Analisis kebutuhan air dalam SID di Kabupaten Luwu Timur ini dimaksudkan untuk menghitung Kabupaten Luwu Timur secara makro dan kebutuhan air di lokasi rencana embung yang dilakukan pekerjaan detail desain untuk mengetahui kebutuhan tampungan embung karena Untuk perhitungan bulan berikutnya diperlukan nilai tampungan kelengasan (kolom 4) untuk bulan berikutnya dan tampungan air tanah (kolom 14) bulan berikutnya yang dapat dihitung dengan
tampungan kelengasan bulan sebelumnya + perubahan tampungan ( kolom 4 + 12), semuanya dari bulan
tampungan air tanah bulan sebelumnya – aliran air tanah 16), semuanya dari bulan sebelumnya.
Sebagai patokan di akhir perhitungan, nilai tampungan kelengasan awal (Januari) harus mendekatai tampungan kelengasan bulan Desember. Jika perbedaan antara keduanya cukup jauh ( > 200 mm )
ng mulai bulan Januari lagi dengan mengambil nilai tampungan kelengasan
Sedangkan volume air yang dapat mengisi kolom embung selama musim hujan (Vb) dapat dihitung uruh daerah tadah hujan dan air hujan efektif yang langsung jatuh Dengan demikian jumlah air yang masuk ke dalam embung dapat
embung selama musim hujan (m3)
Volume air (Vb) tersebut merupakan jumlah air maksimum yang dapat mengisi kolam embung.
ini dimaksudkan untuk menghitung secara makro dan kebutuhan air di lokasi rencana embung yang dilakukan pekerjaan detail desain untuk mengetahui kebutuhan tampungan embung karena
Dalam perhitungan kebutuhan air di daerah kajian, hal
untuk domestik dan non domestik, kebutuhan air untuk pemeliharaan sungai yang ada, kebutuhan air untuk irigasi, kebutuhan air untuk perikanan dan kebutuhan air untuk industri.
Dalam perhitungan kebutuhan air di lokasi rencana embung, hal
kebutuhan air untuk domestik dan non domestik, kebutuhan air untuk irigasi, kebutuhan air untuk perikanan dan kebutuhan air lainnya (resapan, perkolasi dan lain
air ini akan dilakukan dengan pendekatan tidak bersifat esensial dan masih bersifat normal.
I. Kebutuhan Air Domestik dan Non Domestik
Kebutuhan air domestik dan non domestik dihitung untuk mengetahui kebutuhan air penduduk yang bermukim di wilayah kajian. Kebutuhan air domestik dan non domestik diperkirakan berdasarkan perkalian antara jumlah penduduk dengan jumlah (tingkat) pemanfaatan air per kapita, sebagaimana dirumuskan sebagai berikut :
QDM = 365 hari x [{q( u ) / 1000 x P ( u ) } + { Dimana :
QDM = Kebutuhan air domestik dan non domestik (m
q ( u ) = Kebutuhan air domestik dan non domestik daerah perkotaan (lt/kapita/hari) q ( r ) = Kebutuhan air domestik dan non domestik daerah pedesaan (lt/kapita/hari P ( u ) = Jumlah penduduk perkotaan (jiwa) saat ini
P ( r ) = Jumlah penduduk pedesaan (jiwa) saat ini
Besar kebutuhan air per kapita per hari untuk penduduk desa dan kota diperkirakan berdasarkan standar Direktorat Jendral Cipta Karya seperti Tabel
Jumlah penduduk pada tahun proyeksi dapat diperkirakan dengan menggunakan pendekatan
Mathematical Method, antara lain sebagai berikut : • Linier dengan cara arithmetic dan geometric
• Non linier cara exponential
Dalam perhitungan kebutuhan air di daerah kajian, hal-hal yang akan dikaji meliputi kebutu
untuk domestik dan non domestik, kebutuhan air untuk pemeliharaan sungai yang ada, kebutuhan air untuk irigasi, kebutuhan air untuk perikanan dan kebutuhan air untuk industri.
Dalam perhitungan kebutuhan air di lokasi rencana embung, hal-hal yang a
kebutuhan air untuk domestik dan non domestik, kebutuhan air untuk irigasi, kebutuhan air untuk perikanan dan kebutuhan air lainnya (resapan, perkolasi dan lain-lain). Analisis mengenai kebutuhan air ini akan dilakukan dengan pendekatan-pendekatan empiris dan penyederhanaan analisis sejauh tidak bersifat esensial dan masih bersifat normal.
Kebutuhan Air Domestik dan Non Domestik
Kebutuhan air domestik dan non domestik dihitung untuk mengetahui kebutuhan air penduduk yang wilayah kajian. Kebutuhan air domestik dan non domestik diperkirakan berdasarkan perkalian antara jumlah penduduk dengan jumlah (tingkat) pemanfaatan air per kapita, sebagaimana
365 hari x [{q( u ) / 1000 x P ( u ) } + { q ( r ) / 1000 + P ( r ) }]
Kebutuhan air domestik dan non domestik (m3/th)
Kebutuhan air domestik dan non domestik daerah perkotaan (lt/kapita/hari) Kebutuhan air domestik dan non domestik daerah pedesaan (lt/kapita/hari Jumlah penduduk perkotaan (jiwa) saat ini
Jumlah penduduk pedesaan (jiwa) saat ini
Besar kebutuhan air per kapita per hari untuk penduduk desa dan kota diperkirakan berdasarkan standar Direktorat Jendral Cipta Karya seperti Tabel 5 - 12
Jumlah penduduk pada tahun proyeksi dapat diperkirakan dengan menggunakan pendekatan , antara lain sebagai berikut :
arithmetic dan geometric exponential
hal yang akan dikaji meliputi kebutuhan air untuk domestik dan non domestik, kebutuhan air untuk pemeliharaan sungai yang ada, kebutuhan air untuk irigasi, kebutuhan air untuk perikanan dan kebutuhan air untuk industri.
hal yang akan dikaji meliputi kebutuhan air untuk domestik dan non domestik, kebutuhan air untuk irigasi, kebutuhan air untuk lain). Analisis mengenai kebutuhan pendekatan empiris dan penyederhanaan analisis sejauh
Kebutuhan air domestik dan non domestik dihitung untuk mengetahui kebutuhan air penduduk yang wilayah kajian. Kebutuhan air domestik dan non domestik diperkirakan berdasarkan perkalian antara jumlah penduduk dengan jumlah (tingkat) pemanfaatan air per kapita, sebagaimana
q ( r ) / 1000 + P ( r ) }]
Kebutuhan air domestik dan non domestik daerah perkotaan (lt/kapita/hari) Kebutuhan air domestik dan non domestik daerah pedesaan (lt/kapita/hari)
Besar kebutuhan air per kapita per hari untuk penduduk desa dan kota diperkirakan berdasarkan
Standar
No Uraian
1 Kebutuhan Air Domestik : a. Sasaran Layanan
b. Rasio Pelayanan Air Bersih
- Sambungan rumah (SR)
- Hidran Umum (HU) c. Kapasitas Pelayanan - Sambungan Rumah
(SR)
- Hidran Umum (HU) 2 Kebutuhan Air Non Domestik
Thd Domestik : a. Perkotaan - Penduduk < 100.000 - 100.000 < Penduduk < 500.000 - 500.000 < Penduduk b. Perdesaan
3 Kehilangan Air terhadap Kebutuhan Air
4 Cakupan Pelayanan Sumber : Direktorat Air Bersih
a. Arithmetic Rate of Growth
Pertumbuhan penduduk secara arithmetic adalah pertumbuhan
(absolut number) adalah sama setiap tahun, dengan persamaan sebagai berikut :
Pn = P0 ( 1 + m ) Dimana :
Pn = Jumlah penduduk pada tahun n
P0 = Jumlah penduduk pada tahun awal (dasar) r = Angka pertumbuhan penduduk
n = Periode waktu
b. Geometric Rate of Growth
Pertumbuhan penduduk secara geometric adalah pertumbuhan penduduk dengan menggunakan dasar bunga berbunga (bunga majemuk), jadi pertumbuhan penduduk dimana angka
Tabel E - 12
Standar Kebutuhan Air Domestik dan Non Domestik Satuan Sasaran Layanan
Perkotaan Perdesaan Kebutuhan Air Domestik :
Sasaran Layanan
Rasio Pelayanan Air Sambungan rumah Hidran Umum (HU) Kapasitas Pelayanan
Sambungan Rumah
Hidran Umum (HU)
Unit % % Lt/org/hr Lt/org/hr SR & HU 80 20 90 50 SR & HU 80 20 60 30
Kebutuhan Air Non Domestik
Penduduk < 100.000 100.000 < Penduduk < 500.000 < Penduduk % % % % 25 30 40 - - - - 10
Kehilangan Air terhadap % 20 10
Cakupan Pelayanan % 75 75
Sumber : Direktorat Air Bersih
Arithmetic Rate of Growth
Pertumbuhan penduduk secara arithmetic adalah pertumbuhan penduduk dengan jumlah (absolut number) adalah sama setiap tahun, dengan persamaan sebagai berikut :
Jumlah penduduk pada tahun n
Jumlah penduduk pada tahun awal (dasar) Angka pertumbuhan penduduk
Periode waktu dalam tahun
Geometric Rate of Growth
Pertumbuhan penduduk secara geometric adalah pertumbuhan penduduk dengan menggunakan dasar bunga berbunga (bunga majemuk), jadi pertumbuhan penduduk dimana angka
Kebutuhan Air Domestik dan Non Domestik
Sasaran Layanan Keterangan Perdesaan SR & HU 80 20 60 30 10 10 75
penduduk dengan jumlah (absolut number) adalah sama setiap tahun, dengan persamaan sebagai berikut :
Pertumbuhan penduduk secara geometric adalah pertumbuhan penduduk dengan menggunakan dasar bunga berbunga (bunga majemuk), jadi pertumbuhan penduduk dimana angka
pertumbuhan penduduk (rate of growth) adalah sama un sebagai berikut :
Pn = P0 ( 1 + r )n
Dimana :
Pn = Jumlah penduduk pada tahun n
P0 = Jumlah penduduk pada tahun awal (dasar) r = Angka pertumbuhan penduduk
n = Periode waktu dalam tahun
c. Exponential Rate of Growth
Pertumbuhan penduduk secara menerus ( yang konstan, dengan persamaan sebagai berikut : Pn = Po em
Dimana :
Pn = Jumlah penduduk pada tahun n
Po = Jumlah penduduk pada tahun awal (dasar) r = Angka pertumbuhan p
n = Periode waktu dalam tahun
e = Bilangan pokok dari sistem logaritma natural (2,7182818)
II. Kebutuhan Air Untuk Pemeliharaan Sungai Sungai disini maksudnya adalah sungai
Perkiraan kebutuhan air untuk pemeliharaan sungai didasarkan pada studi yang dilakukan oleh IWRD
(FIDP), yaitu perkalian antara jumlah penduduk perkotaan dengan kebutuhan air untuk pemeliharaan atau penggelontoran sungai per kapita. Menurut IWRD, besar kebutuhan air
sungai adalah 330 lt/kapita/hari. Kebutuhan air untuk pemeliharaan selanjutnya dapat dihitung sebagai berikut :
Qf = 365 hari x (q(f)/1000)x P(u) Dimana :
Qf = Jumlah kebutuhan air untuk pemeliharaan atau penggelontoran sungai ( m
q(f) = Kebutuhan air untuk pemeliharaan atau penggelontoran sungai (330 lt/kapita/hari) P(u) = Jumlah penduduk kota (jiwa)
Berdasarkan hasil perhitungan dengan menggunakan persamaan tersebut di atas, maka besarnya pertumbuhan penduduk (rate of growth) adalah sama untuk setiap tahun dengan persamaan
Jumlah penduduk pada tahun n
Jumlah penduduk pada tahun awal (dasar) Angka pertumbuhan penduduk
Periode waktu dalam tahun
Exponential Rate of Growth
Pertumbuhan penduduk secara menerus (continuos) setiap hari dengan angka pertumbuhan yang konstan, dengan persamaan sebagai berikut :
Jumlah penduduk pada tahun n
Jumlah penduduk pada tahun awal (dasar) Angka pertumbuhan penduduk
Periode waktu dalam tahun
Bilangan pokok dari sistem logaritma natural (2,7182818)
Kebutuhan Air Untuk Pemeliharaan Sungai
Sungai disini maksudnya adalah sungai-sungai yang ada di lokasi studi beserta anak
kebutuhan air untuk pemeliharaan sungai didasarkan pada studi yang dilakukan oleh IWRD
(FIDP), yaitu perkalian antara jumlah penduduk perkotaan dengan kebutuhan air untuk pemeliharaan atau penggelontoran sungai per kapita. Menurut IWRD, besar kebutuhan air untuk pemeliharaan sungai adalah 330 lt/kapita/hari. Kebutuhan air untuk pemeliharaan selanjutnya dapat dihitung
365 hari x (q(f)/1000)x P(u)
Jumlah kebutuhan air untuk pemeliharaan atau penggelontoran sungai ( m
Kebutuhan air untuk pemeliharaan atau penggelontoran sungai (330 lt/kapita/hari) Jumlah penduduk kota (jiwa)
Berdasarkan hasil perhitungan dengan menggunakan persamaan tersebut di atas, maka besarnya tuk setiap tahun dengan persamaan
setiap hari dengan angka pertumbuhan
sungai yang ada di lokasi studi beserta anak-anak sungainya. kebutuhan air untuk pemeliharaan sungai didasarkan pada studi yang dilakukan oleh IWRD
(FIDP), yaitu perkalian antara jumlah penduduk perkotaan dengan kebutuhan air untuk pemeliharaan untuk pemeliharaan sungai adalah 330 lt/kapita/hari. Kebutuhan air untuk pemeliharaan selanjutnya dapat dihitung
Jumlah kebutuhan air untuk pemeliharaan atau penggelontoran sungai ( m3/thn) Kebutuhan air untuk pemeliharaan atau penggelontoran sungai (330 lt/kapita/hari)
kebutuhan air untuk keperluan pemelih
III Kebutuhan Air Untuk Perikanan (
Daerah studi merupakan daerah pesisir pantai, sehingga areal tanah yang langsung berbatasan dengan pantai hampir seluruhnya dimanfaatkan untuk areal tambak
kebutuhan air untuk perikanan ditentukan sesuai dengan studi yang dilakukan oleh FIDP ( dan IWRD). Ditetapkan bahwa untuk kedalaman kolam ikan kurang lebih 70 cm, banyaknya air yang dibutuhkan per hektar adalah 35 sampai 40 mm/hari,
pengaliran/pembilasan. Namun karena air tersebut tidak langsung dibuang, tetapi kembali lagi, maka besarnya kebutuhan air untuk perikanan yang diperlukan hanya sekitar 1/5 hingga 1/6 dari
kebutuhan air yang seharusnya, dan ditetapkan sebesar 7 mm/hari/ha.
Kebutuhan air untuk perikanan selanjutnya dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut :
Qfp Dimana :
Q(fp) = Kebutuhan air untuk perikanan ( m
Q(fp) = Kebutuhan air untuk pembilasan ( 7 mm/hari/ha) A(fp) = Luas kolam/tambak/empang ikan ( ha)
IV. Kebutuhan Air Untuk Industri
Besarnya kebutuhan air industri dihitung berdasarkan jumlah karyawan industri dan konsumsi pemakaian air per karyawan per hari.
jumlah karyawan industri per kabupaten dengan penduduk kabupaten dikalikan jumlah pendu pada suatu DPS.
V. Kebutuhan Air Untuk Irigasi
Kebutuhan air irigasi diperkirakan dari perkalian antara luas lahan yang diairi dengan kebutuhan kebutuhan air irigasi ( lt/dt/ha ) dalam satu tahun. Dengan pertimbangan iklim regional yang terdiri dari dua musim ( penghujan dan kemarau ), maka perhitungan air irigasi dibuat dalam periode bulanan. Kebutuhan air irigasi dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu :
1. Evapotranspirasi acuan ( ETo )
2. Kebutuhan air konsumtif tanaman ( Etc ) 3. Kebutuhan air untuk penyiapan lahan ( IR ) 4. Kebutuhan air untuk penggantian lapisan air ( RW )
kebutuhan air untuk keperluan pemeliharaan sungai adalah sebesar 66.242,64 m
Kebutuhan Air Untuk Perikanan (Fish Pond)
Daerah studi merupakan daerah pesisir pantai, sehingga areal tanah yang langsung berbatasan dengan pantai hampir seluruhnya dimanfaatkan untuk areal tambak ikan. Estimasi besarnya kebutuhan air untuk perikanan ditentukan sesuai dengan studi yang dilakukan oleh FIDP ( dan IWRD). Ditetapkan bahwa untuk kedalaman kolam ikan kurang lebih 70 cm, banyaknya air yang dibutuhkan per hektar adalah 35 sampai 40 mm/hari, air tersebut nantinya akan digunakan untuk pengaliran/pembilasan. Namun karena air tersebut tidak langsung dibuang, tetapi kembali lagi, maka besarnya kebutuhan air untuk perikanan yang diperlukan hanya sekitar 1/5 hingga 1/6 dari
rusnya, dan ditetapkan sebesar 7 mm/hari/ha.
Kebutuhan air untuk perikanan selanjutnya dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai
= 365 x x { q (fp) / 1.000 } x A (fp) x 10.000
Kebutuhan air untuk perikanan ( m3/th)
Kebutuhan air untuk pembilasan ( 7 mm/hari/ha) Luas kolam/tambak/empang ikan ( ha)
Kebutuhan Air Untuk Industri
air industri dihitung berdasarkan jumlah karyawan industri dan konsumsi pemakaian air per karyawan per hari. Jumlah karyawan industri dihitung berdasarkan perbandingan jumlah karyawan industri per kabupaten dengan penduduk kabupaten dikalikan jumlah pendu
Kebutuhan Air Untuk Irigasi
Kebutuhan air irigasi diperkirakan dari perkalian antara luas lahan yang diairi dengan kebutuhan kebutuhan air irigasi ( lt/dt/ha ) dalam satu tahun. Dengan pertimbangan iklim regional yang terdiri dua musim ( penghujan dan kemarau ), maka perhitungan air irigasi dibuat dalam periode bulanan. Kebutuhan air irigasi dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu :
Evapotranspirasi acuan ( ETo )
Kebutuhan air konsumtif tanaman ( Etc ) penyiapan lahan ( IR ) Kebutuhan air untuk penggantian lapisan air ( RW )
araan sungai adalah sebesar 66.242,64 m3/tahun.
Daerah studi merupakan daerah pesisir pantai, sehingga areal tanah yang langsung berbatasan ikan. Estimasi besarnya kebutuhan air untuk perikanan ditentukan sesuai dengan studi yang dilakukan oleh FIDP ( dan IWRD). Ditetapkan bahwa untuk kedalaman kolam ikan kurang lebih 70 cm, banyaknya air yang
air tersebut nantinya akan digunakan untuk pengaliran/pembilasan. Namun karena air tersebut tidak langsung dibuang, tetapi kembali lagi, maka besarnya kebutuhan air untuk perikanan yang diperlukan hanya sekitar 1/5 hingga 1/6 dari
Kebutuhan air untuk perikanan selanjutnya dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai
air industri dihitung berdasarkan jumlah karyawan industri dan konsumsi Jumlah karyawan industri dihitung berdasarkan perbandingan jumlah karyawan industri per kabupaten dengan penduduk kabupaten dikalikan jumlah penduduk
Kebutuhan air irigasi diperkirakan dari perkalian antara luas lahan yang diairi dengan kebutuhan kebutuhan air irigasi ( lt/dt/ha ) dalam satu tahun. Dengan pertimbangan iklim regional yang terdiri dua musim ( penghujan dan kemarau ), maka perhitungan air irigasi dibuat dalam periode
5. Perkolasi ( P ) 6. Hujan ( ER )
7. Efisiensi irigasi ( IE )
8. Luas areal irigasi dan pola tanam ( A )
Besarnya kebutuhan air irigasi dihitung menurut persamaan berikut ini :
( Etc + I
Kebutuhan air irigasi =
1. Evapotranspirasi Acuan
Perhitungan evapotranspirasi acuan untuk Daerah Study dihitung dengan menggunakan metode Penman Modifikasi yang disederhanakan.
2. Kebutuhan Air Konsumtif ( Etc ) Evapotranspirasi konsumtif (
kehilangan air melalui tanah dan tanaman dan dapat diasumsikan sebagai kebutuhan air tanaman dan biasa disebut sebagai evapontranspirasi tanaman. Besarnya Etc ditentukan sebagai berikut :
Etc = ETo . kc Dimana :
ETo = evapotranspirasi referensi Kc = koefisien tanaman Koefisien tanaman berbeda
lingkungan ( kelembaban ) setempat. Dalam study ini koefisien tanaman menurut penelitian Prosida/Nedeco dan FAO, seperti Tabel
3. Kebutuhan air untuk penyiapan lahan ( IR )
Kebutuhan air untuk penyiapan lahan umumnya adalah menentukan kebutuhan air maksimal air irigasi. Untuk perhitungan kebutuhan air tersebut digunakan metode yang dikembangkan oleh Van de Goor dan Zijlstra yaitu :
IR = M { ek / ( ek – 1 ) } Dimana :
IR = Kebutuhan air irigasi tingkat sawah
M = Kebutuhan air untuk mengganti kehilangan akibat evaporasi dan perkolasi = Eo + P ; ( Eo = 1,1 ; P = perkolasi )
ek = M x ( T/S )
T = jangka waktu penyiapan lahan ( hari )
S = kebutuhan air untuk penjenuhan di tambah lapisan air 50 mm Luas areal irigasi dan pola tanam ( A )
Besarnya kebutuhan air irigasi dihitung menurut persamaan berikut ini : ( Etc + IR + RW – P – ER )
--- IE
Evapotranspirasi Acuan
Perhitungan evapotranspirasi acuan untuk Daerah Study dihitung dengan menggunakan metode disederhanakan.
Kebutuhan Air Konsumtif ( Etc )
Evapotranspirasi konsumtif ( Consimtive Evapotranspiration = Etc ) dan diartikan sebagai kehilangan air melalui tanah dan tanaman dan dapat diasumsikan sebagai kebutuhan air tanaman dan biasa disebut sebagai evapontranspirasi tanaman. Besarnya Etc ditentukan sebagai
evapotranspirasi referensi Kc = koefisien tanaman
Koefisien tanaman berbeda-beda menurut jenis tanaman, waktu, kondisi tanaman dan kondisi lingkungan ( kelembaban ) setempat. Dalam study ini koefisien tanaman menurut penelitian
FAO, seperti Tabel 5 - 13
Kebutuhan air untuk penyiapan lahan ( IR )
Kebutuhan air untuk penyiapan lahan umumnya adalah menentukan kebutuhan air maksimal air irigasi. Untuk perhitungan kebutuhan air tersebut digunakan metode yang dikembangkan oleh
Goor dan Zijlstra yaitu : 1 ) }
= Kebutuhan air irigasi tingkat sawah
= Kebutuhan air untuk mengganti kehilangan akibat evaporasi dan perkolasi = Eo + P ; ( Eo = 1,1 ; P = perkolasi )
= jangka waktu penyiapan lahan ( hari )
= kebutuhan air untuk penjenuhan di tambah lapisan air 50 mm
Perhitungan evapotranspirasi acuan untuk Daerah Study dihitung dengan menggunakan metode
= Etc ) dan diartikan sebagai kehilangan air melalui tanah dan tanaman dan dapat diasumsikan sebagai kebutuhan air tanaman dan biasa disebut sebagai evapontranspirasi tanaman. Besarnya Etc ditentukan sebagai
beda menurut jenis tanaman, waktu, kondisi tanaman dan kondisi lingkungan ( kelembaban ) setempat. Dalam study ini koefisien tanaman menurut penelitian
Kebutuhan air untuk penyiapan lahan umumnya adalah menentukan kebutuhan air maksimal air irigasi. Untuk perhitungan kebutuhan air tersebut digunakan metode yang dikembangkan oleh
Dalam perhitungan di gunakan T = 30 hari dan S = 250 mm untuk penyiapan padi pertama dan S = 200 mm untuk padi kedua.
Harga Koefisien Tanaman Menurut Umur Tanaman Bulan ke 0,5 0,5 1,0 1,5 2,0 2,5 3,0 3,5 4,0 Jagung atau 0,5 0,58 1,0 0,68 1,5 1,10 2,0 1,21 2,5 1,17 3,0 1,09 3,5 4,0 4,5 Sumber : F A O
4. Kebutuhan air untuk penggantian lapisan air ( RW )
Kebutuhan air untuk penggantian lapisan air ditetapkan berdasarkan KP / bulan selama dua bulan.
Dalam perhitungan di gunakan T = 30 hari dan S = 250 mm untuk penyiapan padi pertama dan S = 200 mm untuk padi kedua.
Tabel E - 13
Harga Koefisien Tanaman Menurut Umur Tanaman
NEDECO/PROSIDA F A O Varietas Biasa Varietas Unggul Varietas Biasa Padi Padi 1,20 1,20 1,10 1,20 1,27 1,10 1,32 1,33 1,10 1,40 1,30 1,10 1,35 1,30 1,10 1,24 0,00 1,05 1,12 0,00 0,95 0,00 0,00 0,00
Jagung atau Kc. Tanah
0,58 - 0,58 - 0,68 - 0,58 - 1,10 - 0,76 - 1,21 - 0,98 - 1,17 - 1,09 - 1,09 - 1,09 - - - 1,09 - - - 0,63 - - - 0,63 -
Kebutuhan air untuk penggantian lapisan air ( RW )
Kebutuhan air untuk penggantian lapisan air ditetapkan berdasarkan KP – / bulan selama dua bulan.
Dalam perhitungan di gunakan T = 30 hari dan S = 250 mm untuk penyiapan padi pertama dan
Harga Koefisien Tanaman Menurut Umur Tanaman F A O Varietas Unggul Padi 1,10 1,10 1,05 1,05 0,95 0,00 0,00 0,00 01 Irigasi, yaitu 50 mm
5. Perkolasi ( P )
Besarnya nilai perkolasi ditetapkan berdasarkan jenis tanah yang ada di Daerah Study dengan nilai perkiraan sebesar 2 mm / hari.
6. Hujan Efektif ( ER )
Untuk menghitung kebutuhan air tanaman p
hujan setengah bulanan diambil 70 % dari curah hujan minimum tengah bulan dengan periode ulang 5 tahun.
Dimana :
Re = Curah hujan efektif ( mm / hari )
R80 = Curah hujan ½ bulan dengan porbalitas 80% ( mm ) untuk tanaman padi R50 = Curah hujan ½ bulan dengan probalisasi 50% ( mm ) untuk tanaman palawija
Perhitungan besarnya curah hujan efektif ( Re ) untuk daerah irigasi yang ada di Daerah Study diambil dari data pencatatan curah hujan. Dari Tabel tersebut diurut dari kecil ke besar yang kemudian dicari urutan berapa nilai R
R 80 = N/5 + 1 → R50 = N/2 + 1 → N = Jumlah data
7. Efisiensi irigasi ( EI )
Efisiensi irigasi ( e ) adalah angka perbandingan dari jumlah debit air irigasi yang dipakai dengan jumlah debit air irigasi yang dialirkan dan dinyatakan dalam proses ( % ). Untuk tujuan
perencanaan, dianggap seperempat atau sepertiga dari jumlah air yang diambil akan hilang sebelum air itu sampai di sawah. Kehilangan ini disebabkan oleh kegiatan eksploitasi, evaporasi dan rembesan. Efesiensi irigasi keseluruhan rata
itu kebutuhan bersih air di sawah.
( NFR ) harus dibagi efisiensi irigasi untuk memperoleh jumlah air yang dibutuhkan di intake. Dalam studi ini kehilangan air diambil sebagai berikut :
1. Saluran tersier = 2. Saluran sekunder = 3. Saluran utama =
Efisiensi secara keseluruhan dihitung sebagai berikut : efisiensi jaringan tersier x efisiensi jaringan sekunder x efisien
pelaksanaan pekerjaan diambil
Besarnya nilai perkolasi ditetapkan berdasarkan jenis tanah yang ada di Daerah Study dengan nilai perkiraan sebesar 2 mm / hari.
Untuk menghitung kebutuhan air tanaman padi dan palawija, curah hujan efektif adalah curah hujan setengah bulanan diambil 70 % dari curah hujan minimum tengah bulan dengan periode
Re = 0,7/15 . R80 atau 0,7/15 . R50
= Curah hujan efektif ( mm / hari )
Curah hujan ½ bulan dengan porbalitas 80% ( mm ) untuk tanaman padi = Curah hujan ½ bulan dengan probalisasi 50% ( mm ) untuk tanaman palawija
Perhitungan besarnya curah hujan efektif ( Re ) untuk daerah irigasi yang ada di Daerah Study dari data pencatatan curah hujan. Dari Tabel tersebut diurut dari kecil ke besar yang kemudian dicari urutan berapa nilai R80 dan R50 dengan persamaan sebagai berikut :
untuk tanaman padi untuk tanaman palawija
Efisiensi irigasi ( e ) adalah angka perbandingan dari jumlah debit air irigasi yang dipakai dengan jumlah debit air irigasi yang dialirkan dan dinyatakan dalam proses ( % ). Untuk tujuan
perencanaan, dianggap seperempat atau sepertiga dari jumlah air yang diambil akan hilang sebelum air itu sampai di sawah. Kehilangan ini disebabkan oleh kegiatan eksploitasi, evaporasi dan rembesan. Efesiensi irigasi keseluruhan rata-rata berkisar antara 59%
itu kebutuhan bersih air di sawah.
( NFR ) harus dibagi efisiensi irigasi untuk memperoleh jumlah air yang dibutuhkan di intake. Dalam studi ini kehilangan air diambil sebagai berikut :
= 20%, sehingga efisiensi ≈ 80% 10%, sehingga efisiensi ≈ 90% Saluran utama = 10%, sehingga efisiensi ≈ 90%
Efisiensi secara keseluruhan dihitung sebagai berikut : efisiensi jaringan tersier x efisiensi jaringan sekunder x efisiensi jaringan primer, sehingga efisiensi irigasi secara keseluruhan dalam pelaksanaan pekerjaan diambil ≈ 65%
Besarnya nilai perkolasi ditetapkan berdasarkan jenis tanah yang ada di Daerah Study dengan
adi dan palawija, curah hujan efektif adalah curah hujan setengah bulanan diambil 70 % dari curah hujan minimum tengah bulan dengan periode
Curah hujan ½ bulan dengan porbalitas 80% ( mm ) untuk tanaman padi = Curah hujan ½ bulan dengan probalisasi 50% ( mm ) untuk tanaman palawija
Perhitungan besarnya curah hujan efektif ( Re ) untuk daerah irigasi yang ada di Daerah Study dari data pencatatan curah hujan. Dari Tabel tersebut diurut dari kecil ke besar yang
dengan persamaan sebagai berikut :
Efisiensi irigasi ( e ) adalah angka perbandingan dari jumlah debit air irigasi yang dipakai dengan jumlah debit air irigasi yang dialirkan dan dinyatakan dalam proses ( % ). Untuk tujuan – tujuan