PENDEKATAN
E.1
P
ENDEKATANP
EMBANGUNANKonsep pembangunan yang berbasis kepada pemberdayaan masyarakat adalah dimana masyarakat dilibatkan secara aktif mulai dari tahap perencanaan, pembangunan dan pemanfaatan dari prasarana dan sarana tersebut.
Keikutsertaan masyarakat pada tah
disesuaikan dengan kondisi masyarakat tersebut, dengan kata lain keikutsertaan masyarakat tidak mengorbankan kualitas dari prasarana dan sarana tersebut.
E.2
R
ENSTRADA DANPerencanaan Strategik (Renstra) Dinas Pengelolaan Sumberdaya Air Provinsi Sulawesi Selatan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari rencana strategis Pemerintah Daerah Provinsi Sulawesi Selatan. Dalam kaitan itu, maka
untuk lima tahun kedepan adalah:
Terwujudnya pendayagunaan SDA yang berhasil guna dan berdaya guna melalui peningkatan kualitas pelayanan secara adil, merata dan berkelanjutan sampai dengan tahun
kemandirian dan kesejahteraan masyarakat.
Visi di atas mengandung pengertian:
BAGIAN – E
PENDEKATAN UMUM, METODOLOGI DAN
PROGRAM KERJA
EMBANGUNAN
B
ERBASISM
ASYARAKATRealita menunjukkan bahwa sering terjadi bahwa prasarana dan sarana yang dibangun
tidak sesuai dengan kebutuhan masyarakat setempat, hal ini terjadi karena proses dan perencanaannya tidak melibatkan masyarakat di lokasi tersebut, sehingga terjadi apa yang di bangun oleh Pemerintah tidak sesuai dengan apa yang dibutuhkan oleh masyarakat.
Konsep pembangunan yang berbasis kepada pemberdayaan masyarakat adalah dimana masyarakat dilibatkan secara aktif mulai dari tahap perencanaan, pembangunan dan pemanfaatan dari prasarana
Keikutsertaan masyarakat pada tahap-tahap perencanaan, pembangunan dan pemanfaatan tadi disesuaikan dengan kondisi masyarakat tersebut, dengan kata lain keikutsertaan masyarakat tidak mengorbankan kualitas dari prasarana dan sarana tersebut.
ENSTRADA DAN
P
ENGELOLAANS
UMBERD
AYAA
IRPerencanaan Strategik (Renstra) Dinas Pengelolaan Sumberdaya Air Provinsi Sulawesi Selatan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari rencana strategis Pemerintah Daerah Provinsi Sulawesi Selatan. Dalam kaitan itu, maka visi Dinas Pengelolaan Sumberdaya Air Propinsi Sulawesi Selatan untuk lima tahun kedepan adalah:
Terwujudnya pendayagunaan SDA yang berhasil guna dan berdaya guna melalui peningkatan kualitas pelayanan secara adil, merata dan berkelanjutan sampai dengan tahun
kemandirian dan kesejahteraan masyarakat.
Visi di atas mengandung pengertian:
UMUM, METODOLOGI DAN
Realita menunjukkan bahwa sering terjadi bahwa prasarana dan sarana yang dibangun kadangkala tidak sesuai dengan kebutuhan masyarakat setempat, hal ini terjadi karena proses dan perencanaannya tidak melibatkan masyarakat di lokasi tersebut, sehingga terjadi apa yang di bangun oleh Pemerintah tidak sesuai dengan apa
masyarakat.
Konsep pembangunan yang berbasis kepada pemberdayaan masyarakat adalah dimana masyarakat dilibatkan secara aktif mulai dari tahap perencanaan, pembangunan dan pemanfaatan dari prasarana
tahap perencanaan, pembangunan dan pemanfaatan tadi disesuaikan dengan kondisi masyarakat tersebut, dengan kata lain keikutsertaan masyarakat tidak
Perencanaan Strategik (Renstra) Dinas Pengelolaan Sumberdaya Air Provinsi Sulawesi Selatan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari rencana strategis Pemerintah Daerah Provinsi Sulawesi Dinas Pengelolaan Sumberdaya Air Propinsi Sulawesi Selatan
Terwujudnya pendayagunaan SDA yang berhasil guna dan berdaya guna melalui peningkatan kualitas pelayanan secara adil, merata dan berkelanjutan sampai dengan tahun 2020 untuk menuju
(a) Pendayagunaan sumberdaya air, suatu kondisi yang ingin dicapai dalam pemanfaatan secara efektif dan efisien, merata serta berkecukupan;
(b) Peningkatan kualitas pelayanan, peningkatan pemanfaatan sumberdaya air, peningkatan peran serta masyarakat dalam mengelola sumberdaya air, kemampuan personil Dinas Pengelolaan Sumberdaya Air Provinsi Sulawesi Selatan, peningkatan koordinasi dengan instansi
membina organisasi penerima manfaat sumberdaya air;
(c) Tahun 2020, waktu yang dipilih atas pertimbangan bahwa tahun tersebut pendayagunaan sumberdaya air dapat dicapai seiring akan dilaksanakan penyerahan pengeololaan sumberdaya air kepada masyarakat seca
(d) Adil, berarti pemberian air sesuai dengan skala prioritas, merata berarti untuk seluruh masyarakat, berkelanjutan berarti berkesinambungan/pemberian terus menerus;
(e) Kemandirian masyarakat, kondisi di mana masyarakat melal
sumberdaya air telah dapat mengelola sendiri suatu pemanfaatan sumberdaya air, utamanya dalam hal operasi dan pemeliharaan SDA untuk kesejahteraan kehidupannya.
E.3
M
AKSUD,
T
UJUANE.3.1
Maksud
Maksud yang hendak dicapai dari kegiatan ini adalah mengidentifikasi
potensi untuk dikembangkan guna memenuhi kebutuhan kebutuhan akan air baku di wilayah studi serta menentukan alternatif atau solusi dalam penyediaan air
permukiman yang rawan air/kekeringan utamanya pada musim kemarau sehingga akan menjamin ketersediaan air baku bagi kehidupan penduduk di masa yang akan datang.
Maksud yang hendak dicapai dari kegiatan Kerja (KAK) adalah sebagai berikut : a. Mengidentifikasi lokasi sumber
menunjang ketersediaan air baku di Kabupaten Luwu Timur dan sekitarnya khususnya pada wilayah studi, sehingga di
disesuaikan dengan besarnya kebutuhan.
b. Melaksanakan perencanaan teknis jaringan pipa air baku untuk memenuhi kebutuhan air baku pada wilayah study
E.3.2
Tujuan
Tujuan yang ingin dicapai dari kegiatan ini a. Menjamin kebutuhan air baku
Pendayagunaan sumberdaya air, suatu kondisi yang ingin dicapai dalam pemanfaatan secara efektif dan efisien, merata serta berkecukupan;
litas pelayanan, peningkatan pemanfaatan sumberdaya air, peningkatan peran serta masyarakat dalam mengelola sumberdaya air, kemampuan personil Dinas Pengelolaan Sumberdaya Air Provinsi Sulawesi Selatan, peningkatan koordinasi dengan instansi
membina organisasi penerima manfaat sumberdaya air;
Tahun 2020, waktu yang dipilih atas pertimbangan bahwa tahun tersebut pendayagunaan sumberdaya air dapat dicapai seiring akan dilaksanakan penyerahan pengeololaan sumberdaya air kepada masyarakat secara selektif dan demokratis;
Adil, berarti pemberian air sesuai dengan skala prioritas, merata berarti untuk seluruh masyarakat, berkelanjutan berarti berkesinambungan/pemberian terus menerus;
Kemandirian masyarakat, kondisi di mana masyarakat melalui suatu organisasi penerima manfaat sumberdaya air telah dapat mengelola sendiri suatu pemanfaatan sumberdaya air, utamanya dalam hal operasi dan pemeliharaan SDA untuk kesejahteraan kehidupannya.
UJUAN
D
ANK
ELUARANMaksud yang hendak dicapai dari kegiatan ini adalah mengidentifikasi sumber
potensi untuk dikembangkan guna memenuhi kebutuhan kebutuhan akan air baku di wilayah studi menentukan alternatif atau solusi dalam penyediaan air baku bagi k
permukiman yang rawan air/kekeringan utamanya pada musim kemarau sehingga akan menjamin bagi kehidupan penduduk di masa yang akan datang.
yang hendak dicapai dari kegiatan ini sesuai dengan yang tercantum dalam sebagai berikut :
Mengidentifikasi lokasi sumber-sumber air yang mempunyai potensi untuk dikembangkan guna menunjang ketersediaan air baku di Kabupaten Luwu Timur dan sekitarnya khususnya pada wilayah studi, sehingga diharapkan memperoleh suatu besaran debit sepanjang tahun dan disesuaikan dengan besarnya kebutuhan.
Melaksanakan perencanaan teknis jaringan pipa air baku untuk memenuhi kebutuhan air baku
Tujuan yang ingin dicapai dari kegiatan ini adalah : baku bagi masyarakat;
Pendayagunaan sumberdaya air, suatu kondisi yang ingin dicapai dalam pemanfaatan secara
litas pelayanan, peningkatan pemanfaatan sumberdaya air, peningkatan peran serta masyarakat dalam mengelola sumberdaya air, kemampuan personil Dinas Pengelolaan Sumberdaya Air Provinsi Sulawesi Selatan, peningkatan koordinasi dengan instansi-instansi yang
Tahun 2020, waktu yang dipilih atas pertimbangan bahwa tahun tersebut pendayagunaan sumberdaya air dapat dicapai seiring akan dilaksanakan penyerahan pengeololaan sumberdaya
Adil, berarti pemberian air sesuai dengan skala prioritas, merata berarti untuk seluruh masyarakat, berkelanjutan berarti berkesinambungan/pemberian terus menerus;
ui suatu organisasi penerima manfaat sumberdaya air telah dapat mengelola sendiri suatu pemanfaatan sumberdaya air, utamanya dalam hal operasi dan pemeliharaan SDA untuk kesejahteraan kehidupannya.
sumber-sumber air yang potensi untuk dikembangkan guna memenuhi kebutuhan kebutuhan akan air baku di wilayah studi bagi kawasan-kawasan permukiman yang rawan air/kekeringan utamanya pada musim kemarau sehingga akan menjamin
sesuai dengan yang tercantum dalam Kerangka Acuan
sumber air yang mempunyai potensi untuk dikembangkan guna menunjang ketersediaan air baku di Kabupaten Luwu Timur dan sekitarnya khususnya pada harapkan memperoleh suatu besaran debit sepanjang tahun dan
b. Mengurangi jumlah penduduk yang kekurangan air c. Meningkatkan pelayanan air
yang bersumber dari air baku
d. Memperoleh contoh upaya mendapatkan air bersih pada daerah e. Meningkatkan taraf hidup dan kegiatan ekonomi masyarakat pada
musim kemarau.
Dengan adanya kegiatan ini, kasus
secara bertahap, sistematis, fundamental dan efektif.
E.3.3
Keluaran
Keluaran yang dihasilkan dari kegiatan ini adalah menetapkan solusi dan rekomendasi teknis dalam penyediaan air baku untuk Kabupaten Luwu Timur khususnya pada
pada musim kemarau dan pelayanan air baku, yang berupa :
a. Produk/dokumen gambar perencanaan bangunan pengambilan dan
termasuk anggaran biaya, dokumen tender serta spesifikasi yang nantinya dijadikan pegangan untuk pelaksanaan pekerjaan konstruksi.
b. Konsepsi pola pemikiran dan dasar pengembangan, kriteria perencanaan, sampai ke estimasi biaya pelaksanaan dengan jasa yang meliputi :
• Identifikasi dan inventarisasi s
kekeringan, ketersediaan, dan kebutuhan air proyeksi periode tertentu di wilayah studi, termasuk semua potensi sumber daya air
sumber daya air yang dapat dikembangkan untuk penyediaan air baku. • Program jangka menengah dan jangka panjnag
status penanganan yang telah dilakukan terhadap obyek prasara
pengairan, disusun dalam suatu konfigurasi dalam bentuk rencana sistem pengembangan sumber daya air di wilayah tersebut.
E.4
P
ENDEKATANU
Agar diperoleh hasil yang maksimal, maka perlu dilakukan langkah melaksanakan kegiatan sebagai berikut :
a. Pendekatan umum dalam perencanaan menyangkut potensi sungai, sumber air lainnya, pengelolaan pemanfaatan air dan pengembangan sumber daya air.
Mengurangi jumlah penduduk yang kekurangan air baku pada musim kemarau; Meningkatkan pelayanan air bersih dalam mengurangi dampak perkembangan
baku;
Memperoleh contoh upaya mendapatkan air bersih pada daerah studi; serta Meningkatkan taraf hidup dan kegiatan ekonomi masyarakat pada daerah studi
i, kasus-kasus kesulitan air bersih pada musim kemarau dapat ditangani secara bertahap, sistematis, fundamental dan efektif.
Keluaran yang dihasilkan dari kegiatan ini adalah menetapkan solusi dan rekomendasi teknis dalam untuk Kabupaten Luwu Timur khususnya pada kawasan rawan air/kekeringan menetapkan prioritas program pembangunan dan pengembangan baku, yang berupa :
Produk/dokumen gambar perencanaan bangunan pengambilan dan jaringan pipa air baku termasuk anggaran biaya, dokumen tender serta spesifikasi yang nantinya dijadikan pegangan untuk pelaksanaan pekerjaan konstruksi.
Konsepsi pola pemikiran dan dasar pengembangan, kriteria perencanaan, sampai ke estimasi ksanaan dengan jasa yang meliputi :
dan inventarisasi sumber daya air dan berbagai permasalahan mengenai : kekeringan, ketersediaan, dan kebutuhan air proyeksi periode tertentu di wilayah studi, termasuk semua potensi sumber daya air eksisting yang dapat dikembangkan sebagai sumber daya air yang dapat dikembangkan untuk penyediaan air baku.
menengah dan jangka panjnag berupa usulan-usulan pekerjaan SID menurut status penanganan yang telah dilakukan terhadap obyek prasarana dan sarana dasar (PSD) pengairan, disusun dalam suatu konfigurasi dalam bentuk rencana sistem pengembangan sumber daya air di wilayah tersebut.
U
MUM DANT
EKNISh hasil yang maksimal, maka perlu dilakukan langkah-langkah sebagai berikut :
Pendekatan umum dalam perencanaan menyangkut potensi sungai, sumber air lainnya, pengelolaan pemanfaatan air dan pengembangan sumber daya air.
pada musim kemarau;
dalam mengurangi dampak perkembangan penyakit menular
; serta
daerah studi khususnya pada
kasus kesulitan air bersih pada musim kemarau dapat ditangani
Keluaran yang dihasilkan dari kegiatan ini adalah menetapkan solusi dan rekomendasi teknis dalam kawasan rawan air/kekeringan menetapkan prioritas program pembangunan dan pengembangan
jaringan pipa air baku termasuk anggaran biaya, dokumen tender serta spesifikasi yang nantinya dijadikan pegangan
Konsepsi pola pemikiran dan dasar pengembangan, kriteria perencanaan, sampai ke estimasi
ir dan berbagai permasalahan mengenai : kekeringan, ketersediaan, dan kebutuhan air proyeksi periode tertentu di wilayah studi, yang dapat dikembangkan sebagai sumber daya air yang dapat dikembangkan untuk penyediaan air baku.
usulan pekerjaan SID menurut na dan sarana dasar (PSD) pengairan, disusun dalam suatu konfigurasi dalam bentuk rencana sistem pengembangan
langkah pendekatan dalam
b. Pendekatan teknis meliputi kebijakan dan
khusus pada daerah setempat terakait dengan sungai, perngairan dan sumber daya air lainnya, serta menyusun suatu rumusan perencanaan.
E.5
L
INGKUPK
EGIATAN Untuk menentukan tugas dan pembatasan masalah, hal iniuntuk pelaksanaan studi potensi sumber air yang ada sesuai dengan diharapkan.
Batasan-batasan masalah yang diambil dalam pekerjaan ini sebagai berikut a. Wilayah studi pada pekerjaan ini adalah Kabupaten
b. Lingkup kajian adalah indentifikasi potensi air serta perm daerah tersebut.
c. Pekerjaan ini berisikan survey i
wilayah study dan desain jaringan air bakunya, berdasarkan hasil identifikasi yang dilakukan dengan menggunakan data
d. Perencanaan dilaksanakan sesuai kebutuhan berdasarkan indentifikasi daerah
e. Pekerjaan-pekerjaan lapangan yang dilakukan serta analisa laboratorium yang berkaitan dengan pekerjaan tersebut antara lain : pengukuran topografi, penyelidikan geoteknik d
laboratorium, pengambilan sampel kualitas air dan penelitian kualitas air.
f. Data-data sekunder yang digunakan dalam pekerjaan ini diambil dari instansi berwenang yang menerbitkan.
Dalam melaksanakan pekerjaan
Timur, akan dilaksanakan oleh Konsultan pelaksana
yang dibentuk oleh Kepala Satuan Kerja Non Vertikal Tertentu Penyediaan Air Baku Jeneberang
Tugas dan fungsi Konsultan Pelaksana adalah :
- Melaksanakan pengumpulan data/tinjauan lapangan. - Melaksanakan penyusunan Buku Laporan dan album
Kerangka Acuan Kerja (KAK). - Melakukan asistensi kepada
perencanaan.
- Melaksanakan kegiatan sosialisasi pada masyarakat di sekitar lokasi sumber air yang akan dikembangkan potensinya tentang kegiatan yang dilakukan
- Melaksanakan diskusi pembahas
Pendekatan teknis meliputi kebijakan dan peraturan-peraturan yang berlaku untuk umum dan khusus pada daerah setempat terakait dengan sungai, perngairan dan sumber daya air lainnya, serta menyusun suatu rumusan perencanaan.
EGIATAN
K
ONSULTANtugas dan lingkup kegiatan yang akan dilakukan oleh konsultan, , hal ini dimaksudkan untuk memperjelas arah kegiatan untuk pelaksanaan studi potensi sumber air yang ada sesuai dengan diharapkan.
yang diambil dalam pekerjaan ini sebagai berikut : Wilayah studi pada pekerjaan ini adalah Kabupaten Luwu Timur.
Lingkup kajian adalah indentifikasi potensi air serta permasalahan pengembagan sumber air di
Pekerjaan ini berisikan survey investigasi dan desain jaringan air baku dari potensi sumber air di wilayah study dan desain jaringan air bakunya, berdasarkan hasil identifikasi yang dilakukan dengan menggunakan data-data yang ada (data sekunder).
Perencanaan dilaksanakan sesuai kebutuhan prasarana dan sarana dasar yang dibutuhkan berdasarkan indentifikasi daerah study.
pekerjaan lapangan yang dilakukan serta analisa laboratorium yang berkaitan dengan pekerjaan tersebut antara lain : pengukuran topografi, penyelidikan geoteknik d
laboratorium, pengambilan sampel kualitas air dan penelitian kualitas air.
data sekunder yang digunakan dalam pekerjaan ini diambil dari instansi berwenang yang menerbitkan.
Dalam melaksanakan pekerjaan Survey Investigasi dan Desain Jaringan Air Baku di Kabupaten Luwu , akan dilaksanakan oleh Konsultan pelaksana yang akan didampingi oleh
Kepala Satuan Kerja Non Vertikal Tertentu Penyediaan Air Baku Jeneberang
an Pelaksana adalah :
Melaksanakan pengumpulan data/tinjauan lapangan.
Melaksanakan penyusunan Buku Laporan dan album gambar yang telah ditetapkan pada Kerangka Acuan Kerja (KAK).
Melakukan asistensi kepada Direksi Pekerjaan untuk setiap produk laporan dan
Melaksanakan kegiatan sosialisasi pada masyarakat di sekitar lokasi sumber air yang akan dikembangkan potensinya tentang kegiatan yang dilakukan oleh Konsultan.
pembahasan setiap Laporan.
peraturan yang berlaku untuk umum dan khusus pada daerah setempat terakait dengan sungai, perngairan dan sumber daya air lainnya,
yang akan dilakukan oleh konsultan, perlu dilakukan kegiatan dan program kerja untuk pelaksanaan studi potensi sumber air yang ada sesuai dengan diharapkan.
salahan pengembagan sumber air di
nvestigasi dan desain jaringan air baku dari potensi sumber air di wilayah study dan desain jaringan air bakunya, berdasarkan hasil identifikasi yang dilakukan
prasarana dan sarana dasar yang dibutuhkan
pekerjaan lapangan yang dilakukan serta analisa laboratorium yang berkaitan dengan pekerjaan tersebut antara lain : pengukuran topografi, penyelidikan geoteknik dan analisa
data sekunder yang digunakan dalam pekerjaan ini diambil dari instansi-instansi yang
Desain Jaringan Air Baku di Kabupaten Luwu didampingi oleh Direksi Pekerjaan Kepala Satuan Kerja Non Vertikal Tertentu Penyediaan Air Baku Jeneberang.
yang telah ditetapkan pada
untuk setiap produk laporan dan gambar-gambar
Melaksanakan kegiatan sosialisasi pada masyarakat di sekitar lokasi sumber air yang akan oleh Konsultan.
Selanjutnya agar pekerjaan ini dapat berhasil guna dan berdayaguna, maka konsultan perlu melakukan koordinasi, konsultasi dan konsolidasi dengan instansi
provinsi maupun kabupaten.
Beberapa kegiatan dan aktivitas yang
dan desain jaringan air baku di Kabupaten Luwu Timur khususnya pada wilayah study agar didapatkan hasil pekerjaan yang sesuai dengan yang diharapkan dalam Kerangka Acuan Kerja, maka diperlukan secara detail tentang lingkup pekerjaan yang meliputi :
a. Pekerjaan persiapan/pendahuluan b. Pekerjaan inventarisasi dan Indentifikasi c. Pekerjaan pengukuran
d. Indentifikasi geologi e. Pekerjaan analisa hidrologi
f. Pekerjaan kualitas air dan parameter g. Sosio Ekonomi dan Tata Guna Lahan h. Pekerjaan planning dan desain
i. Rencana Anggaran Biaya dan Spesifikasi Teknik j. Penyusunan laporan.
E.5.1
Azas dan Prinsip
Azas yang digunakan didalam upaya penyediaan air
wilayah studi ini adalah kepedulian, keadilan, kemanusiaan, kebersamaan, kesehatan, keberlanjutan, keterbukaan dan keterjangkauan. Oleh karena itu prinsip
agar masyarakat dapat dengan mudah dan murah dalam mendapatkan air a. mendekatkan lokasi pengambilan air
b. Memudahkan akses mendapatkan air c. Mendorong kemandirian masyarakat
d. Menyadarkan masyarakat akan arti pemanfaatan air bersih yang sehat tetapi hemat.
E.5.2
Tugas dan Kegiatan Konsultan
Kegiatan 1 : Pendahuluan
Kegiatan ini merupakan tahap awal yang akan dilaksanakan oleh Konsultan. yang akan dilakukan oleh Konsultan
Mobilisasi tenaga ahli dan peralatan lainnya
Pendalaman pemahaman kerangka acuan kerja (KAK).
Selanjutnya agar pekerjaan ini dapat berhasil guna dan berdayaguna, maka konsultan perlu melakukan koordinasi, konsultasi dan konsolidasi dengan instansi-instansi yang terkait
an dan aktivitas yang diperlukan dalam melaksanakan pekerjaan survey identifikasi dan desain jaringan air baku di Kabupaten Luwu Timur khususnya pada wilayah study agar yang sesuai dengan yang diharapkan dalam Kerangka Acuan Kerja, maka secara detail tentang lingkup pekerjaan yang meliputi :
/pendahuluan Pekerjaan inventarisasi dan Indentifikasi
Pekerjaan analisa hidrologi
Pekerjaan kualitas air dan parameter-parameternya Sosio Ekonomi dan Tata Guna Lahan
dan desain
Rencana Anggaran Biaya dan Spesifikasi Teknik
Azas dan Prinsip
Azas yang digunakan didalam upaya penyediaan air baku di Kabupaten Luwu Timur khususnya ini adalah kepedulian, keadilan, kemanusiaan, kebersamaan, kesehatan, keberlanjutan, keterbukaan dan keterjangkauan. Oleh karena itu prinsip-prinsip yang harus dianut adalah upaya agar masyarakat dapat dengan mudah dan murah dalam mendapatkan air baku
mendekatkan lokasi pengambilan air baku,
Memudahkan akses mendapatkan air baku berdasarkan kebutuhan masyarakat, Mendorong kemandirian masyarakat dan pemerintah Kabupaten/Kota, dan
Menyadarkan masyarakat akan arti pemanfaatan air bersih yang sehat tetapi hemat.
Tugas dan Kegiatan Konsultan
Pendahuluan
tahap awal yang akan dilaksanakan oleh Konsultan. Pada tahap ini kegiatan yang akan dilakukan oleh Konsultan meliputi antara lain :
Mobilisasi tenaga ahli dan peralatan lainnya.
Pendalaman pemahaman kerangka acuan kerja (KAK).
Selanjutnya agar pekerjaan ini dapat berhasil guna dan berdayaguna, maka konsultan perlu instansi yang terkait baik di tingkat
diperlukan dalam melaksanakan pekerjaan survey identifikasi dan desain jaringan air baku di Kabupaten Luwu Timur khususnya pada wilayah study agar yang sesuai dengan yang diharapkan dalam Kerangka Acuan Kerja, maka
di Kabupaten Luwu Timur khususnya ini adalah kepedulian, keadilan, kemanusiaan, kebersamaan, kesehatan, keberlanjutan, harus dianut adalah upaya
baku dengan cara:
berdasarkan kebutuhan masyarakat, dan pemerintah Kabupaten/Kota, dan
Menyadarkan masyarakat akan arti pemanfaatan air bersih yang sehat tetapi hemat.
Pemantapan metodologi yang terdiri dari : rencana kerja, penyiapan organisasi pelaksanaan.
Pengumpulan data sekunder dan buku studi dan mempelajari semua data yang berkaitan dengan pekerjaan ini.
Survey atas topografi lokasi pengembangan : embung, reservoir, bendung, lokasi rencana daerah pelayanan air baku, irigas
Kegiatan ini sesungguhnya merupakan penyempurnaaan dan pemantapan metodologi/ rencana kerja maupun isu/masalah yang ada dalam Dokumen Usulan Teknis berdasarkan hasil konsultasi dan masukan tambahan dari Pemberi Tugas serta Instansi terkai
Kegiatan 2 : Inventarisasi dan Identifikasi
Dalam kegiatan ini Konsultan akan melakukan pengumpulan data dan informasi melalui serang kegiatan survei dan juga wawancara.
Adapun survei dan pengumpulan data yang akan dilakukan mencakup : • Wilayah studi dan wilayah pelayanan
• Melakukan inventarisasi terhadap semua lokasi sumber daya air pada lokasi studi • Menyusun semua bangunan keairan yang ada dalam wilayah studi
• Memperkirakan besarnya potensi ketersediaan sumber air (hidrologi) • Geoklilmatologi dan topografi
• Demografi
• Merencanakan kemungkinan pemanfaatan untuk air baku, irigasi dan lain
Dalam Kegiatan ini tercakup pula menyiap diperlukan) .
Kegiatan 3 : Pengukuran dan
Setelah ditentukan lokasi-lokasi sumber air yang akan dikembangkan untuk jangka pendek dan menengah serta berdasarkan skala prioritas, maka kegiatan selanjutnya yang akan dilakukan oleh Konsultan adalah melakukan survey topografi. Kegia
Pengumpulan peta topografi skala 1 :
Pengukuran situasi sungai atau sumber air lainnya skala 1 : 1.000 dengan profil memanjang dan melintang sejauh 500 m yaitu
Pengukuran situasi jalur pipa skala 1 : 1.000 dengan profil memanjang dan melintang sepanjang rencana jalur dengan jarak pengukuran setiap 50 m pada daerah lurus, sedang pada daerah belokan 25 m.
Pemantapan metodologi yang terdiri dari : rencana kerja, penyiapan organisasi
Pengumpulan data sekunder dan buku studi dan mempelajari semua data yang berkaitan
Survey atas topografi lokasi pengembangan : embung, reservoir, bendung, lokasi rencana daerah pelayanan air baku, irigasi dan lain-lain.
Kegiatan ini sesungguhnya merupakan penyempurnaaan dan pemantapan metodologi/ rencana kerja maupun isu/masalah yang ada dalam Dokumen Usulan Teknis berdasarkan hasil konsultasi dan masukan tambahan dari Pemberi Tugas serta Instansi terkait lainnya.
Inventarisasi dan Identifikasi
Dalam kegiatan ini Konsultan akan melakukan pengumpulan data dan informasi melalui serang survei dan juga wawancara.
Adapun survei dan pengumpulan data yang akan dilakukan mencakup : Wilayah studi dan wilayah pelayanan
Melakukan inventarisasi terhadap semua lokasi sumber daya air pada lokasi studi Menyusun semua bangunan keairan yang ada dalam wilayah studi
Memperkirakan besarnya potensi ketersediaan sumber air (hidrologi) Geoklilmatologi dan topografi
Merencanakan kemungkinan pemanfaatan untuk air baku, irigasi dan
lain-Dalam Kegiatan ini tercakup pula menyiapkan bahan untuk sosialisasi dan kuesioner
Pengukuran dan Pemetaan Topografi
lokasi sumber air yang akan dikembangkan untuk jangka pendek dan menengah serta berdasarkan skala prioritas, maka kegiatan selanjutnya yang akan dilakukan oleh Konsultan adalah melakukan survey topografi. Kegiatan tersebut akan meliputi sebagai berikut :
Pengumpulan peta topografi skala 1 : 50.000 dan atau 1 : 25.000 pada daerah pekerjaan
Pengukuran situasi sungai atau sumber air lainnya skala 1 : 1.000 dengan profil memanjang dan melintang sejauh 500 m yaitu 300 m ke hulu dan 200 m ke hilir
Pengukuran situasi jalur pipa skala 1 : 1.000 dengan profil memanjang dan melintang sepanjang rencana jalur dengan jarak pengukuran setiap 50 m pada daerah lurus, sedang pada daerah Pemantapan metodologi yang terdiri dari : rencana kerja, penyiapan organisasi kerja dan jadwal
Pengumpulan data sekunder dan buku studi dan mempelajari semua data yang berkaitan
Survey atas topografi lokasi pengembangan : embung, reservoir, bendung, lokasi rencana
Kegiatan ini sesungguhnya merupakan penyempurnaaan dan pemantapan metodologi/ rencana kerja maupun isu/masalah yang ada dalam Dokumen Usulan Teknis berdasarkan hasil konsultasi dan
Dalam kegiatan ini Konsultan akan melakukan pengumpulan data dan informasi melalui serangkaian
Melakukan inventarisasi terhadap semua lokasi sumber daya air pada lokasi studi
-lain.
sosialisasi dan kuesioner ( jika
lokasi sumber air yang akan dikembangkan untuk jangka pendek dan menengah serta berdasarkan skala prioritas, maka kegiatan selanjutnya yang akan dilakukan oleh
tan tersebut akan meliputi sebagai berikut : pada daerah pekerjaan
Pengukuran situasi sungai atau sumber air lainnya skala 1 : 1.000 dengan profil memanjang dan
Pengukuran situasi jalur pipa skala 1 : 1.000 dengan profil memanjang dan melintang sepanjang rencana jalur dengan jarak pengukuran setiap 50 m pada daerah lurus, sedang pada daerah
Pengukuran jalur pipa dari
situasi 1 : 1.000 ; memanjang V = 1 : 1000 dan H = 1 : 1.000 Laporan penunjang bidang topografi dan survey.
Kegiatan 4 : Survey Geologi Teknik
Survey mengenai kondisi geo antara lain :
Indentifikasi dengan peta geologi regional dan pemetaan geologi pondasi site dengan skala 1 : 1.000 dan area genangan dengan skala 1 : 5.000.
Analisa bahan timbunan meliputi
dengan 2 (dua) sample dari tiap rencana bangunan.
Kegiatan 5 : Analisis Hidrologi
Pekerjaan Analisa Hidrologi meliputi antara lain : a. Pengumpulan data hidrologi
- Data karakteristik daerah tangkapan hujan
- Data hidroklimatologi, dimana data diambil dari stasiun curah hujan terdekat. b. Analisa Hidrologi meliputi :
- Perhitungan Evaportransprasi dengan metode “Penman Modifikasi”. - Hujan bulanan
rata-mempengaruhi daerah
- Debit bulanan dihitung dengan cara analisa lengkung debit berdasarkan data yang tersedia kemudian dilanjutkan dengan metode perbandingan DAS pada sub D
metode empiris lainnya berdasarkan data yang tersedia (misalnya “FJ. - Kebutuhan air.
- Potensi tampungan dan volume tampungan rencana. - Perhitungan debit banjir rencana (Q50).
Kegiatan 6 : Analisis Kualitas Air
Pekerjaan Analisa Kualitas Air a. Kualiatas air untuk domesti
mungkin terjadi akibat pencemaran air sungai yang disebabkan oleh kotoran manusia, hewan maupun kotoran lainnya.
b Persyaratan untuk kebutuhan air minum penduduk seperti adanya unsur fisika dan kimia penyediaan air bersih.
c. Penelitian tersebut untuk dapat diketahui bahwa air baku layak diko maupun untuk tanaman dengan mengadakan peneliti
Pengukuran jalur pipa dari bangunan pengambilan ke bangunan penjernihan dengan skala situasi 1 : 1.000 ; memanjang V = 1 : 1000 dan H = 1 : 1.000
Laporan penunjang bidang topografi dan survey.
Survey Geologi Teknik dan Penyelidikan Mekanika Tanah
geologi teknik dan penyelidikan mekanika tanah dalam kegiatan ini
Indentifikasi dengan peta geologi regional dan pemetaan geologi pondasi site dengan skala 1 : 000 dan area genangan dengan skala 1 : 5.000.
Analisa bahan timbunan meliputi ys, yd, C, φ, dan K masing-masing minimung 3 (tiga) set pit dengan 2 (dua) sample dari tiap rencana bangunan.
Analisis Hidrologi
Pekerjaan Analisa Hidrologi meliputi antara lain : Pengumpulan data hidrologi antara lain :
Data karakteristik daerah tangkapan hujan
Data hidroklimatologi, dimana data diambil dari stasiun curah hujan terdekat. Analisa Hidrologi meliputi :
Perhitungan Evaportransprasi dengan metode “Penman Modifikasi”.
-rata dipakai cara Aljabar atau yang lain diambil dari stasiun yang h tangkapan.
Debit bulanan dihitung dengan cara analisa lengkung debit berdasarkan data yang tersedia kemudian dilanjutkan dengan metode perbandingan DAS pada sub D
metode empiris lainnya berdasarkan data yang tersedia (misalnya “FJ.
an dan volume tampungan rencana. ngan debit banjir rencana (Q50).
Analisis Kualitas Air
jaan Analisa Kualitas Air meliputi :
Kualiatas air untuk domestik sangat diperlukan dalam rangka menjamin kesehatan yang mungkin terjadi akibat pencemaran air sungai yang disebabkan oleh kotoran manusia, hewan maupun kotoran lainnya.
Persyaratan untuk kebutuhan air minum penduduk seperti adanya unsur fisika dan kimia
Penelitian tersebut untuk dapat diketahui bahwa air baku layak dikonsumsi penduduk, ternak, maupun untuk tanaman dengan mengadakan penelitian kualitas air di laboratorium
bangunan pengambilan ke bangunan penjernihan dengan skala
dan Penyelidikan Mekanika Tanah
dan penyelidikan mekanika tanah dalam kegiatan ini meliputi
Indentifikasi dengan peta geologi regional dan pemetaan geologi pondasi site dengan skala 1 :
masing minimung 3 (tiga) set pit
Data hidroklimatologi, dimana data diambil dari stasiun curah hujan terdekat.
rata dipakai cara Aljabar atau yang lain diambil dari stasiun yang
Debit bulanan dihitung dengan cara analisa lengkung debit berdasarkan data yang tersedia kemudian dilanjutkan dengan metode perbandingan DAS pada sub DAS bagian hulu dan metode empiris lainnya berdasarkan data yang tersedia (misalnya “FJ. Mock atan NRECA).
sangat diperlukan dalam rangka menjamin kesehatan yang mungkin terjadi akibat pencemaran air sungai yang disebabkan oleh kotoran manusia, hewan
Persyaratan untuk kebutuhan air minum penduduk seperti adanya unsur fisika dan kimia untuk
sumsi penduduk, ternak, an kualitas air di laboratorium
d. Parameter kualitas air sebagaimana yang diteliti di laboratorium antara lain meliputi : - Parameter fisika
- Parameter kimia (kimia, anorganik, kimia organi
e. Hasil analisis di laboratorium dibandingkan dengan standar baku mutu air yang dikeluarkan oleh Dinas Kesehatan melalui Keputusan Gubernur Propinsi Sulawesi Selatan Nomor : 465 Tahun 1995.
f. Pengambilan sample masing
Kegiatan 7 : Survey dan Analisis Kondisi Sosio Ekonomi dan Tata Guna Lahan
Pekerjaan sosio ekonomi dan tata guna lahan meliputi :
• Data sosio agro ekonomi dan lingkungan sekitar rencana bangunan berdasarkan laporan studi terdahulu (jika ada).
• Tataguna lahan dan status
penduduk yang kemungkinan terkena bangunan. • Analisa ekonomi/kelayakan.
Kegiatan 8 : Planning dan Desain
Kriteria perencanaan yang digunakan m
bangunan pengambilan dan bangunan pelengkap lainnya, meliputi : Penentuan lokasi
Pengukuran / pemetaan Penentuan tata letak bangunan Analisis hidrologi
Perencanaan bangunan intake dan fasilitasnya Perencanaan bangunan penjernihan
Sistem distribusi
Kegiatan 9 : Penyusunan Rencana Anggaran Biaya Detail Desain
Dalam perhitungan biaya disesuaikan dengan desain akhir (desain final) dan dengan harga terbaru sesuai yang berlaku di daerah setempat.
Perhitungan rencana anggaran biaya, meliputi :
Perhitungan volume pekerjaan berdasarkan hasil perencanaan Rencana anggaran biaya
Menggunakan koefisien standard dalam perhitungan harga satuan.
Parameter kualitas air sebagaimana yang diteliti di laboratorium antara lain meliputi :
Parameter kimia (kimia, anorganik, kimia organik, mikrobiologi dan radi
rium dibandingkan dengan standar baku mutu air yang dikeluarkan oleh Dinas Kesehatan melalui Keputusan Gubernur Propinsi Sulawesi Selatan Nomor : 465 Tahun
masing-masing lokasi rencana diambil 2 (dua) titik sample.
Survey dan Analisis Kondisi Sosio Ekonomi dan Tata Guna Lahan
Pekerjaan sosio ekonomi dan tata guna lahan meliputi :
Data sosio agro ekonomi dan lingkungan sekitar rencana bangunan berdasarkan laporan studi
Tataguna lahan dan status kepemilikan tanah serta cara pembebasan tanah dan pemindahan penduduk yang kemungkinan terkena bangunan.
Analisa ekonomi/kelayakan.
Planning dan Desain
Kriteria perencanaan yang digunakan mengacu pada buku Pedoman Kriteria Desain jaringan pip bangunan pengambilan dan bangunan pelengkap lainnya, meliputi :
bangunan
Perencanaan bangunan intake dan fasilitasnya Perencanaan bangunan penjernihan
Penyusunan Rencana Anggaran Biaya Detail Desain
Dalam perhitungan biaya disesuaikan dengan desain akhir (desain final) dan dengan harga terbaru sesuai yang berlaku di daerah setempat.
rencana anggaran biaya, meliputi :
volume pekerjaan berdasarkan hasil perencanaan
Menggunakan koefisien standard dalam perhitungan harga satuan.
Parameter kualitas air sebagaimana yang diteliti di laboratorium antara lain meliputi :
radio aktif)
rium dibandingkan dengan standar baku mutu air yang dikeluarkan oleh Dinas Kesehatan melalui Keputusan Gubernur Propinsi Sulawesi Selatan Nomor : 465 Tahun
masing lokasi rencana diambil 2 (dua) titik sample.
Survey dan Analisis Kondisi Sosio Ekonomi dan Tata Guna Lahan
Data sosio agro ekonomi dan lingkungan sekitar rencana bangunan berdasarkan laporan studi
kepemilikan tanah serta cara pembebasan tanah dan pemindahan
ngacu pada buku Pedoman Kriteria Desain jaringan pipa,
Penyusunan Rencana Anggaran Biaya Detail Desain
Kegiatan 10 : Pelaporan
Laporan pekerjaan yang diserahkan konsultan antara lain sebagai berikut : Laporan bulanan
Laporan Awal (Pendahuluan) Laporan Sisipan
Draft Laporan Akhir Draft Laporan Penunjang Laporan Akhir terdiri :
a. Laporan Utama ( Buku I ) b. Laporan Penunjang :
Hidrologi ( Buku II )
Pengukuran dan Diskripsi BM Geoteknik ( Buku IV )
Perhitungan Planning dan Desain ( Buku V ) Sosio Agro Ekonomi ( Buku VI )
Evaluasi Kelayakan/Ekonomi ( Buku VII ) Rencana Anggaran Biaya ( Buku VIII ) Dokumen Tender ( Buku IX )
c. Laporan Ringkasan ( Executive Summary Report) ( Buku X ) d. Gambar-Gambar
e. Album Foto Lokasi
E.6
K
RITERIAU
MUMDalam melaksanakan pekerjaan ini beberapa kegiatan pengumpulan data / peta yang akan dilakukan oleh konsultan antara lain :
- Peta Topografi Skala 1: 50 - Peta Tataguna lahan - Peta Geologi Regional
- Peta Tata Ruang Pengembangan - Foto Udara (jika ada)
- Peta Citra Satelit (jika ada)
- Peta Tata Guna Hutan Kesepakatan - Peta Jenis Tanah
- Peta Kemampuan dan Kesusuaian Tanah - Peta Potensi Banjir (jika ada)
- Peta Penyebaran Penduduk - Peta Kemiringan Lereng
Pelaporan
Laporan pekerjaan yang diserahkan konsultan antara lain sebagai berikut :
n Awal (Pendahuluan)
Laporan Utama ( Buku I )
( Buku II )
Pengukuran dan Diskripsi BM ( Buku III ) ( Buku IV )
Planning dan Desain ( Buku V ) Sosio Agro Ekonomi ( Buku VI )
Evaluasi Kelayakan/Ekonomi ( Buku VII ) Rencana Anggaran Biaya ( Buku VIII ) Dokumen Tender ( Buku IX )
Laporan Ringkasan ( Executive Summary Report) ( Buku X )
MUM
Dalam melaksanakan pekerjaan ini beberapa kegiatan pengumpulan data / peta yang akan dilakukan
Peta Topografi Skala 1: 50.000
Peta Tata Ruang Pengembangan Wilayah Kecamatan / Kabupaten
Peta Citra Satelit (jika ada)
Peta Tata Guna Hutan Kesepakatan
Peta Kemampuan dan Kesusuaian Tanah Peta Potensi Banjir (jika ada)
Peta Penyebaran Penduduk
- Data kejadian bajir - Data curah hujan
- Data Tinggi Muka Air Sungai - Data Klimatologi
- Data pengukuran Debit Sungai
- Hasil perhitungan debit Banjir rencanan (Study Terdahulu jika ada) - Data produksi pertanian
- Data pola tanam - Data jumlah penduduk - Data penyebaran penduduk
- Perkiraan proyeksi Jumlah penduduk
- Data / Program Konservasi Dari Dinas Kehutanan - Data rencana pembukaan Hutan dll.
Dalam melakukan pekerjaan tersebut diatas konsultan akan menggunakan menggunaan beberapa referensi yang umum digunakan dalam pekerjaan
A. Kriteris Perencanaan - KP-03 : Bagian Saluran - KP-04 : Bagian Bangunan
- KP-06 : Bagian Parameter Bangunan - KP-07 : Bagian Standart Penggambaran B. Bangunan Irigasi
- BI-01 Tipe Bangunan Irigasi - BI-02 Standart Bangunan Irigasi C. Persyaratan Teknis
- PT-01 Bagian Perencanaan Jaringan Irigasi - PT-02 Bagian Pengukuran Topografi
- PT-03 Bagian Penyelidikan Geologi Teknik & mekTan & Batuan
D. Pedoman Kriteria Desain Embung Kecil Untuk Daerah Semi Kering di Indonesia E. Standart Nasional Indonesia (SNI)
Beberapa Standart Nasional Indonesia untuk bidang pekerjaan PU yang akan digunakan sebagai referensi dalam pelaksanaan antara lain:
Data Tinggi Muka Air Sungai
Data pengukuran Debit Sungai
Hasil perhitungan debit Banjir rencanan (Study Terdahulu jika ada)
Data penyebaran penduduk
Perkiraan proyeksi Jumlah penduduk
Data / Program Konservasi Dari Dinas Kehutanan Data rencana pembukaan Hutan dll.
Dalam melakukan pekerjaan tersebut diatas konsultan akan menggunakan menggunaan beberapa referensi yang umum digunakan dalam pekerjaan antara lain:
03 : Bagian Saluran 04 : Bagian Bangunan
06 : Bagian Parameter Bangunan 07 : Bagian Standart Penggambaran
01 Tipe Bangunan Irigasi 02 Standart Bangunan Irigasi
agian Perencanaan Jaringan Irigasi 02 Bagian Pengukuran Topografi
03 Bagian Penyelidikan Geologi Teknik & mekTan & Batuan
Pedoman Kriteria Desain Embung Kecil Untuk Daerah Semi Kering di Indonesia Standart Nasional Indonesia (SNI)
Nasional Indonesia untuk bidang pekerjaan PU yang akan digunakan sebagai referensi dalam pelaksanaan antara lain:
Dalam melakukan pekerjaan tersebut diatas konsultan akan menggunakan menggunaan beberapa
Pedoman Kriteria Desain Embung Kecil Untuk Daerah Semi Kering di Indonesia
Daftar Standar Nasional Indonesia (SNI) Yang Digunakan
Tata cara perencanaan umum bendung
Tata cara perencanaan hidrologi dan hidraulik untuk Bangunan di sungai
Metode perhitungan debit banjir
Metode pembuatan lengkung debit dan tabel sun dengan analisa grafis
Metode pengujian lapangan tentang kelulusan air bertekanan Metode pengujian laboratorium tentang kelulusan air untuk contoh tanah
Tata cara pemetaan geologi teknik lapangan
Metode pengujian kuat geser langsung tanah tidak terkonsolidasi tanpa drainase
Metode pengujian batas s
Metode pengujian analisis ukuran butir tanah dengan alat hidrometer
Tata cara pemantauan tekanan air pori dengan alat pisometer penumatik
Metode pengujian berat isi tanah berbutir halus dengan cetakan benda uji
Metode pengujian kuat tekan bebas tanah kohesif
Metode pengujian laboratorium untuk fisika pada contoh batu
Spesifikasi beton siap pakai
Tatacara perhitungan beton tidak bertulang struktural Dan Lain-Lain
Tabel E-1
Daftar Standar Nasional Indonesia (SNI) Yang Digunakan
Judul Standart
Tata cara perencanaan umum bendung
Tata cara perencanaan hidrologi dan hidraulik untuk Bangunan di
Metode perhitungan debit banjir
Metode pembuatan lengkung debit dan tabel sungai/saluran terbuka
Metode pengujian lapangan tentang kelulusan air bertekanan Metode pengujian laboratorium tentang kelulusan air untuk contoh
Tata cara pemetaan geologi teknik lapangan
Metode pengujian kuat geser langsung tanah tidak terkonsolidasi
Metode pengujian batas susut tanah
Metode pengujian analisis ukuran butir tanah dengan alat
Tata cara pemantauan tekanan air pori dengan alat pisometer
Metode pengujian berat isi tanah berbutir halus dengan cetakan
Metode pengujian kuat tekan bebas tanah kohesif
Metode pengujian laboratorium untuk menentukan parameter sifat fisika pada contoh batu
Spesifikasi beton siap pakai
Tatacara perhitungan beton tidak bertulang struktural
Daftar Standar Nasional Indonesia (SNI) Yang Digunakan )
No. SNI/ SK. SNI SNI 03-2401-1991 SK SNI T-02-1990-F SNI 03-1724-1989 SKBI - 1.3.10.1987 SNI 03-2415-1991 SK SNI M-18-1989-F SNI 03-2822-1992 SK SNI M-07-1991-03 SNI 03-2411-1991 SK SNI M-01-1989-F SNI 03-2435-1991 SK SNI M 22-1990-F SNI 03-2849-1992 SK SNI T-17-1991-03 SNI 03-3420-1994 SK SBNI M-20-1993-03 SNI 03-3422-1994 SK SNI M-22-1993-03 SNI 03-3423-1994 SK SNI M-23-1993-03 SNI 03-3453-1994 SK SNI T-11-1993-03 SNI 03-3637-1994 SK SNI M-07-1993-03 SNI 03-3638-1994 SK SNI M-08-1993-03 SNI 03-2437-1991 SK SNI M-24-1990-F Pd. S-02-1996-03 SNI 03-4433-1997 Pd T-01-1997-03
E.7
K
RITERIAP
ERENCANAANE.7.1
Umum
Tujuan dari pengembangan penyediaan
pemecahan yang efektif berdasarkan semua informasi terkait yang tersedia, menganalisis kelayakannya secara umum dan menyajikannya dalam suatu bentuk yang dapat ditindak lanjuti oleh pihak-pihak lain yang berkepenting
kunci dalam upaya pengembangan penyediaan air baku yang ada. Rencana yang disusun tersebut haruslah memiliki konsep yang jelas, dapat dipertanggung jawabkan dan diterima oleh banyak pihak.
Dengan memperhatikan perkembangan wilayah Kabupaten, maka dapat disusun alternatif
pengembangan penyediaan air baku. Aspek lain yang perlu diperhatikan dalam pengembangan penyediaan air baku adalah masalah
sosial ekonomi.
Untuk mendapatkan gambaran lokasi yang berpotensi dikembangkan sebagai lokasi prasarana dan sarana dasar pengairan, dilakukan analisis peta topografi skala 1 : 50.000. Dari hasil analisis peta topografi yang ada diperoleh sejumlah lokasi yang berpotensi untuk dikembangkan sebagai lokasi prasana dan sarana dasar pengairan untuk penyediaan air baku, dimana lokasi
berupa lokasi bendung, bendungan, embung dan lain
sepanjang waktu, air permukaan perlu dipertahankan laju alirannya ke laut, sehingga dimusim kemarau airnya dapat dipergunakan untuk kebutuhan air bersih dan kebutuhan air tanaman dan dimusim hujan dapat mengurangi resiko banjir.
E.7.2
Formulasi Pengembangan
Formulasi pengembangan yang dimaksud adalah pengembangan potensi sumber daya air yang dikembangkan sebagai penduku
Ruang yang ada. Potensi pengembangan sumber daya air tersebut akan di
menentukan prioritas pengembangan dan rekomendasi, meskipun demikian hasil tersebut masih perlu ditindak lanjuti dalam tahap survey selanjutnya guna mendapatkan gambaran yang lebih jelas.
Berdasarkan potensi pengembangan prasarana dan sarana jaringan air baku di Kabupaten
jangka pendek, menengah dan jangka panjang. Penyusunan formulasi pengembangan didasarkan pada sejumlah kriteria sebagai berik
• Jangka pendek adalah jenis kegiatan yang sudah ada dan dirintis oleh PU ERENCANAAN
P
ENGEMBANGANJ
ARINGANA
IRTujuan dari pengembangan penyediaan jaringan air baku adalah mengidentifikasi dan merumuskan pemecahan yang efektif berdasarkan semua informasi terkait yang tersedia, menganalisis kelayakannya secara umum dan menyajikannya dalam suatu bentuk yang dapat ditindak lanjuti oleh pihak lain yang berkepentingan. Rencana tersebut merupakan alat perencanaan dan koordinasi kunci dalam upaya pengembangan penyediaan air baku yang ada. Rencana yang disusun tersebut haruslah memiliki konsep yang jelas, dapat dipertanggung jawabkan dan diterima oleh banyak pihak.
gan memperhatikan perkembangan wilayah Kabupaten, maka dapat disusun alternatif
pengembangan penyediaan air baku. Aspek lain yang perlu diperhatikan dalam pengembangan penyediaan air baku adalah masalah-masalah kependudukan, kondisi topografi, g
Untuk mendapatkan gambaran lokasi yang berpotensi dikembangkan sebagai lokasi prasarana dan sarana dasar pengairan, dilakukan analisis peta topografi skala 1 : 50.000. Dari hasil analisis peta oleh sejumlah lokasi yang berpotensi untuk dikembangkan sebagai lokasi prasana dan sarana dasar pengairan untuk penyediaan air baku, dimana lokasi
berupa lokasi bendung, bendungan, embung dan lain-lain. Untuk mempertinggi ketersediaan
sepanjang waktu, air permukaan perlu dipertahankan laju alirannya ke laut, sehingga dimusim kemarau airnya dapat dipergunakan untuk kebutuhan air bersih dan kebutuhan air tanaman dan dimusim hujan dapat mengurangi resiko banjir.
Pengembangan
Formulasi pengembangan yang dimaksud adalah pengembangan potensi sumber daya air yang dikembangkan sebagai pendukung pusat-pusat pertumbuhan sesuai dengan Rencana Umum Tata Ruang yang ada. Potensi pengembangan sumber daya air tersebut akan di
menentukan prioritas pengembangan dan rekomendasi, meskipun demikian hasil tersebut masih perlu ditindak lanjuti dalam tahap survey selanjutnya guna mendapatkan gambaran yang lebih jelas.
Berdasarkan potensi pengembangan prasarana dan sarana dasar pengairan untuk penyediaan air baku di Kabupaten Luwu Timur, formulasi pengembangan di bagi dalam tiga tahap yaitu jangka pendek, menengah dan jangka panjang. Penyusunan formulasi pengembangan didasarkan pada sejumlah kriteria sebagai berikut :
Jangka pendek adalah jenis kegiatan yang sudah ada dan dirintis oleh PU IR
B
AKUadalah mengidentifikasi dan merumuskan pemecahan yang efektif berdasarkan semua informasi terkait yang tersedia, menganalisis kelayakannya secara umum dan menyajikannya dalam suatu bentuk yang dapat ditindak lanjuti oleh an. Rencana tersebut merupakan alat perencanaan dan koordinasi kunci dalam upaya pengembangan penyediaan air baku yang ada. Rencana yang disusun tersebut haruslah memiliki konsep yang jelas, dapat dipertanggung jawabkan dan diterima oleh banyak pihak.
gan memperhatikan perkembangan wilayah Kabupaten, maka dapat disusun alternatif-alternatif pengembangan penyediaan air baku. Aspek lain yang perlu diperhatikan dalam pengembangan masalah kependudukan, kondisi topografi, geologi, hidrologi dan
Untuk mendapatkan gambaran lokasi yang berpotensi dikembangkan sebagai lokasi prasarana dan sarana dasar pengairan, dilakukan analisis peta topografi skala 1 : 50.000. Dari hasil analisis peta oleh sejumlah lokasi yang berpotensi untuk dikembangkan sebagai lokasi prasana dan sarana dasar pengairan untuk penyediaan air baku, dimana lokasi-lokasi tersebut dapat lain. Untuk mempertinggi ketersediaan air baku sepanjang waktu, air permukaan perlu dipertahankan laju alirannya ke laut, sehingga dimusim kemarau airnya dapat dipergunakan untuk kebutuhan air bersih dan kebutuhan air tanaman dan
Formulasi pengembangan yang dimaksud adalah pengembangan potensi sumber daya air yang pusat pertumbuhan sesuai dengan Rencana Umum Tata Ruang yang ada. Potensi pengembangan sumber daya air tersebut akan digunakan untuk menentukan prioritas pengembangan dan rekomendasi, meskipun demikian hasil tersebut masih perlu ditindak lanjuti dalam tahap survey selanjutnya guna mendapatkan gambaran yang lebih jelas.
dasar pengairan untuk penyediaan , formulasi pengembangan di bagi dalam tiga tahap yaitu jangka pendek, menengah dan jangka panjang. Penyusunan formulasi pengembangan didasarkan
setempat atau instansi lain yang terkait. Proyek tersebut dapat diselesaikan dalam waktu kurang dari atau 5 tahun dan perlu mendapat segera.
• Jangka menengah adalah kegiatan yang bernilai ekonomi dan sosial besar, dan dapat meningkatkan taraf hidup masyarakat tetapi tidak perlu mendapatkan penanganan segera dan dapat dilaksanakan mulai sekarang, dana dapat diselasaikan dalam waktu 10 tahun.
• Jangka panjang adalah jenis kegiatan proyek yang pelaksanaannya dapat dimulai sekarang dan dampaknya akan mulai dirasakan dalam jangka waktu 10 tahun sampai dengan 25 tahun.
E.7.3
Rencana Pengembangan Penyediaan
Berdasarkan lokasi yang sudah didapatkan dari alternatif pengembangan penyediaan
baku serta formulasi pengembangan yang dipakai, maka rencana pengembangan ini didasarkan atas pertimbangan-pertimbangan yang ada.
Rencana pengembangan jangka pen
berbagai lokasi yang tersebar dalam daerah studi dan mencari cara melakukan upaya konservasi air dalam bentuk embung skala kecil.
Rencana pengembangan jangka menengah adalah kegiatan yang dapat
pelaksanaannya dapat dilakukan dalam kurun waktu 5 tahun sampai 10 tahun. Fokus utama masih tetap diarahkan menangani masalah kekurangan air diberbagai lokasi yang tersebar dalam daerah studi yang tidak dapat dilaksanakan dalam rencan
Dalam rencana pengembangan jangka panjang ini dilakukan upaya pengembangan penyediaan air baku dalam skala cukup besar. Rencana jangka panjang ini sebaiknya dilaksanakan setelah rencana jangka pendek dan menengah berfungsi
E.7.4
Aspek-Aspek Yang Mempengaruhi
Beberapa aspek fisik lingkungan dan sosial budaya yang berkaitan dengan potensi maupun kendala atau hambatan dalam rangka
• Aspek Hidrologi • Aspek Sosioekonomi • Aspek Geologi • Aspek Topografi • Aspek Tanah
Secara keseluruhan komponen tersebut berinteraksi sehingga muncul suatu kondisi baik yang setempat atau instansi lain yang terkait. Proyek tersebut dapat diselesaikan dalam waktu kurang dari atau 5 tahun dan perlu mendapat segera.
alah kegiatan yang bernilai ekonomi dan sosial besar, dan dapat meningkatkan taraf hidup masyarakat tetapi tidak perlu mendapatkan penanganan segera dan dapat dilaksanakan mulai sekarang, dana dapat diselasaikan dalam waktu 10 tahun.
jenis kegiatan proyek yang pelaksanaannya dapat dimulai sekarang dan dampaknya akan mulai dirasakan dalam jangka waktu 10 tahun sampai dengan 25 tahun.
Rencana Pengembangan Penyediaan Air Baku Kabupaten
Berdasarkan lokasi yang sudah didapatkan dari alternatif pengembangan penyediaanbaku serta formulasi pengembangan yang dipakai, maka rencana pengembangan ini didasarkan atas pertimbangan yang ada.
Rencana pengembangan jangka pendek lebih diarahkan untuk menangani masalah kesulitan air di berbagai lokasi yang tersebar dalam daerah studi dan mencari cara melakukan upaya konservasi air dalam bentuk embung skala kecil.
Rencana pengembangan jangka menengah adalah kegiatan yang dapat
pelaksanaannya dapat dilakukan dalam kurun waktu 5 tahun sampai 10 tahun. Fokus utama masih tetap diarahkan menangani masalah kekurangan air diberbagai lokasi yang tersebar dalam daerah studi yang tidak dapat dilaksanakan dalam rencana pengembangan jangka pendek.
Dalam rencana pengembangan jangka panjang ini dilakukan upaya pengembangan penyediaan air baku dalam skala cukup besar. Rencana jangka panjang ini sebaiknya dilaksanakan setelah rencana jangka pendek dan menengah berfungsi dengan baik.
Aspek Yang Mempengaruhi
Beberapa aspek fisik lingkungan dan sosial budaya yang berkaitan dengan potensi maupun kendala atau hambatan dalam rangka Survey identifikasi dan desain jaringan air baku antara lain
Secara keseluruhan komponen tersebut berinteraksi sehingga muncul suatu kondisi baik yang setempat atau instansi lain yang terkait. Proyek tersebut dapat diselesaikan dalam waktu kurang
alah kegiatan yang bernilai ekonomi dan sosial besar, dan dapat meningkatkan taraf hidup masyarakat tetapi tidak perlu mendapatkan penanganan segera dan dapat dilaksanakan mulai sekarang, dana dapat diselasaikan dalam waktu 10 tahun.
jenis kegiatan proyek yang pelaksanaannya dapat dimulai sekarang dan dampaknya akan mulai dirasakan dalam jangka waktu 10 tahun sampai dengan 25 tahun.
Baku Kabupaten
Berdasarkan lokasi yang sudah didapatkan dari alternatif pengembangan penyediaan jaringan air baku serta formulasi pengembangan yang dipakai, maka rencana pengembangan ini didasarkan atas
dek lebih diarahkan untuk menangani masalah kesulitan air di berbagai lokasi yang tersebar dalam daerah studi dan mencari cara melakukan upaya konservasi air
dimulai saat ini dan pelaksanaannya dapat dilakukan dalam kurun waktu 5 tahun sampai 10 tahun. Fokus utama masih tetap diarahkan menangani masalah kekurangan air diberbagai lokasi yang tersebar dalam daerah
a pengembangan jangka pendek.
Dalam rencana pengembangan jangka panjang ini dilakukan upaya pengembangan penyediaan air baku dalam skala cukup besar. Rencana jangka panjang ini sebaiknya dilaksanakan setelah rencana
Beberapa aspek fisik lingkungan dan sosial budaya yang berkaitan dengan potensi maupun kendala Survey identifikasi dan desain jaringan air baku antara lain meliputi :
mengakibatkan potensi atau pendukung dan kendala dalam rangka usaha penyediaan air baku.
E.7.5
Potensi Ketersediaan Air
(1) Potensi Air / Ketersediaan Air
Potensi air/debit andalan merupakan debit yang tersedia guna keperluan tertentu (irigasi, air minum industri maupun PLTA dan lain
study ini perhitungan potensi air digunakan untuk mengetahui po
di wilayah Kabupaten/DPS (salah satu parameter dalam penentuan karakteristik DPS.) dan untuk menghitung besaran debit air
(2) Karakteristik Wilayah atau Daerah Pengaliran Sungai (DPS.) Sebagai gambaran praktis untuk mengetahui karakteristik suatu wilayah yang beberapa DPS. , digunakan
parameter pokok yaitu : luas hutan, curah hujan, luas lahan irigasi dan populasi p
Karakteristik Daerah Pengaliran Sungai
Parameter
1. Hutan Perbandingan antara luas hutan dengan luas DPS
2. Curah hujan Curah hujan tahunan
3. Irigasi Perbandingan antara luas dengan luas sub DPS 4. Populasi Kerapatan penduduk
Selanjutnya keempat parameter tersebut dibagi dalam lima kelas seperti Tabel berikut ini:
Kelas Hutan (%) 1 12,5 – 30,0 2 30,0 - 46,0 3 46,0 - 63,0 4 63,0 - 80,0 5 > 80,0
Dengan menggunakan keempat parameter tadi diperoleh tujuh (7) jenis klasifikasi DPS. sebagai mana disajikan seperti pada Gambar berikut:
mengakibatkan potensi atau pendukung dan kendala dalam rangka usaha penyediaan air baku.
Potensi Ketersediaan Air
Potensi Air / Ketersediaan Air
Potensi air/debit andalan merupakan debit yang tersedia guna keperluan tertentu (irigasi, air minum industri maupun PLTA dan lain-lain) dengan resiko kegagalan yang telah diperhitungkan. Dalam study ini perhitungan potensi air digunakan untuk mengetahui potensi sumber daya air secara makro di wilayah Kabupaten/DPS (salah satu parameter dalam penentuan karakteristik DPS.) dan untuk
debit air yang bias dimanfaatkan.
Karakteristik Wilayah atau Daerah Pengaliran Sungai (DPS.) mbaran praktis untuk mengetahui karakteristik suatu wilayah yang
digunakan suatu grafik radar yang merupakan hubungan antara empat (4) parameter pokok yaitu : luas hutan, curah hujan, luas lahan irigasi dan populasi p
Tabel E-2
Karakteristik Daerah Pengaliran Sungai
Rincian
Perbandingan antara luas hutan dengan luas
DPS 12,5 %
Curah hujan tahunan 1.500
Perbandingan antara luas daerah irigasi
dengan luas sub DPS 0 %
Kerapatan penduduk
0 -
Selanjutnya keempat parameter tersebut dibagi dalam lima kelas seperti Tabel berikut ini: Tabel E-3
Pembagian kelas Parameter DPS Irigasi (%) Populasi (orang/km2) 30,0 0 – 2,5 0 - 25 46,0 2,5 - 5,0 25 - 75 63,0 5,0 – 10,0 75 - 150 80,0 10,0 - 15,0 150 - 250 > 15,0 > 250
Dengan menggunakan keempat parameter tadi diperoleh tujuh (7) jenis klasifikasi DPS. sebagai mana disajikan seperti pada Gambar berikut:
mengakibatkan potensi atau pendukung dan kendala dalam rangka usaha penyediaan air baku.
Potensi air/debit andalan merupakan debit yang tersedia guna keperluan tertentu (irigasi, air minum lain) dengan resiko kegagalan yang telah diperhitungkan. Dalam tensi sumber daya air secara makro di wilayah Kabupaten/DPS (salah satu parameter dalam penentuan karakteristik DPS.) dan untuk
mbaran praktis untuk mengetahui karakteristik suatu wilayah yang terdiri atas satu atau suatu grafik radar yang merupakan hubungan antara empat (4) parameter pokok yaitu : luas hutan, curah hujan, luas lahan irigasi dan populasi penduduk.
Range 12,5 % - 80 %
1.500 - 3.000 mm/tahun
0 % - 15 %
250 orang/km2
Selanjutnya keempat parameter tersebut dibagi dalam lima kelas seperti Tabel berikut ini:
Hujan (mm/tahun) < 1.500 1.500 - 2.000 2.000 - 2.500 2.500 - 3.000 > 3.000
Tipe vertikal mempunyai potensi air besar
Gambar E – 2 Klasifikasi DPS Jenis Tidak Berkembang
Tipe horisontal mempunyai potensi air kecil
Gambar E – 5 Klasifikasi DPS Jenis Berkembang
Untuk mengetahui kondisi suatu wilayah dan sub DPS (tingkat kemajuan sosial ekonomi), masing masing kelas tersebut diberi penilaian. Nilai untuk paramater hujan, irigasi dan populasi mempunyai rentang dari 1 untuk kelas terendah (1) sampai 5 untuk kelas te
semakin tinggi kelas semakin baik pula kondisi DPS tersebut. kelas terendah (1) dan –5 untuk kelas tertinggi (5).
Berdasarkan Tabel diatas maka dibuat predikat berdasarkan jumlah ini seperti terlihat pada Tabel berikut
Penduduk
Gambar E – 1
Klasifikasi DPS Jenis Rerata
Tipe vertikal mempunyai potensi air besar
Gambar E – 3 Gambar
Klasifikasi DPS Klasifikasi DPS
Jenis Tidak Berkembang Jenis Rural A Jenis U
Tipe horisontal mempunyai potensi air kecil
Gambar E – 6 Gambar
Klasifikasi DPS Klasifikasi DPS
Jenis Rural A Jenis U
Untuk mengetahui kondisi suatu wilayah dan sub DPS (tingkat kemajuan sosial ekonomi), masing masing kelas tersebut diberi penilaian. Nilai untuk paramater hujan, irigasi dan populasi mempunyai rentang dari 1 untuk kelas terendah (1) sampai 5 untuk kelas tertinggi (5), hal ini mengingat bahwa semakin tinggi kelas semakin baik pula kondisi DPS tersebut. Sedangkan nilai hutan adalah
5 untuk kelas tertinggi (5).
Berdasarkan Tabel diatas maka dibuat predikat berdasarkan jumlah nilainya. Pemberian predikat nilai ini seperti terlihat pada Tabel berikut :
Hutan Irigasi Hujan Penduduk Gambar E – 4 Klasifikasi DPS Jenis Urban A Gambar E – 7 Klasifikasi DPS Jenis Urban A
Untuk mengetahui kondisi suatu wilayah dan sub DPS (tingkat kemajuan sosial ekonomi), masing-masing kelas tersebut diberi penilaian. Nilai untuk paramater hujan, irigasi dan populasi mempunyai
rtinggi (5), hal ini mengingat bahwa Sedangkan nilai hutan adalah –1 untuk
Jumlah Nilai
10 < nilai 8 < nilai
6 < nilai
(3) Kebutuhan Air baku
Analisis kebutuhan akan air dimaksudkan untuk menghitung kebutuhan air di wilayah Kabupaten secara makro dan kebutuhan air di lokasi rencana
Dalam perhitungan kebutuhan air hal
• Kebutuhan air untuk domistik dan non domistik • Kebutuhan air untuk untuk pemeliharaan sungai • Kebutuhan air untuk peternakan
• Kebutuhan air untuk perikanan • Kebutuhan air untuk industri • Kebutuhan air untuk irigasi
Dalam perhitungan kebutuhan air di lokasi rencana pengembangan jangka pendek/rencana konstruksi) , hal • Kebutuhan air untuk domistik dan non domistik • Kebutuhan air untuk peternakan
• Kebutuhan air lainnya (resapan, perkolasi dan lain
Menimbang luasnya wilayah kajian dan luasnya bahasan tentang kebutuhan air, maka analisis kebutuhan air akan dilakukan dengan pendekatan
sejauh tidak bersifat esensial dan masih bersifat normal.
Keseimbangan air di wilayah DPS didasarkan atas kondisi kebutuhan air dan keterdiaan air pada saat ini serta kebutuhan air dan ketersediaan air pada proyeksi dimasa yang akan datang.
Tabel E-4
Klasifikasi Predikat DPS
Jumlah Nilai Predikat
≥ 12 Sangat Berkembang 10 < nilai ≤ 12 Berkembang 8 < nilai ≤ 10 6 < nilai ≤ 8 Sedang Berkembang Kurang Berkembang ≤ 6 Belum Berkembang
Kebutuhan Air baku
Analisis kebutuhan akan air dimaksudkan untuk menghitung kebutuhan air di wilayah Kabupaten secara makro dan kebutuhan air di lokasi rencana bangunan penyediaan air baku
Dalam perhitungan kebutuhan air hal-hal yang akan dikaji meliputi : Kebutuhan air untuk domistik dan non domistik
Kebutuhan air untuk untuk pemeliharaan sungai Kebutuhan air untuk peternakan
Kebutuhan air untuk perikanan Kebutuhan air untuk industri Kebutuhan air untuk irigasi
Dalam perhitungan kebutuhan air di lokasi rencana bangunan penyediaan air pengembangan jangka pendek/rencana konstruksi) , hal-hal yang akan dikaji meliputi :
Kebutuhan air untuk domistik dan non domistik Kebutuhan air untuk peternakan
tuhan air lainnya (resapan, perkolasi dan lain-lain),
Menimbang luasnya wilayah kajian dan luasnya bahasan tentang kebutuhan air, maka analisis kebutuhan air akan dilakukan dengan pendekatan-pendekatan empiris dan penyederhanaan analisis
sifat esensial dan masih bersifat normal.
wilayah DPS didasarkan atas kondisi kebutuhan air dan keterdiaan air pada saat ini serta kebutuhan air dan ketersediaan air pada proyeksi dimasa yang akan datang.
Sangat Berkembang
Sedang Berkembang Kurang Berkembang Belum Berkembang
Analisis kebutuhan akan air dimaksudkan untuk menghitung kebutuhan air di wilayah Kabupaten bangunan penyediaan air baku.
bangunan penyediaan air ( untuk rencana hal yang akan dikaji meliputi :
Menimbang luasnya wilayah kajian dan luasnya bahasan tentang kebutuhan air, maka analisis pendekatan empiris dan penyederhanaan analisis
wilayah DPS didasarkan atas kondisi kebutuhan air dan keterdiaan air pada saat ini serta kebutuhan air dan ketersediaan air pada proyeksi dimasa yang akan datang.
E.8
M
ETODOLOGIP
E.8.1
Pekerjaan Hidrologi Dan Keseimbangan Air
E.8.1.1
Umum
Kegiatan analisis hidrologi dengan tujuan untuk pengembangan potensi sumber air yaitu :
• Aliran masuk (inflow) • Tampungan
• Banjir Desain untuk menentukan kapasitas
Dan untuk menghitung besaran tersebut di atas, lokasi dari rencana
akan dikembangkan ditentukan dan digambarkan pada peta. Hal ini dilakukan karena dalam melakukan perhitungan hujan rata
tersebut. Di samping itu luas daerah tadah hujan atau cekungan harus dihitung. Luas genangan harus diperkirakan dan elevasi dasar alur di tempat
daerah cekungan juga harus ditentukan.
Untuk menentukan debit banjir dan aliran masuk diperlukan :
• Data hujan harian maksimum, hujan bulanan dan hujan setengah bulanan dari pos hujan yang terdekat.
• Data evapotranspirasi dan eva
• Peta topografi daerah lokasi dengan skala 1 : 500 sampai 1 : 2.000 • Posisi lokasi rencana embung dalam bujur dan lintang geografik • Kondisi penutup lahan di daerah tadah hujan.
E.8.1.2
Analisis Potensi Air
Potensi air atau debit andalan merupakan debit yang tersedia guna keperluan tertentu dengan resiko kegagalan yang telah diperhitungkan. Dalam studi ini perhitungan potensi air digunakan untuk mengetahui potensi sumber air secara makro di lokasi studi. Ketersedia
diperhitungkan dari aliran air yang sudah ada (base flow) ditambah dengan cara curah hujan yang jatuh di catchment area yang kemudian diolah untuk menghitung debit andalan.
Ada berbagai cara yang dipakai dalam menganalisa debit andalan. M
ciri khas tersendiri, pemilihan metode yang sesuai, umumnya didasarkan atas pertimbangan pertimbangan antara lain : data yang tersedia, jenis kepentingan dan pengala
P
ELAKSANAANPekerjaan Hidrologi Dan Keseimbangan Air
dengan tujuan untuk pengembangan potensi sumber air
Banjir Desain untuk menentukan kapasitas dan dimensi bangunan pelimpah (
Dan untuk menghitung besaran tersebut di atas, lokasi dari rencana sumber air permukaan yang ditentukan dan digambarkan pada peta. Hal ini dilakukan karena dalam melakukan perhitungan hujan rata-rata dan evapotranspirasi sangat bergantung dari lokasi rencana tersebut. Di samping itu luas daerah tadah hujan atau cekungan harus dihitung. Luas genangan harus diperkirakan dan elevasi dasar alur di tempat bangunan air (embung) serta elevasi tertinggi di daerah cekungan juga harus ditentukan.
Untuk menentukan debit banjir dan aliran masuk diperlukan :
Data hujan harian maksimum, hujan bulanan dan hujan setengah bulanan dari pos hujan yang
Data evapotranspirasi dan evaporasi yang berlaku untuk wilayah studi. Peta topografi daerah lokasi dengan skala 1 : 500 sampai 1 : 2.000 Posisi lokasi rencana embung dalam bujur dan lintang geografik Kondisi penutup lahan di daerah tadah hujan.
Analisis Potensi Air
air atau debit andalan merupakan debit yang tersedia guna keperluan tertentu dengan resiko rhitungkan. Dalam studi ini perhitungan potensi air digunakan untuk mengetahui potensi sumber air secara makro di lokasi studi. Ketersedia
diperhitungkan dari aliran air yang sudah ada (base flow) ditambah dengan cara curah hujan yang jatuh di catchment area yang kemudian diolah untuk menghitung debit andalan.
berbagai cara yang dipakai dalam menganalisa debit andalan. Masing-masing cara mempunyai i khas tersendiri, pemilihan metode yang sesuai, umumnya didasarkan atas pertimbangan pertimbangan antara lain : data yang tersedia, jenis kepentingan dan pengalaman
dengan tujuan untuk pengembangan potensi sumber air meliputi tiga hal,
dan dimensi bangunan pelimpah (spillway)
sumber air permukaan yang ditentukan dan digambarkan pada peta. Hal ini dilakukan karena dalam rata dan evapotranspirasi sangat bergantung dari lokasi rencana tersebut. Di samping itu luas daerah tadah hujan atau cekungan harus dihitung. Luas genangan serta elevasi tertinggi di
Data hujan harian maksimum, hujan bulanan dan hujan setengah bulanan dari pos hujan yang
air atau debit andalan merupakan debit yang tersedia guna keperluan tertentu dengan resiko rhitungkan. Dalam studi ini perhitungan potensi air digunakan untuk mengetahui potensi sumber air secara makro di lokasi studi. Ketersediaan air untuk embung diperhitungkan dari aliran air yang sudah ada (base flow) ditambah dengan cara curah hujan yang jatuh di catchment area yang kemudian diolah untuk menghitung debit andalan.
masing cara mempunyai i khas tersendiri, pemilihan metode yang sesuai, umumnya didasarkan atas