• Tidak ada hasil yang ditemukan

ETIKA DAN TANGGUNG JAWAB TERHADAP PEMASO

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "ETIKA DAN TANGGUNG JAWAB TERHADAP PEMASO"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

ETIKA DAN TANGGUNG JAWAB TERHADAP PEMASOK DAN

PESAING

Untuk memenuhi tugas mata kuliah Komunikasi Pemasaran yang dibina oleh Afwan Hariri Agus Prohimi S.E, M.M

Oleh :

1. Anisa Rasyid 110411422526 2. Endah Suprihatin 110411422541 3. Herwin Saputri 110411422545 4. Martha Magdalena 110411422539 5. Prieta Kartika Sari 110411422 6. Yuliani Indahyanti 110411422530 7. Septyan

UNIVERSITAS NEGERI MALANG

FAKULTAS EKONOMI

JURUSAN MANAJEMEN

PRODI S1 PENDIDIKAN TATA NIAGA

Maret 2014

(2)

Bisnis bukanlah suatu aktivitas yang beroperasi di dalam lingkungan yang hampa, tetapi sebagai sebuah lembaga sosial yang berinteraksi dengan dengan lembaga sosial lainnya. Apa yang dilakukan perusahaan mempengaruhi masyarakat dan sebaliknya maksud baik masyarakat dan kepercayaan adalah hal penting bagi bisnis di dalam menyediakan produk/jasa. Bisnis berhadapan dengan komunitas atau wilayah tempat bisnis tersebut beroperasi. Apapun skop komunitasnya, mulai dari internal ( karyawan & pemilik) sampai eksternal (pelanggan, kreditor, dll) harus mendapat kepedulian dari perusahaan.

Suatu perusahaan tidak saja memiliki tanggung jawab ekonomi dan hukum saja, namun juga memiliki tanggung jawab sosial baik kepada pemegang saham perusahaan maupun pada pihak-pihak lain yang berkaitan dengan aktivitas bisnisnya (stake holder). Tanggung jawab sosial ini banyak juga digunakan untuk menjelaskan tanggung jawab perusahaan terhadap komunitasnya. Tanggung jawab itu meliputi tanggung jawab terhadap pelanggan, karyawan, pemegang saham, kreditor, lingkungan fisik, dan komunitas lainnya. Tanggung jawab sosial ini dipenuhi dengan cara mengikuti etika bisnis. Beberapa penelitian mengatakan bahwa praktik-praktik non etis yang dilakukan oleh perusahaan sangat memiliki pengaruh besar terhadap kinerja jangka panjang dan nilai saham perusahaan.

Berdasarkan uraian di atas maka persoalan etika di dalam bisnis dan tentunya juga melibatkan banyak aktifitas penjualan menjadi sesuatu yang penting untuk dipahami oleh setiap pelaksana bisnis dan penjualan. Untuk itu, berikut akan didiskusi secara singkat, sebagai pemikiran awal bagi manajemen penjualan di dalam melaksanakan tugas keprofesiannya. Tujuan individu, perusahaan, pelanggan dan pihak yang terkait lainnya harus menjadi pertimbangan di dalam melaksanakan fungsinya.

(3)

Etika, pada dasarnya adalah suatu komitmen untuk melakukan apa yang benar dan menghindari apa yang tidak benar. Oleh karena itu, perilaku etika berperan melakukan ‘apa yang benar’ dan ‘baik’ untuk menentang apa yang ‘salah’ dan ‘buruk’.

Prinsip-prinsip Pemegang Kepentingan 1. Pemasok

Hubungan kami dengan para pemasok dan subkontraktor harus berdasarkan rasa saling menghormati. Oleh karena itu, kami memiliki tanggung jawab untuk:

 Mencari keadilan dan kejujuran dalam semua aktivitas kami, termasuk penetapan harga, penetapan lisensi, dan hak untuk menjual;

 Memastikan bahwa aktivitas perusahaan kami bebas dari penggunaan kekerasan dan proses peradilan yang tidak perlu;

 Memupuk stabilitas hubungan jangka panjang dengan pemasok dengan imbalan nilai, kualitas, daya saing dan keandalan.

 Berbagi informasi dengan para pemasok dan mengintegrasikannya dalam proses perencanaan kami;

 Membayar tepat waktu kepada pemasok dan sesuai dengan kesepakatan dagang;  Mencari, mendorong, dan memilih para pemasok dan subkontraktor yang

mempraktikkan penghormatan terhadap martabat manusia dalam pekerjaannya.

2. Pesaing

Kami percaya bahwa persaingan ekonomi yang adil merupakan salah satu persyaratan dasar dalam usaha meningkatkan kemakmuran negara dan pada akhirnya untuk menciptakan distribusi barang dan jasa yang adil. Oleh karena itu, kami memiliki tanggung jawab untuk:

 Membantu perkembangan pasar yang terbuka bagi perdagangan dan investasi;  Memajukan perilaku kompetitif yang menguntungkan bagi kondisi sosial dan

lingkungan serta menunjukkan rasa saling menghormati antara pesaing;

 Menahan diri dari usaha mencoba atau berpartisipasi dalam pembayaran atau condong pada pilihan yang meragukan untuk mengamankan keunggulan kompetitif;

 Menghormati hak dari aset yang tidak berwujud dan kekayaan intelektual; dan  Menolak untuk memiliki informasi komersial dengan cara yang tidak jujur atau

tidak etis, seperti praktik spionase industri.

(4)

 pemilik (owners): setiap bisnis dimulai dari hasil ide mengenai barang dan jasa oleh orang Yang disebut wirausaha (entrepreneur). Ia mengorganisasikan (organize) dan mengelola resiko Yang dihadapi mulai dari permulaan bisnis. Pemilik tunggal, banyak, dan perseroan (kepemilikan dalam saham) kreditur (creditors): perusahaan memerlukan dana lebih daripada yang didapat dari

 Pemilik. Kreditur dapat memberikan solusi sebagai penyedia pinjaman untuk memulai bisnis. Contoh : bank mandiri, bank bni, bank bca, bank muamalat dan sebagainya.

 Pekerja (employees): hasil ide pemilik untuk membangun bisnisnya, harus didukung Karyawan. Karyawan yang direkrut untuk menyelenggarakan bisnis.

Pemasok (suppliers): menyelenggarakan bisnis membutuhkan bahan (material) yang Dibutuhkan untuk produksi melalui pemasok. Produk yang dijual hendaknya harus Berkualitas dan memiliki daya saing yang tinggi . Produk kualitas harus melalui proses Mengubah bahan berkualitas melalui cara produksi yang efektif, efesien dan produktif . Kualitas bahan dan kesinambungan bahan perlu dicermati dalam memilih pemasok.

(5)

Tanggung jawab sosial perusahaan, menurut Theodora Levitt, dibedakan:

 Tanggung jawab ekonomi : memperbesar usaha dan mendapatkan keuntungan  Tanggung jawab sosial : urusan negara

Argumen penentang adanya tangung jawab perusahaan

 Tujuan bisnis = mengejar keuntungan sebesar-besarnya :perlu efisiensi  Membuat perhatian terpecah (target ekonomi dan sosial)

 Biaya keterlibatan social akan memberatkan masyarakat

 Bisnis sudah memiliki kekuatan yang memadai, tidak perlu dukungan  Kurangnya tenaga terampil untuk memenuhi aneka kebutuhan sosial  Sulit mmebuat pilihan moral dalam menjalankan tanggung jawab sosial

Argumen pendukung perlunya tanggung jawab sosial

 Kebutuhan dan harapan masyarakat mengalami perubahan

 Semua manusia mempunyai tanggung jawab sosial moral (kewajiban moral)  Bisnis tidak boleh hanya sekedar mengeksploitasi sumber daya yang terbatas  Bisnis akan lebih bisa berkembang dalm lingkungan sosial yang lebih baik  Untuk mengimbangi kekuasan bisnis yang sudah begitu besar

(6)

Tanggung jawab terwujud dalam dua bentuk

 Positif : Melakukan kegiatan-kegiatan yang bukan didasarkan pada pertimbangan untung rugi, melainkan didasarkan pada pertimbangan demi kesejahteraan sosial.

 Negatif : Bisnis menahan diri untuk tidak melakukan kegiatan-kegiatan tertentu, yang sebetulnya menguntungkan dari segi bisnis, tapi dari segi sosial merugikan kepentingan dan kesejahteraan sosial masyarakat.

Dari segi etika, tanggung jawab bisnis scara negatif, harus dilaksanakan yang cara positif tidak wajib . Akan tetapi, sejauh mampu dari segi ekonomi, maka dia wajib secara moral untuk sosialnya dengan cara positif. Luas dan jangkauan serta isi konkret dari tanggung jawab ini, diserahkan kepada pelaku bisnis itu sesuai situasi konkret yang dihadapinya.

Etika manajer terhadap pemasok.

Yang dimaksud pemasok adalah lembaga yang memberikan pemenuhan kebutuhan perusahaan sehingga dapat menjalankan kegiatan perusahaannya. Adapun etika manajer kepada pemasok antara lain dalah:

 Menerima pasokan sesuai dengan permintaan perusahaan.  Membayar harga barang pasokan sesuai dengan yang disepakati.

 Kalau terjadi kesalahan pasokan sebaiknya dimusyawarahkan bersama pemasok dengan sebaik-baiknya.

 Membina saling pengertian dan saling menguntungkan kepada pemasok.

Etika manajer terhadap perusahaan pesaing.

Perusahaan pesaing adalah perusahaan yang menjalankan bisnis yang sama dengan yang dilakukan suatu perusahaan. Walaupun mengadapi perusahaan pesaing suatu perusahaan selalu menjaga etika manajer terhadap pesaingnya. Adapun etika manajer terhadap pesaingnya antara lain adalah:

(7)

 Tidak melakukan peniruan atau melakukan reproduksi barang hasil produksi perusahaan pesaingnya.

 Tidak mengunakan merk barang pesaingnya.

 Tidak boleh merusak atau memusnahkan barang perusahaan pesaingnya di dalam rangka memenangkan penguasaan pasar atau persaingan.

(8)

“Manfaat Sosial dan Kewajiban Pribadi: Haruskah Manajer Menghargai Loyalitas Pemasok?”

Departemen pembelian di sebuah perusahaan pengecer besar bertanggung jawab memutuskan produk-produk apa saja yang akan disediakan oleh toko dan pemasok mana saja yang akan menyediakan produk-produk ini. Dalam banyak kasus, toko eceran membangun hubungan jangka panjang dengan para pemasok mereka yang dapat bekerja sama untuk kepentingan terbaik dunia perusahaan.

Dalam kondisi ekonomi global, menjadi hal yang semakin menarik bagi banyak toko eceran untuk beralih ke pemasok asing yang dapat menjual produk dengan harga yang lebih murah dibandingkan pemasok domestik. Praktik ini memungkinkan pengecer memberikan keuntungan dari penghematan itu bagi konsumen dan tetap kompetitif di pasar. Pilihan ini juga berakibat pada kerugian yang signifikan bagi banyak pemasok domestik, dan dalam beberapa kasus, para pemasok terpaksa keluar dari bisnis. Bayangkan percakapan di bawah ini antara seorang pemasok dengan manajer pembelian dari sebuah toko eceran besar.

Pemasok: Anda tidak dapat mebatalkan pesanan Anda. Jika Anda melakukannya, saya harus memberhentikan banyak karyawan saya dan saya bahkan tidak tahu apakah perusahaan akan bertahan. Kami sudah berusaha semampu kami untuk menghemat biaya; para karyawan kami sudah tidak menerima kenaikan gaji selama bertahun-tahun serta beberapa upah dan tunjangan yang sudah dikurangi. Namun, biaya bahan-bahan kami, terutama biaya energi, telah meningkat secara signifikan, dan pajak tetap tinggi. Selama ini kami selalu dapat diandalkan, kooperatif, dan mengakomodasi kebutuhan Anda. Apakah Anda tidak merasakan loyalitas (loyality) kepada kami, kepada para karyawan kami, kepada sesama warga negara Amerika?

Manajer pembelian: saya tidak senang melakukan hal ini, tetapi saya memiliki suatu tanggung jawab kepada perusahaan, paara pemegang saham, dan para pelanggan kami. Saya memiliki sebuah tanggung jawab untuk membeli produk pada harga terendah. Selama ini kami juga loyal kepada Anda, namun ini bukan masalah loyalitas. Hubungan kita hanya sebatas hubungan bisnis dan kontrak. Lagipula, kita berdua tahu apa yang dikatakan oleh para ekonom dan politisi mengenai perdagangan luar negeri. Seluruh masyarakat kita akan mendapatkan keuntungan jika kita mencari produk dengan harga terendah: Para konsumen diuntungkan dari biaya yang lebih rendah, perekonomian kita tumbuh ketika daya beli konsumen meningkat sebagai akibatnya, dan ekonomi yang tumbuh ini akan menyediakan lapangan pekerjaan bagi para pekerja Amerika. Lebih lanjut, pertumbuhan ekonomi di negara-negara asing akan meningkatkan perdagangan impor mereka dari Amerika Serikat dan, sekali lagi, akan semakin banyak menyediakan lapangan kerja di dalam negeri.

(9)

 Bagaimana Anda menggambarkan keputusan yang dihadapi oleh manajer pembelian? Apakah itu merupakan persoalan etis? Mengapa ya mengapa tidak?

 Apakah ada pertanyaan-pertanyaan faktual yang ingin Anda pecahkan sebelum mengambil sebuah keputusan?

 Alternatif-alternatif apa yang tersedia bagi manajer pembelian?

 Peran apa, jika ada, yang seharusnya dimainkan oleh prinsip loyalitas dalam keputusan bisnis?

Peninjauan Kembali kasus pembuka

“Manfaat Sosial dan Kewajiban Pribadi: Haruskah Manajer Menghargai Loyalitas Pemasok?”

Salah satu hikmah penting yang timbul dari Kasus Pembuka ini adalah bahwa banyak keputusan bisnis secara implisit mencakup persoalan etis yang luas. Manajer pembelian mungkin percaya bahwa keputusan mengalihdayakan (outsource) pemasok hanyalah sebuah keputusan finansial. Manajer tersebut bersikap sebagaimana yang diharapkan oleh sistem bisnis, finansial, dan ekonomi. Tetapi sudah jelas bahwa pertimbangan finansial dan etis tidak berjalan sendiri-sendiri. Banyak keputusan bisnis sering kali melibatkan keduanya. Kita tidak dapat mengesampingkan tanggung jawab etis ketika mengambil keputusan finansial. Manajemen keuangan dan bisnis tidak netral dari nilai-nilai.

Jika didesak atas sebuah penalaran etis, manajer itu mungkin juga mencari pembenaran dari segi ekonomi dan menghubungkannya dengan kewajiban untuk memaksimalkan pengembalian bagi para pemegang saham. Namun hal-hal ini juga merupakan faktor etis. Pada dasarnya, kebanyakan pembenaran dari segi ekonomi ini merupakan bagian dari utilitarianisme. Efisiensi ekonomi merupakan kebijakan terbaik karena akan menghasilkan peningkatan kebaikan secara menyeluruh. Para menajer juga mempunyai kewajiban kepada para pemegang saham karena hak kepemilikan yang mereka miliki terhadap perusahaan.

Dalam kerangnka finansial dan ekonomi yang diajarkan di sekolah bisnis, tersirat perspektif etis yang sangat jelas. Orang-orang yang tidak mendapatkan etika dalam kurikulum sekolah bisnis sering kali tidak menyadari fakta ini. Teori ilmu ekonomi mengenai kapitalisme pasar, dan teori-teori mengenai manajemen bisnis, keuangan, pemasaran, dan akuntansi yang diterapkan dari teori ilmu ekonomi tadi, telah mengisyaratkan sebuah cakupan nilai-nilai etis. Tujuan utilitarisme dari pertumbuhan ekonomi dan efisiensi ekonomi, bersamaan dengan hak-hak dan kewajiban-kewajiban yang berhubungan dengan barang milik pribadi dan perusahaan, tak terelakkan lagi terlibat dalam berbagai keputusan bisnis. Pengambilan keputusan etis hanya mengahruskan nilai-nilai seperti itu dinyatakan secara eksplisit dan nilai-nilai etis lainnya juga diakui.

(10)

Referensi

Dokumen terkait

Merasakan diri pulih sepenuhnya setelah menjalani pemulihan dipusat serenti ini dan bersyukur kerana tidak terlibat dengan dadah yang lebih berat seperti heroin

Rancang Bangun Alat Pemadat Tanah (Compactor) Kapasitas 450 kg Dengan Penggerak Motor Bensin Laporan Akhir Jurusan Teknik Mesin, Program Studi Teknik Mesin,

Etika dalam islam adalah sebagai perangkat nilai yang tidak terhingga dan yang agung yang bukan saja berisikan sikap, perilaku secara normative, yaitu dalam bentuk manusia dengan

Adsorpsi asam humat pada permukaan padatan merupakan proses yang kompleks yang tergantung pada sifat permukaan zeolit alam dan sifat larutan asam humat itu

Sebuah banjir merupakan hasil dari limpasan yang berasal dari curah hujan atau cairnya salju dalam jumlah yang terlalu besar untuk dapat ditampung dan dialirkan melalui

Sesuai dengan hasil yang didapatkan, maka pada Tabel 2.4 akan dijelaskan mengenai standar kompetensi untuk menentukan status kompetensi dari tenaga kerja.. Hal