SILABUS EKONOMI MIKRO ISLAM
1. Rancang bangun ekonomi mikro islam 2. Konsep kebutuhan dalam islam
3. Teori konsumsi islam 4. Teori permintaan islam 5. Teori produksi islam 6. Teori biaya islam
7. Teori penawaran islam 8. Maksimalisasi laba
9. Efisiensi alokasi dan distribusi pendapatan 10. Struktur pasar dalam islam
POKOK BAHASAN
1. Sejarah pemikiran ekonomi islam 2. Landasan ekonomi islam
3. Konsep dasar ekonomi islam 4. Sistem ekonomi islam
5. Teori Konsumsi islam
6. Teori Permintaan dan penawaran islam 7. Produksi dan distribusi islam
PEMIKIRAN
Sejarah Pemikiran Ekonomi Islam
Great gap selama 500-an tahun dalam sejarah pemikiran ekonomi pada dark age di barat (sebagaimana disinyalir oleh schumpeter). Disisi lain dunia Islam justru mencapai kegemilangan.
Terjadi Transformasi pemikiran ekonomi (demikian pula ilmu
pengetahuan secara umum) dari Islam ke barat pada abad pertengahan. Banyaknya kesamaan/kemiripan antara pemikiran sarjana muslim &
barat, memunculkan beberapa dugaan :
a. terjadi dua kebetulan yg sama antara pemikiran sarjana muslim dan barat.
Komparasi Sejarah Pemikiran Ekonomi Dunia Islam & Barat
Abad 2-4 SM Awal Masehi
Abad 10
Plato, Aristoteles, Xenophon dll : Mengecam pembungaan uang Ekonomi rumah tangga
Bibel :
Etika & moralitas, bisnis, riba dll
Abad ke 7 M: Quran & Hadist
Sumber hukum tertinggi, pedoman hidup lengkap
Abad 7-11M (fase dasar) -Abu Yusuf (798)
Keuangan negara, perpajakan, mekanisme harga Peranan negara, peranan pasar.
-Muh. Bin Hasan (750)
Pentingnya perdagangan, pertanian, parteneship, Mudharabah, teori konsumsi .
-Abu Ubayd
Keuangan publik, kompesium ekonomi Rasulullah
-Ibnu Maskawih
Peranan pertukaran uang, stabilitas emasb& moneter
-Mawardi.
Mekanisme pasar, peranan pengawas pasar, tanah
Abad 11-15 fase kedua
-Al Gazali (1111)
Perilaku ekonomi, mekanisme pasar, stabilitas uang dan Emas, elastisitas prmintaan, spesialisasi, perdagangan dll -Ibnu Taimiyah (1328)
Mekanisme & konsep harga, mekanisme pasar bebas Peranan pemerintah, beban pajak & uang dll -Ibnu Khaldun (1404)
Pembagian keraj, uang & harga, produksi & distribusi Perdagangan internasional, pertumbuhan & pemerataan -Nasirudin Tusi (1442)
Political economy, peranan tabungan, perilaku konsumsi
Abad ke 16-19 fase ketiga Shah Waliullah 1762
Relasi ekonomi-sosial, larangan judi spekulasi, riba. Distribusi SDA, perpajakan, teori perilaku konsumsi. Muhammad Iqbal (1873-1938)
Kritik kapitalisme sosial, tugas negara, zakat
Abad 19
Abad ke 16-18 Markantilisme
Jean Bodiin :hubungan uang, barang & monopoli Thomas Mun : manfaat dagang menjual>mengkonsumsi David Hume : hubungan uang-harga
Abad 17-18 Psiokrasi Laissez faire laisszes passer
Quesney : perekonomian sistim yang analog dg kehidupan biologis manusia
Abad 18-19 Klasik
Adam Smith 1776 : Tonggak ekonomi modern, kemakmurantergantung proDuktifitas, manusia self interest, mekanisme pasar bebas, teori nilai, pembagian tenaga kerja dll.
Robert Malthus 1798: Disekuilibrium pertumbuhan penduduk & pangan, kontrol populasi.
David Ricardo 1817: distribusi kekayaan, keunggulan komparatif, analisis marjinal.
JB Say 1832 : keseimbangan demand supply.
J Stuart Mill 1873 : elastisitas permintaan Abad 13 scholastik
St. Thomas (1274): mengutuk bunga (dosa)
Sejarah Pemikiran Ekonomi Islam
Ekonomi Islam muncul pertama kali bersamaan dengan lahirnya ajaran Islam
(pada abad ke 7 M)karena ajaran Islam tidak hanya memberikan panduan ritual, namun juga dalam kehidupan bermasyarakat.
Sejarah perekonomian Islam pada dasarnya bersumber dari ide dan praktek
ekonomi yang dilakukan oleh Muhammad saw dan para sahabatnya serta pengikutnya sepanjang zaman.
Deversifikasi praktek ekonomi dilakukan masyarakat muslim setelah masa nabi
Muhammad saw, bisa dianggap sebagai acuan sejarah ekonomi Islam selama tidak bertentangan dengan ajaran ekonomi Islam.
Periodeisasi sejarah pemikiran ekonomi Islam dikategorikan menjadi :
1. Periode pertama (Masa awal Islam 450 H/1058M). 2. Periode kedua (450-850H/1058-1446M).
3. Periode ketiga (850-1350H/1446-1932M).
Sejaraha Ekonomi Islam.
(pada masa Rasulullah SAW)
Ekonomi Islam diterapkan Rasulullah SAW
setelah hijrah dari Mekah ke Yathrib (Madinah).
Setelah menata bidang politik dan
pemerintahan (konstitusional, tahap
Sejaraha Ekonomi Islam
(pada masa Raulullah SAW)
Prinsip-prinsip kebijakan ekonomi Islam (pada masa Rasulullah SAW) adalah :
1. Kekuasaan tertinggi adalah Allah dan Allah adalah pemilik absolut atas semua yang ada.
2. Manusia merupakan kalifah Allah di bumi tapi bukan pemilik yg sebenarnya. 3. Semua yg dimiliki & didapat manusia adalah karena seizin Allah, oleh karena itu saudara2nya yg kurang beruntung memiliki hak atas sebagian kekayaannya. 4. Kekayaan tidak boleh ditumpuk atau ditimbun.
5. Kekayaan harus berputar
6. Eksploitasi ekonomi dalam segala bentuk harus dihilangkan.
7. Menghilangkan jurang perbedaan antar individu dalam perekonomian, hal tersebut dapat menghapus konflik antar golongan.
Sejaraha Ekonomi Islam
(pada masa Raulullah SAW)
Sistim pencatatan penerimaan negara tersebut diawal pemerintahan
Rasulullah SAW tidak dilakukan, namun demikian bukti penerimaan
dan distribusi dilakukan dengan rapi, karena :
a. Jumlah orang Islam yg bisa membaca & menulis masih sedikit.
b. Sebagian besar bukti pembayaran dibuat sederhana baik
distribusi maupun penerimaan.
c. Sebagian dari zakat didistribusikan secara lokal.
d. Bukti penerimaan dari berbagai daerah berbeda-beda & tidak
umum digunakan.
Perkembangan pemikiran Ekonomi Islam
Topik Pembahasan:
1. Masa Rasulullah
2. Masa Khulafaur Rasyidin
3. Pemikiran ekonomi Islam Klasik
4. Pemikiran ekonomi Islam kontemporer
Perkembangan Pemikiran Ekonomi
Masa Islam
klasik KontemporerMasa Islam
Abu Bakar Siddiq
Umar bin Khatab
Utsman bin Afan
Ibnu Taimiyah
Baqir As-Sadr
M. Nejatullah Siddiqi
Masa Rasulullah
SAW
Prinsip pokok kebijakan ekonomi masa kenabian Nabi
Muhammad SAW adalah sebagai berikut :
1. Allah SWT adalah penguasa tertinggi sekaligus pemilik absolut seluruh
alam semesta.
2. Manusia adalah khalifah Allah di muka bumi, bukan pemilik yang
sebenarnya.
3. Semua yang dimiliki dan didapatkan manusia adalah atas rahmat Allah.
4. Kekayaan harus berputar dan tidak boleh ditimbun.
5. Eksploitasi ekonomi dalam segala bentuknya harus dihilangkan.
6. Menerapkan sistem warisan sebagai media redistribusi kekayaan yang
dapat mengeliminasi konflik individu
Dari Kaum Muslim
Dari kaum Non
muslim
Umum
1. Zakat
2. Zakat fitrah
3. Ushr
(5-10%)
4. Ushr
(2,5%)
5. Wakaf
6. Amwal fadhla
7. Nawaib
3. Uang tebusan
4. Pinjaman dari kaum
muslim atau nonmuslim
5. Hadiah dari pemimpin
negara lain
Sumber penerimaan
negara
Sumber penerimaan Negara dari kaum
mslimin
Zakat
adalah kewajiban seorang muslim apabila hartanya
telah memenuhi nisab (batas minimal), haul (waktu satu
tahun), dan kepemilikan mutlak.
Zakat ftrah
adalah kewajiban seorang muslim yang
dikeluarkan pada bulan Ramadhan.
Ushr
, yaitu bea masuk bagi perdagangan
Wakaf
, yaitu harta yang dikeluarkan oleh kaum muslim di
mana pokok hartanya tidak boleh berkurang.
Amwal fadhla
, yaitu harta waris dari seorang muslim yang
tidak memiliki ahli waris.
Nawaib
,yaitu pajak tambahan dikenakan kepada individu
muslim yang kaya.
Sedekah
, yaitu harta yang dikeluarkan oleh kaum muslim dan
bersifat sukarela.
Sumber penerimaan dari kaum non muslimin
Jizyah, yaitu pajak yang harus dibayarkan oleh individu nonmuslim
sebagai kewajiban seorang warga negara pada pemerintahan Islam.
Kharaj, yaitu pajak terhadap tanah yang dikelola oleh nonmuslim
Ushr, yaitu bea masuk bagi perdagangan.
Sumber dari kaum non Muslimin dan
umum
Sumber penerimaan negara bersifat umum
Ghanimah
, yaitu harta rampasan perang yang diperoleh dengan jalan
berperang
Fay
, yaitu harta rampasan perang yang diperoleh dengan jalan damai
Uang tebusan
, yaitu uang yang dibayarkan pihak lawan untuk menebus
tentaranya yang disandera.
Pinjaman
dari kaum muslim atau nonmuslim.
1. Keakuratan perhitungan zakat, hal ini agar tidak terjadi
kelebihan atau kekurangan dalam pembayarannya.
2. Pembangunan
baitulmaal. Seluruh penerimaan negara
disimpan dalam
baitulmaal untuk langsung didistribusikan
kepada masyarakat.
3. Menerapkan konsep
balance budget, di mana seluruh
pendapatan langsung didistribusikan tanpa ada cadangan
4. Melakukan penegakan hukum terhadap pihak yang tidak mau
membayar zakat dan pajak kepada pemerintah.
5. Melaksanakan kebijakan pembagian tanah hasil taklukan,
sebagian kepada kaum muslimin dan sebagian tetap jadi
tanggungan negara
1. Reorganisasi
baitulmaal, yaitu dengan menjadikan
baitulmaal sebagai lembaga negara resmi yang dikenal
dengan
al-diwan
(kantor untuk membayar
tunjangan angkatan perang dan pensiun serta
tunjangan-tunjangan lain)
2. Diberlakukannya sistem cadangan darurat
3. Pemerintah bertanggung jawab terhadap pemenuhan
kebutuhan minimum warga negara.
4. Diversifikasi terhadap objek zakat
5. Pengembangan ushr (pajak) pertanian.
6. Undang-undang perubahan pemilikan tanah (land reform)
Kebijakan ekonomi Ustman bin
Afan
1. Pembangunan irigasi pengairan.
2. Pembentukan organisasi kepolisian untuk menjaga keamanan
negara
3. Pembangunan gedung pengadilan, guna penegakan hukum.
4. Kebijakan pembagian lahan luas milik raja Persia kepada
individu
5. Meningkatkan anggaran pertahanan dan kelautan serta
meningkatkan dana pensiun serta dana pembangunan di
wilayah taklukan baru.
6. Membuat beberapa perubahan administrasi dan meningkatkan
Kebijakan ekonomi Ali bin Abi Thalib
1. Pendistribusian seluruh pendapatan yang ada pada
baitulmaal sama dengan kebijakan yang dilakukan pada
masa Rasulullah dan Abu Bakar Siddiq
2. Pengeluaran angkatan laut dihilangkan, karena daerah
pesisir pantai di bawah penguasaan Muawiyah
Abu Yusuf (113-182 H/731-798 M)
Nama lengkap: Ya’qub bin Ibrahim bin Habib bin Khunais bin
Sa’ad Al-Anshari Al-Jalbi Al Kufi-Al-Baghdadi
karya tulis: adalah
al-Jawami’, ar-Radd’ala Siyar al-Auza’l,
Ikhtilaf Abi Hanifah wa Ibn Abi-Laila, Adab al-Qadhi,
dan
al-Kharaj
Kekuatan utama pemikiran Abu Yusuf adalah dalam masalah
keuangan publik
Pemikiran ekonomi Abu Yusuf:
1. Menekankan pentingnya memenuhi kebutuhan rakyat
2. Menurut Abu Yusuf, dapat saja harga-harga tetap mahal ketika persediaan barang melimpah, sementara harga akan murah walaupun persediaan barang berkurang
3. Merekomendasikan sistem muqasamah (proportional tax) daripada sistem misahah (fixed tax).
4. Merekomendasikan agar pemerintah segera menghentikan praktik sistem qabalah
Abu Ubaid (150 – 224 H)
Nama lengkap Qasim bin Sallam bin Miskin bin Zaid
Al-Harawi Al-Azadi Al-Baghdadi
Buku yang ditulis:
Al Amwal
Pemikiran ekonomi Abu Ubaid adalah sebagai berikut:
1. Pendapatan negara utama yaitu fai, khums dan shadaqah
2. Mengutamakan kepentingan publik
3. Pendistribusian yang berbeda atas kelompok Badui dan
urban
4. Menentang pendapat yang menyatakan bahwa pembagian
harta zakat harus dilakukan secara merata di antara
delapan kelompok
5. Fungsi uang yang hanya sebagai sarana pertukaran (medium
of exchange) dan sarana penyimpan nilai (store of value).
Al-Ghazali (450-505
H/1058-1111 M)
Nama lengkap: Hujjatul Islam Abu Hamid Muhammad bin Muhammad
Al-Tusi Al-Ghazali
Karya yang terkenal adalahkitab
Ihya ‘Ulum al-Din
Kesejahteraan (
maslahah
) suatu masyarakat tergantung kepada
pemeliharaan lima elemen dasar, yakni agama (
al-dien
), jiwa (
nafs
),
keturunan (
nasl
), harta (
maal
), dan akal (
aql
)
Pemikiran Al-Ghazali mengenai ekonomi adalah sebagai berikut:
1. Aktivitas ekonomi harus dilakukan secara efisien 2. Perlunya “mutualitas” dalam pertukaran ekonomi
3. Proses timbulnya pasar berdasarkan kekuatan permintaan dan penawaran 4. Perlunya mengendalikan pertumbuhan penduduk dalam suatu negara. 5. Menolak sistem riba
6. Sangat mengecam perilaku pemalsuan uang.
7. Perlunya lembaga al-Hisbah sebagai badan pengawas aktivitas ekonomi di pasar
Ibnu Taimiyah (661-728
H/1263-1328 M)
Nama lengkap: Taqiyuddin Ahmad bin Abdul Halim
Tentang harga, Ibnu Taimiyah menggunakan dua istilah, yakni
kompensasi yang setara (
‘iwadh al-mitsl
) dan harga yang setara
(
tsaman al-mitsl
)
Pemikiran ekonomi Ibnu Taimiyah adalah sebagai berikut:
1. Perlunya penetapan harga, upah dan laba yang adil
2. Perubahan harga yang terjadi di pasar akibat kezaliman pedagang
tidak selalu benar, tetapi ditentukan oleh kekuatan permintaan dan
persediaan.
3. Penetapan harga oleh pemerintah hanya dapat dilakukan apabila
terjadi ketidaksempurnaan atau distorsi di pasar.
4. Fungsi uang hanyalah sebagai penyimpan nilai dan media pertukaran
5. Pemerintah tidak melakukan bisnis dari pencetakan uang serta
Ibn Khaldun (732-808 H/1332-1406
M)
Nama lengkap: Abdurrahman Abu Zaid Waliuddin Ibn Khaldun
Karya tulis terkenal
Al-Ibar
(sejarah dunia), yang terdiri dari tiga buku,
yaitu
Muqadimmah, Al-Ibar,
dan
Al-Ta’rif bi Ibn Khaldun
Pemikiran ekonomi Ibnu Khaldun ialah sebagai berikut:
1. Produksi diorganisasikan secara sosial dan internasional.
2. Organisasi tenaga kerja ini harus dilakukan melalui spesialisasi
3. Pembagian internasional dan sosial yang berakibat pada suatu proses
kumulatif yang menjadikan negeri-negeri yang kaya semakin kaya
dan menjadikan yang miskin lebih miskin lagi.
4. Kekayaan bangsa-bangsa tidak ditentukan oleh jumlah uang yang
dimiliki,tetapi ditentukan oleh produksi barang dan jasa serta neraca
pembayaran yang sehat.
5. Mendukung penggunaan emas dan perak sebagai standar moneter.
Baqir As-Sadr
Buku yang ditulis:
Falsafatuna
(Filsafat Kita) dan kemudian
Iqtishaduna
Pemikiran ekonomi Sadr ialah sebagai berikut.
1. Ekonomi Islam adalah sebuah doktrin karena ia membicarakan
“semua aturan dasar dalam kehidupan
2. Agama menjadi sandaran untuk menyeimbangkan kesejahteraan
individu dan publik
3. Individu adaah
Islamic man
, di mana orientasinya tidak hanya
kehidupan duniawi tetapi juga diisi dengan kehidupan spiritual.
4. Negara yang diwakili oleh
wali-e amr
memiliki tanggung jawab yang
lebih besar untuk menegakkan keadilan.
5. Zakat bersama instrumen fiskal lainnya dipergunakan untuk
mengentaskan kemiskinan dan menciptakan keseimbangan sosial.
6. Distribusi terbagi atas distribusi sebelum produksi (
pre-production
M. Nejatullah Siddiqi
Karyanya:Some Aspect of the Islamic Economy (1970) dan The
Economic Enterprise in Islam (1972)
Pemikiran ekonomi M Nejatullah Siddiqi adalah
1. Meskipun kepemilikan mutlak adalah milik Allah SWT, namun dalam
Islam diperkenankan suatu kepemilikan pribadi
2. Kebebasan untuk berusaha dan berkreasi sangat dihargai
3. Usaha gabungan (
joint enterprise
) haruslah menjadi landasan
utama dalam bekerja sama
4. Konsultasi dan musyawarah haruslah menjadi landasan utama
dalam pengambilan keputusan publik
M. A. Mannan
Buku utamanya: Islamic Economics: Theory and Practice
Pemikiran ekonomi M.A Mannan adalah:
1. Tidak boleh ada aset yang menganggur. Setiap aset haruslah
dimanfaatkan secara terus-menerus.
2. Pembayaran zakat diwajibkan apabila telah memenuhi syarat.
3. Penggunaan yang menguntungkan atau penggunaan untuk kegiatan
yang menguntungkan.
4. Penggunaan aset tidak boleh untuk hal-hal yang dapat
memba-hayakan baik bagi dirinya maupun orang lain.
5. Kepemilikan kekayaan secara sah.
6. Penggunaan yang seimbang.
7. Keuntungan dari penggunaan yang benar serta tidak diperkenankan
konsentrasi kekayaan kepada sekelompok masyarakat.
Monzer Kahf
Buku :“The Islamic Economy: Analytical Study of the
Functi-oning of The Islamic Economic System
Pemikiran ekonomi Monzer Kahf
1. Hak memiliki didasarkan pada dan mencakup kesempatan
untuk memanfaatkannya
2. Pentingnya penggunaan hak milik secara tepat
3. Hak memiliki dibatasi oleh umur pemiliknya
LANDASAN
فورظ ببسب- يعضولا داصتقلا ناك اذا لماشلا ملسلا ماظن نم ءزج يملسلا داصتقلا نا
نيدب ماتلا هطابترا وه يملسلا داصتقلا زيمي ام مهأ ناف نيدلا نع امامت لصفنا دق -هتأشن ةعيرش و ةديقع ملسلا
Sesungguhnya ekonomi Islam adalah bagian
integral dari sistem Islam yang sempurna.
Apabila ekonomi konvensional –dengan sebab
situasi kelahirannya- terpisah secara sempurna
dari agama. Maka keistimewaan terpenting
ekonomi Islam adalah keterkaitannya secara
sempurna dengan Islam itu sendiri, yaitu aqidah
dan syariah
.(Prof. Dr. Ahmad Muhammad ‘Assal &
نكمي ل هناف لماشلا ملسلا نم اءزج ناك اذاو
ةديقع نم ةيملسلا ةمظنلا ةيقب نع هلصف
اقلخأأ و ةدابعو
Apabila ekonomi Islam menjadi bagian dari Islam yang sempurna,
maka tidak mungkin memisahkannya dari sistem aturan Islam yang lain ; dari aqidah, ibadah dan akhlak (
Mabahits fil Iqtishad
اذه ىلع ءانبو
mempelajari ekonomi Islam secara berdiri
sendiri yang terpisah dari aqidah Islam dan
syariahnya, karena sistem ekonomi Islam
bagian dari syariah Islam. Dengan demikian
ia terkait secara mendasar dengan aqidah
اهسفن تلماعملا نأ ىلع ءاملعلا قفتأ دق
ةيرشب ةرورض
Ulama sepakat bahwa muamalat itu
sendiri adalah masalah kemanusiaan yang
maha penting
(dharuriyah basyariyah)
Halaman
Dalam konteks ini Allah Berfrman :
َكتنِإ اُؤاَشَناَم اَنِلاَوْمَأ يِف َلَعْفتن نَأ ْوَأ آَنُؤآَباَء ُدُبْعَياَم َكُرْتتن نَأ َكُرُمْأَت َكُتاَوَلَصَأ ُبْيَعُشاَي اوُلاَق
ُديِشترلا ُميِلَحْلا َتنَل
Mereka berkata, “Hai Syu’aib, apakah
agamamu yang menyuruh kamu agar kami
meninggalkan apa yang disembah oleh nenek
moyang kami atau melarang kami
memperbuat apa yang kami kehendaki
tentang harta kami. Sesungguhnya kamu
Masih kitab Al-Muamalah fl Islam
لاق امك ملسلا مهيلع ءايبنلا يف ةدرطم ةنس هذهو
ىلاعت
Artinya : Muamalah ini adalah sunnah yang
terus-menerus dilaksanakan para Nabi AS, sebagaimana
و ايوضع اطابترا ناطبتري تلماعملا و تادابعلا امه و ةيملسلا ةعيرشلا ىقش نا
ضعبلا امهضعبب ايعوضوم
Sesungguhnya dua sisi syariah Islam ialah
No Nama Kitab
Hadits Jumlah HaditsEkonomi Keterangan
1 Shahih Bukhari 199 Al-Buyu’. Al-ijarah, Salam,dll 2 Shahih Muslim 115 Kitab al-buyu’
3 Sh. Ibn Hibban 179 Buyu’dan Al-Ijarah 4 Sh.Ibn Khuzaimah 300-an Al-buyu’
5 Sunan Abu Daud 290 Kitab al-Buyu’ ⣀ Sunan at-Tirmizi 117 Kitab al-Buyu’ 7 Sunan al-Nasa’iy 254 Kitab al-Buyu’ 8 Sunan Ibnu Majah 170 Kitab at-Tijarah 9 Sunan al-Darimi 94 Kitab al-buyu;
10 Sunan Baihaqi 1145 Kitab al-buyu’dan al-ijarah 11 Muwatta’Malik 78 Buyu’,ijarah, musaqat 12 Musannaf Ibn Abi
Syaibah
1000-an ⣀39 Bab
13 Musannaf A.Razzaq 1354 Kitab al-Buyu’
Belum termasuk Kitab Subulus
Salam, Bulughul Maram dan
Nailul Authar serta kitab hadits
Kebangkitan Kembali Studi Ekonomi Islam
Kesadaran dan keinginan umat Islam untuk
menghidupkan kembali ajaran muamalah maliyah
yang bersumber Alquran & Sunnah
Terbebasnya negeri-negeri muslim dari penjajahan
Ditemukannya sumber minyak di Timur Tengah
sehingga melahirkan negara-negara kaya (petro
dolar)
Kegagalan
kapitalisme
dalam
menciptakan
FALSAFAH EKONOMI ISLAM
“Dan carilah apa yang telah dianugerahkan Allah
kepadamu (kebahagiaan) negeri akhirat, dan
janganlah kamu melupakan bagianmu dari
(kenikmatan) dunia dan berbuat baiklah (kepada
orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik
kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan di
(muka) bumi. Sesungguhnya Allah tidak menyukai
orang-orang yang berbuat kerusakan”
Falsafah Ekonomi Islam
1. Kegiatan ekonomi diorientasikan bagi pencapaian
kebahagiaan hidup di akhirat
2. Ekonomi diarahkan bagi tercapainya kesejahteraan,
kemajuan material dan kebahagiaan hidup manusia
di
dunia
3. Kegiatan ekonomi harus dilakukan dalam pola
interaksi
sesama manusia secara baik
Ekonomi Islam
Inti kehidupan manusia di dunia ini
Pengertian Ekonomi Islam
Ekonomi Islam adalah
suatu cabang ilmu pengetahuan yang berupaya untuk memandang,
menganalisis, dan akhirnya menyelesaikan permasalahan ekonomi dengan
Difinisi Ekonomi Islam
Ekonomi Islam sebagai suatu Ilmu &
Norma
Dalam mempelajari Ekonomi Islam merupakan suatu hal
yang penting dalam memahami terminologi :
1. Positive economics (membahas kenyataan yang
terjadi)
2. Normative economics (membahas apa yang
seharusnya terjadi atau apa yang seharusnya dilakukan
Pernyataan normatif.
Kemiskinan di negara-negara berkembang tidak seharusnya semakin memburuk.
Pernyataan positive.
Ekonomi konvensional
1. Aspek positif dan aspek normative terpisah.
2. Fakta ekonomi merupakan suatu independen terhadap norma. 3. Tidak ada kausalitas antara norma dan fakta.
Contoh pernyataan :
Hukum penawaran,
jika suatu barang meningkat, maka jumlah barang
yang ditawarkan meningkat.
cateris paribus adalah pernyataan positif
Hukum tersebut berlaku karena para produsen
memandang bahwa kenaikkan harga barang adalah
kenaikkan pendapatan, dan motivasi produsen adalah
mencetak pendapatan (keuntungan) setinggi tingginya
Ekonomi Islam pada dasarnya mengedepankan pendekatan integratif antara normative economics dan positif economics.
Metodologi Ekonomi Islam
Konsep Rasionalitas Islam.
Etika & Rationalitas Ekonomi Islam.
Syariah, Fiqh dan Ekonomi Islam.
Konsep Rasionalitas Islam
Asumsi dalam analisis ekonomi didasarkan pada pertimbangan rasionalitas.
Konsep Rasionalitas Islam
Kaidah umum dan universal, sesuai dengan universalitas islam dalam konsep ekonomi Islam adalah setiap pelaku ekonomi harus :
a. bertujuan untuk mendapatkan mashlahah. b. tidak melakukan kemubaziran.
c. Berusaha meminimize resiko.
Etika & Rasionalitas Enomi Islam
Aspek moral & etika dalam ekonomi konvensional
adalah batasan ilmu ekonomi (kerena perilaku etis
dipandang sebagai perilaku yg tidak rasional).
Ekonomi Islam mempelajari perilaku ekonomi pelaku
ekonomi yg rasional islami, sehingga standar moral
perilaku ekonomi didasarkan pada ajaran islam
Syariah, Fiqh & Ekonomi Islam
Sikap rasional Islam mendorong pelaku ekonomi
islami untuk mencari informasi agar dapat meraih
fallah.
Sumber informasi meliputi dua hal :
1. ayat kauniyah (fakta empiris).
Syariah, Fiqh & Ekonomi Islam
Syariah diartikan sebagai seperangkat peraturan atau ketentuan Allah untuk manusia yg disampaikan melalui rasulNya
Untuk memahami syariah diperlukan tiga hal mendasar :
1. keimanan. 2. moral.
Syariah, Fiqh & Ekonomi Islam
Fiqh (sumber hukum) yang diakui ahli hukum Islam yang utama/pertama terdiri dari :
a. Al Quran. b. Sunnah.
c. Ijma (Kesepakatan bersama para ulama)
d. Qiyas (analogi masalah terhadap hukum yg terdapat dalam Al Quran & Sunnah)
Sumber hukum yang kedua yg diakui ahli hukum Islam adalah : a. Istihsan (pertimbangan kepentingan hukum)
b. Mashlahah mursalah (pertimbangan kepentingan umum)
Kerangka Metodologi Ekonomi Islam
Kebenaran & kebaikan.
Metodologi ilmu alam vs Metodologi ilmu sosial.
Quran & Sunah
Ushul Fiqh & Qawaid
Syariah
Akidah Akhlak
Fiqh Muamalah
-Nilai Ekonomi Islam -Prinsip Ekonomi Islam
Sejarah
Karakteristik Ekonomi Islam
Tujuan ekonomi Islam.
Moral sebagai pilar ekonomi Islam
Nialai-nilai dasar ekonomi Islam
Prinsip ekonomi dalam Islam
Basis kebijakan ekonomi islam
Tujuan ekonomi Islam.
Fallah (bahagia dunia – akhirat)
Hayyah thayibah (baik & terhormat)
Moral sebagai pilar ekonomi Islam
Nilai ekonomi Islam.
konsisten, jujur, adil, santun, transparan dll.
Prinsip ekonomi Islam.
Nialai-nilai dasar ekonomi Islam
Adl
1. persamaan kompensasi. 2. persamaan hukum.
3. moderat. 4. proporsional
Khilafah
(tanggung jawab) sebagai khalifah dimuka bumi yg meliputi tanggung jawab :1. berperilaku ekonomi dg cara yg benar. 2. mewujudkan mashlahah maksimum
3. perbaikan kesejahteraan setiap individu
Takaful
(penjamina masyarakat) yg meliputi jaminan : 1. pemilikan & pengelolaan sumber daya oleh individu.Prinsip ekonomi dalam Islam
Kerja.
Kompensasi. Efisiensi.
Profesionalisme. Kecukupan.
Pemerataan kesempatan. Kebasan.
Kerjasama Persaingan. Keseimbangan. Solidaritas.
Basis kebijakan ekonomi islam
Penghapusan riba.
Pelembagaan zakat.
Pelarangan gharar.
Paradigma ekonomi islam
Pradigma berpikir & berperilaku (behaviour
paradigm).
adalah spirit dan pedoman masyarakat dalam berperilaku , yaitu nilai-nilai ekonomi Islam
Paradigma umum (grand patern)
adalah gambaran yang mencerminkankeadaan suatu masyarakatyg berpegang teguh pada paradigma perilaku.
Karakteristik ekonomi Islam
Paradigma : Adil & Harmoni Prinsip Ekonomi Islam
Nilai : Adl, Khilafah, Takaful
Hidup di Dunia
Ke Mana?
Dari Mana?
Mati
Lahir
Untuk Apa?
Kehidupan
sebelum
dunia
Kehidupan dunia
Kehidupa
n setelah
Dunia
?
AL-’UQDATU AL-KUBRA
(SIMPUL BESAR)
TIGA PERTANYAAN MENDASAR
MANUSIA
DARI MANA MANUSIA BERASAL?
UNTUK APA MANUSIA HIDUP?
KEMANA SETELAH MATI ?
- Simpul semua pertanyaan
Harus dijawab
Jawaban dari simpul besar,
sebagai
Aqidah
Fikrah kulliyah
Qaidah fkriyah
Al-Nadzratu f al-hayati al- dunya
ADA DUA MACAM JAWABAN
JAWABAN ISLAM
Manusia diciptakan Allah
Hidup untuk beribadah
kepada-Nya
Setelah mati akan hidup abadi
di alam akherat: di sorga atau
neraka
Tergantung hidupnya di dunia:
beriman atau tidak; bila
beriman, taat atau tidak
(Sumber: wahyu Allah)JAWABAN SEKULER
Manusia diciptakan Tuhan
Hidup untuk mencari kepuasan
jasmani
Setelah mati, akan ada hidup
yang abadi di alam lain (?),
atau pasti di sorga karena
sudah diampuni
Alam nanti tidak ada hubungan
dengan sekarang (?)
MANA JAWABAN YANG BENAR?
Yang benar adalah yang bersumber dari
al-Qur’an
Pemikiran spekulatif tidak berdasar. Nilainya
bisa benar bisa salah
DARI MANA
Manusia,
alam semesta dan kehidupan berasal?
UNTUK APA MANUSIA HIDUP?
BERIBADAH KEPADA ALLAH
Makna ibadah adalah tha’atullah wa khudlu’u lahu wa iltizamu ma
syara’a minaddini (taat kepada Allah tunduk padanya dan
berpegang teguh pada apa yang telah disyariatkan di dalam agama Islam)
Jadi, kehidupan dunia dengan sebelumnya terikat dengan
hubungan penciptaan, perintah dan larangan (shilatu al-khalq dan shillatul awamir wan nawahi )
Kehidupan dunia dengan sesudahnya terikat dengan kebangkitan
MACAM IBADAH
Makna Khusus
Aktivitas hubungan dengan Allah
(Shalat, puasa, Zakat, do’a, dll)
Makna Umum
AMAL BERNILAI IBADAH
Amal Terbaik
KE MANA SETELAH MATI
Keyakinan
Perbuatan
Balasan
1. Muslim
Taat
Kekal di Surga
2. Muslim
Ingkar
Neraka lalu Surga
3. Kafir
Kekal di Neraka
Dibangkitkan kembali (Al Mukminun:15-1⣀)
Dihisab, atas keyakinan dan perbuatannya di
dunia
Dalil ….
Tipologi 1 (Al Bayyinah:7-8)
“Sesungguhnya orang-orang beriman dan beramal shaleh mereka itu adalah sebaik-baik makhluq. Balasan mereka adalah surga adn yang mengalir sungai-sungai di bawah. Mereka kekal di dalamnya selamanya”
Tipologi 2
“… Allah memerintahkan para malaikat mengentas dari neraka itu orang-orang yang tidak pernah sekalipun melakukan perbuatan syirik. Yaitu mereka yang berucap Laa ilaaha illallah. Orang-orang ini dapat diketahui melalui ciri khasnya, yakni di wajahnya ada bekas sujud….. (HR. Muslim dari Abu Hurairah RA)
Tipologi 3 (Al Bayyinah ⣀)
“Sesungguhnya orang-orang kafr, yakni ahli kitab dan orang-orang musyrik (akan masuk) ke neraka jahannam, mereka kekal di
KEADAAN DI AKHIRAT
TIPOLOGI 1
Bahagia
TIPOLOGI 2
Menyesal kurang banyak beramal
(al-fajr:24)
KESIMPULAN
Shillatul awamir wa nawahi
Shillatul ba’tsi wa nushur
Sebelum dunia
Sesudah dunia
Hubungan dengan
kehidupan dunia
Penciptaan
Kebangkitan
Perintah dan Larangan
Perhitungan
Hubungan 3
DUA GAYA HIDUP
GAYA HIDUP ISLAMY
Hidup untuk beribadah
Landasan iman
Tolok ukur perbuatan aturan Islam
(halal dan haram)
Orientasi hidup akherat dan dunia
Untuk untuk kemuliaan diri,
keluarga, umat dan perjuangan agama (dakwah)
Makna kebahagiaan: ridha Allah
GAYA HIDUP SEKULER
Hidup untuk mencari kesenangan
jasmani
Landasan hawa nafsu
Tolok ukur perbuatan: manfaat Orientasi hidup dunia semata
Hidup untuk kepentingan diri dan
keluarga sendiri
Makna kebahagiaan: tercapainya
AKTUALISASI IBADAH TERUJUD PADA
KETERIKATAN MUSLIM PADA ATURAN ISLAM
Dalam urusan keimanan (mantap dan murni atau tidak syirik)
Dalam urusan ibadah mahdah (taat selalu)
Dalam urusan akhlaq (mulia)
Dalam urusan makanan dan minuman (halal dan thayib selalu)
Dalam urusan pakaian (menutup aurat)
Dalam urusan keluarga (sakinah)
Dalam urusan pekerjaan (profesional)
Dalam urusan masyarakat (peduli)
Pemikiran dan Hukum tentang
-
Kepemilikan
- Pemanfaatan kepemilikan
- Distribusi kekayaan
- Politik Ekonomi
- Ekonomi privat (fqh muamalah iqtishadiyah)
- Moneter
- Kelembagaan ekonomi Islam
- Manajemen
- Sumberdaya manusia
1. Muamalah iqtishadiyah diselenggarakan secara suka rela.
2. Dilakukan dengan akhlaq karimah.
3. Tidak boleh ada yang mendzalimi dan didzalimi.
4. Hukuman buat yang melakukan pelanggaran.
5. Dalam bermuamalah harus dilakukan dengan benar.
⣀. Pembelaan terhadap yang didzalimi.
7. Amar ma’ruf nahi mungkar di tengah kegiatan ekonomi
masyarakat.
8. Muamalah iqtishadiyah secara Islami dilakukan demi kebaikan
bersama
9. Tegaknya selalu sistem ekonomi Islam dan ketaatan para
pelaku ekonomi
mutlak diperlukan
10. Individu yang melanggar syariah dalam ekonomi pasti akan
menimbulkan
kerusakan
11. Apalagi bila sistem ekonomi Islam diabaikan pasti akan timbul
kerusakan di
I- Hakikat Ekonomi:
Istilah Ekonomi:
Eko (mengatur) dan Nomos (rumah tangga) = Greek (Yunani Kuno);
Maka, ekonomi berarti kegiatan mengatur urusan harta kekayaan, baik yang berkaitan dengan: (1) memperbanyak jumlah, dan (2) menjaga pengadaannya, maupun (3) tatacara pendistribusiannya kepada masyarakat.
Bidang Ekonomi
Ilmu Ekonomi
Sistem Ekonomi
Memperbanyak jumlah, dan menjaga pengadaannya
(Faktor Produksi)
Tatacara distribusi kekayaan di tengah masyarakat
Barang
Jasa
Menjadi
Alat Pemuas Mempunyai
Nilai Guna (Utility) (unlimited):
Scondary Individu warga
negara?
Kemiskinan negara?
Perspektif Kapitalisme dan Sosialisme
Perspektif Islam
•
Masalah Ekonomi
Kepemilikan (Ownership)
Disposisi (Tasharruf)
Distribusi (Distribution)
Kepemilikan Individu (Private
Ownership)
Kepemilikan Umum (Public Ownership)
Kepemilikan Negara (State’s
Ownership)
Nafkah dan Infaq
Pengembangan Hak Milik
Menjamin Kebutuhan per Individu Warga
Negara
Kebutuhan per Individu
Kebutuhan
Kelompok
Kebutuhan Pokok (Primary Needs)
Kebutuhan Sekunder (Scondary Needs)
Kebutuhan
Manusia Pendidikan
(Needs for
Tidak Wajib tapi Dibantu
Wajib Dipenuhi
Khilafah Islam
•
Kebijakan Ekonomi
II- Kepemilikan :
Defnisi Kepemilikan:
Izin pembuatan syariat (as-syari’) untuk memanfaatkan zat dan jasa
tertentu, yang menyebabkan pemiliknya berhak mendapatkan kegunaan (utility)-nya, serta mendapatkan kompensasi darinya.
Kepemilikan
(Ownership) Umum (Kepemilikan Public Ownership)
Kepemilikan Negara (State’s
Ownership) Kepemilikan Individu (Private
Ownership)
Hukum syara’ yang berlaku untuk barang dan jasa, dimana
pemiliknya berhak
memanfaatkan dan mendapat kompensasi darinya
Izin pembuat syariat (as-syari’) kepada suatu kelompok untuk sama-sama memanfaatkan benda.
Harta yang merupakan hak seluruh kaum Muslim, sedangkan pengelolaannya menjadi wewenang Khalifah.
Tatacara Memiliki:
Batil
(Salah)
Shahih
(Benar)
Manusia
Hubb at-Tamalluk:
Keinginan untuk memiliki
Gharizah al-Baqa’:
Naluri Survival
Hajat ‘Adhuwiyah:
Kebutuhan Jasmani Tamalluk: Kaifyah Sebab
Pemilikan
Sebab Kepemilikan Islam:
Bekerja
Kebutuhan Harta Penyambung
Hidup
Pemberian
Negara
Waris
Harta yang Diperoleh tanpa
Kompensasi n Tanah Mati
Menggali
III- Disposisi (
Tasharruf
):
Disposisi (Tasharruf) Kepemilika
Hukum Syara’ dalam Memanfaatka
n Barang dan Jasa
Faktor Hubungan:
Wasiat, Hadiah
Faktor Nafkah: Ayah kepada anak
Yang Diperoleh dgn Mengubah Bentuk
Tanah
Harta yang Diperolah dari Pertukaran
Pertanian (Zira’ah) Perdagangan
(Tijarah)
Hukum Tanah Pertanian:
Intensifkasi Tanah Pertanian
Wajib Mengelola Tanah Pertanian
Haram Menyewakan Tanah Pertanian
Ihya’ al-Mawat:
Menghidupkan Tanah Mati
Iqtha’ ad-Dawlah:
Pemberian Negara pd Petani
Pembelian Lahan
Tahjir: Memagari
Hukum Perindustrian:
:
اَهُعـَنْصَي ْيِتتلا ِةَدَاملا َمْكُح ُذـُخأأَي ِعَـنْصَملا ُمـْكُح
Hukum pabrik (kilang) mengikuti hukum
barang yang diproduksinya.
Hukum
Hukum Produk (Barang yang
Diproduksi) Produk
Halal (Pabrik / Kilang yang
halal)
Produk
Haram
(Pabrik / Kilang yang
Hukum Syarikah:
Syarikah adalah akad antara dua orang atau lebih,
yang keduanya sepakat untuk melakukan kerjasama
dalam bentuk kekayaan dengan tujuan untuk mencari
keuntungan.
Akad Syar’i:
Ijab
dan
Qabul
Obyek Akad:
Sesuatu yang Bisa Diakadkan
Sepakat
Melakukan
Syarikah dalam
Urusan
Orang yang Boleh Melakukan
Syarikah ‘Inan:
Badan-Badan(+)Harta
Syarikah Abdan:
Badan-Badan(-)Harta
Mudharabah:
Badan(+)Harta
Syarikah Wujuh:
Badan-Badan(+)Harta Orang Lain
Badan-Badan(+)Harta Pembelian Berdua
Mufawadhah:
Gabungan Syarikah
Syarikah Amlak: Zat Barang
Bentuk Syarikah dalam Islam
Syarikah Uqud:
Pengembangan Harta
Semua Kerugian Dikembalikan kepada Harta dan Pemiliknya, Sementara Keuntungan Milik Kedua Belah Pihak.
Hukum Syarikah Kapitalis:
dengan Syarat Syarikah IslamBertentangan dengan Fakta Akad
Syar’i
Bertentangan dengan Obyek
Akad Syar’i Tidak Dijalankan
Tasharruf
yang Diharamkan:
Isyraf - Tabdzir Taraf (Foya-foya)
IV- Kepemilikan Umum:
Izin pembuat syariat (as-syari’) kepada suatu kelompok
untuk sama-sama memanfaatkan benda.
Bentuk dan Ciri Harta Milik
Umum
Fasilitas Umum: Hilangnya Fasilitas Umum ini Menyebabkan Sengketa bagi Masya-rakat
Sumber Daya Alam: Sumber yang Sifat Pembentukannya Menghalangi Dimiliki Secara Perorangan
Bahan Tambang yang Tidak Terbatas: Seperti Air, Minyak, Emas, dll.
Privatisa si
Hima
dan Pemeliharaan Fasum:
Hima adalah tempat yang dipertahankan, kebalikannya Mubah (tempat
yang dibiarkan).
Hima adalah fasilitas atau harta milik umum yang dimonopoli oleh pihak
tertentu, sehingga orang lain tidak bisa memanfaatkannya sesuai dengan fungsi asalnya. Seperti jalan, air, udara, dll. Islam telah membatalkan monopoli seperti ini, yang disebut hima, sehingga fasum tersebut kembali kepada fungsi asalnya.
Larangan Hima (proteksi) tersebut berlaku untuk dua hal: (1) tanah mati,
yang bisa dihidupkan dan dipertahankan oleh setiap individu; (2) fasilitas umum yang sama-sama dibutuhkan oleh banyak orang, seperti air, padang dan api. Tapi, tidak bagi negara. Negara boleh memproteksi dua hal di atas.
Rasulullah saw. pernah memproteksi (hima) tanah Naqi’ yang memiliki
V- Kepemilikan Negara:
Harta yang menjadi hak seluruh kaum Muslim,
sementara
pengelolaannya
menjadi
kewenangan
khalifah, dimana dia bisa mengkhususkan sesuatu
kepada sebagian kaum Muslim berdasarkan pandangan
dan ijtihadnya.
Fai’, Ghanimah, Anfal: Ghanimah dan Anfal adalah harta rampasanyang diperoleh melalui peperangan. Sementara Fai’ adalah harta rampasan yang ditinggalkan musuh, tanpa melalui peperangan.
Khumus: khumus di sini adalah seperlima dari harta rampasan perang (ghanimah).
Kharaj: Hak kaum Muslim yang ditetapkan pada tanah yang telah dijadikan rampasan perang dari kaum Kufar, baik melalui peperangan, maupun perdamaian.
Jizyah: hak yang diberikan oleh Allah dari kalangan kaum Kufar kepada kaum Muslim karena ketundukan mereka kepada sistem Islam.
Dharibah dan ‘Usyur (Bea Cukai): Harta yang diwajibkan oleh Allah kepada kaum Muslim untuk dibelanjakan pada kebutuhan yang diwajibkan kepada mereka, sementara tidak ada harta di Baitul Mal.
Harta haram: Hasil korupsi, keuntungan dari perdagangan yang diharamkan, seperti Narkoba, dll.
Harta Kalalah:
Baitul Mal
:
Sumber Pemasukan Pos-pos Pengeluaran
Fai’
Ghanimah, dan Anfal
Khumus
Kharaj
Jizyah
Dharibah dan ‘Usyur (Bea Cukai)
Harta haram
Harta Kalalah
Harta Orang Murtad
Zakat
Ashnaf Delapan: Fakir, Miskin, Gharim, Ibn Sabil, Budak, Jihad, Amil, Muallafah al-Qulub
Kebutuhan tetap: Fakir, Miskin, Ibn Sabil, dan Jihad.
Kompensasi: gaji PNS, TNI, dll.
Kebutuhan Non Kompensasi: fasum, seperti masjid, jalan raya, sekolah, rumah sakit, dll.
Kebutuhan Non Kompensasi Sekunder
Penyusunan APBN:
APBN disusun pertahun oleh pemerintah disahkan oleh Parlemen
RAPBN diajukan oleh pemerintah melalui Menteri Keuangan kepada Panitia Anggaran Parlemen
Setelah jadi APBN, dikeluarkan peraturan perundang-undangan untuk mengesahkan APBN
Sistem Kapitalis Sistem Khilafah
APBN tidak disusun pertahun oleh pemerintah, dan tidak perlu disahkan oleh Majlis Ummah, karena pendapat mereka tidak mengikat Khalifah.
KONSEP KONSUMSI DAN
PERILAKU KONSUMSEN
Tujuan konsumsi islami
Sebagai sarana wajib penolong untuk beribadah
Sebagai bentuk syukur kepada Allah
Konsep konsumsi islami
Konsumsi secara umum didefinisikan dengan penggunaan barang dan jasa untuk memenuhi kebutuhan manusia.
Perbedaan mendasar dalam konsumsi islam adalah jenis yang dikonsumsi, tujuan pencapaian dan cara pencapaian tujuan harus sesuai syariah
Urgensi konsumsi islami
Konsumsi islam adalah untuk kehidupan
Konsumsi islam untuk memenuhi kebutuhan dasar dan atasi kemiskinan
Dilarang batasi konsumsi meski untuk tujuan ibadah (puasa dahr/wishol)
Perilaku konsumen
Perilaku konsumsi orang muslim
didasarkan atas pertimbangan:
1.
Manusia tidak kuasa mengatur secara detail permasalahan
ekonomi masyarakat atau negara. Karena ketidakmampuan
manusia mengkondisikan kebutuhan hidupnya berdasarkan
tempat dimana manusia hidup. Keyakinan umat muslim bahwa
Allah akan memenuhi kebutuhan manusia (QS. An-Nahl ayat
11).
Artinya: “Dia menurunkan air dari langit, diantaranya untuk
minuman kamu dan diantaranya untuk tumbuh-tumbuhan, di
sana kamu menggembalakan ternakmu. Dia tumbuhkan
Pola konsumsi didasarkan atas kebutuhan, bukan
preferensi semata, sehingga terhindar dari boros dan
pengaruh pola konsumsi yang tidak perlu
TEORI NILAI GUNA
Teori kepuasan dalam ekonomi dalam mengkonsumsi suatu
barang dinamakan utility / nilai guna
Nilai guna dibagi menjadi dua: nilai guna total (Total
utility) dan nilai guna tambahan (Marginal Utility)
Nilai guna total adalah jumlah seluruh kepuasan yang
diperoleh dalam mengkonsumsi sejumlah barang tertentu.
Nilai guna marginal adalah pertambahan atau pengurangan
Tabel nilai guna
Jumlah kurma yang
dimakan Nilai guna total Nilai guna marginal
0 0
-1 15 25
2 40 20
3 55 15
4 70 15
5 75 5
6 78 3
7 79 1
8 78 -3
9 75 -5
Tabel di atas menunjukkan bahwa sampai konsumsi
yang ke tujuh menunjukkan nilai guna marginal positif.
Ketika makan kurma yang ke delapan nilai guna
marginal menjadi negatif. Artinya bahwa kepuasan
seseorang tidak didasarkan pada banyaknya barang yang
dikonsumsi, tetapi didasarkan atas kemampuan fisik
manusia dalam menggunakan barang yang
Pendekatan prinsip pemaksimuman nilai
guna
1.
Kurva Kepuasan yang sama (Indifference Curve)
Adalah suatu kurva yang menggambarkan gabungan
dari dua barang yang akan memberikan kepuasan yang
sama besar.
Contoh umat muslim dalam mengkombinasikan
kebutuhan makanan dan pakaian.
Kombinasi
Jumlah barang
Prinsip konsumsi islami
Prinsip syariah
Prinsip kuantitas
Prinsip prioritas
Prinsip sosial
Prinsip lingkungan
Prinsip syariah
Prinsip akidah
Keimanan terhadap akhirat (Muhammad:15, Al-Baqoroh:261,245) Semua sumberdaya adalah anugerah dan amanah, mutlak milik Allah
Prinsip ilmu (akhlak konsumsi islam)
Prinsip kuantitas
Sederhana (qonaah dan wasathon),
cukup, tidak berlebihan (Al-A’rof:31), tidak boros, tidak mewah, tidak mubadzir, tidak kikir (Al-Furqon:67, Al-Isro’:26-27)
Kesesuaian konsumsi dengan pendapatan
Prinsip prioritas
Urutan jenis yang terpenting
Primer, harus terpenuhi untuk kemalahatan agama dan dunia Sekunder, untuk kemaslahatan yang lebih baik (madu, keju) Tertier, hanya sebatas pelengkap dan hiasan
Prinsip sosial
Umat, memperhatikan tetangga & umat muslimin
Untuk kebajikan (Al-Baqoroh:215), tidak menimbun (At-Taubah:34-35)
Menjadi contoh teladan dalam konsumsi (makanan, pakaian dll)
Tidak membahayakan orang lain
Untuk kebajikan (Al-Baqoroh:215),
Prinsip lingkungan
Perubahan lingkungan mempengaruhi pola konsumsi, baik kuantitas maupun kualitas
Prinsip tidak mengikuti/meniru
Larangan meniru umat islam konsumsinya buruk (suka pesta jamuan)
Larangan konsumsi masyarakat kafir, yang menjadi ciri khas
Akhlak konsumsi islam
Konsumsi yang
halalan thoyyiban
Zat
Halal (Al-Baqoroh:168-169, An-Nahl:66-69)
Haram (Al-Baqoroh:173, Al-Maidah:3,90)
Proses
Sebelum makan basmalah, selesai hamdalah, menggunakan
tangan kanan, bersih
Tidak dilarang, misal : riba (Ali Imron:130), merampas (An
Nissa’:6), judi (Al-Maidah:91), menipu, mengurangi
timbangan, tidak menyebut Allah ketika disembelih
Tujuan
Bukan untuk sesembahan selain Allah, seperti sesajen,
Konsep
maslahat
dan
utility
Muslim harus berkonsumsi yang membawa
manfaat
(
maslahat
) dan bukan merugikan
(
madhorot
)
Konsep
maslahat
menyangkut
maqoshiq
syariat
(
dien, nafs, nasl, aql, maal
)
Konsep
maslahat
lebih
objektif
karena
bertolak dari
al-hajat ad-dhoruriyat
(
need
)
Konsep
maslahat
individu senantiasa
Dampak konsumsi yang tidak
benar/haram
Merusak agama
Pengaruh terhadap ibadah
Pengaruh terhadap akhlak
Pengaruh terhadap kesatuan umat
Pengaruh terhadap kesehatan
Menimbulkan kerusakan dan kemerosotan
Kehinaan dan kenistaan
Permintaan dan penawaran
Memahami permasalahan ekonomi dalam
kaitannya dengan kebutuhan manusia,
kelangkaan dan sistem ekonomi.
Mengidentifkasi faktor-faktor yang mempengaruhi
permintaan dan penawaran
Menjelaskan hukum permintaan dan hukum penawaran
serta asumsi yang mendasarinya
Mendeskripsikan pengertian harga dan jumlah
keseimbangan
Hukum permintaan
“Jumlah barang atau jasa yang
diminta akan bertambah, jika
harga turun dan akan
berkurang, jika harga naik
Faktor-faktor yang mempengaruhi
permintaan
Harga barang itu sendiri
Selera
Pendapatan
Jumlah penduduk
Harapan atau ekspektasi
Jenis-jenis permintaan
Berdasarkan daya beli
1) Permintaan efektif 2) Permintaan potensial 3) Permintaan absolute
Berdasarkan jumlah yang melakukan permintaan
1. Permintaan efektif
Yaitu permintaan konsumen terhadaap suatu barang dan jasa yang diikuti dengan dya beli atau kemampuan membayar.
Contoh:
2. Permintaan potensial
Yaitu permintaan terhadap suatu barang tetapi belum diikuti untuk melaksanakan pembelian.
Contoh:
Seorang pelajar ingin membeli sebuah handphone seharga Rp. 1.500.000 ia memiliki uang tabungan sebesar Rp.2.000.000. jadi,pelajar
3. Permintaan absolute
Yaitu permintaan terhadap suatu barang yang tidak diimbangi dengan kemampuan untuk membeli barang tersebut.
Contoh:
1.
Permintaan individu
Yaitu permintaan dari seseorang untuk memenuhi kebutuhan hidup.
2.
Permintaan pasar atau kolektif
KURVA
Permintaan dapat digambarkan dalam bentuk grafik atau
sering disebut dengan kurva permintaan.
Kurva permintaan
adalah kurva yang menujukkan hubungan
antara harga barang dengan jumlah barang yang diminta.
Contoh:
Situasi Harga per Kg (Rp) Jumlah (kg)
A 2700 50
B 2600 60
C 2500 70
D 2400 80
A. Fungsi Permintaan
Sebuah fungsi yang menunjukkan hubungan
antara berbagai kemungkinan jumlah barang
yang
diminta
(Qd)
dengan
berbagai
kemungkinan tingkat harga (P).
Hubungan kedua variabel dinyatakan sebagai Q
adalah fungsi dari P :
Fungsi Permintaan :
Qd = a + bP ; b < 0
Ket :
Q = Jumlah yang diminta P = Tingkat harga