang tentunya

merupakan suatu kawasan tematik sebagaimana diarahkan dalam dokumen Master Plan

3. Pendekatan Perencanaan Kombinasi Top-Down and Bottom Up Planning yaitu sebagai paradigma baru yang bersifat integratif dan akomodatif sesuai

kewenangan Pemerintah Kota.

4. Pendekatan Intersektor Holistik yaitu dengan menggunakan tahapan diagnosis dan analisis pada rencana sektoral terkait, koordinasi, sinkronisasi dan integrasi rencana pengembangan antar sektor.

5. Pendekatan Pembangunan yang Berkelanjutan. Dalam konteks wawasan baru seperti di atas, maka pengembangan sektor dituntut untuk diarahkan pada terwujudnya tahapan pengembangan berkelanjutan (sustainability of Development)

6. Pendekatan Masyarakat (Community Approach). Pembangunan kawasan dilakukan dengan mengajak masyarakat setempat untuk terlibat dalam setiap pelaksanaan kegiatan pembangunan agar terjadi keseimbangan dalam pembangunan.

7. Pendekatan Supply – Demand. Pendekatan yang didasarkan pada hukum pasar Supply – Demand karena karakter permintaan dan penawaran yang dinamis yang berubah dari waktu ke waktu; dan system pengembangannya harus senantiasa disesuaikan dengan potensi, kebutuhan dan minat serta tuntutan perkembangan wilayah/kawasan.

2.3. METODOLOGI

(8)

diterapkan berdasarkan arahan yang ditetapkan dalam Kerangka Acuan Kerja (KAK), serta interpretasinya oleh tim konsultan sebagaimana telah dikemukakan sebelumnya.

Berikut ini adalah uraian prosedur pelaksanaan tahapan kegiatan, metode pelaksanaan, pelibatan tenaga dan alat bantu serta target keluarann atau outputnya. Secara umum uraian ini berangkat dari pemahaman konsultan tentang lingkup pekerjaan, kegiatan, keluaran serta indikasi kebutuhan tenaga dan jadwal yang dipersyaratkan dalam KAK.

1. Tahap Persiapan dan Mobilisasi Tenaga Ahli

Dalam tahap ini konsultan akan melakukan persiapan pelaksanaan pekerjaan yang meliputi pemahaman KAK, penyusunan Rencana Kerja dan Mobilisasi Tenaga. Dalam kegiatan pemahaman KAK, Team Leader didampingi oleh para tenaga ahli akan berkonsultasi dengan pemberi tugas yang terwakili oleh Tim Supervisi Direktorat Bina Penataan Bangunan Provinsi Papua, untuk mendapatkan informasi yang lebih mendalam mengenai segenap aspek yang berhubungan dengan

spesifikasi pekerjaan. Konsultasi ini perlu dilakukan dalam rangka penyelarasan persepsi mengenai KAK, sedemikian sehingga pekerjaan dapat dilaksanakan dengan baik sesuai dengan ketentuan KAK, dan tujuan yang diharapkan benar-benar dapat dicapai. Salah satu hal yang perlu diagendakan adalah pengambilan kesepakatan menyangkut delineasi kawasan perencanaan sebagaiman disyaratkan dalam KAK dengan mengacu pada arahan yang telah tertuang di dalam Dokume Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan Kawasan Hamadi Pantai Distrik Jayapura Selatan. Sehubungan dengan ini, maka sebelum konsultasi Tim Konsultan

seyogyanya telah mendapatkan akses terhadap dokumen RTBL yang lengkap untuk dipelajari, khususnya arahan menyangkut lokasi perencanaan.

Segera setelah pemahaman KAK dilaksanakan, konsultan akan segera memobilisasi segenap personil yang terlibat untuk segera melaksanakan

pekerjaan, didahului dengan pembuatan suatu rencana kerja. Penyusunan rencana kerja akan menjadi tanggung jawab Team Leader dengan dibantu oleh para tenaga ahli lainnya. Pada prinsipnya, rencana kerja yang akan disusun akan mengacu pada uraian pendekatan dan metodologi dalam usulan teknis ini. Secara khusus, rencana kerja ini akan lebih terkonsentrasi pada pematangan mekanisme pelaksanaan tugas dan tanggung jawab masing-masing personil yang terlibat, serta pemantapan jadwal pelaksanaan tahapan kegiatan dalam kaitannya dengan keterlibatan personil, sedemikian sehingga pelaksanaan pekerjaan benar-benar dapat berlangsung dengan efektif dalam kondisi durasi masa kerja yang relatif pendek. Draft rencana kerja yang disusun untuk selanjutnya akan dikonsultasikan dengan pihak pemberi tugas sebelum diperbaiki dan disetujui untuk dilaksanakan.

(9)

2. Tahap Pendataan

Berangkat dari kesepakatan mengenai delineasi kawasan perencanaan, pendataan aspek fisik lokasi perencaan akan dilakukan dengan metode survey lapangan. Survey Lapangan terutama akan meliputi :

- Pengukuran / pemetaan batas delineasi kawasan dan topografinya

- Penyelidikan daya dukung tanah / sondir

- Pemetaan sebaran vegetasi eksisting, khususnya kategori tegakan tanaman

Pelaksanan kegiatan survey lapangan ini akan dipandu langsung oleh Team Leader sebagai Ahli Arsitektur Kawasan / Urban Design didampingi para tenaga ahli yang relevan (Tenaga Ahli Arsitektur, Tenaga Ahli Arsitektur Lansekap). Secara khusus, tenaga ahli lain yang akan berperan aktif dalam kegiatan survey lapangan ini adalah Tenaga Ahli Sipil, dan Tenaga Ahli Tanaman. Tenaga Ahli lain yang mungkin dilibatkan dalam survey lapangan ini adalah Tenaga Ahli Geologi (sekalipun tidak termasuk dalam spesifikasi personil dalam KAK, sebagaimana telah diuraikan dalam tanggapan terhadap KAK di atas). Survey Lapangan, khususnya pengukuran dan pemetaan serta penyelidikan tanah akan dilakukan dengan menggunakan alat bantu standar seperti GPS, teodolit, alat sondir, serta alat bantu gambar berupa instrumen grafik komputer seperti AutoCAD dan ArcGIS. Operasionalisasi alat bantu akan didukung oleh pelibatan tenaga sub profesional berupa Surveyor. Hasil pendataan melalui metode survey lapangan ini secara khusus akan disajikan dalam bentuk Laporan Hasil Survey Lapangan yang menjadi salah satu output atau keluaran yang dipersyaratkan dalam KAK.

Selain data primer sejumlah data sekunder juga akan dikumpulkan dalam tahapan kegiatan ini. Data sekunder utama yang perlu dikumpulkan adalah berupa

dokumen-dokumen perencanaan teknis yang terkait langsung dengan arahan tata ruang, serta tata bangunan dan lingkungan yang berlaku pada kawasan yang akan direncanakan. Salah satu dokumen penting yang perlu diposisikan sebagai data sekunder adalah Dokumen Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan Kawasan Hamadi Pantai.

Selain itu, data sekunder yang dimaksud juga terkait dengan aspek sosioekonomi dan budaya serta data aspek iklim mikro setempat. Data sekunder ini akan dikumpulkan dengan metode koleksi dokumen melalui instansi terkait setempat

3. Tahap Studi Interpretasi Data sebagai Kajian Awal Perencanaan / Perancangan

(10)

pada identifikasi daya dukung dan kebutuhan pengembangan sarana dan prasarana penunjang kawasan dalam konteks vitalitasnya sebagai segmen dari kawasan Hamadi Pantai berdasarkan arahan RTBL secara keseluruhan.

Dalam konteks pelaksanaan analisis atau kajian perancangan ini komponen-komponen analisis yang dilakukan akan terdiri dari :

Analisis Kondisi Topografi

Analisis kondisi topografi dilakukan untuk memahami kondisi kemiringan lahan pada kawasan perencanaan. Melalui pemahaman kondisi topografi ini bisa ditelusuri segmen-segmen lahan mana saja yang bisa dikembangkan. Khusus untuk tempat pembangunan sarana-sarana fungsional, lazimnya akan

diarahkan untuk mengokupansi segmen lahan yang lerengnya terbilang landai (0 s.d 15 %), kecuali untuk sarana-sarana tertentu yang membutuhkan segmen lahan yang lebih curam kelerengannya. Khusus untuk konsep pembangunan prasarana atau infrastruktur, analisi topografi akan sangat bermanfaat untuk menelusuri potensi trase jalur aksesibilitas dan sirkulasi internal, jalur jaringan distribusi air bersih serta jalur jaringan drainase kawasan.

Analisis Kondisi Hidrografi & Pola Drainase

Analisis kondisi hidrografi dilakukan untuk memahami kondisi ke”air”an di kawasan perencanaan, seperti ada tidaknya sumber air setempat, pola-pola aliran air permukaan, genangan air dan sebagainya. Melalui pemahaman terhadap kondisi hirdrografi, bisa ditelusuri keberadaan sumber-sumber air potensial yang bisa diberdayakan sebagai sumber air bersih untuk melayani berbagai aktivitas yang nantinya berlangsung dalam kawasan perencanaan. Melalui analisis ini, dapat pula dipetakan pola pergerakan air permukaan dan lokasi-lokasi genangan, sedemikian rupa sehingga konsep tata drainase kawasan bisa direkomendasikan.

Analisis Kondisi Geologi

Analisis kondisi geologis dilakukan untuk memahami khususnya kondisi tanah serta daya dukung tanah terhadap konstruksi fisik bangunan yanga akan dikembangkan dalam kawasan perencanaan ini sedemikian sehingga

rekomendasi konsep penyebaran sarana dan prasarana dapat dilakukan dengan bijak dan memperhatikan daya dukung tanah. Hasil analisis geologis juga bisa menjadi input untuk rekomendasi konsep pengembangan infrastruktur terkait dengan rekomendasi konsep pengayaan vegetasi setempat.

Analisis Kondisi Klimatologis

(11)

pertimbangan dalam hal pemilihan jenis vegetasi untuk pengayaan tanaman dalam kawasan perencanaan dan pemilihan material untuk hardscape element rancangan ruang luar. Dalam konteks penataan fisik sarana dan prasarana, hasil analisis klimatologis juga menjadi input penting dalam rekomendasi konsep tipologi desain dan pemilihan material untuk bangunan-bangunan yang akan diadakan di dalam kawasan.

Analisis Kondisi Vegetasi

Analisis kondisi vegetasi eksisiting merupakan komponen penting dalam analisis perencanaan suatu kawasan wisata alam. Hasil analisisnya akan sangat menentukan pengembangan konsep zonasi dan pengayaan jenis tanaman setempat.

Analisis Pencapaian, Sirkulasi & Infrastruktur Esksisting

Analisis pencapaian atau aksesibilitas dilakukan untuk memahami pola-pola aksesibilitas kawasan perencanaan terkait dengan keterkaitan infrastruktur transportasi lokal dalam kawasan Hamadi Pantai ini maupun dalam skala yang lebih luas. Analisis ini juga akan sangat penting dalam mengembangkan rekomendasi konsep perletakan pintu masuk atau gerbang kawasan.

Analisis Karakter Lansekap & View Eksisting

Analisis karakteristik lansekap pada dasarnya merupakan analisis yang bersifat komprehensif melibatkan beragam aspek yang terkait dengan kondisi bentang alam kawasan perencanaan. Salah satu aspek penting dalam analisis ini adalah analisis kondisi view. Hasil analisis ini akan menjadi bahan rekomendatif untuk pengembangan konsep penataan kawasan Hamadi Pantai, mulai dari konsep land use / penggunaan lahan hingga konsep pengembangan fasilitas utama dan penunjang serta persebarannya.

Analisis Habitat Eksisting

Analisis habitat eksisting merupakan analisis terhadap pola-pola habitasi biodiversitas alamiah yang ada di kawasan perencanaan baik flora maupun fauna. Secara khusus, analisis ini akan memberikan arahan untuk

pengembangan konsep zonasi tanaman, serta konsep pengembangan fasilitas-fasilitas khusus yang terkait langsung dengan konservasi dan preservasi kondisi biodiversitas setempat.

Analisis Konteks Budaya Masyarakat

Analisis konteks budaya masyarakat setempat merupakan analisis yang bertujuan untuk melihat interaksi simbiotikal antara masyarakat setempat dengan sistem kulturnya yang khas dengan eksistensi kawasan perencanaan saat ini serta prospek perubahannya manakala dikembangkan sebagai kawasan wisata alam. Hasil ini akan menjadi input dalam pengembangan konsep

(12)

Analisis Konteks Sosioekonomi Masyarakat

Seperti halnya analisis konteks budaya, analisis konteks sosioekonomi

masyarakat setempat juga bertujuan untuk melihat interaksi simbiotikal dalam konteks sosioekonomi antara masyarakat setempat dengan eksistensi kawasan perencanaan baik kondisi saat ini serta proyeksinya saat dikembangkan sebagai suatu kawasan wisata alam. Hasil analisis akan bermanfaat untuk menjadi masukan dalam hal pengembangan konsep penataan kawasan Hamadi Pantai secara komprehensif yang memiliki sinergi positif dengan kondisi sosioekonomi masyarakat setempat.

Teknik analisis yang dilakukan lebih didominasi metode analisis verbal

deskriptif dengan memperhatikan segenap data baik primer maupun sekunder yang diperoleh. Analisis yang dilakukan umumnya adalah penelusuran kondisi eksisting berdasarkan data peta tematik yang tersedia, serta konfirmasi kondisi faktual melalui observasi lapangan.

Tahapan studi kajian perancangan ini pada dasarnya akan bertumpu pada pelibatan seluruh tenaga ahli yang ada berdasarkan kapasitas atau kompetensi masing-masing dan relevansinya dengan segenap komponen analisis.

4. Tahap Inisiasi dan Transformasi Konsep Rancangan / Penyusunan Dokumen Pra Rancangan

Dalam tahap ini, berangkat dari rekomendasi-rekomendasi yang dihasilkan dalam tahap analisis, untuk selanjutnya konsultan akan mengembangan konsep

perencanaan penataan kawasan Hamadi Pantai ini. Yang dimaksud dengan inisiasi konsep adalah penggagasan konsep rancangan awal, sementara transformasi konsep adalah serangkaian perubahan konsep yang perlu dilakukan dalam upaya optimasi kualitas konsep. Optimasi konsep ini dilakukan berdasarkan konsultasi berkala dengan pihak pemberi tugas melalui Tim Supervisi yang dibentuk, maupun konsultasi informal dengan berbagai pihak yang berkepentingan, juga secara internal di antara tenaga ahli yang terlibat. Metode yang akan diterapkan adalah metode desain argumentatif dengan mekanisme “image-present-test” ataupun mekanisme “pengembangan varietas-reduksi varietas”. Mekanisme yang dimaksud akan dilakukan secara berulang-ulang, dimana semakin intensif

perulangannya akan berasosiasi dengan meningkatnya kualitas konsep rancangan yang dihasilkan. Konstrain utama yang menentukan adalah seberapa efisiennya sumberdaya waktu yang tersedia dapat diberdayakan untuk melaksanakan mekanisme ini dengan efektif.

Sesuai dengan durasi waktu yang tersedia, konsep final akan bermuara pada penyusunan suatu dokumen Pra Rancangan, yang muatannya akan meliputi :

(13)

Gedung, Denah Tampak-Potongan Komponen Perabot Lingkungan, Image Visual Rancangan);

- Uraian Garis Besar Persyaratan Teknis (Specification Outline);

- Perkiraan Awal Biaya Pembangunan (Preliminary Cost Estimate).

Tahap konseptualisasi dan penyusunan dokumen pra rancangan ini akan bertumpu pada pelibatan seluruh tenaga ahli yang terlibat serta tenaga sub profesional, khususnya Operator CAD yang akan membantu dalam upaya pembuatan dokumen gambar-gambar pra rancangan dengan medium presentasi grafik komputer.

Output tahapan kegiatan konseptualisasi dan penyusudan pra desain ini, beserta hasil pendataan dan analisis pada tahap-tahap sebelumnya akan menjadi substansi utama dalam Laporan Antara yang akan dikonsultasikan dengan Tim Supervisi dan dibahas dalam Rapat Pembahasan Laporan Antara.

5. Tahap Penyusunan Dokumen Rencana Teknis: Detailed Engineering Design (DED)

Menyusul Rapat Pembahasan Laporan Pendahuluan yang substansi utamanya adalah dokumen pra desain, maka konsultan akan memasuki tahapan penyusunan Detail Engineering Design (DED) dari rancangan Kawasan Hamadi Pantai yang disepakati lewat forum tersebut. Proses penyusunan DED ini pada dasarnya adalah penjabaran yang lebih detail dari dokumen pra desain melalui beragam medium, yang secara lengkap keluarannya akan meliputi :

- Gambar-Gambar Rancangan Final, meliputi :  Site Development Plan / Rencana Tapak,  Tampak / Potongan Tapak,

Lay Out Rencana Jaringan Infrastruktur / Utilitas Lingkungan / Jaringan Mekanikal Elektrikal,

Lay Out Rencana Penataan Komponen Bangunan dan Perabot Lingkungan,  Lay Out Rencana Penataan Vegetasi,

 Denah-Tampak-Potongan Komponen Bangunan Gedung dan Bukan Gedung,  Denah Tampak-Potongan Komponen Perabot Lingkungan,

Image Visual Rancangan,

Detail Contruction Drawings / Gambar Detail Konstruksi,  Detail Planting Design / Gambar Rencana Penanaman Tanaman  Detail M/E Drawings (beserta konsep dan perhitungannya)

- Perhitungan Biaya Pembangunan Lengkap (Engineering Estimate), termasuk Uraian Bill of Quantity (BQ) dan Analisa Harga Satuan Pekerjaan;

- Uraian Spesifikasi Teknis Rancangan Komponen Lansekap (Landscape Items);

(14)

Seperti halnya tahap konseptualisasi dan penyusunan dokumen pra rancangan, tahap penyusunan DED ini akan bertumpu pada pelibatan seluruh tenaga ahli yang terlibat, khususnya Team Leader (Ahli Arsitektur Kawasan / Urban Design), Tenaga Ahli Arsitek, Tenaga Ahli Sipil, Tenaga Ahli M/E serta Tenaga Ahli Tanaman serta tenaga sub profesional, khususnya Operator CAD yang akan membantu dalam upaya pembuatan dokumen gambar-gambar rancangan maupun detail konstruksi dengan medium presentasi grafik komputer. Dengan tuntasnya tahapan kegiatan ini, maka salah satu sasaran dalam pekerjaan ini telah tercapai.

6. Tahap Penyusunan Dokumen Lelang

Menindaklanjuti tersusunnya dokumen DED, langkah selanjutnya yang perlu dilakukan oleh tim konsultan adalah menyusun sejumlah dokumen lain, yang bersama-sama dengan dokumen DED akan mejadi Dokumen Lelang lengkap. Adapun target Dokumen Lelang yang akan disusun meliputi:

- Dokumen Lelang Untuk Pengadaan Pekerjaan Konstruksi

- Dokumen Lelang Untuk Pengadaan Jasa Konsultansi Supervisi / Manajemen Konstruksi untuk Pekerjaan Konstruksi

Dokumen Lelang Pengadaan Pekerjaan Konstruksi Kawasan Hamadi Pantai sesuai arahan KAK akan terdiri dari :

- Dokumen Gambar-Gambar Rancangan Final termasuk Gambar Detail Konstruksi,

- Dokumen Uraian Spesifikasi Teknis Rancangan.

- Dokumen RAB / Engineering Estimate Pekerjaan Konstruksi, termasuk Analisa Harga Satuan Pekerjaan

- Dokumen Uraian Bill of Quantity (BQ) Pekerjaan Konstruksi - Dokumen Rencana Kerja dan Syarat (RKS) Pekerjaan Konstruksi - Dokumen Persyaratan Umum

- Dokumen Persyaratan Administrasi - Dokumen Persyaratan Teknis - Petunjuk Pelelangan;

Dokumen Lelang Untuk Pengadaan Jasa Konsultansi Supervisi / Manajemen Konstruksi untuk Pekerjaan Konstruksi sesuai arahan KAK akan terdiri dari :

- Dokumen Kerangka Acuan Kerja Pekerjaan Supervisi / Manajemen Konstruksi - Dokumen RAB / Engineering Estimate Pekerjaan Supervisi

- Uraian Bill of Quantity (BQ) Pekerjaan Supervisi / Manajemen Konstruksi - Dokumen Persyaratan Umum

(15)

Penyusunan Dokumen Lelang ini, selain akan bertumpu pada segenap tenaga ahli yang terlibat pada tahapan penyusunan DED, secara khusus akan bertumpu pada peran dan keterlibatan Tenaga Ahli Manajemen Konstruksi.

2.4. PROGRAM KERJA

Berangkat dari uraian pendekatan dan metodologi sebelumnya, berikut ini dapat dikemukakan uraian program kerja yang terkait dengan uraian jenis kegiatan, tahapan waktu pelaksanaan dan target keluarannya.

1. Program Kerja dan Jadwal Pelaksanaan

(16)

Tahapan

Kegiatan Personil / Keluaran Pelaporan Bulan

Ke-Tahap

Persiapan Seluruh Personil

-Pemahaman KAK

-Rencana / Program Kerja

-Laporan Pendahulu an

(17)

Tahap Pendataan

-Ahli

Arsite

ktur

-Ahli

Lingku

ngan

-Ahli

Lanse

kap

-Ahli

Sipil

-Surve

yor

Hasil Pendataan :

- Dokumentasi Foto Kondisi Eksisting Kawasan (Primer)

- Peta Delineasi Kawasan & Topografinya (Primer)

- Hasil Sondir Daya Dukung Tanah (Primer)

- Peta Sebaran Vegetasi Eksisting (Primer)

- Peta Hidrologi Kawasan (Primer)

- Data Kondisi Iklim Mikro (Primer / Sekunder)

- Citra Satelit / Foto Udara (Sekunder)

- Dokumen RTBL Kawasan Hamadi Pantai Distrik Jayapura

- Data Lainnya

-Laporan Hasil Survey Lapangan

(18)

Data sebagai Kajian Awal Perencanaa n /

Perancangan

Desig

n (TL)

-Ahli

Arsite

ktur

- Analisis Kondisi Geologis

- Analisis Kondisi Klimatologis

- Analisis Kondisi Vegetasi

- Analisis Pencapaian, Sirkulasi & Infrastruktur Esksisting

- Analisis Karakter Lansekap & View Eksisting

- Analisis Habitat Eksisting

- Analisis Konteks Budaya Masyarakat

- Analisis Konteks Sosioekonomi Masyarakat

(19)

Tahap

Hasil Pra Desain :

- Gambar-Gambar Pra Rancangan (Site Development Plan / Rencana Tapak, Tampak / Potongan Tapak,

Lay Out Rencana Jaringan Infrastruktur / Utilitas Lingkungan / Jaringan Mekanikal Elektrikal, Lay Out

Rencana Penataan Komponen Bangunan dan Perabot Lingkungan, Lay Out Rencana Penataan Vegetasi, Denah-Tampak-Potongan Komponen Bangunan Gedung dan Bukan Gedung, Denah Tampak-Potongan Komponen Perabot Lingkungan,

Image Visual Rancangan);

- Uraian Garis Besar Persyaratan Teknis (Specification Outline);

- Perkiraan Awal Biaya Pembangunan (Preliminary Cost Estimate).

(20)

Tahap

 Tampak / Potongan Tapak,

Lay Out Rencana Jaringan Infrastruktur / Utilitas Lingkungan / Jaringan Mekanikal Elektrikal,

Lay Out Rencana Penataan Komponen Bangunan dan Perabot Lingkungan,

Lay Out Rencana Penataan Vegetasi,

 Denah-Tampak-Potongan Komponen Bangunan

Gedung dan Bukan Gedung,

 Denah Tampak-Potongan Komponen Perabot Lingkungan,

Image Visual Rancangan,

Detail Contruction Drawings / Gambar Detail Konstruksi,

Detail Planting Design / Gambar Rencana

Penanaman Tanaman

Detail M/E Drawings (beserta konsep dan perhitungannya)

- Perhitungan Biaya Pembangunan Lengkap (Engineering Estimate), termasuk Uraian

Bill of Quantity (BQ) dan Analisa Harga Satuan Pekerjaan;

- Uraian Spesifikasi Teknis Rancangan Komponen Lansekap (Landscape Items);

(21)

Tahap Penyusunan Dokumen Lelang

-Ahli

Arsite

ktur

-Ahli

Arsite

ktur

Lanse

kap

-Ahli

Sipil

Dokumen Lelang :

- Dokumen Lelang Untuk Pengadaan Pekerjaan Konstruksi

- Dokumen Lelang Untuk Pengadaan Jasa Konsultansi Supervisi / Manajemen Konstruksi untuk Pekerjaan Konstruksi

-Laporan Bulanan V

-Laporan Akhir

(22)

pekerjaan sejenis. Koordinasi antar anggota team pelaksana akan efektif mengingat waktu pelaksanaan yang terbatas. KAK menyiratkan kebutuhan pelibatan personil sebagai berikut:

a. Team Leader (Ahli Urban Desain/Arsitektur) 1 orang, dengan kualifikasi:

 Strata 2 (S2) Perencanaan Wilayah Kota/Urban Desain atau Strata 2 (S2) Aristektur lulusan universitas atau perguruan tinggu negeri atau

perguruan tinggi swasta yang telah diakreditasi atau yang telah lulus ujian Negara atau perguruan tinggi luar negeri yang telah diakreditasi.  Memiliki sertifikasi keahlian sesuai dengan bidang keahlian dikeluarkan

oleh Asosiasi yang telah disahkan oleh LPJK.

 Berpengalaman profesional minimal 3 (tiga) tahun sesuai bidang keahlian dilengkapi dengan referensi kerja.

 Lingkup tugas Team Leader yaitu memimpin dan mengkoordinir seluruh kegiatan anggota tim kerja dalam pelaksanaan pekerjaan sampai dengan pekerjaan dinyatakan selesai.

b. Ahli Arsitektur 1 orang, dengan kualifikasi:

 Strata 1 (S1) Arsitektur lulusan universitas atau perguruan tinggu negeri atau perguruan tinggi swasta yang telah diakreditasi atau yang telah lulus ujian Negara atau perguruan tinggi luar negeri yang telah diakreditasi.  Memiliki sertifikasi keahlian sesuai dengan bidang keahlian dikeluarkan

oleh Asosiasi yang telah disahkan oleh LPJK.

 Berpengalaman profesional minimal 3 (tiga) tahun sesuai bidang keahlian dilengkapi dengan referensi kerja.

 Lingkup tugas tenaga ahli ini yaitu melakukan kajian aspek arsitektur terhadap dokumen desain kawasan/DED.

c. Ahli Sipil 1 orang, dengan kualifikasi :

 Strata 1 (S1) Teknik Sipil lulusan universitas atau perguruan tinggu negeri atau perguruan tinggi swasta yang telah diakreditasi atau yang telah lulus ujian Negara atau perguruan tinggi luar negeri yang telah diakreditasi.  Memiliki sertifikasi keahlian sesuai dengan bidang keahlian dikeluarkan

oleh Asosiasi yang telah disahkan oleh LPJK.

 Berpengalaman profesional minimal 3 (tiga) tahun sesuai bidang keahlian dilengkapi dengan referensi kerja.

 Lingkup tugas tenaga ahli ini yaitu melakukan kajian aspek teknik sipil dan infrastruktur terhadap dokumen desain kawasan/DED.

(23)

oleh Asosiasi yang telah disahkan oleh LPJK.

 Berpengalaman profesional minimal 3 (tiga) tahun sesuai bidang keahlian dilengkapi dengan referensi kerja.

 Lingkup tugas tenaga ahli ini yaitu melakukan melakukan kajian aspek arsitektur lansekap terhadap penyusunan dokumen Desain Kawasan.

e. Ahli Teknik Lingkungan 1 orang, dengan kualifikasi :

 Strata 1 (S1) Teknik Lingkungan lulusan universitas atau perguruan tinggi negeri atau perguruan tinggi swasta yang telah diakreditasi atau yang telah lulus ujian Negara atau perguruan tinggi luar negeri yang telah diakreditasi.

 Memiliki sertifikasi keahlian sesuai dengan bidang keahlian dikeluarkan oleh Asosiasi yang telah disahkan oleh LPJK.

 Berpengalaman profesional minimal 3 (tiga) tahun sesuai bidang keahlian dilengkapi dengan referensi kerja.

 Lingkup tugas tenaga ahli ini yaitu melakukan melakukan kajian aspek lingkungan terhadap penyusunan dokumen Desain Kawasan.

4. Selain

itu juga akan ditunjang beberapa Tenaga Sub Profesional dan Tenaga Pendukung, masing – masing seperti uraian di bawah ini:

a. Asisten bidang Surveyor 1 orang, dengan kualifikasi :

 Strata 1 (S1) Sarjana Teknik Arsitektur/Teknik Sipil lulusan universitas atau perguruan tinggi negeri atau perguruan tinggi swasta yang telah diakreditasi atau yang telah lulus ujian Negara atau perguruan tinggi luar negeri yang telah diakreditasi.

 Berpengalaman profesional minimal 1 (satu) tahun sesuai bidang keahlian dilengkapi dengan referensi kerja.

b. Asisten Estimator 1 orang, dengan kualifikasi :

 Strata 1 (S1) Sarjana Teknik Arsitektur/Teknik Sipil lulusan universitas atau perguruan tinggi negeri atau perguruan tinggi swasta yang telah diakreditasi atau yang telah lulus ujian Negara atau perguruan tinggi luar negeri yang telah diakreditasi.

 Berpengalaman profesional minimal 1 (satu) tahun sesuai bidang keahlian dilengkapi dengan referensi kerja.

(24)

diakreditasi.

 Berpengalaman minimal 1 (satu) tahun pada perencanaan bangunan gedung, kawasan dan lingkungan.

d. Tenaga Pendukung

 CAD/ Cam Operator (DIII)

 Administrasi/Keuangan (SMU/SMK)  Operator Komputer (SMU/SMK/DIII)

6. Organisasi Pelaksana Kegiatan

7. Seper

ti dalam Kerangka Acuan Kerja maupun dalam Dokumen Pelelangan, Konsultan akan menyiapkan personil yang berpengalaman di dalam menangani pekerjaan-pekerjaan sejenis. Koordinasi antar anggota team pelaksana akan efektif mengingat waktu pelaksanaan yang cukup singkat.

8...Untuk pelaksanaan pekerjaan ini, Konsultan telah menyiapkan bentuk organisasi seperti terlihat pada Gambar berikut ini mengenai Struktur Organisasi Pelaksanaan Pekerjaan

(25)

15.

33. Gambar 2.1: Struktur Organisasi Pelaksana Pekerjaan KONSULTAN

PT. HELZA CIPTA

PPK. PENATAAN BANGUNAN & LINGK. ERWIN SUCIPTO, ST, MSi

TIM TEKNIS

1. ...

2. ...

TEAM LEADER YESSY CARPINA DEWI, ST, MT

SURVEYOR

MUHAMMAD ALFIAN, ST DRAFTER CAD RISNANDY IDRIS, ST

OPERATOR KOMPUTER ENDAH ANGGRAENI, S.Komp DEASY WIDYASTOMO, ST, MT

AHLI LINGKUNGAN HARDIANTO. ST, MT AHLI SIPIL / STRUKTUR NANANG EKO MUJIWIDODO, ST

ESTIMATOR Ir. KIFLI LATIF

Gambar

Tabel 2.1PROGRAM KERJA KONSULTAN

Referensi

Dokumen terkait