• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA - Studi Penggunaan Obat Pada Pasien Anak Rawat Inap Di Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Pirngadi Kota Medan Periode Januari 2013 - Desember 2013

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "BAB II TINJAUAN PUSTAKA - Studi Penggunaan Obat Pada Pasien Anak Rawat Inap Di Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Pirngadi Kota Medan Periode Januari 2013 - Desember 2013"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

6

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Obat

Obat merupakan bahan yang digunakan dalam menetapkan diagnosis, mencegah, mengurangkan, menghilangkan, menyembuhkan penyakit atau gejala penyakit, luka atau kelainan badaniah atau rohaniah pada manusia atau hewan, memperelok badan atau bagian badan manusia. Obat berperan sangat penting dalam pelayanan kesehatan. Berbagai pilihan obat saat ini telah tersedia, sehingga diperlukan pertimbangan-pertimbangan yang cermat dalam memilih obat untuk suatu penyakit. penggunaan obat harus tepat agar memberikan manfaat klinik yang optimal (Anief, 1997).

Dalam penggunaannya, obat akan bersifat sebagai obat apabila tepat digunakan dalam pengobatan suatu penyakit dengan dosis dan waktu yang tepat. dan obat akan bersifat racun apabila digunakan salah dalam pengobatan atau dengan dosis yang berlebih, namun bila dosisnya kurang juga tidak memperoleh penyembuhan (Anief, 2004).

2.2 Pengertian Resep

(2)

7 2.3 Tujuan Penulisan Resep

Penulisan resep bertujuan untuk memudahkan dokter dalam pelayanan kesehatan di bidang farmasi sekaligus meminimalkan kesalahan dalam pemberian obat. Umumnya, waktu buka instalasi farmasi/ apotek dalam pelayanan farmasi jauh lebih panjang daripada praktik dokter, sehingga dengan penulisan resep diharapkan akan memudahkan pasien dalam mengakses obat-obatan yang diperlukan sesuai dengan penyakitnya. Melalui penulisan resep pula, peran, dan tanggung jawab dokter dalam pengawasan distribusi obat kepada masyarakat dapat ditingkatkan karena tidak semua golongan obat dapat diserahkan kepada masyarakat secara bebas. Selain itu, dengan adanya penulisan resep, pemberian obat lebih rasional dibandingkan dispensing (obat diberikan sendiri oleh dokter), dokter bebas memilih obat secara tepat, ilmiah, dan selektif. Penulisan resep juga dapat membentuk pelayanan berorientasi kepada pasien (patient oriented) bukan material oriented. Resep itu sendiri dapat menjadi medical record yang dapat dipertanggungjawabkan, dan sifatnya rahasia (Jas, 2009).

2.4 Pasien

Pasien atau pesakit adalah seseorang yang menerima perawatan medis.

(3)

8

2012). Pasien Anak adalah pasien dengan masa kanak-kanak menggambarkan suatu periode pertumbuhan dan perkembangan yang cepat. Penggunaan obat pada anak-anak tidaklah sama dengan orang dewasa, sehingga hanya terdapat sejumlah kecil obat yang telah diberi ijin untuk digunakan pada anak-anak, yang memiliki bentuk sediaan yang sesuai (Prest, 2003).

Agar dapat menentukan dosis obat disarankan beberapa penggolongan untuk membagi masa anak-anak. The British Pediatric Association (BPA) mengusulkan rentang waktu berikut yang didasarkan pada saat terjadinya perubahan-perubahan biologis (Prest, 2003).

Neonatus : Awal kelahiran sampai usia 1 bulan Bayi : 1 bulan sampai 2 tahun

Anak : 2 tahun sampai 12 tahun 2.5 Jenis Penyakit Pada Anak

(4)

9

jumlah kasus 5.756 orang, dengan kematian 100 orang (CFR 1,74%), sedangkan tahun 2010 terjadi KLB diare di 33 kecamatan dengan jumlah penderita 4204 dengan kematian 73 orang (CFR 1,74%) (Kemenkes RI, 2011).

2.6 Penggunaan Obat Pada Anak

Penggunaan obat pada anak harus dipertimbangkan secara khusus karena adanya perbedaan laju perkembangan/pematangan organ yang juga mencakup fungsi organ tubuh dan sistem dalam tubuh. Faktor farmakokinetika seperti absorpsi, distribusi, metabolisme dan ekskresi obat (Fendhyuhamka, 2011). Farmakokinetika obat pada anak antara lain:

Absorpsi: Laju absorpsi dan jumlah yang terabsorpsi waktu pengosongan lambung menyamai orang dewasa, pada bayi diatas 6 bulan Absorpsi perkutan pada neonatus dan bayi jauh lebih besar dibandingkan dengan orang dewasa diare akut (kasus yang sering dijumpai pada anak) mengakibatkan penurunan absorpsi.

(5)

10

Metabolisme: Pada saat lahir, sebagian besar enzim yang terlibat dalam metabolisme obat belum terbentuk atau sudah ada namun dalam jumlah yang sangat sedikit.

Ekskresi: Laju filtrasi glomerulus pada bayi yang baru lahir lebih rendah dibandingkan dengan orang dewasa karena ginjalnya relatif belum berkembang dengan baik (Fendhyuhamka, 2011).

Obat pada anak dapat berpengaruh karena organ-organ pada anak belum sempurna pertumbuhannya, sehingga obat dapat menjadi racun dalam darah (mempengaruhi organ hati dan ginjal). Pada hati, enzim-enzim belum terbentuk sempurna, sehingga obat tidak termetabolisme dengan baik, mengakibatkan konsentrasi obat yang tinggi di tubuh anak. Pada ginjal, bayi berumur 6 bulan, ginjal belum efisien mensekresikan obat sehingga megakibatkan konsentrasi yang tinggi di dalam darah (Aslam, et.al., 2003).

Kebijakan obat nasional mengamanatkan bahwa upaya peningkatan mutu pelayanan kesehatan, jaminan ketersediaan obat essensial yang aman, bermanfaat serta bermutu dalam jumlah dan jenis yang cukup serta akses obat bagi seluruh masyarakat merupakan tanggung jawab pemerintah. Dengan demikian penyediaan obat essensial merupakan kewajiban bagi pemerintah dan institusi pelayanan kesehatan baik publik maupun swasta (Icha, 2006).

2.7 Pendidikan Kesehatan Penggunaan Obat Anak

1. Penyerapan bagian lambung untuk bayi yang baru lahir dan anak-anak, pergerakan usus lambungnya agak lambat.

(6)

11

3. Fungsi pembuangan ginjal untuk bayi yang baru lahir, fungsi ginjal hanya 30% dari orang dewasa, kurang lebih pada usia 1 tahun baru mencapai standart orang dewasa.

4. Penyerapan kulit untuk permeabilitas kulit bayi tinggi, daya serap terhadap obat penggunaan eksternal cukup baik (Edah, 2014).

b. Hal-hal yang harus diketahui dalam penggunaan obat anak:

1. Tidak setiap obat cocok untuk digiling menjadi bubuk, obat yang digiling menjadi bubuk lebih mudah terinfeksi, memiliki kestabilan yang kurang, masa penyimpanan lebih pendek, dan mungkin menghasilkan efek interaksi. 2. Obat yang digiling menjadi bubuk seharusnya habis dimakan sekaligus, agar

dapat menjamin kualitas obat.

3. Penyuluhan kepada pasien anak maupun pengasuhnya dalam bahasa yang mudah dimengerti akan membantu meningkatkan kepatuhan anak terhadap obat (Edah, 2014).

Hal-hal yang dapat mempengaruhi kepatuhan pasien anak:

Formulasi (rasa), penampilan obat, kemudahan cara penggunaan, waktu pemberian obat (berhubungan dengan waktu tidur, waktu sekolah), efek samping pada anak (Fendhyuhamka, 2011).

2.8 Antibiotika

2.8.1 Definisi Antibiotika

(7)

12

infeksi pada manusia, harus memiliki sifat toksisitas selektif setinggi mungkin. Artinya, obat tersebut haruslah bersifat sangat toksik untuk mikroba, tetapi relatif tidak toksik untuk hospes (Setiabudy, 2007).

2.8.2 Klasifikasi Antibiotika

a. Berdasarkan mekanisme kerja antibiotika:

1. Menghambat metabolisme sel mikroba. Contohnya adalah sulfonamid, trimetoprim, asam p-aminosalisilat (PAS) dan sulfon.

2. Menghambat sintesis dinding sel mikroba. Contohnya adalah penisilin, sefalosporin, basitrasin, vankomisin dan sikloserin.

3. Mengganggu keutuhan membrane sel mikroba. Contohnya adalah polimiksin.

4. Menghambat sintesis protein sel mikroba. Contohnya adalah golongan aminoglikosid, makrolid, linkomisin, tetrasiklin, dan kloramfenikol.

5. Menghambat sintesis asam nukleat sel mikroba. Contohnya adalah rifampisin dan golongan kuinolon (Setiabudy, 2007).

b. Berdasarkan daya kerja:

a. Zat-zat bakterisid, yang pada dosis biasa berkhasiat mematikan kuman. Obat-obat ini dapat dibagi dalam dua kelompok yaitu :

- Zat-zat yang bekerja terhadap fase tumbuh misalnya penisilin, sefalosporin, polipeptida, rifampisin dan kuinolon-kuinolon.

- Zat-zat yang bekerja terhadap fase istirahat misalnya aminoglikosid, nitrofurantoin, INH, kotrimoksazol, dan polipeptida.

(8)

13

kloramfenikol, tetrasiklin, makrolida dan linkomisin (Tan dan Rahardja, 2010)

c. Berdasarkan luas aktivitas:

a. Antibiotika narrow-spectrum (spectrum sempit). Obat-obat ini terutama aktif terhadap beberapa jenis kuman saja, misalnya Penisilin G dan Penisilin-V, eritromisin, klindamisin yang hanya bekerja terhadap kuman gram positif sedangkan streptomisin, gentamisin, polimiksin-B, dan asam nalidiskat yang aktif khusus hanya pada kuman gram-negatif.

b. Antibiotika broad-spectrum (spectrum luas) bekerja terhadap lebih banyak kuman baik gram-positif maupun gram-negatif antara lain sulfonamida, ampisilin, sefalosporin, kloramfenikol, tetrasiklin dan rifampisin (Tan dan Rahardja, 2010).

2.8.3 Keberhasilan Penggunaan Antibiotika

Hal yang perlu perhatian khusus pada penanganan infeksi ialah : a. Dosis antibiotika

b. Rute pemberian antibiotika

1. Rute parenteral: ditempuh bila infeksi perlu segera diatasi; infeksi terdapat pada lokasi yang memerlukan konsentrasi darah yang tinggi dari antibiotika untuk menjamin penetrasi yang memadai dari jaringan yang terinfeksi (endokardium, tulang, otak).

(9)

14

c. Lamanya pemberian antibiotika harus menjamin musnah total penyebab infeksi sehingga tidak mungkin penyakit infeksi kambuh lagi, kambuhnya infeksi ditentukan oleh daya tahan mikroorganisme terhadap sistem pertahanan tubuh dan mekanisme resistensi mikroorganisme terhadap antibiotika (Wattimena, et al., 1991).

2.8.4 Kegagalan Terapi Antibiotika

Terapi antibiotika dinilai gagal bila tidak berhasil menghilangkan gejala klinik atau infeksi kambuh lagi setelah terapi dihentikan. Kesalahan yang lazim dibuat pada terapi antibiotika yang dapat menggagalkan terapi pada dasarnya berkisar pada salah pilih antibiotika, salah pemberiaan atau penggunaan antibiotika, dan/atau resistensi mikroorganisme. Faktor lain yang menggagalkan terapi antibiotika ialah resistensi mikroorganisme terhadap antibiotika yang digunakan dan terjadinya super infeksi (Wattimena, et al., 1991).

2.9 Penggunaan Antibiotik Pada Anak-Anak

Penggunaan antibiotik yang tidak tepat baik dalam hal indikasi, maupun cara pemberian akan merugikan penderita serta akan memudahkan terjadinya resistensi terhadap antibiotik dan dapat menimbulkan efek samping. Hal-hal yang perlu diperhatikan adalah dosis obat yang tepat bagi anak-anak, cara pemberian, indikasi, kepatuhan, jangka waktu yang tepat dan dengan memperhatikan keadaan patofisiologi pasien secara tepat, diharapkan dapat memperkecil efek samping yang akan terjadi (Prest, 2003).

2.9.1 Jenis Obat

(10)

15

standar lainnya untuk zat berkhasiat yang dikandungnya dan obat paten adalah obat yang masih memiliki hak paten (Permenkes RI, 2010).

2.9.2 Bentuk Sediaan Obat

Bentuk sediaan obat adalah bentuk sediaan farmasi yang mengandung zat/bahan berkhasiat, bahan tambahan, dengan dosis serta volume dan bentuk sediaan tertentu, langsung dapat digunakan untuk terapi (Joenoes, 2001).

2.9.2.1 Obat Bentuk Sediaan Cair

Obat bentuk sediaan cair dapat diberikan untuk obat luar, obat suntik, obat minum dan obat tetes seperti larutan, suspensi, emulsi, sirup dan injeksi (Joenoes, 2001).

2.9.2.2 Obat Bentuk Sediaan Setengah Padat

Obat bentuk sediaan setengah padat pada umumnya hanya digunakan sebagai obat luar, dioleskan pada kulit untuk keperluan terapi atau berfungsi sebagai pelindung kulit seperti salep, krim dan pasta (Joenoes, 2001).

2.9.3.3 Obat Bentuk Sediaan Padat

Obat bentuk sediaan padat merupakan sediaan dengan sistem unit/dose mengandung dosis tertentu dari satu atau beberapa komponen obat seperti tablet, kapsul, pulvis pulveres atau puyer dan pil (Joenoes, 2001).

2.10 Rekam Medis

Rekam medis adalah berkas yang berisikan catatan dan dokumen tentang identitas pasien, pemeriksaan, pengobatan, tindakan dan pelayanan lain yang telah diberikan kepada pasien (Permenkes, 2008).

(11)

16

anamnesis, hasil pemeriksaan fisik dan penunjang medik, diagnosis, rencana penatalaksanaan, pengobatan, pelayanan lain yang telah diberikan kepada pasien, untuk pasien kasus gigi dilengkapi dengan odontogram klinik dan persetujuan tindakan bila diperlukan. Sedangkan isi rekam medis rawat inap meliputi semua isi rekam medis rawat jalan dan dilengkapi juga dengan catatan observasi klinis dan hasil pengobatan, ringkasan pulang, nama dan tanda tangan dokter, dokter gigi atau tenaga kesehatan tertentu yang memberikan pelayanan kesehatan (Permenkes, 2008).

2.11 Rumah Sakit

Referensi

Dokumen terkait

Program kreatifitas yang dilaksanakan, yaitu: Budidaya Semut Klangrang (Oecophylla Smaragdina) Sebagai Penghasil Kroto Untuk Pakan Burung Kicauan. Salah satu tujuan dari

mendaptakan pahala yang berlipat dari Allah SWT, kelak dikemudian hari. Akhirnya, penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat.. Penerapan Metode The Power Of Two And Four

Tropcal Feed Resources Research and Development Center ( TROfREG. Department of Animal Sconce ,Faculty of Agriculture. Khon Kaen University. Thailand5. 3 Agricultural Unit Department

PT Purindo Logistics merupakan freight forwarder yang juga memberikan pelayanan untuk pengurusan dokumen ekspor seperti SKA (Surat Keterangan Asal), LS (Laporan Surveyor), dokumen

Tinjauan Teoritis selanjutnya adalah mengenai Ritual Ngalap Berkah Paringan Apem Kukus Keong Emas yang mencakup: Pengertian Ritual Ngalap Berkah Paringan Apem Kukus Keong Emas,

[r]

[r]

Tujuan akhir olahraga dan pendidikan jasmani terletak dalam peranannya sebagai wadah unik penyempurnaan watak, dan sebagai wahana untuk memiliki dan membentuk kepribadian