• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengertian Sehat Menurut UU Pokok Kesehatan No

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan " Pengertian Sehat Menurut UU Pokok Kesehatan No"

Copied!
25
0
0

Teks penuh

(1)

Pengertian sehat menurut UU Pokok Kesehatan No. 9 tahun 1960, Bab I Pasal 2 adalah keadaan yang meliputi kesehatan badan (jasmani), rohani (mental), dan sosial, serta bukan hanya keadaan bebas dari penyakit, cacat, dan kelemahan. Pengertian sehat tersebut sejalan dengan pengertian sehat menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) tahun 1975 sebagai berikut: Sehat adalah suatu kondisi yang terbebas dari segala jenis penyakit, baik fisik, mental, dan sosial.

Batasan kesehatan tersebut di atas sekarang telah diperbaharui bila batasan kesehatan yang terdahulu itu hanya mencakup tiga dimensi atau aspek, yakni: fisik, mental, dan sosial, maka dalam Undang- Undang N0. 23 Tahun 1992, kesehatan mencakup 4 aspek, yakni: fisik (badan), mental (jiwa), sosial, dan ekonomi. Batasan kesehatan tersebut diilhami oleh batasan kesehatan menurut WHO yang paling baru. Pengertian kesehatan saat ini memang lebih luas dan dinamis, dibandingkan dengan batasan

sebelumnya. Hal ini berarti bahwa kesehatan seseorang tidak hanya diukur dari aspek fisik, mental, dan sosial saja, tetapi juga diukur dari produktivitasnya dalam arti mempunyai pekerjaan atau menghasilkan sesuatu secara ekonomi.

Bagi yang belum memasuki dunia kerja, anak dan remaja, atau bagi yang sudah tidak bekerja (pensiun) atau usia lanjut, berlaku arti produktif secara sosial. Misalnya produktif secara

sosial-ekonomi bagi siswa sekolah atau mahasiswa adalah mencapai prestasi yang baik, sedang

produktif secara sosial-ekonomi bagi usia lanjut atau para pensiunan adalah mempunyai kegiatan sosial dan keagamaan yang bermanfat, bukan saja bagi dirinya, tetapi juga bagi orang lain atau masyarakat.

Keempat dimensi kesehatan tersebut saling mempengaruhi dalam mewujudkan tingkat kesehatan

seseorang, kelompok atau masyarakat.

Itulah sebabnya, maka kesehatan bersifat menyeluruh mengandung keempat aspek. Perwujudan dari masing-masing aspek tersebut dalam kesehatan seseorang antara lain sebagai berikut:

1. Kesehatan fisik terwujud apabila sesorang tidak merasa dan mengeluh sakit atau tidak adanya keluhan dan memang secara objektif tidak tampak sakit. Semua organ tubuh berfungsi normal atau tidak mengalami gangguan.

2. Kesehatan mental (jiwa) mencakup 3 komponen, yakni pikiran, emosional, dan spiritual.

• Pikiran sehat tercermin dari cara berpikir atau jalan pikiran.

• Emosional sehat tercermin dari kemampuan seseorang untuk mengekspresikan emosinya, misalnya takut, gembira, kuatir, sedih dan sebagainya.

(2)

Dengan perkataan lain, sehat spiritual adalah keadaan dimana seseorang menjalankan ibadah dan semua aturan-aturan agama yang dianutnya.

3. Kesehatan sosial terwujud apabila seseorang mampu berhubungan dengan orang lain atau kelompok lain secara baik, tanpa membedakan ras, suku, agama atau kepercayan, status sosial,

ekonomi, politik, dan sebagainya, serta saling toleran dan menghargai.

4. Kesehatan dari aspek ekonomi terlihat bila seseorang (dewasa) produktif, dalam arti mempunyai kegiatan yang menghasilkan sesuatu yang dapat menyokong terhadap hidupnya sendiri atau keluarganya secara finansial. Bagi mereka yang belum dewasa (siswa atau

mahasiswa) dan usia lanjut (pensiunan), dengan sendirinya batasan ini tidak berlaku. Oleh sebab itu, bagi kelompok tersebut, yang berlaku adalah produktif secara sosial, yakni mempunyai kegiatan yang berguna bagi kehidupan mereka nanti, misalnya berprestasi bagi siswa atau

mahasiswa, dan kegiatan sosial, keagamaan, atau pelayanan kemasyarakatan lainnya bagi usia lanjut.

Pengertian sehat adalah dapat didefinisikan sebagai berikut. Sehat tidak dapat diartikan sesuatu yang statis, menetap pada kondisi tertentu, tetapi sehat harus dipandang sesuatu fenomena yang dinamis.

Kesehatan adalah suatu spektrum merupakan suatu kondisi yang fleksibel antara badan dan mental yang dibedakan dalam rentang yang selalu berfluktuasi atau berayun mendekati dan menjauhi puncak kebahagiaan hidup dari keadaan sehat yang sempurna.

Ada beberapa pengertian sehat dan diantaranya pengertian sehat menurut WHO adalah suatu keadaan yang sempurna baik fisik, mental dan sosial tidak hanya bebas dari penyakit atau kelemahan (WHO, 1947). Dan beberapa pengertian sehat lagi yaitu :

 Sehat adalah perwujudan individu yang diperoleh melalui kepuasan dalam berhubungan dengan orang lain (aktualisasi). Perilaku yang sesuai dengan tujuan, perawatan diri yang kompeten sedangkan penyesuaian diperlukan untuk mempertahankan stabilitas dan integritas struktural. ( Menurut Pender, 1982 )

 Sehat / kesehatan adalah suatu keadaan sejahtera dari badan (jasmani), jiwa (rohani) dan sosial yang memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan ekonomis. ( Menurut UU N0. 23/1992 tentang kesehatan)

(3)

3 Unsur Kesehatan

Ada anggapan ‘bodoh’ selama ini yang berkembang dalam masyarakat, seolah-olah dokter dan penyembuh itu ‘Tuhan’ yang bisa mengangkat semua penyakit mereka.

Manusia lupa, penyakit timbul karena adanya ketidakseimbangan dalam tubuh. Ketidakseimbangan yang disebabkan oleh tiga faktor:

-pola makan yang salah

-gaya hidup yang tidak seimbang

-pola pikir negatif yang merusak

Tanpa perbaikan ketiga unsur di atas, semujarab dan semahal apapun obat yang Anda minum, tak akan menyembuhkan penyakit. Paling penyakit akan menghilang sejenak, untuk muncul

kembali.

Unsur-Unsur Kebugaran Jasmani

1.Kecepatan (speed) adalah kemampuan tubuh untuk melakukan gerakan dalam waktu sesingkat-singkatnya

Latihan kecepatan (Speed training)

Latihan kecepatan yang masih bersifat umum ini diberikan dalam bentuk latihan lari dan sekaligus dengan latihan reaksi. Beberapa catatan yang perlu diperhatikan dalam latihan kecepatan antara lain sebagai berikut.

Perlu diingat bahwa untuk lebih efektifnya latihan kecepatan tersebut, perlu rangsangan-rangsanganlstimulus luar seperti: tanda dengan tepukan Langan, bunyi peluit, atau suara sebagai komando untuk mulai yang sekaligus juga melatih reaksi pemain.

Latihan peningkatan kecepatan (speed)

Pengertian kecepatan

Kecepatan adalah kemampuan untuk menempuh suatu jarak dalam waktu yang sesingkat-singkatnya. (Muhajir 60: 2006). Kecepatan bukan hanya berarti menggerakkan seluruh tubuh dengan cepat, tetapi dapat pula terbatas pada menggerakkan anggota-anggota tubuh dalam waktu yang sesingkat-singkatnya.

(4)

a) Lari cepat dengan jarak 40 dan 60 meter.a

b) Lari dengan mengubah-ubah kecepatan (mulai lambat ) makin lama makin cepat).

c) Lari naik bukit

d) Lari menuruni bukit.

e) Lari menaiki tangga gedung.

1) Lari cepat dengan jarak 40 dan 60 meter

a) Tujuannya : – melatih kecepatan gerakan seseorang

- untuk mengukur kecepatan.

b) Perlengkapan :

(1) Lintasan yang lurus, datar, rata, tidak licin, berjarak 40-60 meter.

(2) Bendera start, peluit, stopwatch, serbuk kapur, formulir tes, alat tulis.

c) Pelaksanaan / cara melakukannya adalah sebagai berikut :

(1) Siswa berdiri di belakang garis start dengan sikap badan tegak dan kedua kaki dibuka.

(2) Kedua tangan di samping badan dengan sikap berdiri, dengan salah satu ujung jari kakinya sedekat mungkin dengan garis start (aba-aba bersedia).

(3) Pada aba-aba “siap” siswa mengambil sikap start berdiri siap untuk berlari.

(4) Pada aba-aba “ya” siswa lari secepat mungkin menuju garis finish atau menempuh jarak 40-60 meter.

(5) Apa siswa mencuri start, atau mengganggu lintasan lain maka tes harus diulang.

(6) Pengukuran waktu dilakukan pada saat bendera di angkat (saat aba-aba “ya”) sampai siswa dapat melintasi garis finish.

2.Kecepatan reaksi adalah waktu yang diperlukan untuk memberikan respon kinetik setelah menerima perintah atau rangsangan.

Latihan Kecepatan bereaksi

(5)

a) Berdiri dengan sikap ancang-ancang, kedua lengan di samping badan dengan sikap bengkok, perhatikan aba-aba peluit.

b) Bunyi peluit pertama, lari kedepan dengan secepat-cepatnya. c) Bunyi peluit kedua, lari mundur secepat-cepatnya.

d) Bunyi peluit ketiga, lari kesamping kiri secepat-cepatnya. e) Bunyi peluit keempat, lari ke samping kanan secepat-cepatnya

f) Latihan ini dilakukan terus – menerus secara berangkai tanpa berhenti dahulu.

3.Daya ledak (power) adalah kemampuan tubuh yang memungkinkan otot atau sekelompok alat untuk bekerja secara maksimal.

Contoh Latihan Daya Ledak (Power)

Salah satu bentuk latihan daya ledak power yang sering dilakukan orang yaitu dengan menggunakan besi atau mengangkat beban. Pelaksanaanya adalah mengangkat besi/beban dengan berat badan disesuaikan dengan kebutuhan. Cara mengangkat beban yaitu dilakukan berulang-ulang dengan cepat. Perlu diingat bahwa penentuan jumlah/berat beban jangan terlalu berat, agar beban dapat diangkat dengan berulang kali. Lamanya melakukan latihan dibagi dalam beberapa repetisi dan dilakukan dalam beberapa set.

Bentuk-bentuk latihan untuk meningkatkan daya ledak (power) adalah sebagai berikut: a) Melompat dengan dua kaki (double leg bound)

b) Melompat dengan satu kaki secara bergantian c) Lompat Jongkok

d) Melompat dengan dua kaki (double leg bound) e) Melompat dengan kaki secara bergantian f) lompat jongkok

g) Lompat dua kaki dengan box

4. Kekuatan otot adalah tenaga,gaya atau tegangan yang dapat dihasilkan oleh otot atau sekelompok otot pada suatu kontraksi dengan beban maksimal.

Contoh Latihan Kekuatan Otot

Salah satu teknik melaksanakan latihan kekuatan otot adalah dengan menggunakan beban yang sangat ringan dan diulang secepat-cepatnya (repetisi maksimal) selama 30 detik. Setelah beristirahat selama ± 30 detik, latihan dilanjutkan dengan cara yang sama untuk otot yang lain. Keseluruhan latihan kekuatan otot yang optimal melibatkan 8 - 10 jenis latihan untuk otot besar tubuh. Hal yang perlu diperhatikan dalam latihan ini adalah jika anda belum terlatih, maka periode istirahat antar set latihan harus diperpanjang. Namun, demikian untuk melatih kekuatan otot anda harus diingat bahwa secara bertahap periode istirahat tersebut harus dikurangi, dan pada saat yang tepat beban angkatan ditambah.

(6)

1) Push up (telungkup dorong angkat badan) a) Tujuan : untuk melatih kekuatan otot lengan.

b) Cara melakukan :

(1) Tidur telungkup, kedua kaki rapat lurus ke belakangdengan ujung kaki bertumpu

pada lantai.

(2) Kedua telapak tangan menapaklantai di samping dada, jari-jari menghadap ke depan,

siku ditekuk.

(3)Angkat badan ke atas hingga kedua tangan lurus, sementara posisi kepala,badan, dan

kaki berada dalam satu garis lurus.

(4) Badan diturunkan kembalidengan cara menekuk lengan, sementara posisi kepala,

badan, dan kakitetap lurus tidakmenyentuh lantai.

(5) Gerakan ini dilakukan berulang-ulangsampai tidak kuat. 2) Pull up(gantung angkat tubuh)

a) Tujuan : untuk melatih kekuatan otot lengan.

b) Cara melakukan :

(1) Sikap awal : bergantung pada palang tunggal, jarakkedua tangan selebar bahu, posisi

telapak tangan mengahadap kearahkepala, kedua lengan lurus.

(2) Mengangkat tubuh ke atas hingga daguberada di atas palang.

(3) Badan diturunkan kembali dengan carameluruskan lengan, sementara posisi kepala,

badan, dan kaki tetap lurus.

(4)Gerakan ini dilakukan berulang-ulang sampai tidak kuat 3) Jongkok angkat tubuh

a) Tujuan : untuk melatih kekuatan otot lengan.

b) Cara melakukan :

(1) Sikap awal jongkok, kedua kaki sedikit terbuka, keduatelapak tangan menempel di

lantai di antara kedua paha mendekati lutut, danlengan lurus.

(2) Sentuhan paha ke bagian dalam dekat dengan siku tangan

(3) Angkat kedua kaki ke atas secara perlahan-lahan hingga lepas dan lantai,siku dapat

berfungsi sebagai penahan pada paha.

(7)

5.Daya tahan otot adalah kapasitas sekelompok otot untuk melakukan kontraksi yang beruntun atau berulang ulang terhadap suatu beban sub maksimal dalam jangka waktu tertentu

Contoh Latihan Daya Tahan Otot

Daya tahan otot adalah kemampuan otot-otot untuk melakukan tugas gerak yang membebani otot dalam waktu yang cukup lama. Salah satu bentuk latihannya adalah latihan beban (weight training). Latihan beban adalah latihan yang sistematis denagan bahan yang hanya dipakai sebagai alat untuk menambah kekuatan otot guna mecapai tujuan tertentu. Seperti: memperbaiki fisik, kesehatan, kekuatan, prestasi dalam cabang olah raga, dan sebagainya. Oleh karena itu, beban-beban yang dipergunakandalam latihan tidaklah seberat seperti dalam angkat besi.

6.Daya tahan (Endurance) Jantung Paru adalah kapasitas sistem jantung,paru dan pembuluh darah untuk berfungsi secara optimal saat melakukan aktivitas sehari hari dalam waktu yang lama.

Contoh Latihan Aerobik untuk Daya Tahan (Endurance) Jantung-Paru

Jalan cepat, lari, bersepeda (stasioner maupun sepeda biasa), dan berenang merupakan contoh latihan yang melibatkan hampir semua otot utama, sehingga dapat memacu kerja jantung. Jika waktu Anda terbatas, maka cobalah untuk melaksanakannya dengan intensitas cukup tinggi setiap kali anda punya waktu.

Intensitas latihan dapat ditingkatkan dengan cara meningkatkan kecepatan

lari/bersepeda/berenang, meskipun cara ini mengandung risiko yang besar terhadap

kemungkinan cedera otot dan sendi. Untuk mencegah timbulnya cedera, diperlukan pemanasan (warming-up) yang sangat optimal. Pilihan lainnya adalah dengan “memilah” latihan menjadi dua bagian, sebagian dilaksanakan pagi hari dan sebagian lagi dilaksanakan sore/malam hari.

7.Fleksibilitas (kelenturan) adalah kemampuan tubuh untuk melakukan gerakan melalui ruang gerak sendi secara maksimal.

Contoh Latihan Kelenturan

Kelenturan diperoleh dengan melakukan berbagai latihan peregangan, yang dapat dilakukan di manapun dan dalam posisi apapun. Peregangan dapat dilakukan sambil berdiri maupun duduk, dan berbagai benda dapat digunakan sebagai alat bantu latihan, misalnya tembok, kursi, lemari, dan sebagainya.

Namun, jika anda belum mampu melakukan latihan lengkap, berikut ini berbagai cara kreatif untuk memacu anda melaksanakan latihan:

(8)

 Kedua, berjalanlah sebanyak anda bisa. Banyak cara dapat Anda lakukan, misalnya dengan memarkir kendaraan agak jauh dari tujuan, dan hindari berbelanja secara drive-through. Jika anda memindahkan barang-barang, jangan lakukan sekaligus sehingga anda perlu berjalan bolak-balik.

8.Komposisi tubuh adalah berat badan tanpa lemak yang terdiri dari masa otot,tulang dan organ organ tubuh.

KOMPOSISI TUBUH berhubungan dengan ukuran lemak dalam tubuh dan bentuk tubuh (somatotype).

Terdapat 3 klasifikasi tipe/bentuk tubuh: 1. Mesomorph

Sehat, kuat, tangkas, gagah, dan tampan. 2. Endomorph

Gemuk bulat, mudah sakit. 3. Ectomorph

Kecil kerempeng, lemah, dan mudah sakit.

9.Kelincahan (agility) adalah kemampuan tubuh tubuh untuk mengubah arah secara tepat tanpa adanya gangguan keseimbangan atau kehilangan keseimbangan.

Contoh latihan kelincahan

antara lain : lari bolak balik (shuttle – run), lari belak-belok (zig-zag), dan jongkok – berdiri (squat thrust).

a. Latihan Mengubah gerak tubuh arah lurus (shuttle run)

1) Tujuannya : melatih mengubah gerak tubuh arah lurus. 2) Cara melakukannya adalah sebagai berikut :

a) Lari bolak-balik dilakukan dengan secepat mungkin sebanyak 6 – 8 kali (jarak 4 – 5 meter). b) Setiap kali sampai pada suatu titik sebagai batas, si pelari harus secepatnya berusaha megubah arah untuk berlari menuju titik larinya.

c) Perlu diperhatikan bahwa jarak antara kedua titik tidak boleh terlalu jauh, dan jumlah ulangan tidak terlampau banyak sehingga menyebabkan kelelahan bagi si pelari.

d) Dalam latihan ini yang diperhatikan ialah kemampuan mengubah arah dengan cepat pada waktu bergerak.

b. Latihan lari belak-belok (zig-zag)

1) Tujuannya : melatih mengubah gerak tubuh arah berkelok-kelok. 2) Cara melakukannya adalah sebagai berikut :

(9)

c. Latihan mengubah posisi tubuh / jongkok-berdiri (squat-thrust)

a) Tujuannya : melatih mengubah posisi tubuh (jongkok dan berdiri tegak). b) Pandangan ke arah depan.

c) Lemparkan kedua kaki belakang sampai lurus dengan sikap badan telungkup dalam keadaan terangkat.

d) Dengan serentak kedua kaki ditarik ke depan, kemudian kembali ke tempat semula e) Latihan ini dilakukan berulang-ulang dengan gerakan yang sama.

c. Latihan Kelincahan bereaksi

1) Tujuannya : melatih kelincahan dalam melakukan suatu reaksi gerakan. 2) Cara melakukannya adalah sebagai berikut :

a) Berdiri dengan sikap ancang-ancang, kedua lengan di samping badan dengan sikap bengkok, perhatikan aba-aba peluit.

b) Bunyi peluit pertama, lari kedepan dengan secepat-cepatnya. c) Bunyi peluit kedua, lari mundur secepat-cepatnya.

d) Bunyi peluit ketiga, lari kesamping kiri secepat-cepatnya. e) Bunyi peluit keempat, lari ke samping kanan secepat-cepatnya

f) Latihan ini dilakukan terus – menerus secara berangkai tanpa berhenti dahulu.

10.Keseimbangan (balance) adalah kemampuan tubuh untuk mempertahankan posisi atau sikap tubuh secara tepat pada saat melakukan gerakan.

Latihan Keseimbangan (Balance)

Latihan keseimbangan ini dapat dilakukan dengan jalan mengurangi atau memperkecil bidang tumpuan. Latihan keseimbangan adalah latihan / bentuk sikap badan dalam keadaan seimbang baik pada sikap berdiri, duduk, maupun jongkok.

a. Latihan keseimbangan mengangkat salah satu kaki dari sikap kayang 1) Tujuan : melatih kekuatan otot-otot tungkai, punggung, dan lengan, serta menjaga keseimbangan.

2) Cara melakukan :

a) Tidur telentang, kaki terbuka dan lutut ditekuk, telapak kaki menapak di lantai, kedua telapak tangan berada di sisi telinga, siku mengarah ke atas.

b) Angkat badan dengan cara menolakkan kedua lengan hingga lurus dan kedua kaki juga diluruskan bersamaan (posisi kayang).

c) Angkat salah satu kaki lurus ke atas, pertahankan posisi selama 8 hitungan. d) Lakukan dengan kaki tumpua yang berbeda.

b.Latihan keseimbangan dengan sikap kapal terbang.

1) Tujuan : melatih kekuatan otot-otot tungkai dan menjaga keseimbangan 2) Cara melakukan :

(10)

c) Angkat salah satu kaki perlahan-lahan lurus ke belakang, hingga badan dan kaki membentuk satu garis horizontal, sedangkan kepala tetap menengadah (sikap kapal terbang)

d) Setelah seimbang, nagkat tumit kaki tumpu dan pertahankan posisi ini selama 8 hitungan. e) Lakukan dengan kaki tumpu yang berbeda.

c. Latihan keseimbangan dari sikap berdiri kemudian jongkok.

1) Tujuan : melatih kekuatan otot-otot tungkai dan menjaga keseimbangan. 2) Cara melakukan :

a) Berdiri tegak, kedua kaki rapat, dan kedua tangan di pinggang.

b) Angkat salah satu kaki perlahan-lahan lurus ke depan hingga membentuk sudut 90 menit dengan kaki yang lain.

c) Perlahan-lahan bengkokkan lutut kaki tumpu hingga jongkok dan tahan sebentar. d) Berdiri lagi dengan posisi salah satu kaki tetap lurus ke depan.

e) Lakukan dengan tumpuan kaki yang berbeda.

d. Latihan keseimbangan dari sikap duduk.

1) Tujuan : melatih kekuatan otot-otot tungkai dan menjaga keseimbangan 2) Cara melakukan :

a) Duduk terlunjur dan kedua kaki rapat lurus ke depan.

b) Dari sikap duduk, angkat kedua kaki bersamaan ke atas sehingga membentuk huruf V, pertahankan posisi selama 8 hitungan.

e. Latihan keseimbangan dari berdiri dengan satu kaki dan kaki yang lain disilangkan di lutut.

1) Tujuan : melatih kekuatan otot-otot tungkai dan menjaga keseimbangan. 2) Cara melakukan :

a) Gerakan 1, angkat dan tekuklah kaki kanan ke dalam, pertahankan selama mungkin. b) Gerakan 2, tekuklah kaki kanan ke luar, pertahankan selama mungkin.

c) Lakukan berulang ulang dengan kaki bergantian.

11.Ketepatan (accuracy) adalah kemampuan tubuh atau anggota tubuh untuk mengarahkan sesuatu sesuai dengan sasaran yang dikehendaki.

12.Koordinasi adalah kemampuan tubuh untuk melakukan gerakan secara tepat, cermat, dan efisien.

(11)

(1) Tujuannya : koordinasi gerakan sendi pinggul, pinggang dan lutut

(2) Cara melakukannya :

(a) Mula-mula berdiri tegak, kedua kaki dirapatkan dan kedua tangan di samping badan.

(b) Kemudian beringkukkan badan ke depan, kedua kaki lurus, kepala ditundukkan dan telapak tangan menyentuh tanah.

(c) Lalu hitungan kedua, berjongkok, tumit di angkat dan kedua tangan lurus ke depan sejajar dengan bahu.

(d) Hitungan ketiga, kembali ke posisi yang pertama.

sien.

13. Power ( Daya / tenaga ) Adalah kemampuan mengeluarkan kekuatan / tenaga maksimal dalam waktu yang tercepat. Seseorang yang mempunyai tenaga yang besar.

Cara-Cara Meningkatkan Daya Tahan Secara Umum:

• Dicapai melalui peningkatan tenaga aerobik maksimal (VO2maks) dan ambang anaerobik

• Bentuk latihan dapat dilakukan dengan

(1) lari sprint,

(2) lari lambat yang kontinu,

(3) lari dengan interval untuk memperkembangkan stamina,

(4) fartlek atau speed play untuk membangun, mengembalikan atau memulihkan kondisi tubuh.

• Mempertinggi intensitas latihan daya tahan • Memperjauh jarak lari atau renang

• Mempertinggi tempo (kecepatan)

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEBUGARANJASMANI

1. Umur. Kebugaran jasmani anak-anak meningkat sampai mencapai maksimal pada usia 25-30 tahun, kemudian akan terjadi penurunan kapasitas fungsional dari seluruh tubuh, kira-kira sebesar 0,8-1% per tahun, tetapi bila rajin berolahraga penurunan ini dapat dikurangi sampai separuhnya.

(12)

3. Genetik. Berpengaruh terhadap kapasitas jantung paru, postur tubuh,obesitas, haemoglobin/sel darah dan serat otot.

4. Makanan. Daya tahan yang tinggi bila mengkonsumsi tinggi karbohidrat (60-70 %). Diet tinggi protein terutama untuk memperbesar otot dan untuk olah raga yang memerlukan kekuatan otot yang besar.

5. Rokok. Kadar CO yang terhisap akan mengurangi nilai VO2 maks, yang berpengaruh terhadap daya tahan, selain itu menurut penelitian Perkins dan Sexton, nicotine yang ada, dapat

memperbesarpengeluaran energi dan mengurangi nafsu makan.

Dalam rangka upaya menigkatkan mutu pelayanan di Puskesmas dan Rumah Sakit tidak akan berjalan dengan baik bila faktor eksternal juga kurang mendukung.

Sementara penyedia layanan terkendala dengan minimnya anggaran untuk digunakan menyentuh faktor penunjang yang justru berdampak terhadap mutu pelayanan itu sendiri.

Misalnya : kebersihan mulai dari halaman ruang tunggu, ruang periksa, bahkan kamar mandi, dll.

Puskesmas dan RS sama-sama memberikan pelayanan kesehatan bagi masyarakat yang membutuhkan namun berbeda dalam hal wilayah kerja. Puskesmas mempunyai wilayah kerja sedangkan rumah sakit tidak.

Dari awal sejarahnya, kata rumah sakit sendiri kita warisi dari zaman Belanda yaitu dari kata "ziekenhuis".

Kata inilah yang menjadi acuan bagi penyedia jasa layanan kesehatan di Indonesia untuk diadopsi menjadi "Rumah Sakit", celakanya tidak semua orang menyadari bahwa hal inilah yang sering menjadi akar masalah di bidang pelayanan kesehatan. Tidak hanya orang awam yang tidak menyadari, bahkan tidak semua tenaga medis yang notabene lebih memahami perumahsakitan juga menyadari bahwa kerangka berpikir yang salah sering menjadi pemicu terjadinya pelayanan kesehatan yang buruk di rumah sakit.

Mulai dari dokter yang hanya memikirkan jumlah pasiennya ketimbang proses pelayanannya, sampai pada pasien yang lebih suka menyalahkan dokternya apabila penyakitnya tidak dapat disembuhkan. Tidakkah kita semua sadar bahwa kekecewaan sering timbul dari cara berpikir yang salah, dan cara berpikir yang salah timbul dari kerangka pikirnya juga salah.

PELAYANAN KESEHATAN 2.1.1 pengertian pelayanan kesehatan

(13)

Pelayanan adalah suatu kegiatan atau urutan kegiatan yang terjadi dalam interaksi langsung antara seseorang dengan orang lain atau mesin secara fisik, dan menyediakan kepuasan pelanggan. Dalam Kamus besar bahasa Indonesia dijelaskan pelayanan sebagai usaha melayani kebutuhan orang lain (Adunair, 2007).

Pelayanan kesehatan ialah setiap upaya yang diselenggarakan secara sendiri atau secara bersama-sama dalam suatu organisasi untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan, mencegah dan menyembuhkan penyakit serta memulihkan kesehatan seseorang, keluarga, kelompok dan ataupun masyarakat (Levey and Loomba (1973), dikutip oleh Azwar, 1998).

2.1.2. Macam Pelayanan Kesehatan

Meskipun bentuk dan jenis pelayanan kesehatan beraneka ragam, namun jika disederahanakan secara umum dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu

a. Pelayanan kedokteran (Medical services)

Ditandai dengan pengorganisasian yang dapat berdiri sendiri (Solo Practice) atau secara bersama-sama dalam satu organisasi (Institution). Tujuan utama dari pelayanan ini untuk menyembuhkan penyakit dan memulihkan kesehatan, serta sasarannya terutama untuk perorangan atau keluarga.

b. Pelayanan Kesehatan masyarakat ( Public Health Services).

Ditandai dengan cara pengorganisasian yang umumnya secara bersama-sama dalam satu organisasi, tujuan utamanya untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan serta mencegah, serta sasarannya terutama untuk kelompok dan masyarakat.

2.1.3. Syarat Pokok Pelayanan Kesehatan

Sekalipun pelayanan kedokteran berbeda dengan pelayanan kesehatan masyarakat, namun untuk dapat disebut sebagai pelayanan kesehatan yang baik, keduanya harus mempunyai persyaratan pokok, menurut Azwar (1998), persyaratan pokok tersebut adalah :

a. Tersedia (available) dan berkesinambungan (continous)

Artinya semua jenis pelayanan kesehatan yang dibutuhkan oleh masyarakat tidak sulit ditemukan, serta keberadaannya dalam masyarakat ada pada saat dibutuhkan.

(14)

Artinya pelayanan kesehatan tersebut tidak bertentangan dengan keyakinan dan kepercayaan masyarakat.

c. Mudah dicapai (accessible)

Pengertian ketercapaian yang dimaksud disini terutama dari sudut lokasi. Dengan demikian untuk dapat mewujudkan pelayanan kesehatan yang baik, maka pengaturan distribusi sarana kesehatan menjadi sangat penting

d. Mudah dijangkau (affordable)Pengertian keterjangkauan yang dimaksud disini terutama dari

sudut biaya. Untuk dapat mewujudkan keadaan yang seperti ini harus diupayakan biaya pelayanan kesehatan yang sesuai dengan kemampuan ekonomi masyarakat.

e. Bermutu (quality)

Pengertian mutu yang dimaksud disini adalah yang menunjuk pada tingkat kesempurnaan pelayanan kesehatan yang diselenggarakan, yang disatu pihak dapat memuaskan para pemakai jasa pelayanan, dan dipihak lain tata cara penyelenggaraannya sesusi dengan kode etik dan standar yang telah ditetapkan.

2.1.4 Faktor yang Mempengaruhi Pelayanan Kesehatan

Menurut WHO (1984) dalam Juanita (1998) menyebutkan bahwa faktor prilaku yang mempengaruhi penggunaan pelayanan kesehatan adalah:

a. Pemikiran dan Perasaan (Thoughts and Feeling)

Berupa pengetahuan, persepsi, sikap, kepercayaan dan penilaianpenilaian seseorang terhadap obyek, dalam hal ini obyek kesehatan.

b. Orang Penting sebagai Referensi (Personal Referensi)

Seseorang lebih banyak dipengaruhi oleh seseorang yang dianggap penting atau berpengaruh besar terhadap dorongan penggunaan pelayanan kesehatan.

c. Sumber-Sumber Daya (Resources)

Mencakup fasilitas, uang, waktu, tenaga, dan sebagainya. Sumbersumber daya juga berpengaruh terhadap prilaku seseorang atau kelompok masyarakat dalam memanfaatkan pelayanan kesehatan. Pengaruh tersebut dapat bersifat positif dan negatif.

d. Kebudayaan (Culture)

Berupa norma-norma yang ada di masyarakat dalam kaitannya dengan konsep sehat sakit. 2.2. INDIKATOR PELAYANAN KESEHATAN DI RUMAH SAKIT

2.2.1 Definisi Rumah Sakit

(15)

diselenggarakan dengan pendekatan pemeliharaan, peningkatan kesehatan (promotif), pencegahan penyakit (preventif), penyembuhan penyakit (kuratif), dan pemulihan kesehatan (rehabilitatif), yang dilaksanakan secara menyeluruh, terpadu, dan berkesinambungan (Siregar, 2004).

2.2.2 Tugas dan Fungsi Rumah Sakit

Berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan RI No. 983/Menkes/SK/XI/ 1992 tentang Pedoman Organisasi Rumah Sakit Umum, tugas rumah sakit adalah mengutamakan upaya penyembuhan dan pemulihan yang dilaksanakan secara serasi dan terpadu dengan upaya peningkatan dan pencegahan serta melaksanakan upaya rujukan.

Untuk melaksanakan tugasnya, rumah sakit mempunyai beberapa fungsi, yaitu menyelenggarakan pelayanan medik, pelayanan penunjang medik dan nonmedik, pelayanan dan asuhan keperawatan, pelayanan rujukan, pendidikan dan pelatihan, penelitian dan pengembangan, serta administrasi umum dan keuangan. Rumah sakit mempunyai empat fungsi dasar yaitu pelayanan penderita, pendidikan, penelitian, dan kesehatan masyarakat (Siregar, 2004).

(16)

keluarga. Atas dasar inilah, pelayanan kesehatan di rumah sakit merupakan pelayanan kesehatan yang komprehensif (Muninjaya, 2004).

2.2.3 Misi dan Visi Rumah Sakit

Penyusunan misi dan visi rumah sakit merupakan fase penting dalam tindakan strategis rumah sakit. Menetapkan misi dan visi bukanlah proses yang mudah. Pernyataan misi dan visi merupakan hasil pemikiran bersama dan disepakati oleh seluruh anggota rumah sakit. Misi dan visi bersama ini memberikan fokus dan energi untuk pengembangan organisasi.

Misi rumah sakit merupakan pernyataan mengenai mengapa sebuah rumah sakit didirikan, apa tugasnya, dan untuk siapa rumah sakit tersebut melakukan kegiatan. Visi rumah sakit adalah gambaran keadaan rumah sakit di masa mendatang dalam menjalankan misinya. Isi pernyataan visi tidak hanya berupa gagasan-gagasan kosong. visi merupakan gambaran mengenai keadaan lembaga di masa depan yang berpijak dari masa sekarang.

Misi dan visi Rumah sakit umum mempunyai misi memberikan pelayanan kesehatan yang bermutu dan terjangkau oleh masyarakat dalam rangka meningkatkan derajat kesehatan masyarakat (Trinantoro, Laksono; 2005).

2.2.4 Klasifikasi Rumah Sakit

Rumah sakit dapat diklasifikasikan berdasarkan berbagai kriteria sebagai berikut : 1. Kepemilikan.

2. Jenis pelayanan. 3. Lama tinggal. 4. Afiliasi pendidikan. 5. Status akreditasi.

1. Klasifikasi Berdasarkan Kepemilikan

Klasifikasi berdasarkan kepemilikan terdiri atas rumah sakit pemerintah dan rumah sakit sukarela. Rumah sakit pemerintah terdiri atas rumah sakit vertikal yang langsung dikelola oleh Departemen Kesehatan, rumah sakit pemerintah daerah, rumah sakit militer dan rumah sakit BUMN. Rumah sakit sukarela adalah rumah sakit yang dikelola oleh masyarakat. Rumah sakit sukarela terdiri atas rumah sakit hak milik dan rumah sakit nirlaba. Rumah sakit hak milik adalah rumah sakit bisnis yang tujuan utamanya adalah mencari laba (profit). Rumah sakit yang berafiliasi dengan organisasi keagamaan pada umumnya beroperasi bukan untuk maksud membuat laba, tetapi adalah nirlaba. Rumah sakit nirlaba, mencari laba sewajarnya saja, dan laba yang diperoleh rumah sakit ini digunakan sebagai modal peningkatan sarana fisik, perluasan dan penyempurnaan mutu elayanan untuk kepentingan penderita.

(17)

Berdasarkan jenis pelayanannya, rumah sakit ini terdiri atas rumah sakit umum dan rumah sakit khusus. Rumah sakit umum memberi pelayanan kepada erbagai penderita dengan berbagai jenis penyakit, memberi pelayanan diagnosis dan terapi untuk berbagai kondisi medik, seperti penyakit dalam, bedah, pediatrik, psikiatri, ibu hamil, dan sebagainya.

Rumah sakit khusus adalah rumah sakit yang memberi pelayanan diagnosis dan pengobatan untuk penderita dengan kondisi medik tertentu baik Bedah maupun non bedah, seperti rumah sakit kanker, bersalin, psikiatri, pediatrik, ketergantungan obat, rumah sakit rehabilitasi dan penyakit kronis.

3. Klasifikasi Berdasarkan Lama Tinggal di Rumah Sakit

Berdasarkan lama tinggal, rumah sakit terdiri atas rumah sakit perawatan jangka pendek dan jangka panjang. Rumah sakit perawatan jangka pendek adalah rumah sakit yang merawat penderita selama rata-rata kurang dari 30 hari. Rumah sakit perawatan jangka panjang adalah rumah sakit yang merawat penderita dalam waktu rata-rata 30 hari atau lebih.

4. Klasifikasi Berdasarkan Afiliasi Pendidikan

Rumah sakit berdasarkan afiliasi pendidikan terdiri atas dua jenis yaitu rumah sakit pendidikan dan rumah sakit nonpendidikan. Rumah sakit pendidikan adalah rumah sakit yang melaksanakan program pelatihan dalam bidang medik, bedah, pediatrik dan bidang spesialis lain. Rumah sakit yang tidak memiliki afiliasi dengan universitas disebut rumah sakit non pendidikan.

5. Klasifikasi Berdasarkan Status Akreditasi

Rumah sakit berdasarkan status akreditasi terdiri atas rumah sakit yang telah diakreditasi dan rumah sakit yang belum diakreditasi. Rumah sakit telah diakreditasi adalah rumah sakit yang telah diakui secara formal oleh suatu badan sertifikasi yang diakui, yang menyatakan bahwa suatu rumah sakit telah memenuhi persyaratan untuk melakukan kegiatan tertentu.

6. Klasifikasi Rumah Sakit Umum Pemerintah

Rumah Sakit Umum Pemerintah Pusat dan Daerah diklasifikasikan menjadi Rumah Sakit Umum kelas A, B, C, dan D. Klasifikasi tersebut didasarkan Pada unsur pelayanan, ketenagaan fisik, dan peralatan.

a. Rumah Sakit Umum Kelas A adalah rumah sakit umum yang mempunyai fasilitas dan

kemampuan pelayanan medik spesialistik luas dan subpesialistik luas.

b. Rumah Sakit Umum Kelas B adalah rumah sakit umum yang mempunyai fasilitas dan

kemampuan pelayanan medis sekurang-kurangnya 11 spesialistik dan subspesialistik terbatas. c. Rumah Sakit Umum Kelas C adalah rumah sakit umum yang mempunyai fasilitas dan

(18)

d. Rumah Sakit Umum Kelas D adalah rumah sakit umum yang mempunyai fasilitas dan

kemampuan pelayanan medik dasar (Siregar, 2004). 2.2.4 Indikator Pelayanan Rumah Sakit

Program akreditasi rumah sakit yang dilaksanakan sejak tahun 1995 diawali dengan 5 jenis pelayanan, yaitu pelayanan medis, pelayanan keperawatan, rekam medis, administrasi dan manajemen, dan pelayanan gawat darurat. Pada tahun 1997, program diperluas menjadi 12 pelayanan, yaitu kamar operasi,pelayanan perinata resiko tinggi, pelayanan radiologi, pelayanan farmasi, pelayanan laboratorium, pengendalian infeksi, dan kecelakaan keselamatan serta kewaspadaan bencana. Pada tahun 2000 dikembangkan instrumen 16 bidang pelayanan untuk menilai ke-20 proses pelayanan di rumah sakit. Untuk membantu proses persiapan akreditasi, dilakukan berbagai pelatihan akreditasi rumah sakit oleh Balai Pelatihan Kesehatan. Di samping akreditasi, penerapan system manajemen mutu mengikuti ISO 9001:2000 mulai dilakukan juga di puskesmas dan rumah sakit sejak tahun 2003 untuk menjawab tuntutan global.

T U G A S - T U G A S :1.Melaksanakan Fungsi Perencanaan (P1)

a. Menentukan macam, mutu dan jumlah alat yangdibutuhkan dlm pelayanan gawat

daruratb.Bersama staf menentukan jumlah pegawai yang dibutuhkan di ruang rawat daruratc. Membagi tugas harian dgn memperhatikan jumlah& tingkat kemampuan tenaga keperawatand.Menyusun & mengusulkan program pengembangan staf dan

pendidikane.Berperan aktif menyusun prosedur / tata kerja di ruang rawat

daruratf . M e m b u a t d a n m e n y u s u n p r o g r a m o r i e n t a s i b a g i pegawai baru dan pasieng.Mentaati peraturan & kebijakan yg telah ditetapkan Rumah Sakit

2.Melaksanakan Fungsi Penggerakan & pelaksanaan (P2)

a. Memantau seluruh staf dalam penerapan & pelaksanaanperaturan / etika yang berlaku di ruang rawat daruratb.Mengatur pelayanan keperawatan dgn kebutuhan tim dan kemampuan tenagac. Membuat jadwal kegiatan (time schedule)d.Memantau pelaksanaan tugas yang dibebankane . M e n g a t u r p e m a n f a a t a n s u m b e r d a y a s e c a r a t e p a t g u n a dan hasil gunaf . M e n g i s i d a n m e n y i m p a n “ a n e c d o t a l r e c o r d ” s e r t a menandatangani daftar prestasi untuk berbagaikepentingan pegawai

(19)

periodikd . M e n g a n a l i s a m a s a l a h d a n m e l a k u k a n tindak lanjute . M e n g a w a s i k i n e r j a p e r a w a t

Unit Gawat Darurat (UGD) adalah bagian terdepan dan sangat berperan di Rumah Sakit, baik buruknya pelayanan bagian ini akan memberi kesan secara menyeluruh terhadap pelayanan rumah sakit. Pelayanan gawat darurat mempunyai aspek khusus karena mempertaruhkan kelangsungan hidup seseorang. Oleh karena itu dan segi yuridis khususnya hukum kesehatan

terdapat beberapa pengecualian yang berbeda dengan keadaan biasa. Menurut segi pendanaan, nampaknya hal itu menjadi masalah, karena dispensasi di bidang ini sulit dilakukan. Untuk menuju pelayanan yang memuaskan dibutuhkan sarana dan prasarana yang memadai, meliputi ruangan, alat kesehatan utama, alat diagnostik dan alat penunjang diagnostik serta alat kesehatan untuk suatu tindakan medik. Disamping itu juga tidak kalah pentingnya sumber daya manusia yang memenuhi syarat, baik kuantitas maupun kualitas. Petugas yang

mempunyai pengetahuan yang tinggi, keterampilan yang andal dan tingkah laku yang baik.

Unit Gawat Darurat berperan sebagai gerbang utama jalan masuknya penderita gawat darurat. Kemampuan suatu fasilitas kesehatan secara keseluruhan dalam hal kualitas dan kesiapan dalam perannya sebagai pusat rujukan penderita dari pra rumah tercermin dari kemampuan unit ini.

Standarisasi Unit Gawat Darurat saat ini menjadi salah satu komponen penilaian penting dalam perijinan dan akreditasi suatu rumah sakit. Penderita dari ruang UGD dapat dirujuk ke unit perawatan intensif, ruang bedah sentral, ataupun bangsal perawatan. Jika dibutuhkan, penderita dapat dirujuk ke rumah sakit lain. Upaya Pertolongan terhadap penderita gawat darurat harus dipandang

sebagai satu system yang terpadu dan tidak terpecah-pecah. Sistem

mengandung pengertian adanya komponen-komponen yang saling berhubungan dan saling mempengaruhi, mempunyai sasaran (output) serta dampak yang diinginkan (outcome). Sistem yang bagus juga harus dapat diukur dengan melalui proses evaluasi atau umpan balik yang berkelanjutan.

B. Karakteristik Pelayanan Gawat Darurat

(20)

berbeda dengan keadaan bukan gawat darurat. Beberapa Isu Seputar Pelayanan

Gawat Darurat yaitu, pada keadaan gawat darurat medik didapati beberapa masalah utama yaitu :

· Periode waktu pengamatan/pelayanan relatif singkat · Perubahan klinis yang mendadak

· Mobilitas petugas yang tinggi

Hal-hal di atas menyebabkan tindakan dalam keadaan gawat darurat

memiliki risiko tinggi bagi pasien berupa kecacatan bahkan kematian. Dokter yang bertugas di gawat darurat menempati urutan kedua setelah dokter ahli onkologi dalam menghadapi kematian. Situasi emosional dari pihak pasien karena tertimpa risiko dan pekerjaan tenaga kesehatan yang di bawah tekanan mudah menyulut konflik antara pihak pasien dengan pihak pemberi pelayanan kesehatan.

C. Hubungan Dokter Pasien dalam Keadaan Gawat Darurat

Hubungan dokter pasien dalam keadaan gawat darurat sering merupakan hubungan yang spesifik. Dalam keadaan biasa (bukan keadan gawat darurat) maka hubungan dokter pasien didasarkan atas kesepakatan kedua belah pihak, yaitu pasien dengan bebas dapat menentukan dokter yang akan dimintai bantuannya (didapati azas voluntarisme). Demikian pula dalam kunjungan berikutnya, kewajiban yang timbul pada dokter berdasarkan pada hubungan yang telah terjadi sebelumnya (pre-existing relationship). Dalam keadaan darurat hal di atas dapat tidak ada dan azas voluntarisme dan keduabelah pihak juga tidak terpenuhi. Untuk itu perlu diperhatikan azas yang khusus berlaku dalam pelayanan gawat darurat yang tidak didasari atas azas voluntarisme.

Apabila seseorang bersedia menolong orang lain dalam keadaan darurat, maka ia harus melakukannya hingga tuntas dalam arti ada pihak lain yang melanjutkan pertolongan itu atau korban tidak memerlukan pertolongan lagi. Dalam hal pertolongan tidak dilakukan dengan tuntas maka pihak penolong dapat digugat karena dianggap mencampuri/ menghalangi kesempatan korban untuk memperoleh pertolongan lain (loss of chance).

D.Pengaturan Staf dalam Instalasi Gawat Darurat

(21)

memerlukannya. Dokter spesialis yang bertugas harus siap dan bersedia

menerima rujukan dan UGD. Jika dokter spesialis gagal memenuhi kewajibannya

maka tanggung jawab terletak pada dokter itu dan juga rumah sakit karena tidak mampu mendisiplinkan dokternya.

E. Peraturan

Perundang-Undangan yang Berkaitan dengan Pelayanan Gawat Darurat

Pengaturan perundang-undangan yang berkaitan dengan pelayanan gawat darurat adalah UU No 23/1992 tentang Kesehatan, Peraturan Menteri Kesehatan No.585/1989 tentang Persetujuan Tindakan Medis, dan Peraturan Menteri Kesehatan No.159b/1988 tentang Rumah Sakit.

Pengaturan Penyelenggaraan Pelayanan Gawat Darurat Ketentuan tentang pemberian pertolongan dalam keadaan darurat telah tegas diatur dalam pasal 5l UUNo.29/2004 tentang Praktik Kedokteran, di mana seorang dokter wajib melakukan pertolongan darurat atas dasar perikemanusiaan. Selanjutnya, walaupun dalam UU No.23/1992 tentang Kesehatan tidak disebutkan istilah pelayanan gawat darurat namun secara tersirat upaya penyelenggaraan

pelayanan tersebut sebenamya merupakan hak setiap orang untuk memperoleh derajat kesehatan yang optimal (pasal 4) Selanjutnya pasal 7 mengatur bahwa Pemerintah bertugas menyelenggarakan upaya kesehatan yang merata dan terjangkau oleh masyarakat termasuk fakir miskin, orang terlantar dan kurang mampu. Tentunya upaya ini menyangkut pula pelayanan gawat darurat, baik yang diselenggarakan oleh pemerintah maupun masyarakat (swasta). Rumah sakit di Indonesia memiliki kewajiban untuk menyelenggarakan pelayanan gawat darurat 24 jam sehari sebagai salah satu persyaratan ijin rumah sakit. Dalam pelayanan gawat darurat tidak diperkenankan untuk meminta uang muka sebagai persyaratan pemberian pelayanan. Dalam penanggulangan pasien gawat darurat dikenal pelayanan fase pra-rumah sakit dan fase rumah sakit. Pengaturan pelayanan gawat darurat untuk fase rumah sakit telah terdapat dalam Peraturan Menteri Kesehatan No.159b/1988 tentang Rumah Sakit, di mana dalam pasal 23 telah disebutkan kewajiban rumah sakit untuk menyelenggarakan pelayanan gawat darurat selama 24 jam per hari F. Masalah Lingkup Kewenangan Personil dalam Pelayanan Gawat

Darurat

(22)

darurat. Pengertian tenaga kesehatan diatur dalam pasal 1 butir 3 UU

No.23/1992 tentang Kesehatan sebagai berikut: tenaga kesehatan adalah setiap orang yang mengabdikan diri dalam bidang kesehatan serta memiliki

pengetahuan dan atau keterampilan melalui pendidikan di bidang kesehatan yang untuk jenis tertentu memerlukan kewenangan untuk melakukan upaya kesehatan. Melihat ketentuan tersebut nampak bahwa profesi kesehatan

memerlukan kompetensi tertentu dan kewenangan khusus karena tindakan yang dilakukan mengandung risiko yang tidak kecil.

Pengaturan tindakan medis secara umum dalam UU No.23/1992 tentang Kesehatan dapat dilihat dalam pasal 32 ayat (4) yang menyatakan bahwa pelaksanaan pengobatan dan atau perawatan berdasarkan ilmu kedokteran dan ilmu keperawatan hanya dapat dilakukan oleh tenaga kesehatan yang

mempunyai keahlian dan kewenangan untuk itu. Ketentuan tersebut

dimaksudkan untuk melindungi masyarakat dari tindakan seseorang yang tidak mempunyai keahlian dan kewenangan untuk melakukan pengobatan/perawatan, sehingga akibat yang dapat merugikan atau membahayakan terhadap kesehatan pasien dapat dihindari, khususnya tindakan medis yang mengandung risiko. Pengaturan kewenangan tenaga kesehatan dalam melakukan tindakan medik diatur dalam pasal 50 UUNo.23/1992 tentang Kesehatan yang merumuskan bahwa tenaga kesehatan bertugas menyelenggarakan atau melakukan kegiatan kesehatan sesuai dengan bidang keahlian dan atau kewenangan tenaga kesehatan yang bersangkuta. Pengaturan di atas

menyangkut pelayanan gawat darurat pada fase di rumah sakit, di mana pada dasarnya setiap dokter memiliki kewenangan untuk melakukan berbagai

tindakan medik termasuk tindakan spesifik dalam keadaan gawat darurat. Dalam hal pertolongan tersebut dilakukan oleh tenaga kesehatan maka yang

bersangkutan harus menemelakukanrapkan standar profesi sesuai dengan situasi (gawat darurat) saat itu.

G. Masalah Medikolegal pada Penanganan Pasien Gawat Darurat

Hal-hal yang disoroti hukum dalam pelayanan gawat darurat dapat meliputi hubungan hukum dalam pelayanan gawat darurat dan pembiayaan pelayanan gawat darurat

(23)

hospital-remelakukanquires immediate medical attention. This condition

continues until a determination has been made by a health care professional that the patient’s life or well-being is not threatened”.

Adakalanya pasien untuk menempatkan dirinya dalam keadaan gawat

darurat walaupun sebenarnya tidak demikian. Sehubungan dengan hal itu perlu dibedakan antara false emergency dengan true emergency yang pengertiannya adaiah: A true emergency is any condition clinically determelakukanmined to require immediate medical care. Such conditions range from those requiring extensive immediate care and admission to the hospital to those that are diagnostic probmelakukanlems and may or may not require admission after work-up and observation.

Untuk menilai dan menentukan tingkat urgensi masalah kesehatan yang

dihadapi pasien diselengganakanlah triage. Tenaga yang menangani hal tersebut yang paling ideal adalah dokter, namun jika tenaga terbatas, di beberapa tempat dikerjakan oleh perawat melalui standing order yang disusun rumah sakit. H. Hubungan Hukum dalam Pelayanan Gawat Darurat

Dalam hal pertanggungjawaban hukum, bila pihak pasien menggugat

tenaga kesehatan karena diduga terdapat kekeliruan dalam penegakan diagnosis atau pemberian terapi maka pihak pasien harus membuktikan bahwa hanya kekeliruan itulah yang menjadi penyebab kerugiannya/cacat (proximate cause). Bila tuduhan kelalaian tersebut dilakukan dalam situasi gawat darurat maka perlu dipertimbangkan faktor kondisi dan situasi saat peristiwa tersebut terjadi. Jadi, tepat atau tidaknya tindakan tenaga kesehatan perlu dibandingkan dengan tenaga kesehatan yang berkuamelakukanlifikasi sama, pada pada situasi dan kondisi yang sama pula.

Setiap tindakan medis harus mendapatkan persetujuan dari pasien

(informed consent). Hal itu telah diatur sebagai hak pasien dalam UU No.23/1992 tentang Kesehatan pasal 53 ayat 2 dan Peraturan Menteri Kesehatan

No.585/1989 tentang Persetujuan Tindakan Medis. Dalam keadaan gawat darurat di mana harus segera dilakukan tindakan medis pada pasien yang tidak sadar dan tidak didampingi pasien, tidak perLu persetujuan dari siapapun (pasal 11 Peraturan Menteri Kesehatan No.585/1989). Dalam hal persetujuan tersbut dapat diperoleh dalam bentuk tertulis, maka lembar persetujuan tersebut harus

disimpan dalam berkas rekam medis. I. Kematian pada Instalasi Gawat Darurat

(24)

(Death on Arrival) harus dilaporkan kepada pihak berwajib. Di negara Anglo-Saxon digunakan sistem koroner, yaitu setiap kematian mendadak yang tidak terduga (sudden unexpected death) apapun penyebabnya harus dilaporkan dan

ditangani oleh Coroner atau Medical Exaniner. Pejabat tersebut menentukan tindakan iebih lanjut apakah jenazah harus diautopsi untuk pemeriksaan lebih lanjut atau tidak. Dalam keadaan tersebut surat keterangan kematian (death certificate) diterbitkan oleh Coroner atau Medical Examiner. Pihak rumah sakit harus menjaga keutuhan jenazah dan benda-benda yang berasal dari tubuh jenazah (pakaian dan benda lainnya) untuk pemeriksaan lebih lanjut. Indonesia tidak menganut sistem tersebut, sehingga fungsi semacam coroner diserahkan pada pejabat kepolisian di wilayah tersebut. Dengan demikian pihak POLRI yang akan menentukan apakah jenazah akan diautopsi atau tidak. Dokter yang bertugas di UGD tidak boLeh menerbitkan surat keterangan kematian dan menyerahkan permasalahannya path POLRI. Untuk Daerah Khusus Ibukota Jakarta, sesuai dengan Keputusan KepalaDinas Kesehatan DKI Nomor 3349/1989 tentang berlakunya Petunjuk Pelaksanaan Pencatatan dan Pelaporan kematian di Puskesmas, Rumah Sakit, RSB/RB di wilayah DKI Jakarta yang telah disempurnakan tanggal 9 Agustus 1989 telah ditetapkan bahwa semua peristiwa kematian rudapaksa dan yang dicurigai rudapaksa dianjurkan kepada keluarga untuk dilaporkan kepada pihak kepolisian dan selanjutnya jenazah harus dikirim ke RS Cipto Mangunkusumo untuk dilakukan visum

etrepertum. Kasus yang tidak boleh diberikan surat keterangan kematian adalah: • meninggal pada saat dibawa ke UGD

• meninggal akibat berbagai kekerasan • meninggal akibat keracunan

• meninggal dengan kaitan berbagai peristiwa kecelakaan Kematian yang boleh dibuatkan surat keterangan

Kematiannya adalah yang cara kematiannya alamiah karena. penyakit dan tidak ada tanda-tanda kekerasan.

J. Pembiayaan dalam Pelayanan Gawat Darurat

Dalam pelayanan kesehatan prestasi yang diberikan tenaga kesehatan

sewajarnya diberikan kontra-prestasi, paling tidak segala biaya yang diperlukan untuk menolong seseorang. Hal itu diatur dalam hukum perdata. Kondisi tersebut umumnya berlaku pada fase pelayanan gawat darurat di rumah sakit.

(25)

(pihak swasta) dapat diharapkan ikut membiayainya.

Realisasi pembiayaan melalui pengaturan secara hukum yang mewajibkan anggaran untuk pelayanan yang bersifat public goods tersebut. Bentuk & peraturan perundang-undangan tersebut dapat berupa peraturan pemerintah yang merupakanjabaran dari UU No.23/ 1992 dan atau peraturan daerah tingkat I (Perda Tk.I).

Sistem

Terdapat dua kelompok pendeka tan didalam mendefinisikan sistem,

Referensi

Dokumen terkait

Pilar Utama nomor : 30/SSPU-DP/PU/XI/11 tanggal 30 Nopember 2011 dan Berdasarkan hasil evaluasi ulang dokumen penawaran, Administrasi, Tehnis dan harga.. Dengan ini kami

2, Cirendeu, Ciputat Timur Kota Tangerang Selatan Banten... Tanah

Jika rata-rata lifetime dari seluruh bola lampu yang dihasilkan pabrik tersebut adalah μ, ujilah dengan.. tingkat signifikansi 1% bahwa μ dari bola lampu yang dihasilkan

Kun kahden renkaan kuormitus on sama, suuri-ilmatilaisen renkaan ilmanpaine voi olla pienempi kuin pieni-ilmatilaisen.. Osittain tähän perustuu matalaprofiilirenkaissa

Khusus tanaman yang sudah berbunga diamati jumlah bunga betina sehat dan terserang, populasi larva, instar larva, gejala serangan dan penyebaran di lapangan serta

a) Kemudahan, karena diakses melalui smartphone yang terhubung dengan jaringan internet para konsumen bisa membeli sebuah produk apapun secara virtual melalui internet

Kemalasan saya muncul mungkin karena kejenuhan saya bekerja atau mungkin pula karena penggajian pegawai negeri sipil (PNS) yang tidak signifikan membedakan antara PNS

We have just looked at some samples of exploratory writing in different forms—a class journal, a personal journal, a private letter—and noticed that such writing has