INDUSTRI 4.0
Tidak hanya masalah
transisi teknis
dari teknologi manufaktur?
Courtesy: wikipedia.org
# Secara umum
perubahan perilaku dalam berbisnis
.
# Mendorong
interaksi lebih intens
antara
industri
dan aktftas
sains / riset
.
TRANSISI SEJARAH
Manufaktur bermula dari usaha dagang
Tecknologi berbasis perusahaan “virtual” + industri OEM
Transisi dari “ekosistem pengembangan produk”:
Lebih dari modal fnansial, “modal otak / ide” → ekonomi kreatf
Manufaktur bermula dari usaha dagang + teknologi
1.0
2.0
3.0
4.0?
Karakter:
→ semakin bersifat individu
Industri 4.0 adalah era
disruptve innovaton
!!!
→ Tidak ada yang strategis, enabler technology datang dan pergi dalam waktu
singkat.
→ Tidak ada rahasia (untuk waktu lama), usia pakai teknologi semakin pendek.
→ Tidak ada yang bisa diprediksi dalam konteks pengembangan produk.
Fokus pada:
1) Membangun
kapasitas untuk menciptakan teknologi kunci
dan
mengembangkan
produk
, meski belum / tdak segera memproduksi saat ini
→ fokus dan tekun memupuk aset pengetahuan.
2) Menciptakan
lingkungan ramah inovasi
untuk mendorong “inno-preneurs” muda.
3)
Inovasi utama
, tdak perlu pada keseluruhan sistem untuk meminimalisir resiko
sepanjang tetap kompettf dan memiliki posisi produk yang baik.
4)
Penguatan kemitraan
dengan mitra potensial berbasis relasi saling menguntungkan
dan membutuhkan.
Ini berart, sebagai contoh:
→ Mengimpor tdak masalah selama mampu negosiasi untuk mendapat jatah
sub-kontrak atau pengembangan kapasitas SDM.
→ Membuat manufaktur masih ok sepanjang kompettf untuk periode tertentu.
CONTOH...
CONTOH
Industri teknologi maju
BNCT (boron neutron cancer therapy)
- Kerja sama PSTA BATAN + BPTM LIPI + Farmasi UGM + PT Barata Indonesia dengan pembiayaan Ristekdikt
- Terapi kanker dengan tembakan neutron
Teknologi kunci:
CONTOH
UMKM + pengusaha antara
Coklat Nglanggeran
: agribisnis kombinasi ekowisata dan kuliner berbasis coklat
- Dikelola dan diselenggarakan komunitas masyarakat lokal.
- Enterpreneur startup oleh pemuda lokal sebagai pengusaha antara. - Didukung oleh BI DIY dan BPTBA LIPI.
CONTOH
UMKM langsung ke pasar
Efek berantai:
- konservasi resep kuno
- suvenir baru untuk turisme
- bisnis
food truck
- ransum militer
…..
Teknologi kunci:
Komputasi dinamika fuida untuk mencari posisi
peletakan yang tepat.
Pengembangan
produk berbasis
bahan olahan lokal
, daripada
produk standar yang akan
berkompetsi dengan industri
besar.
Tantangan teknologi:
Bagaimana mengawetkan
makanan olahan tanpa
pengawet dan mengubah cita
rasa?
STRATEGI KEMITRAAN
industri & swasta
Mitra Industri
→ produksi massal
LitBang
→ riset yang ‘
berhasil
’
Ekonomi Kreatf
→ startup, ventura
# Publikasi terindeks # Paten / hak-cipta / PVT terdafar
# Transaksi lisensi
JALAN PINTAS
kecuali riset obat, beberapa kasus TI
Industri pendukung
(komponen, OEM)
ANGGARAN
GERD & GBAORD 2017
Rp 25,8 Triliun
Rp 4,96 Triliun
Pemerintah Daerah *
2,91%
Rp 0,89 Triliun
*Asumsi dari Anggaran 2017
Pemerintah Pusat
80,97%
Rp 24,92 Triliun
Perguruan Tinggi**
2,65%
Rp 0,81 Triliun**Non Simlitabmas (tdak termasuk dana dari pemerintah)
Industri Manufaktur***
9,15%
Rp 2,81 Triliun***hasil ekstraporasi berdasarkan Survei libang industry manufaktur 2015
Litbang Swasta****
4,33%
Rp 1,33 Triliun
****Lembaga Litbang Non-Pemerintah
GBAORD
PDB INDONESIA 2016
Rp 25,82 Triliun
0,21%
GBAORD per PDB
RP 12.406 Triliun
Badan Pusat Statstk
GERD
ANGGARAN
RIRN 2017-2045 (indikator)
TARGET
2015
2020
2025
2030
2035
2040
2045
Rasio SDM Iptek / sejuta
penduduk
1.071
1.600
3.200
4.800
6.400
8.000
8.600
GBAORD/PDB (%)
0,15
0,21
0,42
0,63
0,84
1,05
1,26
GERD/PDB (%)
0,20
0,84
1,68
2,52
3,36
4,20
5,04
Rasio mahasiswa pasca-sarjana /
sarjana (%)
5,6
20
40
60
80
90
100
Produktftas riset
0,02
0,04
0,08
0,10
0,14
0,18
0,22
Mult Factor ProductvityF
(%)
16,7
20,0
30,0
40,0
50,0
60,0
70,0
Rencana Induk Riset Nasional – RIRN berbasis komponen
input
,
output
and outcome
GERD :
Gross Expenditure for R&D
GBAORD:
Government Budget Appropriatons for R&D
Sumber:R-Perpres RIRN 2015-2045
Belan
ja SDM
: non
-SDM
~
14T : 1
ANGGARAN
PRODUKTIFITAS (2015)
Belanja litbang → didominasi APBN!
(2017: 0,21% dari 0,25%)
SDM Iptek → lk. 15% S3
ANGGARAN
STANDAR GLOBAL
Sesuai “standar” UNESCO, dari 1% PDB yang seyogyanya dialokasikan untuk riset,
75-80% bersumber dari non-APBN
→ rasio dan konsensus ini berlaku di level
negara / lembaga / satker riset
secara global
→ sumber dana swasta (eksternal)
bukan sumbangan
!
→ sumber dana eksternal: mitra industri / hibah dari
dalam / luar negeri
→ diperoleh melalui
kompetsi terbuka
→ kompetsi berbasis
kapasitas dan kompetensi menyelesaikan masalah
penyandang dana
Rendahnya kontribusi swasta / eksternal dalam kegiatan riset
membuktkan akan
rendahnya kapasitas dan kompetensi
riset Indonesia!
MANAJEMEN RISET
Fokus
Lembaga
Ri
set
ProduksiPengetahuan → KIIdentfkasi problem →
riset
→ alternatf solusi (yang dibuktkan secara ilmiah)
- Keluaran utama: KI sebagai
bukt
alternatf solusi yang
diakui komunitas sejawat
(KTI global, Paten,
Hak Cipta, PVT, Pelepasan Galur Hewan, Desain Sirkuit, dll).
- Penciptaan
“pengetahuan / teknologi” kunci
.
Reputasi
ilmiah
PERSONAL
Mitra eksternal
(problem, dana)
# Bagaimana
menghilangkan ‘alasan’
personil untuk tdak berkinerja?
→ Pimpinan adalah pelayan terendah…!
#
Mengkomunikasikan
(mengemas + menjual) ke eksternal.
MANAJEMEN RISET
EKOSISTEM RISET (hukum 10%)
J
t
abungan
penget
ahuan!
→
buday
a
i
nv
ens
i
,
penci
pt
aan
SDM
kompet
en
Lembaga Riset
Mitra eksternal
Pr
os
es
bi
s
ni
s
SLOGAN: bermula di akhir dan berakhir di awal
Slogan ini relevan untuk negara dengan aset
pengetahuan memadai...
1. INOVASI = Invensi x Komersialisasi
ENTERPRENEUR = Inovasi x Komersialisasi
(Ed Roberts - MIT)2. Tidak ada jalan pintas!
Invensi = 0 → Inovasi = 0
MANAJEMEN RISET
EKOSISTEM RISET (hukum 10%)
MANAJEMEN RISET
STRATEGI Terintegrasi dan Berkelanjutan
hulu
Satker A
hilir
Keltan 1
Keltan 2
Keltan 3
Satker B
Keltan 2
Keltan 3
Keltan 1 Keltan 4
MANAJEMEN RISET
STRATEGI Terintegrasi dan Berkelanjutan
Menciptakan
sinergi alami
sesuai tugas, fungsi dan karakteristk pihak
terkait, baik internal (Keltan, Satker) maupun eksternal (K/L, Pemda,
swasta)
# Profesional
→ fokus ke tusi utama
→ Tidak melakukan semua hal.
→ Dan / atau tdak perlu melakukan satu hal di semua ranah.
# Kerja sama dengan berbagai pihak terkait
→ Menyerahkan tusi yang menjadi ranah pihak lain.
→ Menciptakan relasi saling membutuhkan (tdak meminta tetapi juga memberi).
# Mengubah perilaku dan budaya internal
→ fokus, gemar kolaborasi
→ Manajemen fokus pada keluaran, bukan proses.
→ Kinerja (personil, grup, satker) berbasis keluaran sesuai ranah keilmuan +
passion
.
→ Penciptaan kompetsi di semua level.
→ Perubahan pola dan fokus anggaran.
MANAJEMEN RISET
STRATEGI Pengelolaan Anggaran
SATKER / GRUP /
PERSONIL
PELAKU RISET
Dana Internal
- Belanja pegawai
- Operasional perkantoran - Investasi infrastruktur - Pemeliharaan infrastruktur - Pemakaian infrastruktur - Tanpa dana kegiatan
Dana Kegiatan
- Hibah DN / LN - Mitra eksternal - Lembaga eksternal
Memposisikan diri selalu siap berkolaborasi dengan infrastruktur (SDM, data, alat)
yang dimiliki sebagai modal utama!
Catatan:
- Berbasis kompetsi & kolaborasi. - Mendorong pencapaian kontribusi swasta ke riset sd 80% dari GERD
Target:
- Riset kolaboratf DN / LN maupun akademis / industri
- Kontrol kualitas riset berlapis tanpa menambah administrasi
- Peningkatan kualitas dan kuanttas HKI (paten, hak-cipta, PVT, KTI) dan lisensi
Catatan untuk RKAKL: - Tidak dipecah.
- Hanya satu dan untuk semua. - Semua MAK ada.
MANAJEMEN RISET
STRATEGI Pengelolaan SDM
KELTIAN
Infrastruktur
(fsik, data, ...)
Indikator Grup → prospek
(portofolio + kinerja)
SDM
Penelit PNS → senior
Penelit PPPK → muda
Mahasiswa S1-S3 → pelaksana
Kompetsi internal
(anggaran internal)
Studi Lanjut + Bekerja di Grup - Program pasca byF research
- Research Assistantship → eksternal - Technician Assistantship → internal
Kolaborasi DN / LN
(kerja bareng & supervisi)
PENGUATAN KEUNGGULAN!
PENINGKATAN KUANTITAS + KUALITAS!
Berbasis botom-up
MANAJEMEN RISET
STRATEGI Pengelolaan Kegiatan + Anggaran
Infrastruktur
(SDM, peralatan, mitra LN)
Internal (APBN)
Bappenas + Kemkeu
(PN, PB, SBSN, BA-BUN, KPBU, ...)
MITRA EKSTERNAL
# program
# persepsi eksternal
# sumber daya lain (otoritas, ...)
+
Dana eksternal
DN / LN
(Pemda, swasta, ...)
KELUARAN
berbasis penilaian pihak ketga, mult output
- Kemitraan
- Lisensi
- NA
- KTI global
- Paten
- Hak Cipta
- PVT
- Desain Industri
- Galur Hewan
- Bawa kepala kosong
REGULASI JFP BARU
PermenPANRB no. 34/2018 tentang JF Penelit
→ Perka LIPI tentang Juknis JFP
→ Perka LIPI tentang Penganugerahan Gelar Profesor Riset
→ Perka LIPI tentang Komisi Etka Penelit di lingkungan LIPI
1) AK hanya untuk pemenuhan SKP tahunan, kenaikan jenjang dengan portofolio (Hasil Kerja Minimal)
→ P. Ahli Utama: 25 AK, P. Ahli Madya: 20 AK, P. Ahli Muda: 15 AK, P. Ahli Pertama: 10 AK. → Dinilai sd TP2U, tetapi wajib diunggah ke e-Penelit.
→ Kewajiban maintainance per-4 tahun dengan HKM.
→ Kenaikan jenjang dan HKM dinilai oleh Majelis Asesor, ada sidang tatap muka untuk naik jenjang.
→ Mendorong kolaborasi: kontributor utama vs anggota
2) Perubahan syarat jabatan dan jenjang: min. S2, dan S3 untuk Penelit Ahli Utama
3) Diperbolehkan
maintainance
di semua jenjang sd BUP.
4) Dibuka jalur perpindahan jabatan dari JA dan JPT, serta JF lain selama memenuhi syarat HKM.
5) Gelar Profesor Riset diberikan saat memasuki jenjang Penelit Ahli Utama dengan melakukan orasi.
6) Tidak ada rangkap jabatan.
7) Masa transisi:
→ 5/8 tahun untuk kualifkasi pendidikan S2.
→ 31 Desember 2018 harus masuk ke e-Penelit bagi yang ingin PAK diproses dengan regulasi lama. → Rangkap jabatan sd 31 Desember 2018.
MANAJEMEN RISET
STRATEGI Terintegrasi dan Berkelanjutan
hulu
Satker A
hilir
Keltan 1
Keltan 2
Keltan 3
Satker B
Keltan 2
Keltan 3
Keltan 1 Keltan 4