• Tidak ada hasil yang ditemukan

A Islam dan Ajaran Ekonomi

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "A Islam dan Ajaran Ekonomi"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

Kata Pengantar

ميحررلا نمحررلا هللا مسب

Asslamu’alaikum Wr. Wb

Segala puji bagi Allah SWT serta shalawat dan salam semoga tetap tercurahkan kepada baginda Rasulullah SAW, Ahlul Bait seluruh sahabatnya.Berkat rahmat maunahnya dari Allah SWT peneliti dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini yang berjudul “Al-islam dan ajaran ekonomi”.

Hanya kepada Allah SWT kami selaku peneliti memohon ampunan dan rahmat-Nya. Oleh karena itu kritik dan saran sangat dibutuhkan demi tercapainya hasil yang baik.Semoga makalah ini dapat bermanfaat khususnya untuk kami selaku peneliti dan bagi pembaca. Amin Ya Robbal ‘Alamin.

Kurang lebihnya kami mohon maaf, dan apabila ada kesalahan dalam penulisan makalah ini pun mohon dibukakan pintu maaf yang sebesar-besarnya.

Akhirul kalam

Wasslamu’alaikum Wr. Wb

(2)

DAFTAR ISI

Halaman Judul ...i

Kata Pengantar ...1

Daftar Isi ...2

BAB I PENDAHULUAN ...3

1.2 Latar Belakang ...3

1.2 Rumusan Masalah ...3

BAB 11 PEMBAHASAN A. Pengertian Ekonomi Syariah ...4

B. Tujuan Ekonomi Syariah ...4

C. Produk-Produk Syariah ...5

D. Perbedaan Ekonomi Syariah ...7

E. Pengertian Riba ...8

F. Dampak Riba ...9

G. Hukum Riba ...10

H. Macam-Macam Riba ...11

BAB III PENUTUP 1. Kesimpulan ...12

2. Daftar Pustaka ...13

(3)

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Islam telah mengajarkan tata cara ber ekonomi yang benar, bahkan sebelum ekonomi konvensial, sosialis, dan kapitalis muncul. Rasulullah dan Nabi-nabi sebelumnya telah menerapkan ekonomi dalam kegiatan berdagangnya. Namun karena berkembangan zaman yang cukup pesat, umat islam yang seharusnya berprinsip kepada ekonomi syariah sesuai dengan ajaran Nabi, kini mulai berpaling.

Ekonomi syariah dianggap tidak menguntungkan dan sudah ketinggalan zaman, padahal semua yang ada pada Ekonomi syariah sudah diatur sedemikian rupa agar dapat

menguntungkan bagi semua belah pihak. Atas dasar karena ‘tidak menguntungkan’ tersebut, beberapa orang mulai menggunakan ekonomi sebagi ajang untuk memperkaya diri, bukan sebagai alat untuk sama-sama mensejahterakkan rakyat.

Berkaitan dengan makalah yang sedang kami susun yang bertemakan “Al-islam dan ajaran ekonomi” , maka sangat lah penting umat muslim tau mengenai ajaran ekonomi yang berbasis syariah. Maka dengan adanya makalah ini dapat membantu menambah wawasan kita mengenai ekonomi syariah.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang diatas maka dapat ditentukan rumusan masalah dalam makalah seperti ini :

1. Apa pengertian ekonomi syariah ? 2. Apa tujuan dari ekonomi syariah?

3. Produk bank apa sajakah yang mencakup ekonomi syariah? 4. Perbedaan ekonomi syariah, konvensional, sosialis, dan kapitalis 5. Apa pengertian riba ?

(4)

BAB 2

PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN EKONOMI SYARIAH

Ekonomi Syariah merupakan ilmu pengetahuan social yang mempelajari masalah-masalah ekonomi rakyat yang di ilhami oleh nilai-nilai islam. Ekonomi syariah berbeda dari kapitalisme, sosialisme, maupun negara kesejahteraan (Welfare State). Berbeda dari kapitalisme karena Islam menentang eksploitasi oleh pemilik modal terhadap buruh yang miskin, dan melarang penumpukan kekayaan. Selain itu, ekonomi dalam kaca mata Islam merupakan tuntutan

kehidupan sekaligus anjuran yang memiliki dimensi ibadah.secara singkat kami jelaskan bahwa Ekonomi Syariah adalah Sistem ekonomi yang berbasis pada Al-Qur'an dan Sunah,.

B. TUJUAN

Ekonomi Syariah Islam bertujuan menciptakannya perekonomian yang maju, menekankan keadilan, mengajarkan konsep yang unggul dalam menghadapi gejolak moneter dibanding sistem konvensional.

Sistem ekonomi Islam yang diwakili lembaga perbankan syari’ah telah menunjukkan ketangguhannya bisa bertahan karena ia menggunakan sistemi hasil sehingga tidak mengalami negative spread sebagaimana bank-bank konvensional. Bahkan perbankan syariah semakin berkembang di masa-masa yang sangat sulit tersebut.

Aplikasi ekonomi Islam bukanlah untuk kepentingan ummat Islam saja. Penilaian sektarianisme bagi penerapan ekonomi Islam seperti itu sangat keliru, sebab ekonomi Islam yang konsen pada penegakan prinsip keadilan dan membawa rahmat untuk semua orang tidak diperuntukkan bagi ummat Islam saja, dan karena itu ekonomi Islam bersifat inklusif.

Seperti dalam firman Allah SWT :

اهعبتاف

مث نم ةعيرش ىلع كانلعج

اوهأ عبتت لو ء نيذلا وملعي ل

surah Al-Jatsiyah ayat 18 :

(5)

C. PRODUK BANK SYARIAH

1.

Al-wadi’ah (Simpanan)

Al-Wadi’ah atau dikenal dengan nama titipan atau simpanan, merupakan titipan murni dari satu pihak ke pihak lain, baik perorangan maupun badan hukum yang harus dijaga dan dikembalikain kapan saja bila si penitip menghendaki.

2.

Pembiayaan dengan bagi basil

a. Al-musyarakah

Al-musyarakah adalah akad kerja sama antara dua pihak atau lebih untuk melakukan usaha tertentu. Masing-masing pihak memberikan dana atau amal dengan kesepakatan bahwa keuntungan atau resiko akan ditanggung bersama sesuai dengan kesepakatan.

AI-musyarakah dalam praktik perbankan diaplikasikan dalam hal pembiayaan proyek. Dalam hal ini nasabah yang dibiayai dengan bank sama-sama menyediakan dana untuk melaksanakan proyek tersebut. Keuntungan dari proyek dibagi sesuai dengan kesepakatan untuk bank setelah terlebih dulu mengembalikan dana yang dipakai nasabah. Al-musyarakah dapat pula dilakukan untuk kegiatan investasi seperti pada lembaga keuangan modal ventura.

b. AI-mudharabah

Pengertian AI-mudharabah adalah akad kerja sama antara dua pihak, di mana pihak pertama menyediakan seluruh modal dan pihak lain menjadi pengelola. Keuntungan dibagi menurut kesepakatan yang dituangkan dalam kontrak. Apabila rugi maka akan ditanggung pemilik modal selama kerugian itu bukan akibat dari kelalaian si pengelola. Apabila kerugian diakibatkan kelalaian pengelola, maka si pengelolalah yang bertanggung jawab.

mudharabah muthlaqah merupakan kerja sama antara pihak pertama dan pihak lain yang cakupannya lebih luas. Maksudnya tidak dibatasi oleh waktu, spesifikasi usaha dan daerah bisnis.

(6)

Dalam dunia perbankan Al-mudharabah biasanya diaplikasikan pada produk pembiayaan atau pendanaan seperti, pembiayaan modal kerja. Dana untuk kegiatan mudharabah diambil dari simpanan tabungan berjangka seperti tabungan haji atau tabungan kurban. Dana juga dapat dilakukan dari deposito biasa dan deposito spesial yang dititipkan nasabah untuk usaha tertentu.

c. Al-muzara'ah

Pengertian AI-muzara'ah adalah kerja sama pengolahan pertanian antara pemilik lahan dengan penggarap. Pemilik lahan menyediakan lahan kepada penggarap untuk ditanami produk pertanian dengan imbalan bagian tertentu dari hasil panen. Dalam dunia perbankan kasus ini diaplikasikan untuk pembiayaan bidang plantation atas dasar bagi hasil panen.

d. Al-musaqah

Pengertian AI-musaqah merupakan bagian dari al-muza'arah yaitu penggarap hanya bertanggung jawab atas penyiraman dan pemeliharaan dengan menggunakan dana dan peralatan mereka sendiri. Imbalan tetap diperoleh dari persentase hasil panen pertanian. Jadi tetap dalam konteks adalah kerja sama pengolahan pertanian antara pemilik lahan dengan penggarap.

3.

Bai'al Murabahah

Pengertian Bai'al-Murabahah merupakan kegiatan jual beli pada harga pokok dengan tambahan keuntungan yang disepakati. Dalam hal ini penjual harus terlebih dulu memberitahukan harga pokok yang ia beli ditambah keuntungan yang diinginkannya.

.4. Bai'as-salam

Bai'as-salam artinya pembelian barang yang diserahkan kemudian hari, sedangkan pembayaran dilakukan di muka. Prinsip yang harus dianut adalah harus diketahui terlebih dulu jenis, kualitas dan jumlah barang dan hukum awal pembayaran harus dalam bentuk uang

5.

Bai'Al istishna'

Bai' Al istishna' merupakan bentuk khusus dari akad Bai'assalam, oleh karena itu ketentuan dalam Bai` Al istishna' mengikuti ketentuan dan aturan Bai'as-salam. Pengertian Bai' Al istishna' adalah kontrak penjualan antara pembeli dengan produsen (pembuat ba-rang). Kedua belah pihak harus saling menyetujui atau sepakat lebih dulu tentang harga dan sistem pembayaran. Kesepakatan harga dapat dilakukan tawar-menawar dan sistem pembayaran dapat dilakukan di muka atau secara angsuran per bulan atau di belakang.

6.

Al-Ijarah (Leasing)

(7)

itu sendiri. Dalam praktiknya kegiatan ini dilakukan oleh perusahaan leasing, baik untuk kegiatan operating lease maupun financial lease.

7.

Al-Wakalah (Amanat)

Wakalah atau wakilah artinya penyerahan atau pendelegasian atau pemberian mandat dari satu pihak kepada pihak lain. Mandat ini harus dilakukan sesuai dengan yang telah disepakati oleh si pemberi mandat

8.

Al-Kafalah (Garansi)

Al-Kafalah merupakan jaminan yang diberikan penanggung kepada pihak ketiga untuk memenuhi kewajiban pihak kedua atau yang ditanggung. Dapat pula diartikan sebagai pengalihan tanggung jawab dari satu pihak kepada pihak lain. Dalam dunia perbankan dapat dilakukan dalam hal pembiayaan dengan jaminan seseorang.

9.

Al-Hawalah

Al-Hawalah merupakan pengalihan utang dari orang yang berutang kepada orang lain yang wajib menanggungnya. Atau dengan kata lain pemindahan beban utang dari satu pihak kepada lain pihak. Dalam dunia keuangan atau perbankan dikenal dengan kegiatan anjak piutang atau factoring.

10.

Ar-Rahn

(8)

D. PERBEDAAN EKONOMI SYARIAH, KONVENSIONAL DAN

KAPITALIS

Selanjutnya kita akan membahas mengenai perbedaan umum antara ekonomi Islam dan Konvensional yang dapat diterangkan dalam tabel berikut:

Ilmu Ekonomi Islam Ilmu Ekonomi Konvensional

Manusia sosial namun religius Manusia sosial Menangani masalah dengan menentukan

prioritas

Menangani masalah sesuai dengan keinginan individu

Pilihan alternative kebutuhan dituntun

dengan nilai Islam Pilihan alternative kebutuhan dituntun olehkepentingan individu/egois Sistem pertukaran dituntun oleh etika Islami Pertukaran dituntun oleh kekuatan pasar

Berdasarkan tabel diatas dijelaskan bahwasanya dalam ekonomi Islam tidak hanya mempelajari individu sosial tetapi juga bakat religius mereka. Perbedaan timbul berkenaan pilihan dimana ilmu ekonomi Islam dikendalikan oleh nilai-nilai dasar Islam sedangkan ekonomi konvensional dikendalikan oleh kepentingan individu.

Saat ini kita membagi sistem ekonomi konvensional menjadi 2 jenis yaitu kapitalisme dan sosialisme. Kapitalisme adalah suatu sistem ekonomi yang secara jelas ditandai oleh berkuasanya uang atau modal yang dimiliki seseorang sedangkan sosialisme adalah suatu sistem ekonomi yang secara jelas ditandai dengan berkuasanya pemerintah dalam kegiatan ekonomi yang menghapus penguasaan faktor-faktor produksi milik pribadi. Adapun perbedaan antara sistem ekonomi kapitalisme dan sosialisme dengan sistem ekonomi islam dapat diterangkan dengan tabel dibawah ini :

Ekonomi Islam Ekonomi Kapitalis

Bersumber dari Al-qur’an, As-sunnah, dan ijtihad

Bersumber dari pikiran dan pengalaman manusia

Berpandangan dunia holistik Berpandangan dunia sekuler Kepemilikan individu terhadap uang/modal

bersifat nisbi Kepemilikan individu terhadap modal/uangbersifat mutlak Mekanisme pasar bekerja menurut maslahat Mekanisme pasar dibiarkan bekerja sendiri Kompetisi usaha dikontrol oleh syariat Kompetisi usaha bersifat bebas dan

melahirkan monopoli Kesejahteraan bersifat jasmani, rohani, dan

akal Kesejahteraan bersifat jasadiah

Motif mencari keuntungan diakui lewat

cara-cara yang halal Motif mencari keuntungan diakui tanpa adabatasan yang berlaku Pemerintah aktif sebagai pengawas,

pengontrol, dan wasit yang adil dalam kegiatan ekonomi

Pemerintah sebagai penonton pasif yang netral dalam kegiatan ekonomi

(9)

E. PENGERTIAN RIBA

Menurut bahasa, riba memiliki beberapa pengertian, yaitu1;

 Bertambah (ةدايزلا), kerena salah satu perbuatan riba adalah meminta tambahan dari sesuatu yang dihutangkan.

 Berkembang (مانلا), kerena salah satu perbuatan riba adalah membungakan harta uang atau yang lainnya yang dipinjamkan kepada orang lain.

 Berlebihan atau Menggelembung, kata-kata ini berasal dari firman Allah surah Al-Haj:

Sedangkan menurut istilah, yang dimaksud dengan riba;

1. Syaikh Muhammad Abduh2, berpendapat bahwa yang dimaksud dengan riba ialah penambahan-penambahan yang diisyaratkan oleh orang yang memiliki harta kepada orang yang meminjam hartanya (uangnya), kerena pengunduran janji pembayaran oleh peminjam dari waktu yang ditentukan

2. M. Quraish Shihab3, Riba adalah mengambil kelebihan di atas modal dari yang butuh dengan mengeksploitasi kebutuhannya.

3. Ibnu Katsir4, riba adalah menolong atau membantu, namun mencari

keuntungan di balik pertolongan tersebut bahkan mencekik dan menghisap darah.

F. DAMPAK RIBA 1. Bahaya buat masyarakat dan agama5

2. Para Ahli ekonomi berpendapat bahwa penyebab utama krisis ekonomi adalah bunga yang dibayar sebagai penjiman modal atau dengan singkat bisa disebut riba6.

3. Riba dapat menimbulkan over produksi. Riba membuat daya beli sebagian besar masyarakat lemah sehingga persedian jasa dan barang semakin tertimbun, akibatnya perusahaan macet karena produksinya tidak laku, perusahaan mengurangi tenaga kerja untuk menghindari kerugian yang lebih besar, dan mengakibatkan adanya sekian jumlah pengangguran7.

.

1 Dr. H. Hendi Suhendi, M.Si., Fiqh Mualamah,( Jakarta: PT Rajagrafindo Persada,2005), h.32

2ibid., h. 58

3 M. Quraish Shihab, Tafsir Al-Mishbah; Pesan, kesan, dan Keserasian Al-Qur'an, Volume I, (Cetakan VIII, Jakarta: Lentera Hati,2006), h.588.

4 .Ibnu Katsir, Terjemahan Singkat Tafsir Ibnu Katsir, diterjemahkan oleh H. Salim Bahreisy dan H. Said Bahreisy, (Cetakan II,Surabaya: PT Bina Ilmu,1987), h. 497.

5 Ash Shabuni, op. cit., h. 330.

(10)

4. Seringan-ringan dosa riba yaitu seperti halnya kita berjima' dengan ibu kita sendiri8(Ibn Majah dan al-Hakim).

5. Mendapat laknat dan kelak di yaumil qiyamah mereka pelaku riba, Allah dan Rasul-Nya akan memerangi mereka, dibangkitkan dalam keadaan gila dan mereka kekal di dalam neraka.

Dari Abu Hurairah, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

« ههللللا ملرللحل ىتتلللا ستففنلللا لهتفقلول ، رهحفسلتلاول ، هتللللابت كهرفشلتلا للاقل نللهه املول ، هتللللا للوسهرل ايل اولهاقل تتاقلبتومهلفا علبفسلللا اوبهنتتلجفا » . «

تتلل فتاغللفا تتانلمتؤفمهلفا تتانلصلحفمهلفا فهذفقلول ، فتحفزلللا ملوفيل ىللتولتلللاول ، متيتتيللفا لتامل لهكفألول ، ابلرلتلا لهكفألول ، قلتحللفابت لللإت »

Jauhilah tujuh dosa besar yang akan menjerumuskan pelakunya dalam neraka.” Para sahabat bertanya, “Wahai Rasulullah, apa saja dosa-dosa tersebut?” Beliau mengatakan, “[1] Menyekutukan Allah, [2] Sihir, [3] Membunuh jiwa yang diharamkan oleh Allah kecuali dengan alasan yang dibenarkan, [4] Memakan harta anak yatim, [5] memakan riba, [6] melarikan diri dari medan peperangan, [7] menuduh wanita yang menjaga kehormatannya lagi (bahwa ia dituduh berzina).”9

G. HUKUM MAKAN RIBA

ةةبةييش

ة ِيببأة ن

ن بي ن

ن َامةثيع

ن وة ب

ب ريحة ن

ن بي رنييهةزنوة حبَاببص

ب لا ن

ن بي دنمبح

ة من َانةثةدبحة

ل

ن ُوس

ن رة ن

ة عةلة ل

ة َاقة ربببَاجة نيعة ربييبةززلا ُوبنأة َانةرةبةخيأة ممييش

ة هن َانةثةدبحة اُولنَاقة

هبييدةهبَاش

ة وة هنبةتبَاكةوة هنلةكبؤيمنوة َابةررلا لةكبآ مةلبس

ة وة هبييلةع

ة هنلبلا َّىلبص

ة هبلبلا

ملسم) ) ءماُوةس

ة م

ي هن ل

ة َاقةوة

‘’Dikatakan Muhammad ibn Ash-Shobbah dan Zuhairun ibn Harb dan Utsman ibn Abi Syaibah mereka berkata diceritakan Husyaim dikabarkan Abu Zubair dari Jabir RA beliau berkata: Rasulullah SAW mengutuk makan riba, wakilnya dan penulisnya, serta dua orang saksinya dan beliau mengatakan mereka itu sama-sama dikutuk. Diriwayatkan oleh Muslim.’’

Dari hadis diatas maka menurut syariat islam hukumnya dalah haram. Keharaman riba berlaku baik untuk penambahan nilai dalam jumlah sedikit maupun banyak.

8 lihat, Ibnu Katsir, op. cit., h. 50

(11)

H. MACAM-MACAM RIBA

a. Riba Fadhl

Definisinya adalah adanya tafadhul (selisih timbangan) pada dua perkara yang diwajibkan secara syar’i adanya tamatsul (kesamaan timbangan/ukuran) padanya.

b. Riba Nasi’ah

Riba yang muncul akibat adanya jual-beli atau pertukaran barang ribawi tidak sejenis yang dilakukan secara hutangan (tempo)

c. Riba Qardh

Riba yang muncul akibat adanya tambahan atas pokok pinjaman yang dipersyaratkan di muka oleh kreditur atau shahibul maal kepada pihak yang berutang(debitur), yang diambil sebagai keuntungan.

d. Riba Jahiliyah

Riba yang muncul akibat adanya tambahan persyaratan dari kreditur atau shahibul , di mana pihak debitur diharuskan membayar utang yang lebih dari pokoknya, karena ketidakmampuan atau kelalaiannya (default) dalam pembayaran saat utang telah jatuh tempo.

e. Riba yad

(12)

BAB III

PENUTUP

1. Kesimpulan

Mayoritas ulama (jumhur) sepakat bahwa praktik bunga yang ada di perbankan konvensional adalah sama dengan riba dan karena itu haram. Walaupun ada sejumlah layanan perbankan yang tidak mengandung unsur bunga dan karena itu halal. Namun demikian, ada sejumlah ulama yang menganggap bahwa bunga bank bukanlah riba dan karena itu halal hukumnya.

Lalu bagaimana sikap kita setelah mengetahui perbedaan pendapat tentang hukum bunga bank konvensional tersebut?. Kita bisa memilih salah satu dari pendapat di atas,akan tetapi tentu harus berdasarkan ilmunya (mengetahui dasarnya) dan juga harus konsisten. Artinya, jika memilih pendapat bahwa bank konvensional itu haram, maka bagi orang tersebut jangan pernah mendekati bank. Sementara untuk zaman sekarang apakah mungkin hal itu bisa dilakukan?, sementara bank itu sudah menjadi kebutuhan yang tidak bisa terpisahkan, bahkan untuk naik haji saja pasti kita harus berhubungan dengan pihak bank. Oleh karena itu, kenapa kita harus mempersulit diri?, Bukankah ada pendapat yang menghalalkan bunga bank konvensional?. Justru dengan adanya perbedaan pendapat ini menjadi sebuah rahmat (kenikmatan) buat kita. Namun demikian, keputusan terakhir terserah kepada pertimbangan dan keyakinan kita masing-masing.

Ada pendapat yang mengatakan bahwa bagi seorang muslim yang taat dan berada dalam kondisi yang ideal dan berada dalam posisi yang dapat memilih, tentunya akan lebih baik kalau berusaha menjauhi praktik bank konvensional yang diharamkan. Namun, apabila terpaksa, anda dapat memanfaatkan segala layanan bank konvensional karena ada sebagian ulama yang menghalalkannya.

(13)

DAFTAR PUSTAKA

1.

http://mata-air-ilmu-pusat-kecemerlangan.blogspot.com/2013/05/riba-hukum-macam-bahaya.html

2. http://www.google.co.id/url?

sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=1&ved=0CBwQFjAA&url=http %3A%2F%2Fpeni.staff.gunadarma.ac.id%2FDownloads%2Ffiles

%2F9015%2FTransparan

%2BSyariah.doc&ei=ez8eVJzEF9WWuASJhIL4Aw&usg=AFQjCNEqmvjGiYHs

bXooOmEg1BkT3rPqXQ&sig2=OIs48-7Pde7LM2Nr8e_qGg&bvm=bv.75775273,d.c2E

3.

http://belajar-di-rumah.blogspot.com/2013/04/pengertian-tujuan-dan-prinsip-prinsip.html

4.

http://muslim.or.id/fiqh-dan-muamalah/memakan-satu-dirham-dari-hasil-riba.html

5. http://al-badar.net/pengertian-hukum-dan-macam-riba/

6. http://www.alkhoirot.net/2012/04/hukum-bank-konvensional-dalam-islam.html

Referensi

Dokumen terkait

Hal ini didasarkan pada pereobaan ketiga dimana pereepatan tumbuh minggu pertama pada konsentrasi 1 ppm dan 1.5 ppm adalah yang terbesar namun perlu di­ paeu lagi dengan

Beberapa persoalan yang muncul terhadap konsep pemenuhan kebutuhan oleh masyarakat (community-base services) yang menjadi dasar Pengembangan Masyarakat (Community

Dari persamaan tersebut dapat diperoleh nilai energi aktivasinya sebesar 102.578,13 J/mol dan dapat diperoleh pula nilai k (konstanta laju penurunan mutu) pada suhu ruang

Pengolahan data debit mata air dengan menggunakan metode tampung dapat dicari menggunakan rumus volume tabung maupun rumus kubus, hal tersebut bergantung pada bentuk

$es yang lebih baruan dikembangkan% :oberts <pperception $est for )hildren 2:<$)3% lebih dekat untuk memenuhi standar psikometri untuk penyusunan tes dan e'aluasi daripada

Data tersebut, menunjukkan bahwa pendekatan individual juga ada dalam pengambilan keputusan yang dilalcsanakan atau ditempuh oleh pimpinan melalui pertimbangan-pertimbangan

Sesuai dengan pernyataan Slameto (2010:113) mengemukakan bahwa kesiapan adalah seseorang yang secara keseluruhan sudah siap sehingga dapat memberikan tanggapan

Kedua, dalam Undang-undang Nomor 07 Tahun 2017 tentang pemilu pada pasal 280 menjelaskan perihal larangan-larangan yang tidak boleh dilakukan ketika kampanye Pemilu,