Pekerjaan survey dan pengukuran topografi yang harus dilakukan dalam studi ini meliputi : Setting out intersection point dan pengukuran polygon
ngukuran profil memanjang dan melintang
Perhitungan dan penggambaran
Metode Pelaksanaan Di lapangan
Pemasangan Patok Kayu dan Bench Mark
Batas pengukuran dari rencana as bangunan adalah 300 m ke arah hilir dan 200 m ke arah hulu. Pengukuran tampang melintang setiap jarak 50 m kecuali sekitar as bangunan
ke hulu dan ke hilir sepanjan 50 m. Patok kayu (PK) dimana pada bagian ujung atas diberi paku ng serta diberi nomor referensi serta dibuat sketsanya. Bench Mark (BM) akan dipasang di sebelah kanan dan kiri pada rencana as bangunan yang telah ditentukan pada tempat yang aman dan terletak di atas tanah yang keras. Bench Mark (BM) tersebut dibuat dari beton bertulang (
x 100 cm ) dengan baut bagian atasnya.
Pengukuran Poligon Utama
Pengukuran polygon dilakukan untuk mendapatkan koordinat titik kontrol yang selanjutnya dipakai sebagai kerangka peta.
Peta pengukuran polygon dilakukan dengan persyaratan : dengan pengukuran polygon tertutup.
Alat yang digunakan adalah theodolite T2 untuk pengukuran sudut dan jarak.
Pengamatan matahari dilakukan sebagai control pengukuran sudut horizontal selain sebagai
Pembacaan sudut dilakukan 2(dua) seri (B/LB/LB/B)
Kesalahan penutup sudut < 300 VN dengan N = jumlah titik polygon Kesalahan linier jarak < 1/10.000
Jika areal pengukuran terlalu luas atau berbentuk tidak teratur maka dibuat polygon cabang
Merupakan polygon terikat sempurna pada kedua ujungnya dengan titik polygon utama Alat yang digunakan adalah Theodolite T2
Pembacaan sudut dilakukan 1(satu) seri (B/LB)
Kesalahan penutup sudut < 10√N dengan N = jumlah titik polygon Kesalahan linier jarak < 1/10.000
Pekerjaan survey dan pengukuran topografi yang harus dilakukan dalam studi ini meliputi :
arah hilir dan 200 m ke arah hulu. bangunan diukur setiap 5 m ke hulu dan ke hilir sepanjan 50 m. Patok kayu (PK) dimana pada bagian ujung atas diberi paku nsi serta dibuat sketsanya. Bench Mark (BM) akan dipasang di yang telah ditentukan pada tempat yang aman dan terletak di atas tanah yang keras. Bench Mark (BM) tersebut dibuat dari beton bertulang (
Pengukuran polygon dilakukan untuk mendapatkan koordinat titik kontrol yang selanjutnya
Alat yang digunakan adalah theodolite T2 untuk pengukuran sudut dan jarak.
Pengamatan matahari dilakukan sebagai control pengukuran sudut horizontal selain sebagai
Jika areal pengukuran terlalu luas atau berbentuk tidak teratur maka dibuat polygon cabang
C. Pengukuran Sipat Datar
Pengukuran sipat datar dilakukan untuk mendapatkan elevasi titik pemasok dan control BM di lapangan, dengan ketentuan sebagai berikut : • Pengukuran harus melalui titik
• Pengukuran dilakukan pergi
• Alat ukur yang dipakai adalah waterpass tipe otomatis
• Pembacaan rambu ukur dilakukan pada 3(tiga) benang (Ba, Bt, Bb) dan memenuhi 2 Bt = Ba + Bb
• Kesalahan penutup beda tinggi harus lebih keci dalam Km.
D. Pengukuran Situasi Detail
Pengukuran situasi detail dimaksudkan untuk mendapatkan gambaran topografi pada rencana lokasi embung dan tempat
memakai alat theodolite T0.
2. Formula Yang dipergunakan untuk Topografi
A. Perataan Kerangka Tampang
Untuk mendapatkan hasil yang optimal dan teliti, maka dalam perhitungan dilakukan dengan metode perataan. Adapun dalam pelaksanaan perhitungan perataan dipilih dengan metode perataan Bowdit. Perhitungan Perataan Waterpass
Rumus-rumus perhitungan perataan waterpass yang dipakai sebagai berikut : h(n) = h’(n) = Σh = Σh’ = b = Dimana :
h(n) = Selisih tinggi antara titik n dan (n 1) diukur pergi BT(n) dan
BT(n-1) = Bacaan pada rambu diukur pergi h’(n) = Selisih tinggi antara titik n dan (n BT’(n) dan
BT’(n-1) = Bacaan pada rambu uku diukur pergi
L = Jarak pengukuran per seksi yang diukur pergi pulang b = Besarnya koreksi yang diberikan pada tiap
n = Jumlah titik
Pengukuran sipat datar dilakukan untuk mendapatkan elevasi titik-titik polygon rencana saluran pemasok dan control BM di lapangan, dengan ketentuan sebagai berikut :
Pengukuran harus melalui titik-titik polygon rencana saluran dan BM yang Pengukuran dilakukan pergi-pulang secara double stand
Alat ukur yang dipakai adalah waterpass tipe otomatis
Pembacaan rambu ukur dilakukan pada 3(tiga) benang (Ba, Bt, Bb) dan memenuhi 2 Bt = Ba
Kesalahan penutup beda tinggi harus lebih kecil dari 10√D mm, dengan D = jumlah jarak
Pengukuran Situasi Detail
Pengukuran situasi detail dimaksudkan untuk mendapatkan gambaran topografi pada rencana lokasi embung dan tempat-tempat lain yang dianggap perlu, dipakai metode tachimetri ser memakai alat theodolite T0.
Formula Yang dipergunakan untuk Perhitungan, Penggambaran dan Pengukuran
Perataan Kerangka Tampang
Untuk mendapatkan hasil yang optimal dan teliti, maka dalam perhitungan dilakukan dengan metode Adapun dalam pelaksanaan perhitungan perataan dipilih dengan metode perataan Bowdit. Perhitungan Perataan Waterpass
rumus perhitungan perataan waterpass yang dipakai sebagai berikut : BT(n) belakang - BT(n-1) muka
BT’(n’) belakang - BT’(n-1- muka h (1) + h (2)+ h(3) + ………..h (n) h ‘(1) + h’(2) + h’(3) + ………..h’ (n) (Σh -Σh)/2n
Selisih tinggi antara titik n dan (n 1) diukur pergi
Bacaan pada rambu diukur pergi
tinggi antara titik n dan (n-1) diukur pulang
Bacaan pada rambu uku diukur pergi
Jarak pengukuran per seksi yang diukur pergi pulang Besarnya koreksi yang diberikan pada tiap-tiap titip Jumlah titik-titik
titik polygon rencana saluran
titik polygon rencana saluran dan BM yang terpasang
Pembacaan rambu ukur dilakukan pada 3(tiga) benang (Ba, Bt, Bb) dan memenuhi 2 Bt = Ba
D mm, dengan D = jumlah jarak
Pengukuran situasi detail dimaksudkan untuk mendapatkan gambaran topografi pada rencana tempat lain yang dianggap perlu, dipakai metode tachimetri serta
Perhitungan, Penggambaran dan Pengukuran
Untuk mendapatkan hasil yang optimal dan teliti, maka dalam perhitungan dilakukan dengan metode Adapun dalam pelaksanaan perhitungan perataan dipilih dengan metode perataan Bowdit.
Perhitungan Polygon
Untuk mendifiniskan besaran titik polygon digunakan rumus sebagai berikut :
Dimana :
Titik1 = diketahui koordinatnya (X Ttitik2 = ditentukan koordinatnya α 12 = azimuth sisi poligon 1 D12 = jarak sisi poligon 1
Salah penutup sudut untukkring poligon tertutup didapatkan dari hitungan sebagai berikut :
Toleransi kesalahan penutup sudut :
Toleransi kesalahan linier polygon
Dimana :
fβ = salah penutup sudut fx = Σ Ji Sin α
fy = Σ Ji Cos α β = sudut polygon α = Azimuth Ji = Jarak ke sisi n = jumlah titik poligon
Dengan pertimbangan pengukuran sudut dan jarak mempunyai ketelitian yang seimbang, maka hasil ukuran poligon dihitung dengan menggunakan metode Bowdit sebagai berikut :
- Patokan dulu kesalahan sudut sudut rupa - Koreksi diberikan pada jarak absis dan ordinat
Kx Dimana : X = (J. sin α) x (x akhir Y = (J. sin α) x (x akhir Ji = Jarak ke sisi I = 1, 2, 3, …..
Untuk mendifiniskan besaran titik polygon digunakan rumus sebagai berikut : X2 = x1 + D12 Sinα 12
X2 = x1 + D12 Cos α 12
diketahui koordinatnya (X1, X1) ditentukan koordinatnya azimuth sisi poligon 1- 2 jarak sisi poligon 1 – 2
Salah penutup sudut untukkring poligon tertutup didapatkan dari hitungan sebagai berikut : fβ = (β1 + β2 + β3 + …. + βn)n(n-2). 180
kesalahan penutup sudut :
fβ = 20” √n Toleransi kesalahan linier polygon :
fe =
√ [ fx2 + fy2 ] ---
J
= salah penutup sudut
pengukuran sudut dan jarak mempunyai ketelitian yang seimbang, maka hasil ukuran poligon dihitung dengan menggunakan metode Bowdit sebagai berikut :
Patokan dulu kesalahan sudut sudut rupa Koreksi diberikan pada jarak absis dan ordinat
Ji Kx = --- . fx Ky = ΣJ ) x (x akhir - x awal) ) x (x akhir - x awal) Jarak ke sisi 1, 2, 3, …..
Untuk mendifiniskan besaran titik polygon digunakan rumus sebagai berikut :
Salah penutup sudut untukkring poligon tertutup didapatkan dari hitungan sebagai berikut :
pengukuran sudut dan jarak mempunyai ketelitian yang seimbang, maka hasil ukuran poligon dihitung dengan menggunakan metode Bowdit sebagai berikut :
Ji --- . fx
J = Jumlah jarak
Perhitungan Tachymetri
Berdasarkan data ukur lapangan diperhitungan
embung dan situasi dengan menggunakan rumus tachymetri. - Jarak Datar
D(dat) = d(mir) x Cos D(mir) = (BA – BB) x 100 - Beda Tinggi ∆h = tg α x d(dat) - Elevasi H = H(dik) + ∆ Dimana : d(dat) = Jarak d(mir) = Jarak miring
α = Sudut miring atau zenith
BA dan BB = Bacaan rambu ukur atas dan bawah ∆h = beda tinggi
BT = Bacaan benang tengah T(i) = tinggi alat ukur
H = elevasi yang dicari H(dik) = elevasi yang diketahui
B. Penggambaran
1. Penggambaran tampang melintang lokasi
Penggambaran dilaksanakan pada kertas ukuran A1 dan merupakan gambar tampan alur sungai untuk lokasi embung.
Skala gambar yang dipakai adalah : - Jarak
- Vertikal
2. Penggambaran tampang memajang lokasi
Penggambaran dilaksanakan pada kertas ukuran A1 dan merupakan gambar tampang melintang alur sungai untuk lokasi embung.
- Jarak - Vertikal
3. Penggambaran situasi
Jumlah jarak
Perhitungan Tachymetri
Berdasarkan data ukur lapangan diperhitungan tampang melintang embung, memanjang embung dan situasi dengan menggunakan rumus tachymetri.
d(mir) x Cos2 h BB) x 100 (dat) – BT + T(i) ∆h Jarak datar Jarak miring
Sudut miring atau zenith
Bacaan rambu ukur atas dan bawah beda tinggi
Bacaan benang tengah tinggi alat ukur
elevasi yang dicari elevasi yang diketahui
Penggambaran tampang melintang lokasi bangunan.
Penggambaran dilaksanakan pada kertas ukuran A1 dan merupakan gambar tampan alur sungai untuk lokasi embung.
Skala gambar yang dipakai adalah :
= 1 : 2000 = 1 : 200
Penggambaran tampang memajang lokasi bangunan.
Penggambaran dilaksanakan pada kertas ukuran A1 dan merupakan gambar tampang melintang alur sungai untuk lokasi embung.
= 1 : 1000 = 1 : 100
tampang melintang embung, memanjang
Penggambaran dilaksanakan pada kertas ukuran A1 dan merupakan gambar tampang melintang
Penggambaran dilaksana embung.
Skala gambar yang dipakai, jarak 1 : 500
C. Deskripsi Bench Mark ( BM )
Bench mark (BM) yang harus terpasang di lokasi adalah sebanyak 2 buah, dan satu buah titik Control Point (CP) yang dapat diamati dari salah satu BM tersebut.
E.8.3 Survey Geologi dan Mektan
E.8.3.1 U m u m
Penyelidikan geologi meliputi daerah as. Penyelidikan geologi Teknik, mekanika Tanah yang dilakukan dilokasi as terutama meliputi pemetaan geologi permukaan,
fisik tanah dan batuaanya (pondasi), porositas serta kedalaman batuan dasar / batuan keras.
E.8.3.2 Penyelidikan Geologi Permukaan
Survey pemetaan ini dilakukan daerah embung dan lokasi genangan yang masing
dalam peta skala 1 : 1.000 dan peta skala 1 : 5. 000. Informasi yang dituangkan dalam peta geologi ini adalah penyebaran batuan secara lateral dengan jurus dan kemiringan lapisan, patahan, kekar kekar dan sumber mata air serta soil penutup. Sehi
diinterpretasikan mengenai keadaan geologi bawah permukaan, indentifikasi daerah rawan gerakan tanah yang kemudian dituangkan dalam peta kemiringan lereng.
A Peralatan 1). Kompas Geologi 2). Palu Geologi 3). Cairan HCL 0,1 N
4). Peta Geologi Regional Skala 1 : 250.000 5). Peta Rupa Bumi Skala 1 : 50.000
6). Peta Lokasi Rencana As Embung dan Peta Daerah Genangan. 7). Alat Tulus ( Busur, Penggaris, Pensil, Buku Catatan, Dll ). 8). Pita ukur
9). Kamera
10). Lup (Pembesaran 10X dan 20X)
Penggambaran dilaksanakan pada kertas ukuran A1dan merupakan gambar situasi lokasi
Skala gambar yang dipakai, jarak 1 : 500
Deskripsi Bench Mark ( BM )
Bench mark (BM) yang harus terpasang di lokasi adalah sebanyak 2 buah, dan satu buah titik Control yang dapat diamati dari salah satu BM tersebut.
Survey Geologi dan Mektan
Penyelidikan geologi meliputi daerah as. Penyelidikan geologi Teknik, mekanika Tanah yang dilakukan dilokasi as terutama meliputi pemetaan geologi permukaan, analisis geologi bawah permukaan, sifat fisik tanah dan batuaanya (pondasi), porositas serta kedalaman batuan dasar / batuan keras.