• Tidak ada hasil yang ditemukan

Korupsi di Indonesia dalam perspektif wa

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Korupsi di Indonesia dalam perspektif wa"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

Nama Egi Prasetyo

NIM 11/316266/FI/03575 Matakuliah Kewarganegaraan

Korupsi di Indonesia dalam perspektif wawasan nusantara

A. Apa itu korupsi?

Dalam kehidupan bernegara, tidak lepas dari perihal kekuasaan dan kesejahteraan sosial. Menciptakan kesejahteraan sosial melalui segenap sumber daya alam dan manusia dalam suatu Negara merupakan sebuah keharusan. Tak terkecuali dengan Indonesia, sebuah Negara kepulauan yang “besar”, memiliki sumber daya alam melimpah yang tersebar di sepanjang Sabang hingga Merauke. Sumber daya manusia yang banyak, hingga duaratusan juta jiwa. Sungguh sangat potensial sekali untuk mewujudkan sebuah tujuan nasioanal Negara Indonesia tersebut. Akan tetapi, dengan segenap keunikan karakter manusia, tidak semudah membalikkan telapak tangan dalam mewujudkan tujuan bernegara itu, terdapat tantangan besar dalam kenyataannya. Salah satunya adalah Korupsi.

Korupsi secara etimologis berarti menyelewangkan atau penyalahgunaan atas sesuatu hal. Korupsi dalam kontek kenegaraan erat dikaitkan dengan aktivitas penyelewengan uang atau aset Negara. Menyalahgunakan wewenangnya untuk mengalihfungsikan uang atau aset Negara untuk kepentingan pribadi atau kelompok tertentu yang bukan menjadi haknya. Dengan kata lain, korupsi dapat diterangkankan sebagai suatu tindakan mengambil hak milik orang lain. Tindak pidana Korupsi sesuai dengan Undang-Undang No. 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi pasal 2 dan 3 adalah sebagai berikut :

Pasal 2 Ayat 1

(2)

empat tahun dan paling lama duapuluh tahun dan denda paling sedikit duaratus juta rupiah dan paling banyak satu milyar rupiah.

Pasal 3

“Setiap orang yang dengan tujuan menguntungkan diri sendiri atau orang lain atau suatu korporasi, menyalahgunakan kewenangan, kesempatan atau sarana yang ada padanya karena jabatan atau kedudukan yang dapat merugikan keuangan negara atau perekonomian negara, dipidana dengan pidana seumur hidup atau pidana penjara paling singkat satu tahun dan paling lama duapuluh tahun dan atau denda paling sedikit limapuluh juta rupiah dan paling banyak satu milyar rupiah.”

Sebagai contoh tindak pidana korupsi di Indonesia adalah salah satu kasus korupsi di indonesia yang belakangan ini terkuak adalah Kasus Hambalang, yang merupakan kasus dugaan tindak pidana korupsi yang melibatkan banyak pihak terlibat, diantaranya para elite Partai Demokrat, Anas Urbaningrum; Istri dari Anas Urbaningrum, komisaris PT Dutasari Citralaras; Menteri Pemuda dan Olah Raga RI, Andi Malarangeng; Mahfud Suroso, Direktur PT Dutasari Citralaras; dan lain sebagainya. Kasus Hambalang ini pertama kali diungkapkan oleh terdakwa suap proyek pembangunan wisma atlet, M Nazaruddin. Menurut Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), negara dirugikan sebesar Rp 2,5 Triliun sebagaimana dirilis oleh media Kompas.1

Indeks tingkat korupsi di Indonesia dilaporkan naik dari peringkat 100 menjadi 118 pada 2012. Indikasinya, tindak pidana korupsi pun masih kerap terjadi.Tingkat korupsi tersebut merupakan laporan hasil survei lembaga Transparency Internasional (TI) yang berkedudukan di Berlin, Jerman. Dari situs resmi TI, Indonesia dilaporkan mendapat nilai 32 dari 0 yang terkorup dan 100 merupakan negara terbersih. Survei tersebut dilakukan terhadap 176 negara di seluruh dunia.2

Sebagaimana dirilis oleh situs berita online Republika.com, Peringkat korupsi Indonesia 2012 tersebut lebih buruk dari negara Asia Tenggara lainnya. Tingkat korupsi Malaysia berada di peringkat 54 dengan nilai 49. Adapun Thailand dan Filipina menduduki peringkat negara terkorup di posisi masing-masing 88 dan 105. Singapura

1 Egi Prasetyo. 2013. Internalisasi nilai-nilai Pancasila sebagai solusi pencegahan Korupsi di Indonesia, (Yogyakarta:

Makalah Filsafat Pancasila II, Fakultas Filsafat UGM), halm. 5

(3)

menjadi negara Asia dengan tingkat korupsi paling baik. Tingkat korupsi Singapura berada di posisi 5, mengalahkan negara Asia Timur seperti Cina dan Jepang yang masing-masing menduduki peringkat 80 dan 17. Lembaga internasional yang mengukur tingkat korupsi tersebut percaya adanya hubungan yang kuat antara kemiskinan, konflik, dengan tingkat korupsi.3

B. Wawasan Nusantara

Wawasan Nusantara adalah cara pandang bangsa Indonesia tentang diri dan lingkungannya berdasarkan ide nasional Pancasila yang merupakan aspirasi bangsa Indonesia, serta menjiwai tata-hidup dan tindakan kebijakannya dalam mencapai tujuan nasional. Terdapat tiga kesadaran dalam wawasan nusantara (wanus) yaitu (1) ruang hidup dan waktu, (2) milik, (3) kawan dan lawan.

Hakikat wawasan nusantara adalah Persatuan-Kesatuan atau keutuhan bangsa. Kedudukan wanus sebagai landasan visional bangsa. Hal ini tampak pada struktur pemikiran bangsa Indonesia, yakni selain dari landasan ideal (Pancasila), landasan konsitusional (UUD), landasan konseptual (Tanas), dan landasan operasional (GBHN) sehingga penting untuk diketahui oleh seluruh bangsa Indonesia.

Fungsi Wanus adalah sebagai pedoman dan rambu-rambu dalam perbuatan kebijakan dari tingkat atas sampai bawah dalam hidup bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Sementara itu, tujuan Wanus adalah mewujudkan nasionalisme yang tinggi di semua aspek kehidupan untuk mencapai tujuan nasional sebagaimana tertuang dalam sila ke-lima, takni mewujudkan kesejahteraan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.

Asas Wanus merupakan hal yang melandasi wawasan nusantara. Terdapat enam asas yang harus dijaga keberadaannya dalam wanus yaitu: asas kepentingan yang sama, keadilan, kejujuran, solidaritas, kerjasama, dan kesetiaan terhadap kesepakatan bersama. Kemudian terdapat pula arah pandang wanus,terdapat dua arah yaitu ke dalam dan ke luar. Arah pandang ke dalam yakni persatuan dan kesatuan atau keutuhan bangsa. Arah ke luar adalah terjaminnya kepentingan nasional dalam hubungannya antar bangsa-bangsa.

C. Korupsi di Indonesia dalam perspektif Wawasan Nusantara

Tindak pidana korupsi di berbagai lapisan pejabat negara yang merugikan keuangan negara mempengaruhi pencapaian tujan negara, yakni mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Hal ini sangat bertentangan dengan nilai-nilai luhur

(4)

Pancasila yang telah diakui kedaulatan sebagai dasar kehidupan berbangsa dan bernegara. Selain itu juga bertolak belakang dengan wawasan nusantara sebagai landasan visional bangsa Indonesia. Korupsi memang bukan masalah yang baru, pemikir negara seperti Cicero beranggapan bahwa korupsi merupakan masalah riskan dalam sistem tubuh politik yang merupakan kodrat alamiah manusia cenderung berperilaku meniru tokoh-tokoh yang berwenang. Sehingga, korupsi seolah-olah ‘dibiasakan’ oleh masyarakat, karena kodrat alamiah tersebut yang menjadikan korupsi sebagai masalah yang susah untuk diberantas.

Korupsi dilihat dari perspektif wawasan nusantara atau landasan visional bangsa Indonesia menunjukkan ketidaksesuaian antara fakta dan nilai. Apa yang seharusnya berbeda dengan apa yang senyatanya terjadi. Faktanya korupsi marak terjadi di berbagai elemen pemerintahan, personal maupun golongan. Hal ini begitu mengancam keberlangsungan tata kehidupan bangsa Indonesia. Dalam kacamata wanus, terdapat tiga kesadaran yakni kesadaran ruang hidup dan waktu, milik, serta kawan dan lawan.

Kesadaran akan ruang hidup dan waktu, apabila para pelaku koruptor melakukan tindakan tersebut atas pilihan sadarnya, maka dimungkinkan koruptor tersebut tidaklah mengimplementasikan nilai wanus di dalam kehidupannya, jika ditinjau dari sudut pandang wanus. Kita hidup di ruang sosial yang saling mempengaruhi, apabila kita berlaku salah, diri sendiri atau pun orang lain dapat saja terkena dampaknya. Dengan korupsi sebagaimana telah dijelaskan pengertian atau ruang lingkupnya, orang telah menghianati asas yang telah disepakati bersama dalam wawasan nusantara. Enam asas yang telah dilanggar, seperti asas kepentingan yang sama. Korupsi dengan tujuan memperkaya diri sendiri mau pun kepentingan orang lain atau kelompoknya telah menciderai asas tersebut. Asas kepentingan yang sama merupakan asas yang fundamental dalam membangun tujuan nasional. Kepentingan nasional yang sama menjadikan warga Indonesia bersatu membangun bangsa. Akan tetapi, dengan membelotnya para pejabat korup telah menghambat tercapainya tujuan nasional.

(5)

pekerjaannya. Koruptor telah tidak jujur kepada bangsa Indonesia karena telah menghianati amanah untuk menjadi wakil rakyat. Asas solidaritas dalam wawasan nusantara adalah solidaritas sebuah bangsa dalam rangka bekerjasama mencapai tujuan nasional, seperti mendukung kebijakan pemerintah dalam pembangunan nasional. Oleh karena itu, pembangunan nasional harus diupayakan bersama dengan solidaritas bangsa Indonesia untuk mencegah tindakan korupsi di setiap lapisan masyarakat.

Ketika konsep dirancang dari para pemikir bangsa untuk menyusun landasan ideal, landasan konstitusional, landasan visional sesungguhnya merupakan harapan bersama rakyat Indonesia untuk mewujudkan tujuan nasional (tunas). Dalam kenyataannya bahwa Indonesia masih belum bersih dari korupsi memang menjadi berita yang memprihatinkan untuk bangsa kita. Hal ini menjadi tantangan besar bangsa Indonesia, karena maraknya korupsi menghambat tercapainya tujuan nasional.

D. Wawasan Nusantara untuk penganggulangan Korupsi di Indonesia

Untuk menanamkan kesadaran wawasan nusantara kepada warga negara Indonesia secara komprehensif diperlukan upaya yang mendalam dan serius dalam membangun generasi muda penerus bangsa. Salah satunya melalui pendidikan, pendidikan formal di lembaga pendidikan ataupun pendidikan informal di lingkungan tempat tinggal. Pendidikan Agama memberikan kontribusi paling besar dalam membangun karakter seseorang, demikian juga wawasan nasional pun dapat disampaikan beriringan dengan pendidikan agama kepada seseorang sejak dini. Selain pendidikan agama, pendidikan moral Pancasila juga senantiasa diberikan kepada calon generasi penerus untuk memupuk semangat nasionalisme, membangun kehidupan berbangsa dengan semangat optimisme perlu juga ditekankan dalam rangka solidaritas untuk bangsa. sehingga langkah untuk mencapai tujuan nasional setidaknya diberi akses yang mudah adanya sebuah keharmonisan dalam kehidupan sosial bangsa Indonesia.

Referensi

Dokumen terkait

Penerapan agroforestri berbasis kopi menimbulkan perubahan sosial ekonomi pada petani, perubahan sosial ekonomi yang terjadi yaitu timbulnya kerjasama antara petani dengan

BERKESAN LICIN, CONTOH : PLESTERAN GARIS SEDANG UNTUK BIDANG YANG BERKESAN KASAR, CONTOH : (BATU BATA) GARIS TEBAL UNTUK BIDANG YANG BERKESAN SANGAT KASAR, CONTOH : COR BETON.

Pada tahun baru orang-orang melakukan kunjungan tahun pertama mereka ke kuil sekitar 3 miliar orang mengunjungi tempat seperti kuil meiji di Tokyo dan kuil

Interpretasi dari hasil geolistrik adalah lapisan Pasir pantai Basah dengan nilai resistivitas 1.06 - 6.61 Ωm, lapisan Pasir Pantai Kering dengan nilai resistivitas 16.5 - 41.2

Berdasarkan latar belakang dan prasurvey yang dilakukan, maka dapat dikatakan bahwa kepuasan dan loyalitas pelanggan produk Body Splash Mustika Ratu di Toko Ada

PENGARUH MEKANISME GOOD CORPORATE GOVERNANCE DAN KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN TERHADAP TINGKAT..

bisa memperoleh prestasi yang maksimal. Layanan bimbingan kelompok pada dasarnya telah terencana dalam program bimbingan dan konseling, dan sudah dilaksanakan tapi ada

Selain itu, daerah supraglotis memiliki sistem limfatik yang lebih banyak mengakibatkan tumor yang berada di daerah supraglotis cenderung bermetastasis.Penurunan berat badan