• Tidak ada hasil yang ditemukan

DDIT sebagai tindakan KOLEKTIF FOSFOR

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "DDIT sebagai tindakan KOLEKTIF FOSFOR"

Copied!
18
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

ABSTRAK

Oleh

Kelompok 8

Telah dilakukan percobaan dalam menentukan kandungan fosfor tersedia pada suatu tanah. Percobaan ini bertujuan: (1) untuk menentukan nilai kadar P tersedia pada suatu tanah; (2) mengetahui penetapan P tersedia; dan (3) mengetahui

peranan fosfor pada bagi pertumbuhan tanaman. Pada percobaan ini menggunakan 2 buah sampel tanah berbeda seberat 2 gram dan dilakukan dengan metode Bray dan Kurts I, dan dengan deret standar yang digunakan yaitu: 0; 0,5; 1; 1,5; dan 2. Hasil dari prosedur kerja yang telah dilakukan tersebut diukur transmitannya dengan menggunakan spectrophotometer pada panjang gelombang 800 nm. Dari hasil pengukuran tersebut didapatkan data hasil transmitan deret standar: 0 sebesar 100; 0,5 sebesar 73; 1 sebesar 60; 1,5 sebesar 40; dan 2 sebesar 30. Sedangkan nilai absorbansi deret standar: 0 sebesar 0; 0,5 sebesar 0,14; 1 sebesar 0,22; 1,5 sebesar 0,4; dan 2 sebesar 0,52. Pada hasil transmitan contoh tanah didapatkan trasnmittan tanah A sebesar 40; dan transmitan tanah B sebesar 85. Sedangkan nilai absorbansi pada tanah A sebesar 0,40; dan tanah B sebesar 0,07. Dari hasil data yang telah didapatkan, maka dapat dilakukan perhitungan untuk penentuan P tersedia pada contoh tanah tersebut, dan didapatkan kadar P tersedia pada tanah A sebesar 0,97 ppm, sedangkan kadar P tersedia pada tanah B sebesar 0,4 ppm.

(3)

I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Fosfor berupa berbagai jenis senyawa logam transisi atau senyawa tanah langka seperti Zink Sulfida (ZnS) yang ditambah tembaga atau perak dan zink silikat (Zn2SiO4) yang dicampur dengan Mangan (Mn) (Foth, 1998).

Kulit bumi mengandung sekitar 0,1 % fosfor. Berdasarkan hal ini fosfor dalam satu hektar irisan alur kebanyakan tanah dapat menghasilkan 50.000 bushel biji-bijian. Fosfor umumnya membatasi pertumbuhan tanaman. Masalah utama dalam pengambilan fosfor dari tanah oleh tanaman adalah kelarutan yang rendah dari sebagian besar campuran fosfor dan konsentrasi fosfor yang dihasilkan sangat rendah dalam lapisan tanag pada setiap waktu tertentu. Sebagian besar dalam batuan beku dan bahan induk tanah terjadi sebagai apatit (Foth, 1998).

Unsur P dalam bentuk H2PO4 sangat penting untuk proses respirasi yang ada di

bawah permukaan daun melalui stomata. Selanjutnya untuk regenerasi, yaitu membentuk pembelahan sel. Fosfor juga berperan penting dalam penyusunan asam nukleat dan molekul ATP untuk transfer energi (Foth, 1998).

(4)

1.2 Tujuan Percobaan

Adapun tujuan dilakukannya percobaan ini yaitu sebagai berikut: 1. Mampu menentukan nilai kadar P tersedia pada suatu tanah. 2. Mengetahui penetapan P tersedia.

(5)

II. TINJAUAN PUSTAKA

Fosfor di dalam tanah dapat dibedakan ke dalam dua bentuk yaitu, P-organik dan P-anorganik. Kandungannya sangat bervariasi tergantung pada jenis tanah, tetapi pada umumnya memiliki kandungan yang rendah. Tanaman memperoleh unsur P seluruhnya berasar dari tanah atau dari pemupukan serta hasil dekomposisi dan mineralisasi bahan organik. Jumlah P total dalam tanag jumlahnya cukup banyak, namun yang tersedia bagi tanaman jumlahnya rendah hanya sekitar 0,01-0,2 mg/kg tanah (Handayanto, 2007).

Kadar Fosfor yang sangat rendah dalam larutan tanah pada suatu saat menyatakan bahwa pencucian memindahkan sedikit fosfor dari dalam tanah. Pengaruh fosfor yang terlalu sedikit atau terlalu banyak pada pertumbuhan tanaman kurang

mencolok dibandingkan dengan pengaruh nitrogen dan kalium. Tampaknya fosfor lebih mempercepat kedewasaan tanaman daripada sebagian besar hara lainnya, karena stimulasi yang berlebihan mendatangkan kedewasaan yang lebih awal (Notohadiprawiro, 1999).

(6)

Ketersediaan fosfor di dalam tanah ditentukan oleh banyak faktor, tetapi yang paling menentukan yaitu salah satunya pH tanah. Pada nilai pH tanah rendah, fosfor akan bereaksi dengan ion aluminium (Al) dan besi (Fe), reaksi ini membentuk aluminium dan besi fosfat yang sukar larut di dalam air, sehingga tidak dapat dimanfaatkan oleh tanaman. Sedangkan pada nilai pH tanah tinggi, fosfor akan bereaksi dengan ion kalsium (Ca) dan Magnesium (Mg), reaksi ini akan membentuk ion kalsium dan magnesium fosfat yang sukar larut di dalam air sehingga tanaman tidak mampu menggunakannya. Dengan demikian, tanpa memperhatikan pH tanah pemupukan fosfor tidak akan berpengaruh bagi pertumbuhan tanaman (Jones, 1982).

Fosfor anorganik maupun organik terdapat di dalam tanah. Bentuk anorganik yaitu senyawa Ca, Al, Fe dan F. Fosfor organik berasal dari kandungan senyawa pada tanaman dan mikroorganisme dan tersusun dari asam nukleat, fosfolipid, dan fitin. Bentuk fosfor anorganik tanah lebih sedikit dan sukar larut. Walupun

terdapat CO2 di dalam tanah tetapi menetralisir fosfor tetaplah sukar, sehingga

(7)

III. METODOLOGI PERCOBAAN

3.1 Alat dan Bahan

Pada percobaan ini digunakan alat dan bahan yang dapat mendukung berjalannya percobaan, alat yang digunakan yaitu neraca analitik, dispenser 25 ml, dispenser 10 ml, tabung reaksi, pipet 2 ml, kertas saring, botol kocok 50 ml, mesin

pengocok, dan spektrofotometer. Sedangkan bahan yang digunakan yaitu HCl 5 N, pengekstark Bray dan Kurts I, pereaksi ammonium molybdat, asam askorbat, larutan kerja, standar induk 25 ppm P2O5, dan 2 gram tanah.

3.2 Prosedur kerja

2 gram tanah <2 mm kering udara ditimbang dan dimasukkan ke dalam botol kocok

Pengekstrak Bray dan Kurts I ditambahkan sebanyak 20 ml dan dikocok selama 10 menit

Disaring dan bila larutan keruh dikembalikan ke atas saringan semula (maksimum 5 menit)

(8)

5 ml larutan standar dipipet dan juga contoh dimasukkan ke dalam tabung reaksi.

Ditambahkan 10 ml larutan kerja dan diaduk

Setelah 30 menit, diukur transmitan dengan spektrofotometer pada panjang gelombang 800 nm

(9)

IV. HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Pengamatan

4.1.1 Tabel Pengamatan

Standar 0 0,5 Deret Standar P1 2O5 1,5 2

Transmitan 100 73 60 40 30

Absorbansi 0 0,14 0,22 0,4 0,52

No. Tanah Transmitan (%) Absorbansi P tersedia

(10)

4.2 Pembahasan

Pada percobaan ini dilakukan penetapan fosfor tersedia dengan menggunakan Metode Bray I. Dalam percobaan menggunakan 2 gram tanah dengan 2 sampel berbeda, lalu ditambahkan pengekstrak Bray dan Kurts I sebanyak 20 ml yang berfungsi untuk melepaskan ion fosfor yang terkandung atau terjerap pada koloid suatu tanah,kemudian larutan dikocok, setelah itu membuat larutan kerja

menggunakan asam askorbat dan asam molybdat dengan perbandingan 1:2 dan ditambahkan aquades hingga larutan mencapai 100 ml. Hasil larutan yang telah dikocok tersebut disaring dan dimasukkan ke dalam tabung reaksi bersama deret standard an ditambahkan 10 ml larutan kerja dan diaduk. Setelah 30 menit, warna pada tabung reaksi berubah menjadi biru kehitaman, namun warna larutan contoh tidak lebih pekat dibandingkan dengan deret standar 2. Kemudian diukur

transmitan dengan spektrofotometer pada panjang gelombang 800 nm, dan diapatkan hasil transmittan pada deret standar 0 = 100; 0,5 = 73; 1 = 60; 1,5 = 40; dan 2 = 30. Sedangkan pada larutan contoh didapatkan nilai transmitan pada tanah A sebesar 40, dan tanah B sebesar 85. Pada nilai absorbansi deret standar, 0 = 0; 0,5 = 0,14; 1 = 0,22; 1,5 = 0,4; dan 2 = 0,52. Sedangkan nilai absorbansi pada tanah A sebesar 0,40, dan tanah B sebesar 0,07. Dari data yang telah didapat tersebut, maka dapat dilakukan perhitungan dan didapatkan nilai P tersedia pada tanah A sebesar 0,97 dan tanah B sebesar 0,4.

Fosfor memainkan peranan yang sangat diperlukan seperti suatu bahan bakar yang universal untuk semua aktivitas biokimia dalam sel hidup. Fosfor merupakan peranan penting dalam pembelahan sel yang akan mendukung pembentukan akar halus dan rambut akar, memperkuat tegakan batang agar tanaman tidak rebah, meningkatkan daya tahan terhadap penyakit, serta pembentukan bunga, buah, dan biji. Unsur P dalam bentuk H2PO4 sangat penting untuk melakukan proses

(11)

Defisiensi fosfor dicirikan oleh tanaman yang tidak tumbuh dengan sepertinya. Jika fosfor dalam keadaan kurang, pembelahan sel di dalam tanaman tertunda dan pertumbuhan terhambat. Warna hijau gelap berkaitan dengan satu perubahan warna keungu-unguan pada stadia perkecambahan merupakan salah satu gejala defisiensi fosfor. Kemudian tanaman menjadi kuning; sekali-kali berkembang warna pucat atau hijau kekuningan, bila kekurangan fosfor dapat menghambat penggunaan nitrogen oleh tanaman, daun-daun berwarna perak atau ungu terkadang dijumpai pada bagian atas pucuk baru pohon-pohon apel yang mati akibat kekurang fosfor. Sebagian besar gejala defisiensi fosfor, diantara tanaman umumnya adalah pertumbuhan kerdil (Foth, 1998).

Ketersediaan fosfor di dalam tanag ditentukan oleh banyak faktor, tetapi yang paling penting yaitu pH tanah. Pada pH tanah rendah, fosfor akan bereaksi dengan ion aluminium dan besi menjadi ion aluminium dan besi fosfat yang sukar larut di dalam air. Pada pH tanah tinggi, fosfor akan bereaksi dengan ion kalsium menjadi ion kalsium fosfat yang sukar larut di dalam air sehingga tidak dapat digunakan oleh tanaman. Ketersediaan fosfor yang terbaik adalah dalam kisaran pH 6 sampai 7. Kalsium fosfat mulai mengendap pada nilai pH tanah sekitar 6, diatas pH 7 kecenderungan untuk pembentukan apatit. Peningkatan pH diatas 7 juga menimbulkan OH- yang cukup untuk bereaksi dengan HPO=

4 sehingga kurang

cepat diambil oleh tanaman daripada H2PO4-. Semakin besar konsentrasi fosfor

(12)

V. KESIMPULAN

Adapun kesimpulan yangdapat ditarik dari percobaan ini antara lain yaitu: 1. Nilai P tersedia pada tanah A sebesar 0,97 dan pada tanah B sebesar 0,4. 2. Dalam penetapan P tersedia didasari oleh seberapa banyak kandungan ion

fosfor yang terkandung di dalam suatu tanah, dengan membebaskan ion

3−¿

PO4

¿ oleh pengekstrak Bray.

3. Fosfor berperan terhadap pembelahan sel yang mendukung pertumbuhan akar halus dan rambut akar, memperkuat tegakan batang agar tidak mudah rebah, meningkatkan daya tahan terhadap penyakit, serta pertumbuhan bunga, buah dan biji.

4. Defisiensi fosfor mampu menimbulkan gejala tanaman menjadi kerdil, perubahan warna pada daun, bahkan dapat menyebabkan daun berwarna kuning apabila defisiensi fosfor menghambat penggunaan nitrogen.

(13)

DAFTAR PUSTAKA

Foth, H. D. 1998. Dasar-Dasar Ilmu Tanah. Yogyakarta. Gadjah Mada University Press.

Hanafiah, K. A. Dasar-Dasar Ilmu Tanah. Jakata. Raja Grafindo Persada.

Handayanto. 2007. Ilmu Tanah. Jakarta. Bhatara Karya Angkasa.

Jones, U. S. 1982. Fertilizers and Soil Fertility. New York. Springler-Verlag.

(14)
(15)

ACC

FOSFOR TERSEDIA

Standar 0 0,5 Deret Standar P1 2O5 1,5 2

Transmitan 100 73 60 40 30

Absorbansi 0 0,14 0,22 0,4 0,52

No. Tanah Transmitan(%) Absorbansi P tersedia

1. A 40 0,40 0,97

2. B 85 0,07 0,4

Absorbansi = 2-(LogT)

Pembahasan :

1. Bahas data secara ilmiah 2. Tuliskan fungsi larutan Bray 3. Fungsi P untuk tanaman

4. Bagaimana cara membuat P tersedia di dalam tanah

Bandar Lampung, 18 November 2015 Mengetahui

Asisten

(16)

PERHITUNGAN

1. Absorbansi Larutan Standar

Deret standar 0 : Transmittan = 100 Absorbansi = 2 - (LogT)

= 2 – (Log 100)

= 0

Deret standar 0,5: Transmitan = 73

Absorbansi = 2 – (Log T) = 2 – (Log 73)

= 0,14

Deret standar 1: Trasnmitan = 60

Absorbansi = 2 – (Log T) = 2 – (Log 60)

= 0,22

Deret standar 1,5: Trasnmitan = 40

Absorbansi = 2 – (Log T) = 2 – (Log 40)

= 0,40

Deret standar 2: Trasnmitan = 30

Absorbansi = 2 – (Log T) = 2 – (Log 30)

(17)

Tanah A

(18)

Referensi

Dokumen terkait

Beberapa ketentuan dalam Peraturan Daerah Kabupaten Banjar Nomor 15 Tahun 2014 tentang Pengaturan Minuman Beralkohol, Penyalahgunaan Alkohol, Obat- obatan dan Zat Adiktif

Hasil pada Tabel 1 menunjukkan bahwa rataan tinggi tanaman jagung manis umur 6 MST pada perlakuan pola tanam monokultur jagung manis (P2) yang tidak

Sistem pakar dapat membantu petani ikan untuk membuat formulasi pakan ikan dengan melakukan konsultasi terlebih dahulu, berdasarkan jenis ikan, umur ikan dan bahan pakan

Untuk mendukung perancangan tata kelola manajemen insiden TI tersebut, digunakan kerangka kerja ITIL 2011 (ITIL V3 2011 Edition) sebagai acuan dalam proses

Indeks keanekaragaman jenis dan indeks dominasi juvenil ikan di padang lamun Gugusan Pulau Pari relatif rendah, dimana tidak terlihat adanya pola hubungan erat antara habitat

Mahasiswa sebagai kelompok yang akan memasuki lapisan atas dari susunan kekuasaan, struktur perekonomian dan prestius di dalam masyarakat, dengan sendirinya merupakan

Judul skripsi : Analisis Feminis Liberal Dalam Partisipasi Siswa Perempuan Pada Organisasi Siswa Intra Sekolah (Penelitian Khusus OSIS SMAN 2 Sukoharjo Tahun

Konveyor belt membutuhkan penopang antara head dan tail pulley yang berada berdekatan. Saat belt bergerak, penopang ini harus berada.. dalam bentuk roller