• Tidak ada hasil yang ditemukan

Etika Bisnis di Dunia bisnis

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Etika Bisnis di Dunia bisnis"

Copied!
18
0
0

Teks penuh

(1)

2016

Etika Bisnis di Dunia

Tugas

Individu

Mata

Kuliah

Pengantar Bisnis

(2)

P

berbagai aspek kehidupan. Nilai-nilai yang mencakup, menentukan baik

buruknya sebuah tindakan tertentu dalam kehidupan bermasyarakat.

Etika dan norma yang berkembang di masyarakat memiliki dasar yang

seragam dengan bentuk yang bermacam-macam. Manusia sebagai makhluk

sosial tidak terlepas dari aturan berkehidupan masyarakat.

Begitu pun dengan kegiatan usaha/ berbisnis. Seorang pelaku usaha

dituntut untuk memperhatikan etika/ aturan moral/ tata cara kegiatan berbisnis

yang baik. Etika berbisnis yang baik secara pendek disimpulkan bahwa

kegiatan usaha tersebut tidak mengandung unsur merugikan pihak konsumen

atau pihak lain.

Etika berbisnis di berbagai negara tidak sama, ini dipengaruhi oleh

berbagai faktor seperti sejarah dan budaya setempat yang berkembang di

dalamnya. Dalam makalah ini penulis mencoba menguraikan dan

mengidentifikasi beberapa etika bisnis yang berlaku di beberapa negara selain

Indonesia sebagai bahan studi atau bandingan etika bisnis yang berkembang

di Indonesia sampai sekarang.

1.2Rumusan Masalah

Rumusan permasalahan dari tulisan ini adalah sebagai berikut:

1. Apakah pengertian Etika Bisnis?

2. Apakah manfaat dari adanya Etika Bisnis?

3. Bagaimana perkembangan Etika Bisnis di Dunia?

1.3Tujuan Penulisan Makalah

Tujuan dari penulisan makalah ini antara lain:

1. Memenuhi tugas individu mata kuliah Pengantar Bisnis.

2. Menjelaskan pengertian dan prinsip Etika Bisnis

3. Mengidentifikasi Etika Bisnis di berbagai negara di dunia.

(3)

a

g

e

2

1.4Metode Ilmiah

Metode yang digunakan dalam proses penulisan makalah ini adalah

metode pustaka. Metode pustaka adalah metode yang dilakukan dengan

mempelajari dan mengumpulkan data dari pustaka yang berhubungan dengan

alat, baik berupa buku maupun informasi di internet.

1.5Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan disusun sebagaimana lazimnya makalah. Bab

pertama dimulai dengan pendahuluan yang meliputi latar belakang, rumusan

masalah, tujuan penulisan, manfaat penulisan, metode serta sistematika

penulisan yang digunakan.

Dilanjutkan pada Bab kedua, penulis langsung memasuki bahasan diawali

dengan pengertian etika, pengertian bisnis, kemudian pengertian etika bisnis

berikut prinsi-prinsipnya. Bab pembahasan juga meliputi perkembangan

sejarah etika bisnis secara global, kemudian mulai mengidentifikasi beberapa

etika yang diterapkan oleh beberapa negara, penulis mengambil Amerika,

Jepang, China dan Arab sebagai contohnya. Setiap negara ini memiliki

keunikan dan cara tersendiri dalam aturan-aturan etika bisnisnya. Penulis juga

menyertakan beberapa contoh pelanggaran yang terjadi di akhir bab ini.

Bab terakhir diisi dengan kesimpulan yang berdasarkan bahasan yang

(4)

P

kesusilaan atau adat kebiasaan (custom). Etika merupakan norma-norma,

nilai-nilai dan ukuran-ukuran bagi tingkah laku manusia yang baik.

Definisi: Etika adalah pandangan manusia dalam berperilaku menurut

nilai-nilai/ukuran-ukuran yang baik.

Etika atau budi pekerti disebut juga norma moral. Norma moral/etik

adalah norma yang paling dasar yang merupakan kebiasaan atau cara

pandang/hidup suatu (lingkungan) masyarakat dengan melakukan perbuatan baik

(kesusilaan) dan menghindari hal-hal yang buruk.

Etika/norma moral berhubungan dengan manusia sebagai individu karena

menyangkut dan sangat mempengaruhi kehidupan manusia. Etika memberikan

orientasi kepada manusia tentang bagaimana menjalani hidup melalui rangkaian

tindakan sehari-hari. Etika membantu manusia untuk bersikap secara tepat dalam

menjalani hidup dan membantu kita untuk melakukan suatu tindakan dalam

mengambil keputusan.

Etika dapat diterapkan dalam segala aspek kehidupan manusia, sehingga

dapat dibagi menjadi beberapa bagian sesuai dengan aspek/bidang kehidupan

manusia.

Etika terbagi menjadi tiga bagian utama, yakni meta-etika (studi konsep

etika), etika normatif (studi penentuan nilai etika), dan etika terapan (studi

penggunaan nilai-nilai etika).

Berdasarkan jenisnya etika dibagi menjadi tiga, yaitu:

1. Etika Filosofis

Etika Filosofis ialah etika yang berasal dari kegiatan berfilsafat atau

(5)

a

Etika Teologis dapat didefinisikan sebagai etika yang bertitik tolak

dari presuposisi-presuposisi teologis (ketuhanan). Etika teologis tidak

hanya milik agama tertentu, melainkan setiap agama dapat memiliki

etika teologisnya masing-masing. Etika teologis merupakan bagian

dari etika secara umum, maka di dalamnya mengandung unsur-unsur

etika umum sehingga mudah dimengerti.

2.2Pengertian Bisnis

Bisnis menurut para ahli diantaranya:

1. Keseluruhan dari aktifitas yang diorganisir oleh orang yang tidak

berurusan di dalam bidang industri dan perniagaan yang menyediakan

barang dan jasa agar terpenuhinya suatu kebutuhan dalam perbaikan

kualitas hidup. (Musselman)

2. Keseluruhan yang lengkap pada berbagai bidang seperti industri dan

penjualan, industri dasar dan industri manufaktur dan jaringan, distribusi,

perbankan, transportasi, insuransi dan lain sebagainya; yang kemudian

melayani dan memasuki dunia bisnis secara menyeluruh. (Hooper)

3. Serangkaian kegiatan yang berhubungan dengan pembelian ataupun

penjualan barang dan jasa yang dilakukan berulang-ulang, menurutnya

penjualan barang atau jasa yang hanya terjadi satu kali saja bukanlah

pengertian bisnis. (Paterson and Plowman)

4. Suatu perusahaan yang berhubungan dengan distribusi dan produksi

barang-barang yang nantinya dijual ke pasaran ataupun memberikan

harga yang sesuai pada setiap jasanya. (Owen)

5. Segala perusahaan apapun yang membuat, mendistribusikan ataupun

(6)

P

a

g

e

5

masyarakat lainnya serta bersedia dan mampu dalam membeli atau

membayarnya. (Hunt and Urwick)

6. Suatu bentuk dari aktivitas yang utamanya bertujuan dalam memperoleh

keuntungan bagi yang mengusahakan atau yang berkepentingan di

dalamnya. (L. R. Dicksee)

Dari berbagai definisi yang diungkapkan para ahli, dapat disimpulkan

bahwa bisnis ialah serangkaian kegiatan usaha yang memiliki satu tujuan

sama yakni mendapatkan laba.

2.3Pengertian Etika Bisnis

Etika Bisnis menurut H. Budi Untung adalah pengetahuan tentang tata

cara ideal pengaturan dan pengelolaan bisnis yang memperhatikan norma dan

moralitas yang berlaku secara universal dan secara ekonomi atau sosial.

2.4Prinsip Etika Bisnis

Etika bisnis dalam prinsipnya yang dikemukakan oleh Sonny Keraf (1998)

adalah sebagai berikut:

1. Prinsip Otonomi

Sikap dan kemampuan manusia untuk mengambil keputusan dan

bertindak berdasarkan kesadarannya tentang apa yang dianggapnya baik

untuk dilakukan.

2. Prinsip Kejujuran

Prinsip kejujuran dapat disebut sebagai prinsip dasar yang menjadi ukuran

bertahan lama atau berhasil tidaknya suatu perusahaan. Kejujuran yang

dimaksud ialah jujur dalam pemenuhan syarat-syarat perjanjian dan

kontrak, jujur dalam penawaran barang atau jasa dengan mutu dan harga

yang sebanding, dan jujur dalam hubungan kerja intern suatu perusahaan.

3. Prinsip Keadilan

Menuntut agar setiap orang diperlakukan secara sama sesuai dengan

aturan yang adil dan sesuai kriteria yang rasional, objektif, serta dapat

(7)

a

g

e

6

4. Prinsip Saling Menguntungkan

Menuntut agar bisnis dijalankan sedemikian rupa agar menguntungkan

semua pihak.

5. Prinsip Integritas Moral

Sebuah tuntutan internal dalam diri pelaku bisnis atau perusahaan agar

perlu menjalankan bisnis dengan tetap menjaga nama baik perusahaan,

pimpinan, dan pihak-pihak yang terlibat di dalamnya.

2.5Perkembangan Etika Bisnis

De George membedakan perkembangan Etika Bisnis ke dalam lima

periode, yaitu:

1. Situasi Dahulu

Situasi dahulu dimulai dari bermulanya sejarah filsafat. Plato,

Aristoteles, dan filsuf-filsuf Yunani lain menyelidiki bagaimana

sebaiknya mengatur kehidupan manusia bersama dalam negara,

kehidupan ekonomi dan kegiatan niaga. Pada masa ini masalah moral di

sekitar ekonomi dan bisnis disoroti dari sudut pandang teologi.

2. Masa Peralihan (1960an)

Memasuki awal 1960an terjadi perkembangan baru yang dapat

disebut sebagai persiapan langsung bagi timbulnya etika bisnis. Ditandai

dengan pemberontakan terhadap kuasa di Amerika Serikat, revolusi

mahasiswa di Ibukota Prancis, penolakan establishment (kemapanan). Di

masa ini juga timbul anti konsumerisme yang memberikan perhatian

kepada dunia pendidikan khususnya manajemen, yaitu dengan

memasukan mata kuliah baru ke dalam kurikulum dengan nama Business

and Society and Corporate Social Responsibility, walaupun masih

menggunakan pendekatan keilmuan yang beragam minus ketika filosofis.

3. Etika Bisnis Lahir di AS (1970an)

Pemicu lahirnya Etika Bisnis di tahun 1970an ini adalah bahwa

sejumlah filsuf mulai terlibat dalam memikirkan masalah-masalah etis di

sekitar bisnis sehingga etika bisnis dianggap sebagai suatu tanggapan

(8)

P

a

g

e

7

Norman E. Bowie menyebutkan bahwa kelahiran etika bisnis ini

disebabkan adanya kerjasama interdisipliner, yaitu pada konferensi

perdana tentang etika bisnis yang diselenggarakan di universitas Kansas

oleh filosofi Departemen bersama College of Business pada bulan

November 1974.

4. Etika Bisnis Meluas ke Eropa (1980an)

Di Eropa Barat, etika bisnis sebagai ilmu berkembang sekitar

sepuluh tahun kemudian. Ditandai dengan semakin banyaknya perguruan

tinggi di Eropa Barat yang mencantumkan mata kuliah etika bisnis. Pada

tahun 1987 didirikan European Business Ethics Nwork (EBEN) yang

bertujuan menjadi forum pertemuan para pengusaha dan wakil-wakil

organisasi nasional dan internasional.

5. Etika Bisnis Menjadi Fenomena Global (1990an)

Etika Bisnis di tahun 1990an mulai bermunculan dari tiap-tiap

negara. Di Jepang, Institute of Moralogy pada universitas Reitaku di

Kashiwa-Shi aktif melakukan kajian etika bisnis. Di India etika bisnis

dipraktekan oleh Manajemen Center of Human Values. Pada July 1986

telah didirikan International Society for Business, Economics, and Ethics

(ISBEE).

Di Indonesia sendiri pada beberapa perguruan tinggi terutama

pada program pasca sarjana telah diajarkan mata kuliah etiks bisnis.

Selain itu bermunculan organisasi-organisasi yang melakukan pengkajian

khusus tentang etika bisnis misalkan Lembaga Studi dan Pengembangan

Etika Usaha Indonesia. (LSPEU) di Jakarta.

2.6Etika Bisnis di Dunia

2.6.1 Etika Bisnis di Amerika

Amerika Serikat adalah suatu negara raksasa yang

kemerdekaannya melalui revolusi tahun 1776. Setelah melalu i

proses yang panjang maka tahun 1787 Sidang Majelis

Konstituante sampai pada suatu titik yaitu menerima dasar

(9)

a

g

e

8

(UUD) Amerika Serikat. Sistem pemerintahan yang berdasarkan

konstitusi ini bermaksud menegakan demokrasi dan kebebasan

negaranya.

Kepemimpinan Amerika yang bersifat demokratis dengan

menjunjung tinggi kedaulatan raktyat, jika dilihat dari sudut

pandang budaya demokrasi, khas kepemimpinan Amerika

meliputi:

1. Bekerja Sangat Struktural.

Orang Amerika bekerja sngat struktural. Pemimpinnya

menyukai hal yang terorganisasi dengan baik dan mempunyai

rencana yang baik. Pemimpin selalu membuat panduan

mengenai hal-hal apa saja yang dilakukan sebelum, saat, dan

sesudah melakukan sebuah pekerjaan/ proyek. Pemimpin juga

menyiapkan seluruh template yang diperlukan dari awal

hingga akhir proses. setiap karyawan harus mengikuti panduan

tersebut sehingga setiap karyawan akan melalui proses yang

sama. Hal ini dapat memudahkan setiap karyawan dalam

melakukan pekerjaannya serta dapat lebih terlihat kemajuan di

setiap tahapan proyek. Di sisi lain, akan lebih mudah bagi

karyawan melanjutkan proyek tersebut apabila yang

bersangkutan halangan hadir karena semua teratur sesuai

panduan yang ada serta terdokumentasi.

2. Team-work Oriented.

Pemimpin di Amerika sangat team-workoriented. Apabila

mereka memiliki proyek, mereka akan mengumpulkan

sebanyak mungkin informasi dan tim yang mugkin terlibat

dalam proyek tersebut. Mereka akan duduk bersama dan

mendiskusikan bagaimana mereka akan mengeksekusi proyek

tersebut dan menentukan frame-time-nyapada saat proyek

tersebut berjalan mereka akan mengevaluasi kemajuan yang

(10)

P

menghabiskan banyak waktu untuk menganalisa sesuatu

melainkan cenderung untuk segera mempraktekannya dan

membuat berbagai rencana/ tindakan antisipasi apabila yang

terjadi tidak sesuai harapan/ rencana. Namun ini tidak berarti

orang Amerika tidak melakukan analisis dan persiapan dengan

baik.

2.6.2 Etika Bisnis di China

Berikut adalah etika bisnis orang China yang menjadi kunci

kesuksesan mereka.

1. Orang China rela bangun pagi dan terus bekerja smpai malam

hari untuk mencapai keberhasilannya. Mereka cenderung

pekerja keras dan tekun.

2. Apabila orang China mengatakan mereka akan berdagang,

biasanya mereka tidak berpikir panjang untuk segera

melakukannya.. pengalaman dan kemahiran tidak begitu

penting karena dapat sambil dipelajari.

3. Kegagalan pertama tidak menjadikan orang China patah

semangat, sebaliknya akan lebih gigih lagi berusaha. Setiap

kegagalannya dijadikan sebuah pelajaran dan menjadikannya

lebih bijak.

4. Apabila terlibat dalam sebuah kegiatan perdagangan, kita

harus menetapkan tujuan untuk mendapatkan keuntungan

jangka panjang.

5. Budaya dagang China mengutamakan hal penting, siapa cepat

dia dapat. Sehingga diperlukan kesigapan dan dinamisasi serta

inovasi yang terus menerus sesuai tuntutan pasar.

6. Melarang menggunakan cara-cara kotor untuk menjatuhan

(11)

a

g

e

1

0

7. Pedagang dilarang mengganggu atau menjelek-jelekan

kegiatan perdagangan orang lain.

8. Pedagang tidak boleh terlalu kaku, melainkan dianjurkan

untuk memperbolehkan proses tawar menawar.

Orang China dididik untuk memiliki kewajiban menjunjung

tinggi nama keluarga dan nama bangsa, menerima disiplin kerja,

dan ketakutan dalam suasana tidak nyaman memasuki masa

depan. Mereka juga memiliki orientasi kelompok yang lintas

fungsional. Sikap orang China cenderung menumbuhkan jaringan

kerja yang saling menguntungkan atas dasar saling percaya

dengan menjunjung tinggi tata krama dan etika.

2.6.3 Etika Bisnis di Jepang

Masyarakat Jepang mrmiliki jiwa atau semangat makoto

(bersungguh-sungguh) dengan menjunjung tinggi kemurnian

bathin dan motivasi, serta menolak adanya tujuan semata-mata

berkarya untuk menonjolkan diri sendiri.

Satu etos kerja dengan landasan etika dengan menyerap beberapa

ungkapan yang diajarkan oleh biarawan Zen, Suzuki Shosan

(1579-1655)). Suzuki Shosan menganggap keserakahan sebagai

pengejaran kekayaan, merupakan racun rohani meskipun pada

saat yang sama pekerjaan merupakan praktek Budhisme.

Individu Jepang umumnya tidak pernah bersentuhan

dengan etika Protestan yang menurut Max Weber merupakan cikal

bakal etika kapitalisme. Tanpa memahami Injil Kristen

masyarakat Jepang telah mengembangkan sistem kapitalisme

sendiri dan kenyataan meskipun jiwa kapitalisme Jepang berbeda

(12)

P

Enam etika bisnis yang berlaku di Jepang diantaranya:

1. Tepat waktu.

2. Berpakaian rapi.

3. Senantiasa menggunakan tiga kata sakti, yaitu tolong, terimakasih,

dan maaf.

4. Menghormati orang lain terutama yang lebih tua.

5. Memperlakukan kartu nama dengan sopan.

6. Mengisi waktu kerja sesuai porsinya, bekerja ya bekerja, istirahat

ya istirahat.

2.6.4 Etika Bisnis di Arab Saudi

Arab Saudi sebagai negara Islam yang aturannya

didasakan kepada Al Quran dan As Sunnah serta pendapat para

ulama resmi yang diakui.

Pengusaha Indonesia misalnya yang ingin menjalin

hubungan bisnis dengan pengusaha Arab perlu memiliki persiapan

dan pengetahuan dasar tentnag kultur budayanya , karena

menentukan berhasil atau gagalnya suatu transaksi dan/ negosiasi.

Berikut di bawah ini ialah beberapa hal yang perlu diketahui

dalam menjalin hubungan bisnis di Arab Saudi.

1. Membuat Janji (Appointments)

Kesepakatan janji dengan pengusaha Arab sebaiknya

dilakukan di kesempatan pertama kedatangan. Adapun jadwal

dan perencanaan keberangkatan dianjurkan untuk

diberitahukan sebelumnya dengan pengusaha yang

bersangkutan.

2. Salam dan Jabat Tangan

Pengucapan salam yang umum di Arab ialah

“Assalamualaikum”, dilakukan sambil berdiri. Di pertemuan

kedua, ketiga, dan selanjutnya biasanya ditambah dengan

(13)

a

4. Bahasa Tubuh (Body Language)

Ketika terlibat sebuah percakapan, orang Arab cenderung

berdiri lebih dekat dengan lawan bicara dibanding orang Barat.

Bangsa Arab menggunakan sentuhan tubuh untuk

memberikan tekanan atau menegaskan bahwa mereka

mendapat perhatian dari lawan bicaranya. Maka penting

diingat untuk tidak menarik tubuh ke belakang, sikap seperti

ini diartikan penampikan atau penolakan terhadap apa yang

barusaja dibicarakan.

5. Pakaian dan Cara Berkomunikasi Dengan Pengusaha Wanita

Pengusaha wanita di Arab Saudi mendapatkan perlakuan

atau pemisahan sendiri. Beberapa tempat umum seperti hotel

atau restoran memiliki tempat khusus keluarga, tempat wanita

dilayani hanya oleh suaminya atau khusus untuk wanita.

Wanita diminta untuk berpakaian konservatif dengan rok

panjang, lengan baju mencapai telapak tangan atau lebih, dan

leher tertutup. Pada umumnya bagi seorang muslim laki-laki

tidak biasa menyalami atau terlibat dalam pembicaraan yang

menggunakan sentuhan tubuh dengan pengusaha wanita.

6. Pemberian Bingkisan

Pemberian bingkisan merupakan suatu kehormatan (hal

biasa) dalam masyarakat Arab dan sangat dihargai. Sebagai

catatan, jangan memberikan bingkisan berupa patung, baik

berbentuk setengah badan atau keseluruhan.

7. Undangan Makan

Bangsa Arab memiliki sifat seorang penjamu yang baik. Ia

(14)

P

ajakan makan merupakan suatu kehormatan dan bisa

mempererat hubungan selanjutnya.

8. Negosiasi

Sebuah negosiasi biasanya tidak akan mencapai hasil jika

belum dilakukan “face to face”. Ini karena bangsa Arab masih memandang bahwa bisnis merupakan suatu urusan pribadi.

9. Budaya IBM

Budaya IBM ialah tiga kata, “Insya Allah”, “Burkaa”,

Ma’alis”. Insya Allah diucapkan untuk suatu janji, lalu jika nanti waktunya meleset dari kesepakatan, ia akan mengatakan “Burkaa”(besok), lalu “Ma’alis” (maaf).

Sedangkan ada beberapa hal yang tidak boleh dilakukan,

diantaranya:

1. Dalam suatu percakapan jangan menyinggung tentang jumlah

istri atau anak-anak, cukup saja menanyakan kabar keluarga

secara umum.

2. Pada waktu duduk, kedua kaki harus tetap melekat di lantai

keduanya, menumpangkan sebelah kaki misalnya, akan

dianggap sebagai kesan bahwa lantai atau karpetnya kotor; ini

merupakan penghinaan untuk masyarakat Arab.

3. Pengunjung atau pengusaha non muslim dilarang berkunjung

ke daerah Mekkah dan Madinah.

4. Ketika memanggil seseorang, jangan menggunakan jari.

Dalam budaya mereka cara seperti ini biasa dilakukan kepada

hewan.

5. Peserta/ pengusaha wanita yang sedang ikut pameran dilarang

melayani atau menjaga stan.

6. Gambar manusia atau hewan tidak digunakan sebagai model

(15)

a

g

e

1

4

2.7Contoh Kasus Pelanggaran Etika Bisnis

Berikut contoh-contoh kasus pelanggaran Etika Bisnis yang terjadi.

1. Kasus Pada Produk Johnson & Johnson

J&J adalah perusahaan manufaktur yang bergerak dalam

pembuatan dan pemasaran obat-obatan dan alat kesehatan lainnya di

banyak negara di dunia.

Tylenol adalah obat rasa nyeri yang diproduksi oleh McNeil

Consumer Product Company yang kemudian menjadi bagian anak

perusahaan J&J. Tingkat penjualan Tylenol sangat mengagumkan dengan

pangsa pasar 35% di pasar obat analgetika peredam nyeri, atau setara

dengan 7% dari total penjualan grup J&J dan kira-kira 20% dari laba

perusahaan itu.

Pada hari 30 September 1982, laporan mulai diterima oleh kantor

pusat J&J bahwa adanya korban meninggal dunia di Chicago. Ditambah

tujuh orang dinyatakan meninggal misteris setelah mengonsumsu

Tylenol. Kemudian penyelidikan menunjukan Tylenol mengandung

racun sianida

Dalam kasus ini perusahaan dinilai melanggar kode etik bisnis

dengan tidak memperhatikan keselamatan dari konsumen.

2. Kasus Meledaknya Baterai Laptop Dell di Jepang.

Meledaknya baterai laptop Dell di Jepang terjadi bukan untuk

pertama kalinya. Pihak Dell menyatakan sedang menyelidiki

penyebabnya. Padahal sebenarnya Dell sudah mengetahui masalah panas

ini terlebih dahulu. Dengan begini pihak Dell telah melakukan

pelanggaran etika dalam berbisnis, ia tidak memperhatikan keselamatan

konsumen, bahkan terkesan menjadikan konsumen sebagai ajang

percobaan

3. Kasus Obat Anti Nyamuk Hit.

Pada hari Rabu, 7 Juni 2006, obat anti nyamuk HIT yang

diproduksi oleh PT Megarsari Makmur dinyatakan akan ditarik dari

peredarannya karena penggunaan zat aktif Propoxur dan Diklorvos dapat

(16)

P

a

g

e

1

5

menyalahi ketentuan yang terdapat dalam Undang-undang Nomor 8 tahun

(17)

a

g

e

1

6

BAB 3 KESIMPULAN

Etika adalah pandangan manusia dalam berperilaku menurut

nilai-nilai/ukuran-ukuran yang baik. Etika bisnis ialah aturan moral yang harus dipatuhi oleh semua para

pelaku bisnis dalam melakukan kegiatan usahanya.

Etika bisnis terdiri dari prinsip otonomi, prinsip kejujuran, prinsip keadilan,

prinsip saling menguntungkan, prinsip integritas moral. Etika bisnis dari satu negara akan

berbeda dengan negara lainnya. Hal ini dipengaruhi oleh faktor sejarah, kultur, dan

budaya yang melekat dalam kehidupan masyarakat negara tersebut.

Etika bisnis berasal dari bangsa Barat, meluas ke Eropa, kemudian

perkembangannya mulai menjadi fenomena global di tahun 1990an hingga sampai ke

Asia, khususnya Indonesia.

Seorang pelaku usaha penting memperhatikan etika dalam kegiatan berbisnisnya.

ini dapat mempengaruhi reputasi dan nama baik perusahaan, pun kelangsungan usahanya

di masa mendatang. Namun pada kenyataannya banyak perusahaan yang memiliki

perhatian rendah terhadap poin yang satu ini. Mereka cenderung berpikir untuk mencari

keuntungan sebesar-besarnya tanpa memperhatikan prinsip-prinsip etika bisnis yang ada.

(18)

P

a

g

e

1

7

DAFTAR PUSTAKA

1. Bertens, K. 2000. Etika. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

2. Lehmann, Paul L. 1963. Ethics In A Christian Context. New York: Harper & Row

Publishers.

3. Untung, Budi.2012.Hukum dan Etika Bisnis.Yogyakarta: CV Andi Offset.

4. ____.2009.Panduan & Tata Cara Berbisnis di Arab Saudi. Jeddah: Konsulat

Jendral RI.

5. ____.(2016).http://lailasoftskill.blogspot.co.id

6.

____.(2016).http://www.pengertianpakar.com/2015/01/pengertian-manfaat-dan-tujuan-bisnis.html?m=1

7.

____.(2016).http://ichsan-ferdiansyah.blogspot.co.id/2010/09/amerika-serikat-adalah-suatu-negara.html?m=1

8. ____.(2016).http://nabilafoundation.org/

Referensi

Dokumen terkait

Jual Vimax LOT:1087 Original || Vimax Capsule Canada || Toko Vimax Herbal || Agen Vimax Pills || Vimax Asli/Palsu || Obat Pembesar Penis Terbaik Dan PERMANEN || Harga Vimax

Waskita Karya Tbk dari tahun 2010 menuju 2011 mengalami kenaikan pada rasio ROA yang menunjukkan bahwa manajemen semakin baik mengelola aset hingga menghasilkan return yaitu dari

Peraturan yang dibuat oleh pemerintah dalam rangka regulasi proses yang berkaitan dengan teknologi informasi dan komunikasi, baik dalam rangka perancangan,

Kabupaten Halmahera Barat, Halmahera Selatan, Halmahera Timur, Kepulauan Sula, Halmahera Utara, Halmahera Tengah, Dan Sekitarnya. Jual Tepung Tapioka ke Nusa

Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini yaitu gayas atau larva hama Oryctes rhinoceros , cendawan Isolat Lokal Lombok Metarrhizium anisopliae dalam bentuk

Berawal dari permasalahan tersebut, maka penulis membuat ‘ Estimasi Berat Karkas Sapi Berdasarkan Segmentasi Graph Partitioning dan Klasifikasi K-NN ’ , yaitu suatu

Berdasarkan penelitian yang dilakukan di Sekolah Dasar Negeri 22 Pontianak Barat dan hasil analisis data yang diperoleh dari hasil skor pre-test dan post-test

oleh karena dengan desain penelitian ini sebuah proses.. sosial yang melatarbelakangi sebuah fenomena