• Tidak ada hasil yang ditemukan

Penyelidikan Geologi Bawah Permukaan

Dalam dokumen e. Pendekatan Metodologi Dan Program Kerja (Halaman 57-64)

dengan kedalaman masing-masing titik adalah 20 meter (pada abutment kanan , tengah as

dan bagian hulu embung ) dan test pit sebanyak 3 buah di daerah lokasi. Pemboran inti. Test pit dilakukan untuk mengetahui jenis lapisan tanah dan batuan secara jelas dan terperinci baik sifat fisik maupun mekanik pada lokasi rencana as embung dan q

D.2113 – 70, ASSHO T.225 –

I Peralatan

Penyelidikan pengeboran inti menggunakan mesin bor tipe hidrolis dengan pemutar spindle, peralatan tersebut terdiri dari :

a. Mesin bor hidrolis

Metode penelitian geologi permukaan secara elosed traverse, sehingga semua daerah tidak terlewatkan. Dalam penilitian dilakukan pemetaan batas-batas batuan, aendapan alluvial, tallus, soil penutup (pelapukan) dan kekar-kekar serta patahan-patahan disertai jurus dan kemiringannya. Dokumentasi diambil pada setiap jenis batuan yang tersingkap yang mewakili, patahan (bidang patahan), rekahan atau kekar dan mata air serta bentang alam.

Penyelidikan geologi dilakukan dengan pemetaan geologi permukaan yang meliputi aspek geomorfologi, stratigrafi (jenis-jenis batuan penyusunnya) dan struktur geologi.

Geomorfologi ditinjau untuk mengetahui pola alur, bentuk lokasi as dan daerah genangan, bentuk as dalam kaitannya dengan tipe tanggul yang cocok serta kemantapan lereng di daerah genangan maupun di lokasi as.

Jenis batuan ditinjau untuk mengetahui jenis sifat batuan terutama dalam kaitaannya dengan daya dukung, kemantapan lereng, permeabilitas dan kemungkinan adanya kebocoran. Stratigrafi ditinjau urutan lapisan batuan yang ada di daerah penyelidikan dengan tujuan untuk dapat mengetahui kedalaman batuan keras/batuan dasar, dalam kaitannya untuk menentukan

ndasi.

Struktur geologi ditinjau melalui pengamatan dan pengukuran gejala sturktur geologi yang ada dilapangan untuk mengetahui kemungkinan adanya patahan-patahan atau kekar

memungkinkan terjadinya kebocoran atau rembesan, serta pengaruh terhad

Penyelidikan Geologi Bawah Permukaan

Penyelidikan geologi bawah permukaan dengan menggunakan metode pemboran inti dengan 3 titik masing titik adalah 20 meter (pada abutment kanan , tengah as

dan bagian hulu embung ) dan test pit sebanyak 3 buah di daerah lokasi. Pemboran inti. Test pit dilakukan untuk mengetahui jenis lapisan tanah dan batuan secara jelas dan terperinci baik sifat fisik maupun mekanik pada lokasi rencana as embung dan quarry, sehingga, memenuhi standar ASTM

68, BS 4019.

Penyelidikan pengeboran inti menggunakan mesin bor tipe hidrolis dengan pemutar spindle, peralatan tersebut terdiri dari :

Metode penelitian geologi permukaan secara elosed traverse, sehingga semua daerah tidak batas batuan, aendapan alluvial, tallus, soil patahan disertai jurus dan kemiringannya. Dokumentasi diambil pada setiap jenis batuan yang tersingkap yang mewakili, patahan (bidang

pemetaan geologi permukaan yang meliputi aspek-aspek jenis batuan penyusunnya) dan struktur geologi.

Geomorfologi ditinjau untuk mengetahui pola alur, bentuk lokasi as dan daerah genangan, bentuk as dalam kaitannya dengan tipe tanggul yang cocok serta kemantapan

Jenis batuan ditinjau untuk mengetahui jenis sifat batuan terutama dalam kaitaannya dengan daya kemungkinan adanya kebocoran. Stratigrafi ditinjau urutan lapisan batuan yang ada di daerah penyelidikan dengan tujuan untuk dapat mengetahui kedalaman batuan keras/batuan dasar, dalam kaitannya untuk menentukan

Struktur geologi ditinjau melalui pengamatan dan pengukuran gejala sturktur geologi yang ada patahan atau kekar-kekar yang memungkinkan terjadinya kebocoran atau rembesan, serta pengaruh terhadap kestabilan dan

Penyelidikan geologi bawah permukaan dengan menggunakan metode pemboran inti dengan 3 titik masing titik adalah 20 meter (pada abutment kanan , tengah as embung dan bagian hulu embung ) dan test pit sebanyak 3 buah di daerah lokasi. Pemboran inti. Test pit dilakukan untuk mengetahui jenis lapisan tanah dan batuan secara jelas dan terperinci baik sifat fisik uarry, sehingga, memenuhi standar ASTM

b. Stan bor (panjang 3m, diameter luar 60,4 dan diameter dalam 50,8 mm)

c. Casing (pipa pelindung dengan panjang 1m sampai dengan 2 m, diameter luar 88,9 mm dan diameter dalam 77,8 mm.

d. Mesin Penggerak

e. Core barrel (single, daouble, triple), mata bor (tungsten atau intan luar 74, 70 mm dan diameter dalam 54,70mm.

f. Pompa (Pompa piston bertekanan kapasitas lebih dari 100lt/min dan tekanan maksimum lebih dari 15 kg/cm2).

g. Peralatan uji bertekanan / uji permeabilitas (single packer karet mekani meter, manometer dan stop watch).

II. Metode

Penyelidikan ini dilakukan untuk mengetahui kondisi batuan bawah permukaan pada lokasi rencana embung, yang memenuhi standar ASTM D.2113

Singgle core barrel digunakan untuk pengeboran soil atau batuan lepas dengan metode pengeboran kering guna menjaga keutuhan contoh, untuk double core barrel atau triple core (dalam kondisi kusus) digunakan dalam pengeboran batuan dengan mata bor tungsten atau intan dan denga metode air sirkulasi dengan air bersih.

III. Kegiatan Penyelidikan Pengeboran Meliputi

A. Penyimpanan Contoh Core (Batuan Inti)

Hasil pengeboran disimpan dalam kota kayu disusun sesuai urutan kedalam batuan denga ukuran dalam kota lebar 0,5m dan panjang 1,00m, yang terdiri dari lima baris dengan ukuran sesuai besar core sehingga batuan tidak mudah berubah posisi pada saat diangkat

contoh tanah atau batuan lepas dimasukkan kedalam katong plastic yang tembus pandang. tiap-tiap jalur diberi kode kedalaman dan pada tutup dicantumkan :

1). Nama Proyek 2). Nama Lokasi

3). Nomor titik lubang bor 4). Kedalaman pengeboran 5). Tanggal pengeboran.

B. Pencatatan Hasil Pengeboran

Diskripsi core Contoh yang dituangkan dalam bor log berisi informasi selama dalam proses pengeboran yaitu :

1). Nama proyek dan lokasi 2). Nama konsultan dan elient 3). Nomor lobang bor

g 3m, diameter luar 60,4 dan diameter dalam 50,8 mm)

Casing (pipa pelindung dengan panjang 1m sampai dengan 2 m, diameter luar 88,9 mm dan diameter dalam 77,8 mm.

Core barrel (single, daouble, triple), mata bor (tungsten atau intan) tipe NX berukuran diameter luar 74, 70 mm dan diameter dalam 54,70mm.

Pompa (Pompa piston bertekanan kapasitas lebih dari 100lt/min dan tekanan maksimum lebih

Peralatan uji bertekanan / uji permeabilitas (single packer karet mekani meter, manometer dan stop watch).

Penyelidikan ini dilakukan untuk mengetahui kondisi batuan bawah permukaan pada lokasi rencana embung, yang memenuhi standar ASTM D.2113 – 70, ASSHO T.225 – 68, BS 4019.

digunakan untuk pengeboran soil atau batuan lepas dengan metode pengeboran kering guna menjaga keutuhan contoh, untuk double core barrel atau triple core (dalam kondisi kusus) digunakan dalam pengeboran batuan dengan mata bor tungsten atau intan dan denga metode air sirkulasi dengan air bersih.

Kegiatan Penyelidikan Pengeboran Meliputi

Penyimpanan Contoh Core (Batuan Inti)

Hasil pengeboran disimpan dalam kota kayu disusun sesuai urutan kedalam batuan denga ukuran dalam kota lebar 0,5m dan panjang 1,00m, yang terdiri dari lima baris dengan ukuran sesuai besar core sehingga batuan tidak mudah berubah posisi pada saat diangkat untuk dipindahkan. Untuk contoh tanah atau batuan lepas dimasukkan kedalam katong plastic yang tembus pandang.

tiap jalur diberi kode kedalaman dan pada tutup dicantumkan :

pengeboran

Pencatatan Hasil Pengeboran

Diskripsi core Contoh yang dituangkan dalam bor log berisi informasi-informasi atau parameter selama dalam proses pengeboran yaitu :

Nama proyek dan lokasi Nama konsultan dan elient

Casing (pipa pelindung dengan panjang 1m sampai dengan 2 m, diameter luar 88,9 mm dan

) tipe NX berukuran diameter

Pompa (Pompa piston bertekanan kapasitas lebih dari 100lt/min dan tekanan maksimum lebih

Peralatan uji bertekanan / uji permeabilitas (single packer karet mekanik /pompa, water flow

Penyelidikan ini dilakukan untuk mengetahui kondisi batuan bawah permukaan pada lokasi rencana 68, BS 4019.

digunakan untuk pengeboran soil atau batuan lepas dengan metode pengeboran kering guna menjaga keutuhan contoh, untuk double core barrel atau triple core (dalam kondisi kusus) digunakan dalam pengeboran batuan dengan mata bor tungsten atau intan dan dengan

Hasil pengeboran disimpan dalam kota kayu disusun sesuai urutan kedalam batuan denga ukuran dalam kota lebar 0,5m dan panjang 1,00m, yang terdiri dari lima baris dengan ukuran sesuai besar untuk dipindahkan. Untuk contoh tanah atau batuan lepas dimasukkan kedalam katong plastic yang tembus pandang. Pada

4). Tanggal mulai dan selesai pengeboran 5). Koordinat dan elevasi lobang bor

6). Tipe core barrel dan mata bor yang dipakai 7). Kedalaman dan diameter casing yang dipakai 8). Core revovery, RQD

9). Kedalaman muka air tanah

10). Klasifikasi batuan (kekerasan, core, shape and join interval serta tingkat pelapukan dan alterasi).

11). Kedalalaman dan hasil dari insitu test

12). Rembesan atau leakage selama proses pengeboran

13). Waktu kemajuan (unit : min) dan panjang kemajuan (unit cm).

C. Dokumentasi Contoh Bantuan Inti

Gambar diambil pada saat kondisi core masih segar dan semua informasi terekam dalam satu lembar gambar core, informasi tersebut adalah :

1). Nomor lobang bor 2). Kedalaman lobang bor

3). Setiap baris terdapat posisi keda

D. Klasifikasi Geoteknik Batuan

Klasifikasi jenis tanah (soil) untuk geologi teknik didasarkan pada klasfikasi Unified Soil Classsification, ASSHTO/ASTM soil classification, klasifikasi jenis batuan untuk geologi teknik didasarkan pada klassifikasi Criepi dan Dr. K. Kikuci, Mr. K. Saito & Mr. Kusunoki, ICOLD, May, 1982.

tersebut terdapat 4 parameter yaitu : rock class, hardness, core shepe and joing interval serta weathering and alterration atau menggunakan klasifikasi bieniawaski

E. Pengukuran Muka Air Tanah

Kedalaman muka air tanah pada lobang bor diukur setiap hari dengan alat electric sounding measurement sebelum dan sesudah proses pengeboran serta dicatat dalam laporan harian.

F. Pemberian Patok Lobang Bor

Setelah pengeboran selesai setiap lobang bor pada lokasi rencana embung diberi patok beton yang sebelumnya diberi instalasi pipa PVC (jika diperlukan) sesuaikan kedalaman lobang bor atau kedalaman air tanah guna pengukuran muka air tanah. Ukuran

adalah :

1). Berukuran 30 x 30 x 10 cm.

2). Bertanda kedalaman dan nomor lobang bor Tanggal mulai dan selesai pengeboran Koordinat dan elevasi lobang bor

Tipe core barrel dan mata bor yang dipakai Kedalaman dan diameter casing yang dipakai

Kedalaman muka air tanah

fikasi batuan (kekerasan, core, shape and join interval serta tingkat pelapukan dan

Kedalalaman dan hasil dari insitu test

Rembesan atau leakage selama proses pengeboran

Waktu kemajuan (unit : min) dan panjang kemajuan (unit cm).

Dokumentasi Contoh Bantuan Inti

Gambar diambil pada saat kondisi core masih segar dan semua informasi terekam dalam satu lembar gambar core, informasi tersebut adalah :

Setiap baris terdapat posisi kedalaman

Klasifikasi Geoteknik Batuan

Klasifikasi jenis tanah (soil) untuk geologi teknik didasarkan pada klasfikasi Unified Soil Classsification, ASSHTO/ASTM soil classification, klasifikasi jenis batuan untuk geologi teknik didasarkan pada

Criepi dan Dr. K. Kikuci, Mr. K. Saito & Mr. Kusunoki, ICOLD, May, 1982.

tersebut terdapat 4 parameter yaitu : rock class, hardness, core shepe and joing interval serta weathering and alterration atau menggunakan klasifikasi bieniawaski, 1973 dan skala Nespak, 1975

Pengukuran Muka Air Tanah

Kedalaman muka air tanah pada lobang bor diukur setiap hari dengan alat electric sounding measurement sebelum dan sesudah proses pengeboran serta dicatat dalam laporan harian.

Lobang Bor

Setelah pengeboran selesai setiap lobang bor pada lokasi rencana embung diberi patok beton yang sebelumnya diberi instalasi pipa PVC (jika diperlukan) sesuaikan kedalaman lobang bor atau kedalaman air tanah guna pengukuran muka air tanah. Ukuran dan inisial patok beton tersebut

Berukuran 30 x 30 x 10 cm.

Bertanda kedalaman dan nomor lobang bor

fikasi batuan (kekerasan, core, shape and join interval serta tingkat pelapukan dan

Gambar diambil pada saat kondisi core masih segar dan semua informasi terekam dalam satu lembar

Klasifikasi jenis tanah (soil) untuk geologi teknik didasarkan pada klasfikasi Unified Soil Classsification, ASSHTO/ASTM soil classification, klasifikasi jenis batuan untuk geologi teknik didasarkan pada Criepi dan Dr. K. Kikuci, Mr. K. Saito & Mr. Kusunoki, ICOLD, May, 1982. Dalam Klassifikasi tersebut terdapat 4 parameter yaitu : rock class, hardness, core shepe and joing interval serta , 1973 dan skala Nespak, 1975

Kedalaman muka air tanah pada lobang bor diukur setiap hari dengan alat electric sounding measurement sebelum dan sesudah proses pengeboran serta dicatat dalam laporan harian.

Setelah pengeboran selesai setiap lobang bor pada lokasi rencana embung diberi patok beton yang sebelumnya diberi instalasi pipa PVC (jika diperlukan) sesuaikan kedalaman lobang bor atau dan inisial patok beton tersebut

No. Lokasi

1 Embung

Total Kedalaman Pengeboran

IV In-Site Test

A. Standart Penetration Test (SPT)

Test ini dilakukan setiap interval kedalaman 2 m sampai 3 m dan atau setiap pergantian jenis perlapisan tanah.

1. Peralatan

Peralatan yang digunakan untuk uji penetrasi standar adalah :

1. Auomatic Drive Hamme” Assembly,

satu kesatuan yang dari batang penghantar, hammer (berat 63,5 kg) dan knoking head.

2. Split Spoon Sampler (tabung S

inchi dan diameter dalam 1 3/8 inchi, tabung SPT ini terdiri dari batang tabung, kepala tabung dan sepatu tabung.

2. Metode

Lobang bor yang telah dibersihkan dasarnya, automatic drive hammer

dimasukkan dalam lobang bor sehingga menyentuh dasar lobang bor, dengan bantuan mesin bor hammer diangkat secara otomatis pada ketinggian 75 cm akan jatuh bebas menumbuk knocing head, jumlah tumbukan untuk setiap 15 cm tabung

adalah N1 + N3.

Tabung SPT diangkat isi dalam tabung merupakan sample terganggu, dimasukkan dalam kantong plastic transparan dan ditaruh dalam posisi kedalaman dalam core box.

B. Permeabilitas

1. Packer (Pressure Test)

Uji permeabilitas atau legion dilaksanakan pada setiap lobang bor kecuali pada lokasi guarry dengan interval test kedalaman 5 m yang mencakup seluruh kedalaman lobang bor, kecuali 1.5 m dibawah permukaan tanah.

Tabel 5 – 23 Distribusi Pemboran Inti

Lokasi No. Bore Hole Kedalaman (m)

BH – 01 20

BH – 02 20

BH - 03 20

Total Kedalaman Pengeboran 60

Standart Penetration Test (SPT)

Test ini dilakukan setiap interval kedalaman 2 m sampai 3 m dan atau setiap pergantian jenis

digunakan untuk uji penetrasi standar adalah :

Auomatic Drive Hamme” Assembly, peralatan ini telah disetel sedimikian sehingga merupakan

satu kesatuan yang dari batang penghantar, hammer (berat 63,5 kg) dan knoking head.

Split Spoon Sampler (tabung SPT), peralatan ini berukuran panjang 32 inchi, diameter luar 2 inchi dan diameter dalam 1 3/8 inchi, tabung SPT ini terdiri dari batang tabung, kepala tabung

Lobang bor yang telah dibersihkan dasarnya, automatic drive hammer dan asesorisnya dipasang atau dimasukkan dalam lobang bor sehingga menyentuh dasar lobang bor, dengan bantuan mesin bor hammer diangkat secara otomatis pada ketinggian 75 cm akan jatuh bebas menumbuk knocing head, jumlah tumbukan untuk setiap 15 cm tabung SPT masuk dicatat, yaitu N1, N

Tabung SPT diangkat isi dalam tabung merupakan sample terganggu, dimasukkan dalam kantong plastic transparan dan ditaruh dalam posisi kedalaman dalam core box.

(Pressure Test)

Uji permeabilitas atau legion dilaksanakan pada setiap lobang bor kecuali pada lokasi guarry dengan interval test kedalaman 5 m yang mencakup seluruh kedalaman lobang bor, kecuali 1.5 m dibawah

Kedalaman Posisi

Kanan Tengah

Kiri

Test ini dilakukan setiap interval kedalaman 2 m sampai 3 m dan atau setiap pergantian jenis

peralatan ini telah disetel sedimikian sehingga merupakan satu kesatuan yang dari batang penghantar, hammer (berat 63,5 kg) dan knoking head.

peralatan ini berukuran panjang 32 inchi, diameter luar 2 inchi dan diameter dalam 1 3/8 inchi, tabung SPT ini terdiri dari batang tabung, kepala tabung

dan asesorisnya dipasang atau dimasukkan dalam lobang bor sehingga menyentuh dasar lobang bor, dengan bantuan mesin bor hammer diangkat secara otomatis pada ketinggian 75 cm akan jatuh bebas menumbuk knocing head, , N2 dan SPT adalah N

Tabung SPT diangkat isi dalam tabung merupakan sample terganggu, dimasukkan dalam kantong

Uji permeabilitas atau legion dilaksanakan pada setiap lobang bor kecuali pada lokasi guarry dengan interval test kedalaman 5 m yang mencakup seluruh kedalaman lobang bor, kecuali 1.5 m dibawah

a. Peralatan

• Water Flow meter

• Mesin pompa bertekanan kemampuan lebih dari 100 lt/min dan tekanan maksimum lebih dari 15 m dibawah permukaan tanah.

• Electric sounding mesurement

b. Formula

• Constant Head

Test ini diterapkan untuk pengujian permebilitas dari dasar lubang bor dan a

suatu interval kedalaman teretantu dengan menuangkan air kedalam lobang bor pada suatu posisi muka air tertentu. Dicatat rata

waktu tidak kurang dari 10 menit.

Koefisien Permeabilitas dapat diperoleh dengan rumus :

K = Q --- 2,75.D.H K = Q ---2 . π . L . H Keterangan :

K = Koefisien permebilitas (cm/det) Q = Debit rata-rata (cm

L = Panjang interval terukur (cm) H = diameter lubang bor (cm) R = Jari – jari lobang bor (cm)

• Falling Head Test ini dilakukan

kemudian dicatat penurunan muka air per satuan waktu.

K = r ---

4 x t

Keterangan :

K = Koefisien permeabilitas (cm/det) t = Interval waktu (sec)

h1 = Kedalaman awal muka air tanah (cm)

h2 = Kedalaman muka air Tanah setelah t detik (cm) r = Jari-jari lobang bor (cm).

Mesin pompa bertekanan kemampuan lebih dari 100 lt/min dan tekanan maksimum lebih dari 15 m dibawah permukaan tanah.

Electric sounding mesurement

Test ini diterapkan untuk pengujian permebilitas dari dasar lubang bor dan a

suatu interval kedalaman teretantu dengan menuangkan air kedalam lobang bor pada suatu posisi muka air tertentu. Dicatat rata-rata banyaknya air yang dituangkan dalam waktu tidak kurang dari 10 menit.

Permeabilitas dapat diperoleh dengan rumus :

atau K = Q Untuk pengukuran langusn ke dasar --- 5,5 r.H ln

(

L +

√(

1 +

(

L

)

2 --- --- --- . L . H D D

K = Koefisien permebilitas (cm/det) rata (cm3 / det) L = Panjang interval terukur (cm) H = diameter lubang bor (cm)

jari lobang bor (cm)

dengan cara menuangkan air kedalam lobang bor hingga penuh kemudian dicatat penurunan muka air per satuan waktu.

log [ h1

] ----

h2

K = Koefisien permeabilitas (cm/det) t = Interval waktu (sec)

= Kedalaman awal muka air tanah (cm)

= Kedalaman muka air Tanah setelah t detik (cm) jari lobang bor (cm).

Mesin pompa bertekanan kemampuan lebih dari 100 lt/min dan tekanan maksimum lebih

Test ini diterapkan untuk pengujian permebilitas dari dasar lubang bor dan atau untuk suatu interval kedalaman teretantu dengan menuangkan air kedalam lobang bor pada rata banyaknya air yang dituangkan dalam

Untuk pengukuran

)

(2) Untuk pengukuran panjang tertentu

IV Kegempaan dan Seimistas

Analisis kegempaan dan seismistas dilakukan dengan mengumpulkan data gempa dan zona seismik untuk lokasi penyelidikan. Lihat gambar 2.1.

Perhitungan koefisien gempa dilakukan dengan mengacu pada formula yang diberikan oleh Litbang Pengairan.

Kh = ad/g

Ad = b1 x ( ac x Z )b2

V Eksplorasi Bahan Bangunan

Material konstruksi yang diperlukan dalam pembangunan embung terdiri 1). Material timbunan kedap air digunakan untuk inti embung

2). Material timbunan semi kedap air digunakan untuk urugan secara umum 3). Material batuan (quarry) untuk pasangan batu, rip

4). Material pasir dan kerikil untuk beton dan filter

A. Peralatan

1). Kompas Geologi 2). Palu geologi 3). Keranjang

4). Cangkul, skop, linggis, belicong 5). Cairan HCL 0,1 N

6). Peta Geologi Regional Skala 1 : 250.000 7). Peta Rupa Bumi Skala 1 : 50.000

8). Alat tulis (busur, penggaris, pensil, buku catatan, 9). Plastik Contoh, tabung Contoh

10). Kamera

Kegempaan dan Seimistas

Analisis kegempaan dan seismistas dilakukan dengan mengumpulkan data gempa dan zona seismik penyelidikan. Lihat gambar 2.1.

Perhitungan koefisien gempa dilakukan dengan mengacu pada formula yang diberikan oleh Litbang

Keterangan :

Kh = Koefisien gempa horisontal Ad = percepatan gempa rencana (gal) g = percepatan gravitasi (980cm/dt

1 cm / det2

ac = percepatan gempa dasar (gal) Z = zona seismic

b1b2 = koefisien tipe pondasi

Eksplorasi Bahan Bangunan

Material konstruksi yang diperlukan dalam pembangunan embung terdiri dari : Material timbunan kedap air digunakan untuk inti embung

Material timbunan semi kedap air digunakan untuk urugan secara umum Material batuan (quarry) untuk pasangan batu, rip-rap

Material pasir dan kerikil untuk beton dan filter

Cangkul, skop, linggis, belicong

Peta Geologi Regional Skala 1 : 250.000 Peta Rupa Bumi Skala 1 : 50.000

Alat tulis (busur, penggaris, pensil, buku catatan, dll) Plastik Contoh, tabung Contoh

Analisis kegempaan dan seismistas dilakukan dengan mengumpulkan data gempa dan zona seismik

Perhitungan koefisien gempa dilakukan dengan mengacu pada formula yang diberikan oleh Litbang

percepatan gempa rencana (gal)

ravitasi (980cm/dt2 1 gal =

percepatan gempa dasar (gal)

dari :

B. Metode Sampling

Material konsturksi diambil dari uji sumuran pada setiap perubahan perlapisan sesuaiASTM D. 2488-69 (1972) terdiri dari :

1). Contoh terganggu :

Contoh ini diambil dari sumuran uji (test pit) atau dari lobang bor dengan dibungkus plastic transparan yang diberi label nomor tet pit, kedalaman, nama proyek dan tanggal pengambilan sebanyak

2). Contoh asli (tak terganggu) : Contoh ini diambil s

tipis dengan cara ditekan kedalam tanah secara hati

kemudian kedua belah ujungnmya ditutup dengan lilin atau paraffin agar kondisi alamiah tetap terjaga. Tabung ini diberi nomor tertpit, kedalaman, nama proyek dan tanggal pengambilan.

C. Metode Eksplorasi

Survey material konstruksi tersebut harus memenuhi perkiraan volume yang dibutuhkan dan dipetakan secara detail sehingga batas

dalam radius 500 sampai dengan 1000 m dari daerah rencana embung jika dalam radius tersebut hasil yang diperoleh baik kwalitas maupun kwantitas kurang maka daerah penyelidikan dapat diperluas hingga radius 2

dinding dengan jelas. Untuk mendapatkan contoh material konstruksi diperlukan metode eksplorasi yaitu

E.8.3.4 Test Pitting

Uji ini diperlukan untuk mengetahui ketebalan dan jenis lapisan dengan lebih dengan jelas, uji dilakukan dengan penggalian dengan ukuran 1.5 x 1.5m dengan 3 m atautelah sampai pada batuan keras, menembus muka air tanah dan dinding mudah runtuh.

Pendiskripsian masing-masing lapisan meliputi tebal, warna dan konsistensi. Sampel terganggu dan sample asli diambil pada setiap perubahan lapisan.

Informasi bahan bangunan yang dapat diberikan oleh pengamatan geologi yang diperlukan untuk pembangunan embung dan embung dilokasi

tanggul, pasir serta batu untuk pasangan ataupun untuk agregat beton.

a. Tanah Bahan Timbunan

Tanah bahan timbunan yang diperlukan adalah tanah yang berjenis clay plastis yang berasal dari pelapukan batuan dasar maupun batuan dasar yang terdiri atas clay, dicari pada lokasi terdekat dengan daerah tanggul.

Untuk mengetahui sifat tanah / mekanika tanah diamati secara visual dan pengujian secara

Dalam dokumen e. Pendekatan Metodologi Dan Program Kerja (Halaman 57-64)

Dokumen terkait